TENTANG
PEDOMAN ASESMEN RISIKO PRA KONSTRUKSI
(PRE CONSTRUCTION RISK ASESMENT - PCRA)
MEMUTUSKAN :
KESATU : Pedoman ini dipakai sebagai acuan bagi seluruh kegiatan konstruksi di RS. Jiwa
dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor;
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berlaku sampai ada ketetapan
baru yang berlaku;
Ditetapkan di Bogor
Pada tanggal 21 Juli 2021
DIREKTUR UTAMA,
FIDIANSJAH
LAMPIRAN
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA
NOMOR HK.02.03/XXV.2/3978/2021
TENTANG ASSESMENT RISIKO PRA KONTRUKSI
(PRE CONSTRUCTION RISK ASESMENT - PCRA)
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. PENGERTIAN
1. Resiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari
suatu perbuatan atau tindakan (KKBI) atau potensi terjadinya kerugian yang dapat timbul
dari proses kegiatan saat sekarang atau kejadian di masa datang (ERM, Risk
Management Handbook for Health Care Organization)
1. Untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya dampak kegiatan renovasi, konstruksi,
rehabilitasi, restorasi dan demolisi terhadap sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
keluarga pasien, pengunjung dan pelaksana proyek maupun lingkungan rumah sakit
maka PKJN RSJMM Bogor harus menerapkan proses PCRA
2. Kegiatan PCRA dilaksanakan sebelum adanya kegiatan renovasi, konstruksi, rehabilitasi,
restorasi dan demolisi di lingkungan PKJN RSJMM Bogor, meliputi kualitas udara,
pengendalian infeksi, utilitas, kebisingan, getaran, bahan berbahaya dan beracun,
pengobatan dan layanan rumah sakit
3. Koordinator Substansi Organisasi dan Umum (Orum) yang bertanggung jawab terhadap
suatu pekerjaan renovasi, konstruksi, rehabilitasi dan restorasi serta demolisi sebelum
melakukan pekerjaan tersebut terlebih dahulu bersurat kepada Instalasi Kesling & K3RS
untuk membuat PCRA dengan melampirkan :
a. Berkas rencana pembangunan lengkap beserta langkah-langkah pekerjaan, termasuk
Kerangka Acuan Kegiatan (KAK);
b. anggaran biaya pembangunan;
c. Rencana serta langkah-langkah pengendalian dalam pekerjaan.
4. Khusus untuk pengendalian infeksi dilakukan identifikasi risiko sesuai dengan formulir
ICRA oleh komite PPIRS
5. Instalasi Kesling & K3RS serta komite PPIRS melakukan kajian terhadap langkah-
langkah pengendalian risiko yang dilakukan dan berkoordinasi dengan pelaksana
pekerjaan maupun Pihak ke III dan instalasi lainnya yang terkait
6. Instalasi Kesling & K3RS serta Komite PPIRS (untuk pekerjaan level 3 dan 4)
memberikan rekomendasi berdasarkan hasil kajian dan koordinasi dengan pelaksana
pekerjaan dengan rekomendasi PEKERJAAN DAPAT DILAKSANAKAN.
7. Dalam proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi, baik Instalasi Kesling & K3RS serta
Komite PPIRS beserta unit terkait melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pekerjaan
yang sedang berlangsung, apabila tidak sesuai dengan standar K3RS maka Instalasi
Kesling & K3RS berhak memberikan rekomendasi PEKERJAAN DIHENTIKAN
SEMENTARA sampai langkah pengendalian dilakukan sesuai dengan standar
8. Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan minimal 1 kali untuk pekerjaan kurang dari 1
minggu. Sedangkan untuk pekerjaan yang lebih 1 minggu dilaksanakanmonitoring dan
evaluasi setiap minggu
BAB IV TATA LAKSANA
B. GAMBAR ALUR
C. CARA PENGISIAN FORMULIR
1. PCRA
a. Koordinator Substansi Orum yang bertanggung jawab terhadap suatu pekerjaan
renovasi, konstruksi, rehabilitasi, restorasi dan demolisi sebelum melakukan pekerjaan
tersebut terlebih dahulu harus meminta lain Instalasi Kesling & K3RS untuk
melakukan pengkajian PCRA
b. Koordinator Substansi Orum melengkapi pengisisan formulir PCRA dengan mengisi
identitas nama/lokasi pekerjaan, PPK/PPTK, manajer proyek, nomor telepon, tanggal
mulai pekerjaan dan perkiraan jangka waktu pekerjaan.
