Anda di halaman 1dari 15

PENDAHULUAN

Rem dirancang untuk menurunkan kecepatan kendaraan dan menghentikan


kendaraan atau menjaga kedudukan kendaraan ketika parkir. Rem merupakan
komponen kendaraan yang sangat penting bagi keselamatan berkendara. Pada era
sekarang, teknologi rem telah berkembang menjadi lebih dapat diandalkan, daya
pengereman lebih baik dan akurat sehingga kendaraan dapat melakukan
pengeraman dengan aman pada kondisi apapun.

Prinsip kerja rem


Gerakan kendaraan tidak dapat dihentikan dengan seketika ketika mesin
tidak dihubungkan dengan sistem pemindah tenaga. Terdapat gaya inersia yang
mempertahankan gerakan kendaraan untuk cenderung terus bergerak. Gaya inersia
ini harus dihilangkan ketika menginginkan kendaraan untuk dihentikan.
Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik. Tetapi sebaliknya
pada rem, rem mngubah energi kinetik menjadi energi panas untuk menghentikan
kendaraan. Pada umumnya, rem mobil bekerja desebabkan oleh benda yang diam
bergesekan dengan benda yang berputar. Efek pengereman dihasilkan dari gesekan
antara dua objek tersebut.

(Sumber : N-Step Nissan Service Technician Eduacation Program Step 2 Chasis)

1
Sistem rem dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe berdasarkan tenaga
penggeraknya yaitu :
1. Rem mekanik
Rem mekanik memanfaatkan kabel rem sebagai penggerak saat rem
beroperasi.
2. Rem hidrolik
Rem hidrolik memanfaatkan tenaga hidrolis (menggunakan oli) sebagai
transfer tenaga dari pedal rem sampai pada silinder roda.
3. Rem angin
Rem angin memanfaatkan tenaga udara sebagai penggerak saat rem
beroperasi.

Pada makalah ini penulis akan memaparkan mengenai rerm angin.


Konstruksi dan cara kerja rem angin akan menjadi fokus pembahasan pada makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

2
PEMBAHASAN
AIR BRAKE (REM ANGIN)

A. Komponen rem angin


Sistem rem angin dapat bekerja menghentikan laju kendaraan dengan
memanfaatkan kerja lima komponen utamanya.
1. Kompresor, untuk memompa udara.
2. Reservoir atau tangki udara, untuk menyimpan udara bertekanan.
3. Foot valve, untuk mengatur aliran udara bertekanan dari tangki udara ketika
dibutuhkan pengereman.
4. Brake chamber dan slack adjuster, komponen utama yang mengubah
tekanan dari udara bertekanan menjadi tenaga mekanik.
5. Brake lining dan drum atau rotor, sebagai media gesek untuk menghentikan
laju kendaraan.

B. Cara Kerja dan Fungsi komponen


1. Kompresor
a. Langkah hisap

(Sumber : Air Brake Manual, Manitoba Public Insurance)

3
Gerakan piston ke bawah menghasilkan tekanan rendah dalam ruang
silinder sehingga udara luar terhisap masuk ke dalam silinder melalui
inlet valve (katup hisap).

b. Langkah kompressi

(Sumber : Air Brake Manual, Manitoba Public Insurance)

Gerakan piston ke atas mengakibatkan udara dalam silinder terkompresi.


Udara bertekanan ini tidak dapat keluar melalui katup hisap dan ketika
piston mendekati ujung atas silinder, udara akan keluar melalui discharge
valve (katup tekan) karena pegas tidak mampu melawan tekanan udara.
Udara bertekana disalurkan ke tangki udara.

c. Tekanan cukup

(Sumber : Air Brake Manual, Manitoba Public Insurance)

4
Ketika tekanan udara cukup, kompresor bekerja pada mode tanpa beban.
Unloader plunger menahan katup hisap tetap terbuka sampai tekanan
turun dan mengaktifkan kembali sistem melalui mekanisme governor.

2. Reservoir atau Tangki Udara

(Sumber : Air Brake Manual, Manitoba Public Insurance)

Tangki udara menampung udara bertekanan dari kompresor dan


mengeluarkannya ketika pengereman berlangsung sebagai sumber tenaga
dari udara bertekanan. Tangki dilengkapi dengan katup pengaman untuk
melindungi dari ledakan karena tekana berlebih. Ketika tekanan dalam tangki
berlebihan, maka katup pengaman akan terbuka dan melepaskan udara
bertekana ke luas sampai pada batas maksimum tekanan udara dalam
tangki.

3. Foot valve
Foot valve merupakan kesatuan dari pedal rem yang mengontrol
tekanan udara saat pengereman. Jarak injakan pedal rem merupakan
besarnya pembukaan katup untuk tenaga pengereman, tetapi kerja maksimal
yang dapat dicapai tidak akan melebihi dari tekanan udara dalam tangki.

5
(Sumber : Air Brake Manual, Manitoba Public Insurance)

Ketika pengemudi menginjak pedal rem, foot valve secara otomatis


akan menyalurkan udara bertekanan ke dalam sistem rem. Pengemudi tidak
dapat menyetel tekanan dalam menginjak pedal rem. Ketika pedal rem
dilepas, tread akan melepaskan udara bertekanan keluar melalui exhaust
port.

4. Brake chamber dan Slack adjuster

(Sumber : Air Brake Manual, Manitoba Public Insurance)

Brake chamber tersiri dari diaphragma yang fleksibel. Brake chamber


berfungsi mengubah tekanan udara menjadi gerakan mekanis untuk
mengoperasikan rem. Udara bertekanan mendorong diaphragma sehingga
akan bergerak sesuai arah tekanan udara. Push rod yang terhubung dengan

6
diaphragma akan terdorong keluar dan menekan slack adjuster. Jika terjadi
kebocoran pada diaphragma akan mengakibatkan efisiensi pengereman
menjadi sangat berkurang. Bahkan jika diaphragma rusah, sistem rem
menjadi tidak berfungsi sepenuhnya. Brake chamber depan biasanya
memiliki ukuran yang lebih kecil dari brake chamber belakang karena axle
depan memiliki beban yang lebih kecil debandingkan dengan axle belakang.

Slack adjuster
Slack adjuster memiliki fungsi menyetel free play antara push rod dan
sepatu rem. Komponen ini merupakan bagian yang langsung berhubungan
dengan sepatu rem, sehingga jika tidak disetel dengan benar akan
mengurangi efektifitas kerja pengereman.

(Sumber : Air Brake Manual, Manitoba Public Insurance)

7
5. Drum Brake dan Disc Brake
Sebagai bidang gesek yang menghasilkan tenaga untuk
menghentikan jaju kendaraan. Gerakan mekanis dari slack adjuster akan
diteruskan untuk menggerakkan atau mengembangkan kanvas rem
bergesekan dengan drum atau piringan ketika pengereman terjadi.

(Sumber : Air Brake Manual, Manitoba Public Insurance)

C. Cara kerja pengereman


Udara dipompa / dikompresikan oleh kompresor kemudian disalurkan ke
tangki udara yang dilengkapi dengan katup pengaman tekanan lebih. Governor
mengontrol tekanan tekanan dalam tangki dengan mengontrol kompresor. Udara

8
bertekanan dari tangki disalurkan melalui foot valve dan selalu terjaga sampai
pengereman terjadi.
Ketika pedal rem diinjak, foot valve akan terbuka dan mengalirkan udara
bertekanan ke brake chamber depan dan belakang. Push rod brake chamber akan
terdorong dan menggerakkan slack adjuster. Slack adjuster akan memutarkan cam
“S” dan mengembangkan kanvas rem sehingga bergesekan dengan rotor. Karena
gesekan ini lah putaran roda dapat dihentikan. Ketika peda rem dibebaskan, udara
dari brake chamber akan dibebaskan melalui katup pada foot valve.

D. Rem Parkir
Rem parkir tipe pegas disertakan dalam mekanisme rem angin untuk
menjamin rem parkir bekerja dengan aman. Pada saat pengereman, rem ditahan
oleh pegas pengembali dan tekanan udara. Rem parkir tipe pegas diaplikasikan
tanpa tekanan udara. Parking brake chamber diaplikasikan bersama dengan brake
chamber dan pengoperasiannya menggunakan penghubung yang sama. Oleh
karena ituk, efektifitas rrem parkir tergantung juga pada penyetelan rem.
Sebuah kontrol valve dengan dioperasikan oleh tombol pada kabin
memungkinkan pengemudi untuk membebaskan rem parkir atau mengoperasikan
rem parkir. Sistem ini juga berperan sebagai rem darurat. Kehilangan udara dari
sistem utama secara otomatis akan mengaktifkan rem tergantung bagaimana sistem
pemipaan yang digunakan.
Selama pengendaraan normal, tekana udara berada mengelilingi pegas,
menahan pegas lainya sebagai tenaga darurat ketika terjadi kondisi darurat.

9
(Sumber : Air Brake Manual, Manitoba Public Insurance)

Selama operasi normal, pegas rem tidak dimanfaatkan. Tekanan udara


menjaga kedudukan pegas tetap tertekan.

(Sumber : Air Brake Manual, Manitoba Public Insurance)

Aplikasi dash control valve mengeluarkan udara dari ruang pegas brake
chamber sehingga mengakitakan gaya dari pegas aktif dan melakukan operasi
pengereman darurat.

10
DIAGNOSIS

A. Prosedur Pengecakan sebelum perjalanan


Pastikan kendaraan berada pada tempat yang aman, set rem parkir, pasang
penahan pada roda sebagai prosedur keamana pemeriksaan.
1. Pengecekan aliran
a. Periksa keamanan dan kondisi kompresor dan sabuk penggerak.
b. Periksa kondisi dan keamanan selang dan selang fleksibel.
c. Tekan semua slack adjuster secara manual (menggunakan pry bar).
Periksa gerakan, kondisi mekanis dan kelengkapannya.
d. Periksa sudut push rod dan slack adjuster tidak melebihi 90°.
2. Penambahan tekanan udara
a. Peringatan cut out kira-kira 60 psi.
b. Tekanan terisi pada 50-90 psi dalam waktu 3 menit.
c. Governor cut out beroperasi minimal 105 psi dan maksimal 125 psi.
3. Saat tekanan maksimal
a. Bebaskan rem parkir untuk mencegah kesalahan fungsi.
b. Matikan mesin.
c. Periksa kebocoran udara. Kebocoran udara lebih kecil dari 3 psi selama
satu menit.
4. Mengembalikan tekanan udara maksimal
a. Dengan rem parkir masih beroperasi, lepaskan penahan roda.
b. Periksa kerja rem parkir dengan memasukkan gigi rendah dan dirasakan
hentakannya.
c. Bebaskan rem parkir.
d. Jalankan kendaraan perlahan dan operasikan rem sebagai langkah
pengecekan kerja rem final.

11
B. Diagnosis masalah dan penyebab

1. Tenaga pengereman kecil.


- Rerm membutuhkan penyetelan, pelumasan atau penggantian kanvas.
- Tekanan udara rendah dibawah 60 psi.
- Tekanan pada brake valve delivery dibawah normal.
- Kesalahan ukuran aktuator atau slack adjuster.
- Terjadi masalah pada linkage.
2. Rem kurang responsif.
- Rem membutuhkan penyetelan dan pelumasan.
- Tekanan udara rendah dibawah 60 psi.
- Katup pengereman pembukaanny tidak cukup.
- Terjadi kebocoran berlebih pada sistem.
- Pipa penyalur terlalu panjang.
- Terjadi penyumbatan pada pipa.
3. Rem bebas dengan lambat.
- Rem membutuhkan penyetelan dan pelumasan.
- Katup pengereman tidak kembali ke posisi terbebas penuh.
- Terjadi penyumbatan pada pipa.
- Saluran keluar katup rem, katup pembebas atau katup relay tersumbat.
- Terjadi kerusakan pada katup-katup.
4. Rem tidak dapat bebas.
- Rem tidak pada posisi terbebas penuh.
- Terjadi masalah pada katup pengereman dan katup relay.
- Terjadi kebocoran atau penyumbatan pada pipa.
5. Rem nyendat atau tidak teratur.
- Berikan paselin pada brake lining.
- Terjadi masalah pada katup pengereman dan katup relay.
- Tidak ada beban kendaraan = tekanan pengereman tinggi.
6. Rem tidak bekerja.
- Tidak ada tekanan udara dalam sistem.
- Pipa tersumbat atau rusak.
- Katup pengereman rusak.

12
7. Pengereman tidak seimbang.
- Rem membutuhkan penyetelan dan pelumasan.
- Axle mounting rusak.
- Lumasi dengan paselin pada brake lining.
- Pegas pengembali sepatu rem rusak.
- Tromol rem aus.
- Diaphragma pada brake chamber rusak.
- Slack adjuster rusak.
8. Tekanan udara tidak dapat naik dengan normal.
- Meter tekanan udara rusak.
- Terjadi kebocoran udara yang besar.
- Penyetelan governor tidak sesuai.
- Sabuk penggerak kompresor selip.
- Kompresor rusak.
9. Tekanan udara naik ke normal lambat.
- Terjadi kebocoran pada katup-katup.
- Volume tangki udara terlalu besar.
- Saringan udara pada kompresor tersumbat.
- Putaran mesin terlalu lambat.
- Katup hisap dan katup tekan kompresor bocor.
- Sabuk penggerak kompresor selip.
- Terdapar karbon pada kepala silinder kompresor.
10. Tekanan udara meningkat diatas normal.
- Meter tekanan udara rusak.
- Penyetelan governor tidak sesuai.
- Penyumbatan jalur udara antara governor dan kompresor.
- Celah unloader terlalu besar sehingga tertahan pada posisi tertutup.
11. Tekanan udara turun dengan capat ketika mesin mati dan rem bebas.
- Katup pengereman bocor.
- Kebocoran pipa atau selang.
- Katup tekan kompresor bocor.
- Governor bocor.

13
12. Tekanan udara turun dengan capat ketika mesin mati dan rem aktif.
- Kebocoran pada brake chamber, aktuator, atau silinder roda.
- Katup pengereman bocor.
- Kebocoran pada pipa atau selang.
- Terdapat air pada tangki udara.
- Volume tangki udara tidak memenuhi.
13. Terdapat ketukan pada kompresor terus menerus atau berkala.
- Puli penggerak kendor.
- Backlash pada drive gear atau drive coupling besar.
- Bearing aus.
- Terjadi penumpukan karbon pada kepala silinder kompresor.
14. Katup pengaman bocor.
- Penyetelan katup pengaman tidak tepat.
- Tekanan udara dalam sistem diatas normal.
15. Terdapat oli atau air terlalu banyak dalam sistem.
- Air pada tangki tidak pernah dibuang keluar.
- Oli kompresor berlebihan.
- Saringan udara pada kompresor tersumbat.
- Tekanan oli mesin terlalu besar.
- Terdapat tekanan balik dari ruang engkol mesin.

14
REFERENSI

Yukon Air Brake Manual, Yukon Community and Transportation Service.

Air Brake Manual, Manitoba Public Insurance.

N-Step Nissan Service Technician Eduacation Program Step 2 Chasis.

Air Brake Sistem Troubleshooting, Quality Heavy Duty Parts.

15

Anda mungkin juga menyukai