1
Sistem rem dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe berdasarkan tenaga
penggeraknya yaitu :
1. Rem mekanik
Rem mekanik memanfaatkan kabel rem sebagai penggerak saat rem
beroperasi.
2. Rem hidrolik
Rem hidrolik memanfaatkan tenaga hidrolis (menggunakan oli) sebagai
transfer tenaga dari pedal rem sampai pada silinder roda.
3. Rem angin
Rem angin memanfaatkan tenaga udara sebagai penggerak saat rem
beroperasi.
2
PEMBAHASAN
AIR BRAKE (REM ANGIN)
3
Gerakan piston ke bawah menghasilkan tekanan rendah dalam ruang
silinder sehingga udara luar terhisap masuk ke dalam silinder melalui
inlet valve (katup hisap).
b. Langkah kompressi
c. Tekanan cukup
4
Ketika tekanan udara cukup, kompresor bekerja pada mode tanpa beban.
Unloader plunger menahan katup hisap tetap terbuka sampai tekanan
turun dan mengaktifkan kembali sistem melalui mekanisme governor.
3. Foot valve
Foot valve merupakan kesatuan dari pedal rem yang mengontrol
tekanan udara saat pengereman. Jarak injakan pedal rem merupakan
besarnya pembukaan katup untuk tenaga pengereman, tetapi kerja maksimal
yang dapat dicapai tidak akan melebihi dari tekanan udara dalam tangki.
5
(Sumber : Air Brake Manual, Manitoba Public Insurance)
6
diaphragma akan terdorong keluar dan menekan slack adjuster. Jika terjadi
kebocoran pada diaphragma akan mengakibatkan efisiensi pengereman
menjadi sangat berkurang. Bahkan jika diaphragma rusah, sistem rem
menjadi tidak berfungsi sepenuhnya. Brake chamber depan biasanya
memiliki ukuran yang lebih kecil dari brake chamber belakang karena axle
depan memiliki beban yang lebih kecil debandingkan dengan axle belakang.
Slack adjuster
Slack adjuster memiliki fungsi menyetel free play antara push rod dan
sepatu rem. Komponen ini merupakan bagian yang langsung berhubungan
dengan sepatu rem, sehingga jika tidak disetel dengan benar akan
mengurangi efektifitas kerja pengereman.
7
5. Drum Brake dan Disc Brake
Sebagai bidang gesek yang menghasilkan tenaga untuk
menghentikan jaju kendaraan. Gerakan mekanis dari slack adjuster akan
diteruskan untuk menggerakkan atau mengembangkan kanvas rem
bergesekan dengan drum atau piringan ketika pengereman terjadi.
8
bertekanan dari tangki disalurkan melalui foot valve dan selalu terjaga sampai
pengereman terjadi.
Ketika pedal rem diinjak, foot valve akan terbuka dan mengalirkan udara
bertekanan ke brake chamber depan dan belakang. Push rod brake chamber akan
terdorong dan menggerakkan slack adjuster. Slack adjuster akan memutarkan cam
“S” dan mengembangkan kanvas rem sehingga bergesekan dengan rotor. Karena
gesekan ini lah putaran roda dapat dihentikan. Ketika peda rem dibebaskan, udara
dari brake chamber akan dibebaskan melalui katup pada foot valve.
D. Rem Parkir
Rem parkir tipe pegas disertakan dalam mekanisme rem angin untuk
menjamin rem parkir bekerja dengan aman. Pada saat pengereman, rem ditahan
oleh pegas pengembali dan tekanan udara. Rem parkir tipe pegas diaplikasikan
tanpa tekanan udara. Parking brake chamber diaplikasikan bersama dengan brake
chamber dan pengoperasiannya menggunakan penghubung yang sama. Oleh
karena ituk, efektifitas rrem parkir tergantung juga pada penyetelan rem.
Sebuah kontrol valve dengan dioperasikan oleh tombol pada kabin
memungkinkan pengemudi untuk membebaskan rem parkir atau mengoperasikan
rem parkir. Sistem ini juga berperan sebagai rem darurat. Kehilangan udara dari
sistem utama secara otomatis akan mengaktifkan rem tergantung bagaimana sistem
pemipaan yang digunakan.
Selama pengendaraan normal, tekana udara berada mengelilingi pegas,
menahan pegas lainya sebagai tenaga darurat ketika terjadi kondisi darurat.
9
(Sumber : Air Brake Manual, Manitoba Public Insurance)
Aplikasi dash control valve mengeluarkan udara dari ruang pegas brake
chamber sehingga mengakitakan gaya dari pegas aktif dan melakukan operasi
pengereman darurat.
10
DIAGNOSIS
11
B. Diagnosis masalah dan penyebab
12
7. Pengereman tidak seimbang.
- Rem membutuhkan penyetelan dan pelumasan.
- Axle mounting rusak.
- Lumasi dengan paselin pada brake lining.
- Pegas pengembali sepatu rem rusak.
- Tromol rem aus.
- Diaphragma pada brake chamber rusak.
- Slack adjuster rusak.
8. Tekanan udara tidak dapat naik dengan normal.
- Meter tekanan udara rusak.
- Terjadi kebocoran udara yang besar.
- Penyetelan governor tidak sesuai.
- Sabuk penggerak kompresor selip.
- Kompresor rusak.
9. Tekanan udara naik ke normal lambat.
- Terjadi kebocoran pada katup-katup.
- Volume tangki udara terlalu besar.
- Saringan udara pada kompresor tersumbat.
- Putaran mesin terlalu lambat.
- Katup hisap dan katup tekan kompresor bocor.
- Sabuk penggerak kompresor selip.
- Terdapar karbon pada kepala silinder kompresor.
10. Tekanan udara meningkat diatas normal.
- Meter tekanan udara rusak.
- Penyetelan governor tidak sesuai.
- Penyumbatan jalur udara antara governor dan kompresor.
- Celah unloader terlalu besar sehingga tertahan pada posisi tertutup.
11. Tekanan udara turun dengan capat ketika mesin mati dan rem bebas.
- Katup pengereman bocor.
- Kebocoran pipa atau selang.
- Katup tekan kompresor bocor.
- Governor bocor.
13
12. Tekanan udara turun dengan capat ketika mesin mati dan rem aktif.
- Kebocoran pada brake chamber, aktuator, atau silinder roda.
- Katup pengereman bocor.
- Kebocoran pada pipa atau selang.
- Terdapat air pada tangki udara.
- Volume tangki udara tidak memenuhi.
13. Terdapat ketukan pada kompresor terus menerus atau berkala.
- Puli penggerak kendor.
- Backlash pada drive gear atau drive coupling besar.
- Bearing aus.
- Terjadi penumpukan karbon pada kepala silinder kompresor.
14. Katup pengaman bocor.
- Penyetelan katup pengaman tidak tepat.
- Tekanan udara dalam sistem diatas normal.
15. Terdapat oli atau air terlalu banyak dalam sistem.
- Air pada tangki tidak pernah dibuang keluar.
- Oli kompresor berlebihan.
- Saringan udara pada kompresor tersumbat.
- Tekanan oli mesin terlalu besar.
- Terdapat tekanan balik dari ruang engkol mesin.
14
REFERENSI
15