Anda di halaman 1dari 72

FACIAL BONE

or
TULANG WAJAH
Anatomi facial Bone
Patologi
 Fraktur
 Fissure
 Corpus Alienum
 Osteomyelitis
 Neoplasma
 Metastase
Proyeksi Facial Bone (Tulang
Wajah)
 Seluruh tulang wajah

 Lateral Tulang Wajah (Face Bone


Lateral)
 Parieto-acanthial metode Water’s
 Metode Reverse Waters (Acantho-
parietal)
 Nasal

 Lateral
- Tangensial (ekstra oral dan intra oral)
Lanjutan
 Maksilla
 Proyeksi Supero-inferior (intra oral)
 Proyeksi AP Aksial (intra oral)
 Mandibula
 PA dan PA Aksial (untuk melihat ramus mandibula dan corpus mandibula)
 Oblik Aksiolateral untuk melihat Corpus Mandibula (2 posisi)
 Oblik Aksiolateral untuk melihat Ramus Mandibula (2 posisi)
 TR Mandibula untuk pasien trauma
SELURUH TULANG WAJAH (FACIAL
BONE)
Lateral Tulang Wajah (Face Bone
Lateral)
PP : Pasien semi prone diatas meja pemeriksaan
or tegak menghadap grid vertikal.
PO : - Lengan diatur dalam posisi yang nyaman,
kedua bahu diatur simetris.
 MSP kepala sejajar dengan bidang film
 IOML diatur sejajar dengan sumbu transversal
film
Mid film setinggi os zygomaticum
 IPL tegak lurus
Lanjutan
CR dan CP :
Arah sinar diatur tegak lurus film pada sisi
lateral tulang zygomaticum (tulang pipi)
menuju ke pertengahan film. Setinggi
Zygomaticum (diantara outer conthus
dan MAE)
FFD : 100 cm
Kriteria Gambar
 Tampak tulang wajah dalam profil
lateral
 Sella turcica tidak rotasi
Parieto-Acanthial (Metode Water”s)

PP : Pasien prone di atas meja pemeriksaan or tegak


menghadap grid vertikal.
PO : - Lengan diatur dalam posisi yang nyaman,
kedua bahu diatur simetris.
 MSP tubuh dan kepala tegak lurus film pada
pertengahan grid/film
 Dagu menempel pada pertengahan grid/kaset
 Kepala ekstensi sehingga OML membentuk sudut
37 terhadap bidang film
 Mentomeatal line akan tegak lurus terhadap bidang
film
 Ujung hidung akan berjarak ± 2 cm terhadap
permukaan meja/grid
 Mid film diatur setinggi acanthion
Lanjutan

CR dan CP :
Arah sinar diatur tegak lurus film pada
bagian belakang kepala menuju
acanthion ke pertengahan film (Dari
belakang kepala menuju acanthion)
FFD : 100 cm
Kriteria Gambar
 Tampak orbita, maxilla dan zygomaticum
 Petrosum tampak terproyeksi di bawah os
maxilla
 Kepala tampak simetris dan tidak rotasi
Acantho-Parietal (Metode Reverse
Water”s)
Dilakukan pada pasien yang tidak bisa
diatur dalam posisi prone (pada pasien
dengan trauma kepala atau cedera
kepala berat).
PP : Pasien supine diatas meja
pemeriksaan dan MSP tubuh pada
pertengahan meja pemeriksaan.
PO : - Kedua lengan diatur lurus di samping
Lanjutan tubuh, bahu diatur simetris.
 MSP tubuh dan kepala tegak lurus film pada
pertengahan grid/film
 OML atau IOML diatur tegak lurus dengan
bidang film
CR dan CP : menuju Acanthion
a. Menyudut 300 chepalad terhadap IOML
(bila IOML tegak lurus film)
b. Menyudut 370 chepalad terhadap OML
(bila OML tegak lurus film).
Dengan pengaturan sudut seperti itu, maka
CR akan segaris dengan mento-meatal
line
Kriteria Gambar
 Tampak tulang wajah bagian superior
 Radiograf yang dihasilkan tampak identik
dengan proyeksi parieto-acanthial
metode Water’s, tetapi mengalami
magnifikasi
 Pars petrosa tampak terproyeksi di bawah
os maxilla
 Kepala tampak simetris dan tidak rotasi
(jarak antara tepi lateral kepala dengan
tepi orbita sama/simetris).
PA Aksial Metode Caldwell
Tujuan : untuk melihat septum nasi dan
zygomaticum.
PP : Posisi Pasien Prone diatas meja
pemeriksaan or erect menghadap kaset.

Lengan diatur dalam posisi


PO : -

yang nyaman, kedua bahu


diatur simetris.
 MSP tubuh tegak lurus film
pada pertengahan grid/film
 OML diatur tegak lurus film
CR : 15 ° Caudad
CP : Menuju Nasion
FFD : 100 cm
Dengan film ukuran 18x24 cm. (Marker
NASAL diletakkan di sebelah atas luar, kolimasi
dibatasi, mid film diatur setinggi nasion)
Lateral PP : Pasien semi prone di atas meja
pemeriksaan or tegak (berdiri atau
duduk) menghadap grid vertical.
PO : - Kepala diatur true lateral
- MSP kepala sejajar dengan bidang film, IPL
tegak lurus film
CR : Vertikal tegak lurus film
CP : dari Nasion Inferior ½ inchi or 1,25 cm
FFD : 100 cm
Kriteria Gambar

 Tampak os nasal dalam profil lateral


 Dibuat dua sisi kanan dan kiri
 Tampak spina nasalis dan sutura fronto-nasal
Tangensial (Ekstra Oral dan Intra Oral)
Posisi ini akan berhasil bila :
 Film diatur tegak lurus GAL (garis yang
menghubungkan glabella dengan pertengahan
bidang gigi geligi)
Arah sinar tegak lurus film
Ekstra Oral (dengan film ukuran 18x24 cm)

PP : Pasien prone di atas meja


pemeriksaan,
PO : - bagian dada diganjal
bantal, film diganjal pada salah
satu tepinya sehingga kemiringan
film akan tegak lurus terhadap
GAL. MSP kepala tegak lurus
bidang film, dagu menempel
film/kaset
Tangensial (Ekstra Oral dan Intra Oral)
Intra oral (dengan film occlusal/film dental)

PP : Pasien supine diatas meja


pemeriksaan.
PO : - Kepala diganjal
spon/bantal, MSP kepala vertikal,
GAL horisontal.
- Film diatur sehingga 1 inci tepi
bawah film berada di dalam
mulut.
- Letak film diatur sehingga tegak
lurus terhadap GAL.
CR dan CP :

Arah sinar diatur tegak lurus film


pada MSP sejajar dengan glabello-
alveolar line.
FFD : 100 cm
Kriteria Gambar
Tampak os nasal dalam profil aksial
MAKSILLA

Supero-Inferior (Intra Oral)


Film : film dental/film occlusal
a. Pengaturan pasien dan arah sinar dilakukan
dulu.
b. Kemudian film dipasang dalam mulut pasien.
c. Film dipasang masuk ke dalam mulut pasien
hingga mencapai ramus mandibula bagian
anterior.
d. pasien diminta menutup mulut pelan-pelan
sehingga film benar-benar vertical)
Lanjutan

PP : Pasien supine diatas meja


pemeriksaan.
PO :
- Kepala diganjal sehingga MSP kepala
benar-benar vertikal.
- leher ekstensi sehingga bidang occlusal
vertikal
Arah Sinar/Titik Bidik
Arah sinar diatur tegak lurus film setinggi outer canthus.
Kriteria Gambar

 Tampak langit-langit keras (hard palate) dan arcus


dentis
 Jarak antara gigi geligi dengan sutura palatina mediana
simetris
AP Aksial (Intra Oral)

Film : film dental/film occlusal


Pengaturan pasien dan arah sinar dilakukan dulu, setelah selesai, kemudian
film dipasang dalam mulut pasien.
Film dipasang masuk ke dalam mulut pasien hingga mencapai ramus mandibula
bagian anterior, pasien diminta menutup mulut pelan-pelan sehingga film
benar-benar vertical.
Lanjutan

PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan.


PO :
- Kepala diganjal sehingga MSP kepala benar-benar vertikal.
- Leher ekstensi sehingga bidang occlusal vertical.
CR dan CP :
Arah sinar diatur menyudut 60-65 caudal (dari sumbu
vertikal  25 -30 terhadap bidang film pada MSP
setinggi 1/3 bagian bawah hidung.
Kriteria Gambar
Tampak langit-langit keras (hard palate) dan processus alveolaris
Jarak antara gigi geligi dengan sutura palatina mediana simetris
MANDIBULA

