Pada kesempatan kali ini, setelah kita membahas tentang tipe bus Mercedes Benz yang ada di
Indonesia, kita akan membahas salah satu sistem pengereman tambahan yang banyak orang
awam yang salah pengertian terhadap jenis rem yang akan kita bahas ini, yaitu sistem
pengereman gas buang atau yang disebut dengan exhaust brake.
Mengapa sesuai Rpm atau putaran mesin? karena sistem rem jenis ini bekerja dengan menutup
saluran knalpot, maka kadang rem jenis ini disebut juga dengan rem knalpot, maka gas buang
akan tertahan dalam mesin yang dengan otomatis menahan mesin untuk bekerja dan mencegah
mesin untuk melakukan pembakaran solar, sehingga putaran mesin akan tertahan dan berefek
pada pelambatan putaran ban, apabila Rpm tinggi maka gas buang yang ketika itu ditahan
didalam mesin tinggi juga berdampak pada efek pengereman yang tinggi juga,
jika Rpm merendah maka gas buang pun sedikit yang ditahan berdampak pada kecilnya efek
pengereman yang terjadi. Untuk bus Mercedes Benz apabila Rpm diatas 1.200 RPM maka rem
akan berfungsi menahan laju kendaraan, tetapi jika kurang dari itu maka efek pengereman mulai
menghilang. Untuk bus Hino pengereman gas buang berfungsi diatas 2.000 Rpm, jika kurang dari
itu maka akan diikuti dengan berkurangnya efek pengereman.
Sedangkan Rem angin atau yang disebut dengan Air Brake System adalah angin yang disimpan
pada kompresor bertekanan tinggi yang dihasilkan dari putaran mesin, ketika pengemudi
menginjak pedal rem, maka udara bertekanan tinggi yang ada pada kompresor dibuka dan
disalurkan kepada setiap ban untuk mendorong kampas, dan kampas menekan perputaran ban.
Inilah gambar kompresor yang berisi udara bertekanan tinggi untuk pengereman.
Gambar 5. Kompresor udara