Anda di halaman 1dari 35

SISTEM RUJUKAN BERJENJANG

DALAM PELAKSANAAN PROGRAM JKN

dr Veronica Margo S, MKes, AAK


Kepala Dept Manajamen Pelayanan Kesehatan

Semarang, 20 Mei 2014


www.bpjs-kesehatan.go.id
OUTLINE
PENGANTAR

SISTEM RUJUKAN PRA-JKN

SISTEM RUJUKAN BERJENJANG ERA JKN

PENTINGNYA SISTEM RUJUKAN

HARAPAN BPJS KESEHATAN


PENGANTAR
Tantangan BPJS
Peningkatan kelompok usia lanjut (ageing)
Sumber: UN-DESA: World Population Prospects, 2004, as cited in NIH: Why Aging Matters, 2007

Peningkatan usia lanjut berdampak signifikan pada kecukupan biaya


Peningkatan kebutuhan terhadap pelayanan preventif
Peningkatan kebutuhan terhadap dokter pelayanan primer
Tantangan BPJS

% Penduduk Berobat Jalan di Rumah Sakit


50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
-
01 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
20 20 20 n20 20 20 20 20 20 20 20
h u n h un h un h u h un h u n h un h un h un h un h un
Ta Ta Ta Ta Ta Ta Ta Ta Ta Ta Ta

• Fenomena Askeskin/Jamkesmas (2005-2007)


 Potensial terulang di awal JKN-BPJS 2014
adverse selection
• Peningkatan pemanfaatan karena adanya Jaminan
Kesehatan BPJS Kesehatan 5
Tantangan BPJS
% Penduduk Berobat di Rumah Sakit
(BPS 2013)
50.00
44.74 45.80 45.14
45.00 43.99
40.00 Rawat Jalan
35.00
30.00
25.00
20.00
15.00
Rawat Inap
10.00
5.00 2.35 2.51 2.1 1.89
-
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

• 44% penduduk Indonesia per tahun mengakses layanan RS


• Jika biaya RS terus meningkat, beban BPJS semakin
meningkat
SISTEM RUJUKAN PRA-JKN
Era PT Askes (Persero) vs JKN (1)
No Aspek PT Askes JKN tahun 2014 Ideal
(Persero)
1 Kepesertaan Universal
16.169.701 120.155.268*) coverage
2 Faskes Semua Faskes pengalihan Semua memenuhi
memenuhi kriteria belum semua kriteria
kredentialing memenuhi kriteria kredentialing
kredentialing
3 Sistem Sistem rujukan Sistem rujukan Sistem rujukan
Pelayanan berjenjang berjenjang berjenjang
4 Sistem
Pembayaran
a. FKTP Kapitasi Kapitasi Kapitasi dengan
pay for
performance
b. FKTL Paket dan Fee INA-CBG’s + carve INA-CBG’s
For Service out

*) data per 17 April 2014


Era PT Askes (Persero) vs JKN (2)
No Aspek PT Askes JKN tahun 2014 Ideal
(Persero)
5 Aplikasi Bridging: Belum bridging: Bridging:
1. SJP 1. FKTP 1. FKTP
2. Penagihan 2. SEP 2. SEP
3. Verifikasi 3. INA-CBG’s 3. SIRS*
4. Verifikasi 4. INA-CBG’s
5. Verifikasi
6 Sistem 1. DPM 1. HTA 1. HTA
mutu 2. Tim Kendali Mutu 2. Tim Kendali
dan Biaya (Audit Mutu dan Biaya
Medis) (Audit Medis)
3. Clinical Advisory 3. Clinical Advisory
4. DPM 4. DPM

*Sistem informasi RS
SISTEM RUJUKAN ERA JKN
DASAR HUKUM
PERPRES 12/2013 PASAL 29

(3) Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas


Kesehatan tingkat pertama tempat Peserta terdaftar.
(4) Dalam keadaan tertentu, ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) tidak berlaku bagi Peserta yang:
a. berada di luar wilayah Fasilitas Kesehatan tingkat pertama tempat
Peserta terdaftar; atau
b. dalam keadaan kegawatdaruratan medis.
(5) Dalam hal Peserta memerlukan pelayanan kesehatan tingkat
lanjutan, Fasilitas Kesehatan tingkat pertama harus merujuk ke
Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan terdekat sesuai
dengan sistem rujukan yang diatur dalam ketentuan peraturan
perundangundangan.
DASAR HUKUM

PERMENKES RI No. 001/MENKES/PER/XI/2012


Sistem pelayanan kesehatan rujukan adalah sistem pelayanan
kesehatan berjenjang dan berstruktur dengan prinsip portabilitas dari
PPK pertama (PUSKESMAS dan jaringannya) hingga PPK
utama/spesialistik.

