Anda di halaman 1dari 41

Sistem Rujukan pasca keluarnya PMK 3/2020:

Usulan Pemetaan Rujukan


Berbasis Kompetensi

Laksono Trisnantoro dan Sudi Indrajaya


Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
Fakultas Kedokteran,
Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM
Februari 2020
Isi:
1) Pengantar: PMK 3/2020.
2) Penelitian Pengembangan: Rujukan berbasis
Kompetensi dan Pemetaan di Propinsi
3) Kombinasi Data SDM dan Data Aspak
Pengantar
PMK 3/2020

Keterkaitan Kelas RS dengan


ketersediaan spesialis dan
subspesialis ditiadakan
Pertanyaan:
A
• Bagaimana Rujukan RS
yang berjenjang? B
• Apakah akan
dipertahankan? C

FKTP
Pertanyaan:
A
Ataukah situasi bebas
merdeka dalam rujukan B

C
D

FKTP
Dalam Sistem Kesehatan Nasional
• Kementerian Kesehatan, Pemda-Dinas Kesehatan
• BPJS
• RS-RS dan FKTP
• Masyarakat
Pemain kunci: BPJS

Apakah BPJS tetap menggunakan A


Rujukan berbasis pada Kelas RS?
B

ataukah C

D
Rujukan berbasis Kompetensi?
FKTP
Ada BPJS sebagai purchaser yang
mempunyai kekuatan untuk membeli

Pemerintah Warganegara

BPJS

Pemberi Pelayanan
Ada BPJS sebagai purchaser yang
mempunyai kekuatan untuk membeli

Pemerintah Warganegara

BPJS

Membeli jasa dari provider


yang kompeten

Pemberi Pelayanan
Jadi: Diperlukan Rujukan
berbasis Kompetensi Faskes Terutama untuk
pasca Permenkes 3 2020 berbagai tindakan,
seperti:
• Terkait dengan
• Jantung
Kompetensi tenaga
Apa yang medik (termasuk • Kanker
dimaksud perawat dll) dalam • KIA
dengan menangani suatu • Gagal Ginjal
Kompetensi? masalah kesehatan • Paru
• Berhubungan pula • …
dengan ketersediaan
peralatan
BPJS mempunyai kemampuan untuk
Kredentialing untuk menentukan RS-RS
mana yang kompeten

Pemerintah Warganegara

BPJS

Pemberi Pelayanan
Siapa yang menentukan
Standar Kompetensi RS?

• Regulator (Pemerintah, Dengan masukan dari:


Kemenkes dan Dinas • Organisasi Profesi
Kesehatan) • Asosiasi RS dan Pelayanan Primer
• Akademisi
• …
Standar Kompetensi RS dapat ada diskresi sesuai
situasi daerah
• Misal untuk RS kompetensi SC: • Untuk penanganan penyakit
Mungkin terjadi perbedaan endocrin
antara Jawa dengan Pedalaman • Di kota besar: harus Sp2. Di kota
Papua Kabupaten: Dr SpPD dengan
• Di Jawa: RS harus mempunyai pelatihan khusus (fellow).
seorang Dr. SpOG
• DI pedalaman Papua: dokter
umum dengan pelatihan khusus
SC. Bisa di RS, atau di Puskesmas
terpencil •Taskshifting.
Standar Kompetensi RS dapat ada diskresi sesuai
situasi daerah
• Misal untuk RS kompetensi SC: • Untuk penanganan penyakit
Mungkin terjadi perbedaan endocrin
antara Jawa dengan Pedalaman • Di kota besar: harus Sp2. Di kota
Papua Kabupaten: Dr SpPD dengan
• Di Jawa: RS harus mempunyai pelatihan khusus (fellow).
seorang Dr. SpOG
• DI pedalaman Papua: dokter
umum dengan pelatihan khusus
SC. Bisa di RS, atau di Puskesmas
terpencil.
Contoh pengembangan kompetensi
Leveling Kompetensi Pelayanan KIA
Level Pelayanan Persalinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Keterangan
Pelayanan Level 1 Puskesmas “Mampu Persalinan” Pelayanan dasar/primer
Pelayanan Level 2 Puskesmas PONED Pelayanan dasar (khusus)
Pelayanan Level 3 RS Kelas D* dan C Pelayanan Spesialistik
Pelayanan Level 4 RS Kelas B dan C Pelayanan Multi Spesialistik dan
Subspesialistik
Pelayanan Level 5 RS Kelas A Pelayanan Multi Spesialistik dan Sub-
spesialistik kasus dengan
kompleksitas tinggi

Jika memiliki SpOG dan SpAn

Sedang dikembangkan Kemenkes


Leveling Kompetensi Layanan Rujukan Jantung

• Disusun oleh PERKI


Pemetaan:
Perlunya Pemetaan:
Contoh Layanan Rujukan Jantung
• Tingkat Nasional: Peta Kardiovaskuler Nasional untuk RS
Rujukan Nasional, Rujukan Provinsi, dan Rujukan Regional
• Tingkat Propinsi: Riau, DIY, dan Maluku
Contoh: Peta jejaring kardiovaskuler nasional
(RS Pemerintah)

http://manajemenrumahsakit.net/jantung/peta-jejaring-kardiovaskuler/
Peta Rujukan Jantung DIY
(RS Pemerintah dan Swasta)

http://manajemenrumahsakit.net/jantung/peta-jejaring-kardiovaskuler/
Peta Rujukan Jantung Provinsi Riau
(RS Pemerintah dan Swasta)

http://manajemenrumahsakit.net/rujukanriau/layanan-rujukan-jantung/
Peta Rujukan Jantung Provinsi Maluku
(RS Pemerintah dan Swasta)

http://manajemenrumahsakit.net/rujukanmaluku/layanan-rujukan-jantung/
Mengapa pemetaan
ini menjadi penting?

Mengetahui  Memperbaiki Pemerataan di era JKN


Kompetensi yang berbasis klaim:
Fasyankes  Alokasi anggaran untuk supply side
(Aspak-Fasilitas dan SDM)
 Membandingkan situasi sistem
kesehatan antar provinsi
 Menyiapkan Kebijakan Taskshifting.
Mengapa pemetaan
ini menjadi penting?

Mengetahui  Menjadi dasar BPJS untuk


melakukan kredentialing
Kompetensi kompetensi
Fasyankes  BPJS dapat dibantu oleh lembaga
independen (misal KARS) untuk
sertifikiasi pelayanan dalam proses
kredentialing ini.
 Dasar pengembangan Sisroute
Harapannya terjadi Rujukan
Berbasis Kompetensi RS:
Rujukan berjenjang berbasis kompetensi RS diharapkan ada di
ekosistem JKN dengan kredentialing BPJS Kesehatan berdasarkan:
• kompetensi fasilitas kesehatan penerima rujukan;
• jenis fasilitas kesehatan dan/atau Rumah Sakit; dan
• kondisi geografis (jarak/letak) tujuan rujukan dari fasilitas
kesehatan perujuk
Tantangan:

Memadukan Data
Aspak dengan Data
SDM RS
Gambaran Umum

• Pelayanan medik spesialis dasar di setiap provinsi belum sepenuhnya 100%. Hal
ini kemungkinan disebabkan :
– Ketersediaan atau distribusi SDM, terutama di wilayah 3T.
– RS khusus cenderung menyediakan layanan spesialistik dan sub sesuai dengan
kekhususannya.
Misal, DKI Jakarta memiliki RS Khusus sebesar 38% dari total RS yang ada dan cenderung
menyediakan layanan spesialistik, sub, dan penunjang medik sesuai kekhususannya.
• Apabila dicermati, RS dengan layanan ibu anak cenderung memiliki jumlah yang
hampir seimbang.
1. Pelayanan Medik Spesialis Dasar
No Keterangan Jumlah RS Penyakit dalam % Kesehatan anak % Bedah % Obstetri dan ginekologi %
1
NAD 69 67 97% 63 91% 63 91% 52 75%
2
Sumut 217 172 79% 176 81% 170 78% 172 79%
3
Sumbar 78 61 78% 62 79% 58 74% 62 79%
4
Riau 74 57 77% 65 88% 58 78% 65 88%
5
Jambi 40 37 93% 38 95% 36 90% 37 93%
6
Sumsel 85 74 87% 77 91% 68 80% 75 88%
7
Bengkulu 24 23 96% 21 88% 21 88% 21 88%
8
Lampung 78 65 83% 70 90% 59 76% 72 92%
9
Kep. Babel 25 21 84% 24 96% 19 76% 22 88%
10
Kepri 33 31 94% 30 91% 31 94% 30 91%
11
DKI Jakarta 190 163 86% 159 84% 153 81% 154 81%
12
Jabar 361 325 90% 328 91% 317 88% 321 89%
13
Jateng 304 281 92% 276 91% 276 91% 272 89%
14
DIY 83 65 78% 67 81% 61 73% 61 73%
15
Jatim 384 326 85% 350 91% 319 83% 355 92%
16
Banten 116 100 86% 106 91% 102 88% 104 90%
17
Bali 68 63 93% 61 90% 59 87% 61 90%
18
NTB 37 34 92% 35 95% 32 86% 33 89%
19
NTT 52 46 88% 45 87% 43 83% 43 83%
20
Kalbar 51 42 82% 44 86% 37 73% 42 82%
21
Kalteng 26 23 88% 22 85% 21 81% 21 81%
22
Kalsel 46 40 87% 43 93% 37 80% 38 83%
23
Kaltim 55 44 80% 49 89% 36 65% 47 85%
24
Kaltara 10 7 70% 8 80% 7 70% 7 70%
25
Sulut 47 41 87% 41 87% 37 79% 40 85%
26
Sulteng 38 33 87% 32 84% 31 82% 31 82%
27
Sulsel 111 90 81% 93 84% 86 77% 98 88%
28
Sultra 36 29 81% 27 75% 25 69% 27 75%
29
Gorontalo 14 12 86% 13 93% 13 93% 11 79%
30
Sulbar 12 9 75% 9 75% 9 75% 9 75%
31
Maluku 30 21 70% 17 57% 20 67% 21 70%
32
Malut 21 18 86% 17 81% 19 90% 18 86%
33
Papua Barat 19 18 95% 16 84% 17 89% 17 89%
34
Papua 44 33 75% 33 75% 34 77% 31 70%
TerdapatTotal
beberapa RS tidak mengisi2,878
data secara lengkap.
2,471 86% 2,517 87% 2,374 82% 2,470 86%
A. Pelayanan Medik Spesialis Dasar – Penyakit Dalam

Pelayanan Medik Spesialis Dasar - Penyakit Dalam


350 325 326
300 281

250

200 172 163


150
100 90
100 74
67 61 57 65 65 63
37 46 42 40 44 41
50 23 31 34 23 33 29 33
21 12 21 18 18
7 9
0
Sumbar

Kep. Babel

Kalsel
Riau

Bengkulu

Kalbar

Kaltara

Sulteng
DKI Jakarta

Malut
Jatim

Sulsel
Sumut

Jabar

Sultra
Sumsel

NTT

Papua Barat
Bali
Kepri

Banten
Jambi

Kalteng
NAD

NTB

Kaltim

Gorontalo

Papua
Lampung

Jateng
DIY

Maluku
Sulut

Sulbar
Kemenkes, Januari 2020
A. Pelayanan Medik Spesialis Dasar – Penyakit Dalam
% Jumlah Layanan Penyakit % Jumlah Layanan Penyakit
No Keterangan Dalam : Jumlah RS No Keterangan Dalam : Jumlah RS
1 NAD 97% 18 NTB 92%
2 Sumut 79% 19 NTT 88%
3 Sumbar 78% 20 Kalbar 82%
4 Riau 77% 21 Kalteng 88%
5 Jambi 93% 22 Kalsel 87%
6 Sumsel 87% 23 Kaltim 80%
7 Bengkulu 96% 24 Kaltara 70%
8 Lampung 83% 25 Sulut 87%
9 Kep. Babel 84% 26 Sulteng 87%
10 Kepri 94% 27 Sulsel 81%
11 DKI Jakarta 86% 28 Sultra 81%
12 Jabar 90% 29 Gorontalo 86%
13 Jateng 92% 30 Sulbar 75%
14 DIY 78% 31 Maluku 70%
15 Jatim 85% 32 Malut 86%
16 Banten 86% 33 Papua Barat 95%
17 Bali 93% 34 Papua 75%
Kemenkes, Januari 2020
B. Pelayanan Medik Spesialis Dasar – Kesehatan Anak

Pelayanan Medik Spesialis Dasar - Kesehatan Anak


400
350
350 328
300 276
250

200 176
159
150
106 93
100
65 77 70 67
63 62 61
38 45 44 43 49 41
24 30 35 22 32 27 33
50 21 8 13 9 17 17 16
0
Sumbar

Kep. Babel

Kalsel
Riau

Bengkulu

Kalbar

Kaltara

Sulteng
DKI Jakarta

Malut
Jatim

Sulsel
Sumut

Jabar

Sultra
Sumsel

NTT

Papua Barat
Bali
Kepri

Banten
Jambi

Kalteng

Gorontalo
NAD

NTB

Kaltim

Papua
Lampung

Jateng
DIY

Maluku
Sulut

Sulbar
Kemenkes, Januari 2020
B. Pelayanan Medik Spesialis Dasar – Kesehatan Anak
No Keterangan % Jumlah Layanan Kesehatan No Keterangan % Jumlah Layanan Kesehatan
Anak : Jumlah RS Anak : Jumlah RS
1 NAD 91% 18 NTB 95%
2 Sumut 81% 19 NTT 87%
3 Sumbar 79% 20 Kalbar 86%
4 Riau 88% 21 Kalteng 85%
5 Jambi 95% 22 Kalsel 93%
6 Sumsel 91% 23 Kaltim 89%
7 Bengkulu 88% 24 Kaltara 80%
8 Lampung 90% 25 Sulut 87%
9 Kep. Babel 96% 26 Sulteng 84%
10 Kepri 91% 27 Sulsel 84%
11 DKI Jakarta 84% 28 Sultra 75%
12 Jabar 91% 29 Gorontalo 93%
13 Jateng 91% 30 Sulbar 75%
14 DIY 81% 31 Maluku 57%
15 Jatim 91% 32 Malut 81%
16 Banten 91% 33 Papua Barat 84%
17 Bali
Kemenkes, Januari 2020 90% 34 Papua 75%
50

0
100
150
200
250
300
350

63
NAD

170
Sumut

58
Sumbar

58
Riau

36
Jambi

Kemenkes, Januari 2020


68
Sumsel

21
Bengkulu

59
Lampung

19
Kep. Babel

31
Kepri

153
DKI Jakarta
317

Jabar
276

Jateng 61
DIY
319

Jatim
102

Banten
59

Bali
32

NTB
43

NTT
37

Kalbar
21

Kalteng
37

Kalsel
Pelayanan Medik Spesialis Dasar - Bedah

36

Kaltim
7

Kaltara
37

Sulut
31

Sulteng
86

Sulsel
C. Pelayanan Medik Spesialis Dasar - Bedah

25

Sultra
13

Gorontalo
9

Sulbar
20

Maluku
19

Malut
17

Papua Barat
34

Papua
C. Pelayanan Medik Spesialis Dasar - Bedah
No Keterangan % Jumlah Layanan No Keterangan % Jumlah Layanan
Bedah : Jumlah RS Bedah : Jumlah RS
1 NAD 91% 18 NTB 86%
2 Sumut 78% 19 NTT 83%
3 Sumbar 74% 20 Kalbar 73%
4 Riau 78% 21 Kalteng 81%
5 Jambi 90% 22 Kalsel 80%
6 Sumsel 80% 23 Kaltim 65%
7 Bengkulu 88% 24 Kaltara 70%
8 Lampung 76% 25 Sulut 79%
9 Kep. Babel 76% 26 Sulteng 82%
10 Kepri 94% 27 Sulsel 77%
11 DKI Jakarta 81% 28 Sultra 69%
12 Jabar 88% 29 Gorontalo 93%
13 Jateng 91% 30 Sulbar 75%
14 DIY 73% 31 Maluku 67%
15 Jatim 83% 32 Malut 90%
16 Banten 88% 33 Papua Barat 89%
17 Bali 87% 34 Papua 77%
Kemenkes, Januari 2020
D. Pelayanan Medik Spesialis Dasar – Obstetri dan Ginekologi

Pelayanan Medik Spesialis Dasar - Obstetri dan Ginekologi


400
355
350 321
300 272
250

200 172
154
150
104 98
100
62 65 75 72
52 61 61
37 43 42 38 47 40
50 21 22 30 33 21 31 27 21 31
7 11 9 18 17
0
Sumbar

Kep. Babel

Kalsel
Riau

Bengkulu

Kalbar

Kaltara

Sulteng
DKI Jakarta

Malut
Jatim

Sulsel
Sumut

Jabar

Sultra
Sumsel

NTT

Papua Barat
Bali
Kepri

Banten
Jambi

Kalteng

Kaltim

Gorontalo
NAD

NTB

Papua
Lampung

Jateng
DIY

Maluku
Sulut

Sulbar
Kemenkes, Januari 2020
D. Pelayanan Medik Spesialis Dasar – Obstetri dan Ginekologi
No Keterangan % Jumlah Layanan Obstetri No Keterangan % Jumlah Layanan Obstetri
dan Ginekologi : Jumlah RS dan Ginekologi : Jumlah RS
1 NAD 75% 18 NTB 89%
2 Sumut 79% 19 NTT 83%
3 Sumbar 79% 20 Kalbar 82%
4 Riau 88% 21 Kalteng 81%
5 Jambi 93% 22 Kalsel 83%
6 Sumsel 88% 23 Kaltim 85%
7 Bengkulu 88% 24 Kaltara 70%
8 Lampung 92% 25 Sulut 85%
9 Kep. Babel 88% 26 Sulteng 82%
10 Kepri 91% 27 Sulsel 88%
11 DKI Jakarta 81% 28 Sultra 75%
12 Jabar 89% 29 Gorontalo 79%
13 Jateng 89% 30 Sulbar 75%
14 DIY 73% 31 Maluku 70%
15 Jatim 92% 32 Malut 86%
16 Banten 90% 33 Papua Barat 89%
17 Bali 90% 34 Papua 70%
Kemenkes, Januari 2020
Cara memadukan:
• Dengan pendekatan Dashboard Sistem Kesehatan

( )
Mari kita bahas
Mari kita bahas

Anda mungkin juga menyukai