c. Substansi Orum mengembalikan Formulir PCRA dengan melampirkan
1) Berkas rencana pembangunan lengkap beserta langkah-langkah pekerjaan,
termasuk Kerangka Acuan Kegiatan (KAK);
2) Anggaran biaya pembangunan;
3) Rencana serta langkah-langkah pengendalian dalam pekerjaan.
d. Instalasi Kesling & K3RS melakukan identifikasi resiko pekerjaan berdasarkan berkas
pada poin c1) sampai c3) yang akan dilaksanakan, meliputi :
1) Identifikasi rencana pekerjaan, apakah dalam pelaksanaan pekerjaan/proyek
berdampak pada terganggunya kualitas udara ambient, jika iya buat rencana
langkah-langkah pengendalian
2) Identifikasi rencana pekerjaan, apakah konstruksi secara langsung akan
mempengaruhi area perawatan pasien? Jika iya buat rencana langkah-langka
pengendalian
3) Identifikasi rencana pekerjaan selama kegiatan pekerjaan/proyek apakah pasokan
air, darinase, daya listrik, sistem ventilasi, oksigen, vacuum, katup sprinkle, sistim
informasi dan utilitas lainnya akan mungkin terpengaruh di daerah manapun di luar
area kerja, jika iya buat rencana langkah-langkah pengendalian
4) Identifikasi rencana pekerjaan, apakah kegiatan pekerjaan konstruksi/proyek akan
menimbulkan kebisingan yang akan menganggu penghuni yang berdekatan
dengan, diatas atau diabawah area konstruksi (< 40-80 Dbc), jika iya buat rencana
langkah-langkah pengendalian
5) Identifikasi rencana pekerjaan, apakah kegaiatan pekerjaan konstruksi/proyek
akan menimbulkan getaran yang akan mengganggu penghuni yang berdekatan
dengan, diatas, atau dibawah area konstruksi? Getaran > 140 Dba, jika iya buat
rencana langkah-langkah pengendalian
6) Identifikasi rencana pekerjaan, apakah pekerjaan cenderung menghasilkan
mengandung bahan berbahaya, jika iya buat rencana langkah-langkah
pengendalian
7) Identifikasi rencana pekerjaan, apakah pekerjaan memiliki potensi untuk
mengahalangi akses emergensi/darurat, jika iya buat rencana langkahlangkah
pengendalian
8) Identifikasi rencana pekerjaan, apakah proyek/pekerjaan mempengaruhi sistem
proteksi kebakaran, jika iya buat rencana langkah-langkah pengendalian
9) Identifikasi rencana pekerjaan, apakah proyek/pekerjaan mempengaruhi sistem
pencegah kebakaran, jika iya buat rencana langkah-langkah pengendalian
10)Identifikasi rencana pekerjaan, apakah proyek/pekerjaan memerlukan APAR, jika
iya buat rencana langkah-langkah pengendalian
11)Identifikasi rencana pekerjaan, apakah ada penggunaan api (mengelas) dalam
mendukung proyek/pekerjaan, jika iya buat rencana langkahlangkah pengendalian
12)Identifikasi rencana pekerjaan, apakah kegiatan proyek/pekerjaan memerlukan staf
dilatih terhadap respon kebakaran, jika iya buat rencana langkah-langkah
pengendalian
13)Identifikasi rencana pekerjaan, apakah proyek/pekerjaan mempunyai potensi
mempengaruhi jalur keluar yang diperlukan atau perlu jalan keluar dengan cara
lain, jika iya buat rencana langkah-langkah pengendalian
14)Identifikasi rencana pekerjaan, jalur keluar yang terkena tidak dapat digunakan
oleh orang lain selain staf konstrusksi, jika iya buat rencana langkah-langkah
pengendalian
15)Identifikasi rencana pekerjaan, apakah pembersihan puing-puing terkait pekerjaan
dilakukan diluar jam kerja normal, jika iya buat rencana langkah-langkah
pengendalian
16)Identifikasi rencana pekerjaan, apakah proyek/pekerjaan mempunyai potensi
mempengaruhi jalur keluar yang diperlukan atau perlu jalan keluar dengan cara
lain, jika iya buat rencana langkah-langkah pengendalian
17)Identifikasi rencana pekerjaan, apakah proyek/pekerjaan mempunyai potensi
mempengaruhi jalur keluar yang diperlukan atau perlu jalan keluar dengan cara
lain, jika iya buat rencana langkah-langkah pengendalian
e. Instalasi Kesling & K3RS melakukan kajian terhadap langkah-langkah pengendalian
risiko yang dilakukan dan berkoordinasi dengan pelaksana pekerjaan baik Substansi
Orum, Substansi Penunjang Medik, Substansi Pelayanan Medik dan IPSRS
f. Instalasi Kesling & K3RS memberikan rekomendasi berdasarkan hasil kajian dan
koordinasi dari pelaksana pekerjaan dengan rekomendasi PEKERJAAN DAPAT
DILAKSANAKAN.
2. ICRA
a. Kepala unit kerja yang bertanggung jawab terhadap suatu pekerjaan
demolisi/perombakan, pembangunan konstruksi dan renovasi (PPK, Koordinator
Subtansi Orum, Kepala Instalasi Kesling & K3RS, Kepala IPSRS) ketika akan mulai
sesuatu pekerjaan pembangunan/renovasi terlebih dahulu harus mendapatkan
rekomendasi tentang kewaspadaan pengendalian infeksi yang harus diterapkan dari
komite PPIRS berdasarkan penilaian resiko/ICRA sesuai dengan kelas risiko
pekerjaan tersebut
b. Lengkapi pengisian formulir laporan pra konstruksi dengan spesifikasi/jenis
pekerjaan yang akan dilakukan, beri tanda (V) yang sesuai dengan kolom type/jenis
konstruksi (Tipe A-D) dan kolom kelompok resiko berdasarkan area pekerjaan
konstruksi
c. Lingkari kelas resiko pengendalian infeksi pada tabel matriks kelas resiko
d. Setelah pengisian formulir laporan pra konstruksi selesai maka ketua komite PPIRS
memproses izin (Khusus untuk pekerjaan Kelas III dan IV
e. Untuk pekerjaan pembangunan Kelas I dan II, setelah laporan diserahkan, maka
kegiatan/pekerjaan konstruksi sudah dapat dimulai segera tanpa menunggu izin dari
komite PPIRS dengan membawa potongan laporan yang berisi rekomendasi
pengendalian infeksi ke lokasi pekerjaan sebagi pedoman evaluasi bagi petugas di
lokasi pekerjaan
f. Penanggung jawab pekerjaan bertanggung jawab memastikan bahawa seluruh
pekerja bangunan mematuhi semua rekomendasi kewaspadaan yang tertera pada
lembar laporan pra konstruksi
g. Laporan pra konstruksi untuk pekerjaan pembangunan kelas III dan IV
h. ditelaah oleh komite PPIRS dan mengarahkan tim PPIRS untuk melakukan kajian
lebih lanjut dan memastikan hal-hal berikut menjadi pesyaratan teknis dalam nota
kesepahaman yang harus dipenuhi oleh pekerja konstruksi meliputi :
1) Rambu-rambu dan tanda peringatan dipasang
2) Terpasang penanda batas zona konstruksi
3) Tabir /dinding pembatas zona konstruksi dengan area pelayanan
4) Puing dibawa dengan sistem tertutup
5) Tindakan minimal debu
6) Kegiatan pembersihan pasca konstruksi
i. Selama pelaksanaan pembangunan dan renovasi, seorang perawat pencegahan &
pengendalian infeksi (IPCN) ditunjuk sebagi anggota tim pengawasan teknis
pekerjaan tersebut.
j. IPCN melakukan pengawasan secara berkala dan sewaktu-waktu tentang
pelaksanaan rekomendasi pengendalian infeksi sebelum, selama dan setelah
pekerjaan selesai
k. Ketua komite PPIRS mengeluarkan surat rekomendasi berdasarkan hasil kajian dan
monitoring dan evaluasi Tim PPIRS (selama pelaksanaan renovasi/ konstruksi)
dengan beberapa pilihan :
1) Pekerjaan DAPAT DILAKSANAKAN
2) Pekerjaan TIDAK DAPAT DIMULAI atau
3) Pekerjaan HARUS DIHENTIKAN, menunggu diterbitkan izin komite PPIRS
l. Apabila kegiatan renovasi/ konstruksi sudah selesai maka, Komite PPIRS
mengeluar laporan ICRA pasca konstruksi.
BAB V FORMULIR PCRA DAN ICRA
1. PCRA
a. Form Penelaahan PCRA
Bagian/Unit: Keperawatan Lokasi/Pekerjaan: Kontruksi/Renovasi Disiapkan Oleh: Diperiksa Oleh: Disetujui Oleh:
Ruangan
___________________________
Jadwal Pekerjaan:
IPSRS/Bagian Umum/Kontraktor Pembimbing Kesehatan Kerja Kepala Instalasi Kesling & K3RS
_______________________________________________
Jenis Penilaian Risiko Setelah
Bahaya Potensial Akibat yang Penilaian Risiko Langkah Tanggal
No Urutan Kegiatan Item Check Pengendalian Pengendalian PJ/PIC Status
ditimbulkan Perbaikan Penyelesaian
Jenis Bahaya Nama Bahaya D F R Risiko D F R
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nomor Izin :
Nama Proyek Pekerjaan : Jenis Pekerjaan : Nama Petugas
Konstruksi Bangunan Pengawas Pekerjaan :
Renovasi Bangunan
Nama Kontraktor : Pembongkaran Bangunan No. Telepon :
Pemeliharaan Bangunan
Catatan :
Penilaian Risiko
Dampak Probabilitas
Kategori Skor Kategori Skor
Lokasi Risiko Rendah 1 Rendah 1
Lokasi Risiko Medium 2 Medium 2
Lokasi Risiko Tinggi 3 Tinggi 3
Lokasi Risiko Sangat 4 Sangat Tinggi 4
Tinggi
Risiko Pra Konstruksi = Skor Dampak x Skor Level Risiko : Tipe Pengendalian :
Probabilitas :
( ) ( ) ( ) ( )
c. Form Inspeksi /Pemantauan Kegiatan Konstruksi (Checklist)
INSPEKSI PCRA
Petugas Inspeksi : Tanggal :
Nama Proyek : Lokasi :
Instruksi : Lengkapi form inspeksi PCRA, jika ada kondisi berbahaya dan darurat yang tidak bisa
ditangani, harap menghubungi manajer proyek atau tim penanganan darurat
Komentar : .........................................................................................................
..................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Catatan :
Pertanyaan pada Form inspeksi ini dapat berubah sesuai dengan kondisi
renovasi, konstruksi, rehabilitasi, restorasi dan demolisi yang berlangsung
d. Form laporan Pemantauan Kepatuhan Kegiatan Konstruksi
e. Form SURAT IZIN KERJA AMAN (SIKA)
Surat izin kerja aman ini dikeluarkan utnuk pekerjaan dengan
risiko tinggi. Diberikan sehari sebelum pekerjaan dimulai.
2. ICRA
a. PENILAIAN RESIKO TERHADAP PEKERJAAN
Kontraktor pelaksana
Izin komite PPIRS (khusus
pekerjaan kelas III dan IV
konsultan pengawas
c. Rekomendasi Tindakan Pengendalian Infeksi Berdasarkan
Kelas
_____________
________________
Tanggal: Tanggal:
KRITERIA URAIAN
KELAS I 1. Melaksanakan kerja dengan metode yang meminimalkan debu dari lokasi
konstruksi.
2. Mengganti plafon yang dilepaskan untuk inspeksi segera mungkin.
3. Pembongkaran minor untuk perombakan ulang.
KELAS II 1. Menyediakan sarana aktif untuk mencegah debu terbang ke atmosfer.
2. Basahi permukaan kerja untuk mengontrol debu saat pemotongan.
3. Segel pintu yang tidak terpakai dengan lakban.
4. Tutup dan segel ventilasi udara.
5. Seka permukaan dengan pembersih/disinfektan.
6. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum
dipindahkan.
7. Pel basah dan/atau vakum dengan alat vacuum dengan filter HEPA sebelum
meninggalkan area kerja.
8. Tempatkan keset di pintumasuk dan keluar area kerja.
KRITERIA URAIAN
9. Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan;
kembalikan seperti semula saat pekerjaan selesai.
PersyaratanTambahan:
1. Dilarang merokok
2. Gunakan APD
3. Harus ada tulisan sedang ada renovasi bangunan
4. Ada tanda2 untuk keselamatan kerja
_____________
________________
Tanggal: Tanggal:
e. Formulir Laporan Pemantauan Dan Evaluasi Pekerjaan Konstruksi