GILINGAN
Pol Ampas <2%
ZK >50%
AMPAS
NIRA TERPERAH
HPG = 95-97%
HPB 1 = 65-70%
STASIUN GILINGAN
Rotary
screen Air Imbibisi
Carding
CC. 2 Drum
CC. 1
Ampas Ke. Boiler
Meja tebu
a1 a2 a3 a4 a5
I II III IV V
Tebu
HDHS
Lori tebu
Meja tebu
Krepy ak
tebu
TRUCK TIPPER
Memindahkan muatan tebu dari lori maupun truk langsung ke cane carrier.
Terdiri dari meja landasan yang digerakkan oleh alat hidrolik sehingga
membentuk kemiringan dengan sudut 60.
Truck tipper seringkali dilengkapi dengan timbangan lengkap dengan
indicator dan printer.
Keuntungan tipper:
1. waktu lebih singkat
2. tanpa kabel sling
3. tenaga kerja yang dibutuhkan
lebih sedikit
4. tebu yang tercecer / tertinggal
lebih sedikit
PENGANGKAT TEBU/CANE LIFTER/HILO
Spesifikasi:
o Perbandingan panjang dan lebar
meja tebu = 5 : 7
o Power motor : T = 0,25.S HP,
o Sudut kemiringan meja tebu =
5 kedepan, atau 8-15
kebelakang
o Untuk Kapasitas giling > 70 TCH
disarankan menggunakan 2 bh
meja tebu.
CANE TUMBLER
Cane Tumbler berupa batang bergigi (cakar) yang dipasang pada Meja
Tebu
Tujuan cane tumbler adalah perata tebu yang masuk ke main carrier
sehingga umpan memiliki ketebalan yang konstan
Kecepatan putaran n = 80 – 100 rpm.
ALAT PENGANGKUT (CARRIER)
CANE CARRIER
10 --------------------- 78,40
20 --------------------- 83,40
30 --------------------- 86,50
40 --------------------- 88,80
50 --------------------- 90,60
60 --------------------- 92,10
70 --------------------- 93,40
80 --------------------- 94,50
DAYA ALAT PENGERJAAN
PENDAHULUAN
CRUSHER : 10 - 26 KW / TFH
SHREDER : 10 - 12 KW / TFH
CANE CUTER : 10 - 12 KW / TFH
UNIGRATOR : 15 - 25 KW / TFH
CHOPER SHREDDER : 15 - 25 KW / TFH
SEMI HUMER SHREDDER : 22 - 25 KW / TFH
HEAVY DUTY SHREDDER : 40 - 50 KW / TFH
CRUSHER
Digunakan untuk memotong tebu dengan tekanan ringan
Sedikit yang masih menggunakan crusher karena PI rendah
Mirip rol gilingan dengan alur berbentuk V mengelilingi diameternya
Sudut alur sekitar 35–55, seringkali 45.
Jarak antara puncak alur (Pitch) bervariasi antara 38 – 100 mm.
Kebanyakan menggunakan harga 50 – 75 mm.
Tenaga yang dibutuhkan sekitar 2/3 dari tenaga untuk gilingan
putaran 2,5-3,5 rpm.
PISAU TEBU/CANE CUTTER/CANE KNIVES
np3
np4
tebu air
a4
Gil.I a1 Gil.II a2 Gil.III a3 Gil.IV
np4
nm
ROL GILINGAN
Rol gilingan terdiri atas selubung (shell) yang terbuat dari besi
cor dipasang pada poros yang terbuat dari baja khusus, yang
disatukan dengan proses pemanasan (shrink fit )
Ukuran rol yang banyak dipakai pabrik gula di Indonesia:
Diameter Panjang
30” 60”
32” 60”
34” 72”
34” 78”
36” 78”
42” 84”
SELUBUNG (SHELL)
Untuk memperoleh hasil yang baik, rol-rol unit gilingan harus
dapat memerah dengan efektif (tidak selip).
Hal ini dapat terlaksana bila bahan rol (selubung roll) cukup
kasar. Bahan yang biasa digunakan sebagai Selubung adalah
Besi Cor butir kasar dan Besi Cor butir halus.
Besi cor butir kasar akan menghasilkan selubung dengan
permukaan kasar yang cukup baik, namun kurang kuat dan
mudah pecah.
