Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN LPI

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengelolaan


Pendidikan

Dosen Pengampu : M. Ibnu Ahmad, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Nurul Qonita (200104110119)


2. Shofia Alif Masruroh (200104110163)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM


MALANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmatNya, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan keharibaan Baginda Nabi
Muhammad SAW yang telah mengangkis kita dari jurang kehinaan menuju alam
yang terang benderang ini.

Kemudian, penulis tak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada.

1. Yth. Ustadz M. Ibnu Ahmad, M.Pd selaku dosen mata kuliah Pengelolaan
Pendidikan
2. Semua teman yang telah bekerja sama dalam menyelesaikan makalah ini

Tiada kata yang pantas penulis ucapkan selain terimakasih dan semoga beliau
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis berharap ada saran dan
kritik yang membangun dari pembaca yang budiman sebagai langkah perbaikan
dan penyempurnaan. Proses ini hanya merupakan visi kecil menuju
kesempurnaan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Malang, 30 Oktober 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu rangkaian kegiatan ketatalaksanaan
penggunaan sumber daya untuk mencapai sasaran atau tujuan pokok yang telah
ditentukan dengan menggunakan orangorang pelaksana dalam hubungan
kerjasama. Manajemen adalah suatu segi yang perlu menjadi perhatian dalam
upaya peningkatan mutu pendidikan, karena manajemen merupakan salah satu
upaya strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dan merupakan
komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara
keseluruhan.
Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah/madrasah maka
ditentukan keberhasilan manajemen semua komponen pendidikan seperti peserta
didik, sarana prasarana, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, pembiayaan,
hubungan sekolah dengan masyarakat, dan kurikulum. Peserta didik sebagai titik
sentral pendidikan mempunyai kebutuhan, potensi, bakat dan minat yang berbeda-
beda sehingga membutuhkan manajemen yang mampu memenuhi dan melayani
perbedaan-perbedaan tersebut sehingga mampu mengantarkan peserta didik dalam
pencapaian tujuan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang No 20
Tahun 2003 Tentang sisitem pendidikan Nasional.
Pembiayaan pendidikan merupakan hubungan saling keterkaitan yang
didalamnya terdapat komponen komponen yang bersifat mikro dan makro pada
satuan pendidikan.Setiap komponen memiliki fungsi yang berbeda beda ,namun
memilki tujuan akhir sama,yaitu 1) peningkatan potensi SDM ynag berkualitas 2)
penyediaan komponen komponen sumber sumber pembiayaan pendidikan 3)
penetapan sistem dan mekanisme pengalokasian dana 4) efektifitas dan efisiensi
penggunaan dana 5) akuntabilitas ( dapat dipertanggungjawabkan 6)
meminimalkan permasalahan terkait penggunaan pembiayaan pendidikan (Ferdi
2015). Pembiayaan pendidikan sebagai wujud dari implementasi konsep
manajemen berbasis sekolah (MBS) pada hakikatnya menampilkan konsep
pengelolaan anggaran pendidikan dengan tujuan untuk menggunakan sumber
sumber pembiayaan secara efektif dan efisien dengan harapan tujuan pendidikan
dapat tercapai secara optimal. untuk mengatasi masalah keterbatasan dana di
madrasah yang dihadapkan pada kebutuhan yang beragam, madrasah harus
mampu membuat keputusan dengan tetap berpedoman pada peningkatan
mutu.Apabila madrasah dihadapkan pada kebutuhan dengan pembiayaan terbatas
maka madrasah perlu mempertimbangkan skala prioritas yang diasumsikan
memilki pengaruh yang dominan terhadap peningkatan mutu pendidikan
B. Rumusan Masalah
a) Bagaimana pengertian dari manajemen pembiayaan pendidikan?
b) Bagaimana fungsi dan tujuan dari manajemen pembiayaan?
c) Bagaimana ruang linkup manajemen pembiayaan pendidikan?
d) Apa saja landasan hukum adanya pembiayaan pendidikan?
C. Tujuan
a) Memahami pengertian dari manajemen pembiayaan pendidikan
b) Mengetahui fungsi dan tujuan dari manajemen pembiayaan.
c) Memahami ruang lingkup manajemen pembiayaan pendidikan.
d) Bagaimana landasan hukum dari Manajemen Pembiayaan Pendidikan.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Pembiayaan Pendidikan


Biaya adalah jumlah uang atau jasa yang disediakan (dialokasikan)
dan digunakan atau dibelanjakan untuk melaksanakan berbagai fungsi atau
kegiatan guna mencapai suatu tujuan dan sasaran-sasaran yang telah
ditentukan. Biaya pendidikan adalah salah satu elemen input penting
dalam manajemen pendidikan. Tujuan dalam setiap upaya untuk mencapai
pendidikan adalah kuantitatif dan kualitatif. Tidak ada upaya pendidikan
yang hampir mengabaikan peran biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa
tanpa biaya, proses pendidikan tidak akan berjalan dengan lancar.
Pembiayaan pendidikan dapat diartikan sebagai ongkos yang harus
tersedia dan diperlukan dalam menyelenggarakan pendidikan dalam
rangka mencapai visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategisnya. Pembiayaan
pendidikan tersebut diperlukan untuk pengadaan gedung, infrastruktur dan
peralatan belajar mengajar, gaji guru, gaji karyawan dan sebagainya.
Manajemen pembiayaan pendidikan Islam merupakan bagian dari
kegiatan pembiayaan pendidikan, yang secara keseluruhan menuntut
kemampuan sekolah/madrasah untuk merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan secara efektif dan
transparan. Satu hal yang perlu disadari bersama bahwa pembiayaan
pendidikan merupakan kunci sukses penyelenggaraan pendidikan yang
pada gilirannya akan memiliki dampak terhadap negara atau daerah
otonom tertentu.
Azhari & Kurniady (2016) juga menyampaikan bahwa pengaruh
manajemen pembiayaan pendidikan dan fasilitas pembelajaran terhadap
mutu sekolah secara bersama-sama memberikan pengaruh yang kuat dan
signifikan. Berdasarkan temuan tersebut maka direkomendasikan untuk
sekolah agar memperhatikan tahapan manajemen pembiayaan pendidikan
terutama pada saat perencanaan dan pengawasan pembiayaan. Sedangkan
pada prinsip pemanfaatan fasilitas perlu diperhatikan efisiensi terhadap
penggunaan fasilitas pembelajaran agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran dan meningkatkan mutu sekolah

B. Landasan Hukum Pembiayaan Pendidikan


a. Pembukaan UUD 1945 (mencerdaskan kehidupan bangsa)
b. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (Amandemen
IV)
Pasal 31 ayat (2)
“ Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan; setiap warga
negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya; pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-
kurangnya 20 % dari APBN serta dari APBD untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional; pemerintah
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban
serta kesejahteraan umat manusia.”
c. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Pasal 11 Ayat (2)
“ Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya
dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang
berusia tujuh sampai lima belas tahun”.
Pasal 12 Ayat (1)
“Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya dan mendapatkan biaya pendidikan
bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai
pendidikannya. Setiap peserta didik berkewajiban ikut menanggung
biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang
dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku”
Pasal 34
“Setiap warga negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti
program wajib belajar; pemerintah dan pemerintah daerah
menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang
pendidikan dasar tanpa memungut biaya, wajib belajar merupakan
tanggung jawab negara yang diselenggaraka oleh Lembaga
pendidikan pemerintah dan masyarakat. Dana pendidikan selain
gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan
minimal 20% dari APBN pada sektor pendidikan dan minimal 20%
dari APBD. Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah
dialokasikan dalam APBN dan APBD”.
Pasal 49:
Ayat (1): “ Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya
pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20 % dari Anggaran
Pendapatan Dan belanja Negara (APBN) pada sector pendidikan dan
minimal 20% dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD).
Ayat (2): Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah
dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN)”
Ayat (3): “ Dana pendidikan dari pemerintah dan Pemerintah Daerah
untuk satuan pendidikan diberikan dalam bentuk hibah sesuai
dengan peraturan perundang undangan yang berlaku”

C. Ruang Lingkup Manajemen Pembiayaan Pendidikan


a. Tahapan Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Terdapat tiga tahapan penting dalam manajemen pembiayaan
pendidikan yaitu meliputi :
1. Penyusunan Anggaran (Budgeting)
Jamaluddin menyatakan anggaran adalah sejenis rencana yang
menggambarkan rangkaian tindakan atau kegiatan dalam bentuk
angkaangka dari uang dalam bentuk angka-angka dari uang unuk
jangka waktu tertentu. penyusunan anggaran merupakan negosiasi atau
perundingan/kesepakatan antara puncak pimpinan dengan pimpinan
dibawahnya dalam menentukan besarna alokasi biaya suatu
penganggaran. Fungsi anggaran disamping sebagai alat untuk
perencanaan dan pengendalian, juga merupakan alat bantu bagi
manajemen dalam mengarahkan suatu lembaga menempatkan
organisasi dalam posisi yang kuat atau lemah.
Dalam proses penyusunan perencanaan pembiayaan sekolah,
sekolah telah sepenuhnya melakukan kegiatan yang dalam
perencanaan pembiayaan sekolah sebagaimana diungkapkan oleh
Mulyasa bahwa perencanaan pembiayaan sekolah sedikitnya
mencakup dua kegiatan, yakni penyusunan anggaran dan
pengembangan Rencana Anggaran Belanja Sekolah (RAPBS)
(Susilawaty, 2016)
Penyusunan anggaran merupakan visualisasi atau gambaran
terhadap kegiatan- kegiatan yang akan dilaksanakan oleh lembaga
pendidikan yang dapat diketahui pula penentuan satuan biaya untuk
tiap-tiap kegiatannya. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk
perencanaan dan pengendalian juga merupakan alat bantu bagi
manajemen untuk mengarahkan lembaga pada pelaksanaan kegiatan-
kegiatannya.
2. Pembukuan (Accounting)
Peran dan fungsi akuntansi dalam dunia pendidikan adalah
menyediakan Peran dan fungsi akuntansi dalam dunia pendidikan
adalah menyediakan
a. Kepala Sekolah
Kepala sekolah menggunakan akuntansi untuk menyusun
perencanaan sekolah yang dipimpinnya, mengevaluasi kemajuan
yang dicapai dalam usaha mencapai tuuan, dan melakukan
tindakan-tindakan koreksi yang diperlukan. Keputusan yang
diambil oleh kepala sekolah berdasarkan informasi akuntansi
adalah menentukan peralatan apa sebaiknya dibeli, berapa
persediaan ATK yang harus ada dibagian perlengkapan, dan lain-
lain.
b. Guru dan Karyawan
Guru dan karyawan mewakili kelompok yang tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas di institusi
pendidikan (sekolah). c. Kreditor Kreditor atau pemberi pinjaman
tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan untuk
memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada
saat jatuh tempo
3. Pemeriksaan (Controlling)
Pengawasan keuangan sekolah harus dilakukan melalui aliran masuk
dan keluar uang yang dibutuhkan oleh bendahara. Hal itu dilakukan
mulai dari proses keputusan pengeluaran pos anggaran, pembelanjaan,
perhitungan dan penyimpanan barang oleh petugas yang ditunjuk.
Secara administrasi pembukuan setiap pengeluaran dan pemasukan
setiap pengeluaran dan pemasukan setiap bulan ditangani sebagai
berita acara. Kepala sekolah sebagai atasan langsung bertanggung
jawab penuh atas pengendalian, sedangkan pengawasan dari pihak
berwenang, melalui pemeriksaan yang dilaksanakan oleh instansi
vertical, seperti petugas dari Dinas Pendidikan dan BAWASDA.
Evaluasi merupakan tahap terakhir setelah tahap perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi. Evaluasi didefinisikan
oleh Nanang Fattah sebagai proses pembuatan pertimbangan menurut
suatu perangkat criteria yang disepakati dan dapat
dipertanggungjawabkan. Fattah juga mengemukakan bahwa diantara
tujuan evaluasi adalah untuk:
a. Memperoleh dasar bagi pertimbangan akhir suatu periode kerja,
apa yang telah dicapai, dan apa yang perlu mendapat perhatian
khusus.
b. Menjamin cara kerja yang efektif dan efisien yang membawa
organisasi kepada penggunaan sumber daya pendidikan (manusia
atau tenaga, sarana dan prasarana, biaya) secara efisien dan
ekonomis.
c. Memperoleh fakta tentang kesulitan, hambatan, penyimpanan
dilihat dari aspek tertentu seperti program tahunan, kemajuan
belajar.

Pengawasan tersebut relatif dilihat dari tugas rutinitas atas dasar


kewenangan pengawasan pembiayaan yang masuk dan diserap di
sekolah. Prosedur pengendalian penggunaan alokasi anggaran sifatnya
sangat normatif administratif artinya pemenuhan pengendalian masih
terbatas pada angka kuantitatif yang terdokumentasi. Dengan demikian
aspek-aspek realistis penggunaan sulit diukur secara obyektif.
Persoalan tersebut sering terjadi disetiap sekolah. Hal tersebut
disebabkan belum berjalannya fungsi administrasi keuangan dimana
aliran uang dan barang teridentifikasi sesuai dengan peran dan fungsi.