Sistem Rujukan Kesehatan Adalah :


Sistem pelayanan kesehatan dimana terjadi pelimpahan tanggung
jawab timbal balik atas kasus atau masalah kesehatan yang timbul baik
secara vertikal maupun horizontal.
PRA JKN JKN
SISTEM RUJUKAN LEBIH
SISTEM RUJUKAN KURANG TERSTRUKTUR
TERSTRUKTUR

penanganan
subspesialistik
FEE FOR
SERVICE
penanganan
subspesialistik

Semua keluhan
kesehatan, promotif,
preventif, survailans
FEE FOR
SERVICE/KAPITASI
Konsep Rujukan Ideal
Peningkatan Kualitas Pelayanan Spesialistik

Rujukan Tersier

Rujukan Sekunder
Rujuk – Rujuk Balik

Rujuk – Rujuk Balik Rujuk – Rujuk Balik

Rujuk – Rujuk Balik Rujuk – Rujuk Balik

Dokkel/ Dokkel/ Dokkel/


Puskesmas Dokkel/ Puskesmas Dokkel/ Dokkel/ Puskesmas
Puskesmas Puskesmas Puskesmas

Peserta BPJSK
BEST PRACTICE
SISTEM RUJUKAN PROPINSI JAWA BARAT

 RUJUKAN SESUAI KOMPETENSI FASKES


 KOORDINASI ANTAR FASKES TINGGI
 TIDAK TERJADI OVERLOAD PASIEN YANG BISA DITANGANI DI FASKES TINGKAT PERTAMA
 OPTIMALISASI FUNGSI FASKES TINGKAT PERTAMA
PENTINGNYA SISTEM RUJUKAN
INSENTIF PSIKOLOGIS

JKN EQUITY OF
ACCESS
JUMLAH PESERTA YANG JUMLAH FASKES DAN TENAGA
VS
BERKUNJUNG KE FASKES MEDIS TIDAK MENGALAMI
MENINGKAT SIGNIFIKAN PENINGKATAN
 BEBAN KERJA DOKTER MENINGKAT
 POTENSI OVERWORK DAN OCCUPATIONAL BURNOUT
 POTENSI PENURUNAN MUTU LAYANAN KARENA
WAKTU KONSULTASI DAN PENANGANAN MEDIS
PASIEN BERKURANG
 WAKTU KERJA DOKTER LEBIH LAMA  POTENSI
BERKURANGNYA WORK-LIFE BALANCE

KEPUASAN KERJA DOKTER MENURUN


KESEHATAN PSIKOLOGIS MENURUN
Lanjutan...
STUDI ILMIAH
OVERLOAD BEBAN KERJA VS KUALITAS PELAYANAN DAN KESELAMATAN
PASIEN

PENINGKATAN BEBAN KERJA MENYEBABKAN:


 NAKES MEMPERCEPAT LAYANAN
 PENAMBAHAN BEBAN KERJA 10%  PENURUNAN LOS 2 HARI
 JIKA OVERLOAD TERJADI DALAM WAKTU YANG LAMA  NAKES
KELELAHAN  PELAYANAN MENJADI LEBIH LAMBAT
 PENURUNAN KUALITAS PELAYANAN DAN KESELAMATAN PASIEN
 PENINGKATAN OVERLOAD 10%  KENAIKAN POTENSI
MORTALITAS SEBESAR 2%
 MENINGKATKAN KASUS PREMATURE DISCHARGE 
MENYEBABKAN KENAIKAN ANGKA MORTALITAS POST
HOSPITALISASI
Diwas, K., Terwiesch C, (2009), “The Impact of Workload on Service Time and Patient Safety: An Econometric Analysis of Hospital Operations”.
MANAGEMENT SCIENCE Vol. 55, No. 9, September 2009, pp. 1486–1498
AKSESIBILITAS
TERHADAP WORKLOAD RS
JKN PELKES MENINGKAT
MENINGKAT

RUJUKAN
BERJENJANG

PENGUATAN FUNGSI PENGUATAN FUNGSI


LAYANAN PRIMER LAYANAN RUJUKAN
Strategi Peningkatan Mutu Pelayanan Primer Tahun 2014
KUALITAS
KUANTITAS
1. Indikator Kinerja FKTP
Mutu 2. Pelaksanaan Prolanis
PERLUASAN KERJASAMA Mutu Medik
Mutu Layanan Non Medik 3. Optimalisasi fungsi utama
Dokumen
FKTP pelayanan primer oleh FKTP
Penambahan 6,337 FKTP

PEMERATAAN DISTRIBUSI FUNGSI INDIKATOR PENILAIAN

PESERTA TERDAFTAR
Rasio dokter:peserta ideal = 1:5.000 Kontak Pertama 1. Angka kontak komunikasi (Rate kontak
komunikasi RJTP)
2. Rasio peserta berkunjung ke FKTP lain
(RPBFL)

Kontinuitas 1. Angka perpindahan peserta ke faskes lain


(APPFL)
2. Ratio ketersediaan family folder dalam
FKTP UNGGUL bentuk tersedianya data riwayat pengobatan
peserta dalam P-Care (Rasio Family Folder)
JAMBORE 1. Puskesmas 3. Rasio jumlah peserta PROLANIS yang rutin
berkunjung ke FKTP (RPPB)
FASILITAS 2. DPP
KESEHATAN 3. Klinik Koordinasi 1. Rasio Rujukan Kasus Non Spesialistik (RRNS)
dari FKTP ke Faskes Tingkat Lanjutan
4. Faskes TNI 2. Tingkat keaktifan dalam forum komunikasi
antar FKTP (TKFKTP)
5. Faskes POLRI
Komprehensifitas 1. Frequensi Edukasi FKTP pada kegiatan
kelompok RISTI per tahun (Frekuensi Edukasi)
2. Angka kesakitan peserta terdaftar di FKTP
(AKPT)
3. Rekredensialing FKTP
MENGURANGI WORKLOAD RUMAH SAKIT

FKTP BERFUNGSI MERUJUK


BALIK
OPTIMAL PENDERITA
KO
OR KRONIS
KO D
SI INA YANG
OR
DI STABIL
I NA
S
RS FOKUS
PENGUATAN
RUJUKAN
RUMA MEMBANTU
PENINGKATAN
MENANGANI
KASUS SESUAI
hanya kasus yang
tidak bisa BERJENJAN
G
H KOMPETENSI
DOKTER
KOMPETENSI
diselesaikan secara
tuntas di faskes TERSELEKSI SAKIT FASKES TK I
tingkat bertama
(kompetensi 4A) WORKLOAD
MENURUN
KOORDINAS
I DAN
KEMITRAAN
DENGAN
FASKES TK I

21
Permenkes N0. 001 Tahun 2012
tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan

Pasal 3
Sistem Rujukan pelayanan kesehatan merupakan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan
kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun
horizontal.

PT. Askes (Persero)


Permenkes No 001 Tahun 2012
tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pasal 4
(1) Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang, sesuai kebutuhan medis
dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.
(2) Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari
pelayanan kesehatan tingkat pertama.
(3) Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas rujukan dari
pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama.
(4) Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan/atau dokter gigi
pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama.
(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4)
dikecualikan pada : keadaan gawat darurat, bencana, kekhususan permasalahan
kesehatan pasien, dan pertimbangan geografis.

PT. Askes (Persero)


Permenkes No 001 Tahun 2012
tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan

Pasal 5, Ayat (1)


• Sistem rujukan diwajibkan bagi:
1) pasien yang merupakan peserta jaminan
kesehatan atau asuransi kesehatan sosial
2) pemberi pelayanan kesehatan.

PT. Askes (Persero)


Permenkes N0. 001 Tahun 2012
tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan

Pasal 7
• Rujukan vertikal: rujukan antar pelayanan kesehatan
yang berbeda tingkatan, dapat dilakukan dari tingkatan
pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan pelayanan
yang lebih tinggi atau sebaliknya  Prog Rujuk Balik
• Rujukan horizontal: rujukan antar pelayanan kesehatan
dalam satu tingkatan.

PT. Askes (Persero)


Permenkes No 001 Tahun 2012
tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan

Pasal 9
Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih
rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi
dilakukan apabila:
a. pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik
atau sub spesialistik;
b. perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan
sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan
fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan.

PT. Askes (Persero)


Permenkes No 001 Tahun 2012
tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pasal 10
Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke tingkatan
pelayanan yang lebih rendah dilakukan apabila:
a. permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh tingkatan pelayanan
kesehatan yang lebih rendah sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya;
b. kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau kedua lebih
baik dalam menangani pasien tersebut;
c. pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani oleh
tingkatan pelayanan kesehatan yang lebih rendah dan untuk alasan
kemudahan, efisiensi dan pelayanan jangka panjang; dan/atau
d. perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien karena keterbatasan sarana, prasarana, peralatandan/atau
ketenagaan.

PT. Askes (Persero)


Permenkes No 001 Tahun 2012
tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pasal 13
Perujuk sebelum melakukan rujukan harus:
a. melakukan pertolongan pertama dan/atau tindakan stabilisasi
kondisi pasien sesuai indikasi medis serta sesuai dengan
kemampuan untuk tujuan keselamatan pasien selama
pelaksanaan rujukan;
b. melakukan komunikasi dengan penerima rujukan dan
memastikan bahwa penerima rujukan dapat menerima pasien
dalam hal keadaan pasien gawat darurat; dan
c. membuat surat pengantar rujukan untuk disampaikan kepada
penerima rujukan.

PT. Askes (Persero)


Permenkes No 001 Tahun 2012
tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan

Pasal 14
Dalam komunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 huruf b, penerima rujukan berkewajiban:
a. menginformasikan mengenai ketersediaan sarana
dan prasarana serta kompetensi dan ketersediaan
tenaga kesehatan; dan
b. memberikan pertimbangan medis atas kondisi
pasien.

PT. Askes (Persero)


Permenkes No 001 Tahun 2012
tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan

Pasal 17
(1) Rujukan dianggap telah terjadi apabila pasien telah
diterima oleh penerima rujukan.
(2) Penerima rujukan bertanggung jawab untuk
melakukan pelayanan kesehatan lanjutan sejak
menerima rujukan.
(3) Penerima rujukan wajib memberikan informasi
kepada perujuk mengenai perkembangan keadaan
pasien setelah selesai memberikan pelayanan.

PT. Askes (Persero)


FUNGSI RUMAH SAKIT
DALAM SISTEM RUJUKAN

1. Penanganan pasien sesuai kompetensi


2. Transfer of knowledge
3. Supervisi ke Fasilitas Kesehatan yang lebih rendah
4. Sebagai Konsultan

PT. Askes (Persero)


Tujuan Sistem Rujukan
Meningkatnya kemampuan fasilitas pelayanan Kesehatan perorangan tingkat
pertama dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan memuaskan
 masyarakat bersedia memanfaatkan sebagai kontak
pertamanya
Tertatanya alur Pelayanan Kesehatan Perorangan tingkat pertama, dua dan
ketiga secara berkesinambungan
Meningkatnya akses dan cakupan Pelayanan Kesehatan Perorangan secara
merata dan menyeluruh (universal coverage)
Menjamin terselenggaranya Pelayanan Kesehatan Perorangan yang merata,
berkualitas dan berkelanjutan(continuum of care)
Memberikan petunjuk yang jelas dan kepastian hukum bagi Faskes dalam
memberikan pelayanan Kesehatan yang bermutu

PT. Askes (Persero)


HARAPAN BPJS KESEHATAN
HARAPAN BPJS KESEHATAN

Dukungan dan kerja sama semua


pihak dalam pembangunan sistem
pelayanan kesehatan yang bermutu
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai