ASSESMENT
TABANAN
2022
RUMAH SAKIT UMUM
BHAKTI RAHAYU TABANAN
Jl. Batukaru No. 02 Tabanan-Bali
Telp./ Fax : 081916401026 / (0361) 8940661
Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup yang berada di rumah sakit perlu dijaga
kelestariannya sehinggga tetap mampu menunjang pelaksanaan kegiatan
di dalam serta disekitar rumah sakit;
b. bahwa setiap kegiatan yang dilakukan di dalam rumah sakit termasuk
pekerjaan konstruksi, renovasi dan demolisi perlu di perhatikan
dampaknya terhadap pasien;
KETIGA : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan di dalam penetapannya
akan diadakan perbaikan /penyempurnaan kembali sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : Tabanan
Pada tanggal : 28 Desember 2021
Direktur RSU Bhakti Rahayu Tabanan Tabanan Tabanan
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala berkat dan anugerah yang telah diberikan kepada penyusun,
sehingga Panduan Pre-Contruction Risk Assesment RSU Bhakti Rahayu
Tabanan ini dapat selesai disusun.
Panduan ini merupakan acuan kerja bagi seluruh staf Rumah Sakit
dalam merencanakan pembangunan baik renovasi, perbaikan,
pemeliharaan gedung maupun pembangunan gedung di Rumah Sakir
Bhakti Rahayu.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam –
dalamnya atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan Panduan Pre-Contruction Risk Assesment RSU Bhakti
Rahayu Tabanan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
SK
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar…………………………………………………………….i
Daftar Isi………………………………………………………………….ii
BAB I DEFINISI..……………………………………………………….1
BAB II RUANG LINGKUP…………………………………………….2
BAB III TATA LAKSANA……………………………………………..4
BAB IV DOKUMENTASI……………………………………………..18
BAB V PENUTUP……………………………………………………..19
ii
BAB I
DEFINISI
1
BAB II
RUANG LINGKUP
Risiko dievaluasi dengan melakukan asesmen risiko pra-konstruksi, juga dikenal sebagai
PCRA (Pra-Contruction Risk Assessment). Asesmen risiko pra konstruksi secara komprehensif
dan proaktif digunakan untuk mengevaluasi risiko dan kemudian mengembangkan rencana agar
dapat meminimalkan dampak kontruksi, renovasi atau penghancuran (demolish) sehingga
pelayanan pasien tetap terjaga kualitas dan keamanannya.
Asesmen Risiko Pra Kontruksi (PCRA) meliputi area – area sebagai berikut:
a. kualitas udara;
b. Pencegahan dan pengendalian infeksi; ( ICRA )
c. utilitas;
d. kebisingan;
e. getaran;
f. bahan dan limbah berbahaya;
g. Keselamatan kebakaran
h. Keamanan
i. prosedur darurat, termasuk jalur/ keluar alternatif dan akses ke layanan darurat dan
j. bahaya lain yang mempengaruhi perawatan, pengobatan, dan layanan.
Selain itu, rumah sakit memastikan bahwa kepatuhan kontraktor dipantau, ditegakkan, dan
didokumentasikan. Sebagai bagian dari penilaian risiko, risiko pasien infeksi dari konstruksi
dievaluasi melalui asesmen risiko pengendalian infeksi yang juga dikenal sebagai ICRA
(infection control risk assessment) ICRA.
Pelaksanaan tidak lengkap atau tidak efektif dari PCRA dapat meningkatkan biaya
konstruksi untuk rumah sakit dan menempatkan pasien, anggota staf dan pengunjung beresiko.
Maka lebih baik untuk merencanakan kemungkinan apapun dan mengelola proses dari awal
sampai akhir.Telah diketahui bahwa renovasi, konstruksi, dan beberapa kegiatan pemeliharaan
& perbaikan memiliki potensi untuk mempengaruhi proses perawatan pasien dalam lingkungan
pelayanan. Tujuan dari proses penilaian risiko Pra-Konstruksi ini adalah untuk mengidentifikasi
potensi risiko yang bisa timbul dari kegiatan ini dan untuk mengembangkan strategi mitigasi
risiko untuk meminimalkan risiko ini.
Pada akhir proses penilaian risiko seperangkat rekomendasi mitigasi risiko (RMR) akan
dihasilkan. RMR ini akan ditinjau oleh individu atau pihak yang menyelesaikan pekerjaan dan
akan menjadi bagian dari dokumentasi proyek.
Langkah awal dari seluruh kegiatan adalah mengidentifikasi elemen penilaian yang
2
digunakan untuk menilai proses pre construction. Pada akhir proses penilaian risiko akan
menghasilkan rekomendasi mitigasi risiko (RMR). RMR ini akan ditinjau oleh individu atau
pihak yang menyelesaikan pekerjaan dan akan menjadi bagian dari dokumentasi proyek.
Penanggungjawab dari proses ini adalah :
1. Tim Pelaksana
2. Tim Pengawas
3. Tim K3
4. Komite PPI
5. Bagian Sarana dan Prasarana
6. Unit Kerja yang terkena dampak konstruksi
3
BAB III
TATA LAKSANA
4
B. Elemen Penilaian PCRA
FORM 1
5
Ya Tidak
3 Penanggulangan Kebakaran
Apakah pemilik proyek mengharuskan seluruh staf
untuk mendapatkan pelatihan mengenai langkah
pemadaman kebakaran?
Ya Tidak
Penanggulangan Kebakaran
Apakah pemilik proyek menjamin sudah pernah
melakukan pelatihan / simulasi penanggulangan
kebakaran ?
Ya Tidak
4 Bahan Berbahaya Beracun
Apakah proyek memiliki tempat penyimpanan
khusus untuk Bahan Berbahaya dan Beracun ?
Ya Tidak
5 Kompartemen
Apakah proyek membutuhkan partisi tahan asap
sementara ? Partisi tersebut harus bebas asap dan
terbuat dari material yang tidak mudah terbakar
Ya Tidak
6 Dampak Terhadap Struktur Bangunan
Akankah aktifitas proyek akan mempengaruhi
struktur bangunan rumah sakit dan berdampak
pada proteksi kebakaran seperti pintu dan
dinding ?
Ya Tidak
7 Pengawasan Terhadap Potensi Bahaya
Akankah pemilik proyek akan melakukan
peningkatan terhadap inspeksi dan pengawasan
bahaya terhadap aktifitas proyek
Ya Tidak
Frekuensi berkala:
_____Harian
6
_____Mingguan
_____Bulanan
8 Hot Work
Apakah terdapat pekerjaan yang dapat
menimbulkan panas dan percikan api selama
proses proyek berlangsung ?
Ya Tidak
9 Area Posting
Apakah terdapat media informasi terkait standar
keselamatan dan kesehatan kerja yang tertempel di
area proyek ?
Ya Tidak
7
FORM 2
Selama kegiatan proyek adalah salah satu dari kemungkinan berikut yang akan terganggu atau
terkena dampak di area manapun di luar area kerja.
Ya Tdk NA
Ketersediaan Air Water Supply
Saluran Irigasi
Sistem drainase atap
Ketersediaan listrik
Ketersediaan sumber listrik alternatif
Sistem Ventilasi
Oxygen
Gas Medis
Vakum Gas Medis
Gas Medis Lainnya ; ____________________
Apabila ada beberapa yang mengalami gangguan, mohon dijelaskan langkah – langkah yang harus
diambil untuk mengurangi dampak dari gangguan tersebut
_________________________________________________________________________________
FORM 3
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
PRA CONSTRUCTION RISK ASSESMENT (PCRA)
PENILAIAN KEBISINGAN DAN GETARAN
_________________________________________________________________________________
RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI RAHAYU TABANAN
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
Tuliskan tindakan pencegahan yang akan dilakukan untuk memastikan bila terjadi gangguan yang
tidak diinginkan tidak terjadi
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
8
FORM 3
Setiap kegiatan yang akan menghasilkan kebisingan dan / atau getaran yang cenderung
mengganggu
Aktifitas :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Waktu dan Durasi : _______________________________________________________________
Strategi Mitigasi:
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Aktifitas:
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Waktu dan Durasi ________________________________________________________________
Strategi Mitigasi:
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
9
FORM 4
10
FORM 5
I. IDENTITAS PEKERJAAN
Nama pekerjaan:
Waktu pelaksanaan: Konsultan perencana:
Jumlah Naker : Kontraktor pelaksana:
No. Dokumen : Konsultan pengawas:
Tipe konstruksi : A / B / C / D
(Konstruksi / Renovasi / Pembongkaran
Tingkat Risiko : rendah / sedang / tinggi / sangat tinggi
Kelas Pengendalian : I / II / III / IV
Persyaratan K3 pada saat proses pembongkaran, renovasi dan konstruksi / pembangunan
gedung:
1. Terdapat pagar pembatas proyek dengan area perawatan di RS. Pagar dipasang
setinggi minimal 2m dengan bahan tahan lama
2. Terpasang rambu-rambu dan signase berupa:
a.Papan nama proyek
b.Simbol dan lambang K3
c.Tanda larangan merokok
d.Tanda area / daerah dengan akses terbatas
3. Lokasi proyek, minimal mempunyai 2 akses utama keluar yang mudah
teridentifikasi sebagai jalur evakuasi dan pintu keluar masuk area proyek
4. Terdapat akses pasien sementara yang memadai selama proses konstruksi
berlangsung
5. Area proyek harus menerapkan 5 R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin)
6. Terdapat ruang pertemuan di lokasi proyek
7. Terdapat kamar mandi sementara untuk pekerja proyek
8. Pekerja konstruksi dapat teridentifikasi (ID card/seragam) dan menggunakan alat
11
pelindung diri (APD) yang sesuai dan disediakan oleh kontraktor pelaksana
9. APD yang digunakan di lokasi proyek minimal helm proyek, ear plug, sepatu safety
dan sarung tangan
10. Kontraktor menyediakan alat pemadam api ringan (APAR) yang siap digunakan di
lokasi proyek
11. Kontraktor menyediakan kotak P3K yang memadai dan siap digunakan (minimal
tersedia perban steril, iodin, antiseptik, plester, gunting)
12. Proyek diharapkan memiliki kegiatan rapat rutin dan safety talk/briefing untuk
pekerja
13. Kontraktor memastikan keamanan sumber listrik yang digunakan dalam proses
konstruksi
14. Area RS bebas dari asap rokok dan api
15. Pengukuran fisik pada area proyek dan lingkungan sekitar proyek sesuai dengan
persyaratan:
a. Kebisingan melebihi nilai ambang batas (NAB: 85 dB)
b. Getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan
dan tangan pekerja tidak melebihi 4m/det2
c. Getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung pada seluruh tubuh tidak
melebihi 0,5 m/det2
d. Kandungan debu maksimal di dalam udara area lokasi proyek dan lingkungan
sekitarnya tiidak melebihi 0,5 mg/m3
16. Pada proyek yang menggunakan B3 (bahan berbahaya dan beracun) harus
melakukan pengelolaan B3 sesuai dengan standart prosedur operasional sebagai
berikut:
a. Tempat penyimpanan B3 harus terpisah dari bahan lain dan dirancang sesuai
karakteristik B3
b. Tempat penyimpanan B3 wajib dilengkapi sistem tanggap darurat.
c. B3 yang disimpan harus memiliki MSDS (material safety data sheet)
d. B3 yang disimpan dapat diidentifikasi jenis dan karakteristiknya
e. Apabila kegiatan proyek memiliki limbah B3, maka tempat pembuangannya
harus terpisah dari limbah lain dan berkoordinasi dengan bagian sanitasi
f. Apabila proyek menggunakan B3 atau menghasilkan limbah B3 wajib melapor
ke Tim K3
17. Kontraktor pelaksana melakukan sosialisasi pada seluruh pekerja proyek mengenai:
12
a. Prosedur evakuasi pada saat terjadi bencana
b. Lokasi APAR
c. Lokasi titik kumpul aman
d. Prosedur penanggulangan kebakaran
e. Kode-kode emergensi yang diterapkan RS:
Kode Merah / Red Code : Kebakaran
Kode Biru / Blue Code : Kegawadaruratan Medis / Henti Jantung
Kode Orange / Orange Code : Tumpahan B3
Kode Ungu / Purple Code : Evakuasi
Kode Hitam / Black Code : Ancaman Bom
Kode Pink / Pink Code : Penculikan Bayi
Kode Abu-Abu / Grey Code : Gangguan Keamanan
Kode Hijau / Green Code : Gempa Bumi
18. Bangunan yang direnovasi sesuai standard K3 antara lain:
a. Setiap bangunan mempunyai minimal 2 akses keluar sebagai jalur evakuasi
b. Setiap pintu harus mengarah/mengayun keluar
c. Kamar mandi sesuai dengan ketentuan, pintu harus mengarah/mengayun keluar,
menggunakan kunci K3 terdapat handrail dan dilengkapi dengan nurse call
d. Setiap stop kontak dilengkapi dengan proteksi (child protection) minimal di area
anak-anak (Unit Marwa)
e. Bangunan dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran seperti instalasi fire
alarm, smoke detector, hydran, sprinkler
f. Instalasi gas medis mudah teridentifikasi, terdapat penandaan pada valve dan box
panel harus terdapat sistem penguncian
19. Kontraktor wajib melaporkan kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
ke Tim K3 RS
13
FORM 6
PRE CONSTRUCTION
No. Obyek Ya Tdk NA Keterangan
1. Kontraktor pelaksana telah melapor kepada
depnaker sesuai pasal 2 Per 01/Men/1980
2. Kontraktor memiliki data lengkap setiap pekerja
serta sistem kerjanya
3. Semua pekerja harian lepas/borongan telah
mendapat perlindungan jaminan kesehatan (pada
pekerjaan dengan jangka waktu 6 bl)
4. Proyek mempunyai petugas K3 yang
bersertifikat
5. Setiap bangunan mempunyai minimal 2 akses
keluar utama sebagai jalur evakuasi
Setiap pintu harus mengayun kearah luar
6. Setiap pintu harus mengayun keluar
7. Pada saat pintu dibuka harus menyisihkan ruang
tudak terhalangi minimal ½ lebar koridor
8. Pintu tangga darurat dapat tertutup rapat (dengan
door closer, arah ayun menuju tangga darurat
9. Kamar mandi dilengkapi dengan:
Pintu ke arah luar
Menggunakan kunci K3
Hand rail
Nurse call
10. Stop contact dilengkapi dengan proteksi (child
protection)
11. Bangunan dilengkapi dengan sistem proteksi
kebakaran:
Instalasi fire alarm
Instalasi smoke detector
Sprinkler
Hydran gedung/luar gedung
12. Lain-lain
14
FORM 7
15
10. Area proyek dan RS bebas dari asap dan puntung
rokok
14.
Kebisingan tidak melebihi nilai ambang batas
(NAB) yang berlaku (85 dB)
18. Lain-lain
16
FORM 8
EVALUASI
Evaluasi
Nama:______________________ Nama:_________________________
NIK :
17
i. Pengendalian Infeksi dan Kualitas Udara
TIPE KONTRUKSI
TIPE A TIPE B
Proses Inspeksi (non-invasif). Termasuk Pekejaan dengan skala kecil, kegiatan durasi
kegiatan yang tidak menghasilkan debu atau pendek, yang hanya akan membuat debu
pekerjaan yang tidak memerlukan pemotongan minimal.Termasuk, namun tidak terbatas
dinding, pengeboran, pengamplasan atau akses pada :
ke langit-langit a. Pemasangan instalasi telepon dan
selain untuk inspeksi visual seperti: jaringan computer
a. Memindahkan plafon untuk inspeksi b. Melakukan pembongkaran dinding atau
visual (batasan < 5 m2) langit – langit dimana debu masih dapat
18
TIPE KONTRUKSI
TIPE C TIPE D
Setiap pekerjaan yang menghasilkan tingkat Kegiatan yang menghasilkan banyak debu
debu dengan jumlah sedang - banyak. Dansetiap dan termasuk juga kegiatan pembongkaran
pekerjaan yang membutuhkan pembongkaran besar/ re-konstruksi serta konstruksi
atau penghapusan komponen bangunan tetap mayor. Termasuk pekerjaan :
atau rakitan, pekerjaan dengan perekat, cat, a. Kegiatan yang membutuhkan pekerjaan
pelarut, pengencer dan pembersih yang kuat, shift berturut – turut (lebih dari 1 sift)
pekerjaan yang mengambil lebih dari satu shift b. Membutuhkan pembongkaran berat
(8 jam perhari) untuk menyelesaikan. Termasuk, c. Memindahkan seluruh area langit –langit
jenis pekerjaan / plafon
a. Pengamplasan dinding untuk pengecatan d. Pekerjaan pipa air (memutus sementara
dinding suplai air > 1 jam dan dilebih dari 1 area
b. Pembongkaran ubin pada lantai dan perawatan pasien)
langit – langit ruangan dengan luas 20% e. Pembongkaran Major
dari total luas f. Konstruksi mayor yang membutuhkan
c. Pembangunan dinding, lantai dan langit– waktu selama beberapa hari
langit yang baru g. Konstruksi baru
d. Pekerjaan elektrik diatas langit – langit
(minor) dan pekerjaan pemasangan kabel
(mayor).
e. Pekerjaan pipa air (memutus sementara
suplai air 30 – 60 menit di lebih dari 1
area perawatan)
f. Setiap pekerjaan pengeboran dengan
waktu yang lama
g. Setiap proses pengelasan atau
pemotongan di ruang area perawatan
19
AREA KONSTRUKSI BEDASARKAN TINGKAT RISIKO
20
Tipe dan Group Pekerjaan Konstruksi digunakan untuk menetapkan kelas risiko
dan memutuskan upaya penanganan
Risk Level Type A Type B Type C Type D
21
Kelas Resiko Kegiatan Konstruksi :
a. KELAS 1
PENGENDALIAN INFEKSI DAN KUALITAS UDARA
22
KELAS 2
23
sehingga menghindari langit setelah dilakukan
kontaminasi debu pembongkaran
4. Menyediakan filtrasi 4. Akses keluar masuk
pada local exhaust pekerja bebas dari puing
5. Menggunakan isolasi – puing bangunan
system HVAC di area 5. Pintu keluar masuk
konstruksi untuk proyek selalu tertutup
mencegah kontaminasi 6. Bagian kebersihan, harus
pada sistem salurannya melakukan pembersihan
6. memasang unit udara lebih sering disekitar
negative portable, yang area yang
harus dioperasikan berdekatandengan area
selama masa konstruksi konstruksi
7. memperhatikan akses 7. Memonitoring filter
untuk pekerja proyek selama konstruksi
dengan material dan sisa berlangsung
pembongkaran,
sebaiknya dibedakan
8. membedakan akses
antara pekerja proyek
dengan pasien dan
pekerja rumah sakit
9. Memberi tanda petunjuk /
peringatan yang jel as
10. Rute transportasi barang
bersih tidak dekat dengan
material yang
terkontaminasi
24
KELAS 3 (Tambahan dari kelas I dan II )
25
7. memperhatikan akses 8. Frekuensi penggantian filter
untuk pekerja proyek udara ditingkatkan
dengan material dan sisa 9. Pintu keluar masuk proyek
pembongkaran, sebaiknya selalu tertutup
dibedakan 10. Segera menutup kembali
8. Membedakan akses antara plafon atau langit – langit
pekerja proyek dengan setelah dilakukan
pasien dan pekerja rumah pembongkaran
sakit 11. Bagian kebersihan, harus
9. Memberi tanda petunjuk / melakukan pembersihan
peringatan yang jelas lebih sering disekitar area
10. Rute transportasi barang yang berdekatandengan area
bersih tidak dekat dengan konstruksi
material yang 12. Membersihkan sampah sisa
terkontaminasi konstruksi sebelum
11. Terdapat anteroom meninggalkan area
konstruksi
13. Melakukan monitoring
tekanan negative di area
konstruksi dan
mendokumentasikan setiap
hari
14. Melakukan pemeriksaan
terhadap pengahalang debu
setiap hari dan
mendokumentasikan
hasilnya
15. Sistem ventilasi yang baru
harus dilindungi dari debu
konstruksi sampai pekerjaan
konstruksi selesai
26
KELAS IV(Tambahan dari kelas I, II dan III)
27
BAB IV
DOKUMENTASI
28
BAB V
PENUTUP
29
30