Fungsi evalusai pada masing-masing tahap berbeda satu sama


lainnya. Evaluasi sering dilihat sebagai upaya pencegahan. Ia bertujuan
untuk menemukan apa yang benar dan apa yang salah, serta
menggunakan hasil evalusi untuk meningkatkan kinerja dimasa yang
akan datang.

b. Pengalokasian Dana Pendidikan


Pengalokasian atau distribusi anggaran pendidikan adalah suatu
rencana penetapan jumlah dan prioritas uang yang akan digunakan
dalam pelaksanaan pendidikan disekolah (Depdiknas: 2009). Dalam
konteks ini fungsi pemimpin madrasah/sekolah sangat mentukan
karena pengabila kebijakan dalam masalah anggaran ditentukan oleh
kepala sekolah.(Rohmat, 2016) Dalam rangka pengalokasian dana
pendidikan selalu mengacu pada Rencana Anggaran Pendapatan
Belanja Madrasah (RAPBM) ,yang penyusunannya bisa dilakukan
secara rutin tiap satu tahun sekali dan bisa dilakukan tiap semester
dilakukan oleh kepala madrasah,guru,siswa,bendahara dan komite
sekolah sesuai dengan tahapan tahapan penyusunan anggaran (Fatah,
2012) mengungkapkan anggaran mempunyai fungsi manajemen, baik
perencanaan maupun pengawasan .oleh karena itu ,ketepatan desain
anggaran menjadi salah satu faktor yang sangat menentukan. (Ainul
Mardiyah Usman 2017). Pihak madrasah menyusun RAPBS
berdasarkan anggaran rutin meliputi belanja pegawai, belanja barang
dan jasa, biaya pemeliharaan,serta belanja modal. APBK diperuntukan
untuk insentif wali kelas. Pengalokasian dana yang bersumber dari
APBN diperuntukan untuk pengembangan kompetensi lulusan seperti
biaya insentif pengayaan sore hari,pengembangan profesi
guru,pembiayaan remedial dan pengayaan, PMR dan rehabilitas
gedung, pengadaan mebeler yang dianggap sedang dan tidak terlalu
beasr dana yang dibutuhkan.Adapun pengalokasian dana pendidikan
dapat diperuntukan sebagai berikut
a. Pengalokasian dana DIPA
Menurut undang undang no 17 tahun 2003 tentang keuangan
Negara dan undang undang No1 tahun 2004 tentang
perbendaharaan negara pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) pada suatu tahun anggaran dimulai
dengan penyusunan dan pengesahan dokumen pelaksanaan
anggaran, dokumen pelaksanaan anggran yang selanjutnya disebut
sebagai Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). DIPA adalah
dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh pengguna
anggaran dan disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atau
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas
nama Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara( BUN).Adapun penggunaan dana DIPA adalah sebagai
berikut 1) Belanja pegawai (kode 51) 2) Belanja barang (kode 52)
3) Belanja modal (kode 53) 4) Belanja gaji pegawai, belanja
tunjangan seperti sertifikasi dan tukin
b. BOS (Dana Bantuan Operasional Sekolah ) Adalah program
pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan biaya
operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai
pelaksana program wajib belajar, Adapun dana BOS dialokasikan
sebagai berikut
1) Penerimaan peserta didik baru (PPDB)
2) Pengembangan perpustakaan
3) Kegiatan pembelajaran dan ekstra kurikuler
4) Kegiatan asesmen /evaluasi pembelajaran.
5) Administrasi kegiatan sekolah
6) Pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan
7) Layanan daya dan jasa
8) Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah
9) Penyediaan alat multimedia pembelajaran
10) Pembayaran guru berstatus non Aparatur Sipil Negara (ASN)
c. Komite Sekolah Komite sekolah mrupakan adalah lembaga mandiri
yang beranggotakan orang tua/ wali peserta didik ,komunitas sekolah
serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. Komite sekolah
dibentuk atas prakarsa dari masyarakat dan sudah diatur dalam
UUSPN No 20 tahun 2003 pasal 56 ayat 3 menyatakan komite
sekolah/madrasah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan
dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan
pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana prasarana, serta
pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Jadi komite
sekolah harus mampu menyakinkan orang tua,pemerintah setempat,
dunia usaha dan masyarakat pada umumnya bahwa sekolah itu dapat
dipercaya.Salah satu peran sekolah adalah mobilisasi
sumbangan.Adapun penggunaan dana komite di alokasikan antara lain
1. Pengadaan sarana dan prasarana
 Pengadaan toilet siswa
 Pembuatan sarana olah raga
 Pembuatan gedung aula
 Pembuatan ruang kelas
2. Dana sosial untuk siswa sakit.
3. Penghargaan siswa berprestasi dan beasiswa siswa berprestasi jalur
akademik maupun non akademik.
4. Kegiatan kreatifitas siswa, yaitu karnaval, acara pentas seni pada
saat pelepasan siswa baru, bulan Bahasa, expo kampus, dan
kegiatan hari besar keagamaan dan hari besar nasional.

