Pelayanan Kedokteran
di Era JKN & MEA
Oleh:
Ario Djatmiko, Gatot Sutono, Mahesa, Dyah Agustina Waluyo
IKATAN DOKTER INDONESIA
IDI didirikan di Jakarta pada tanggal 24 Oktober 1950 untuk jangka
waktu yang tidak ditentukan dan berbadan hukum (PASAL 2 AD/ART
IDI)
TUJUAN
Memadukan segenap potensi dokter di Indonesia, meningkatkan
harkat, martabat, dan kehormatan diri dan profesi dokter di
Indonesia, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan rakyat
Indonesia menuju masyarakat sehat dan sejahtera
1. Menjaga kehormatan, keluhuran, dan harkat serta
martabat profesi kedokteran dengan melaksanakan dan
memelihara sumpah dokter dan kode etik kedokteran
2. Meningkatkan profesionalisme dokter
3. Meningkatkan mutu pendidikan profesi kedokteran,
penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran, serta
ilmu-ilmu yang berhubungan dengan itu
4. Meningkatkan kesadaran hukum, dan melaksanakan
pembinaan serta pembelaan Anggota
5. Melaksanakan upaya-upaya untuk meningkatkan MISI IDI
kesejahteraan anggota
6. Meningkatkan peran advokasi dalam penentuan
kebijakan kesehatan
7. Memberdayakan masyarakat dalam menjaga dan
meningkatkan derajat kesehatannya
8. Menjalin hubungan kerjasama dengan badan-badan
lain, pemerintah atau swasta, di dalam negeri atau di
luar negeri yang mempunyai tujuan yang sama atau
selaras.
Ikatan Dokter Indonesia
Pasal 44
Dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan
praktik kedokteran wajib mengikuti standar
pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi
Pasal 51
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik
kedokteran mempunyai kewajiban :
a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur
operasional serta kebutuhan medis pasien;
AD ART IDI Pasal 16
Majelis-Majelis
1. Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) adalah salah satu
unsur dalam struktur kepengurusan IDI di tingkat pusat, wilayah
dan cabang yang bertanggung-jawab untuk pembinaan dan
pengawasan pelaksanaan etika kedokteran.
2. Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI) adalah salah
satu unsur dalam struktur kepengurusan IDI di tingkat pusat
yang bertanggung-jawab mengkoordinasikan dan mengawasi
kolegium-kolegium dalam pelaksanaan pendidikan kedokteran.
PDS Sub
p spesialis
MPPK PDPP
• JKN
• MEA
• CAM / Cara Pengobatan baru
• Kompetensi Dokter dan Pendidikan
Kedokteran
Prinsip Pelayanan Kedokteran
• Prinsip pemberian pelayanan kedokteran adalah :
1) EBM
2) Patient safety
3) Good Medical Practice
4) Inform concent
5) Tidak ada pemaksaan
Secondary
Secondary
care Defined population
SISTEM PELAYANAN KEDOKTERAN
SAAT INI ERA SJSN
Specialist Orientation of Primary Care Orientation of
Health Care System Health Care System
Puskesmas
9419
Ter
tiary Sistem
Regulasi untuk kesehatan yang
DSp DPP menata ulang Secondary
26.773 70.000an dibutuhkan JKN
sistem pelayanan
Population kesehatan nasional Primary care
RS Publik 1.548 RS Privat 554
TT=178.877 TT=35.953
Secondary care
Defined population
80%
Komposisi biaya
50%
yang menjamin
Membalikkan alokasi
sumber daya kesinambungan
JKN
20% 50%
1. Tanggung jawab utama dokter praktik adalah kepada pasiennya. Selain itu, dokter
praktik juga harus bertanggung jawab pada mitra/pemberi kerja. Hubungan kerja ini
menjadikan dokter praktik memiliki loyalitas ganda. Loyalitas ganda ini dapat
menimbulkan konflik kepentingan, seperti adanya insentif finansial untuk
memperbanyak atau mengurangi pelayanan yang dibutuhkan pasien. Dokter praktik
seyogianya mengenali dan mampu mengatasi konflik kepentingan ini.
2. Dokter praktik seyogianya memiliki kebebasan melaksanakan peran profesional
mereka dalam memberi pelayanan pada pasien mereka, serta kebebasan dalam
mempertimbangkan dan mengambil keputusan medik.
3. Dalam segala situasi dimana kepentingan ekonomi atau kepentingan lain dari mitra
dokter bertentangan dengan kepentingan pasien, kepentingan pasien harus
diutamakan.
(American Medical Association)
PERMASALAHAN DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
1. Jumlah dan Penyebaran dokter Indonesia
2. Sistem rujukan belum berjalan dengan maksimal
3.Distribusi peserta tidak merata dan tidak seimbang
antara FKTP pemerintah dengan FKTP swasta dan
Dokter praktek mandiri
4. Masih rendahnya nilai kapitasi
5. Pembagian jasa medis dokter yg tidak transparan dan
berkeadilan.
6.Distribusi peserta Kredensialing FKTP belum melibatkan
profesi dan asosiasi faskes
PENDIDIKAN MENGIKUTI PELAYANAN
Tidak nyambung
Pendidikan dgn pelayanan
Std pendidikan
• S. Kompetensi
CALON PENDIDIKAN • Internship • STR DOKTER
DOKTER DOKTER Baru Lulus
DOKTER • Uji kompetensi • Rekomendasi
• SIP
Dokter Baru:
• 73 Fakultas Kedokteran yang sudah meluluskan
• Meluluskan + 5000-6000 dokter/tahun
• Hanya 10 FK yang diakui Pemerintah Malaysia
(Warga Malaysia hanya boleh sekolah di 10 FK tersebut
bila ingin bekerja di Malaysia)
• Kelulusan uji kompetensi tergolong rendah
Mutu sangat heterogen
Potret Hasil Akreditasi Prodi Kedokteran
Sumber Data :
DirektorI Hasil Akreditasi LAM-PTKes (Desember 2017)
Potret Hasil UKMPPD Pap FK dibandingkan dengan Status Akreditasi
Hanya 13
% FK yang
kelulusan
UKMPPD
Keterangan Data : nya < 50 %
• Rerata hasil UKMPPD 2014 – 2017
• Hasil Akreditasi Prodi Kedokteran per Desember 2017
Hasil UKMPPD secara umum berkorelasi posiPf dengan hasil akreditasi, tetapi ada outlier
data sbb :
• Akreditasi A, UKMPPD < 50 % = 1 FK
– Sebagian besar peserta retaker sebagai hasil dari sistem seleksi yang kurang baik di
masa lalu
• Akreditasi C, UKMPPD > 75 % = 4 FK
KOMPETENSI DOKTER
MAHAL SPESIFIK
Promotif-preventif;
Dokter
Pengendalian penyakit
kronis; Penyakit akut dan
Primer
masalah kesehatan sehari-hari
CPD Terstruktur
CPD/P2KB TERSTRUKTUR
• Pelaksana Pelatihan :
INDONESIA
MINUS
kuantitas, kualitas, high tech competency,
International Certificate, bahasa, brand,
reputasi, network, system, grand design
UNITY & NATIONAL SPIRIT.
KEDAULATAN NEGARA:
• HANKAM HARUS DIJAGA
• HUKUM NEGARA
• KESEHATAN TIDAK BOLEH
• PENDIDIKAN DIKENDALIKAN ASING
KESEHATAN ADALAH:
• KEAMANAN NEGARA
Technology Independent
• KETAHANAN BANGSA Specific Protection
• DAYA SAING BANGSA Tidak boleh direduksi
• TUJUAN BERBANGSA menjadi proses jual-beli
World Class
PRIVATE Hospital
SERVICES High-Tech
(ASEAN MARKET)
PARADOX
DUA RUANG
MARKET FAILURE (CHAOS)
Conventional
PUBLIC SERVICE Tech-seadanya
(dokter lokal)
MISKIN SJSN BPJS
marginalisasi dokter pinggiran
marginalisasi
Sarat problema hukum
sosial-politik
SEOLAH-OLAH
BERTANGGUNG JAWAB
AFTA 2015
Free Flow of
(driven by profit motive)
Kuat
Capital Perubahan Kepemilikan >< Global Capital
Lemah
New Tech
Goods Product & Model
Perubahan peta
and Barang & Jasa
Global Brand
Quality
Services
Efficiency
Ketua PERSI, DR dr Sutoto
Outsource Dokter
DI INDONESIA
PASTI TERJADI
What should we (IDI/PDUI)do?
THE POINT OF VIEW
Technology Independent
OF THE HEALTH SERVICE &
SEHARUSNYA
Specific Protection
NATIONAL SECURITY
MARKET IS THE FIRST PRIORITY
><
PROTECTION
COMPETITION COLLABORATION
KESEHATAN ADALAH:
• KEAMANAN NEGARA
Technology Independent
• KETAHANAN BANGSA Specific Protection
• DAYA SAING BANGSA Tidak boleh direduksi
• TUJUAN BERBANGSA menjadi proses jual-beli
Reengineering need
- Adequate data based system
REENGINEERING
- R & D Department
growth
INOVASI
REFORMASI &
antigrowth RESTRUKTURISASI
KEPUTUSAN POLITIK
United Stated
United Kingdom
Malaysia
Finance support Indonesia
IKABI
2004
JosephStiglitz
Stiglitz
job
dr Soetomo drTjipto
Mangunkusumo
dr Abdurahman dr Soebandi
Saleh
gsoetono@gmail.com