2018
DAFTAR ISI
JUDUL Hal
DAFTAR ISI .................................................................................................................i
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................................................6
A. Latar Belakang............................................................................................6
B. Pengertian...................................................................................................6
BAB II RUANG LINGKUP..........................................................................................7
BAB III KEBIJAKAN...................................................................................................8
BAB IV TATA LAKSANA..........................................................................................9
A. Peran Komite PPI.......................................................................................9
B. Kegiatan Pembangunan..............................................................................9
C. Persyaratan Kinerja...................................................................................14
D. Produk Dan Bahan....................................................................................14
E. Barrier/Penghalang...................................................................................15
F. Prosedur Pengendalian Infeksi Secara Umum..........................................16
G. Izin Kerja ICRA........................................................................................17
H. Implementasi Prosedur Pengendalian Infeksi...........................................18
I. Penyelesaian Prosedur Pengendalian Infeksi............................................18
J. Intervensi Berdasarkan Klasifikasi Tingkat..............................................19
K. Pemantauan Lingkungan..........................................................................20
L. Pendidikan Fasilitas Dan Kontraktor ICRA.............................................20
M. Pengawasan...............................................................................................21
N. Yang Bertanggung Jawab Dalam Prosedur..............................................21
O. Keterlibatan Komite PPI/Tim PPI Dalam Aspek Pengendalian Infeksi
Saat Renovasi/Pembangunan Dan Desain Rumah Sakit..........................21
P. Kesimpulan...............................................................................................26
BAB V DOKUMENTASI...........................................................................................28
PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE UTARA
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT KONAWE UTARA
Jl. Poros Kendari-Asera, Desa Lahimbua Kec. Andowia 93353
No. Telp. 082115555892.Email : bludrs_konut@yahoo.com
TENTANG
KEBIJAKAN ICRA BANGUNAN BLUD RUMAH SAKIT
KONAWE UTARA
Menimbang :
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan BLUD
Rumah Sakit Konawe Utara maka, diperlukan
penyelenggaraan pelayanan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi yang bermutu tinggi;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
TENTANG KEBIJAKAN ICRA BANGUNAN DI BLUD
RUMAH SAKIT KONAWE UTARA
Ditetapkan di : Wanggudu
Pada tanggal : 01 November 2018
DIREKTUR,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan dari Program ICRA adalah untuk meminimalkan risiko terjadinya
Healthcare Associated Infections (HAIs) kepada pasien yang dapat terjadi bila
jamur atau bakteri tersebar ke udara melalui debu atau air aerosolisasi selama
konstruksi, renovasi, atau proses pemeliharaan di area terdekat dan juga untuk
mengontrol penyebaran debu dari komponen bangunan selama renovasi.
B. Pengertian
ICRA (Infection Control Risk Assessment) adalah proses menetapkan risiko
potensial dari transmisi udara yang bervariasi dan kontaminasi melalui air kotor
dalam fasilitas pelayanan kesehatan selama konstruksi, renovasi dan kegiatan
maintenance.
Kegiatan ICRA merupakan multidisiplin, proses kolaborasi yang
mengevaluasi jenis/macam kegiatan konstruksi dan kelompok risiko untuk
klasifikasi penetapan tingkat.
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Komite PPI yang bertugas untuk membuat ICRA dan memberikan pendidikan
dan pelatihan;
2. Bagian Tehnik untuk memfasilitasi dengan memberikan peraturan perundangan
dan perijinan;
3. Sanitasi Lingkungan, terkait dengan pembuangan limbah (baku mutu limbah);
4. Tim K-3 RS untuk melakukan edukasi dan supervisi tentang keamanan dan
keselamatan;
5. Pimpinan Proyek sebagai pelaksana konstruksi dan renovasi bangunan.
BAB III
KEBIJAKAN
a. Sterilisasi alat
b. Pengelolaan linen/loundry
c. Pengelolaan sampah
d. Penyediaan makanan
e. Kamar jenazah
BAB IV
TATA LAKSANA
B. Kegiatan Pembangunan
Dalam melakukan kegiatan pembangunan, ditentukan terlebih dahulu
tipe/jenis aktifitas debu yang dihasilkan, potensi terbentuknya aerosol udara,
durasi dari aktifitas, dan jumlah sistem HVAC.
Pedoman Petunjuk Tipe Aktifitas Konstruksi :
1. Langkah Pertama
Menggunakan tabel berikut untuk melakukan identifikasi type/jenis
konstruksi kegiatan proyek (Type A-D).
