Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH

PERBEDAAN SISTEM BUNGA PADA BANK KONVESIONAL DENGAN SISTEM BAGI HASIL

PADA BANK SYARIAH

NAMA:MEIKE INDRIATI

NIM:01020581923094

KELAS:5MP

TAHUN AJARAN 2019/2020


Bank yang dalam menjalankan usahanya menggunakan sistem bunga disebut bank
konvensional. Perbedaan bagi hasil bank syariah dan konvensional berdasarkan pada
penentuan tingkat suku bunga, besarnya persentase atau rasio bunga, pembayaran bunga, dan
jumlah pembayaran bunga. Perbankan di Indonesia mengenal dua sistem, yaitu bank
konvensional dan bank syariah. Keduanya memiliki aturan dan kebijakan berbeda terkait
pengelolaan keuangan nasabah, termasuk pemberian bunga.

Baca selengkapnya di artikel "Perbedaan Bunga Bank Konvensional dan Bagi Hasil Bank
Syariah

Bunga biasanya digunakan untuk bank konvensional, sedangkan pada bank syariah disebut
sebagai bagi hasil. Bunga dan bagi hasil tersebut diterapkan sebagai balas jasa yang diberikan
oleh pihak bank kepada nasabah dan sejumlah nominal yang harus dibayarkan nasabah
kepada bank jika nasabah memiliki pinjaman kepada bank. Perbedaan Bagi Hasil Bank
Syariah dan Konvensional Sistem bunga pada bank konvensional sering kali dikategorikan
sebagai riba, yaitu pengambilan tambahan (premium) sebagai syarat yang harus dibayarkan
oleh peminjam kepada pemberi pinjaman selain pinjaman pokok. Oleh karena itu bank
syariah menggunakan pendekatan lainnya yaitu bagi hasil dengan kebijakan yang sedikit
berbeda, di antaranya sebagai berikut, melansir situs resmi Bank Muamalat. Bunga Bagi
Hasil Penentuan tingkat suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu
untung Penentuan besarnya rasio bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada
kemungkinan untung rugi Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang
dipinjamkan Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh
Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang
dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi Bagi hasil tergantung pada keuntungan
proyek yang dijalankan sekiranya itu tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan
ditanggung bersama oleh kedua belah pihak Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat
sekalipun jumlah keuntungan berlipat Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan
peningkatan jumlah pendapatan Istilah Bunga di Bank Konvensional Selain itu, ada beberapa
istilah bunga di bank konvensional, mulai dari bunga flat, bunga efektif, bunga anuitas, dan
bunga mengambang. Bunga flat, yaitu sistem pembayaran bunga bersama cicilan pokok sama
setiap bulannya karena penghitungan dilakukan di awal. Biasanya sistem bunga flat ini
dipakai untuk pembayaran pinjaman jumlah kecil atau kendaraan. Bunga efektif, yaitu besar
bunga dihitung berdasarkan nilai pokok yang belum dibayarkan di setiap akhir periode
angsuran. Jadi, makin lama suku bunga makin kecil seiring sisa hutang pokok berkurang.
Bunga anuitas, sistem ini menerapkan komposisi atau porsi yang berbeda-beda tiap
periodenya. Penghitungan bunga di awal akan sangat besar sedangkan cicilan pokok kecil,
makin lama bunga menurun dengan cicilan pokok makin besar. Bunga mengambang, yang
mana besaran bunga mengikuti suku bunga pasar. Jika suku bunga pasar naik maka bunga
makin besar begitu pula sebaliknya. Skema Bagi Hasil Bank Syariah Seperti halnya bunga,
bagi hasil memiliki beberapa skema, di antaranya profit sharing, gross profit sharing, dan
revenue sharing. Profit sharing, sistem ini dilakukan dengan berbagi keuntungan yang didapat
dari suatu usaha, yaitu selisih antara pendapatan dari usaha setelah dikurangi biaya lainnya,
atau singkatnya, laba bersih. Gross profit sharing, sistem ini didapat dari membagikan
keuntungan laba kotor dari usaha. Revenue sharing, sistem ini menggunakan pendapatan
usaha saja yang dijadikan dasar penghitungan bagi hasil.

Baca selengkapnya di artikel "Perbedaan Bunga Bank Konvensional dan Bagi Hasil Bank
Syariah

Bank konvensional memberikan keuntungan bagi nasabah yang menempatkan dananya


berupa bunga bank. Sementara di sisi lain, bank syariah tidak mengenal konsep bunga-
berbunga yang dianggap riba. Bank Syariah menerapkan sistem bagi hasil bagi nasabahnya
yang seringkali disebut sebagai biaya sewa modal Bank memiliki fungsi sebagai tempat
penghimpun dan penyalur dana dari masyarakat dan untuk masyarakat. Dalam dunia
perbankan di Indonesia kita mengenal dua jenis bank yaitu Bank Konvensional dan Bank
Syariah. Bank selain memberikan keuntungan bagi nasabah juga pastinya memiliki tujuan
untuk memperoleh keuntungan untuk dirinya sendiri. Inilah yang akhirnya memunculkan
sistem bagi keuntungan antara bank dan nasabah. Bank Konvensional dan Bank Syariah
memiliki perbedaan dalam sistem bagi keutungan dengan nasabahnya. Jika pada Bank
Konvensional menerapkan sistem bunga, pada Bank Syariah menerapkan sistem bagi hasil.
Bunga
Bunga adalah balas jasa yang diberikan oleh pihak bank (konvensional) untuk nasabah yang
memiliki simpanan dan harus dibayarkan nasabah yang memiliki pinjaman kepada bank.
Bunga sering dikaitkan dengan istilah riba. Riba sendiri adalah pengambilan tambahan
sebagai syarat yang harus dibayarkan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman diluar biaya
pokok. Jika ditelaah, sistem bunga yang ditawarkan oleh Bank Konvensional masuk dalam
kategori riba.
Selain bunga, suku bunga merupakan hal lain yang juga biasanya diberlakukan oleh Bank
Konvensional. Suku bunga adalah presentase besar uang yang dipinjam (pokok utang) yang
dibayarakan sebagai balas jasa. Besarnya bunga ini dipengaruhi oleh antara lain persaingan,
kebutuhan dana, kebijakan pemerintah, jangka waktu, target laba yang diharapkan, kualitas
agunan, reputasi perusahaan, jenis produk serta hubungan baik bank dengan nasabah.
Beberapa istilah bunga yang biasa diterapkan antara lain:
1. Bunga flat yaitu bunga yang sistem pembayaran utang pokok dan bunga kredit jumlahnya
akan sama setiap bulannya. Perhitungan ini berdasarkan presentase bunga dikalikan pokok
pinjaman awal. Bungan flat biasanya digunakan untuk pinjaman jangka pendek dan kredit
kendaraan.
2. Bunga efektif adalah besar bunga dihitung berdasarkan nilai pokok yang belum dibayar
dan dilakukan setiap akhir periode angsuran. Nilai bunga yang dibayar akan semakin
mengecil sehingga angsuran perbulan juga semakin menurun. Namun tidak berarti bunga
efektif akan lebih rendah dari bunga flat Bunga efektif biasanya diberlakukan untuk kredit
jangka panjang sehingga jumlahnya biasanya lebih besar dari bunga flat.
3. Bunga anuitas. Pada bunga ini porsi bunga dan pokok utang akan berubah setiap
periodenya, namun angsurannya tetap sama. Pada awal perhitungan porsi bunga akan lebih
besar sedangkan pokoknya kecil dan di akhir pembayaran bunga mengecil namun pokoknya
besar. 4. Bunga mengambang yaitu sistem yang dimana besar bunga mengikuti suku bunga
pasar. Jika suku bunga pasar naik, bunga juga ikut naik, begitu pula sebaliknya.
Bagi Hasil
Kemudian apa perbedaan bunga dengan sistem bagi hasil? Bagi hasil adalah alternatif
pembagian keuntungan yang sistemnya berdasarkan dari penetapan akad di awal yang telah
disepakati sebelumnya dan akan meningkat seiring dengan keuntungan yang diperoleh
perusahaan. Skema dari bagi hasil ini antara lain :
1. Profit sharing yaitu pembagian keuntungan berdasarkan keuntungan yang didapat dari
suatu usaha. Keuntungan ini didapat dari laba bersih yang merupakan selisih antara
pendapatan usaha yang dikurangi dengan biaya lain-lain.
2. Gross profit sharing adalah sistem yang dilakukan dengan membagikan laba kotor hasil
dari pendapatan usaha dikurangi biaya produksi.

