Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Buah Sawit Dan Minyak Inti Sawit

Buah sawit adalah sumber bahan baku. CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Kernel
Oil). CPO dihasilkan dari daging buah sawit, sedangkan PKO dihasilkan dari inti buahnya.
Sebuah alternatif sumber bahan baku potensial yang cukup banyak tersedia telah muncul,
yaitu produk samping biomassa non-kelas pangan buah kelapa sawit dan produksi minyak
sawit. Ini bukanlah sekedar menggunakan minyak dari buah kelapa sawit, melainkan
mengkonversi seluruh biomassa yang diambil dari perkebunan kelapa sawit menjadi sumber
energi terbarukan. Dengan menggunakan biomassa dari perkebunan maupun sisa pengolahan
dari produksi minyak sawit (serat, kulit, efluen pabrik minyak sawit, minyak sisa, dsb).
PKO dihasilkan dari ekstraksi daging inti sawit (palm kernel), berwarna kuning
dengan kandungan minyak 50% (Gurr, 1992). Komposisi asam lemak utama PKO adalah
asam laurat (12:0; 49,39%), asam miristat (14:0; 15,35%), asam palmitat (16; 8,16%), asam
stearat (18:0; 0,55%), asam linoleat (18:2; 3,10%) dan asam oleat (18:1; 15,35%)
(Murhadi, 2010; Yunggo, 2016).
Perkembangan Minyak inti sawit (palm kernel oil, PKO) merupakan salah satu jenis
minyak dan lemak yang diperoleh dengan cara ekstraksi inti sawit. Minyak inti sawit (palm
kernel oil, PKO) merupakan salah satu jenis minyak larut yang dihasilkan dengan cara
ekstraksi bagian inti sawit. PKO telah luas digunakan untuk produk pangan dan non pangan.
Untuk tujuan produk tertentu, PKO difraksinasi menjadi fraksi cair (palm kernel olein, PKOl)
dan fraksi semi padat (palm kernel stearin, PKSt). Ketiga jenis fraksi minyak inti sawit
tersebut memiliki sifat fisiko kimia yang berbeda dan karakteristiknya sangat diperlukan
untuk aplikasinya pada produk hilir.
PKO berbentuk cair dan dapat difraksinasi berdasarkan perbedaan kelarutan antara
komponen trigliserida. Produk fraksinasinya adalah fraksi cair dan semi padat yang disebut
dengan palm kernel olein (PKOl) dan palm kernel stearin (PKSt). Fraksinasi PKO dapat
dilakukan dengan cara fisika dan kimia (Basiron, 2000; Hasibuan, 2012), serta supercritical
CO2.
PKO dan fraksinya dapat digunakan sebagai bahan baku produk pangan diantaranya
margarin, cocoa butter substitute, shortening, lemak plastis lainnya dan produk non pangan

1
seperti fatty acid, fatty alcohol, dan fatty metil ester (Hasibuan, 2009). Pada produk pangan,
PKO dan fraksinya harus dirafinasi dan umumnya dilakukan secara fisika (kering) untuk
menghasilkan refined bleached deodorized palm kernel oil (RBDPKO), refined bleached
deodorized palm kernel olein (RBDPKOl), refined bleached deodorized palm kernel stearin
(RBDPKS) (Zainal, 1999; Gunawan, 2008; Hasibuan, 2012).

1.2 Inti Sawit

Biji kelapa sawit yang diolah menghasilkan minyak inti sawit atau yang disebut palm
kernel oil (PKO) dan hasil samping dari pengolahan inti sawit berupa palm kernel meal
(PKM). Minyak inti sawit yang baikberjadar asam lemak bebas yang yang rendah yang
berwarna kuning terang serta mudah dipucatkan. Bungkil inti sawit diinginkan berwarna
cerah dan nilai gizi serta kandungan asam aminonya tidak berubah.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan minyak inti sawit atau PKO (palm kernel oil) ?
2. Bagaimana cara pemerosesan PKO (palm kernel oil) ?
3. Apa produk turunan dari PKO (palm kernel oil) ?
1.4 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui minyak inti sawit atau PKO (palm kernel oil)
2. Mengetahui cara pemerosesan PKO (palm kernel oil)
3. Mengetahui produk turunan dari PKO (palm kernel oil)

