Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mira Alfiana

NPM : 200110200034
Kelas : A

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM


PEMBUATAN ADDITIVE HERBAL

1. Pengertian dan Batas Penggunaan Additive Herbal


Additive herbal pada ternak adalah produk tambahan atau suplemen yang terbuat dari
bahan-bahan herbal atau tumbuhan yang digunakan untuk memberikan nutrisi tambahan
kepada hewan ternak. Produk ini dirancang untuk meningkatkan kesehatan, kesejahteraan,
atau performa ternak, serta untuk mengatasi masalah kesehatan tertentu. Additive herbal
pada ternak bisa berupa campuran herbal dalam berbagai bentuk, seperti serbuk, kapsul,
minuman, atau bentuk lain yang dapat dicampurkan dengan pakan atau diberikan langsung
kepada ternak.
Surisdiarto (2013) batas penggunaan feed additive dalam ransum unggas adalah 3%.
Penggunaan temulawak sebagai imbuhan dalam pakan ternak non ruminansia juga dibatasi
tidak lebih dari 2% karena kandungan minyak atsiri di dalam temulawak memiliki bau
yang tajam dan khas sehingga apabila tidak dibatasi dapat menurunkan palatabilitas pakan
dan menghambat peningkatan bobot badan ayam (Golla, Montong, Laihad, dan Rembet,
2014).

2. Alat dan Bahan Praktikum


a. Alat
- Pisau
- Baki
- Loyang
- Tatakan/Talenan
- Oven

b. Bahan
- Kunyit 500 gr
- Temulawak 500 gr
3. Prosedur Praktikum
a. Siapkan alat dan bahan
b. Siapkan kunyit dan temulawak masing-masing 500 gr
c. Cuci semua bahan sampai bersih tanpa membuang kulitnya
d. Iris tipis-tipis semua bahan menggunakan pisau
e. Bahan yang telah diiris, kemudian letakkan pada loyang secara terpisah
f. Masukkan ke dalam oven untuk dikeringkan selama 2-3 hari pada suhu 60°C

4. Dokumentasi Praktikum

Gambar 1. Kunyit dan Temulawak Gambar 2. Pencucian kunyit dan temulawak


Gambar 3. Pengirisan kunyit Gambar 4. Pengirisan temulawak

Gambar 7. Proses pengeringan pada oven

Anda mungkin juga menyukai