TYPE KRITERIA
Inspeksi dan kegiatan non-invasif
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
Mengganti ubin langit-langit (plafon) untuk inspeksi visual saja.
Misalnya terbatas pada 1 genting/plafon per 50 meter persegi.
TIPE
Pengecatan (tetapi tidak dengan pengamplasan)
A
Dinding meliputi pekerjaan listrik, pipa kecil, dan kegiatan yang
tidak menghasilkan debu atau memerlukan pembongkaran
dinding atau akses ke langit-langit selain untuk pemeriksaan
yang kelihatan.
TIPE Skala kecil, kegiatan durasi pendek yang menghasilkan debu
B minimal
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
Pembukaan tidak lebih dari satu ceiling ubin per 10 ubin
Pemasangan kabel telepon dan komputer
Pembongkaran dinding atau atap dimana penyebaran debu dapat
dikontrol
TYPE KRITERIA
Renovasi kecil dari suatu ruangan
Pengamplasan dinding basah
Akses ke ruang terbuka
Pekerjaan yang menghasilkan debu yang banyak
Termasuk, tapi tidak terbatas pada :
Pengamplasan dinding kering, untuk pengecatan atau penutup
dinding
Pembongkaran dinding, merobohkan dinding kering atau
menyelesaikan bangunan, dimana pekerjaan terbatas satu kamar
Pembongkaran dinding atau pembangunan tembok baru
TIPE Pekerjaan kecil saluran, pipa, listrik di langit-langit (tidak
C termasuk pembongkaran atau instalasi);
Renovasi ruangan yang ada
Menarik kabel utama dari beberapa kamar ke jalur akses yang
dibutuhkan
Kegiatan apapun yang tidak dapat diselesaikan dalam shift kerja
tunggal.
Setiap aktifitas yang tidak memerlukan penutup/barrier yang
tidak memenuhi syarat sebagai tipe D
Pembongkaran besar dan proyek–proyek konstruksi utama namun
tidak terbatas pada :
Kegiatan yang memerlukan penutupan unit/relokasi pasien
Pembongkaran instalasi kabel lengkap, HVAC, pipa,
perlengkapan gas, atau sistem listrik
Pembongkaran komponen gedung utama
TIPE
Konstruksi baru yang terletak di dekat gedung Rumah Sakit
D
(sebagaimana ditentukan oleh TIM ICRA primer)
Konstruksi baru yang terletak di dekat jalur keluar pasien dari
area perawatan (yang telah ditetapkan oleh TIM ICRA primer )
Kegiatan penggalian yang jaraknya dekat dengan bangunan
Rumah Sakit (sebagaimana telah ditetapkan oleh Tim ICRA
Primer)
2. Langkah Kedua
Identifikasi group pasien yang berisiko.
Risiko Risiko
Risiko Tinggi Risiko Highest
Rendah Menengah
Area Physical IGD
perkantoran Therapy Laboratorium Ruang Isolasi
Koridor Radiologi/MRI Ruang VK Tekanan
Umum Farmasi Negatif
Ruang
Perawatan Bayi
Rawat Jalan
3. Langkah Ketiga
IC MATRIX – CLASS OF PRECAUTION : CONTRUCTION
PROJECT BY PATIENS RISK
Contruction Project type
Patiens Risk Group
Type A Type B Type C Type D
Low Risk Group I II II III/IV
Medium Risk Group I II III IV
High Risk Group I II III/IV IV
Highest Risk Group II III/IV III/IV IV
C. Persyaratan Kinerja
1. Pengendalian Infeksi sangat penting dalam semua bidang fasilitas konstruksi,
renovasi, dan pemeliharaan karena menyebabkan gangguan debu yang ada,
atau menciptakan debu baru, sehingga harus ditutup dengan ketat untuk
mencegah setiap aliran partikel ke daerah pasien.
2. Pemilik membutuhkan kontraktor yang terikat dengan kebijakan ini, sehingga
sebelum kegiatan dimulai pemilik dan kontraktor harus mengadakan
pertemuan terlebih dahulu sehingga kontraktor dapat menjalankan renovasi
atau konstruksi sesuai dengan prosedur yang berlaku.
3. Infection Control (IC) dapat mengubah persyaratan kinerja dari ICRA sesuai
yang diperlukan dengan kondisi lapangan. Modifikasi ini tidak mengubah
maksud dan kebijakan yang ada.
E. Barrier/Penghalang
1. Ada pintu yang dapat menjadi penghalang ICRA bagi pekerja proyek dengan
paparan ruangan. Ini akan dapat dilaksanakan dengan memperhatikan
kontruksi ruang, jenis kegiatan, dan kelompok risiko.
2. Penghalang yang mengkin ditentukan :
a. A. Polyethylene;
b. Halaman, disamping pintu masuk zona kerja;
c. Menutup langit-langit, ruangan, tempat-tempat interstitial,dan lain-lain;
d. Metode penutupan lain yang sesuai dengan ketentuan ICRA.
3. Penghalang plastik dapat dipakai dengan bingkai logam menggunakan
semprot perekat, sekrup,dan lain-lain;
4. Hambatan dinding kering bisa dengan memiliki sendi dan sekrup ditutupi
atau disegel;
5. Flaps Polyethylene ganda yang digunakan sebagai pintu masuk ke tempat
kerja harus tumpang tindih maksimal 2 meter;
6. Jika pintu masuk berengsel digunakan untuk pintu penghalang, sebuah mesin
udara 2000 CFM negatif yang besar harus digunakan untuk memastikan 100
kaki permenit udara keluar dari ruang kerja, ini dapat dimodifikasi dengan
ruangan yang kecil;
7. Bukaan pintu ganda mungkin diperlukan sebagai airlock dan PPE area.
Hanya satu pintu yang boleh dibuka pada suatu waktu, pengecualian dibuat
untuk pengiriman barang besar. Dua pintu dibuka secara bersamaan harus
diminimalkan.
F. Prosedur Pengendalian Infeksi Secara Umum
1. Fasilitas (pelaksana) kegiatan dan IC akan diberitahu sejak awal perencanaan
atau desain tahap dari proyek;
2. Untuk memenuhi persyaratan ICRA, TIM ICRA primer kalau perlu tim Ad
hoc ICRA akan meninjau proyek lingkup pekerjaan, desain, lokasi sekitar
dan dampak dari sistem utilitas. Konstruksi jenis kegiatan, group risiko, dan
klasifikasi tingkat akan ditugaskan;
3. Seluruh tahapan proyek berdasarkan ICRA dapat revisi, tergantung kondisi;
4. TIM ICRA Primer bertanggung jawab untuk mengembangkan ICRA dan
menyikapi kebutuhan lain diluar ICRA;
5. Pengawas proyek (PM) akan mengevaluasi setiap proyek untuk menentukan
klasifikasi peringkat. PM dan IC akan mengevaluasi setiap III tingkat dan IV
tingkat.
6. Fasilitas pemeliharaan dan petugas akan mengikuti intervensi ICRA untuk
proyek tingkat I dan II secara rutin tanpa penilaian ICRA resmi atau izin
kerja. Untuk tingkat II dan IV proyek mereka harus mendapatkan izin kerja
ICRA dari PM atau IC;
7. Jika mesin udara negatif bermasalah, PM, IC, dan kontraktor akan meninjau
intalasi sebelum koneksi;
8. Kontraktor bertanggung jawab untuk memperoleh surat izin ICRA sebelum
memulai bekerja., posting dipintu masuk zona kerja, informasikan
persyaratan ICRA kepada orang sekitar yang terkena dampak;
9. Kontraktor bertanggung jawab menyediakan tenaga kerja dan peralatan
sesuai yang disyaratkan oleh ICRA;
10. Kontraktor bertanggung jawab untuk menjaga peralatan mereka termasuk
penggantian HEPA dan filter sesuai program sertifikasi filter;
11. Tergantung pada lingkup pekerjaan, fase pekerjaan, dan lokasi pembuangan
udara tanpa filter udara negatif dapat diizinkan;
12. Kontraktor bertanggung jawab untuk menjamin penghalang ICRA sesuai
standar;
13. Pada setiap awal shift, ketika tekanan udara diperlukan petugas harus dapat
memenuhi semuanya;
14. Kontraktor harus dapat menyediakan peralatan dan tenaga kerja sesuai
kebutuhan untuk pembersihan area kerja sehingga dapat mencegah
akumulasi debu dan puing;
15. Penetrations (pipa, saluran, kabel), dan lain-lain harus disegel;
16. Penghalang harus ada pada lift atau tangga yang ada di zona kerja;
