Anda di halaman 1dari 21

USER GUIDE

Smart Power Management


Controller
(SPMC)

Address :
CEO Building, Jl TB Simatupang, Cilandak Jakarta Selatan,
DKI Jakarta.
DAFTAR ISI:

1. PEMASANGAN

INSTRUKSI PEMASANGAN

SKEMA WIRING DIAGRAM

2. PENGOPERASIAN

SPMC

SETTING PARAMETER

MONITORING MODE

TROUBLESHOOTING

EMERGENCY
INSTRUKSI PEMASANGAN

 Keluarkan semua komponen yang ada dalam satu paket controller.


 Sebelum melakukan pemasangan controller modul dan kabel harness, pastikan
semua komponen sudah lengkap.
 Periksa semua komponen:
1. Controller: periksa secara visual apakah ada kejanggalan atau tidak.
2. Kabel Harness: periksa secara visual apakah kabel, pin konektor dan lainnya
ada yang terlepas, putus atau terlepas dari konektor.
3. Braket: periksa lubang-lubang pada braket apakah sudah pas atau tidak.
 Jika pada pemeriksaan dianggap sudah selesai dan benar, maka lanjut ke
pemasangan Braket dan Controller di bagian belakang kursi.

Contoh gambar SPMC

Gambar 1.1 (Lokasi pemasangan Controller Box)

 Pasang kabel harness yang telah disediakan dalam paket, cek kembali kondisi kabel
harness tersebut. Proses pemasangan kabel harness adalah sebagai berikut:
1. Pasang semua konektor SPMC yang telah disediakan pada modul, yaitu
konektor CN1(DT12PA), CN2(DT12PB) dan CN3(AMP34P).

CN3 konektor AMP34pin, konektor yang


dihubungkan ke E-Switch, Lock out
switch, Fatigue warning, switch group, dll

CN2 konektor DT12pin tipe B, konektor


yang dihubungkan ke beban. Seperti: Fog
Lamp, Rotary, FWD Lamp, OVT Lamp, dll

CN1 konektor DT12pin tipe A, konektor


utama yang dihubungkan ke keyswitch
dan baterai

Gambar 1.2 (Lokasi pemasangan konektor)


2. Lanjutkan pemasangan kabel harness pada bagian power input dan keyswitch.

Gambar 1.3 (CN1-Pemasangan power input battery direct dan T-Harness untuk keyswitch)

3. Lanjutkan pemasangan konektor beban, beban FOG Lamp, FWD lamp, Roraty
Lamp, OVT Lamp, Autolube, Spare ACC, Spare B+ dan Firesuppression. Pasang
beban sesuai kebutuhan dan pada konektor yang tersedia.

Sample: FOG LAMP

Gambar 1.4 (CN2-Konektor power ke beban)


4. Kemudian pasang dan hubungkan konektor sinyal input dan output pada
konektor yang telah disediakan. Sinyal input antara lain: E-Switch, Lock Out
Switch, Park Brake, Reverse, Switch lampu, reset switch fatigue warning.
Sedangkan sinyal output antara lain: Indikator turbo timer, Buzzer Fatigue
warning, power untuk DC-DC Converter.

Reset Switch Rocker Switch DC-DC Converter Buzzer 24V

Gambar 1.5 (CN3-Konektor sinyal input dan output)


Skema wiring retrofit harness

SKEMA WIRING DIAGRAM

Gambar 1.6 (Skema harness)


Tabel 1.1 (Pin Konektor)
Skema dalam diagram

Gambar 1.7 (Diagram wiring harness)


 SPMC(Smart Power Management Control)
SPMC akan aktif jika keyswitch di-ON-kan, apabila posisi keyswitch Off maka SPMC
akan standby mode. Tampilan awal pada saat SPMC standby akan menampilkan
Status Key OFF, tanggal dan waktu. Sedangkan saat keyswitch On, maka tampilan
akan berubah menampilkan Status Key ACC dan BattVolt:__V. Pada saat kondisi
standby, SPMC masih dapat mendeteksi jika ada hal yang tidak normal, seperti
emergency switch aktif, machine tilting atau fire suppression aktif. Jika terdapat
kondisi tidak normal, SPMC akan memberikan tanda alarm dan fault record pada
setiap kejadian baik input (short/open) maupun output (short). Fault record tersebut
dapat dilihat pada tampilan LCD, sehingga memudahkan mekanik untuk melakukan
troubleshooting. Selain LCD, modul juga dilengkapi lampu indikator baik pada input
maupun output. Jika LCD error masih dapat juga dilakukan troubleshooting.

Contoh gambar

Gambar 2.1 (SPMC kondisi standby ”Status: Key OFF”)

Contoh gambar Contoh gambar

Gambar 2.2 (Emergency Stop aktif)


Contoh gambar

Gambar 2.3 (Turbo timer aktif setelah unit crank dan key off)

Gambar 2.4 (LED Indikator input dan output)


 SETING PARAMETER
Seting parameter SPMC bertujuan untuk mengoptimalkan kerja controller, karena
tiapnn parameter mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Sehingga perlu
diperhatikan nama parameter dari controller untuk menghindari kesalahan.

Contoh gambar

Gambar 2.5 (Switch Seting Parameter dan tampilan awal seting parameter)

Pengaturannya sebagai berikut:

1. Posisikan Keyswitch On, kemudian tekan tombol “Value-Setting” kira-kira 3 detik


hingga muncul “Select Category””. Lakukan pemilihan parameter menggunakan
tombol “Value-Up” dan “Value-Down”, untuk memilih parameter yang diinginkan
tekan “Value-Setting”.
2. Langkah awal lakukan seting parameter yang diperlukan sesuai urutan pada
tampilan LCD.

Gambar 2.6 (Flowchart memulai setting parameter)


3. Langkah berikutnya pilih “ParameterAdjust”, kemudian tekan “Value Setting”,
tekan “Value Up” atau “Value Down” maka akan muncul 3 macam parameter
yang dapat diatur sesuai kebutuhan. Mengawali dan mengakhiri setting
parameter dengan menekan tombol “Value Setting”.

Gambar 2.7 (Flowchart User Setting Parameter)

ADJ ITEM SELECT

WarmUp Timer Time? After Cool Time? FW Interval Time?

EXIT ADJ ITEM

Gambar 2.8 (Item User Parameter Adjust)


Tabel 2.1 (Item User Parameter Adjust)

4. Langkah berikutnya pilih “SystemConfigSet?”, kemudian tekan “Value Setting”,


tekan “Value Up” atau “Value Down” akan muncul beberapa macam system
parameter yang dapat diatur sesuai kebutuhan. Mengawali dan mengakhiri user
setting parameter dengan menekan tombol “Value Setting”.
5.

Gambar 2.9 (Flowchart System Config Set)

Tabel 2.2 (Tabel System Config Set)


ADJ ITEM SELECT Machine Model? Machine Serial?

EngRunDetectVlt? ENG BR OFF Time? ENG ACC OFF Time?

ClockDateAdjust? CLockTimeAdjust? EXIT ADJ ITEM

Gambar 2.10 (Item System Parameter Adjust)

6. Langkah berikutnya pilih “RealTimeMonitor?”, kemudian tekan “Value Setting”,


tekan “Value Up” atau “Value Down” akan muncul beberapa kategori parameter
yang dapat dimonitor secara real time. Mengawali dan mengakhiri user setting
parameter dengan menekan tombol “Value Setting”.
Ada 43 item yang dapat dimonitor secara real time, mulai dari status unit,
tegangan baterai, lampu optional dan konsumsi arusnya, fire suppression, dc-
converter, kemiringan incline sensor, tanggal, jam, SD Card dan lain sebagainya.

Gambar 2.11 (Monitoring tegangan baterai)


Gambar 2.12 (Real Time Monitoring Mode)

Tabel 2.3 (Tabel Real Time Monitor)


7. Langkah berikutnya pilih “Logging Monitor?”, kemudian tekan “Value Setting”,
tekan “Value Up” atau “Value Down”. Mengawali dan mengakhiri user setting
parameter dengan menekan tombol “Value Setting”.
Pada mode ini, semua kegiatan SPMC akan di-record, hal ini dimaksudkan untuk
dapat mengetahui masa umur pemakaian SPMC (Hour meter), frekuensi
pemakaian lampu, frekuensi emergency stop di tekan, frekuensi fatigue warning,
tegangan baterai saat engine crank (nilai tereset ketika keyswitch off) dan lain
sebagainya, termasuk fault detection baik dari input maupun output. Semua
kejadian yang terjadi dapat direcord pada memory SDCard, sehingga
memudahkan bagi team mekanik untuk analisa dan mengetahui secara detail.
Untuk mempermudah pengambilan data, dapat menggunakan SDCard yang
telah dilengkapi fasilitas Wifi sehingga cukup dengan menggunakan HP Android
untuk download semua data tanpa melepas SDCard terlebih dahulu.
Dengan memasang aplikasi “Flash Air” dari “Google Play”, sudah dapat
digunakan mengambil data dan dapat langsung dilihat datanya dari HP.

Contoh gambar Contoh gambar

Contoh gambar Contoh gambar

Gambar 2.13 (Sebagian dari tampilan Logging Monitor)


Tabel 2.4 (Tabel Logging Mode)
Contoh gambar Contoh gambar

Gambar 2.14 (Sebagian dari tampilan Fault detection)


Fault information dapat dilihat dengan menekan tombol ”fault check”, jika akan
menghapus seluruh history-nya dengan cara menekan tombol ”fault check” agak lama kira-
kira 3 detik, maka informasinya akan tampil angka 0.

Contoh gambar Contoh gambar

Gambar 2.15 (Sebagian dari tampilan Fault detection)


Tabel 2.5 (Fault Detection)
Tabel 2.6 (Event fault history dari SDCard dengan format file .CSV)
Tabel 2.6 (Log Data dari SDCard dengan format file .CSV)

Tabel 2.6 (Setting Data dari SDCard dengan

format file .CSV)

Anda mungkin juga menyukai