Seluruh pengalokasian dana harus selalu di evaluasi bertujuan untuk


menemukan apa yang benar dan apa yang salah, serta menggunakan
hasil evalusi untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang.
Pencegahan dari kesalahan agar tidak terulang kembali merupakan
fungsi evaluasi yang valid. Evaluasi dan pertanggung jawaban
keuangan sekolah dapat diidentifikasi ke dalam tiga hal, yaitu
pendekatan pengendalian penggunaan alokasi dana, bentuk
pertanggung jawaban keuangan sekolah, dan keterlibatan pengawasan
pihak eksternal sekolah. Monitoring dan evaluasi harus sesuai dengan
sekolah standar nasional yang salah satunya yaitu membahas tentang
standar pembiayaan sekolah antara lain (Kementrian Pendidikan
Nasional 2010).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan dalam manajemen keuangan adalah kegiatan
merencanakan sumber dana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan
tercapainya tujuan pendidikan di madrasah.Dalam hal ini Gordon dalam
Manajemen berbasis sekolah (Mulyasa: 2003:73) penyusunan anggaran
pendidikan melalui dua pendekatan yaitu,yaitu pendekatan tradisional an
Planning Programming Budgeting System (PPBS) (Mulyasa 2003).
Pengelolaan dana pendidikan adalah proses perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pengalokasian biaya untuk program dan kegiatan
pendidikan yang tertuang dalam Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan
Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS). RKS/RKM merupakan
rencana kerja yang memiliki jangka waktu empat tahun yang disusun dan
dilaksanakan oleh kepala madrasah, guru, pegawai beserta komite sekolah
dalam upaya peningkatan mutu pendidikan nasional. Dari RKM
selanjutnya akan diturunkan mennjadi Rencana Kegiatan Tahunan dan
Rencana Kegiatan Anggaran Tahunan.yang selanjutnya akan diwujudkan
kedalam RAPBM. Pengelolaan keuangan meliputi kegiatan perencanaan,
penggunaan, pencatatan pelaporan dan pertangung jawaban yang
dialokasikan untuk penyelengaraan pendidikan. Yang memiliki Tujuan
ntuk mewujudkan tertib adminitrasi dan dapat dipertangungjawabkan.
Dasar dari pengelolaan keuangan adalah mencapai efisiensi dan
efektivitas. Kunci keberhasilann dalam pembangunan pendidikan terletak
pada kemampuan SDM dalam mengelola dana yang tersedia dengan
mengacu pada kebutuhan pokok dan skala prioritas program pembangunan
pendidikan secara bertahap dari tahun ke tahun berikutnya dan
berkesinambungan sesuai perencanaan program.Pemerintah memegang
peranan penting demi terciptanya situasi dan kondisi penyelenggaraan dan
pengelolaan pendidikan yang demokratis dan berkeadilan yang termaktub
dalam pasal 4,ayat 1Undang Undang Nomor 20 tahun 2003
yaitu”Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta
tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia,nilai
keagamaan,nilai kultural dan kemajemukan bangsa”. (Anwar Arifin 2013)
B. Saran
Setelah penulis menguraikan kesimpulan diatas maka penulis
membutuhkan saran-saran dari pembaca, yang mana dari saran tersebut
dapat membantu adanya perbaikan makalah ini. Dan disarankan kepada
semua pembaca untuk mencari informasiinformasi atau sumber lain
mengenai Manajemen Kurikulum Dan Manajemen Peserta didik
DAFTAR PUSTAKA

 Al-Jawi, Shiddiq. 2007. Pembiayaan Pendidikan Dalam Islam, Jurnal


House of Khilafah.
 Ainul Mardiyah Usman, dkk. (2017). Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan
Pada SMP Negeri 19 Pecontohan Banda Aceh. Jurnal Magister
Administrasi Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Syah Kuala, ISSN
2302-0156 pp. 235-249, Volume 5. No 4. November
 Nanang Fattah (2006). Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai