PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kualitas kerja merupakan salah satu unsur yang dievaluasi dalam menilai
kinerja karyawan selain perilaku seperti dedikasi, kesetiaan, kepemimpinan,
kejujuran, kerjasama, loyalitas,dan partisipasi karyawan.
2
melaksanakan manajemen mutu dengan baik dan menuju keberhasilan, diperlukan
prinsip-prinsip dasar yang kuat.
Total Management System atau disingkat dengan TQM adalah suatu sistem
manajemen kualitas yang berfokus pada Pelanggan (Customer focused) dengan
melibatkan semua level karyawan dalam melakukan peningkatan atau perbaikan
yang berkesinambungan (secara terus-menerus). Total Quality Management atau
TQM menggunakan strategi, data dan komunikasi yang efektif untuk meng-
integrasikan kedisplinan kualitas ke dalam budaya dan kegiatan-kegiatan
perusahaan. Singkatnya, Total Quality Management (TQM) adalah pendekatan
manajemen untuk mencapai keberhasilan jangka panjang melalui Kepuasan
Pelanggan (Customer Satisfaction). Dalam TQM (Total Quality Management),
semua anggota organisasi atau karyawan perusahaan harus berpartisipasi aktif
dalam melakukan peningkatan proses, produk, layanan serta budaya dimana
mereka bekerja sehingga menghasilkan kualitas terbaik dalam Produk dan
Layanan yang pada akhirnya dapat mencapai tujuan kepuasan pelanggan.
3
3. Pemusatan perhatian pada Proses (Process-centered)
Meskipun terdapat banyak keahlian dan ruang lingkup kerja dalam suatu
perusahaan yang membentuk departementalisasi secara vertikal maupun
horizontal. Semuanya memerlukan suatu sistem yang terintegrasi dengan baik
agar visi, misi, strategi, kebijakan, tujuan dan sasaran perusahaan dapat
dikomunikasikan dengan baik dan jelas kepada semua karyawan.
8. Komunikasi (Communications)
4
yang bersangkutan. Komunikasi yang baik juga akan menimbulkan motivasi dan
semangat kerja dalam mencapai tujuan perusahaannya.
Ada lima langkah yang perlu kamu lalui untuk menerapkan MBO Atau MBS
Lima tahapan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
5
3. Meningkatkan partisipasi karyawan dalam menetapkan tujuannya
masing-masing
4. Memantau kemajuan karyawan
5. Mengevaluasi dan mengapresiasi kemajuan karyawan
Dalam menerapkan manajemen kinerja ada beberapa kendala yang perlu kita
ketahui, yaitu:
1. Perlu perubahan mendasar dalam budaya organisasi. Manajemen kinerja
berbasis MBS hanya bisa sukses bilamana diteriama sebagai “budaya’
organisasi dalam arti yang luas -luasnya. Manajemen kinerja harus sudah
dianggap sebagai suatu kebutuhan dan cara kerja yang dianggap sangat
membantu mereka untuk sukses. Semua anggota organisasi harus punya
perasaan memiliki system kerja tersebut.Untuk itu diperlukan komitmen
penuh dari seluruh jajaran manajemen dan divisi sumber daya manusia yang
harus terus menerus memantau penerapannya.
2. Penolakan diam-diam dari manajer dan karyawan. Masalah ini masih terkait
erat dengan aspek budaya, baik budaya nasional maupun organisasi. Menurut
hasil penelitian dan pengamatan pakar dan praktisi menejemen, salah satu
aspek budaya Indonesia yang menghambat kemajuan bangsa ini dan
pengembangan karir individu yang berkiprah dalam organisasi adalah masih
rendahnya penghargaan terhadap prestasi individu.
3. Fokus Manajemen kinerja yang berjangka pendek. Apabila MBS hanya
diterapkan sebagai dasar bagi manajemen kinerja seringkali tidak dikaitkan
dengan tujuan jangka panjang dan sasaran jangka pendek bagi perusahaan
secara keseluruhan, yang menjadi keinginandan tanggung jawab” pemimpin
puncak”. Dalam kenyataannya, ini adalah salah satu kelemahan terbesar dari
pengguanaan MBS sebagai dasar untuk manajemen kinerja.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
7
DAFTAR PUSTAKA