17. Investigasi yang mungkin memerlukan pembukaan ubin atau langit-langit
harus segera diganti setelah selesai penyelidikan dan ketika tanpa
pengawasan;
18. Pekerjaan yang dilakukan di ICRA bisa diberi penghalang sementara, tapi
harus segera dipindahkan dan dibersihkan setelah proses selesai;
19. Jika cube pengendalian wajib memiliki udara negatif, sebuah sertifikat mesin
udara negatif harus digunakan;
20. Mesin udara negatif dapat dihubungkan ke daya normal atau darurat dan
harus dijalankan terus menerus;
21. Efektifitas penghalang harus dipantau dan penghalang diperbaiki atau
ditingkatkan untuk mencegah debu dan puing-puing keluar dari zona;
22. HVAC register dan ventilasi dalam bidang konstruksi harus capped kecuali
khusus disetujui oleh PM atau IC;
23. Metode untuk menyerap debu ketat harus menahan tekanan udara statis;
24. Wadah transportasi, gerobak, kotak peralatan, dan lain-lain harus bebas dari
debu;
25. Debu harus dibersihkan dari zona kerja dalam wadah tertutup rapat dan
diangkut melalui rute yang diidentifikasi dan ditentukan oleh ICRA;
26. Kontraktor dan bahan yang tidak boleh melewati area pasien harus ditunjuk
elevator;
27. Kontraktor harus bebas dari debu sebelum keluar dari zona kerja, jika
menggunakan coverral harus dibersihkan dizona kerja sebelum keluar ke
ruang ante;
28. Karpet untuk berjalan harus selalu bersih, diganti setiap hari atau lebih
sering lebih efektif;
29. Peralatan kontraktor harus dibersihkan dengan cairan pemutih untuk
mencegah debu keluar dari zona kerja;
30. Kontraktor wajib segera membersihkan debu yang keluar dari zona kerja;
31. Semua debu yang harus dilakukan dengan menggunakan vacum HEPA
disaring.
K. Pemantauan Lingkungan
1. PM, Keselamatan Departemen, IC akan menentukan kapan sampling udara
diperlukan;
2. Kontraktor mendokumentasikan visual konfirmasi tekanan negatif pada
Negatif Air Presure Log Verifikasi;
3. Pemilik boleh memilih untuk memonitor kualitas udara seluruh proyek;
4. PM dan kontraktor mungkin diperlukan untuk menyelesaikan setiap hari
Check List monitor kepatuhan konstruksi pengendalian infeksi sehari-hari.
ASPERGILLUS FUMIGATUS
• Penyebab tersering Aspergillosis :
- Invasive;
- Non Invasive.
• > 50% Invasive Aspergillosis;
• Mampu berkembang sampai suhu 55⁰ C;
• Terdapat dimana mana (lembab);
• Invasive Aspergillosis;
- Diagnosis Sulit;
- Mortalitas > 50 %.
PALING PENTING : CEGAH TERPAPAR
RISIKO “OUTBREAKS” ASPERGILLOSIS
• Semua aktifitas yang mengakibatkan peningkatan spora di udara :
Pembangunan Gedung, Konstruksi, Renovasi, Perbaikan;
• Permukaan Lembab.
P. Kesimpulan
1. IPCO Harus Dilibatkan dalam Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan;
2. Pelatihan terhadap Pekerja Bangunan;
3. Tentukan Alur Pekerja, Bahan Material dan Sampah Bangunan;
4. Pekerjaan Tidak Boleh Dimulai Sebelum “Penilaian Risiko” Lengkap
Dilakukan;
5. Waspada Terhadap “CONSTRUCTION RELATED NOSOCOMIAL
INFECTIONS”
Aspergillosis;
Legionellosis.
6. Fokus Perhatian
Lingkungan Sekitar Area;
Sistem Pipa Air;
Sistem Ventilasi.
7. Renovasi di Rumah Sakit berbeda karena Pasien lebih Memerlukan Kualitas
Udara yang Baik;
8. Syarat Penting dalam Desain
Suplai Air Bersih dan Listrik Konstan 24 Jam / Hari;
Jumlah dan Jarak Tempat Tidur Adekuat;
Ventilasi sesuai Prinsip PPI;
Sanitasi Untuk :
- Pasien;
- Pengunjung;
- Staf Rumah Sakit;
- Lantai dan Permukaan;
- Bahan yang Mudah Dibersihkan.
BAB V
DOKUMENTASI
DIREKTUR,