1
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENGERTIAN
A. Pengertian................................................................................................................ 3
B. Tujuan...................................................................................................................... 4
C. Dasar Hukum........................................................................................................... 4
BAB IV DOKUMENTASI.................................................................................................. 27
BAB V PENUTUP.............................................................................................................. 38
2
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUDI SEHAT
NOMOR. /PER.DIR/RSBS/ /2018
TENTANG
PANDUAN PRE-CONSTRUCTION RISK ASSESSMENT
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUDI SEHAT
3
TENTANG PANDUAN PRE-CONSTRUCTION RISK
ASSESSMENT.
Pasal 1
Panduan Pre-Construction Risk Assessment sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Peraturan Direktur ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan ini.
Pasal 2
Panduan Pre-Construction Risk Assessment untuk dapat
dilaksanakan dan digunakan sebagai acuan pelaksanaan kegiatan.
Pasal 3
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila ada hal-
hal yang tidak sesuai akan dilakukan revisi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Ditetapkan di Purworejo
pada tanggal 2018
DIREKTUR
RUMAH SAKIT BUDI SEHAT
LAMPIRAN :
PERATURAN DIREKTUR
4
RUMAH SAKIT BUDI SEHAT
NOMOR. /PER.DIR/RSBS/ /2018
TENTANG PANDUAN PRE-
CONSTRUCTION RISK ASSESSMENT
BAB I
PENGERTIAN
A. Pengertian
1. Konstruksi bangunan ialah kegiatan yang berhubungan dengan seluruh tahapan
pekerjaan yang dilakukan di tempat kerja.
2. Tempat kerja ialah segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan
air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum
Republik Indonesia.
3. Bahaya adalah sumber, sesuatu, atau tindakan yang berpotensi menyebabkan cidera
pada manusia atau gangguan kesehatan, atau kombinasi keduanya.
4. Risk / resiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah
proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang atau dapat diartikan
sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak
dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian.
5. Asessment adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran.
6. Pre-Construction Risk Asessment adalah suatu cara pengumpulan data awal guna
menilai potensi resiko yang mungkin ditimbulkan sebelum dan waktu pelaksanaan
kegiatan pembangunan/renovasi.
7. Probability adalah Peluang atau Kemungkinan dari suatu kejadian, terjadi atau tidak
dan seberapa besar kemungkinan kejadian tersebut berpeluang untuk terjadi.
8. Severity adalah tingkat keparahan/ dampak apabila suatu resiko itu benar-benar
terjadi.
9. Nilai resiko adalah hasil kali antara nilai frekuensi dengan nilai keparahan suatu
resiko untuk menentukan kategori suatu resiko.
10. Gradding adalah Penialian nilai resiko menggunakan matriks atau table nilai resiko
deengan system pewarnaan.
11. Pengendalian adalah suatu upaya untuk menguranggi atau menghilangkan suatu
potensi resiko yang dimungkinkan terjadi pada suatu kegiatan.
12. Work permit adalah suatu ijin pekerjan yang dikeluarkan olegh suatu intansi / unit /
komite guna melaksanakan suatu kegiatan.
13. Renovasi adalah adalah perbaikan Aset Tetap yang rusak atau mengganti yang baik
dengan maksud meningkatkan kualitas atau kapasitas.
14. Rehabilitasi bangunan perbaikan Aset Tetap yang rusak sebagian dengan tanpa
meningkatkan kualitas dan atau kapasitas dengan maksud dapat digunakan sesuai
dengan kondisi semula.
15. Restorasi adalah perbaikan Aset Tetap yang rusak dengan tetap mempertahankan
arsitekturnya.
5
16. Demolition/ penghancuran adalah menghilangkan atau menghancurkan suatu
bangunan yang ada untuk atau tidak difungsikan yang lainnya.
17. Getaran adalah gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan seimbang terhadap
suatu titik acuan.
18. Baku Tingkat Kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang
diperbolehkan dituang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak
menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.
19. Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam
tingkat dan waktu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan
kenyamanan lingkungan.
