Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH KOMPETENSI TEKNIS DAN ETOS KERJA TERHADAP

KINERJA KARYAWAN DEPARTEMEN PABRIKASI


PADA PT PABRIK GULA CANDI BARU SIDOARJO

Ragil Prasetyo
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang, Jl, Semarang 5 Malang
Email: prasetyoragil18@yahoo.com

Elfia Nora
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang
Email: elfia.nora.fe@um.ac.id

Abstrak: Tujuan penelitian untuk mengetahui besarnya pengaruh


kompetensi teknis dan etos kerja terhadap kinerja karyawan
departemen pabrikasi pada PT Pabrik Gula Candi Baru Sidoarjo.
Variabel yang diteliti adalah kompetensi teknis, etos kerja dan kinerja
karyawan. Jenis penelitian deskriptif dan eksplanatori dengan
pendekatan kuantitatif. Penentuan sampel dengan menggunakan
teknik simple random sampling. Perhitungan sampel dengan kriteria
karyawan departemen pabrikasi sejumlah 71 responden. Berdasarkan
hasil uji analisis regresi linier berganda diketahui bahwa kompetensi
teknis dan etos kerja berpengaruh secara parsial terhadap kinerja
karyawan.

Kata kunci: kompetensi teknis, etos kerja, kinerja karyawan

PENDAHULUAN 2016:179) untuk mempertahankan


Pada era globalisasi saat ini, kestabilan perusahaan dibutuhkan sumber
persaingan perusahaan semakin kompetitif daya manusia yang berkualitas karena
dan semakin kompleks sehingga setiap sumber daya manusia merupakan salah satu
perusahaan di tuntut untuk memperbaiki hal- faktor penentu berhasil atau tidaknya suatu
hal yang terkait dalam perusahaan serta perusahaan dalam mencapai tujuannya.
lebih responsif agar terus bertahan dan terus Artinya target atau tujuan perusahaan tidak
berkembang, banyak aspek yang perlu akan tercapai apabila sumber daya manusia
diperbaiki oleh perusahaan khususnya aspek tidak memiliki kinerja yang baik.
sumber daya manusia. Sumber daya Menurut Amstrong (1994) dalam
manusia merupakan aspek penting dalam Ardiana dkk (2010:45) kinerja seseorang
perusahaan dikarenakan tercapainya tujuan didasarkan pada pemahaman ilmu
suatu perusahaan ditentukan oleh baik pengetahuan, keterampilan, keahlian dan
buruknya kinerja sumber daya manusia yang perilaku yang diperlukan untuk melakukan
ada di dalam perusahaan. pekerjaan dengan baik. Kinerja sumber daya
Sumber daya manusia (SDM) adalah manusia dalam suatu perusahaan dapat di
faktor penentu berhasil atau tidaknya suatu pengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
organisasi dalam mencapai tujuannya. kompetensi teknis dan etos kerja. Dimana
Untuk mencapai suatu tujuan organisasi kompetensi teknis dan etos kerja dapat
diperlukan sumber daya manusia yang mempengaruhi baik buruknya kinerja
kompeten, kredibel, berintegritas, seorang karyawan ketika bekerja.
berkualitas, dan mempunyai semangat Menurut Sedarmayanti (2003)
bekerja yang tinggi. Menurut (Ruhana dkk, kompetensi teknis adalah pengetahuan dan
keahlian untuk mencapai hasil yang telah individualisme atau independensi dan
disepakati, kemampuan untuk memikirkan pengaruh positif bekerja terhadap individu.
persoalan dan mencari alternatif baru. Sedangkan menurut Yousef (2007)
Kompetensi teknis berfokus pada menyatakan bahwa etos kerja merupakan
penguasaan bidang pengetahuan yang terkait konsep yang memandang pengabdian atau
dengan pekerjaan dan motivasi untuk dedikasi terhadap pekerjaan sebagai nilai
menggunakan, mengembangkan serta yang berharga.
membagikan pengetahuan yang terkait Berdasarkan beberapa pengertian etos
dengan pekerjaan kepada orang lain. kerja diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
Sedangkan menurut Jackson dan etos kerja merupakan suatu konsep kerja
Chapman dalam Albino (2018:2) seorang karyawan yang tercermin pada
kompetensi teknis adalah kemampuan yang perilakunya dalam bekerja. Karyawan yang
melibatkan aspek keterampilan. memiliki etos kerja yang tinggi akan
Kemampuan, dan nilai-nilai yang membantu memiliki semangat kerja yang kuat yang
karyawan dalam operasional di tempat kerja. tertanam dalam jiwa karyawan sehingga
Berdasarkan penjelasan di atas, karyawan akan senantiasa bekerja keras atau
kompetensi teknis sangat penting bagi totalitas dalam bekerja seperti tidak
karyawan dikarenakan kompetensi teknis membuang-buang waktu selama bekerja,
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, jujur, mau bekerja sama, dan bertanggung
dan kemampuan yang diperlukan karyawan jawab, dan lain-lain. Etos kerja karyawan
dalam menyelesaian suatu pekerjaan dengan yang tinggi dan baik sangat penting untuk
efektif dan efisien. Kompetensi teknis juga perusahaan, semakin baik etos kerja dalam
berkaitan dengan keteknisan seperti suatu perusahaan, maka kemampuan atau
kemampuan dalam pengoperasian alat-alat kinerja karyawan dalam menyelesaikan
mesin dan kemampuan dalam pekerjaan akan semakin baik. Karyawan
menyelesaikan suatu masalah, tentunya hal yang memiliki etos kerja yang baik akan
ini sangat diperlukan oleh karyawan agar menciptakan keadaan dimana karyawan
mampu menghasilkan kinerja yang baik. tersebut mencintai perusahaan dan ingin
Semakin tinggi tingkat kompetensi teknis memajukan perusahaan, sehingga karyawan
dari seorang karyawan, maka kemampuan akan berkinerja secara optimal sesuai
karyawan dalam penyelesaian pekerjaan dengan kemampuan yang mereka miliki.
yang diberikan perusahaan akan semakin Objek pada penelitian ini adalah PT
baik. Pabrik Gula Candi Baru Sidoarjo.
