PERBEDAAN SISTEM BUNGA PADA BANK KONVESIONAL DENGAN SISTEM BAGI HASIL
NAMA:MEIKE INDRIATI
NIM:01020581923094
KELAS:5MP
Baca selengkapnya di artikel "Perbedaan Bunga Bank Konvensional dan Bagi Hasil Bank
Syariah
Bunga biasanya digunakan untuk bank konvensional, sedangkan pada bank syariah disebut
sebagai bagi hasil. Bunga dan bagi hasil tersebut diterapkan sebagai balas jasa yang diberikan
oleh pihak bank kepada nasabah dan sejumlah nominal yang harus dibayarkan nasabah
kepada bank jika nasabah memiliki pinjaman kepada bank. Perbedaan Bagi Hasil Bank
Syariah dan Konvensional Sistem bunga pada bank konvensional sering kali dikategorikan
sebagai riba, yaitu pengambilan tambahan (premium) sebagai syarat yang harus dibayarkan
oleh peminjam kepada pemberi pinjaman selain pinjaman pokok. Oleh karena itu bank
syariah menggunakan pendekatan lainnya yaitu bagi hasil dengan kebijakan yang sedikit
berbeda, di antaranya sebagai berikut, melansir situs resmi Bank Muamalat. Bunga Bagi
Hasil Penentuan tingkat suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu
untung Penentuan besarnya rasio bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada
kemungkinan untung rugi Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang
dipinjamkan Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh
Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang
dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi Bagi hasil tergantung pada keuntungan
proyek yang dijalankan sekiranya itu tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan
ditanggung bersama oleh kedua belah pihak Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat
sekalipun jumlah keuntungan berlipat Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan
peningkatan jumlah pendapatan Istilah Bunga di Bank Konvensional Selain itu, ada beberapa
istilah bunga di bank konvensional, mulai dari bunga flat, bunga efektif, bunga anuitas, dan
bunga mengambang. Bunga flat, yaitu sistem pembayaran bunga bersama cicilan pokok sama
setiap bulannya karena penghitungan dilakukan di awal. Biasanya sistem bunga flat ini
dipakai untuk pembayaran pinjaman jumlah kecil atau kendaraan. Bunga efektif, yaitu besar
bunga dihitung berdasarkan nilai pokok yang belum dibayarkan di setiap akhir periode
angsuran. Jadi, makin lama suku bunga makin kecil seiring sisa hutang pokok berkurang.
Bunga anuitas, sistem ini menerapkan komposisi atau porsi yang berbeda-beda tiap
periodenya. Penghitungan bunga di awal akan sangat besar sedangkan cicilan pokok kecil,
makin lama bunga menurun dengan cicilan pokok makin besar. Bunga mengambang, yang
mana besaran bunga mengikuti suku bunga pasar. Jika suku bunga pasar naik maka bunga
makin besar begitu pula sebaliknya. Skema Bagi Hasil Bank Syariah Seperti halnya bunga,
bagi hasil memiliki beberapa skema, di antaranya profit sharing, gross profit sharing, dan
revenue sharing. Profit sharing, sistem ini dilakukan dengan berbagi keuntungan yang didapat
dari suatu usaha, yaitu selisih antara pendapatan dari usaha setelah dikurangi biaya lainnya,
atau singkatnya, laba bersih. Gross profit sharing, sistem ini didapat dari membagikan
keuntungan laba kotor dari usaha. Revenue sharing, sistem ini menggunakan pendapatan
usaha saja yang dijadikan dasar penghitungan bagi hasil.
Baca selengkapnya di artikel "Perbedaan Bunga Bank Konvensional dan Bagi Hasil Bank
Syariah
Berdasarkan sistemnya, perbankan dibagi menjadi dua, yaitu perbankan konvensional dan syariah.
Perbedaan bank syariah dan bank konvensional bisa dilihat dari definisinya. Perbankan konvensional
adalah segala aktivitas perputaran uang yang mengacu pada kesepakatan internasional dan nasional, serta
berlandaskan hukum formil negara.
Sementara itu, perbankan syariah adalah aktivitas perbankan dengan berlandaskan pada hukum-hukum
muamalah agama Islam. Sumber hukum perbankan syariah mengacu pada dua pedoman besar umat
Muslim, yaitu Al-Qur’an dan Hadits.
Selain dari segi definisinya, apalagi perbedaan bank syariah dan konvensional di Indonesia? Simak
penjelasannya dari OCBC NISP di bawah ini.
1. Tujuan Pendirian
Latar belakang dan tujuan didirikan menjadi perbedaan bank syariah dan bank konvensional pertama. Bank
konvensional memiliki orientasi keuntungan dengan bebas nilai atau menganut prinsip yang dimiliki oleh
masyarakat umum.
Berbeda dengan bank syariah, tujuan pendiriannya tidak hanya berorientasi pada profit saja, namun
penyebaran dan penerapan nilai syariah. Aktivitas keuangan perbankan dilakukan tidak hanya melihat efek
dunia saja, tetapi juga memperhatikan aspek akhirat juga.
2. Prinsip Pelaksanaan
Perbedaan perbankan syariah dan konvensional berikutnya yaitu penerapan prinsip masing-masing bank.
Prinsip pelaksanaan antara bank syariah dan konvensional jelas berbeda.
Bank konvensional menggunakan prinsip konvensional dengan acuan peraturan nasional dan internasional
berdasarkan hukum berlaku. Sementara, prinsip bank syariah berdasarkan hukum Islam mengacu dari Al-
quran dan Hadist serta diatur oleh fatwa Ulama. Sehingga seluruh aktivitas keuangannya menganut prinsip
Islami.
3. Sistem Operasional
Sistem operasional juga menjadi perbandingan bank syariah dan bank konvensional. Pada bank
konvensional, sistem operasionalnya memberlakukan penerapan suku bunga dan perjanjian secara umum
berdasarkan aturan nasional. Akad antara bank dan nasabah bank banyak dilakukan berdasarkan
kesepakatan jumlah suku bunga.
Sementara itu, bank syariah tidak menerapkan bunga dalam transaksinya. Menurut syariat Islam, bunga
masuk dalam kategori riba. Sehingga sistem operasional bank syariah menggunakan akad bagi hasil atau
nisbah. Kesepakatan antara nasabah dan pihak bank berdasarkan pembagian keuntungan dan melibatkan
kegiatan jual beli.
5. Kesepakatan Formal
Proses transaksi dalam lembaga perbankan harus ada kesepakatan atau perjanjian formal antara nasabah
dan pihak bank. Perbedaan bank syariah dan bank konvensional ditinjau dari kesepakatan formal yaitu
bank konvensional melakukan perjanjian secara hukum nasional. Berbeda pada bank syariah melakukan
akad dengan memperhatikan hukum Islam juga.
Beragam jenis akad transaksi dalam bank syariah mulai dari mencari keuntungan hingga layanan jasa
sosial. Tidak hanya itu, dalam melaksanakan perjanjian, terdapat beberapa rukun dan syarat sah yang harus
ditunaikan untuk mengesahkan akad tersebut.
6. Pengawas Kegiatan
Perbedaan bank syariah dan konvensional juga ditinjau dari pengawas kegiatannya. Meskipun keduanya
sama-sama diatur oleh Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 mengenai Perbankan, tetapi pihak yang
mengawasinya berbeda.
Bank konvensional diawasi oleh dewan komisaris dalam aktivitasnya. Sementara struktur pengawasan
bank syariah terdiri dari berbagai lembaga, diantaranya dewan pengawas syariah, dewan syariah nasional,
dan dewan komisaris bank.
8. Sistem Bunga
Perbedaan perbankan syariah dan konvensional paling menonjol terlihat dari penerapan sistem bunga.
Bank umum menggunakan suku bunga sebagai acuan dasar dan keuntungan. Sementara, bank syariah tidak
menggunakan sistem bunga, tetapi imbal hasil atau nisbah. Bagi hasil diperoleh dari pembagian
keuntungan antara bank dan nasabah.
9. Pembagian Keuntungan
Keuntungan perbankan merupakan perbedaan bank syariah dan konvensional. Pada bank syariah,
keuntungan bank diperoleh dari hasil jual beli, sewa-menyewa, dan kemitraan dengan nasabah. Tetapi
bank konvensional mendapatkan keuntungan dari suku bunga yang dibebankan pada nasabah.
10. Pengelolaan Denda
Terakhir, perbandingan bank syariah dan bank konvensional adalah pengelolaan denda. Ketika Anda
terlambat melakukan pembayaran dalam bank konvensional, terdapat denda yang dibebankan kepada
nasabah. Bahkan besaran bunga bisa semakin meningkat, bila nasabah tidak membayar hingga batas waktu
ditetapkan.
Sementara itu, bank syariah tidak memiliki aturan beban denda bagi nasabah saat terlambat atau tidak bisa
membayar. Sebagai gantinya, bank akan melakukan perundingan dan kesepakatan bersama. Meskipun
beberapa bank syariah ada yang menetapkan denda pada kasus tertentu, tetapi uang denda dari nasabah
tidak dinikmati oleh pihak bank melainkan dianggarkan sebagai dana sosial.
Pengertian bagi hasil
Dilansir dari Tirto, sama seperti bunga, bagi hasil juga diberikan bank kepada nasabah sebagai balas jasa
dan jumlah uang yang dibayarkan kepada nasabah jika ia memiliki pinjaman kepada bank.
Adapun dalam bank syariah tidak memakai praktik bunga melainkan bagi hasil, margin keuntungan, dan
fee. Untuk bank konvensional memakai praktik bunga, besaran bunga di bank konvensional pun tetap
dibandingkan bank syariah bagi hasil bisa berubah-ubah tergantung pada kinerja usaha
Demikian gambaran singkat mengenai perbedaan Bunga dan Bagi Hasil oleh Bank
Muamalat, semoga gambaran tersebut bermanfaat untuk menambah khasanah pengetahuan
mengenai Bank Syariah dan membantu kebutuhan Masyarakat Indonesia dalam
melaksanakan kegiatan perbankan syariah sehari-hari. Untuk melihat produk Bank Muamalat
Indonesia, silakan kunjungi halaman Produ