20. Tingkat kebisingan adalah ukuran energi bunyi yang dinyatakan dalam satuan desibel
disingkat dB.
21. Rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjadi acuan penyelenggaraan bangunan gedung sesuai fungsi yang ditetapkan dan
yang memenuhi persyaratan teknis: keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan
kemudahan serta kelestarian lingkungan.
2. Tujuan Khusus
a. Terwujudnya pemanfaatan bangunan gedung yang memenuhi persyaratan
keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan serta efisien, serasi dan
selaras dengan lingkungannya.
b. Terdapatnya acuan pengendalian resiko-resiko pada saat pembanggunan,
renovasi atau penghancuran bangunan.
c. Supaya proses pembangunan berjalan aman dan terkendali.
C. Dasar Hukum
1. Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Undang –undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Permenkes 66 tahun 2016 tentang pedoman Keselamatan & Kesehatan Kerja di
Rumah Sakit.
5. Permenkes 1204 tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit
6. Permenkes 24 tahun 2016 tentang Persyaratan Tehnis bangunan & Prasarana Rumah
sakit
7. Permen PU nomor 24 tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan & Perawatan
Bangunan Gedung
8. PERMENKES No.24 tahun 2016 tentang standart tehnis bangunan dan prasarana
rumah sakit.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER-01/MEN/1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bangunan.
6
BAB II
RUANG LINGKUP
7
f. Getaran
g. Bahan berbahaya dan beracun
h. Pelayanan kedaruratan
i. Resiko-resiko lain yang menggangu proses perawatan, lama perawatan dan
pelayanan
5. Penilaian PCRA
BAB III
TATALAKSANA
8
Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud menggunakan
untuk fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah dengan tetap mempertahankan
arsitektur bangunannya sedangkan struktur dan utilitas bangunannya dapat berubah.
4. Tingkat Kerusakan
a. Perbaikan dan/ atau penggantian dalam kegiatan perawatan bangunan gedung
dengan tingkat kerusakan sedang dan berat dilakukan setelah dokumen rencana
teknis perawatan bangunan gedung disetujui.
b. Kerusakan bangunan adalah tidak berfungsinya bangunan atau komponen
bangunan akibat penyusutan/berakhirnya umur bangunan, atau akibat ulah
manusia atau perilaku alam seperti beban fungsi yang berlebih, kebakaran, gempa
bumi, atau sebab lain yang sejenis.
c. Intensitas kerusakan bangunan dapat digolongkan atas tiga tingkat kerusakan,
yaitu:
1) Kerusakan ringan
a) Kerusakan ringan adalah kerusakan terutama pada komponen non-
struktural, seperti penutup atap, langit-langit, penutup lantai, dan dinding
pengisi.
b) Perawatan untuk tingkat kerusakan ringan, biayanya maksimum adalah
sebesar 35% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung
baru yang berlaku, untuk tipe/ klas dan lokasi yang sama.
2) Kerusakan sedang
a) Kerusakan sedang adalah kerusakan pada sebagian komponen non-
struktural, dan atau komponen struktural seperti struktur atap, lantai, dan
lain-lain.
b) Perawatan untuk tingkat kerusakan sedang, biayanya maksimum adalah
sebesar 45% dari harga
c) satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku,
untuk tipe/ klas dan lokasi yang sama.
3) Kerusakan berat
a) Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen
bangunan, baik struktural maupun non-struktural yang apabila setelah
diperbaiki masih dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.
b) Biayanya maksimum adalah sebesar 65% dari harga satuan tertinggi
pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan
lokasi yang sama.
10
Langkah awal dari seluruh kegiatan adalah mengidentifikasi elemen penilaian yang
digunakan untuk menilai proses pre construction. Pada akhir proses penilaian risiko akan
menghasilkan rekomendasi mitigasi risiko (RMR). RMR ini akan ditinjau oleh individu
atau pihak yang menyelesaikan pekerjaan dan akan menjadi bagian dari dokumentasi
proyek.
Sebelum sebuah pekerjaan pembangunan berlangsung perlu mengisi form identitas
dan lokasi pekerjaan
Data Identitas Pekerjaan
Nama Pekerjaan :
Lokasi Pekerjaan
Gedung :
Lantai :
No. Kamar/ Ruang :
Risk Level
Tipe Konstruksi
11
Kegiatan kerja ini terdiri dari pre kontruksi, kontruksi dan pasca kontruksi, sehingga
dapat diurutkan jenis kegiatan yang dilakukan oleh pelaksana guna nanti menilai jenis
resiko dan dampak yang mungkin terjadi dari kegiatan yang ada.
Tim yang terdiri dari berbagai unit, komite dan pelaksana mempunyai tugas
melakukan penilaian resiko keselamatan dan kesehatan kerja pembangunan dalam
bentuk identifikasi resiko, upaya pengendalian, pengawasan dan pelaporan.
Tabel 1
Probability (Kemungkinan terjadi)
PROBABILITY
SKALA LEVEL
Tidak mungkin terjadi 1
Jarang Terjadi,pembangunan baru ≤ 6 bulan, renovasi › 1 minggu 2
Mungkin terjadi, pembangunan baru ‹ 3 bulan, Renovasi ‹ 1 3
minggu
Pasti Terjadi, Pembangunan baru ‹ 1 bulan, Renovasi 1-3 hari 4
Tabel 2
Severity (Keparahan)
SEVERITY
SKALA LEVEL
12
Jarak dampak 1 meter, Dapat ditanggulanggi dengan P3K, Tidak 1
menimbulkan ISPA, Kerugian material tidak ada
Jarak dampak 2 meter, Dapat ditanggulanggi di klinik atau IGD, 2
Kejadian ISPA 25-50 % pekerja, Kerugian material ‹ 1 Jt
Jarak dampak 3 meter, Dapat menimbulkan kecacatan, Kejadian 3
ISPA 50 – 75 % pekerja, Kerugian material ‹ 5 Jt
Jarak dampak › 3 meter, Dapat menyebabkan kematian, Kejadian 4
ISPA 75 – 100 % pekerja, Kerugian material ≥ 5 Jt
Tabel 3
Nilai resiko
LEVEL SKOR
LOW 1–5
MEDIUM 6 – 10
HIGH 11 – 16
Tabel 4
Gradding matriks
P/ S 1 2 3 4
Tidak mungkin
Mungkin
Jarang
Pasti
13
j. Tim menyusunan langkah pengendalian yang akan dilakukan dengan melihat 5
metode yaitu eliminasi, subtitusi, re-engineering, administrasi dan APD pada
kolom jenis pengendalian risiko.
k. Tim melakukan penialian kembali severity, Probability dan Nilai Resiko setelah
dilakukan upaya pengendalian seperti langkah diatas pada kolom setelah
pengendalian.
l. Tim menyepakati siapa yang bertanggung jawab melakukan pengawasan dengan
mengisi nama unit kerja yang bertanggung jawab pada kolom PIC.
m. Tim memberikan target penyelesaian pengendalian berapa lama dengan mengisi
tanggal, bulan dan tahun akhir pengendalian pada kolom tanggal penyelesaian.
n. Tim menilai status upaya pengendalian yang akan dilakukan dengan mengisi
sudah apa belum pada kolom status.
o. Ketua Tim menandatanggani dan menuliskan nama pada kolom disiapkan oleh.
p. Bila tidak disetujui maka akan dilakukan revisi oleh tim kembali.
q. Form hasil penilaian diserahkan kepada direktur umum untuk dilakukan
pemeriksaan, bila setuju maka dibubuhkan nama dan tandatanggan pada kolom
diperiksa oleh.
r. Bila sudah diajukan kepada direktur untuk meminta persetujuan dengan
membubuhkan nama dan tanda tanggan pada kolom disetujui oleh.
s. Bila form telah ditandatanggani semua maka digandakan dan serahkan kepada
seluruh unit yang bertanggung jawab melakukan pengawasan dan pengendalian
risiko.
14 Area Posting
Apakah terdapat media informasi terkait
standar keselamatan dan kesehatan kerja
yang tertempel di area proyek ?
Ya Tidak
Tipe dan Group Pekerjaan Konstruksi digunakan untuk menetapkan kelas risiko dan
memutuskan upaya penanganan
Risk Level Type A Type B Type C Type D
KELAS 1
PENGENDALIAN INFEKSI DAN KUALITAS UDARA
Sebelum Pekerjaan Saat Pekerjaan
Saat Pekerjaan Selesai
Berlangsung Berlangsung
1. PCM (Pre Construction 1. Melakukan pekerjaan 1.Membersihkan area
Meeting) untuk dengan meminimalisir konstruksi dari sisa
mengkomunikasikan adanya debu selama material atau
langkah pekerjaan secara konstruksi berjalan pembongkaran
detail 2. Segera menutup kembali
2. Menutup lokasi proyek plafon atau langit – langit 2.Menghilangkan debu
dengan pembatas sehingga setelah dilakukan yang masih tersisa
menghindari kontaminasi pembongkaran selama proses konstruksi
debu 3. Akses keluar masuk sebelum meninggalkan
3. Memberi tanda petunjuk / pekerja bebas dari puing area konstruksi
peringatan yang jelas – puing bangunan
4. Rute transportasi barang 4. Alat angkut material harus
bersih tidak dekat dengan tertutup
material yang 5. Pintu keluar masuk proyek
terkontaminasi selalu tertutup
6. Mempertahankan
lingkungan pekerjaan
tetap kering
7. Memastikan barang –
barang yang mendukung
pertumbuhan kuman
18
tidak digunakan
KELAS 2
PENGENDALIAN INFEKSI DAN KUALITAS UDARA
Sebelum Pekerjaan Saat Pekerjaan Saat Pekerjaan Selesai
Berlangsung Berlangsung
1. PCM (Pre Construction 1. Ketika sedang proses 1. Mengelap permukaan
Meeting) untuk pemotongan, semprotkan dengan desinfektan.
mengkomunikasikan sedikit air agar debu 2. Membersihkan
langkah pekerjaan secara tidak berterbangan permukaan dengan kain
detail 2. Ketika mengangkut pel basah atau vacuum
2. Menutup pintu, jendela material dan sampah sisa sebelum meninggalkan
dan ventilasi yang tidak pembangunan area konstruksi
digunakan untuk menggunakan container 3. Membuka kembali
menghindari debu yang tertutup ventilasi, jendela dan
3. Menutup lokasi proyek 3. Segera menutup kembali pintu yang sebelumnya
dengan pembatas plafon atau langit – tertutup
sehingga menghindari langit setelah dilakukan
kontaminasi debu pembongkaran
4. Menyediakan filtrasi pada 4. Akses keluar masuk
local exhaust pekerja bebas dari puing
5. Menggunakan isolasi – puing bangunan
system HVAC di area 5. Pintu keluar masuk
konstruksi untuk proyek selalu tertutup
mencegah kontaminasi 6. Bagian kebersihan, harus
pada sistem salurannya melakukan pembersihan
6. memasang unit udara lebih sering disekitar
negative portable, yang area yang
harus dioperasikan berdekatandengan area
selama masa konstruksi konstruksi
7. memperhatikan akses 7. Memonitoring filter
untuk pekerja proyek selama konstruksi
dengan material dan sisa berlangsung
pembongkaran, sebaiknya
dibedakan
8. membedakan akses antara
pekerja proyek dengan
pasien dan pekerja rumah
sakit
9. Memberi tanda petunjuk /
peringatan yang jelas
Rute transportasi barang
19
bersih tidak dekat dengan
material yang
terkontaminasi
Apabila ada beberapa yang mengalami gangguan, mohon dijelaskan langkah – langkah
yang harus diambil untuk mengurangi dampak dari gangguan tersebut
22
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
__________________________
Tuliskan tindakan pencegahan yang akan dilakukan untuk memastikan bila terjadi
gangguan yang tidak diinginkan tidak terjadi
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
____________________
6. Standart Getaran
a. Getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan dan
tangan pekerja tidak melebihi 4m/det2
b. Getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung pada seluruh tubuh tidak
melebihi 0,5 m/det2
23
Penggunaan bahan baku ketika pelaksanaan pembangunan harus dikelola dan
disimpan serta dibuang dengan baik tidak boleh merusak lingkungan dan menggangu
kesehatan.
Penyimpanan
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………..
Pelabelan
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………..
Pembuangan
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………..
Pelayanan kedaruratan
Strategi Mitigasi:
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
__________________________
Aktifitas:
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
__________________________
Waktu dan Durasi:
________________________________________________________
24
Strategi Mitigasi:
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
__________________________
Penilaian Lingkungan :
Siapa yang bertanggungjawab setaip hari untuk kebersihan di area proyek ?
__________________________________________________________________
Apakah setiap hari dilakukan pembersihan di lokasi proyek sebelum
pekererjaan selesai?
_____________________________________________________________
Jika Iya, siapa yang bertanggungjawab akan hal tersebut?
__________________________________________________________________
Apakah ada kebutuhan khusus yang dibutuhkan untuk membersihkan area
proyek setiap harinya ?
______________________________________________________
Jika Iya, Apa saja daftar kebutuhan khusus tersebut ?
__________________________________________________________________
____________
E. Work permit
Suatu ijin kerja yang diberikan kepada pelaksana pekerjaan untuk dapat memulai
pekerjaan dengan memberikan syarat-syarat yang harus dipatuhi ketika pembangunan
berlangsung.
Prosedur Ijin Kerja disusun dengan tujuan untuk memberi perlindungan bagi pekerja
terhadap kecelakaan dan atau kerusakan properti sebagai akibat suatu proses kerja yang
mengandung resiko tinggi.
G. Pelaporan
26
Hasil suatu kegiatan yang telah berlangsung perlu dilakukan pendokumentasian
melalui proses pelaporan. Pelaporan kegiatan PCRA ini dilakukan oleh ketua Tim
dengan support data dari setiap unit atau komite yang melakukan pengawasan guna
dianalisa dan dibuat rekomendasi kepada pimpinan supaya resiko dan dampak yang
mungkin terjadi dapat diminimalkan.
BAB IV
DOKUMENTASI
FORM 1.4
TAHAPAN KEGIATAN
Nama :
PT / CV :
No Kegiatan Utama Rincian kegiatan
1 Persiapan / Pre Kontruksi
2 Pelaksanaan / kontruksi
28
FORM 2.4
PENILAIAN RESIKO PEMBANGUNAN / RENOVASI ( PCRA)
Tanggal :
PRA-CONTRUCTION RISK ASSESSMENT (PCRA)
Unit : Lokasi Pekerjaan : Disiapkan Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh :
Jadwal Pekerjaan :
FORM PRE CONSTRUCTION RIISK ASSESSMENT (PCRA)
PADA PROSES PEMBONGKARAN, RENOVASI DAN
KONSTRUKSI / PEMBANGUNAN GEDUNG
I. IDENTITAS PEKERJAAN
Nama pekerjaan:
Waktu pelaksanaan: Konsultan perencana:
Jumlah Naker : Kontraktor pelaksana:
No. Dokumen : Konsultan pengawas:
16. Pada proyek yang menggunakan B3 (bahan berbahaya dan beracun) harus
melakukan pengelolaan B3 sesuai dengan standard prosedur operasional sebagai
berikut:
a. Tempat penyimpanan B3 harus terpisah dari bahan lain dan dirancang sesuai
karakteristik B3
b. Tempat penyimpanan B3 wajib dilengkapi sistem tanggap darurat.
c. B3 yang disimpan harus memiliki MSDS (material safety data sheet)
d. B3 yang disimpan dapat diidentifikasi jenis dan karakteristiknya
e. Apabila kegiatan proyek memiliki limbah B3, maka tempat pembuangannya
harus terpisah dari limbah lain dan berkoordinasi dengan bagian sanitasi
f. Apabila proyek menggunakan B3 atau menghasilkan limbah B3 wajib
melapor ke Tim K3
PRE CONSTRUCTION
No. Obyek Ya Tdk NA Keterangan
1. Kontraktor pelaksana telah melapor kepada
depnaker sesuai pasal 2 Per 01/Men/1980
2. Kontraktor memiliki data lengkap setiap pekerja
serta sistem kerjanya
3. Semua pekerja harian lepas/ borongan telah
mendapat perlindungan jaminan kesehatan (pada
pekerjaan dengan jangka waktu 6 bl)
4. Proyek mempunyai petugas K3 yang bersertifikat
5. Setiap bangunan mempunyai minimal 2 akses
keluar utama sebagai jalur evakuasi
Setiap pintu harus mengayun kearah luar
6. Setiap pintu harus mengayun keluar
7. Pada saat pintu dibuka harus menyisihkan ruang
tidak terhalangi minimal ½ lebar koridor
8. Pintu tangga darurat dapat tertutup rapat (dengan
door closer, arah ayun menuju tangga darurat
9. Kamar mandi dilengkapi dengan:
Pintu ke arah luar
Menggunakan kunci K3
Hand rail
Nurse call
10. Stop contact dilengkapi dengan proteksi (child
protection)
11. Bangunan dilengkapi dengan sistem proteksi
kebakaran:
Instalasi fire alarm
Instalasi smoke detector
Sprinkler
Hydran gedung/ luar gedung
12. Lain-lain
CONSTRUCTION
No. Obyek Ya Tdk NA Keterangan
1. Semua pekerja harian lepas/ borongan telah
mendapat perlindungan jaminan kesehatan (pada
pekerjaan dengan jangka waktu 6 bl)
2. Proyek mempunyai petugas K3 yang bersertifikat
3. Proyek memiliki kegiatan-kegiatan:
Rapat rutin
Safety talk/ briefing
4. Terdapat ruang pertemuan di lokasi proyek
5. Terdapat pagar pembatas proyek dengan area RS.
Pagar berupa seng/ bahan lain yang tahan lama,
aman dan mampu menghalangi debu/material
proyek. Dipasang tinggi minimal 2m
6. Terdapat jalan dan pintu keluar masuk proyek yang
jelas dan tidak terhalang
7. Terpasang rambu-rambu dan signage sebagai
berikut:
Papan nama proyek
Simbol dan lambang K3
Tanda larangan merokok
Yang tidak berkepentingan dilarang masuk
8. Pekerja konstruksi dapat teridentifiikasi
9. Area proyek bersih, tertata dan tidak menghalangi
proyek yang jelas dan tidak terhalang akses pekerja
10. Area proyek dan RS bebas dari asap dan puntung
rokok
11. Kontraktor menyediakan APD sesuai jenis
pekerjaan dan jumlah pekerja
12. Pekerja menggunakan APD sesuia jenis
pekerjaannya
13. Kontraktor pelaksana menyediakan APAR yang
siap digunakan di lokasi proyek
14. Kebisingan tidak melebihi nilai ambang batas
(NAB) yang berlaku (85 dB)
15. Tersedia kotak P3K yang memadai dan siap pakai.
Minimal tersedia perban steril, iodin, antiseptik,
plester, gunting.
16. Bahan berbahya dan beracun (B3) yang digunakan
di proyek disimpan secara terpisah dan digunakan
sesuai MSDS
Evaluasi
Nama:______________________ Nama:_________________________
Form Work Permit/ ijin kerja
BAB V
PENUTUP
Demikian Panduan bangunan ini kami buat sebagai peganggan dalam melaksanakan
pekerjaan dalam sehari-hari, apabila terdapat kekurangan kita minta masukkan dan perbaikan
semoga kedepan akan lebih baik dalam perawatan bangunan khususnya pre contruction rsik
assessment (PCRA) agar dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi seluruh penghuni
gedung.
DIREKTUR
RUMAH SAKIT BUDI SEHAT