Selain kompetensi teknis, keberhasilan Perusahaan ini merupakan pabrik gula yang
suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya memproduksi gula jenis SHS (Superior
juga di pengaruhi oleh faktor lain yakni etos Hooft Suiker) atau GKP (Gula Kristal Putih)
kerja. Menurut Octarina (2013), etos kerja tipe IA sebagai produk utama. Selain produk
adalah totalitas kepribadian diri seseorang tersebut ada beberapa hasil samping,
serta caranya mengekspresikan, salah satunya berupa tetes yang dijual ke
memandang, meyakini, dan memberikan beberapa perusahaan, ampas tebu yang
makna pada sesuatu, yang mendorong dimanfaatkan sebagai bahan bakar ketel,
dirinya untuk bertindak dan meraih hasil dan blotong yang berguna sebagai pupuk.
yang optimal. Karyawan yang memiliki etos Perusahaan ini terletak di lokasi Jl. Raya
kerja yang baik akan berusaha menunjukkan Candi No. 10, Sidoarjo. Perusahaan ini
suatu sikap, watak serta keyakinan dalam berdiri pada tanggal 21 Oktober 1911.
melaksanakan suatu pekerjaan dengan Alasan memilih penelitian di PT Pabrik
bertindak dan bekerja secara optimal. Gula Candi Baru Sidoarjo karena pada tahun
Menurut Chong dan Tai dalam 2004, PG Candi Baru sempat direncanakan
Wirawan (2007) berpendapat bahwa etos untuk ditutup karena merugi dalam
kerja adalah mengenai ide yang menekankan pendapatan dari tahun 1999-2004. Hal ini
ditandai dengan kerugian yang dialami tebu untuk dibakar dan menghasilkan uap
hingga Rp 7,8 milyar. Kerugian tersebut yang menjadi penggerak turbin uap. Serta
disebabkan penjualan yang terus menurun karyawan departemen pabrikasi mampu
setiap tahunnya. Namun berkat semangat memanfaatkan debit limbah air kotor yang
pantang menyerah dan kerja keras serta mencapai 250 m3/jam yang setara dengan
usaha dalam perbaikan peralatan/mesin serta aliran sungai kecil untuk menggerakkan
faktor sumber daya manusianya baik dari turbin generator, sehingga bisa dihasilkan 15
segi kompetensi teknis, etos kerja dan kilo watt listrik. PT PG Candi Baru Sidoarjo
kesadaran dari segenap karyawan untuk merupakan satu-satunya pabrik gula yang
merubah keadaan menjadi lebih baik, tidak menggunakan bahan bakar minyak
akhirnya secara perlahan namun pasti untuk operasionalnya. Dengan adanya
keadaan mulai berbalik. inovasi-inovasi ini, tentunya dapat
Manajemen perusahaan PT PG Candi menghemat biaya yang harus dikeluarkan
Baru memercayai, hanya perbaikan dari perusahaan untuk bahan bakar minyak
internal perusahaan yang bisa membalikkan dalam operasionalnya.
keadaan perusahaan. Hal tersebut adalah Kinerja PT PG Candi Baru Sidoarjo
perbaikan mesin pembuat gula dan dapat dikatakan baik, hal ini ditunjukkan
perbaikan sumber daya perusahaan baik dari dengan adanya peningkatan perolehan laba
kompetensi teknis maupun etos kerja perusahaan sepuluh tahun terakhir dari tahun
karyawan agar menjadi karyawan yang 2005 hingga tahun 2015 berkisar antara Rp
berkualitas yang mampu menghasilkan 2,6 Miliar hingga Rp 26,4 Miliar per tahun
produk yang berkualitas dan bisa (Bisnis.com, diakses pada tanggal 2 oktober
menyelamatkan perusahaan dari 2019). Serta tercapainya target hasil
keterpurukan serta supaya perusahaan produksi dalam 5 tahun terakhir dari tahun
mampu bertahan dan survive dalam keadaan 2014 hingga tahun 2019 antara 31 ribu ton
tersebut. hingga 34 ribu ton per tahun kecuali pada
PT PG Candi Baru Sidoarjo mampu tahun 2016 yang hanya menghasilkan 28
bertahan hingga sekarang dikarenakan ribu ton per tahun (dokumen perusahaan).
beberapa hal salah satunya adalah adanya Hal ini menunjukkan betapa baik kinerja
inovasi dan kreativitas karyawan yang karyawan pada perusahaan tersebut
mampu memodifikasi dan memperbaiki khususnya departemen pabrikasi yang
mesin-mesin penggiling gula serta berkecimpung langsung dalam proses
merawatnya dengan baik. Hal ini terlihat pembuatan produk perusahaan.
dengan adanya peningkatan kapasitas mesin Departemen pabrikasi PT PG Candi
penggilingan pada PT PG Candi Baru Baru Sidoarjo dapat dikatakan memiliki
Sidoarjo yang awalnya hanya berkapasitas kompetensi teknis yang bagus hal ini dapat
1750 TCD menjadi 2750 TCD dalam kurun dilihat dari inovasi-inovasi yang dilakukan
waktu 15 tahun terakhir. Karyawan oleh karyawan serta dalam pelaksanaan
departemen pabrikasi bekerja keras dan kegiatan bekerja sehari-hari dimana mereka
saling bekerja sama satu sama lain agar harus senantiasa mampu beradaptasi dalam
dapat memperbaiki mesin-mesin yang telah segala lingkungan yang ada dan mampu
rusak dan memodifikasi mesin-mesin yang menghadapi permasalahan-permasalahan
bisa digunakan agar dapat meningkatkan yang terjadi pada saat bekerja. Karyawan
hasil produksi secara kuantitas dan kualitas. departemen pabrikasi juga dituntut agar
Karyawan departemen pabrikasi juga senantiasa mampu mempelajari dan
melakukan inovasi terkait pemanfaatan menerapkan apa yang sudah dipelajari dalam
limbah yang dihasilkan seperti gas panas proses kerja sehingga kinerja yang
yang keluar dari cerobong asap ditangkap dihasilkan karyawan lebih baik lagi.
dengan heat exchanger (pemindah panas), Kinerja departemen pabrikasi PT PG
lalu dialirkan ke bagian pemanasan ampas Candi Baru bisa dikatakan baik karena
sudah sesuai target yang ditetapkan (1) kondisi kompetensi teknis, etos kerja dan
perusahaan. Akan tetapi walaupun kinerja kinerja karyawan departemen pabrikasi PT
karyawan departemen pabrikasi dinilai Pabrik Gula Candi Baru Sidoarjo (2)
sudah cukup baik, bukan berarti departemen pengaruh kompetensi teknis terhadap kinerja
ini tidak memiliki permasalahan- karyawan departemen pabrikasi (3)
permasalahan yang harus dihadapi. pengaruh etos kerja terhadap kinerja
Permasalahan yang kerap terjadi seperti karyawan departemen pabrikasi.
kurangnya bahan baku gula, minimnya Berdasarkan penjelasan di atas dapat
regenerasi SDM, SDM yang berkompeten dirumuskan hipotesis penelitian sebagai
keluar/pindah ke perusahaan lain dan kurang berikut:
maksimalnya etos kerja karyawan. a. H1 : Kompetensi Teknis berpengaruh
Etos kerja karyawan departemen positif dan signifikan terhadap kinerja
pabrikasi dapat dilihat dari kerja keras karyawan departemen pabrikasi PT.
mereka seperti bekerja lembur, namun Pabrik Gula Candi Baru Sidoarjo
beberapa karyawan tidak memanfaatkan jam b. H2 : Etos Kerja berpengaruh positif dan
kerja yang ada dan cenderung mengurangi signifikan terhadap kinerja karyawan
jam kerja mereka. Dari observasi yang departemen pabrikasi PT. Pabrik Gula
dilakukan ditemukan ada beberapa Candi Baru Sidoarjo
karyawan yang mengisi waktu kerjanya
dengan duduk-duduk ngobrol, istirahat pada METODE PENELITIAN
waktu jam kerja, ada yang masih terlambat Metode penelitian yang digunakan
ataupun keluar kantor untuk urusan-urusan adalah deskriptif dan explanatory research.
yang tidak berkaitan dengan tugas Metode deskriptif digunakan untuk
pekerjaannya. Hal ini menunjukkan belum memberikan gambaran yang jelas tentang
maksimalnya etos kerja karyawan pada variable yang diteliti. Explanatory research
departemen pabrikasi. digunakan untuk menguji hipotesis yang
Belum maksimalnya etos kerja telah dirumuskan untuk mengetahui adanya
karyawan departemen pabrikasi PT PG pengaruh antar variable. Variabel dalam
Candi Baru Sidoarjo disebabkan adanya penelitian ini meliputi variabel independen
prinsip bahwa bekerja hanya untuk yaitu kompetensi teknis dan kompetensi
mendapatkan uang dan menyelesaikan tugas sosial sedangkan variabel dependen yaitu
sesuai target perusahaan, namun tidak kinerja karyawan. Sedangkan pendekatan
adanya rasa kontribusi dari diri karyawan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
untuk kemajuan organisasi, dan perasaan pendekatan kuantitatif.
jika pekerjaan yang selama ini dijalankan Populasi dalam peneltian ini yaitu
dapat mewujudkan cita-cita yang diinginkan seluruh karyawan departemen pabrikasi PT
serta mengharapkan penghargaan yang lebih Pabrik Gula Candi Baru Sidoarjo. Jumlah
dari pimpinan. populasi karyawan departemen pabrikasi
Berdasarkan latar belakang yang telah yang ada di PT Pabrik Gula Candi Baru
dijelaskan di atas, peneliti merasa perlu Sidoarjo berjumlah 86 orang. Untuk
untuk mengkaji sejauh mana kompetensi menentukan jumlah sampel dalam penelitian
teknis dan etos kerja mempengaruhi kinerja ini, peneliti menggunakan rumus Slovin.
karyawan departemen pabrikasi pada PT. Sehingga didapatkan sampel karyawan
Pabrik Gula Candi Baru Sidoarjo. Serta departemen pabrikasi PT Pabrik Gula Candi
bagaimana kinerjanya, lalu apakah ada Baru Sidoarjo sebanyak 71 orang. Dalam
hubungannya terkait kompetensi teknis dan penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
etos kerja terhadap kinerja karyawan. simple random sampling yaitu teknik
Penelitian ini bertujuan untuk pengambilan sampel secara secara acak.
mengetahui: Instrumen penelitian yang digunakan
adalah kuesioner dan wawancara. Sementara
itu, skala dalam kuisioner yang akan atau mendekati normal. Hasil uji normalitas
digunakan dalam penelitian ini adalah skala menunjukkan grafik terlihat data menyebar
likert, yang memiliki lima rentang jawaban. di sekitar garis diagonal serta penyebarannya
Selain itu, penelitian ini menggunakan mengikuti garis diagonal, hal ini berarti data
analisis statistik deskriptif yaitu statistik berdistribusi normal. Dengan demikian,
yang digunakan untuk menganalisis data model regresi layak digunakan dalam
dengan cara mendeskripsikan atau penelitian.
menggambarkan data yang telah terkumpul b. Uji Multikolinieritas
sebagaimana adanya tanpa bermaksud Multikolinieritas diperlukan untuk
membuat kesimpulan yang berlaku untuk mengetahui ada tidaknya variabel
umum atau generalisasi. independen yang memiliki kemiripan antar
Adapun beberapa macam uji asumsi variabel independen dalam satu model.
klasik yang digunakan dalam penelitian ini Masalah multikolinieritas muncul apabila
yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas terjadi hubungan atau berpengaruh yang
dan uji heteroskedastisitas sedangkan model sangat kuat antara dua variabel atau lebih.
analisis yang digunakan adalah regresi linier Variabel X1 dan X2 masing - masing
berganda. Serta terdapat uji t (Uji Parsial) memiliki nilai tolerance kurang dari 1,
dengan taraf signifikansi 5% untuk demikian juga angka VIF masih diantara
mengetahui seberapa besar pengaruh angka 1-10, artinya tidak terjadi
variable independen terhadap variable multikolinieritas.
dependen. c. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan uji heteroskedastisitas adalah
HASIL alat untuk menguji apakah dalam suatu
1. Uji Validitas dan Reliabilitas analisis berganda mempunyai
a. Uji Validitas ketidaksamaan varian dalam suatu
Uji validitas digunakan untuk pengamatan. Model regresi yang baik adalah
mengukur valid atau tidaknya kuesioner. tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji
Dalam suatu kuesioner dapat dikatakan valid heteroskedastisitas menunjukkan gambar
jika pertanyaan pada kuesioner mampu grafik terlihat titik - titik menyebar acak
untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur tanpa membentuk suatu pola yang jelas.
oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dapat Dengan demikian, maka dapat disimpulkan
diketahui dengan melihat r hitung, apabila r bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas,
hitung ≥ r tabel dan bernilai positif, maka sehingga model regresi layak digunakan.
dalam indikator atau pernyataan tersebut
dinyatakan valid. 3. Analisis Statistik Deskriptif
Hasilnya setiap item pernyataan Berikut ini merupakan uraian dari
variabel penelitian memiliki nilai r hitung deskripsi variabel yang digunakan dari hasil
lebih dari 0,361 (nilai r tabel) kecuali item penelitian yang telah dilakukan.
Y.34, maka item pernyataan untuk semua a. Kompetensi Teknis
variabel dinyatakan valid dan dapat Kompetensi teknis karyawan
digunakan untuk mengukur variabel dalam departemen pabrikasi PT PG Candi Baru
penelitian kecuali item Y.34. Sidoarjo tergolong tinggi dan bisa dikatakan
berkompeten. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
2. Uji Asumsi Klasik Grand Mean yang didapatkan sebesar 4,27.
b. Etos Kerja
a. Uji Normalitas
Etos kerja karyawan departemen
Tujuan uji normalitas adalah untuk
pabrikasi PT PG Candi Baru Sidoarjo sudah
menguji apakah dalam model regresi
termasuk dalam kategori baik atau tinggi.
variabel bebas dan variabel terikat
Hal ini ditunjukkan oleh nilai Grand Mean
mempunyai distribusi normal atau tidak.
yang didapatkan sebesar 4,36.
Regresi yang baik adalah jika data normal
c. Kinerja Karyawan juga akan naik 0,408 satuan dan
Kinerja karyawan departemen sebaliknya.
pabrikasi PT PG Candi Baru Sidoarjo sudah c. Hasil Etos Kerja (X2) sebesar 0,352
termasuk dalam kategori baik atau tinggi. menjelaskan bahwa besarnya kinerja
Hal ini ditunjukkan oleh nilai Grand Mean karyawan (Y) akan mengalami
yang didapatkan sebesar 4,18. perubahan sebesar 0,352 jika Etos Kerja
berubah sebesar satu satuan baik turun
4. Analisis Regresi Linier Berganda
maupun naik, dengan kata lain apabila
Analisis regresi linier berganda
koefisien regresi Etos Kerja (X2) naik
digunakan untuk mengetahui seberapa besar
satu satuan, maka Kinerja Karyawan
pengaruh variabel bebas X1 dan X2
(Y) juga akan naik 0,352 satuan dan
terhadap Y. Hasil analisis terlihat dalam
sebaliknya.
tabel berikut:
d. e adalah kemungkinan terjadinya
Tabel Hasil Analisis Regresi Linier kesalahan dari penggunaan model pada
Berganda persamaan regresi linier berganda
dikarenakan adanya faktor lain selain
Variabel variabel (X) yang mempengaruhi
B Beta t Sig t. variabel dependen dan tidak dimuat
Bebas
Kompetens dalam model penelitian.
i Teknis 0,408 0,286 2,499 0,015 Nilai Koefisien Determinasi (R2)
(X1) sebesar 0,358 memiliki arti kompetensi
Etos Kerja teknis (X1) dan Etos Kerja (X2)
0,352 0,397 3,468 0,001 memberikan kontribusi sebesar 35,8%
(X2)
Variabel Terikat: Y (0,358 x 100% = 35,8%) terhadap kinerja
Konstanta = 29,739 karyawan (Y), sedangkan sisanya sebesar
R = 0,599 64,2% dijelaskan oleh variabel lain diluar
R Square = 0,358 model tersebut.
Adjusted R = 0,340
Square 5. Uji t (Uji Parsial)
Sumber: diolah peneliti, 2020 Dari hasil analisis uji t pada tabel di atas
terlihat bahwa:
Dari tabel di atas maka persamaan regresi
a. Variabel Kompetensi Teknis (X1)
sebagai berikut: menunjukkan nilai signifikansi t sebesar
Y = a + b1X1 + b2X2 + e 0,015 < 0,05. Hal ini menunjukkan
Y = 29,739 + 0,408 X1 + 0,352 X2 + e adanya pengaruh yang signifikan dari
Dari persamaan regresi tersebut, diketahui Kompetensi Teknis (X1) terhadap
bahwa: Kinerja Karyawan (Y). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa H 1
a. Nilai konstanta sebesar 29,739 dapat diterima dan H0 ditolak.
diartikan ketika variabel independen b. Variabel Etos Kerja (X2) menunjukkan
(Kompetensi Teknis dan Etos Kerja) nilai signifikansi t sebesar 0,001 < 0,05.
nilainya sama dengan nol, maka nilai Hal ini menunjukkan adanya pengaruh
dari variabel dependen yakni kinerja yang signifikan dari Etos Kerja (X 2)
karyawan adalah sebesar 29,739. terhadap Kinerja Karyawan (Y).
Dengan demikian dapat disimpulkan
b. Hasil Kompetensi Teknis (X1) sebesar bahwa H2 diterima dan H0 ditolak.
0,408 menjelaskan bahwa besarnya
kinerja karyawan (Y) akan mengalami PEMBAHASAN
baik turun maupun naik, dengan kata 1. Deskripsi Hasil Pengukuran Variabel
lain apabila koefisien regresi a. Kompetensi Teknis
Kompetensi Teknis (X1) naik satu Kompetensi Teknis dalam penelitian
satuan, maka Kinerja Karyawan (Y) ini adalah keahlian kerja yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan serta sikap kerja yang sesuai berfokus pada penyelesaian tugas dan
bidang keahliannya dengan standar yang tanggung jawabnya saja, tetapi kurang
telah ditetapkan guna membantu organisasi memperhatikan perkembangan yang dapat
dalam mencapai tujuan. Penilaian responden dilakukan dengan terobosan-terobosan baru
terhadap variabel kompetensi teknis di dalam proses kerja. Seharusnya karyawan
departemen pabrikasi PT PG Candi Baru juga harus memperhatikan perkembangan
diukur dengan indikator yang dikemukakan dalam proses produksi, apakah bisa
oleh Jackson and Chapman dalam Albino ditingkatkan atau dalam proses tersebut bisa
(2018:2), yaitu melalui Keterampilan, lebih di efisiensikan.
Kemampuan, dan Nilai-nilai Operasional. b. Etos Kerja
Berdasarkan data distribusi frekuensi Etos kerja dalam penelitian ini adalah
yang telah diolah peneliti, diperoleh bahwa totalitas kepribadian diri seorang karyawan
kompetensi teknis karyawan sudah bisa yang mendorong dirinya untuk melakukan
dikatakan berkompeten. Hal ini ditunjukkan
pekerjaan secara optimal. Dengan begitu
dengan jumlah nilai Grand Mean yang
didapatkan sebesar 4,27 yang menunjukkan seseorang yang memiliki etos kerja yang
bahwa kondisi kompetensi teknis di PT PG baik diharapkan dapat memberikan kinerja
Candi Baru Sidoarjo bagian departemen secara maksimal guna meningkatkan kinerja
pabrikasi saat ini sesuai dengan perusahaan. Penilaian responden terhadap
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan variabel etos kerja di departemen pabrikasi
yang dibutuhkan. Nilai rata-rata tertinggi PT PG Candi Baru Sidoarjo diukur dengan
jawaban responden yaitu sebesar 4,55
indikator yang dijabarkan oleh Maharani, I.
mengenai nilai-nilai operasional, yakni
“Karyawan mampu mengetahui bagaimana (2017:55). Indikator tersebut meliputi Kerja
cara mempraktekkan pengetahuan yang Keras, Disiplin, Jujur, dan Tanggung jawab.
diperoleh di tempat kerja”. Artinya Berdasarkan data distribusi frekuensi
karyawan mampu mengetahui bagaimana yang telah diolah peneliti, diperoleh bahwa
cara mempraktekkan pengetahuan yang etos kerja karyawan departemen pabrikasi
diperoleh di tempat kerja dengan baik. sudah termasuk dalam kategori baik. Hal ini
Dalam pelaksanaannya karyawan
ditunjukkan oleh nilai Grand Mean yang
departemen pabrikasi memang selalu
dituntut untuk mampu beradaptasi di didapatkan sebesar 4,36. Nilai rata-rata
lingkungan kerja baik dalam menghadapi tertinggi jawaban responden yaitu sebesar
permasalahan-permasalahan yang terjadi 4,52 mengenai kerja keras, yakni “Menurut
saat bekerja serta mampu menerapkan apa saya, waktu itu tidak boleh disia-siakan,
yang sudah dipelajari dalam proses kerja tetapi seharusnya digunakan secara efisien”.
sehingga dapat menghasilkan kinerja yang Artinya karyawan dalam melakukan suatu
lebih baik lagi. Hal ini sejalan dengan teori
pekerjaan itu harus dikerjakan dengan waktu
yang dikemukakan Spencer, L. M. &
Spencer, S. M. (1993), kompetensi teknis seefisien mungkin. Hal ini sejalan dengan
adalah penguasaan bidang pengetahuan yang pendapat yang dikemukakan oleh Faderik
terkait dengan pekerjaan (dapat teknik, dalam octarina (2013: 11), etos kerja
manajerial maupun profesional) dan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
motivasi untuk menggunakan, oleh setiap masing-masing karyawan,
mengembangkan dan membagikan tujuannya untuk mendapatkan balas jasa
pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan
yang berhak diterima oleh karyawan secara
kepada orang lain.
Sedangkan nilai rata-rata terendah langsung. Untuk meningkatkan kinerja
jawaban responden yaitu sebesar 3,87 karyawan diperlukan semangat kerja yang
mengenai kemampuan, yakni “karyawan tinggi terutama kerja keras dan komitmen
membawa inovasi untuk proses kerja”, untuk menjalankan pekerjaannya.
berarti karyawan departemen pabrikasi Sedangkan nilai rata-rata terendah
merasa kurang bisa melakukan inovasi jawaban responden yaitu sebesar 4,00
dalam proses kerja. Hal ini dikarenakan mengenai kerja keras, yakni “Saya mampu
karyawan departemen pabrikasi hanya menyelesaikan berbagai pekerjaan secara
bersamaan dengan baik”. Artinya karyawan kualitas hasil”. Artinya karyawan dinilai
merasa kurang mampu menyelesaikan kurang bisa menjaga kualitas hasil produksi
berbagai pekerjaan secara bersamaan dengan apabila kecepatan kerja semakin
baik. Ketika ada berbagai pekerjaan secara ditingkatkan. Karyawan departemen
bersamaan, sebaiknya diselesaikan satu per pabrikasi di PT PG Candi Baru Sidoarjo
satu bukan dengan cara bersamaan. tidak selalu mampu menjaga kualitas produk
c. Kinerja Karyawan yang dihasilkan dikarenakan performa yang
Kinerja karyawan dalam penelitian ini dihasilkan dari setiap individu dalam bekerja
adalah Kinerja merupakan hasil kerja yang itu berbeda-beda. Namun karyawan
telah dicapai dalam menyelesaikan tugas- departemen pabrikasi senantiasa berusaha
tugas dan tanggung jawab yang diberikan untuk memenuhi target yang ditetapkan
dalam suatu periode tertentu. Kinerja perusahaan dengan hasil yang maksimal.
karyawan menggambarkan tingkat
keberhasilan dalam melaksanakan tugas, 2. Pengaruh Antar Variabel
serta kemampuan untuk mencapai tujuan a. Pengaruh Kompetensi Teknis terhadap
yang telah ditetapkan atau ditargetkan Kinerja Karyawan
perusahaan. Penilaian responden terhadap Menurut Sedarmayanti (2003) adalah
variabel kinerja karyawan di PT PG Candi “kompetensi teknis merupakan pengetahuan
Baru Sidoarjo bagian departemen pabrikasi dan keahlian untuk mencapai hasil yang
diukur dengan indikator yang digunakan telah disepakati, kemampuan untuk
oleh perusahaan dalam menilai kinerja memikirkan persoalan dan mencari alternatif
karyawannya selama ini. Indikator tersebut baru”. Karyawan yang memiliki
meliputi Integritas, Efektifitas/Pengelolaan keterampilan serta keahlian dalam
Proses Pekerjaan, Inisiatif/Kreativitas, bidangnya akan dengan mudah
Ketelitian, Motivasi dan Antusiasme. menyelesaikan tugas yang diberikan dengan
Berdasarkan data distribusi frekuensi hasil yang baik, hasil kerja tersebut bisa
yang telah diolah peneliti, diperoleh bahwa dikatakan baik apabila sesuai dengan standar
kinerja karyawan sudah termasuk dalam yang telah ditentukan perusahaan. Oleh
kategori baik. Hal ini ditunjukkan oleh nilai karena itu karyawan dituntut untuk
Grand Mean yang didapatkan sebesar 4,18.
memaksimalkan kompetensi teknis yang
Nilai rata-rata tertinggi penilaian kinerja
karyawan yaitu sebesar 4,37 mengenai dimiliki agar dapat mencapai standar yang
ketelitian, yakni “Melakukan check dan telah ditentukan.
recheck terhadap semua aspek pekerjaan”. Kompetensi teknis berfokus pada
Artinya karyawan ketika melakukan suatu penguasaan bidang pengetahuan yang terkait
pekerjaan hendaknya memastikan dari awal dengan pekerjaan dan motivasi untuk
sampai akhir bahwa pekerjaan yang menggunakan, mengembangkan serta
dilakukan telah dikerjakan dengan baik dan
membagikan pengetahuan yang terkait
aman. Karyawan departemen pabrikasi di
PT PG Candi Baru Sidoarjo senantiasa dengan pekerjaan kepada orang lain. Hal ini
melakukan check dan recheck terhadap sejalan dengan pendapat menurut Sartika
pekerjaan yang akan dilakukan baik sebelum (2015:55) menyatakan kompetensi teknis ini
dan sesudah bekerja. Hal ini dilakukan agar berkonsentrasi pada pekerjaan, yaitu untuk
pekerjaan yang dilakukan sudah sesuai menggambarkan tanggung jawab, tantangan,
dengan SOP perusahaan dan menjaga dan sasaran kerja yang harus dilakukan serta
kualitas dari hasil pekerjaan tersebut. Hal ini
dicapai oleh pemangku jabatan agar dapat
sejalan dengan pendapat dari Ivancevich,
Konopaske, dan Matteson, (2002:157) yang berprestasi dengan baik. Sedangkan Hutapea
mengemukakan bahwa kinerja menunjukkan (2008:31) mengatakan bahwa kompetensi
kemampuan dan keterampilan pekerja. teknis lebih cenderung dipengaruhi oleh
Sedangkan nilai rata-rata terendah pengetahuan dan keterampilan.
karyawan adalah sebesar 3,65 mengenai Kompetensi teknis merupakan syarat
Integritas, yaitu “semakin meningkatkan yang harus dimiliki oleh setiap karyawan
kecepatan kerja dengan tetap menjaga
yang bekerja dalam suatu bidang atau posisi adanya hubungan positif antara kompetensi
tertentu. Agar dapat menyelesaikan teknis terhadap kinerja karyawan. Begitu
pekerjaan sesuai job description maka juga dengan hasil penelitian oleh Martini,
dibutuhkan kompetensi teknis yang baik dkk. (2018:35), yang menunjukkan variabel
sesuai standar yang telah ditetapkan kompetensi teknis mempunyai pengaruh
perusahaan. Kompetensi teknis yang yang signifikan terhadap peningkatan
dimiliki setiap karyawan tersebut tentunya kinerja pegawai. Penelitian oleh Albino
akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan (2018:10), juga menunjukkan bahwa
itu sendiri. Hal ini sejalan dengan yang kompetensi teknis berpengaruh positif
dinyatakan oleh Hutapea (2008:21) bahwa terhadap kinerja karyawan. Melihat dari
kompetensi teknis menjadi acuan penentu hasil penelitian saat ini dan didukung
target pencapaian kinerja yang digunakan dengan hasil penelitian sebelumnya maka
dalam penilaian kinerja karyawan. dapat disimpulkan bahwa variabel
Menurut Albino (2018:3) agar kompetensi teknis mempunyai pengaruh
karyawan menjadi sukses, mereka perlu langsung yang signifikan dan positif
belajar dan menunjukkan kompetensi yang terhadap kinerja karyawan. Dengan
diharapkan. Artinya kompetensi teknis demikian, hipotesis pertama diterima.
memiliki pengaruh terhadap kinerja
karyawan. Kompetensi teknis juga tidak 2. Pengaruh Etos Kerja terhadap Kinerja
hanya berfokus pada pengetahuan dan Karyawan
keterampilan yang dibutuhkan untuk Etos kerja yang baik dalam instansi
melakukan pekerjaan saja, tetapi juga atau perusahaan dapat membantu karyawan
kemampuan untuk menyesuaikan diri untuk memahami bagaimana cara mereka
dengan lingkungan kerja, menerima bekerja menjalankan tugasnya (Hardiansyah,
tantangan kerja dan berperilaku produktif 2017: 38). Menurut Octarina (2013), etos
(Hutapea, 2008:34). Artinya kompetensi kerja adalah totalitas kepribadian diri
teknis yang dimiliki oleh seorang karyawan seseorang serta caranya mengekspresikan,
sangat penting dalam meningkatkan kinerja memandang, meyakini, dan memberikan
karyawan tersebut. Semakin tinggi makna pada sesuatu, yang mendorong
kompetensi teknis yang dimiliki oleh dirinya untuk bertindak dan meraih hasil
karyawan dan sesuai dengan tuntutan peran yang optimal. Karyawan yang memiliki etos
pekerjaan, maka kinerja karyawan tersebut kerja yang baik akan berusaha menunjukkan
juga akan semakin meningkat. suatu sikap, watak serta keyakinan dalam
Berdasarkan hasil uji hipotesis dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan
penelitian ini mengatakan bahwa bertindak dan bekerja secara optimal. Etos
kompetensi teknis berpengaruh terhadap kerja yang tinggi juga merupakan salah satu
kinerja karyawan. Hasil tersebut dapat patokan karyawan yang berkinerja tinggi.
dilihat hasil analisis uji t yang menunjukkan Karyawan yang memiliki etos kerja yang
nilai probabilitas (sign t) kompetensi teknis baik dan positif pasti juga memiliki kinerja
lebih kecil dari taraf signifikansi, maka H1 yang baik dan positif pula.
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa Menurut Hardiansyah, (2017:20)
variabel kompetensi teknis berpengaruh menyatakan etos kerja yang tinggi
positif dan signifikan terhadap variabel seharusnya dimiliki setiap karyawan atau
kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan pemimpin dalam suatu organisasi, hal ini
bahwa kompetensi teknis berpengaruh sangat dibutuhkan agar organisasi tersebut
terhadap kinerja karyawan departemen berkembang dan mampu memenangkan
pabrikasi PT PG Candi Baru Sidoarjo. persaingan dalam perebutan pangsa pasar
Penelitian ini juga didukung oleh yang ditargetkan perusahaan. Hal ini sejalan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh dengan pendapat anoraga (2001:10), yang
Inneke, Q (2011:72), yang menunjukkan menyatakan bahwa keberhasilan dalam
persaingan kerja tidak hanya membutuhkan yang menunjukkan adanya hubungan positif
keahlian dan kemampuan saja tetapi juga dan signifikan antara etos kerja terhadap
diperlukan adanya dedikasi, kerja keras, dan kinerja karyawan. Begitu juga dengan hasil
kejujuran dalam bekerja. penelitian oleh Bawelle, M. dan Sepang, J.
Menurut Hardiansyah (2017:28) (2016), yang menunjukkan variabel etos
mengemukakan apabila etos kerja dikaitkan kerja mempunyai pengaruh yang positif dan
dengan situasi kehidupan manusia yang signifikan terhadap peningkatan kinerja
sedang “membangun”, maka etos kerja yang karyawan. Maharani, I. dan Efendi, S.
tinggi akan dijadikan sebagai prasyarat yang (2017) juga menunjukkan bahwa bahwa etos
mutlak, yang harus ditumbuhkan dalam kerja berpengaruh secara siginifikan
kehidupan itu. Karena hal itu akan membuka terhadap kinerja karyawan. Artinya etos
pandangan dan sikap kepada manusianya kerja yang dimiliki oleh seorang karyawan
untuk menilai tinggi terhadap kerja keras sangat penting dalam meningkatkan kinerja
dan sungguh-sungguh, sehingga dapat karyawan tersebut. Melihat dari hasil
mengikis sikap kerja yang asal-asalan, tidak penelitian saat ini dan didukung dengan
berorientasi terhadap mutu atau kualitas hasil penelitian sebelumnya maka dapat
kerja yang semestinya (Cohen, 2002). disimpulkan bahwa variabel etos kerja
Berdasarkan hasil uji hipotesis dalam mempunyai pengaruh langsung yang
penelitian ini mengatakan bahwa etos kerja signifikan terhadap kinerja karyawan.
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian, hipotesis kedua diterima.
Hasil tersebut dapat dilihat pada hasil
analisis uji t yang menunjukkan nilai
probabilitas (sign t) etos kerja lebih kecil
dari taraf signifikansi, maka H2 diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel KESIMPULAN DAN SARAN
etos kerja berpengaruh positif dan signifikan A. Kesimpulan
terhadap variabel kinerja karyawan. Berdasarkan hasil penelitian dan
Hal ini menunjukkan bahwa etos kerja pembahasan yang telah diuraikan pada bab-
berpengaruh terhadap kinerja karyawan bab sebelumnya, maka dapat ditarik
departemen pabrikasi PT. PG Candi Baru kesimpulan sebagai berikut:
Sidoarjo. Artinya apabila karyawan 1. Kondisi Kompetensi Teknis dan Etos
memiliki etos kerja yang baik maka kinerja Kerja yang diterapkan oleh karyawan
karyawan tersebut juga tergolong baik, dan Departemen pabrikasi PT PG Candi
sebaliknya apabila etos kerja karyawan Baru Sidoarjo tergolong dalam kategori
buruk maka kinerjanya juga menurun. Etos baik dan Kinerja yang dihasilkan
kerja tidak lepas dari kepribadian dan karyawannya juga dalam kategori
karakter masing-masing individu. Sesuai tinggi.
dengan pendapat khasanah, (2004:8) yang 2. Terdapat pengaruh positif dan
menyatakan etos kerja adalah semangat yang signifikan antara variabel Kompetensi
kuat yang tertanam dalam jiwa pegawai Teknis terhadap Kinerja karyawan
yang kemudian diaplikasikan dalam sikap departemen pabrikasi PT PG Candi
kesehariannya dalam melakukan usaha Baru Sidoarjo secara parsial.
untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan 3. Terdapat pengaruh positif dan
rohani. Jadi semakin karyawan memiliki signifikan antara variabel Etos Kerja
kesesuaian karakter yang dimiliki dengan terhadap Kinerja karyawan bagian
tempat bekerja, maka akan semakin tinggi pabrikasi PT PG Candi Baru Sidoarjo
pula tingkat kinerja karyawan tersebut. secara parsial.
Penelitian ini didukung oleh penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh B. Saran
Hardiansyah, A. dan Yanwar, R.P. (2015),
Berdasarkan hasil kesimpulan yang pengaruh kompetensi teknis dan etos kerja
telah dijabarkan di atas, maka dapat terhadap kinerja karyawan. Peneliti
diberikan beberapa saran yang nantinya selanjutnya yang berminat untuk meneliti di
dapat dijadikan pertimbangan untuk pihak bidang yang sama diharapakan memperluas
yang terkait. Beberapa saran tersebut adalah penelitian dengan menambahkan variabel
sebagai berikut: lain seperti TQM (Total Quality
1. Bagi PT PG Candi Baru Sidoarjo Management), pelatihan, kompetensi sosial,
Hasil penelitian ini menunjukkan kompetensi intelektual, Knowledge
bahwa secara parsial kompetensi teknis dan Management, stres kerja, budaya kerja
etos kerja mempunyai pengaruh yang sehingga lebih bervariasai dan menarik
signifikan terhadap kinerja karyawan. Untuk untuk dipelajari.
itu karyawan diharapkan agar lebih Dikarenakan ditemukannya sasaran
meningkatkan kinerja mereka dengan cara target pengukuran yang salah pada variabel
memaksimalkan kompetensi teknis dan etos kompetensi teknis dan terjadinya kuesioner
kerja yang dimiliki oleh setiap individu yang sama antara variabel etos kerja dan
karyawan. kinerja karyawan sehingga terjadi overlap
Berdasarkan temuan peneliti, terdapat (penumpukan frekuensi), maka dari itu
pernyataan dengan rata-rata terendah yaitu peneliti selanjutnya diharapkan untuk
karyawan dinilai kurang bisa menjaga menggunakan pengukuran lain yang lebih
kualitas hasil produksi apabila kecepatan konsisten dan agar tidak terjadi overlap serta
kerja semakin ditingkatkan. Hal ini ketika melakukan penyebaran kuesioner
menunjukkan bahwa kurang maksimalnya tersebut agar senantiasa di pantau atau
pihak perusahaan dalam memaksimalkan disebar sendiri agar tidak salah sasaran
kompetensi teknis dan etos kerja karyawan target penelitian.
agar dapat menghasilkan produk yang Daftar Pustaka
berkualitas dengan kecepatan kerja yang Albino, G. 2018. Technical and Behavioral
berbeda. Untuk itu diharapkan pimpinan Competencies on Performance
perusahaan lebih sering melakukan Evaluation : Petrek Leaders ’
Perspectives. 20(4). 1-12.
pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan
https://doi.org/10.1177/215824401878
kegiatan produksi agar apabila kecepatan 0972.
kerja semakin ditingkatkan, karyawan tetap
mampu menjaga dan menghasilkan produk Ardiana Dkk. 2010. Kompetensi SDM UKM
dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja
yang berkualitas sesuai dengan target yang
UKM di Surabaya. Jurnal Manajemen
ditetapkan perusahaan. Serta menempatkan Dan Kewirausahaan. Vol.12, No. 1,
karyawan-karyawan sesuai kemampuan Maret 2010: 42-55.
karyawan dengan mempertimbangkan
Ardiansyah, Y., & Sulistiyowati, L. H. 2018.
kompetensi yang dimiliki oleh para Pengaruh Kompetensi dan
karyawan. Dan ketika melakukan perekrutan Kecerdasan Emosional Terhadap
karyawan sebaiknya lebih diperketat dengan Kinerja Pegawai. 2(1), 91–100.
cara menambahkan syarat-syarat tertentu Ataunur, I., & Ariyanto, E. 2015. Pengaruh
yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan kompetensi dan pelatihan terhadap
seperti calon karyawan harus memiliki kinerja karyawan pt adaro energy tbk.
sertifikat khusus yang berkaitan dengan 16, 135–150.
pabrik gula atau memiliki pengalaman di Bawwelle, M., & Sepang, J. 2016. Pengaruh
bidang yang dibutuhkan setidaknya minimal Etos Kerja, Gairah Kerja dan Disiplin
1 tahun. Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT
BRI Cabang Tahuna. 4(3). 353-361.
2. Bagi Akademisi https://doi.org/10.35794/emba.v4i3.141
Penelitian ini digunakan sebagai bahan 20.
referensi untuk penelitian mengenai
Cohen, W. A. 2002. The new art of the Pariwisata Pemuda dan Olahraga
Leader. Cetakan Pertama. Jakarta: PT Kabupaten Sarolangun”. Kumpulan
Prenhallindo. Jurnal Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Andalas. 1(1): 1
Hadiansyah, A., & Yanwar, R. P. (2015).
Pengaruh Etos Kerja Terhadap Qamariah, I. 2011. Pengaruh Perencanaan
Kinerja Karyawan PT. AE. (2), 150– Dan Kompetensi Karyawan Terhadap
158. Kinerja Karyawan Pada PT.
Indonesia. 14 (2), 63–73.
Ivancevich, John M., Konopaske R. &
Matteson, M. T. 2002. Perilaku Dan Rande, D. 2016. Pengaruh kompetensi
Manajemen Organisasi. Jakarta: terhadap kinerja pegawai pada dinas
Erlangga. perhubungan, komunikasi dan
informatika kabupaten mamuju utara.
Khasanah, U. 2004. Etos Kerja Sarjana
101–109.
menuju Puncak Prestasi. Yogyakarta:
Harum Grup. Ruhana, I., Susilo, H. & Yani, A. N. 2016.
Pengaruh Penempatan Karyawan
Kusnan, A. & Airlangga. U. 2004. Analisis
Terhadap Motivasi Dan Kinerja (Studi
Sikap Iklim Organisasi, Etos Kerja
Pada Karyawan Pt Perkebunan
Dan Disiplin Kerja dalam
Nusantara X (Pg Watoetoelis)
Menentukan Efektivitas Kinerja
Sidoarjo). (Online),
Organisasi di Garnisun Tetap III.
(http://administrasibisnis.studentjourna
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi
l.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/1
ASIA Vol, 4(2). Surabaya. Malang.
202/1384), diakses tanggal 20
Maharani, I. 2017. Pengaruh Budaya Oktober 2019.
Organisasi, Komitmen Organisasi,
Sedarmayanti. 2003, Sumber Daya Manusia
Kompensasi Dan Etos Kerja Terhadap
dan Produktivitas Kerja. Bandung:
Kinerja Pegawai Kementrian
Ilham Jaya.
Ketenagakerjaan Republik Indonesia.
13(2). 49-61. Spencer, L. M. & Spencer, S. M. 1993.
Competence at Work, Models For
Makawi, U., Normajatun, & Haliq, A. 2015.
Superior Performance. Canada: John
Analisis Pengaruh Kompetensi
Wiley & Sons, Inc.
Terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Perindustrian Dan Perdagangan Kota Universitas Negeri Malang. 2017. Pedoman
Banjarmasin. Al – Ulum Ilmu Sosial Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi.
Dan Humaniora. 10(2015). ISSN: Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah,
2476 – 9576. 16-26. Tugas Akhir, Laporan Penelitian.
Edisi Keenam. Malang: Universitas
Martini, I. A. O., Rahyuda, I. K., Sintaasih,
Negeri Malang.
D. K., Saroyeni, P., & Piartini. 2018.
The Influence of Competency on Wirawan. 2007. Budaya dan Iklim
Employee Performance through Organisasi Teori Aplikasi dan
Organizational Commitment Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.
Dimension. 20(2), 29–37.
Yousef, D.A., 2007. The Islamic Work Ethic
https://doi.org/10.9790/487X-
as Mediator of The Relitionship
2002082937.
Between Locus of Control, Role
Octarina, A. 2013. Pengaruh Etos Kerja dan Conflic and Role Ambiguity, Jounal of
Disiplin Kerja terhadap Kinerja Management Psychology, Vol. 15, No.
Pegawai pada Dinas Kebudayaan 4, Page 283 - 302.

Anda mungkin juga menyukai