Anda di halaman 1dari 12

IKATAN MAHASISWA SIPIL

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL


KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

BAB V
BERAT JENIS BITUMEN KERAS DAN TER
(SPECIFIC GRAVITY OF SEMI-SOLID BITUMINOUS
MATERIALS)

5.1 Tujuan Praktikum


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis bitumen keras dan ter
dengan piknometer.
Sedangkan sasaran praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu:
1. Melakukan sendiri pemeriksaan dengan menggunakan alat piknometer dengan
benar.
2. Menentukan nilai berat jenis bitumen dan ter.

5.2 Dasar Teori


Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa
hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Bitumen atau
aspal merupakan campuran hidrokarbon yang tinggi berat molekul. Bitumen adalah
produk alami tidak lagi digunakan dalam industri. Bitumen diperoleh sebagai produk
sampingan dari penyulingan minyak bumi dapat digunakan sebagai bahan atau
mengalami proses fisik dan kimia yang mengubah komposisi dalam rangka untuk
memberikan sifat tertentu. Operasi yang paling umum adalah proses oksidasi dan
pencampuran dengan polimer yang berbeda.
Aspal adalah suatu campuran yang terdiri dari bitumen dan mineral.
Bitumennya sendiri adalah bahan yang berwarna cokelat hingga hitam, keras hingga
cair, dan mempunyai sifat lekat yang baik dan tidak larut dalam air. Bahan bitumen
adalah material termoplastik yang secara bertahap mencair, sesuai dengan
IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

pertambahan suhu dan berlaku sebaliknya pada pengurangan suhu. Namun demikian
perilaku/respon material bahan bitumen tersebut terhadap suhu pada prinsipnya
membentuk suatu spectrum/beragam, tergantung dari komposisi unsur-unsur
penyusunnya. Bitumen keras adalah bitumen yang berbentuk padat pada saat keadaan
penyimpanan (suhu ruang). Sedangkan ter adalah material yang mirip dengan
bitumen, hanya saja merupakan hasil proses penyulingan dari batu bara.
Nilai penetrasi bitumen adalah nilai yang menyatakan derajat kekerasan
bitumen. Umumnya dipakai pada bitumen jenis penetrasi grade bitumen. Jenis
bitumen yang sudah berbentuk cair karena telah dicampur dengan bahan pencair yang
mudah menguap seperti bensin, solar, dan minyak tanah disebut juga cutback grades
bitumen.
Berat jenis bitumen atau ter adalah perbandingan antara berat bitumen atau ter
terhadap berat air suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu, yaitu dilakukan
dengan cara menggantikan berat air dengan berat bitumen dan/atau ter dalam wadah
yang sama (yang sudah diketahui volumenya berdasarkan konversi berat jenis air
sama dengan satu). Dalam perkerasan jalan bitumen berfungsi sebagai pelekat dan
pengisi rongga antara agregat halus dan agregat kasar.
Mencari berat jenis dapat dilakukan dengan perbandingan penentuan berat
jenis suatu material sebenarnya bisa dilakukan secara kualitatif dan visualisasi yaitu
dengan cara membandingkan berat jenis air. Berat jenis dari bitumen sangat
tergantung pada nilai penetrasi dan suhu dari bitumen itu sendiri. Macam-macam
berat jenis bitumen dan kisaran nilainya adalah sebagai berikut:
a. Penetration grade bitumen dengan berat jenis antara 1,010 (untuk bitumen
dengan penetrasi 300) sampai dengan 1,040 (untuk bitumen dengan penetrasi
25).
b. Bitumen yang telah teroksidasi (oxidized bitumen) dengan berat jenis berkisar
antara 1,015 sampai dengan 1,035.
c. Hard grades bitumen dengan berat jenis berkisar antara 1,045 sampai dengan
IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

1,065.
d. Cutback grades bitumen dengan berat jenis berkisar antara 0,992 sampai
dengan 1,007.
e. Standar pengujian untuk berat jenis bitumen keras dan ter menurut SK SNI M-
30- 1990-F berkisar antara 1,015 sampai dengan 1,035.
IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

5.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Termometer
2. Bak perendam yang dilengkap pengatur suhu dengan ketelitian (waterbath)
(25±0,1)ºC
3. Piknometer
4. Air suling sebanyak 1000 cm³
5. Bejana Gelas
6. Kompor
7. Air
8. Timbangan

Bahan yang digunakan:


1. Bitumen keras sebanyak 50 gram
IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

5.2 Prosedur Pelaksanaan


Adapaun prosedur pelaksanaan dalam praktikum ini adalah:
5.2.1 Penyiapan Sampel
Adapun prosedur penyiapan sampel dalam praktikum ini adalah:
1. Panaskan contoh bitumen keras sejumlah 50 gram, sampai menjadi cair dan
aduklah untuk mencegah pemanasan setempat. Pemanasan tidak boleh lebih
dari 30 menit pada suhu 56ºC diatas titik lembek.
2. Tuangkan contoh tersebut ke dalam piknometer yang telah kering hingga terisi
¾ bagian.

5.2.2 Prosedur Pengujian


Adapun prosedur pengujian dalam praktikum ini adalah:
1. Isi bejana dengan air suling sehingga diperkirakan bagian atas piknometer yang
tidak terendam 40 mm. Kemudian rendam dan jepit bejana dalam bak
perendam, sehingga terendam sekurang-kurangnya 100 mm.
2. Aturlah suhu bak perendam pada suhu 25 o C.

