Anda di halaman 1dari 3

Nama : MiraAlfiana

NPM : 200110200034
Kelas : D

Jawaban Pertanyaan Modul Dekomposisi dan Biokonversi

1) Proses penguraian bahan organik oleh mikroorganisme dapat dalam kondisi aerob dan
anaerob. Pada kondisi aerob, bakteri melakukan respirasi untuk mereduksi senyawa
organik menjadi CO2 dan air. Proses ini akan berlangsung sangat cepat bila terdapat
banyak molekul oksigen. Jika dalam kondisi aerob, maka hasil yang diperoleh adalah CO2
dan H2O, serrta garam nitrat, phosphate, sulfat, pada proses aerobic tidak menimbulkan
bau.
Organik matter + O2 + Nutrients Biomass + CO2 + H2O
2) Perbedaan dekomposisi dan Biokonversi
Dekomposisis merupakan proses perubahan secara fisik maupun secara kimiawi
yang sederhana oleh mikroorganisme tanah, dan terkadang disebut mineralisasi.
Sedangkan menurut KBBI dekomposisi adalah proses perubahan menjadi bentuk yang
lebih sederhana; penguraian, artinya senyawa organic kompleks yang terkandung dalam
limbah akan diubah menjadi senyawa sederhana.
Sedangkan biokonversi adalah proses lanjutan dari dekomposisi. Biokonversi
merupakan perubahan bentuk dari bahan organic limbah (karbohidrat, protein, lemak) oleh
mikroorganisme (bakteri, jamur, ragi) yang dalam pertumbuhan dan aktivitasnya
mikroorganisme tersebut memanfaatkan enzim yang dihasilkan. Proses biokonversi
menghasilkan produk seperti ethanol, biogas, kompos, vermikompos, pupuk organic cair
dan probiotik.
Kemudian faktor yang memengaruhi proses dekomposisi dan biokonversi pun
berbeda. Jika dekomposisi faktor yang memengaruhiny adalah aerasi, kelembaban, C/N
rasio, pH, dan tinggi timbunan bahan. Sedangkan pada biokonversi faktor yang
memengaruhinya meliputi C/N rasio bahan, kadar air bahan, jumlah mikroorganisme
dalam bahan, aerasi, temperatur, pH, lama inkubasi, proses ektraksi, dan lama inkubasi
hasil ekstraksi.
3) Mineralisasi yaitu proses pelepasan unsur hara yang berasal dari proses biokimia yang
mengkonversi bahan organik menjadi anorganik. Peran bahan organik terhadap
ketersediaan
hara dalam tanah tidak terlepas dengan proses mineralisasi yang merupakan tahap akhir
dari proses perombakan bahan organik. Dalam proses mineralisasi akan dilepas mineral-
mineral hara tanaman dengan lengkap (N, P, K, Ca, Mg,dan S, serta hara mikro) dalam
jumlah tidak tentu dan relatif kecil.
4) Mikroorganisme yang berperan dalam proses pembuatan Bioethanol berasal dari 2 jenis
yaitu :
A. Bakteri seperti Zymomonas mobilis, yang memiliki ciri :
1. Bakteri gram negative, terdapat pada tumbuhan kaya gula.
2. Tahan terhadap konsentrasi etanol 10% dan konsentrasi gula 20%.
3. Tahan pada suhu tinggi sampai 45oC. d. pH optimum untuk pertumbuhan 4 - 7.
Alasan pemilihan mikroorganisme ini didasarkan pada:
- Kestabilan biokimia (karakteristiknya konstan dan uniform).
- Mempunyai bentuk stabil bila disimpan pada suhu normal.
- Mampu dan cepat terurai dalam air
- Dapat melakukan fermentasi dalam sumber karbohidrat yang digunakan.
- Dapat berkembang biak dengan baik dan memberikan hasil yang baik dalam
medium pembiakan.
- Tahan terhadap kadar etanol tinggi dan suhu tinggi pada proses fermentasi
dibandingkan dengan Saccaromycescerevisiae
B. Yeast / Khamir seperti Saccharomyces cerevisiae, Zchizo accharomyes.
Kluyvaromyces
Mikroorganisme Saccharomyes cerevisiae, ini sangat familiar dan mudah di dapatkan
seperti ragi roti.
Secara umum saccharomyes cerevisiae bersifat :
- Anaerob fakultatif
- Perkembangbiakan dengan membelah diri atau membentuk kuncup/ budding cell
- Tumbuh optimal pada pH sedikit asam dengan suhu sekitar 30 – 32 °C
mikroorganisme ini cepat berkembang biak, tahan terhadap kadar alkohol & suhu
yang tinggi, mempunyai sifat stabil dan cepat beradaptasi.
- Mikroorganisme yang berperan dalam proses pembuatan Bioethanol berasal dari 2
jenis yaitu :
5) Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam biokonversi
a. Produk yang diharapkan Yaitu apakah ethanol, biogas, kompos, vermikompos, pupuk
organic cair ataupun probiotik. Saat pembuatan produk tentunya kita mengharapkan
hasil yang baik yaitu produk yang dihasilkannya sesuai dengan standar ketentuan yang
ada.
b. Metode yang digunakan Biokonversi dapat dilakukan secara fisik, termokimia dan
biologis. Sebagai contoh yaitu metode biologis untuk biokonversi telah diprioritaskan
dengan menggunakan mikroorganisme sebagai agen yang lebih murah namun efektif.
Proses ini disebut juga dengan fermentasi. Bakteri-bakteri yang biasa dimanfaatkan
dalam biokonversi yaitu bakteri asam laktat, bakteri asam asetat, bakteri fermentasi
alkali dan selain itu ada kapang, ragi dan bakteri-bakteri indigenous dalam limbah.
c. Materi yang akan dikonversi Materi yang akan dikonversi tentunya harus diperhatikan
karena jika materi ini tidak memiliki kalayakan maupun peluang saat dibiokonversikan
maka hasil dari produknya tidak akan sesuai meskipun sudah memakai enzim dan
bakteri yang baik.

Anda mungkin juga menyukai