Anda di halaman 1dari 67

Tantangan

Pelayanan Kedokteran
di Era JKN & MEA

Oleh:
Ario Djatmiko, Gatot Sutono, Mahesa, Dyah Agustina Waluyo
IKATAN DOKTER INDONESIA
IDI didirikan di Jakarta pada tanggal 24 Oktober 1950 untuk jangka
waktu yang tidak ditentukan dan berbadan hukum (PASAL 2 AD/ART
IDI)

TUJUAN
Memadukan segenap potensi dokter di Indonesia, meningkatkan
harkat, martabat, dan kehormatan diri dan profesi dokter di
Indonesia, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan rakyat
Indonesia menuju masyarakat sehat dan sejahtera
1. Menjaga kehormatan, keluhuran, dan harkat serta
martabat profesi kedokteran dengan melaksanakan dan
memelihara sumpah dokter dan kode etik kedokteran
2. Meningkatkan profesionalisme dokter
3. Meningkatkan mutu pendidikan profesi kedokteran,
penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran, serta
ilmu-ilmu yang berhubungan dengan itu
4. Meningkatkan kesadaran hukum, dan melaksanakan
pembinaan serta pembelaan Anggota
5. Melaksanakan upaya-upaya untuk meningkatkan MISI IDI
kesejahteraan anggota
6. Meningkatkan peran advokasi dalam penentuan
kebijakan kesehatan
7. Memberdayakan masyarakat dalam menjaga dan
meningkatkan derajat kesehatannya
8. Menjalin hubungan kerjasama dengan badan-badan
lain, pemerintah atau swasta, di dalam negeri atau di
luar negeri yang mempunyai tujuan yang sama atau
selaras.
Ikatan Dokter Indonesia

1. Pembinaan etik bersama Konsil Kedokteran Indonesia (KKI);


2. Melaporkan dokter yang melanggar etik ke KKI (untuk dicatat oleh KKI);
3. Memberi masukan (koordinasi) dalam penyusunan standar pendidikan
dokter/dokter spesialis;
4. Menyelenggarakan pendidikan kedokteran berkelanjutan (PKB/CPD) dan
mengakreditasi lembaga penyelenggara PKB;
5. Menetapkan standar PKB;
6. Menerbitkan rekomendasi izin praktik;
7. Pembinaan dan pengawasan terselenggaranya kendali mutu dan kendali
biaya dokter yang berpraktik;
8. Membuat Standar Profesi (Muktamar IDI 2006, Standar: Etika,
Kompetensi, Pendidikan, Pelayanan);
9. Menerima terusan pengaduan dari Majelis Kehormatan Disiplin
Kedokteran (MKDKI) yang menyangkut soal pelanggaran etika.
Undang-undang Nomor 29 tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran

Pasal 44
Dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan
praktik kedokteran wajib mengikuti standar
pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi

Pasal 51
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik
kedokteran mempunyai kewajiban :
a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur
operasional serta kebutuhan medis pasien;
AD ART IDI Pasal 16
Majelis-Majelis
1. Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) adalah salah satu
unsur dalam struktur kepengurusan IDI di tingkat pusat, wilayah
dan cabang yang bertanggung-jawab untuk pembinaan dan
pengawasan pelaksanaan etika kedokteran.
2. Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI) adalah salah
satu unsur dalam struktur kepengurusan IDI di tingkat pusat
yang bertanggung-jawab mengkoordinasikan dan mengawasi
kolegium-kolegium dalam pelaksanaan pendidikan kedokteran.

3. Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian


(MPPK) adalah salah satu unsur dalam struktur
kepengurusan IDI di tingkat pusat dan wilayah yang
bertanggung jawab untuk pembinaan (pengelolaan)
sistem pelayanan kedokteran yang bermutu melalui
berbagai upaya pengembangan keprofesian.
Pasal 37
Tugas dan Wewenang

1. Mengusulkan sistem pengembangan keprofesian bidang kedokteran


yang berkaitan dengan penjaminan mutu pelayanan kedokteran
kepada Ketua Umum Pengerus Besar.
2. Melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan yang berkaitan dengan
pengelolaan sistem pengembangan keprofesian bidang kedokteran
yang berkaitan dengan penjaminan mutu pelayanan kedokteran.
3. Mengkoordinasikan kegiatan keprofesian unsur-unsurnya (PDPP, PDSp,
PDSm, dll)
4. Mengusulkan dan merekomendasikan perubahan nama perhimpunan,
perhimpunan barum dan pembubaran perhimpunan kepada Ketua
Umum Pengurus Besar.
5. Mengusulkan pedoman akreditasi penyelenggaraan pendidikan
keprofesian berkelanjutan (Continuous Professional Development)
kepada Ketua Umum Pengurus Besar.
Struktur MPPK
Hasil Muktamar
Makasar

PDS Sub
p spesialis

MPPK PDPP

PDS - Kriteria baru PPD Sm :


m - Kriteria yang ada saat ini
- Perhimpunan seminat sesama
spesialis
- Perhimpunan dokter seokupasi
- Perhimpunan sebidang ilmu
Tantangan Pelayanan/Praktik Kedokteran

• JKN
• MEA
• CAM / Cara Pengobatan baru
• Kompetensi Dokter dan Pendidikan
Kedokteran
Prinsip Pelayanan Kedokteran
• Prinsip pemberian pelayanan kedokteran adalah :
1) EBM
2) Patient safety
3) Good Medical Practice
4) Inform concent
5) Tidak ada pemaksaan

• Usulan Pleno MPPK :


– Ada keterangan dari IDI/MPPK ttg CAM & , mana yang
boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan
– ada sanksi bagi dokter anggota IDI yang dalam
praktiknya melakukan hal-hal yang tidak boleh
dilakukan
JKN

Manifestasi kehadiran negara dalam menjamin hak-hak


dasar warga negara :

• hak mendapatkan jaminan layanan kesehatan


• hak mendapatkan jaminan pendidikan.
Era SJSN
• Pelayanan :
– Terstandar :
• SDM
• Jenis dan Kualitas Layanan
• Audit Medik
• Pembiayaan
– Terjangkau
Harapan IDI dan Profesional Kesehatan

Bila berjalan ideal

 Dapat menjamin terjaganya keluhuran profesi kesehatan  penataan


praktik profesi.
 Menjamin terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkeadikan 
distribusi tenaga profesional medis lebih adil dan merata.
 Kuncinya : Terciptanya Sistem Pelayanan Kesehatan yang bermatabat
  Sitem pelayanan kesehatan yang terpadu: Terpadu antara Pelayanan
dan Pembiayaan/Pendanaan serta terpadu (promotif-prevetif-kuratif-
rehabilitatif)
 Terimplementasinya sistem rujukan dalam sistem pelayanan terpadu
IMPLEMENTASI BPJS MENGHARUSKAN ADANYA
PERUBAHAN PADA
SISTEM PELAYANAN KEDOKTERAN
SAAT INI ERA BPJS

Specialist oriented Primary care


oriented
Ter
tiary

Secondary

Population Primary care

Secondary
care Defined population
SISTEM PELAYANAN KEDOKTERAN
SAAT INI ERA SJSN
Specialist Orientation of Primary Care Orientation of
Health Care System Health Care System
Puskesmas
9419
Ter
tiary Sistem
Regulasi untuk kesehatan yang
DSp DPP menata ulang Secondary
26.773 70.000an dibutuhkan JKN
sistem pelayanan
Population kesehatan nasional Primary care
RS Publik 1.548 RS Privat 554
TT=178.877 TT=35.953
Secondary care
Defined population

Sekunder/Tersier menyerap sebagian Alokasi yang berimbang antara Primer dan


besar sumber daya sekunder/tersier

80%
Komposisi biaya
50%
yang menjamin
Membalikkan alokasi
sumber daya kesinambungan
JKN
20% 50%

(World Bank, 2009)


Era JKN

Perubahan bagi pasien/ masyarakat

SEBELUM JKN ERA JKN


Akses ke fasilitas Tidak terstruktur, bebas ke Terstruktur, setiap peserta harus
kesehatan mana saja menggunakan Point of Care (POC)
yang ada di wilayahnya
Akses ke dokter Bebas memilih dokter, Terbatas pada Dokter diPelayanan
setiap saat bisa berganti Primer (DPP) yang ada di POC
dokter
Kunjungan ke spesialis Bisa langsung tanpa surat Dirujuk oleh DPP
rujukan
Obat-obatan Bebas, pasien bisa meminta Dibatasi oleh daftar obat
asal mampu
Prosedur medik Bebas, pasien bisa meminta Atas indikasi medik yang
asal mampu ditentukan oleh dokter
Era JKN

Perubahan bagi pemberi layanan


SEBELUM JKN ERA JKN
Transaksi Langsung dengan pasien Kontrak dengan BPJS
Tarif Ditentukan sendiri/fasilitas Negosiasi dengan BPJS diwakili
kesehatan asosiasi/perhimpunan
Cara pembayaran FFS Kapitasi, INA-CBG
Risiko finansial Tidak ada Ikut menanggung risiko bila biaya
meningkat
Sumber pendapatan Banyak sumber (>>pasien, Mengarah ke 1-2 sumber pendapatan
>>perusahaan, >asuradur)
Tempat praktik Banyak tempat (3), pada jam kerja Mengarah 1 tempat, pada jam kerja
& jam privat
Penulisan resep Bebas, asal pasien mampu Dibatasi oleh daftar obat
Prosedur/tindakan medis Bebas, asal pasien mampu Dibatasi oleh kewenangan dalam
kontrak
Akuntabilitas Mengobati pasien yang Memelihara dan meningkatkan
berkunjung ke praktiknya derajat kesehatan peserta
Kendali mutu-biaya Tidak jelas Diatur dalam kontrak
“Dokter dapat berpraktik
Sistem
pelayanan
dengan baik dalam sistem
kedokteran yang baik pula”

Moral Muktamar XXVI Semarang 2006


Hukum &
Etika • TIGO TUNGKU SAJARANGAN –
Sistem
pendidikan
Upaya Kesehatan Sistem Mental Model untuk
Perorangan pembiayaan
kedokteran kedokteran menggambarkan 3 sistem yang
harus dibangun dan diikat
Upaya Kesehatan
Masyarakat dengan hukum-moral-etika,
agar dokter dapat berpraktik
dengan baik.
(Moeloek, FA)
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN JKN

1. Ketersediaan Point of care (POC) pelayanan


primer yang merata di seluruh wilayah NKRI
UKP 2. Ketersediaan Dokter yang handal dan
Tersier
(Sub-Sp) tersebar merata di seluruh wilayah NKRI
Sekunder 3.Rayonisasi/Regionalisasi Fasilitas Kesehatan
(Pelayanan
Spesialistis)
4.Premi yang memenuhi azaz keekonomian
Primer Entitas point of care :
(Pelayanan Dasar mencakup 90%
kebutuhan kesehatan individu & • Puskesmas
keluarga) • Klinik Setiap POC harus
• Klinik 24 jam ada Dokter yang
• Praktik pribadi handal
1 Dokter mengayomi
• Dll
+3.000 penduduk
Peran strategis IDI dalam era SJSN :
1. Persebaran dan pemerataan distribusi Dokter di
seluruh wilayah NKRI
2. Peningkatan kompetensi DPP
ISU-ISU SEPUTAR BPJS/JKN

Penerapan JKN …Ibarat membangun perahu sambil berlayar

ISU-ISU SEPUTAR FASKES/DOKTER


• Supply demand yang tidak seimbang
• Model bisnis RS/Klinik
• Klasifikasi faskes
• Sistem rujukan
• Gatekeeper
• INA-CBGs
SISTEM • Kapitasi
PELAYANAN • Kendali mutu kendali biaya
• Under services
• Under/over paid
PERTANYAAN FUNDAMENTAL • Kredensialing
• Verifikasi klaim
1.Apakah ada pelanggaran etika profesi? • Mind set dokter
2.Apakah otonomi & privilege profesi tergerus? • Kesenjangan pendapatan
3.Apakah beban kerja dokter meningkat? • Maldistribusi dokter
• Otonomi & privilege dokter
4.Apakah pendapatan dokter menurun? • Dstnya
AMERICAN MEDICAL ASSOCIATION

PRINCIPLES FOR PHYSICIAN EMPLOYMENT

1. Tanggung jawab utama dokter praktik adalah kepada pasiennya. Selain itu, dokter
praktik juga harus bertanggung jawab pada mitra/pemberi kerja. Hubungan kerja ini
menjadikan dokter praktik memiliki loyalitas ganda. Loyalitas ganda ini dapat
menimbulkan konflik kepentingan, seperti adanya insentif finansial untuk
memperbanyak atau mengurangi pelayanan yang dibutuhkan pasien. Dokter praktik
seyogianya mengenali dan mampu mengatasi konflik kepentingan ini.
2. Dokter praktik seyogianya memiliki kebebasan melaksanakan peran profesional
mereka dalam memberi pelayanan pada pasien mereka, serta kebebasan dalam
mempertimbangkan dan mengambil keputusan medik.
3. Dalam segala situasi dimana kepentingan ekonomi atau kepentingan lain dari mitra
dokter bertentangan dengan kepentingan pasien, kepentingan pasien harus
diutamakan.
(American Medical Association)
PERMASALAHAN DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
1. Jumlah dan Penyebaran dokter Indonesia
2. Sistem rujukan belum berjalan dengan maksimal
3.Distribusi peserta tidak merata dan tidak seimbang
antara FKTP pemerintah dengan FKTP swasta dan
Dokter praktek mandiri
4. Masih rendahnya nilai kapitasi
5. Pembagian jasa medis dokter yg tidak transparan dan
berkeadilan.
6.Distribusi peserta Kredensialing FKTP belum melibatkan
profesi dan asosiasi faskes
PENDIDIKAN MENGIKUTI PELAYANAN
Tidak nyambung
Pendidikan dgn pelayanan

Std pendidikan
• S. Kompetensi
CALON PENDIDIKAN • Internship • STR DOKTER
DOKTER DOKTER Baru Lulus
DOKTER • Uji kompetensi • Rekomendasi
• SIP

BERJALAN SENDIRI -SENDIRI


Pelayanan
Pembinaan & pengawasan
DOKTER
= KEBUTUHAN
PRAKTIK DOKTER MASYARAKAT
Siap Praktik

• Std kompensasi • Standar etik


• Std pelayanan • K_ mutu & k_biaya • AKI
• AKB
• Std prosedur • Audit medik • Transisi epidemiologi
• Transisi demografi
Pend & Pel Kedokteran Berkelanjutan
Dokter lulusan FK

KOMPETENSI DOKTER PELAYANAN PRIMER


• Dipersiapkan sbg dokter layanan primer
dgn pendekatan kedokteran keluarga
• Dokter mampu menjadi gate keeper di
layanan primer
KOMPETENSI DAN MUTU DPP

Dokter Baru:
• 73 Fakultas Kedokteran yang sudah meluluskan
• Meluluskan + 5000-6000 dokter/tahun
• Hanya 10 FK yang diakui Pemerintah Malaysia
(Warga Malaysia hanya boleh sekolah di 10 FK tersebut
bila ingin bekerja di Malaysia)
• Kelulusan uji kompetensi tergolong rendah
 Mutu sangat heterogen
Potret Hasil Akreditasi Prodi Kedokteran

• Sebagian besar Prodi Kedokteran terakreditasi B (45 %)


• 18 Prodi Kedokteran terakreditasi A adalah FK PTN (82%)
• 9 Prodi Kedokteran FK PTS yang terakreditasi C adalah prodi
baru (masih mendapatkan akreditasi minimal)

Sumber Data :
DirektorI Hasil Akreditasi LAM-PTKes (Desember 2017)
Potret Hasil UKMPPD Pap FK dibandingkan dengan Status Akreditasi

Hanya 13
% FK yang
kelulusan
UKMPPD
Keterangan Data : nya < 50 %
• Rerata hasil UKMPPD 2014 – 2017
• Hasil Akreditasi Prodi Kedokteran per Desember 2017

Hasil UKMPPD secara umum berkorelasi posiPf dengan hasil akreditasi, tetapi ada outlier
data sbb :
• Akreditasi A, UKMPPD < 50 % = 1 FK
– Sebagian besar peserta retaker sebagai hasil dari sistem seleksi yang kurang baik di
masa lalu
• Akreditasi C, UKMPPD > 75 % = 4 FK
KOMPETENSI DOKTER

MAHAL SPESIFIK

Peny Tersier Sub


berat/sulit spesialis
Pengobatan
penyakit sedang/ Sekunder Spesialistis
khusus

Promotif-preventif;
Dokter
Pengendalian penyakit
kronis; Penyakit akut dan
Primer
masalah kesehatan sehari-hari

BIAYA KEBUTUHAN MASYARAKAT KOMPETENSI DOKTER GENERAL

Kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan menjadi


acuan dalam menyusun kompetensi dokter dan kurikulum
pendidikan kedokteran
MJA 2005;183:560-561
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
- Telah ditetapkan KKI & Sedang direvisi
- Wajib dikuasai oleh dokter, terutama tingkat kompetensi 3 dan 4
- Peningkatan /penambahan kompetensi terutama untuk hal-hal yang
menjadi masalah kesehatan di masyarakat atau berkaitan dengan target-
target kesehatan yang harus dicapai

- Sudahkah menjawab tantangan ke depan


- UHC
- MEA
Dokter Layanan Primer

• Perdalam keilmuan Semua


kompetensi dokter
Intensifikasi jenjang
layanan primer
pendidi
kan
dan
• Spesialisasi
jenis
Ekstensifikasi • Subspesialisasi keilmuan
CPD /P2KB
• Di masa mendatang, dapat untuk
penambahan kompetensi :
– Magang
– Penatalaksaan kasus dengan supervisi
– Sertifikat kompetensi tambahan

CPD Terstruktur
CPD/P2KB TERSTRUKTUR

• Tujuan: peningkatan kompetensi Dokter


• Pelaksana Program:
– Kolegium pengampu ilmu
– Kolegium dokter
• TAHAP
– TAHAP PEMBEKALAN
– TAHAP MAGANG
– TAHAP MANDIRI
• MODUL /PEMBICARA/PELATIH

• Disetujui oleh Kolegium Pengampu ilmu dan kolegium terkait.

• Pelaksana Pelatihan :

– IDI dan Organisasi Profesi di bawah IDI


• TAHAP PEMBEKALAN
– Kuliah, simposium dan pembicara/narasumber/ pelatih sesuai
modul dan pembicara/narasumber/pelatih yang telah disetujui
Kolegium Pengampu Ilmu
– Evaluasi tahap pembekalan
– Sertifikat tahap Pembekalan
• TAHAP MAGANG
– Magang di bawah supervisor yang kompeten yang disetujui
Kolegium Pengampu Ilmu di wahana pendidikan
– Buku log
– Evaluasi tahap magang
– Sertifikat tahap Magang
• TAHAP MANDIRI
– Melakukan tindakan sesuai modul yang telah dipelajari pada
waktu tahap pembekalan dan magang
– Buku log pasien pre, durante dan pasca tindakan
– Evaluasi tahap mandiri
– Sertifikat tahap mandiri
SERTIFIKAT KUALIFIKASI TAMBAHAN
Usulan IDI :
• Diberikan bila telah melalui ketiga tahap tersebut.
• Ditandatangani oleh Ketua Kedua Kolegium
• Diajukan ke Fasyankes Rumah Sakit untuk
penambahan kewenangan klinis tambahan

Saat ini KKI sedang membahas perkonsil tentang


Kompetensi Tambahan ini
MEA :New Technology ~ New Economy
(never stop doing creativity and innovation)
New Product ~ New Technology ~ New People
Technology explosion:
 Bio Tech
 Genetic Engineering
 Nano Tech
 Stem Cell Tech
 Anti aging sciences
 Multi organ Transplantation
 Neurosciences Need
 Robot • New knowledge
 Information system  • New competency
 change production system • New skill
 Internet  Multicenter Research • New education
New business models: • New language
 Adaptive ~ Decentralization Model • New DOCTORS
 Outsourcing /Offshore
 Short contract
 Franchise
 Hybrid
 Downsizing
 More Specific and Specialist
PERBANDINGAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
LOCAL DOCTORS
• Technology gap Technology gap High Technology
• Certification gap - MIS is a new language 
• Language gap - global access & transparence
 standardization & network.
- Minimally invasive surgery
- Imaging, Invasive imaging.
- Stereotactic, nuclear
surgery.
- Biotechnology
Indonesia
- Transplantation
Negara maju - Endoscopy
- Robotic Surgery.
- Nano technology.
- Genetic engineering
- Stem Cell.
- Longevity medicine.
90-an

Indonesia INERTIA: neglected.


No government support HARDWARE
Professional organization is powerless SOFTWARE
BRAINWARE
The ASEAN CHARTER
ditanda tangani Pleno DPR 21 Oktober 2008
Article 1 The purposes of Asean are (5) Apa yang terjadi?
To create a single market and production base Kedaulatan ekonomi Indonesia?
which is stable, prosperous, highly
competitive and economically integrated Pelayanan kesehatan berubah secara
with effective facilitation for trade and fundamental.
investment in which there is free flow of Diserahkan pasar, artinya:
goods, services and investment; movement
of business persons, professionals, talent and Semula driven force pelayanan Kesehatan
labor and freer flow of capital. adalah pemerintah  Pengusaha.
Pemerintah hanya berperan sebagai
Article 34: The working language shall be English pemadam kebakaran, merawat
masyarakat yang terlempar dari pasar 
Article 52 Legal Continuity (2) BPJS
In case of inconsistency between the rights and Dokter, pencari kerja akan mengajukan
obligation of ASEAN Member States under
such instruments and this Charter , lamaran kerja pada pengusaha (the
the Charter shall prevail. owners of hospital) sipemberi kerja.
Kesehatan 2 ruang Asean Market & Lokal
(marginalized market?)
Posisi dr Indonesia (lokal) nanti?

Mengikuti aturan main


ASEAN
PETA ASEAN
Layanan kesehatan dan “skilled labor”
(International Certification /Accreditation)
Singapore, Brunei Malaysia,
Thailand  Surplus
Vietnam & Philippine  mandiri
(siap Health Tourism)

INDONESIA
MINUS
kuantitas, kualitas, high tech competency,
International Certificate, bahasa, brand,
reputasi, network, system, grand design
UNITY & NATIONAL SPIRIT.
KEDAULATAN NEGARA:
• HANKAM HARUS DIJAGA
• HUKUM NEGARA
• KESEHATAN TIDAK BOLEH
• PENDIDIKAN DIKENDALIKAN ASING

KESEHATAN ADALAH:
• KEAMANAN NEGARA
 Technology Independent
• KETAHANAN BANGSA  Specific Protection
• DAYA SAING BANGSA  Tidak boleh direduksi
• TUJUAN BERBANGSA menjadi proses jual-beli

KEPENTINGAN INDONESIA TIDAK SAMA DENGAN KEPENTINGAN ASEAN


(My weaknesses is your opportunity)
Permenaker No.16/2015, 21 Agustus 2015

Untuk menarik investor, semua


hambatan harus di cabut.
Pemerintah hapus persyaratan
mampu berbahasa Indonesia
untuk pekerja asing
THE BATTLE GROUND

Yang pasti, asing hanya boleh


masuk/bangun RS spesialis,
tidak boleh di RS Umum.

Yo mesti ae, mas Hendra


Mahendra Siregar Ketua BKPM …..keju ne nang kono
Bisnis, Jakarta, Rabu 6 November 2013
kok

Revisi Daftar Negatif Investasi (DIN), Perpres No 36/2010


Beberapa sektor usaha dilonggarkan dan di-sederhanakan:
• 5 sektor dibuka untuk asing (bandara, pelabuhan, terminal
barang, terminal darat dan periklanan)
• 10 bidang di relaksasi (rumah sakit, wisata alam, lembaga
keuangan, distribusi film, dst)
MEKANISME
PASAR

SEKTOR KESEHATAN DI ERA MEA

FREE TRADE ERA

World Class
PRIVATE Hospital
SERVICES High-Tech
(ASEAN MARKET)
PARADOX
DUA RUANG
MARKET FAILURE  (CHAOS)

Conventional
PUBLIC SERVICE Tech-seadanya
(dokter lokal)
MISKIN SJSN BPJS
marginalisasi dokter pinggiran
marginalisasi
Sarat problema hukum
sosial-politik
SEOLAH-OLAH
BERTANGGUNG JAWAB
AFTA 2015

Free Flow of
(driven by profit motive)

Kuat
Capital Perubahan Kepemilikan >< Global Capital
Lemah

High Skill Global Education


Skilled Perubahan peta ><
Labor tenaga kerja
Low Skill
Global Certification

New Tech
Goods Product & Model
Perubahan peta
and Barang & Jasa
Global Brand
Quality
Services
Efficiency
Ketua PERSI, DR dr Sutoto

Rumah Sakit yang tidak mengikuti


Standart Internasional
akan ditinggalkan oleh pasar.
Kompas Rabu 26 Maret 2014
HOW………?

1. First, collect really good doctors.


with International Certification.
Preferably trained in the best
centre around the world. They
should speak the language of
foreign patients, at least English.
2. Second, put them into slick health
care facility, or even better into
a superb healthcare network.
3. Third, connect the above two to
wonderful healthcare system
The facility must have reliable
supplier and partners.
4. Fourth, put them all into
accessible, convenient and safe
country.
Singapore
MEDICINE
Armida Alisyahbana
Ketua Bappenas

Asean Economic Community (AEC),


2015:
liberalisasi tenaga kerja di 12 sektor
segera hadir, termasuk industri jasa
kesehatan.
Lha kok tetep dibuka
Armida Alisyahbana, Ketua Bappenas bulik Mida …..
mengakui, SDM Indonesia di sektor
ini masih minim skill
Jawa Pos, Kamis, 27 Maret 2014
BISAKAH DOKTER LOKAL MASUK PASAR (KERJA) ASEAN?

GAP INDONESIAN DOCTORS


• Knowledge
• High Tech Competency
• Language
• International Certification
• Reputation
• Brand
• Network

Siapkah, FK, Konsil, IDI, Depnaker, DepKes dll?


Pemerintah dimana?
Advertisement at Arabic Post

Western Qualified Doctors


Fellowship of British Royal
College or American Board
plus 5 years experience

Outsource Dokter
DI INDONESIA
PASTI TERJADI
What should we (IDI/PDUI)do?
THE POINT OF VIEW
Technology Independent
OF THE HEALTH SERVICE &
SEHARUSNYA
Specific Protection

Humanity HEALTH Health Security


Point of view Point of view
SERVICE
NATION BUILDING
ECONOMIC
Point of view

NATIONAL SECURITY
MARKET IS THE FIRST PRIORITY

SUPPLY DEMAND sikap IDI jelas


Provider buyer
Sikap IDI
1. Menolak pelayanan kesehatan bangsa Indonesia
dijadikan komoditas bisnis ASEAN.
2. Kebijakan negara harus kembali ketujuan negara
yang tertera di UUD 45, membangun bangsa
Indonesia dengan mengikuti ideologi welfare state.
Adanya 2 ideologi dalam 1 negara disaat sistem
kesehatan nasional belum sehat akan mengundang
ketidak adilan.
3. Pemerintah harus sepenuhnya memegang kendali
memimpin perbaikan sistem kesehatan nasional
secara menyeluruh dan paripurna.
4. Siapkan terobosan terobosan kreatif untuk
meningkatkan performa sektor kesehatan sisemua
lini: primer, sekunder dan tersier.
5. Tata ulang Sistem Kesehatan dan Sistem
Jaminan Kesehatan (SJSN) Nasional agar benar-
benar bertujuan membangun bangsa, bukan
sekedar berperan pemadam kebakaran (reaktif
menyambut MEA). Disiapkan formula yang dapat
membuat semua stake holder tersenyum.
6. Pekerja medik dan pengelola pelayanan
kesehatan di Indonesia harus berbangsa
Indonesia, demi kedaulatan dan keamanan
negara.
7. Siapkan langkah-langkah strategis untuk
mengejar ketertinggalan teknologi.
Kewajiban internal IDI

• Mengawal sistem dan pelayanan kesehatan disemua level agar


tetap efisien, efektif dan berada dalam jalur dan tujuan yang benar
yaitu mencapai kesehatan bangsa yang optimal dengan cara yang
paling efisien.
• Bahu membahu dengan pemerintah meningkatkan teknologi
• kedokteran, untuk mengejar ketertinggalan Indonesia.
• Menjaga anggotanya agar tetap menjadi pejuang kesehatan untuk
bangsanya. Dalam hal ini IDI harus tegas menertibkan anggotanya.
Quality
Price dipakai menjaga atau merugikan masyarakat - negara
Delivery
HEALTH CARE IDEOLOGY
DIFFERENT VALUE & SPIRIT
FREE MARKET WELFARE STATE
(oriented) (oriented)
Profit Motive Nation Building

MARKET SPIRIT NATIONALISM SPIRIT


SELLING

><
PROTECTION
COMPETITION COLLABORATION

maximize utilization optimizing patient


of resources care

High Cost High Value


Gap ~ Chaos No Gap ~ Unity
Weak Country Strong Country
To understand Market:
 Response to demand not to the need
 Only for people who can buy  CREATE GAP
 Transaction is a deal which have to be respected and
protected by law
 Consumer (patients) sovereignty, “the real democracy is
in the market”
 Competition ~ War  Elimination Process (Darwin):
Winner
Death Producer, Seller and Consumer
 Supply ~ demand rule of law
 Borderless
 Promotion & Marketing is an effective weapon for the
battle of mind.
 No power can rule market.
CHAOS
High Cost
Low Value
Gap
Lost Generation

MONEY DRIVEN MEDICINE Maggie Mahar

MEDICAL INDUSTRIAL COMPLEX


KEDAULATAN NEGARA:
• HANKAM HARUS DIJAGA
• HUKUM NEGARA
• KESEHATAN TIDAK BOLEH
• PENDIDIKAN DIKENDALIKAN ASING

KESEHATAN ADALAH:
• KEAMANAN NEGARA
 Technology Independent
• KETAHANAN BANGSA  Specific Protection
• DAYA SAING BANGSA  Tidak boleh direduksi
• TUJUAN BERBANGSA menjadi proses jual-beli

KEPENTINGAN INDONESIA TIDAK SAMA DENGAN KEPENTINGAN ASEAN


(My weaknesses is your opportunity)
SHORT CUT ACCELERATION PROGRAM TEACHING
HOSPITAL

Reengineering need
- Adequate data based system
REENGINEERING
- R & D Department

growth
INOVASI

REFORMASI &
antigrowth RESTRUKTURISASI
KEPUTUSAN POLITIK

REENGINEERING & INOVATION  KNOWLEDGE BASED PRODUCT


REFORMATION & RESTRUCTURIZATION  POLITICAL WILL

United Stated
United Kingdom
Malaysia
Finance support Indonesia
IKABI
2004

JosephStiglitz
Stiglitz

If you ask me what is actually the most valuable thing


for the existence of human being? The only answer is

job

BOM WAKTU UNTUK DOKTER LOKAL


SELAMAT DATANG MEA
SELAMAT TINGGAL PAHLAWANKU

dr Soetomo drTjipto
Mangunkusumo

dr Abdurahman dr Soebandi
Saleh
gsoetono@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai