Anda di halaman 1dari 3

PRE CONTRUCTION RISK ASSESMENT

( PCRA )

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1

Tanggal Terbit Ditetapkan,


Direktur,
Standar Prosedur
Oprasional
Dr. Eko Wahyudin Setiawan
PENGERTIAN Pre Contruction Risk Assesment ( PCRA ) adalah kegiatan
indentifikasi bahaya sebagai dasar penilaian atas risiko yang timbul
dari kegiatan pembangunan atau renovasi fasilitas rumah sakit
agar risiko dapat di kontrol dan di kendalikan,yang kemungkinan
dapat terjadinya insiden atau kerugian terhadap rumah sakit,
pasien, pekerja maupun orang yang beraktifitas di lingkungan
rumah sakit,yang di lakukan sebelum kegiatan di mulai .
TUJUAN 1. Sebagai acuan dalam menilai risiko yang dapat terjadi akibat
dari kegiatan pembangunan atau perbaikan fasilitas rumah
sakit.
2. Untuk memastikan keselamatan , keamanan dan kesehatan bagi
pekerja,pasien dan lingkungan atau masarakat sekitar rumah
sakit.
KEBIJAKAN 1. Undang – Undang nomor 01 tahun 1970 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja .
2. PP 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
3. Peraturan Direktur RSU Faga Husada No. /.Per/RSIB/III/2019
tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan,Kesehatan Kerja dan
Lingkungan.
4. Peraturan Direktur RSU Faga Husada Nomor.
/Per/RSIB/III/2019 tentang Manajemen Fasilitas Keselamatan.
PROSEDUR 1. Tim peelaksana pembangunan dan renovasi melaksanakan
koordinasi dengan pengawas K3L terkait rencana pembangunan
atau renovasi gedung.
2. Pengawas K3L dan unit kerja terkait melakukan inspeksi
kelokasi renovasi atau pembangunan gedung.
3. Pengawas K3L , Ka. Urusan K3L, Tim PPI melakukan
Identifikasi bahaya,penilaian risiko sebelum di lakukan kegiatan
konstruksi ( PCRA )
4. Pengawas K3L, unit terkait dan PPI melaksankan rapat
koordinasi pembuatan rekomendasi dari hasil risk assesment
pra konstruksi dengan mengisi lembar kerja ( form. PCRA )
5. Formulir di tanda tangani oleh, Ka.Urusan K3L, PPI, Pengawas
K3, Pelaksana pembangunan /renovasi dan Direktur.
6. Pengawas K3L, dan PPI memberikan pengarahan dan bimbingan
kepada semua pekerja banguanan terkait prosedur kerja, tata
tertib kerja pelaksana konstruksi di lingkungan RSU Faga
Husada.
7. Sebelum kegiatan pembangunan atau renofasi petugas
pelaksana memasang barier pada lokasi pembangunan atau
renovasi yang berfungsi untuk mengurangi tebaran debu
maupun matrial keluar lokasi pembangunan.
8. Pembuangan puing sisa matrial atau bongkaran bangunan saat
di bawa keluar area untuk di tutup atau di basahi terlebih
dahulu.
9. Petugas pengawas pelaksana konstruksi berkoordinasi dengan
bagian teknisi pemeliharaan sarana prasaran terkait dengan
kelistrikan maupun dalam hal teknis lainnya.
10. Anggaran PCRA masuk jadi satu dengan Rencana Anggaran
Biaya Pembangunan atau Renovasi.

UNIT TERKAIT Tim Pelaksana Pembangunan dan Renovasi , Sub.Bagian Umum &
K3L, Komite PPI

1. Manajerial rumah sakit menginformasikan kepada Komite


PMKP-K3RS dan Komite PPI tentang rencana pembangunan
atau perbaikan fasilitas rumah sakit.
2. Komite yang melakukan kegiatan analisa dampak yang
kemungkinan timbul dari kegiatan pembangunan atau
perbaikan fasilitas rumah sakit terhadap lingkungan
rumah sakit dengan menggunakan langkah – langkah
HIRAC dan ICRA.
3. Komite setelah melakukan identifikasi dan analisa bahaya
serta melakukan penilaian risiko,segera memberikan
rekomendasi kepada tim pelaksana pembangunan dan
perbaikan fasiltas rumah sakit.
4. Bila Tim Pelaksana Pembangunan & Perbaikan Fasilitas
menyetujui rekomendasi ,selanjutnya Tim PPFRS dan
Komite menandatangani Format Kesepakatan
Pengendalian Dampak Lingkungan,dan melakukan
assesmen risiko pra konstruksi ( PCRA ) bila ada rencana
pembangunan renovasi bangunan.
5. Kegiatan pembangunan atau pemeliharaan fasilitas rumah
sakit dapat di laksanakan setelah kedua belah pihak
menandatangani kesepakatan Penerapan Pengendalian
Dampak Lingkungan yang di ketahui oleh komite lain yang
mempunyai fungsi pengawasan secara independen ( SPI )
dan Direktur.
6. Komite yang bersangukatan bersama manajerial rumah
sakit melakukan pengawasan bersama pelaksanaan
pembangunan atau rnofasi fasilitas rumah sakit.
7. Komite dapat merekomendasikan penghentian kegiatan
bila Tim PPFRS melakukan pelanggaran kesepakatan
Pengendalian Dampak Lingkungan.
Komite dan manajerial yang mempunyai kewenangan
melaksankan pengawasan kegiatan dapat melakukan peneguran
dan merekomendasikan pengehentian (pemecatan) pekerja
pelaksana yang melanggar peraturan rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai