Dan kerugiannya :
◦ Penekanan terhadap plat kopling lebih kecil.
Saat pedal ditekan
Release fork menekan release bearing,
release bearing menekan diapragma spring
sehingga diapragma spring mengangkat
pressure plate melalui pivot ring
menyebabkan plat kopling terbebas (tidak
lagi terjepit di antara flywheel dan pressure
plate) dan putaran mesin tidak dapat
diteruskan ke input shaft transmisi.
Saat pedal dilepas
Release fork tidak menekan release bearing,
release bearing tidak menekan diapragma
spring sehingga diapragma spring
menekan pressure plate dan pressure plate
menekan clutch disc ke flywheel. Sehingga
terjadi perpindahan tenaga sebagai berikut
Mesin (flywheel) > clutch cover > pivot ring >
diapragma spring > pressure plate > clutch
dish > spline > input shaft transmisi.
untuk memindahkan tenaga putar dari mesin
ke transmisi dengan lembut tanpa terjadi
selip.
Facing : sebagai bidang gesek yang dikeling
pada cushion plate yang berfungsi untuk
memperlembut saat kopling berhubungan
dan cushion plate dikeling pada disc plate.
2. Kopling Otomatis:
a. Kopling Fluida
b. Torque Converter
c. TCC (Torque Converter Clutch)
3. Kopling Semi-otomatis
Ditinjau dari prinsip kerjanya:
1. Kopling Gesek :
a. Kopling plat:
1) Kopling plat kering
2) Kopling plat basah
b. Kopling kerucut
2. Kopling Sentrifugal
3. Kopling Fluida
4. Kopling Maknit
Ditinjau dari sistem pengontrolannya:
1. Kopling Mekanis
2. Kopling Hidrolis
Melepas baut pengikat pada universal joint
propeler shaft bagian belakang.
Melepas propeler shaft.
Melepas kotak transmisi.
Melepas cover clutch.
Melepas kampas kopling.
1. Periksa permukaan kampas kopling
2. Ukur kedalaman paku keling.
3. Periksa/ukur panjang torsion spring
4. Ukur gerak bebas kampas kopling terhadap
poros input transmisi.
1. Posisi kampas kopling harus sentris terhadap
flywheel.
2. Pemukaan naf/hub bagian rata harus
menghadap ke flywheel.