Mud Loss (Hilang Lumpur)
Mud Loss (Hilang Lumpur)
(HILANG LUMPUR)
CEPU, 1999
i
PENGUMUMAN
Bersama ini kami khabarkan bahwa telah terbit buku-buku Teknik Pemboran
sebagai berikut :
Bagi anda yang berminat untuk mempunyai buku-buku tersebut diatas dapat
menghubungi :
Hormat penulis
iii
KATA PENGANTAR
Operasi Pemboran minyak dan gas bumi merupakan kegiatan utama dalam
industri minyak dan gas bumi, Industri Minyak dan Gas Bumi tidak akan ada
tanpa operasi pemboran.
Berhubung waktu yang sempit penulis baru bisa menyajikan buku ini dengan
judul Problema Hilang Lumpur Pemboran Jilid I.
v
Mudah-mudahan Allah Swt. memberikan waktu dan kemampuan kepada
penulis untuk membuat jilid-jilid selanjutnya.
I. PENDAHULUAN …………………………………………………… 1
PENUTUP ………………………………………………………………………….. 48
1
I. PENDAHULUAN
---------------------------
Mud loss yang disebut juga dengan hilang lumpur, maksudnya adalah lumpur
masuk kedalam formasi.
Bila hilang lumpur sampai tidak ada lumpur yang kembali kepermukaan, maka
akan membahayakan dan menimbulkan problema yang serius. Gambaran
kejadi mud loss dapat dilihat pada gambar 1.
2
Karena lumpur hilang kedalam formasi maka lubang sumur tidak penuh
dengan lumpur. Dengan kata lain tinggi kolom lumpur didalam lubang akan
turun. Hal ini akan menurun tekanan hidrostatik lumpur. Bila tekanan
hidrostatik untuk menahan tekanan formasi sampai lebih kecil dari tekanan
formasi, maka akan terjadi kick dan bisa menimbulkan blowout.
Pada gambar 2 terlihat diwaktu belum terjai hilang lumpur. Saat ini belum
terjadi kick dari formasi 1, dan tinggi kolom lumpur dalam lubang adalah h1
terhadap formasi 1. Setelah terjadi hilang lumpur pada formasi 2, tinggi
kolom lumpur dalam lubang adalah h2 terhadap formasi 1. Sehingga tekanan
hidrostatik untuk menahan tekanan formasi dari formasi 1 sudah berkurang,
dan terjadi kick dari formasi 1.
Kalau ditinjau secara lebih terinci tentang pecah formasi, penyebabnya adalah
sebagai berikut :
a. Viscositas lumpur yang terlalu tinggi Viskositas lumpur yang tinggi akan
menyebabkan pressure loss juga akan tinggi, tekanan sirkulasi yang
diperlukan juga akan tinggi. Bila tekanan sirkulasi melebihi tekanan rekah
formasi, maka formasi akan pecah, dan lumpur akan masuk kedalam
formasi.
Selain itu disaat menurunkan rangkaian pemboran kedalam lubang sering
terjadi Squeeze effect.
Karena viskositas yang tinggi tahanan terhadap aliran juga besar. Lumpur
yang berada dibawah bit terlambat naik keatas bit. Sehingga lumpur
tersebut tertekan oleh bit. Tekanan ini diteruskan lumpur ke formasi. Bila
melebihi tekanan rekah formasi, maka formasi akan pecah, dan lumpur
akan masuk kedalam formasi. Gambaran dari squeeze effect dapat dilihat
pada gambar 3.
5
Kalau bit menembus formasi yang rekah secara alamiah maka lumpur akan
masuk kedalam formasi tersebut, sehingga terjadi hilang lumpur. Gambaran
formasi yang mempunyai rekahan ini dapat dilihat pada gambar 6.
4. Bila akibat hilang lumpur lubang sumur tidak penuh dengan lumpur,
maka:
a. tinggi kolom lumpur di dalam lubang akan turun
b. tinggi kolom lumpur di dalam lubang akan sama dengan kedalaman
lubang
c. tinggi kolom lumpur di dalam lubang akan bertambah
7. Bila lumpur menyebabkan ada bagian dari lubang yang kosong dari
lumpur, ada kemungkinan terjadi:
a. sloughing
b. caving
c. toucing
14. Berat jenis lumpur yang tinggi akan menyebabkan terjadi pecah
formasi karena:
a. tekanan hidrostatis lumpur menjadi tinggi juga
b. tekanan sirkulasi lumpur menjadi tinggi juga
c. jawaban a dan b benar
19. Pada formasi dengan butiran yang kasar sering menimbulkan hilang
lumpur karena:
a. mempunyai tingkat sementasi yang tinggi
b. mempunyai tingkat sementasi yang baik
c. mempunyai tingkat sementasi yang rendah
20. Pada formasi dengan butiran yang kasar sering menimbulkan hilang
lumpur karena:
a. Formasi ini sangat porous dan impermeable
b. Formasi ini tidak porous dan impermeable
c. Formasi ini sangat porous dan impermeable
21. Formasi yang mempunyai butiran yang kasar yang sering terjadi hilang
lumpur mempunyai permeabilitas:
a. yang lebih kecil dan 14 darcy
b. yang lebih besar dari 14 darcy
c. tidak ada
13
22. Formasi yang mempunyai butiran yang kasar yang sering terjadi hilang
lumpur contohnya:
a. sandstone
b. silt
c. gravel
Untuk mengetahui volume lumpur yang masuk ke formasi ini dapat dilihat
pada tangki lumpur. Berapa penurunan permukaan lumpur per ja.
b. Temperatur survey
Alat survey diturunkan kedalam lubang untuk mencatat gradient
temperatur.
Penurunan alat survey dilakukan dua kali. Setelah dilakukan survey
pertama, rangkaian peralatan survey diangkat ke permukaan.
Kemudian lumpur diganti dengan yang baru. Kemudian rangkaian
peralatan survey diturunkan sekali lagi ke dalam lubang.
Kedalaman yang memperlihatkan perbedaan temperatur yang
menjolok adalah kedalaman dari daerah mud loss.
Bila tekanan yang dicatat pada langkah h adalah Ps. Kedalaman formasi saat
melakukan test adalah TVD, dan berat jenis lumpur yang digunakan saat leak
off test adalah BJ, maka kemampuan maksimum formasi dibawah shoe
menahan tekanan lumpur adalah:
Dimana :
Pfr adalah tekanan maksimum yang dapat ditahan oleh formasi
sebelum pecah, satuan psi.
Ps adalah tekanan maksimum dipermukaan saat terjadi leak off,
satuan psi
Bj adalah berat jenis lumpur saat dilakukan leak off test, satuan
ppg.
TVD adalah kedalaman vertikal dari kedalaman casing shope dengan
satuan ft.
19
Dari harga tekanan rekah formasi dapat dihitung equivalent Mud Weight.
Persamaannya adalah sebagai berikut :
Pfr
EMW = ----------------------------------- ………………………….. (2)
0.052 x TVD
Equivalent Mud Weight (EMW) dengan satuan ppg. Equivalent Mud Weight
sering juga disebut dengan Mud Circulating Density.
Contoh soal 1
Penyelesaian
Persamaaan (1) menyatakan bahwa :
Jadi tekanan maksimum yang dapat ditahan oleh formasi adalah 2776 psi.
Persamaan (2) menyatakan bahwa :
Pfr
EMW = ---------------------------------
0.052 x TVD
20
maka,
2776
EMW = ------------------------------
0.052 x 4000
= 13.35 ppg
1. Seepages losses adalah hilang lumpur yang mana volume lumpur yang
masuk ke dalam formasi :
a. lebih besar dari 15 bbl/jam
b. lebih kecil dari 15 bbl/jam
c. lebih besar dari 25 bbl/jam
3. Partial losses adalah hilang lumpur yang mana volume lumpur yang
masuk kedalam formasi :
a. lebih besar dari 15 bbl/jam
b. lebih kecil dari 15 bbl/jam
c. lebih kecil dari 25 bbl /jam
21
4. Partial losses adalah hilang lumpur yang mana :
a. lumpur masih kembali dari dalam lubang ke permukaan
b. lumpur tidak kembali dari dalam lubang ke permukaan
c. jawaban a dan b benar
5. Complete losses adalah hilang lumpur yang mana volume lumpur yang
masuk ke dalam formasi :
a. lebih besar dari 15 bbl/jam
b. lebih kecil dari 15 bbl/jam
c. lebih kecil dari 25 bbl /jam
10. Sebagai tanda telah terjadi partial losses disaat sedang melakukan
pemboran adalah:
a. terjadi penurunan permukaan cairan didalam tangki secara
seimbang dengan bertambahnya lubang.
b. terjadi penurunan permukaan cairan didalam tangki secara tidak
seimbang dengan bertambahnya lubang
c. lumpur tidak seimbang dengan bertambahnya lubang
11. Sebagai tanda telah terjadi partial losses disaat sedang melakukan
pemboran adalah :
a. terjadi penurunan tekanan pompa
b. terjadi kenaikan tekanan pompa
c. terjadi penurunan stroke pompa
12. Sebagai tanda telah terjadi partial losses disaat sedang melakukan
pemboran adalah :
a. terjadi kenaikan tekanan pompa
b. terjadi penurunan stroke pompa
c. terjadi kenaikan stroke pompa
23
13. Sebagai tanda telah terjadi complete losses disaat sedang melakukan
pemboran adalah:
a. lumpur tidak kembali ke dalam tangki lumpur
b. lumpur masih kembali ke dalam tangki lumpur
c. terjadi kenaikan tekanan pompa
14. Prinsip kerja dari Spiner survey dalam menentukan daerah loss adalah:
a. Spiner akan berputar bila ada aliran horizontal
b. Spiner akan berputar bila ada aliran vertikal
c. Temperatur lumpur yang diam akan jauh lebih tinggi
15. Prinsip kerja dari temperatur survey dalam menentukan daerah loss
adalah:
a. Spiner akan berputar bila ada aliran horizontal
b. Temperatur lumpur yang diam akan jauh lebih rendah
c. Temperatur lumpur yang diam akan jauh lebih tinggi
16. Prinsip kerja dari radio active tracer survey dalam menentukan daerah
loss adalah:
a. Temperatur lumpur yang diam akan jauh lebih rendah
b. Kandungan radio aktive lumpur yang diam akan jauh lebih tinggi
c. Kandungan radio aktive lumpur yang diam akan jauh lebih tinggi
29. Casing 9 5/8” OD dipasang dan disemen sampai kedalaman 3000 ft.
Kemudian dilakukan leak off test dan didapat tekanan leak off 400 psi.
Berat jenis lumpur yang digunakan saat test adalah 9.5 ppg.
Equivalent mud weight adalah:
a. 12.06 ppg
b. 10.06 ppg
c. 16.20 ppg
Untuk menanggulangi seepage loss dan partial loss pada pada prinsipnya
terdapat empat cara, yaitu:
- tunggu untuk waktu tertentu
- turunkan berat jenis lumpur
- turunkan tekanan pompa
- ubah sifat-sifat lumpur
- campurkan loss circulating material
Untuk zone loss yang dangkal, dimana zone loss terjadi pada formasi pasir
yang kasar atau formasi gravel, penanggulangannnya yang mudah dan murah
adalah dengan membuat kondisi lumpur dalam keadaan flokulasi, sehingga
aliran lumpur kedalam formasi diperlambat. Membuat kondisi lumpur dalam
keadaan flokulasi lumpur dicampur dengan:
- lime
- semen
- gypsum
- garam
Metoda yang lebih mahal adalah menaikkan viskositas dan gel strength dari
lumpur. Untuk tujuan ini lumpur ditambah dengan clay.
Cara lain adalah tidak seluruh lumpur yang dicampur dengan lost circulating
material, tapi hanya sebagian saja. Sehingga penggunaan LCM tidak begitu
banyak. Cara ini disebut dengan Bath Method.
Lumpur yang dicampur dengan LCM berkisar antara 200 s/d 250 bbl, dimana
LCM yang dicampurkan adalah 25 s/d 35 lb per barrel. Sebaiknya LCm yang
dicampurkan terdiri dari berbagai ukuran.
Bila hilang lumpur tidak berhenti ulangi cara yang sama dengan campur yang
LCM nya lebih kasar.
Filter loss slurry dipompakan dengan rate 2 s/d 4 bbl permenit sampai ujung
rangkaian, kemudian tutup annular BOP. Lakukan pendesakan, dimana
tekanan tidak boleh lebih dari 500 psi. Than 30 menit dan buka annular BOP.
Setelah dibiarkan selama 4 jam, bersihkan lubang.
Bengum Squeeze
Bengum squeeze merupakan slurry yang dibuat dari campuran bentonite,
bengum dan minyak diesel. Bengum merupakan karet alam.
Setelah rangkaian pipa yang terbuka ujungnya diturunkan sampai diatas
puncak daerah loss, pompakan 10 bbl minyak diesel, dan diikuti dengan
slurry. Dibelakang slurry diikuti oleh minyak diesel sekitar lima bbl dan
didorong dengan lumpur.
Bila minyak diesel yang sebagai spacer awal sudah mencapai ujung pipa tutup
annula BOP.
Kemudian lakukan pendesakan dari dalam drill pipe dan di annulus secara
serentak.
Perbandingan pendesakan dari drill pipe dan annulus untuk ini adalah antara
8:1 s/d 1:1.
Pendesakan slurry ini hampir sama dengan pendesakan slurry diesel oil
bentonite. Perbedaannya hanya pada perbandingan pendesakan dari drill pipe
dan annulus untuk ini adalah 2:1. Sumur didiamkan dahulu selama 8 jam
kemudian baru dibersihkan, dan dapat di bor kembali.
33
Bentonite Cement
Komposisi dari bentonite cement slurry adalah sebagai berikut:
- bentonite, 10 lb per bbl air
- air di treat dengan 0.25 lb per bbl sodium carbonate, dan 0.26 lb per bbl
caustic. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh calcium dan
magnesium.
Slurry ini sama dipompakan ke daerah loss.