PA dan PA Aksial (untuk melihat ramus


dan corpus mandibula)
PA (untuk melihat ramus mandibula)
PP : Pasien prone di atas meja pemeriksaan
or tegak menghadap grid vertikal.
PO :
- Kedua lengan diatur sehingga nyaman,
kedua bahu simetris.
- Kening dan hidung menempel kaset,
ujung hidung pada pertengahan film
- MSP kepala tegak lurus bidang film pada
pertengahan film
- OML tegak lurus bidang film
CR dan CP :
Arah sinar tegak lurus film menuju ke
acanthion.
PA Aksial (untuk melihat ramus
mandibula)

CR dan CP :
Arah sinar menyudut
200-250 cephalad
menuju acantion
Kriteria Gambar

 Tampak corpus dan ramus


mandibula, pertengahan
corpus tidak tampak jelas
karena superposisi dengan
tulang vertebra
 Corpus mandibula dan ramus
mandibula tampak simetris.
 Seluruh mandibula tampak.
PA (untuk melihat Corpus mandibula)
PP : Pasien prone di atas meja pemeriksaan
or tegak menghadap grid vertikal .
PO :
- Kedua lengan diatur sehingga nyaman,
kedua bahu simetris.
- Hidung dan dagu menempel kaset
- MSP kepala tegak lurus bidang film pada
pertengahan film.
- AML hampir tegak lurus dengan bidang
film.
- Pertengahan mulut pada pertengahan
film
CR dan CP :
Arah sinar tegak lurus film menuju ke
pertengahan mulut
PA Aksial (untuk melihat Corpus
mandibula)
PO : Pertengahan film
setinggi ujung hidung
CR dan CP :
Menyudut 30 cephalad
pada MSP setinggi
TMJ (temporo-
mandibular joint).
Kriteria Gambar

 Tampak corpus mandibula


 Corpus dan ramus mandibula tampak simetris
 Pada PA Axial  tampak TMJ dibagian inferior mastoid
Oblik Aksiolateral (untuk melihat
corpus mandibula (2 Posisi)
PP : Pasien semi-prone di atas meja
pemeriksaan atau duduk tegak
menghadap grid vertikal
PO : - tubuh diatur oblik, lengan yang jauh
dari film diatur fleksi untuk menyangga
tubuh
- Bila pasien tegak, tubuh dirotasikan
sehingga sisi yang akan diperiksa dekat
dengan film.
Oblik Aksiolateral (untuk melihat
corpus mandibula (2 Posisi)
- Leher ekstensi dan kepala rotasi sehingga
sumbu panjang corpus mandibula paralel
dengan sumbu transversal film
- Permukaan corpus mandibula paralel
dengan bidang film.
- Mid film diatur setinggi Molar 1 (garis
kolimasi yang melintang jatuh pada
pertengahan mulut, garis kolimasi yang
membujur jatuh setinggi angulus
mandibula).
Oblik Aksiolateral (untuk melihat
corpus mandibula (2 Posisi)
CR dan CP :
Menyudut 250 cephalad pada angulus
mandibula (sedikit ke posterior) dari sisi
yang jauh dari film menuju ke
pertengahan film.
Untuk pasien hypersthenic : MSP kepala 15 0
membuka ke arah inferior dengan arah
sinar 100 cephalad.
Oblik Aksiolateral (untuk melihat
corpus mandibula (2 Posisi)
PP : Pasien semi-supine sisi yang akan diperiksa dekat film.
PO : - Bahu, punggung dan hip dari sisi yang tidak diperiksa diganjal.
- Kaset diletakkan di atas spon yang miring/sand bag sehingga satu sisi kaset yang
dekat dengan bahu menempel pada mandibula
- Leher ekstensi sehingga corpus mandibula paralel dengan sumbu transversal film
CR dan CP :
Menyudut 200 cephalad pada 2 inci distal angulus mandibula (sisi yang jauh dari film)
menuju angulus mandibula yang dekat film ke pertengahan film.
Kriteria Gambar

 Tampak corpus mandibula mulai dari daerah gigi taring


(caninus)
 Kedua mandibula tidak saling superposisi.
Oblik Aksiolateral (untuk melihat
ramus mandibula (2 Posisi)
PP : Pasien semi-prone di atas meja
pemeriksaan atau duduk tegak
menghadap grid vertikal
PO : - Bila pasien semi-prone, tubuh
diatur oblik, lengan yang jauh dari
film diatur fleksio untuk menyangga
tubuh
- Bila pasien tegak, tubuh dirotasikan
sehingga sisi yang akan diperiksa
dekat dengan film.
- Mid film diatur setinggi ½ inci anterior
dan 1 inci inferior MAE

Semi Prone or Tegak


Oblik Aksiolateral (untuk melihat
ramus mandibula (2 Posisi)
- Permukaan ramus mandibula paralel
dengan bidang film, leher ekstensi
penuh untuk menghindari overlapping
ramus mandibula dengan tulang
vertebra.
CR :
Menyudut 250 cephalad
CP :
di bawah angulus mandibula (yang jauh
dari film) menuju ke angulus
mandibula yang dekat film.
Oblik Aksiolateral (untuk melihat
ramus mandibula (2 Posisi)
PP : Pasien semi supine diatas meja pemeriksaan
PO : - Tepi kaset yang dekat bahu diganjal sehingga permukaan kaset benar-benar
menempel mandibula
- Mid film setinggi ½ inci anterior dan 1 inci inferior MAE
- Kepala rotasi sehingga permukaan ramus mandibula (yang dekat film) paralel
dengan bidang film
- Leher ekstensi sehingga acantho-meatal line sejajar dengan sumbu transversal film
 ramus akan bergerak ke depan, sehingga tidak superposisi dengan tulang
belakang
CR dan CP :
Arah sinar menyudut 250 cephalad pada 2 inchi distal angulus mandibula (yang jauh
dari film) menuju angulus mandibula yang dekat film ke pertengahan film.
Kriteria Gambar

 Tampak corpus mandibula mulai dari daerah gigi taring


(caninus)
 Kedua mandibula tidak saling superposisi
PROSEDUR
PEMERIKSAAN
RADIOGRAFI
TEMPORAL BONE
(PetroMastoid)
Anatomi Temporal
 Bagian bagian Temporal Bone :
1. Mastoid portion adalah bagian posterior pada
temporal bone hingga external acoustic
meatus (EAM)
2. Petrous portion adalah bagian dari temporal
bone yang membentuk tonjolan ke dalam yang
sering juga disebut petrous pyramid atau pars
petrosa
3. Squamous portion adalah area terluas dari
temporal bone di sisi samping atas dari skull
 Daerah pertemuan antara mastoid portion
dengan petrous portion disebut petromastoid
portion.
Lanjutan
 Masing –masing temporal bones dibagi dalam 3
bagian utama :
 Bagian atas yang tipis, bagian dari dinding skull
adalah Squamosa
 Daerah poterior sampai MAE adalah mastoid
 Dan bagian utama yang terakhir adalah dense
petrous partion yang juga disebut petrous
pyramid/parts portions
 Batas atas dari petrous pyramid secara jelas
terlihat pada radiograph skull konvensional
tertentu dan biasanya disebut petrousridge.
Bagian ini merupakan rumah dari organ
pendengaran.
Lanjutan
Temporalis adalah lobus otak yang terletak di bawah lobus frontalis dan
lobus parietalis.
Lobus ini juga merupakan lokasi dari korteks pendengaran primer, yang
penting untuk menafsirkan suara dan bahasa yang kita dengar, sehingga
bagian otak ini sangat terkait dengan pembentukan memori.
Kerusakan pada lobus temporalis dapat menyebabkan masalah memori,
persepsi bahasa, dan kemampuan bahasa.
lobus temporal berperan sebagai tempat emosi, dan juga bertanggung
jawab terhadap merasa, mencium bau, persepsi, memori, pengertian musik,
agresif dan perilaku seksual. Selain itu lobus ini mempunyai daerah bicara.
Indikasi Pemeriksaan
1. Acoustic neuroma : suatu tumor jinak pada saluran pendengaran bagian
dalam
2. Cholesteatoma : Tumor jinak yang sering terjadi pada bagian pertengahan
pendengaran atau pada daerah mastoid sekunder
3. Otosclerosis : rusaknya formasi tulang spongiosa pada bagian tengah dan
dalam dari daerah pendengaran
4. Masthoiditis : radang pada masthoid (ditandai dengan keluarnya cairan dari
lubang telinga)
Persiapan Pasien

Melepas benda-benda yang


dapat menganggu gambaran
radiograf.
Persiapan Alat dan Bahan

 Pesawat Sinar-X
 Kaset dan Film Ukuran :
a. 18 x 24 cm + Grid
b. 24 x 30 cm + Grid
 Marker
 Meteran
 Penggaris sudut
AXIOLATERAL OBLIQUE
PROJECTION “LAW METHOD”
 Tujuan : Biasanya dibuat proyeksi untuk kedua sisi sebagai perbandingan.
 PP : Erect atau prone diatas meja pemeriksaan
 PO : Kepala diatur lateral menempel pada permukaan meja, tubuhnya oblik, Dari
posisi lateral kepala dirotasikan 15° terhadap film, MSP paralel terhadap meja,
IOML tegak lurus terhadap film
 CR : 15° kearah Caudal
 CP : dari MAE 1 inchi posterior dan 1 inchi superior pada pertengahan film
 FFD : 100 cm
 Kaset : 18x24 cm (Melintang)
Kriteria Radiograf

 Tampak mastoid aircell dan os


labirinth dalam profil lateral
 Mastoid kanan dan kiri tidak
mengalami superposisi
 TMJ kelihatan didepan mastoid
 Auricle tidak superposisi
dengan mastoid
AXIOLATERALOBLIQUE
(Posterior Mastoid) “STENVERS METHOD”
 Tujuan : Biasanya dibuat proyeksi untuk kedua sisi sebagai perbandingan
 PP : Erect atau prone diatas meja pemeriksaan
 PO : IOML tegak lurus tehadap bidang film, Kepala dirotasikan 45°, Sisi yang
sakit dekat dengan kaset
 CR : 12 ° Chepalad
 CP : “Upside” dari EAM 3-4 inchi (7,6-10 cm) posterior dan ½ inchi (1,3 cm)
inferior
“Downside” dari EAM 1 inchi (2,5 cm)
Kaset : 18x24 cm
Kriteria Radiograf

 Condylus mandibula
superposisi dengan spina
cervikal
 Mastoid procces berada di
batas crnium
 Bagian posterior ramus
mandibula superposisi dengan
bagian posterior cervical
AXIOLATERALOBLIQUE “ARCELIN METHOD”
(Anterior Mastoid)
 Merupakan alternatif lain jika pasien tidak
dapat dilakukan dengan posisi semi prone.
 Proyeksi ini obyek mastoid akan mengalami
magnifikasi
 PP : Supine diatas meja pemeriksaan
 PO : - MSP dipertengahan meja pemeriksaan
- Rotasikan kepala pasien sehingga MSP
kepala membentuk sudut 45° terhadap film
- Leher fleksi sehingga IOML tegak lurus
terhadap film
Lanjutan

 CR : 10° Caudal
 CP : dari EAM 1 inchi (2,5 cm) anterior dan
¾ inchi (1,9 cm) superior
 Kaset : 18 x 24 cm + grid
 FFD : 100 cm
Kriteria Radiograf

 Tampak petromastoid
 Kepala dan orbita dalam keadaan
lateral
 Mastoid procces pada margin cranium
 Permukaan posterior ramus mandibula
paralel dengan pemukaan vertebrae
cervicalis
 Condylus mandibula terproyeksi dekat
dengan petrous pyramid
AP AXIAL “Metode Towne”
 PP : Supine or erect
 PO : OML atau IOML tegak lurus film, MSP tegak lurus pada pertengahan
meja/film
 CP : 2 inchi (5 cm) diatas glabella
 CR : 30 derajat kearah caudal terhadap OML, atau Menyudut 37 derajat
kearah caudal terhadap IOML
 FFD : 100 cm
 Bayangan kolimator mengenai MAE
Kriteria Radiograf

 Cranium tervisualisasi tanpa rotasi


 Petrous ridge tampak simetris
 Jarak foramen magnum dengan lateral
margin cranium tampak sama sisi
 Dorsum sellae dan posterior clinoids
berada di dalam foramen magnum.
 Struktur yang tampak : dorsum sellae,
posterior clinoid, foramen magnum,
kedua perous piramid, mastoid aircell
dan tulang labyrinth.
AXIOLATERALPROJECTION
HENSCHEN,SCHULLER,

AND LYSHOLM METHODS
PP : semi prone or erect
 PO : Kepala diatur true lateral, posisi tubuh oblik, IPL tegak lurus kaset, MSP
sejajar/paralel kaset, IOML tegak lurus kaset
 CR : Schuller 25 ° - 30 ° caudal
Lysholm 35 ° caudal
Henschen 15 ° caudal
 CP : Pada mastoid yang dekat dengan film atau 1 ½ inchi (4 cm) Superior dan 1 ½
inchi (4 cm) posterior MAE.
 FFD : 100 cm
Lysholm
Schuler
Henschen
Kriteria Radiograf

Tampak profil lateral dari mastoid aircell, condylus mandibulla dan TMJ
berada di anterior mastoid aircell

Anda mungkin juga menyukai