METODOLOGI PENELITIAN
3.1.Penelitian
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, penelitian ini dilakukan dengan
metode penelitian eksperimental yaitu metode yang dapat dipakai untuk menguji
pengaruh dari suatu perlakuan atau desain baru dengan cara membandingkan
antara desain baru atau perlakuan baru dengan desain lain tanpa perlakuan baru
(kondisi awal desain) sebagai control atau pembanding pada hasil penelitian.
Pada pengujian ini, kondisi awal pengujian yaitu pada saat pengujian tanpa
menggunakan blower dan hasil pengujian akan dibandingkan dengan pengujian
menggunakan blower, sehingga peningkatan performansi mesin dapat diketahui.
Pengujian ini dilakukan dengan memvariasikan putaran motor (variable
speed) pada penggunaan blower dan tanpa penggunaan blower dengan rentang
rpm 1000 yang dimulai dari rpm 1000 hingga rpm 9000.
29
30
31
2. Transmisi :
• Tipe Transmisi : 4 kecepatan rotari
• Pola Pengoperan Gigi : N-1-2-3-4-N (rotari)
• Rasio Gigi : Speed 1 = 35/14
Speed 2 = 31/20
Speed 3 = 23/20
Speed 4 = 26/24
2. Blower
Blower yang digunakan bertujuan untuk mensuplai atau
memampatkan udara keruang bakar sebagai pengganti penggunaan
supercharger pada umumnya. Pada pengujian ini digunakan blower
elektrik dengan spesifikasi sebagai berikut :
• Speed : 0-15000 RPM
• Input power : 650 W
• Rated volt : 220 V
• Frequency : 50 Hz
32
33
4. HiDS HD-30
HiDS adalah alat yang mampu berkomunikasi dengan Engine Control
Module (ECM) yaitu pada motor honda injection, data-data berupa sinyal dari
ECM akan dibaca HiDS dan ditampilkan pada layar peraga dalam bentuk
besaran-besaran fisika, seperti:
- Suhu ditampilkan dalam °C.
- Tekanan ditampilkan dalam kPA.
- Putaran mesin ditampilkan dalam RPM.
- Dll.
34
35
7. Tools
Tools merupakan alat bantu pada saat pemasangan alat-alat
pengujian seperti pemasangan blower pada chasis speda motor,
pemasangan selang bertekanan tinggi pada injector, pemasangan pipa besi
pada tabung bertekanan dan pemasangan timbangan pegas untuk
pengujian torsi dan daya.
36
9. Timbangan pegas
Timbangan pegas ini digunakan sebagai alat untuk mengukur daya
dan torsi pada roda belakang motor sebagaimana halnya dyno test yang
sering digunakan untuk mengetahui torsi dan daya kendaraan. Namun
pada pengujian ini, data yang ditunjukkan oleh timbangan pegas akan
37
38
39
3.3.2. Bahan
Bahan bakar yang digunakan pada pengujian ini yaitu bahan bakar
campuran 90% premium dengan 10% bioetanol.
1. Premium
Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna
kekuningan yang jernih. Premium merupakan BBM untuk kendaraan
bermotor yang paling populer di Indonesia. Premium di Indonesia
dipasarkan oleh Pertamina dengan harga yang relatif murah karena
memperoleh subsidi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Premium merupakan BBM dengan oktan atau Research Octane
Number (RON) terendah di antara BBM untuk kendaraan bermotor
lainnya, yakni hanya 88. Pada umumnya, Premium digunakan untuk bahan
bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti: mobil, sepeda motor,
40
2. Etanol
Etanol merupakan energi alternatif yang bisa digunakan sebagai
bahan bakar campuran premium untuk mesin otto, dalam pengujian kali
ini digunakan etanol yang terbuat dari tebu.
41
2. Data Sekunder,
Data sekunder merupakan data tentang karakteristik bahan bakar
yang digunakan dalam pengujian
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
4.2.2 Torsi
Besarnya Torsi yang dihasilkan oleh mesin pada poros roda dengan bahan
bakar 90% premium + 10% Etanol saat menggunakan blower elektrik dan tanpa
blower elektrik dapat dihitung dari massa yang tertarik pada timbangan pegas dan
jari-jari roda. Besarnya gaya yang dihasilkan pada setiap percobaan untuk tiap
variasi putaran mesin dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
𝐹𝐹 = 𝐺𝐺 × 𝑚𝑚 ................................................................................................... (4.4)
Dimana :
F = Gaya (N)
G = Percepatam gravitasi (9,86m/s2)
m = Massa (Kg)
Dimana:
Troda = Torsi pada roda (Nm)
r = Jari-jari roda = ½ . diameter roda
= ½ 17 inchi
= 8,5 inchi
= 0,216 m
54
𝑇𝑇 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑇𝑇𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = ...................................................................................... (4.6)
𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑇𝑇 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑇𝑇𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = − 𝑇𝑇𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 ...................................................................... (4.7)
𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑃𝑃 𝐵𝐵 .60
𝑇𝑇𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 = ............................................................................................. (4.8)
2.𝜋𝜋.𝑛𝑛
Dimana :
Tmesin = Torsi mesin (Nm)
Tblower= Torsi Blower (Nm)
PB = daya blower (W)
n = putaran (rpm)
Dari persamaan diatas, maka torsi pada mesin dapat dihitung sebagai
berikut :
1. Torsi tanpa Blower
• Untuk n = 1000 rpm, didapat massa tarik rata-rata = 8,5 Kg
𝐹𝐹 = 𝐺𝐺 × 𝑚𝑚
55
= 128,18 𝑁𝑁
𝑇𝑇𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = 𝐹𝐹 𝑥𝑥 𝑟𝑟
= 128,18 × 0,216
= 27,687 𝑁𝑁𝑁𝑁
𝑇𝑇𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑇𝑇𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 =
𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑇𝑇𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = 27,687 ÷ 10,732
T𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = 2,580 𝑁𝑁𝑁𝑁
• Untuk n = 3000 rpm, didapat massa tarik rata-rata = 16,5 kg
𝐹𝐹 = 𝐺𝐺 × 𝑚𝑚
= 9,86 × 16,5
= 162,69 𝑁𝑁
𝑇𝑇𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = 𝐹𝐹 𝑥𝑥 𝑟𝑟
= 162,69 × 0,216
= 35,141 𝑁𝑁𝑁𝑁
𝑇𝑇 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑇𝑇𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = 𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
56
57
58
5,0
4,0
Torsi (Nm)
3,0
2,0
1,0
0,0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
rpm
Gambar 4.1 Grafik Torsi Vs Putaran sebelum menggunakan Blower
2. Dengan Blower
Sebelum menghitung torsi mesin dengan menggunakan blower, maka
terlebih dahulu dihitung torsi yang digunakan oleh blower. Pada spesifikasi
blower, blower menggunakan daya sebesar 650 w pada putaran 15000 rpm, maka
torsi pada blower adalah :
𝑃𝑃 𝐵𝐵 .60
𝑇𝑇𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 = ............................................................................................. (4.9)
2.𝜋𝜋.𝑛𝑛
650 . 60
=
2. (22/7). 15000
= 0,4136 𝑁𝑁𝑁𝑁
59
Dari data di atas, torsi pada mesin dengan menggunakan blower adalah :
• Untuk n = 1000 rpm, didapat massa tarik rata-rata = 9,7 Kg,
Tblower = 0,4136 Nm
𝐹𝐹 = 𝐺𝐺 × 𝑚𝑚
= 9,86 × 9,7
= 95,642 𝑁𝑁
𝑇𝑇𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = 𝐹𝐹 𝑥𝑥 𝑟𝑟
= 95,642 × 0,216
= 20,245 𝑁𝑁𝑁𝑁
𝑇𝑇𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑇𝑇𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = − 𝑇𝑇𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏
𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑇𝑇𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = (20,245 ÷ 10,732) − 0,4136
Tmesin = 1,886 𝑁𝑁𝑁𝑁
• Untuk n = 2000 rpm, didapat massa tarik rata-rata = 14,3 Kg,
Tblower = 0,4136
𝐹𝐹 = 𝐺𝐺 × 𝑚𝑚
= 9,86 × 14,3
= 140,998 𝑁𝑁
𝑇𝑇𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = 𝐹𝐹 𝑥𝑥 𝑟𝑟
= 140,998 × 0,216
= 30,042 𝑁𝑁𝑁𝑁
𝑇𝑇𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑇𝑇𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = − 𝑇𝑇𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏
𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑇𝑇𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = (30,042 ÷ 10,732) − 0,4136
Tmesin = 2,799 𝑁𝑁𝑁𝑁
• Untuk n = 3000 rpm, didapat massa tarik rata-rata = 18,9 Kg,
Tblower = 0,4136
60
𝐹𝐹 = 𝐺𝐺 × 𝑚𝑚
= 9,86 × 25
= 246,5 𝑁𝑁
𝑇𝑇𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = 𝐹𝐹 𝑥𝑥 𝑟𝑟
= 246,5 × 0,216
= 52,83 𝑁𝑁𝑁𝑁
𝑇𝑇𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑇𝑇𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = − 𝑇𝑇𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏
𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
61
𝐹𝐹 = 𝐺𝐺 × 𝑚𝑚
= 9,86 × 27,6
= 272,136 𝑁𝑁
𝑇𝑇𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = 𝐹𝐹 𝑥𝑥 𝑟𝑟
= 272,136 × 0,216
= 58,368 𝑁𝑁𝑁𝑁
𝑇𝑇𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑇𝑇𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = − 𝑇𝑇𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏
𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑇𝑇𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = (58,368 ÷ 10,732) − 0,4136
𝑇𝑇𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = 5,439 𝑁𝑁𝑁𝑁
• Untuk n = 7000 rpm, didapat massa tarik rata-rata = 30,5 Kg,
Tblower = 0,4136
𝐹𝐹 = 𝐺𝐺 × 𝑚𝑚
= 9,86 × 30,5
= 300,730 𝑁𝑁
𝑇𝑇𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = 𝐹𝐹 𝑥𝑥 𝑟𝑟
= 300,730 × 0,216
= 64,544 𝑁𝑁𝑁𝑁
𝑇𝑇𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑇𝑇𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = − 𝑇𝑇𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏
𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑇𝑇𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = ( 64,544 ÷ 10,732) − 0,4136
𝑇𝑇𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = 6,014 𝑁𝑁𝑁𝑁
• Untuk n = 8000 rpm, didapat massa tarik rata-rata = 30,2 Kg,
Tblower = 0,4136
𝐹𝐹 = 𝐺𝐺 × 𝑚𝑚
= 9,86 × 30,2
= 297,772 𝑁𝑁
62
𝐹𝐹 = 𝐺𝐺 × 𝑚𝑚
= 9,86 × 30
= 295,8 𝑁𝑁
𝑇𝑇𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = 𝐹𝐹 𝑥𝑥 𝑟𝑟
= 295,8 × 0,216
= 63,479 𝑁𝑁𝑁𝑁
𝑇𝑇𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑇𝑇𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = − 𝑇𝑇𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏
𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑇𝑇𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = (63,479 ÷ 10,732) − 0,4136
𝑇𝑇𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = 5,915 𝑁𝑁𝑁𝑁
63
6,0
5,0
Torsi (Nm)
4,0
3,0
2,0
1,0
0,0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
rpm
Gambar 4.2 Grafik Torsi Vs Putaran menggunakan Blower
6,0
5,0
Torsi (Nm)
4,0
3,0
2,0
Torsi dengan blower
1,0 Torsi tanpa blower
0,0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
rpm
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Torsi Vs Putaran sebelum dan sesudah
menggunakan Blower
Perubahan nilai torsi setelah penggunaan blower dapat dilihat pada tabel
berikut :
64
4.2.3 Daya
Dari data yang diperoleh setelah perhitungan di atas, maka daya dapat
diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut:
65
dimana:
PB = Daya keluaran(W)
n = Putaran mesin (rpm)
T = Torsi (Nm)
Dengan persamaan di atas, maka daya mesin uji dapat dihitung sebagai
berikut :
1. Daya tanpa Blower
• n = 1000 rpm, T = 1,687 Nm
2𝜋𝜋𝜋𝜋
𝑃𝑃 = 𝑇𝑇
60
2𝜋𝜋 .1000
𝑃𝑃 = 1,687
60
𝑃𝑃 = 176,715 𝑊𝑊
• n = 2000 rpm, T = 2,580 Nm
2𝜋𝜋𝜋𝜋
𝑃𝑃 = 𝑇𝑇
60
2𝜋𝜋 .2000
𝑃𝑃 = 2,580
60
𝑃𝑃 = 540,540 W
• n = 3000 rpm, T = 3,274 Nm
2𝜋𝜋𝜋𝜋
𝑃𝑃 = 𝑇𝑇
60
2𝜋𝜋 .3000
𝑃𝑃 = 3,274
60
𝑃𝑃 = 1029,106 𝑊𝑊
2𝜋𝜋.4000
𝑃𝑃 = 3,989
60
𝑃𝑃 = 1671,517 𝑊𝑊
66
𝑃𝑃 = 3106,028 𝑊𝑊
• n = 7000 rpm, T = 5,358 Nm
2𝜋𝜋𝜋𝜋
𝑃𝑃 = 𝑇𝑇
60
2𝜋𝜋 .7000
𝑃𝑃 = 5,358
60
𝑃𝑃 = 3929,313 𝑊𝑊
• n = 8000 rpm, T = 5,219 Nm
2𝜋𝜋𝜋𝜋
𝑃𝑃 = 𝑇𝑇
60
2𝜋𝜋 .8000
𝑃𝑃 = 5,219
60
𝑃𝑃 = 4374,219 𝑊𝑊
• n = 9000 rpm, T = 5,060 Nm
2𝜋𝜋𝜋𝜋
𝑃𝑃 = 𝑇𝑇
60
2𝜋𝜋 .9000
𝑃𝑃 = 5,060
60
𝑃𝑃 = 4771,309 𝑊𝑊
67
5000
4000
Daya (W)
3000
2000
1000
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
rpm
Gambar 4.4 Grafik Daya Vs Putaran sebelum Menggunakan Blower
𝑃𝑃 = 197,625 𝑊𝑊
• n = 2000 rpm, T = 2,799 Nm
2𝜋𝜋𝜋𝜋
𝑃𝑃 = 𝑇𝑇
60
2𝜋𝜋 .2000
𝑃𝑃 = 2,799
60
𝑃𝑃 = 586,519 𝑊𝑊
• n = 3000 rpm, T = 3,712 Nm
2𝜋𝜋𝜋𝜋
𝑃𝑃 = 𝑇𝑇
60
2𝜋𝜋 .3000
𝑃𝑃 = 3,712
60
𝑃𝑃 = 1166,681 𝑊𝑊
• n = 4000 rpm, T = 4,268 Nm
2𝜋𝜋𝜋𝜋
𝑃𝑃 = 𝑇𝑇
60
68
𝑃𝑃 = 1788,422 𝑊𝑊
• n = 5000 rpm, T = 4,923 Nm
2𝜋𝜋𝜋𝜋
𝑃𝑃 = 𝑇𝑇
60
2𝜋𝜋 .5000
𝑃𝑃 = 4,923
60
𝑃𝑃 = 2578,563 𝑊𝑊
• n = 6000 rpm, T = 5,439 Nm
2𝜋𝜋𝜋𝜋
𝑃𝑃 = 𝑇𝑇
60
2𝜋𝜋 .6000
𝑃𝑃 = 5,439
60
𝑃𝑃 = 3418,600 𝑊𝑊
• n = 7000 rpm, T = 6,014 Nm
2𝜋𝜋𝜋𝜋
𝑃𝑃 = 𝑇𝑇
60
2𝜋𝜋 .7000
𝑃𝑃 = 6,014
60
𝑃𝑃 = 4410,404 𝑊𝑊
• n = 8000 rpm, T = 5,955 Nm
2𝜋𝜋𝜋𝜋
𝑃𝑃 = 𝑇𝑇
60
2𝜋𝜋 .8000
𝑃𝑃 = 5,955
60
𝑃𝑃 = 4990,566 𝑊𝑊
• n = 9000 rpm, T = 5,915 Nm
2𝜋𝜋𝜋𝜋
𝑃𝑃 = 𝑇𝑇
60
2𝜋𝜋 .9000
𝑃𝑃 = 5,915
60
𝑃𝑃 = 5576,964 𝑊𝑊
69
5000
4000
Daya (W)
3000
2000
1000
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
rpm
Gambar 4.5 Grafik Daya Vs Putaran Menggunakan Blower
6000
5000
4000
Daya (W)
3000
2000
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
rpm
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Daya Vs Putaran sebelum dan sesudah
menggunakan Blower
70
71
𝑚𝑚̇ 𝑓𝑓 𝑥𝑥10 3
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = ................................................................................. (4.11)
𝑃𝑃 𝐵𝐵
Dimana :
Sfc = konsumsi bahan bakar spesifik (gr/kW.h)
𝑚𝑚̇𝑓𝑓 = laju aliran bahan bakar (gr/jam)
𝑚𝑚𝑚𝑚 10 −3
𝑚𝑚̇𝑓𝑓 = × 3600 ................................................................................. (4.12)
𝑡𝑡 𝑓𝑓
dimana :
𝑚𝑚𝑓𝑓 = massa bahan bakar yang terpakai (gr/jam)
𝑡𝑡𝑓𝑓 = waktu untuk menghabiskan bahan bakar sebanyak volume uji (s)
1. Konsumsi bahan bakar spesifik tanpa Blower
Tabel 4.6 Hasil pengujian mf bahan bakar tanpa blower
RPM mf (gr/jam)
1000 178.668
2000 221.208
3000 314.796
4000 416.892
5000 553.020
6000 689.148
7000 850.800
8000 978.420
9000 1106.040
72
178,668𝑥𝑥103
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 =
176,715
𝑔𝑔𝑔𝑔
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 1011,051
𝑘𝑘𝑘𝑘. ℎ
• 𝑛𝑛 = 2000 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑃𝑃 = 540,54 𝑊𝑊
𝑚𝑚̇ 𝑓𝑓 𝑥𝑥 10 3
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 𝑃𝑃𝐵𝐵
221,208𝑥𝑥103
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 =
540,54
𝑔𝑔𝑔𝑔
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 409,235
𝑘𝑘𝑘𝑘. ℎ
• 𝑛𝑛 = 3000 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑃𝑃 = 1029,106𝑊𝑊
𝑚𝑚̇ 𝑓𝑓 𝑥𝑥 10 3
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 𝑃𝑃𝐵𝐵
314,796𝑥𝑥103
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 =
1029,106
𝑔𝑔𝑔𝑔
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 305,893
𝑘𝑘𝑘𝑘. ℎ
• 𝑛𝑛 = 4000 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑃𝑃 = 1671,517 𝑊𝑊
𝑚𝑚̇ 𝑓𝑓 𝑥𝑥 10 3
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 𝑃𝑃𝐵𝐵
416,892𝑥𝑥103
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 =
1671,517
𝑔𝑔𝑔𝑔
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 249,409
𝑘𝑘𝑘𝑘. ℎ
• 𝑛𝑛 = 5000 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑃𝑃 = 2297,297 𝑊𝑊
73
553,02𝑥𝑥103
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 =
2297,297
𝑔𝑔𝑔𝑔
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 240.726
𝑘𝑘𝑘𝑘. ℎ
• 𝑛𝑛 = 6000 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑃𝑃 = 3106,028 𝑊𝑊
𝑚𝑚̇ 𝑓𝑓 𝑥𝑥 10 3
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 𝑃𝑃𝐵𝐵
689,148𝑥𝑥103
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 =
3106,028
𝑔𝑔𝑔𝑔
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 221,874
𝑘𝑘𝑘𝑘. ℎ
• 𝑛𝑛 = 7000 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑃𝑃 = 3929,313 𝑊𝑊
𝑚𝑚̇ 𝑓𝑓 𝑥𝑥10 3
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 𝑃𝑃 𝐵𝐵
850,8 𝑥𝑥103
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 =
3929,313
𝑔𝑔𝑔𝑔
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 216,526
𝑘𝑘𝑘𝑘. ℎ
• 𝑛𝑛 = 8000 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑃𝑃 = 4374,219 𝑊𝑊
𝑚𝑚̇ 𝑓𝑓 𝑥𝑥 10 3
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 𝑃𝑃𝐵𝐵
978,42 𝑥𝑥103
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 =
4374,219
𝑔𝑔𝑔𝑔
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 223,679
𝑘𝑘𝑘𝑘. ℎ
• 𝑛𝑛 = 9000 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑃𝑃 = 4771,309 𝑊𝑊
𝑚𝑚̇ 𝑓𝑓 𝑥𝑥 10 3
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 𝑃𝑃𝐵𝐵
1106,04𝑥𝑥103
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 =
4771,309
74
1200
1000
800
sfc (gr/kW.h)
600
400
200
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
rpm
Gambar 4.7 Grafik Sfc Vs Putaran Sebelum Menggunakan Blower
• 𝑛𝑛 = 1000 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑃𝑃 = 197,625 𝑊𝑊
75
170,16 𝑥𝑥103
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 =
197,625
𝑔𝑔𝑔𝑔
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 861,023
𝑘𝑘𝑘𝑘. ℎ
• 𝑛𝑛 = 2000 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑃𝑃 = 586,519 𝑊𝑊
𝑚𝑚̇ 𝑓𝑓 𝑥𝑥 10 3
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 𝑃𝑃𝐵𝐵
204,192 𝑥𝑥103
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 =
586,519
𝑔𝑔𝑔𝑔
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 348,142
𝑘𝑘𝑘𝑘. ℎ
• 𝑛𝑛 = 3000 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑃𝑃 = 1166,681 𝑊𝑊
𝑚𝑚̇ 𝑓𝑓 𝑥𝑥 10 3
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 𝑃𝑃𝐵𝐵
297,78 𝑥𝑥103
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 =
1166,681
𝑔𝑔𝑔𝑔
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 255.237
𝑘𝑘𝑘𝑘. ℎ
• n = 4000 rpm
𝑃𝑃 = 1166,681 𝑊𝑊
𝑚𝑚̇ 𝑓𝑓 𝑥𝑥 10 3
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 𝑃𝑃𝐵𝐵
399,876𝑥𝑥103
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 =
1788,422
𝑔𝑔𝑔𝑔
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 223,591
𝑘𝑘𝑘𝑘. ℎ
• 𝑛𝑛 = 5000 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑃𝑃 = 2578,563 𝑊𝑊
𝑚𝑚̇ 𝑓𝑓 𝑥𝑥 10 3
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 =
𝑃𝑃𝐵𝐵
570,036 𝑥𝑥103
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 =
2578,563
76
680.64𝑥𝑥103
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 =
3418,600
𝑔𝑔𝑔𝑔
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 199.099
𝑘𝑘𝑘𝑘. ℎ
• 𝑛𝑛 = 7000 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑃𝑃 = 4410,404 𝑊𝑊
𝑚𝑚̇ 𝑓𝑓 𝑥𝑥10 3
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 𝑃𝑃 𝐵𝐵
825.276𝑥𝑥103
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 =
4410,404
𝑔𝑔𝑔𝑔
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 187.120
𝑘𝑘𝑘𝑘. ℎ
• 𝑛𝑛 = 8000 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑃𝑃 = 4990,566 𝑊𝑊
𝑚𝑚̇ 𝑓𝑓 𝑥𝑥10 3
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 𝑃𝑃 𝐵𝐵
935.88𝑥𝑥103
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 =
4990,566
𝑔𝑔𝑔𝑔
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 187.530
𝑘𝑘𝑘𝑘. ℎ
• 𝑛𝑛 = 9000 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑃𝑃 = 5576,964 𝑊𝑊
𝑚𝑚̇ 𝑓𝑓 𝑥𝑥10 3
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 𝑃𝑃 𝐵𝐵
1072.008 𝑥𝑥103
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 =
5576,964
𝑔𝑔𝑔𝑔
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 192.221
𝑘𝑘𝑘𝑘. ℎ
77
600
500
400
300
200
100
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
rpm
Gambar 4.8 Grafik Sfc Vs Putaran Sesudah Menggunakan Blower
1000
800
sfc (gr/kW.h)
600
sfc tanpa blower
sfc dengan blower
400
200
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
rpm
Gambar 4.9 Grafik Sfc Vs Putaran sebelum dan sesudah menggunakan blower
78
𝑃𝑃 𝐵𝐵 .10 −3
𝜂𝜂𝑏𝑏 = 𝑥𝑥3600 ..................................................................................... (4.13)
𝑚𝑚 𝑓𝑓 . 𝐶𝐶𝐶𝐶
79
𝑃𝑃𝐵𝐵 . 10−3
𝜂𝜂𝑏𝑏 = 𝑥𝑥3600
𝑚𝑚𝑓𝑓 . 𝐶𝐶𝐶𝐶
176,715 . 10−3
𝜂𝜂𝑏𝑏 = 𝑥𝑥3600
0,179 . 41907,17
ηb = 8,50 %
• n = 2000 rpm
P = 540,540 W
mf = 0,221 kg/jam
cv = 50877,8 kj/kg
𝑃𝑃𝐵𝐵 . 10−3
𝜂𝜂𝑏𝑏 = 𝑥𝑥3600
𝑚𝑚𝑓𝑓 . 𝐶𝐶𝐶𝐶
540,54 . 10−3
𝜂𝜂𝑏𝑏 = 𝑥𝑥3600
0,221 . 41907,17
ηb = 20,99 %
• n = 3000 rpm
P = 1029,106 W
mf = 0,315 kg/jam
cv = 50877,8 kj/kg
𝑃𝑃𝐵𝐵 . 10−3
𝜂𝜂𝑏𝑏 = 𝑥𝑥3600
𝑚𝑚𝑓𝑓 . 𝐶𝐶𝐶𝐶
1029,106 . 10−3
𝜂𝜂𝑏𝑏 = 𝑥𝑥3600
0,315 . 41907,17
80
𝑃𝑃𝐵𝐵 . 10−3
𝜂𝜂𝑏𝑏 = 𝑥𝑥3600
𝑚𝑚𝑓𝑓 . 𝐶𝐶𝐶𝐶
1671,517 . 10−3
𝜂𝜂𝑏𝑏 = 𝑥𝑥3600
0,417 . 41907,17
ηb = 34,44 %
• n = 5000 rpm
P = 2297,297 W
mf = 0,553 kg/jam
cv = 50877,8 kj/kg
𝑃𝑃𝐵𝐵 . 10−3
𝜂𝜂𝑏𝑏 = 𝑥𝑥3600
𝑚𝑚𝑓𝑓 . 𝐶𝐶𝐶𝐶
2297,297 . 10−3
𝜂𝜂𝑏𝑏 = 𝑥𝑥3600
0,553 . 41907,17
ηb = 35,69%
• n = 6000 rpm
P = 3106,028 W
mf = 0,689 kg/jam
cv = 50877,8 kj/kg
𝑃𝑃𝐵𝐵 . 10−3
𝜂𝜂𝑏𝑏 = 𝑥𝑥3600
𝑚𝑚𝑓𝑓 . 𝐶𝐶𝐶𝐶
3106,028 . 10−3
𝜂𝜂𝑏𝑏 = 𝑥𝑥3600
0,689. 41907,17
ηb = 38,72 %
• n = 7000 rpm
P = 3929,313 W
mf = 0,851 kg/jam
81
3
𝜂𝜂𝑏𝑏 = 𝑃𝑃𝐵𝐵 . 10 𝑥𝑥3600
−
𝑚𝑚𝑓𝑓 . 𝐶𝐶𝐶𝐶 −3
𝑃𝑃𝐵𝐵 . 10
𝜂𝜂𝑏𝑏 = 𝑥𝑥3600
0,978 . 41907,17
ηb = 38,41 %
• n = 9000 rpm
P = 4771,309 W
mf = 1,106 kg/jam
cv = 50877,8 kj/kg
𝑃𝑃𝐵𝐵 . 10−3
𝜂𝜂𝑏𝑏 = 𝑥𝑥3600
𝑚𝑚𝑓𝑓 . 𝐶𝐶𝐶𝐶
4771,309 . 10−3
𝜂𝜂𝑏𝑏 = 𝑥𝑥3600
1,106 . 41907,17
ηb = 37,06 %
82
40%
30%
BTE
20%
10%
0%
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
rpm
83
84
85
40%
30%
BTE
20%
10%
0%
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
rpm
Gambar 4.11 Grafik ηb Vs Putaran Sesudah Menggunakan Blower
40%
30%
BTE
20%
0%
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
rpm
Gambar 4.12 Grafik ηb Vs Putaran Sebelum Dan Sesudah Menggunakan Blower
86
𝑚𝑚 ṁ
𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 = 𝑚𝑚 𝑎𝑎 = ṁ𝑎𝑎 ....................................................................................... (4.14)
𝑓𝑓 𝑓𝑓
Dimana:
ma = Massa udara di dalam silinder per siklus (Kg/cyl-cycle)
mf = Massa bahan bakar di dalam silinder per siklus (Kg/cyl-cycle)
ṁa = Laju aliran udara didalam mesin (Kg/jam)
ṁf = Laju aliran bahan bakar di dalam mesin (Kg/jam)
87
𝑃𝑃 𝑖𝑖 (𝑉𝑉 𝑑𝑑 +𝑉𝑉𝑐𝑐 )
𝑚𝑚𝑎𝑎 = 𝑅𝑅.𝑇𝑇 𝑖𝑖
......................................................................................... (4.16)
𝑉𝑉𝑑𝑑
𝑉𝑉𝑐𝑐 = �𝑟𝑟 − 1 ......................................................................................... (4.18)
𝑐𝑐
Dimana:
Pi = Tekanan udara masuk silinder
Vd = Volume langkah (m3)
Vc = Volume sisa (m3)
R = Konstanta udara (0,287)
Ti = Temperatur udara masuk silinder
B = Bore (m)
S = Stroke (m)
rc = Rasio kompresi
Mesin otto pada pengujian ini, memiliki volume langkah sebesar :
𝑉𝑉𝑑𝑑 = 𝜋𝜋�4 . 𝐵𝐵2 . 𝑆𝑆
𝑉𝑉𝑑𝑑 = 𝜋𝜋�4 . (0,0524 𝑚𝑚)2 . 0,0579 𝑚𝑚
= 0.0001249 m3
= 1,25 x 10-04 m3
Sedangkan volume sisa pada ruang bakar sebesar :
𝑉𝑉𝑑𝑑
𝑉𝑉𝑐𝑐 = �𝑟𝑟 − 1
𝑐𝑐
𝑉𝑉𝑐𝑐 = 0,0001249�9 − 1
= 0,0000156 𝑚𝑚3
= 1,56 𝑥𝑥 10−5 𝑚𝑚3
88
89
90
91
• n = 1000 rpm
Pi = 100
𝑃𝑃𝑖𝑖 (𝑉𝑉𝑑𝑑 + 𝑉𝑉𝑐𝑐 )
𝑚𝑚𝑎𝑎 =
𝑅𝑅. 𝑇𝑇𝑖𝑖
100�(1,25 𝑥𝑥 10−4 ) + (1,56 𝑥𝑥 10−5 �
𝑚𝑚𝑎𝑎 =
0,287.300
𝑚𝑚𝑎𝑎 = 1,39 𝑥𝑥 10−4 𝐾𝐾𝐾𝐾 ⁄ (𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 − 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐)
3600𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 1𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐
𝑚𝑚̇ 𝑎𝑎 = (𝑚𝑚𝑎𝑎 )(1 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐) � �� �
60𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 2𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
3600 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 1 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑙𝑙𝑙𝑙
𝑚𝑚̇𝑎𝑎 = (1,39 𝑥𝑥 10−4 𝐾𝐾𝐾𝐾 ⁄ (𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 − 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐))(1 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐) � �� �
60 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 2 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑚𝑚̇𝑎𝑎 = 4,161 𝐾𝐾𝐾𝐾/𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗
• n = 2000 rpm
Pi = 98
𝑃𝑃𝑖𝑖 (𝑉𝑉𝑑𝑑 + 𝑉𝑉𝑐𝑐 )
𝑚𝑚𝑎𝑎 =
𝑅𝑅. 𝑇𝑇𝑖𝑖
92
93
94
Dari data perhitungan di atas, AFR untuk setiap variasi putaran dapat
dihitung sebagai berikut :
1. AFR tanpa blower
• Putaran 1000 rpm, 𝑚𝑚̇𝑓𝑓 = 0,179
𝑚𝑚̇ 𝑎𝑎
𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 =
𝑚𝑚̇𝑓𝑓
3,183
𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 =
0,179
AFR = 17,813
95
96
18
16
14
12
AFR
10
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
rpm
Gambar 4.13 Grafik Perbandingan AFR Vs putaran sebelum penggunaan blower
97
98
99
25
20
AFR
15
10
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
rpm
Gambar 4.14 Grafik Perbandingan AFR Vs putaran sesudah penggunaan blower
30
20
AFR
15
10
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
rpm
Gambar 4.15 Grafik Perbandingan AFR sebelum dan sesudah penggunaan blower
100
Berdasarkan grafik di atas, maka nilai AFR pada setiap variasi putaran
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Nilai AFR dengan penggunaan blower cenderung lebih tinggi di setiap variasi
putaran, hal ini dikarenakan pasokan udara ke ruang bakar lebih banyak
setelah penggunaan blower.
2. Perbandingan AFR sebelum dan sesudah penggunaan blower cenderung lebih
tinggi pada saat rpm rendah, hal ini dikarenakan bukaan katup buang dan
katup isap lebih lama terbuka saat rpm rendah, sehingga memungkinkan
pasokan udara lebih banyak masuk ke ruang bakar.
3. Nilai AFR setelah penggunaan blower mengalami peningkatan rata-rata
sebesar 1,32 %.
𝑚𝑚 𝑎𝑎
ɳ𝑣𝑣 = (𝑣𝑣 ......................................................................................... (4.19)
𝑑𝑑 .𝜌𝜌 )
P atm
ρ= ........................................................................................... (4.20)
Rx T i
101
102
103
95%
90%
85%
80%
75%
ɳv
70%
65%
60%
55%
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
rpm
104
105
106
114%
112%
110%
108%
106%
104%
ɳv
102%
100%
98%
96%
94%
92%
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
rpm
Gambar 4.17 Grafik Efisiensi Volumetris Vs putaran sesudah penggunaan blower
107
95%
85%
ɳv
75%
65%
55%
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
rpm
Gambar 4.18 Grafik perbandingan Efisiensi Volumetris Vs putaran sebelum dan
sesudah penggunaan blower
Tabel 4.11 Perbandingan Efisiensi Volumetris sesudah penggunaan blower
108
109
Untuk lebih ringkasnya, hasil pengujian emisi gas buang dapat dilihat pada
grafik berikut :
1. Perbandingan emisi gas buang CO sebelum dan sesudah penggunaan blower
2,500
CO dengan blower
2,000
CO tanpa blower
1,500
CO (%vol)
1,000
0,500
0,000
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
rpm
110
111
8
7
6
CO2 dengan blower
5 CO2 tanpa blower
4
3
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
rpm
Gambar 4.20 Grafik Perbandingan CO2 sebelum dan sesudah penggunaan blower
112
250
200
HC (ppm)
50
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
rpm
113
12
11
10
9
8
7
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
rpm
114
5.1 Kesimpulan
1. Peningkatan Torsi setelah penggunaan blower rata-rata meningkat sebesar
0,491 Nm (12,1%).
2. Peningkatan Daya setelah penggunaan blower rata-rata meningkat sebesar
313,144W (12,871%).
3. Konsumsi bahan bakar spesifik (sfc) lebih irit sebesar 13,99 % setelah
penggunaan blower.
4. Peningkatan Efisiensi Thermal setelah penggunaan blower rata-rata
meningkat sebesar 4,84%.
5. Peningkatan AFR (Air Fuel Ratio) setelah penggunaan blower rata-rata
meningkat sebesar 1,322%.
6. Peningkatan Efisiensi Volumetris setelah penggunaan blower rata-rata
meningkat sebesar 26%.
7. Kadar emisi gas buang CO rata-rata meningkat sebesar 0,254%, CO2
rata-rata meningkat sebesar 0,508% , HC rata-rata meningkat sebesar
1,556%, sedangkan kadar O2 rata rata menurun sebesar 0,759%.
5.2 Saran
115