Besi cor butir halus memiliki kekuatan yang lebih baik, namun
permukaan yang dihasilkan halus, sehingga dalam operasional
perlu diberi pengasaran
ALUR
Pada rol gilingan terdapat alur yang
cukup dalam antara 40 s.d. 60 mm
dengan sudut alur antara 35° – 60°
Dibuat alur tambahan di antara alur-
alur tersebut, yang lebih dalam sedalam
20 s.d. 25 mm yang dinamakan
messchaerts, dengan tujuan
mempercepat aliran nira keluar rol.
ALUR
Pada rol gilingan terdapat alur yang
cukup dalam antara 40 s.d. 60 mm
dengan sudut alur antara 35° – 60°
Dibuat alur tambahan di antara alur-
alur tersebut, yang lebih dalam sedalam
20 s.d. 25 mm yang dinamakan
messchaerts, dengan tujuan
mempercepat aliran nira keluar rol.
Diamond Bestrol Caterpillar
Tekanan Ektraksi
Kg/cm2 %
150 94,6
200 95,1
250 95,4
300 96,3
PUTARAN ROLL GILINGAN
Putaran rol gilingan dibuat sekecil mungkin agar memberi
kesempatan pada nira melepaskan diri dari rol, sehingga
pada waktu ampas masuk, rol sudah kering,
Kalau putarannya terlalu cepat, nira tidak ada kesempatan
melepaskan diri dari rol, rol menjadi basah, nira terhisap
kembali oleh ampas.
Dalam menentukan putaran rol gilingan, faktor-faktor yang
perlu diperhatikan antara lain:
o Kapasitas giling
o Daya mesin Penggerak gilingan
o Jenis mesin penggerak
o Kekasaran permukaan rol
o Faktor slip
o Faktor reabsorbsi
Tumpahan
Nira
antara rol atas dan rol muka
dan kedua antara rol atas dan
RB
Sal
RM rol belakang.
Tump Nira Jarak rol atas dengan rol
belakang lebih kecil dibanding
jarak rol atas dengan rol
muka.
Roll Air Pemadatan sabut
Nira akan mengalir melalui alur
sisi depan rol muka dan
Tipis Tebal Tipis
melalui alur sisi depan rol
belakang serta jatuh pada plat
Nira Nira Nira penampung nira, kemudian
dialirkan ke bak nira mentah.
kecil deras kecil
Imbibisi Ektraksi
% tebu %
10 92,1
20 93,7
30 94,8
40 95,6
POWER
Daya diperlukan pada gilingan tergantung kepada :
o Kapasitas giling
o Kecepatan putaran
o Konfigurasi gilingan (tandem, jumlah roll, ukuran rol, dll)
o Transmisi yang digunakan
o Setelan gilingan
o Daya hidrolik
Daya rata2 diperlukan : 8-12 kW/TFH
Konfigurasi : Gilingan 1 dan trakhir : 10-14 kW/TFH, gilingan
tengah 8-11 kW/TFH
Penggerak:
o Mesin Uap
o Turbine
o Motor Listrik
o Motor Hidrolik
MESIN UAP
85
Anggapan:
Yang digiling sabut
n
Dk
Dk = diameter koreksi rol
h L = panjang rol
H H = tebal tak berongga (no void) tebu masuk
h = tebal tak berongga (no void) ampas keluar
n = putaran rol/jam
Dk
86
PERHITUNGAN
I. DIAMETER KOREKSI (Dk)
S A B U T. B I A S A N YA D I A M B I L S A B U T P R O S E N T E B U
R ATA - R ATA 3 TA H U N T E R A K H I R D A R I M A S A
G I L I N G P G YA N G B E R S A N G K U TA N
Penetapan besar (i) harus disesuaikan dengan kondisi setempat. Makin besar P.B.K.,
makin berat kerja gilingan dan ada kemungkinan gilingan gilingan selip (keseretan).
P.B.K. yang terlalu rendah akan mengurangi pemadatan ampas atau kerja gilingan
ringan (kurang efektif).
Contoh Kasus
CASE
PELAT AMPAS
O-W = (OR+RM)/25
b = /6
RN = (0,015-0,020) x Dk (b)) 40o 38o
78o<<82o