3. Bersihkan, keringkan dan timbang piknometer dengan ketelitian 1 mg (A).

4. Angkatlah bejana dari bak perendam dan isilah piknometer dengan air suling
kemudian tutup piknometer tanpa ditekan.
5. Letakkan piknometer dalam bejana dan tekanlah penutup sampai rapat;
kembalikan bejana isi piknometer kedalam bak perendam. Diamkan bejana
tersebut di dalam bak perendam selama sekurang-kurangnya 30 menit,
kemudian angkatlah piknometer dan keringkan dengan lap. Timbanglah
dengan ketelitian 1 mg (B).
6. Tuangkan benda uji tersebut kedalam piknometer yang telah kering hingga
terisi ¾ bagian.

7. Biarkan piknometer sampai dingin, waktu tidak kurang dari 40 menit dan
IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

timbanglah dengan penutupnya dengan ketelitian 1 mg (C).

8. Isilah piknometer dengan benda uji dan air suling dan tutuplah tanpa ditekan,
diamkan agar gelembung-gelembung udara keluar.
9. Angkat bejana dari bak perendam dan letakkan piknometer didalamnya dan
kemudian tekanlah penutup hingga rapat. Masukkan dan diamkan bejana ke
dalam bak perendam selama sekurang-kurangnya 30 menit.
10. Angkat, keringkan, dan timbanglah piknometer (D).
IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

5.3 Data dan Perhitungan


Hitungla berat jenis dengan persamaan :
BJ =

Dimana: A = berat piknometer (dengan penutup) (gram)


B = berat piknometer berisi air (gram)
C = berat piknometer berisi bitumen (gram)
D = berat piknometer berisi bitumen dan air (gram)

Tabel 5.1 Langkah Prosedur Pengujian

No Kegiat Uraian
an
Contoh dipanaskan
1 Pembukaan Contoh Pembacaan suhu
Mulai Jam = 13.15 oven 58°C
Selesai Jam = 13.40
Didiamkan di suhu
2 Mendinginkan Contoh ruangan Mulai Jam =
13.40
Selesai Jam = 14.10
Direndam pada suhu
3 Mencapai Suhu Pembacaan suhu
25°C Mulai Jam = 14.10 waterbath 25°C
Pemeriksaan
Selesai jam = 14.40

Tabel 5.2 Perhitungan Data Hasil Pengujian


Sampel 1 Sampel 2
a. Berat Piknometer + Air (B) 120,6 121,6
b. Berat Piknometer (A) 56,6 54,6
Berat Air / Isi Piknometer 64 67
c. Berat Piknometer + Bitumen (C) 79,6 75,6
d. Berat Piknometer (A) 56,6 54,6
Berat Contoh (Bitumen) 23 21
e. Berat Piknometer + Air + Contoh (D) 128,6 127,6
f. Berat Piknometer + Bitumen (C) 79,6 75,6
Berat Air 49 52
Isi Bitumen 15 15
IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

 Isi Bitumen Sampel 1


Berat Air / Isi Piknometer = B–A
= 120,6 – 56,6
= 64 gr
Berat Contoh (Bitumen) = C–A
= 79,6 – 56,6
= 23 gr
Berat Air = D–C
= 128,6 – 79,6
= 49 gr
Isi Bitumen = Berat Air / Isi Piknometer – Berat Air
= 64 – 49
= 15 gr

Sampel 2
Berat Air / Isi Piknometer = B–A
= 121,6 – 54,6
= 67 gr
Berat Contoh (Bitumen) = C–A
= 75,6 – 54,6
= 21 gr
Berat Air = D–C
= 127,6– 75,6
= 52 gr
Isi Bitumen = Berat Air / Isi Piknometer – Berat Air
= 67 – 52
IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

= 15 gr

 Berat jenis bitumen


Sampel 1
Berat jenis =

= 1,533 gr/

Sampel 2
Berat Jenis =

= 1.4 gr/
Rata-Rata
Berat Jenis =

= 1,467 gr/
IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

5.6 Sumber Kesalahan

Sumber kesalahan adalah sebagai berikut:

1. Suhu pemanasan yang tidak tepat.

2. Waktu perendaman yang kurang maksimal

3. Ketika menuangkan sampel (bitumen) ke dalam piknometer tidak sempurna


sehingga masih terdapat bitumen yang menempel didinding bagian dalam
piknometer sehingga mempengaruhi beratnya.

5.7 Kesimpulan

Dari hasil pengujian ini didapatkan hasil :

1. Pada sampel 1,berat jenis bitumennya adalah 1,533 gr/cm3.

2. Pada sampel 2, berat jenis bitumennya adalah 1,4 gr/cm3.

3. berat jenis sampel 1 lebih besar dari sampel 2 .

4. Menurut SNI 2010, syarat minimum berat jenis aspal adalah 1,01 0,05 gr/cm3.
Dengan didapat hasil bahwa berat jenis rata-rata bitumen percobaan adalah
gr/cm3. Untuk percobaan tersebut aspal tidak memenuhi persyaratan.

5. Nilai berat jenis semakin besar apabila nilai isi bitumennya semakin kecil.
IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

5.8 Lampiran Gambar

Gambar 5.8.1 Waterbath Gambar 5.8.2 Timbangan

Gambar 5.8.3 Kompor Gambar 5.8.4 Gelas Bejana

Gambar 5.8.5 Bahan bitumen Gambar 5.8.6 Termometer


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

Gambar 5.8.7 Air Gambar 5.8.8 Piknometer

Anda mungkin juga menyukai