2
BAB II
URAIAN PROSES

2.1 Pengolahan Minyak Inti Sawit


Pengolahan minyak inti sawit atau biasa disebut Palm Kernel Oil (PKO) melalui
beberapa tahapan tahap awal adalah Ampas kempa dari screw press yang terdiri dari serat dan
biji yang masih mengempal masuk ke screw conveyor. Alat ini berfungsi memindahkan fiber
dan kernel menuju ke alat pemisahan yang disebut depericarper. Depericarper adalah alat
untuk memisahkan ampas dengan biji serta memisahkan biji dari sisa-sisa serabut yang masih
melekat pada biji dengan bantuan 2 buah blower untuk mendorong atau menghempaskan
serat ke atas yang kemudian akan masuk ke dalam cyclone.
Serat (ampas) akan dipisahkan dari debu dan kotoran lain maupun mengurangi kadar
air yang terdapat dalam ampas/seratdengan menggunakan cyclone untuk kemudian ampas
yang diperoleh diproses kembali didalam metode Fraksinasi CO2 super kritisatau Super
Critical Fluid Extraction (SCFE) untuk mengambil atau mengekstrak sisa minyak yang masih
terkandung dalam ampas. Fraksinasi ini dilakukan untuk mengambil jumlah minyak yang
masih terdapat di ampas.
Upaya ini dilakukan agar menghasilkan produk minyak CPO lebih banyak dan
meminimalisir minyak yang terbuang.CPO yang telah dipisahkan dari ampasnya dilakukan
proses pemurnian lebih lanjut melalui CPO Purification. CO2 digunakan kembali dengan
menghilangkan kandungan air melalui proses absorpsi terlebih dahulu. Lalu dikondisikan
dengan tekanan tertentu agar bisa di recycle kembali dengan menggunakan pompa sentrifugal
sebagai alat transfernya menuju kolom ektraksi.
Proses selanjutnya menuju ke nut silo, fungsi dari alat ini adalah untuk tempat
pemeraman biji. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kadar air sehingga lebih mudah dipecah
dan inti lekang dari cangkangnya.nut silo juga berfungsi untuk menurunkan pengaruh pectin
(yang berfungsi sebagai lem perekat) yang terdapat antara cangkang dan inti. Dari nut silo
masuk ke nut crackeryakni dengan tipe hammer mill untuk memecah inti kernel sehingga inti
terpisah dari cangkang. Biji yang masuk melalui bagian atas rotor akan mengalami gaya
sentrifugal sehingga biji keluar dari rotor dan terbanting kuat yang menyebabkan inti pecah.
Selanjutnya masuk ke dalam hydro cyclone, berfungsi sebagaialat pemisah inti dengan
cangkang dengan menggunakan media air. Proses pemisahan ini secara basah dengan
memanfaatkan berat jenis dari bahan yang dipisahkan diantara kedua bahan tersebut. Bagian
yang ringan akan mengapung dan bagian yang berat akan tenggelam. Inti yang merupakan
3
fraksi ringan akan dibawa ke nut dryer untuk mengurangi kadar air. Inti yang telah melalui
proses pengeringan selanjutnya di press dalam screw press dengan tipe press roller mill. Cara
kerjanya adalah bahan masuk melalui bagian tengah lalu kemudian 2 buah roller akan
bergerak berlawanan arah sehingga menjepit bahan dan menjadi bahan hancur.Setelah
didapat minyak PKO kemudian di murnikan dalam proses purifikasi. Produk PKO setelah
melalui alat palm kernel oil purifier dengan mutu standar melalui pompa oil transfer pump,
kemudian dipompakan ke storage Tank. Dapat dilihat pada gambar 1

2.2 Macam-Macam Produk Turunan PKO (Palm Kernel Oil)


a. Trigliserida yaitu Mono-digliserida (MGDG).

MG-DG dibutuhkan baik dalam industri pangan dan farmasi, industri kosmetik, serta
produk pencuci atau pembersih, sebagai surfaktan atau emulsifier (Hasanuddin, 2001). MG-
DG yang tergolong dalam produk diversifikasi trigliserida mempunyai peluang pasar yang
besar, terbukti dengan peningkatan kebutuhan emulsifier dunia hingga mencapai 100 juta
kilogram pertahun dan diprediksi akan terus mengalami peningkatan (Luna,2011dalam
Yunggo, 2016). Jumlah penggunaan emulsifier MG adalah sekitar 70% dari seluruh jenis
emulsifier (O’Brien et al., 1998 dalam Yunggo, 2016). Kelebihan MG sebagai emulsifier
dibanding emulsifier lainnya, diantaranya tidak terlalu dipengaruhi oleh suasana asam dan
basa serta bersifat multifungsi (Lukita, 2000 dalam Yunggo, 2016).

4
Berdasarkan penelitian Hasanuddin et al. (2003), MG-DG dari minyak sawit mentah
dapat dihasilkan dengan reaksi etanolisis. Murhadi dan Hidayati (2015) menyatakan bahwa
reaksi etanolisis PKO dapat dilakukan pada suhu ruang (28±2oC). Hasil dari produk
etanolisis PKO diduga masih mengandung asam lemak bebas yang tidak bereaksi dengan
larutan etoksi, sehingga diperlukan suatu bahan yang dapat bereaksi dengan asam lemak
bebas tersebut dan mengubahnya menjadi MG-DG. Salah satu bahan yang dapat bereaksi
dengan asam lemak bebas tersebut adalah gliserol. Hal ini diduga akan berpengaruh terhadap
lama waktu reaksi etanolisis PKO yang dilakukan pada suhu ruang. Waktu reaksi etanolisis
dapat mempengaruhi perolehan rendemen dan stabilitas emulsi dari produk etanolisis PKO
yang dihasilkan.

b. Monodigliserida (MG-DG)

Salah satu produk fungsional turunan yang dapat dihasilkan dari pengolahan buah
kelapa sawit terutama minyak inti sawit adalah produk monodigliserida atau disingkat MG-
DG. Beberapa penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa MG dari asam lemak rantai
pendek dan menengah memiliki aktivitas antimikroba, sedangkan MG dari asam lemak rantai
panjang jenuh ataupun tidak jenuh relatif tidak memiliki aktivitas antimikroba (Wang et al.,
1993).
Asam laurat dalam bentuk monolaurin dari minyak kelapa terbukti memiliki aktivitas
antimikroba dengan spektrum luas (Mappiratu, 1999). Diketahui bahwa komposisi asam
laurat PKO mirip dengan komposisi asam laurat pada minyak kelapa yaitu sekitar 50%
(Weiss, 1985). Hasil penelitian Rangga et al. (2005) menunjukkan produk mono-digliserida
yang dihasilkan dari PKO melalui reaksi gliserolisis memiliki aktivitas antibakteri terutama
terhadap S. aureus dan E. coli. Hasil penelitian Hasanuddin et al., (2003) menunjukkan
bahwa reaksi etanolisis terhadap trigliserida jauh lebih mudah dan cepat untuk menghasilkan
digliserida dan etil ester pertama, dibandingkan dengan reaksi etanolisis terhadap digliserida
untuk menghasilkan monogliserida dan etil ester kedua, khususnya pada waktu reaksi antara
1 sampai 5 menit dengan rasio etanol/CPO 0,25 (v/b). Sebaliknya pada waktu reaksi 5
sampai 8 menit digliserida untuk menghasilkan monogliserida dan etil ester ketiga, jauh lebih
tinggi daripada etanolisis trigliserida. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diprediksi
produk MG-DG dapat diproduksi dari minyak inti sawit dengan reaksi etanolisis.

5
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Perkembangan Minyak inti sawit (palm kernel oil, PKO) merupakan salah satu jenis
minyak dan lemak yang diperoleh dengan cara ekstraksi inti sawit. Minyak inti sawit
(palm kernel oil, PKO) merupakan salah satu jenis minyak larut yang dihasilkan
dengan cara ekstraksi bagian inti sawit.
2. PKO dihasilkan dari ekstraksi daging inti sawit (palm kernel), berwarna kuning
dengan kandungan minyak 50% (Gurr, 1992). Komposisi asam lemak utama PKO
adalah asam laurat (12:0; 49,39%), asam miristat (14:0; 15,35%), asam palmitat (16;
8,16%), asam stearat (18:0; 0,55%), asam linoleat (18:2; 3,10%) dan asam oleat (18:1;
15,35%).
3. PKO difraksinasi menjadi fraksi cair (palm kernel olein, PKOl) dan fraksi semi padat
(palm kernel stearin, PKSt).
4. Trigliserida yaitu Mono-digliserida (MGDG) dan Monodiglisida (MG-DG)
merupakan produk turunan dari KPO (palm kernel oil) yang dibutuhkan baik dalam
industri pangan dan farmasi, industri kosmetik, serta produk pencuci atau pembersih,
sebagai surfaktan atau emulsifier.

6
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Siahaan.D.S, 2012. Kajian Karakteristik Minyak Inti Sawit Indonesia Dan Produk
Fraksinasinya Terkait Dengan Amandemen Standar Codex. Pusat Penelitian
Kelapa Sawit. Medan
Helmi, 2009. Pemanfaatan palm kernel oil dalam pembuatan virgin oil. Teknik kimia
politeknik lhokseumawe. Lhokseumawe
Hilyati,W,Nasir,B.Penentuan Kondisi Optimum Sintesis Alkil Monoetanolamida dari
Minyak Inti Sawit. Pusat Penelitian Kimia –LIPI , Kawasan PUSPIPTEK-
Serpong

Larasati, Chasanah,N,W, 2016. Studi Analisa Ekonomi Pabrik CPO (Crude Palm Oil) dan
PKO (Palm Kernel Oil) Dari Buah Kelapa Sawit. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS). Surabaya

Lestari M, Murhadi. 2008. Pengaruh Nisbah Total Etanol – Pko Dan Waktu Reaksi Terhadap
Rendemen Dan Aktivitas Antibakteri Produk Etanolisis Minyak Inti Sawit
(Pko). Universitas Lampung. Bandar Lampung

Yunggo, J,M, Hidayati. 2016. Pengaruh Waktu Reaksi Etanolisis Pada Suhu Ruang Terhadap
Rendemen Dan Stabilitas Emulsi Produk Etanolisis Palm Kernel Oil (Pko).
Universitas Lampung. Bandar Lampung

Anda mungkin juga menyukai