Gilsonite Cement
Komposisi dari Gilsonite cement slurry adalah sebagai berikut:
- sement
- bentonite 4%
- gilsonite, 25 s/d 100 lb per sack sement
Slurry ini sama dipompakan ke daerah loss.
Kalau lubang dapat penuh dan tidak terjadi kick, maka dapat dihitung tinggi
air yang dimasukkan ke annulus, dimana :
Dimana hw adalah tinggi air di dalam sumur, ft. Volume air dalam satuan
cuft, dan kapasitas annulus adalah dalam satuan cuft/ft.
Sehingga tekanan hidrostatik yang dapat ditahan oleh formasi supaya tidak
loss adalah:
Dengan diketahui tekanan hidrostatik yang dapat ditahan oleh formasi, maka
dapat ditentukan berat jenis lumpur maksimal yang digunakan agar tidak
terjadi hilang lumpur.
35
Persamaannya adalah sebagai berikut:
Ph
BJ = ------------- ………………… (5)
0.052 x D
Dimana BJ adalah berat jenis lumpur maksimum yang digunakan agar tidak
terjadi hilang lumpur, atau disebut juga dengan Equivalent Mud Weight dalam
satuan ppg.
Volume annulus antara drill pipe dengan casing 9 -5/8” OD sampai kedalaman
9800 ft.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Casing 9 5/8” OD, 47.00 lb/ft mempunyai ketebalan 0.472”
Sehingga ID nya = 9 5/8 - 2 0.472)
= 8.681 inch
Volume annulus antara drill pipe dengan casing 9 5/8” OD sampai kedalaman
9800 ft.
ft²
= ---------- (8.681² - 5²) in² x 9800 ft x -------------
4 144 in²
= 2692 cuft
37
Karena lubang sumur penuh kembali setelah diisi dengan air laut 780 cuft,
berarti batas air dan lumpur berada di annulus antara drill pipe dengan casing
9 5/8” OD.
Tinggi kolom air laut yang dimasukkan adalah:
= -------------------- x 9800 ft
2692 cuft
= 2836 ft
8. Apabila cara-cara diatas tidak dapat menanggulangi mud loss, maka usaha
selanjutnya untuk menanggulangi mud loss adalah dengan jalan:
a. penyumbatan dengan menggunakan lost circulation material (LCM)
b. menaikkan berat jenis lumpur
c. menaikkan rate pemompaan
21. Filter loss slurry adalah campuran penyumbat yang terdiri dari:
a. air tawar atau air asin, lime, Diacel D, dan Salt gel
b. air tawar atau air asin, lime, Diacel D, Salt gel, dan barite
c. air tawar atau air asin, lime, Diacel D, Salt gel, dan caustic
soda
42
22. Pemompaan Filter loss slurry dipompakan sampai ujung rangkaian
dengan rate
a. 4 s/d 6 bbl per menit
b. 2 s/d 4 bbl/menit
c. 10 s/d 15 bbl/menit
26. Komposisi dari campuran diesel oil bentonite adalah sebagai berikut :
a. bentonite, 300 sack, dan diesel oil 50 bbl
b. bentonite, 300 sack, dan diesel oil 150 bbl
c. bentonite, 300 sack, dan diesel oil 250 bbl
27. Harus diperhatikan sekali bahwa campuran ini tidak boleh mengandung:
a. minyak
b. garam
c. air
43
28. Setelah rangkaian diturunkan sampai 50 ft diatas daerah loss :
a. Pompakan diesel oil sebanyak 5 bbl sebagai spacer
b. Pompakan slurry yang telah dibuat dibelakang minyak diesel
c. Pompakan lumpur pendorong
36. Perbandingan pendesakan dari drill pipe dan annulus untuk campuran
penyumbat Diesel Oil Bentonite Cement adalah:
a. 2:1
b. 4:1
c. 8:1
41. Sambil angkat kelly sampai tool joint berada diatas rotary table.
a. Hentikan pemboran
b. buat campuran penyumbat
c. isi annulus
Data Sumur :
- Terjadi lost circulation pada kedalaman sumur 10000 ft
- Diameter lubang 8 ½”
- Casing 9 5/8” OD, 8.681” ID, 47 lb/ft dipasang sampai kedalaman
9000 ft
44. Karena lubang sumur penuh kembali setelah diisi dengan air 780 cuft,
berarti batas air dan lumpur berada di annulus:
a. antara drill pipe dengan casing 9 5/8” OD
b. antara drill collar dengan casing 9 5/8” OD
c. antara drill pipe dengan casing 9 5/8” OD
46. Tekanan hidrostatik yang dapat ditahan oleh zone loss adalah :
a. 5494 psi
b. 5690 psi
c. 4947 psi
Buku ini belumlah lengkap, dan banyak masalah hilang lumpur yang belum
dikupas.
Penulis akan paparkan nanti dalam buku Hilang Lumpur Jilid II.
Hormat Penulis