3. Revenue sharing yaitu dimana dalam dasar perhitungannya hanya menggunakan


pendapatan usaha saja.
Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
1. Penentuan Besaran
Perbedaan sistem pembagian keuntungan secara bunga dan bagi hasil yang paling mencolok
terlihat pada penentuan besaran. Bunga, seperti pengertiannya ditentukan menggunakan
bentuk presentase besaran kredit utang. Sedangkan bagi hasil dintentukan menggunakan rasio
atau perbadingan terhadap keuntungan usaha yang dibiayai dari kredit tersebut.
2. Acuan Pembagian
Acuan yang dijadikan dasar penghitungan bunga dan bagi hasil juga berbeda. Acuan
besarnya bunga dipengaruhi oleh seberapa besar pokok hutang atau kredit yang dikeluarkan.
Sedangkan acuan bagi hasil yaitu menggunakan rasio seberapa besar keuntungan yang
dibiayai oleh kredit tersebut.
3. Besarnya pendapatan dan jumlah pembayaran
Pada sistem bunga, pendapatan yang diperoleh bersifat statis yang dimana walaupun
perusahaan merugi, utang tetap memiliki bunga yang tetap serta jumlah pembayarannya
setiap periodenya juga tetap. Sedangkan dalam bagi hasil pendapatan yang diperoleh akan
bersifat dinamis menyesuaikan dengan keadaan usaha. Jika usaha yang dilakukan mendapat
keutungan besar maka bagi hasil pendapatnnya juga besar, begitu pula sebaliknya. Oleh
karenannya bank dengan sistem bagi hasil cenderung hanya akan membiayai usaha dengan
keuntungan yang diprediksi besar.
4. Eksistensi
Dalam hal ini biasanya perbedaan muncul penilaian didasari oleh suatu dasar. Penerapan bagi
keuntungan dengan sistem menggunakan bunga sangat diragukan bahkan dikecam beberapa
kalangan karena dirasa mengaplikasikan sistem riba. Sedangan untuk sistem bagi hasil tidak
ada yang meragukan keabsahannya.
Kedua sistem bagi keuntungan ini memiliki dampak positif dan negatifnya masing-masing.
Jika ditanya mana yang lebih baik, tentu jawabannya sudah muncul berdasarkan ulasan
diatas. Namun pilihan sistem bagi keuntungan mana yang lebih baik tetap ada ditangan calon
pengaju kredit didasari oleh jenis usaha yang akan dilakukan

Perbedaan bank syariah dan bank konvensional ada banyak lho!

Berdasarkan sistemnya, perbankan dibagi menjadi dua, yaitu perbankan konvensional dan syariah.
Perbedaan bank syariah dan bank konvensional bisa dilihat dari definisinya. Perbankan konvensional
adalah segala aktivitas perputaran uang yang mengacu pada kesepakatan internasional dan nasional, serta
berlandaskan hukum formil negara.

Sementara itu, perbankan syariah adalah aktivitas perbankan dengan berlandaskan pada hukum-hukum
muamalah agama Islam. Sumber hukum perbankan syariah mengacu pada dua pedoman besar umat
Muslim, yaitu Al-Qur’an dan Hadits.

Selain dari segi definisinya, apalagi perbedaan bank syariah dan konvensional di Indonesia? Simak
penjelasannya dari OCBC NISP di bawah ini.

10 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional


Sekilas, bank syariah dan konvensional tampak sama. Bahkan sebagian besar bank saat ini memiliki
cabang konvensional dan syariahnya sendiri. Meski demikian, keduanya tetap berbeda lho! Selengkapnya
tentang perbedaan bank syariah dan konvensional adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Pendirian
Latar belakang dan tujuan didirikan menjadi perbedaan bank syariah dan bank konvensional pertama. Bank
konvensional memiliki orientasi keuntungan dengan bebas nilai atau menganut prinsip yang dimiliki oleh
masyarakat umum.
Berbeda dengan bank syariah, tujuan pendiriannya tidak hanya berorientasi pada profit saja, namun
penyebaran dan penerapan nilai syariah. Aktivitas keuangan perbankan dilakukan tidak hanya melihat efek
dunia saja, tetapi juga memperhatikan aspek akhirat juga.

2. Prinsip Pelaksanaan
Perbedaan perbankan syariah dan konvensional berikutnya yaitu penerapan prinsip masing-masing bank.
Prinsip pelaksanaan antara bank syariah dan konvensional jelas berbeda.
Bank konvensional menggunakan prinsip konvensional dengan acuan peraturan nasional dan internasional
berdasarkan hukum berlaku. Sementara, prinsip bank syariah berdasarkan hukum Islam mengacu dari Al-
quran dan Hadist serta diatur oleh fatwa Ulama. Sehingga seluruh aktivitas keuangannya menganut prinsip
Islami.

3. Sistem Operasional
Sistem operasional juga menjadi perbandingan bank syariah dan bank konvensional. Pada bank
konvensional, sistem operasionalnya memberlakukan penerapan suku bunga dan perjanjian secara umum
berdasarkan aturan nasional. Akad antara bank dan nasabah bank banyak dilakukan berdasarkan
kesepakatan jumlah suku bunga.
Sementara itu, bank syariah tidak menerapkan bunga dalam transaksinya. Menurut syariat Islam, bunga
masuk dalam kategori riba. Sehingga sistem operasional bank syariah menggunakan akad bagi hasil atau
nisbah. Kesepakatan antara nasabah dan pihak bank berdasarkan pembagian keuntungan dan melibatkan
kegiatan jual beli.

4. Hubungan Antara Nasabah - Lembaga Perbankan


Peran nasabah dan lembaga perbankan juga mempengaruhi perbedaan bank syariah dan bank
konvensional. Dalam bank konvensional, hubungan antara nasabah dan lembaga perbankan yaitu debitur
dan kreditur. Nasabah bank konvensional berperan sebagai kreditur, sementara perbankan berperan sebagai
debitur.
Berbeda dengan bank syariah, hubungan antara nasabah dan bank terbagi menjadi 4 jenis, meliputi
penjual-pembeli, kemitraan, sewa dan penyewa. Dalam penggunaan akad murabahah, istishna, dan salam,
pihak bank berperan sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Sementara akad musyarakah dan
mudharabah memperlakukan hubungan kemitraan. Akad ijarah memposisikan bank sebagai pemberi sewa
dan nasabah sebagai penyewa.

5. Kesepakatan Formal
Proses transaksi dalam lembaga perbankan harus ada kesepakatan atau perjanjian formal antara nasabah
dan pihak bank. Perbedaan bank syariah dan bank konvensional ditinjau dari kesepakatan formal yaitu
bank konvensional melakukan perjanjian secara hukum nasional. Berbeda pada bank syariah melakukan
akad dengan memperhatikan hukum Islam juga.
Beragam jenis akad transaksi dalam bank syariah mulai dari mencari keuntungan hingga layanan jasa
sosial. Tidak hanya itu, dalam melaksanakan perjanjian, terdapat beberapa rukun dan syarat sah yang harus
ditunaikan untuk mengesahkan akad tersebut.

6. Pengawas Kegiatan
Perbedaan bank syariah dan konvensional juga ditinjau dari pengawas kegiatannya. Meskipun keduanya
sama-sama diatur oleh Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 mengenai Perbankan, tetapi pihak yang
mengawasinya berbeda.
Bank konvensional diawasi oleh dewan komisaris dalam aktivitasnya. Sementara struktur pengawasan
bank syariah terdiri dari berbagai lembaga, diantaranya dewan pengawas syariah, dewan syariah nasional,
dan dewan komisaris bank.

7. Proses Pengelolaan Dana


Karena bank syariah menerapkan prinsip Islam, maka berpengaruh juga terhadap kebijakan pengelolaan
dana. Sehingga perbedaan bank syariah dan bank konvensional selanjutnya yaitu proses pengelolaan dana.
Pada bank konvensional, pengelolaan dana dapat dilakukan dalam seluruh lini bisnis menguntungkan di
bawah naungan Undang-Undang. Sementara, uang nasabah dalam bank syariah harus dipergunakan sesuai
aturan Islam. Bank syariah harus mengelola dana nasabah pada lini bisnis yang diizinkan oleh aturan
Islam. Akibatnya, uang nasabah tidak boleh diinvestasikan atau dikelola pada bidang usaha bertentangan
dengan nilai Islam, seperti perusahaan rokok, narkoba, dan sebagainya.

8. Sistem Bunga
Perbedaan perbankan syariah dan konvensional paling menonjol terlihat dari penerapan sistem bunga.
Bank umum menggunakan suku bunga sebagai acuan dasar dan keuntungan. Sementara, bank syariah tidak
menggunakan sistem bunga, tetapi imbal hasil atau nisbah. Bagi hasil diperoleh dari pembagian
keuntungan antara bank dan nasabah.
9. Pembagian Keuntungan
Keuntungan perbankan merupakan perbedaan bank syariah dan konvensional. Pada bank syariah,
keuntungan bank diperoleh dari hasil jual beli, sewa-menyewa, dan kemitraan dengan nasabah. Tetapi
bank konvensional mendapatkan keuntungan dari suku bunga yang dibebankan pada nasabah.
10. Pengelolaan Denda
Terakhir, perbandingan bank syariah dan bank konvensional adalah pengelolaan denda. Ketika Anda
terlambat melakukan pembayaran dalam bank konvensional, terdapat denda yang dibebankan kepada
nasabah. Bahkan besaran bunga bisa semakin meningkat, bila nasabah tidak membayar hingga batas waktu
ditetapkan.
Sementara itu, bank syariah tidak memiliki aturan beban denda bagi nasabah saat terlambat atau tidak bisa
membayar. Sebagai gantinya, bank akan melakukan perundingan dan kesepakatan bersama. Meskipun
beberapa bank syariah ada yang menetapkan denda pada kasus tertentu, tetapi uang denda dari nasabah
tidak dinikmati oleh pihak bank melainkan dianggarkan sebagai dana sosial.

Pengertian bagi hasil

Dilansir dari Tirto, sama seperti bunga, bagi hasil juga diberikan bank kepada nasabah sebagai balas jasa
dan jumlah uang yang dibayarkan kepada nasabah jika ia memiliki pinjaman kepada bank.
Adapun dalam bank syariah tidak memakai praktik bunga melainkan bagi hasil, margin keuntungan, dan
fee. Untuk bank konvensional memakai praktik bunga, besaran bunga di bank konvensional pun tetap
dibandingkan bank syariah bagi hasil bisa berubah-ubah tergantung pada kinerja usaha

Pada umumnya Perbankan Syariah dan Perbankan Konvensional sama-sama bertugas sebagai


penghimpun dana masyarakat (nasabah).
Berdasarkan Statistik Perbankan Syariah (SPS) pada Januari 2018 lalu, tercatat bahwa pertumbuhan
nasabah Bank Syariah naik sebanyak 18,05% pertahun.
Disisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menyatakan bahwa Bank Konvensional menduduki posisi
lebih rendah 4-5% dibawahnya. Pertumbuhan nasabah Bank Konvensional hanya berkisar 14% per
tahunnya.
Namun, dalam pengelolaan penghimpunan dana nasabahnya, kedua Sistem Perbankan ini memiliki
perbedaan yang dapat menjadi salah satu factor penarik nasabah dari masing-masing Sistem
Perbankan.
Perbedaan utama terletak pada prinsip atau kegiatan dari masing-masing Sistem Perbankan.Sistem
Perbank Konvensional adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran secara umum berdasarkan prosedur
dan ketentuan yang telah ditetapkan.
Perbedaannya dapat dilihat pula dari aspek akad dan aspek legalitas, struktur organisasi, lembaga
penyelesaian sengketa, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja serta corporate culture/budaya.

Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil


Dalam dunia perbankan saat ini terdapat dua jenis Bank yaitu Bank Konvensional dan Bank Syariah.
Kedua jenis Bank ini tentu memiliki sistem yang berbeda, salah satunya perbedaan dalam hal sistem
pembagian keuntungan dengan nasabahnya. Pada Bank Konvensional sistem ini dikenal dengan
Bunga sedangkan pada Bank Syariah dikenal dengan Bagi Hasil. Dalam artikel sebelumnya Bank
Muamalat telah membahas mengenai perbedaan antara KPR Syariah dan KPR Konvensional,
sehingga kali ini Bank Muamalat akan memberikan gambaran mengenai perbedaan Bunga dan  Bagi
Hasil yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

Bunga Bagi Hasil


1.     Penentuan tingkat suku bunga dibuat 1.   Penentuan besarnya rasio bagi hasil
pada waktu akad dengan pedoman harus dibuat pada waktu akad dengan berpedoman
selalu untung pada kemungkinan untung rugi
2.     Besarnya prosentase berdasarkan pada 2.   Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan
jumlah uang (modal) yang dipinjamkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh
3. Bagi hasil tergantung pada keuntungan
3.     Pembayaran bunga tetap seperti yang
proyek yang dijalankan sekiranya itu tidak
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah
mendapatkan keuntungan maka kerugian
proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah
akan ditanggung bersama oleh kedua belah
untung atau rugi
pihak
4.     Jumlah pembayaran bunga tidak
4.  Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
meningkat sekalipun jumlah keuntungan
dengan peningkatan jumlah pendapatan
berlipat
 

Demikian gambaran singkat mengenai perbedaan Bunga dan Bagi Hasil oleh Bank
Muamalat, semoga gambaran tersebut bermanfaat untuk menambah khasanah pengetahuan
mengenai Bank Syariah dan membantu kebutuhan Masyarakat Indonesia dalam
melaksanakan kegiatan perbankan syariah sehari-hari. Untuk melihat produk Bank Muamalat
Indonesia, silakan kunjungi halaman Produ

Anda mungkin juga menyukai