Tentang
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
Disusun oleh :
Disetujui oleh :
Ditetapkan oleh :
i
KEPUTUSAN
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
Nomor : 210/Kep/XVI/11/2015
Tentang
ii
6. Keputusan Badan Pelaksana Harian (BPH) RSIJ No.
020/KEP/I.6.AU/D/2015 tanggal 16 Juni 2015 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
7. Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 235/KEP/I.0/D/2013
tanggal 12 Desember 2013 tentang Penetapan Direksi RSIJCP masa
Jabatan 2013 – 2017.
MEMUTUSKAN :
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
iii
Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A.
Direktur Utama
Tembusan :
1. Anggota Direksi.
2. Ketua Panitia Akreditasi RSIJCP Versi 2012.
3. Ka. Komite Mutu dan Manajemen Risiko.
4. Ka. Komite Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi.
5. Manajer SDI.
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas selesainya Pedoman
Pengorganisasian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit Islam Jakarta
Cempaka Putih di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih, pedoman ini merupakan
salah satu acuan dalam Akreditasi.
Tujuan penulisan pedoman ini adalah sebagai pedoman atau referensi bagi tenaga medis
Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih dalam upaya menurunkan risiko infeksi
Nosokomial dan memutuskan rantai penularan.
Pada akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Direksi RSIJCP yang telah
memberikan kepercayaan dan dukungan untuk menyelesaikan pedoman ini untuk acuan
Akreditasi.
Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan
Pedoman Pengorganisasian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit di
masa yang akan datang.
Penyusun
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................................i
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIJCP..................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................................v
DAFTAR ISI.............................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................1
B. TUJUAN.............................................................................................................2
C. RUANG LINGKUP...............................................................................................3
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH (RSIJCP)....4
A. SEJARAH BERDIRI..............................................................................................4
B. KONDISI SAAT INI..............................................................................................5
BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, TUJUAN, MOTTO DAN NILAI-NILAI BUDAYA ORGANISASI...8
A. VISI....................................................................................................................8
B. MISI...................................................................................................................8
C. FALSAFAH..........................................................................................................8
D. TUJUAN.............................................................................................................9
E. MOTTO..............................................................................................................9
F. NILAI-NILAI DAN BUDAYA ORGANISASI............................................................9
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH..........11
BAB V STRUKTUR ORGANISASI KOMITE PPI.....................................................................12
A. STRUKTUR ORGANISASI..................................................................................12
B. URAIAN JABATAN............................................................................................14
BAB VI TATA HUBUNGAN KERJA........................................................................................18
A. TATA HUBUNGAN KERJA INTERN UNIT KERJA................................................18
B. TATA HUBUNGAN KERJA EKSTERN UNIT KERJA.............................................18
BAB VII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI KOMITE PPI..............................................23
A. STANDARISASI KETENAGAAN.........................................................................23
B. KONDISI KETENAGAAN...................................................................................24
C. DASAR PERHITUNGAN KETENAGAAN.............................................................25
D. REKRUTMEN DAN SELEKSI..............................................................................25
vi
E. PENGEMBANGAN SDI.....................................................................................25
BAB VIII KEGIATAN ORIENTASI............................................................................................26
A. ORIENTASI RUMAH SAKIT...............................................................................26
B. ORIENTASI DI UNIT KERJA...............................................................................27
BAB IX PERTEMUAN ATAU RAPAT.....................................................................................28
BAB X PELAPORAN............................................................................................................29
BAB XI PENUTUP................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................31
vii
Lampiran
Keputusan Direktur Utama RSIJCP
Nomor : 210/Kep/XVI/11/2015
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Pencegahan dan pengendalian Infeksi (PPI)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut
untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah
ditentukan.
Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), yaitu kegiatan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan,
serta monitoring dan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit (PPIRS)
sangat penting karena menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit. Apalagi akhir-
akhir ini muncul berbagai penyakit infekis baru (new emerging, emerging diseases
dan re-emerging diseases) .
Walaupun belum ada angka yang pasti secara nasional ternyata beberapa rumah
sakit telah melaksanakan pengendalian infeksi nosokomial beberapa tahun yang lalu.
Sehubungan dengan hal itu maka perlunya adanya pedoman manajerial Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit yang merupakan salah satu factor
pendukung yang sangat penting untuk mendapat dukungan dan komitmen dari
pimpinan rumah sakit dan seluruh petugas yang ada di rumah sakit.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu layanan Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih melalui
pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, yang dilaksanakan oleh semua unit di RS. Islam Jakarta
Cempaka Putih meliputi kualitas pelayanan, manajemen risiko, clinical
govermance, serta kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Tujuan Khusus
a. Menggerakkan segala sumber daya yang ada di pelayanan Rumah Sakit Islam
Jakarta Cempaka Putih secara efektif dan efisien dalam pelaksanaan
pencegahan dan pengendalian infeksi.
b. Menurunkan angka kejadian infeksi di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka
Putih.
c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program pencegahan dan
pengendalian infeksi.
A. SEJARAH BERDIRI
Berdirinya Rumah Sakit Islam Jakarta merupakan keinginan besar dari sebagian orang
– orang Islam dan atau anggota Muhammadiyah untuk mempunyai rumah sakit yang
bernapaskan Islam. Keinginan ini terinspirasi ketika Dr.H. Kusnadi mengunjungi Bapak
KH. Wahid Hasyim yang pada waktu itu menjabat sebagai Menteri Agama RI saat
beliau dirawat di Rumah Sakit nonmuslim (RS. Boromeus Bandung) pada tahun 1951.
Melihat pelayanan di rumah sakit tersebut Bapak Dr. Kusnadi trenyuh, dan dalam hati
beliau berkata “Seandainya kita (umat Islam) mempunyai Rumah Sakit tentu Pak
Wahid Hasyim tidak perlu dibawa ke Rumah Sakit ini (nonmuslim), tetapi beliau akan
dirawat di Rumah Sakit Islam, alangkah senang dan bangganya kita (umat Islam)
mempunyai sebuah Rumah Sakit. Orang – orang Muhammadiyah atau umat Islam
akan bisa berobat ke Rumah Sakitnya sendiri”.
Semangat ini terus bergejolak dalam pikiran Dr.H. Kusnadi, sehingga dari semangat
yang terus bergelora inilah akhirnya Dr.H. Kusnadi mengajak beberapa koleganya
antara lain : Drs. Sadad Siswowidjojo, H. Mahmud, Ir.M. Sanusi, Prof.KH. Farid Ma’ruf,
KH. Fakih Usman, Mr. Loebis, H. Bakrie Sjudja, Sulaeman Sumitakusuma, Ir. Oemar
Tusin, Dr. Nurhay Abdurahman, A. Idid Djunaidi, Dr. Sulastomo, Kridoharsojo, Suharto
Puspohartono,SH dan Sudarma, untuk berusaha mewujudkan cita – cita luhur ini
yaitu mendirikan Rumah Sakit Islam Jakarta, dan diawali dengan membuat Panitia
yang dikukuhkan dalam bentuk Yayasan dengan nama Yayasan Rumah Sakit Islam
Jakarta.
Yayasan Rumah Sakit Islam Jakarta berdiri tanggal 18 April 1967, berdasarkan Akte
No. 36 Tahun 1967 dengan Notaris R. Soerojo Wongsowidjojo SH, yang diketuai
Dr.H. Kusnadi. Terobosan awal yang dilakukan adalah dengan mencari bantuan dana
antara lain ke Nederlanche Organisatie Voor Internationale Behulpzaamheid (NOVIB)
yaitu suatu lembaga pemerintah Belanda dan juga atas jasa para pengusaha muslim
Pada tanggal 23 Juni 1971 diresmikan berdirinya Rumah Sakit Islam Jakarta oleh
Presiden Soeharto dengan gedung perawatan 56 tempat tidur, ruang kantor,
poliklinik, laboratorium, apotek dan dapur. Ini merupakan cikal bakal dari usaha awal
berdirinya Yayasan Rumah Sakit Islam Jakarta. Atas ridho Allah SWT dan usaha
Yayasan dalam mencari dana, orang – orang muslim dan pemerintah berdatangan
memberikan perhatian yang baik dan dana terus mengucur, sehingga berdirilah
sebuah Rumah Sakit Islam Jakarta yang cukup megah dengan peralatan dan
infrastruktur yang dapat dibanggakan.
RSIJCP merupakan Amal Usaha Muhammadiyah yang memiliki 411 tempat tidur
dengan moto “Bekerja sebagai ibadah dan Ihsan dalam pelayanan”, dan berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.03/I/3627/2014 tanggal 12 November
2014 RSIJCP ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Pelayanan Preventif dan Rehabilitasi Medis terdiri dari Terapi Okupasi (OT),
Terapi Wicara (TW), dan Fisioterapi .
3. Pelayanan Penunjang Medis
Pelayanan Penunjang Medis terdiri dari pelayanan farmasi, radiologi, diagnostik,
dan laboratorium.
4. Pelayanan Khusus
Pelayanan Khusus terdiri dari pelayanan intensif (ICCU, ICU, Perina/NICU/PICU,
HCU), kamar bedah, hemodialisis, stroke, luka bakar, dan kemoterapi.
Selain pelayanan inti, RSIJCP juga melakukan pelayanan Nafsul Muthmainnah dengan
kegiatan sebagai berikut :
1. Pengurusan jenazah dari dalam, dan luar RSIJCP (anggota dan non anggota)
2. Pelatihan pengurusan jenazah.
Saat ini persaingan dunia perumahsakitan semakin ketat. Oleh karena itu, RSIJCP
melakukan upaya-upaya yang lebih komprehensif untuk menhadapi tangtangan
tersebut dan dengan moto “Bekerja sebagai ibadah dan Ihsan dalam pelayanan”,
manajemen RSIJCP bertekad untuk mewujudkan visinya, yaitu “menjadi Rumah Sakit
kepercayaan masyarakat yang berfungsi sebagai Pusat Pendidikan Kedokteran dan
Perkaderan Persyarikatan Muhammadiyah di Bidang Kesehatan”.
A. VISI
Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih menjadi Rumah Sakit kepercayaan
masyarakat yang berfungsi sebagai Pusat Pendidikan Kedokteran dan Perkaderan
Persyarikatan Muhammadiyah di Bidang Kesehatan.
B. MISI
C. FALSAFAH
Perwujudan dari iman sebagai amal shaleh kepada Allah SWT dan menjadikannya
sebagai sarana ibadah “dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang
beriman dan berbuat baik bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-
sungai di dalamnya”(QS. Al Baqarah ayat 25).
E. MOTTO
1. Nilai
Nilai merupakan landasan moral yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan di rumah sakit. Menggali dan meningkatkan budaya organisasi yang
meliputi, budaya Ihsan, budaya ta’awun, budaya tafdhil/tafawuq, budaya
istikmal bidawan dan sistem nilai Islami lainnya ke dalam seluruh aktifitas
keluarga besar BPH RSIJ sehingga dapat menjadi uswatun hasanah atau suri
tauladan yang baik dalam mewujudkan kehidupan yang islami di lingkungan
umat Islam di tanah air tercinta.
2. Budaya Organisasi
Mempertimbangkan pada nilai-nilai Budaya Organisasi yang sudah dimiliki oleh
masing-masing rumah sakit di lingkungan BPH RSIJ, mengacu pada pesan-pesan
Al Quran dan As-Sunnah serta paham agama, ideologi, visi & misi serta
Keputusan Persyarikatan Muhammadiyah dan dengan memperhatikan Visi
terbaru RSIJ “Menjadi Rumah Sakit Kepercayaan Masyarakat” maka dengan
memahami nilai inti dari visi tersebut adalah nilai “TRUST atau KEPERCAYAAN”
Struktur organisasi RSIJCP berdasarkan SK Badan Pelaksana Harian (BPH) Rumah Sakit
Islam Jakarta No. 020/KEP/I.6.AU/D/2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
RSIJCP sebagai berikut :
BADAN PELAKSANA
HARIAN RS ISLAM
JAKARTA
DIREKTUR UTAMA
1. Komite Medik
Panitia-panitia KOMITE-KOMITE 2. Komite Keperawatan
3. Komite Etik RS
4. Komite Etik Penelitian
5. Komite Pendidikan
Humas & Legal 6. Komite Mutu & Manajemen Risiko (KMMR)
7. Komite Promosi Kesehatan Rumah Sakit(PKRS)
8. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS
Direktur
Pelayanan & Direktur
Direktur Direktur Sumber Daya
Pendidikan Medik
Penunjang Medik Keuangan Insani (SDI )
Asdir Asdir Medis & PKL
Keperawatan
Bakordik
A. STRUKTUR ORGANISASI
Direktur Utama
Tim PPI :
IPCN
IPCLN
Organisasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) disusun agar dapat mencapai
visi, misi dan tujuan dari penyelenggaraan PPI. PPI dibentuk berdasarkan kaidah
organisasi yang miskin struktur dan kaya fungsi dan dapat menyelenggarakan tugas,
wewenang dan tanggung jawab secara efektif dan efisien. Efektif dimaksud agar
sumber daya yang ada di rumah sakit dapat dimanfaatkan secara optimal.
1. Komite PPI disusun minimal terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.
a. Ketua sebaiknya dokter (IPCO/Infection Prevention and Control Officer),
mempunyai minat, kepedulian dan pengetahuan, pengalaman, mendalami
masalah mikrobiologi klinik, atau epidemiologi klinik.
b. Sekretaris sebaiknya perawat senior (IPCN/ Infection Prevention and Control
Nurse), yang disegani, berminat, mampu memimpin, dan aktif.
c. Anggota yang dapat terdiri dari :
1) Dokter wakil dari tiap SMF (Staf Medis Fungsional).
2) Dokter ahli epidemiologi.
3) Dokter Mikrobiologi / Patologi Klinik.
4) Petugas Laboratorium.
5) Petugas Farmasi.
6) Perawat PPI / IPCN (Infection Prevention and Control Nurse).
7) Petugas CSSD.
8) Petugas Laundry.
9) Petugas Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPS-RS).
10) Petugas Sanitasi.
11) Petugas House Keeping.
12) Petugas Gizi.
13) Petugas K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
14) Petugas Kamar Jenazah.
2. Tim PPI terdiri dari Perawat PPI / IPCN dan 1 (satu) dokter PPI tiap 5 (lima)
Perawat PPI.
3. IPCN
Rumah sakit harus memiliki IPCN yang bekerja purna waktu, dengan ratio 1
(satu) IPCN untuk tiap 100 – 150 tempat tidur di rumah sakit.
B. URAIAN JABATAN
1. Direktur Utama.
Tugas Direktur Utama :
a. Membentuk Komite dan Tim PPIRS dengan Surat Keputusan.
b. Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap
penyelenggaraan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi.
c. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana
termasuk anggaran yang dibutuhkan.
d. Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi.
e. Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi
berdasarkan saran Komite PPIRS.
f. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotika yang rasional dan
disenfektan di rumah sakit berdasarkan saran dari Komite PPIRS.
g. Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang dianggap potensial
menularkan penyakit untuk beberapa waktu sesuai kebutuhan berdasarkan
saran dari Komite PPIRS.
h. Mengesahkan Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk PPIRS.
2. Komite PPI :
Tugas dan Tanggung Jawab Komite PPI :
a. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
b. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS, agar kebijakan dapat dipahami
dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.
c. Membuat SPO PPI.
d. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.
e. Bekerjasama dengan Tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau KLB
Healthcare Associated Infections (HAIs).
Tata hubungan kerja di Komite PPI meliputi hubungan kerja intern unit kerja dan ekstern
unit kerja.
Ketua
Komite PPI
Anggota
TIM PPI
Komite PPI
IPCLN
Hubungan kerja Komite PPI dengan seluruh bagian/unit di Rumah Sakit Islam
Jakarta Cempaka Putih, adalah sebagai berikut :
Rawat Jalan
KMMR
Yanmedsus (IGD,
ICCU,ICCU, KPKRS
NICU/Perina, SC,
HCU) KOMITE PPI
Pemasaran
Rawat Inap
Semua bagian/unit yang ada di RSIJCP harus memahami dan melaksanakan pelayanan
pencegahan dan pengendalian infeksi diantaranya mampu memahami dan melaksanakan
tentang kewaspadaan standar dan kewaspadaan transmisi.
Komite Medis (SMF) Komite PPI memiliki hubungan kerja dengan Komite Medis
(SMF) dalam hal ini para Dokter, terkait dengan
rekomendasi hasil pemetaan kuman dan penggunaan
antimikroba yang rasional dan berkoordinasi dalam
menetapkan adanya infeksi berdasarkan data klinis pasien
dan melaksanakan prosedur tindakan berdasarkan standar
A. STANDARISASI KETENAGAAN
Nama Kualifikasi
No Formal Sertifikat Kriteria Pendukung
Jabatan
1. Ketua Dokter Pelatihan Pengalaman kerja 2
Komite PPI ahli/spesialis PPI dasar tahun,
Pelatihan Mempunyai minat
PPI dalam PPI,
lanjutan Memiliki
kemampuan
leadership,
B. KONDISI KETENAGAAN
E. PENGEMBANGAN SDI
Setiap anggota harus mengikuti perkembangan IPTEK terkini yang terkait dengan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, seperti:
1. Pelatihan Dasar PPI
2. Pelatihan Lanjutan PPI
3. Pelatihan ICRA
Mutu pelayanan rumah sakit ditentukan oleh ketersediaan dan kualitas sumber daya
yang dimiliki oleh rumah sakit.Salah satu sumber daya yang sangat menentukan
terletak pada kualitas sumber daya insani yang melaksanakan pelayanan
tersebut.Untuk mendapatkan pegawai yang berkualitas maka system recruitment
dan seleksi penerimaan pegawai baru (tenaga magang) menjadi penting untuk
disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit yang berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan masyarakat yang berkualitas.
Pelaksanaan recruitment dan seleksi di RSIJCP merupakan suatu rangkaian kegiatan
melalui beberapa tahapan kegiatan,yaitu,perencanaan,pelaksanaan seleksi dan tahap
orientasi pegawai baru/tenaga magang.
Tahap orientasi bertujuan agar pegawai baru/tenaga magang mengenal secara baik
keberadaan organisasi RSIJCP dan dapat menyesuaikan dengan tuntutan
pekerjaan/keahlian serta sikap mengenal secara baik keberadaan organisasi RSIJCP
dan dapat menyesuaikan dengan tuntutan pekerjaan/keahlian serta sikap kerja
dalam unit kerja tertentu sesuai dengan standar kompetensi pegawai dan kebutuhan
RSIJCP.
Orientasi PPI merupakan kegiatan pengenalan mengenai pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit yang meliputi tentang kebijakan PPI, susunan
organisasi, tata kerja serta prosedur tetap di Komite Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (KPPI). Kegiatan orientasi tentang pencegahan dan pengendalian infeksi :
1. Tujuan
a. Agar calon pegawai di rumah sakit mengetahui / memahami falsafah dan
tujuan serta kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial.
b. Mengetahui Struktur Organisasi dan Tata Kerja di KPPI.
c. Mengetahui dan memahami Prosedur Kerja di KKPI.
3. Waktu
Waktu kegiatan orientasi disesuaikan dengan jadwal orientasi bagi pegawai baru
rumah sakit dan jadwal tenaga praktik/magang di rumah sakit.
4. Alokasi Biaya
Biaya disesuaikan dan dibebankan pada anggaran Rumah Sakit Islam Jakarta
Cemapaka Putih dan direncanakan dalam RAPB RSIJCP.
Setiap unit kerja harus memahami pentingnya pencegahan dan pengendalian infeksi
Rumah Sakit.
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki
kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan suatu
masalah tertentu.
Tujuan Umum :
Membantu terselenggaranya program kerja Komite PPI yang ada di Rumah Sakit Islam
Jakarta Cempaka Putih.
Tujuan Khusus :
1. Dapat menggali segala permasalahan yang terkait dengan program kerja Komite PPI
di unit pelayanan.
2. Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan permasalahan yang terkait dengan
program kerja Komite PPI guna peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.
Sedangkan pertemuan rapat di keanggotaan Komite PPI dan Tim PPI dilakukan :
1. Rapat Terjadwal
Rapat terjadwal merupakan rapat yang diadakan oleh Komite PPI/Tim PPI setiao
bulan sekali dengan perencanaan yang telah dibuat selama 1 tahun serta agenda
rapat yang telah ditentukan oleh Komite PPI/Tim PPI.
Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk melaporkan segala
bentuk kegiatan yang ada terkait dengan program kerja Komite PPI di Rumah sakit Islam
Jakarta Cempaka Putih. Pelaporan data dimasukkan untuk memberi informasi serta
menunjukkan kepada personil yang bergerak di bidang pelayanan medik dan administrasi
rumah sakit akan adanya masalah infeksi nosokomial yang memerlukan tindakan
intervensi.
Informasi yang diperoleh disebarkan secara teratur kepada pihak yang berwenang dalam
rangka menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit.
Laporan dibuat oleh Komite atau Tim PPI yang terdiri dari laporan :
1. Laporan Bulanan
Laporan yang dibuat dalam bentuk tertulis setiap bulannya dan diserahkan kepada
Direktur rumah sakit, dilanjutkan ke Kemenkes oleh Medical Record.
2. Laporan Triwulan
Laporan yang dibuat dalam bentuk tertulis setiap bulannya dan diserahkan kepada
Direktur rumah sakit.
4. Laporan Tahunan
Laporan yang dibuat dalam bentuk tertulis setiap tahun diserahkan kepada Direktur
rumah sakit.
Ayliffe, G. A. J, et al, 1999, Hospital Acquired Infection Principles and Prevention, 3rd
Edition. London, Butterworth-Helnemann.
Ayliffe, G. A. J, et al, 2000, Control of Hospital Infection A : Practical Hand Book, 4th
Edition. London, Arnold.
Barbara M. S, 1993, APIC Curiculum for Infection Control Practice, Volume 1, lowa,
Kendall/Hunt Pub Co.
Departemen Kesehatan RI, 1999, Standar Pelayanan Rumah Sakit, Jakarta, Depkes RI.
Turner JG, et al, 1999, Analysis 1996 : Infection control professional, Certication Board In
Infection Control and Epidemiology, Inc, 1996 Job Analysis Committee, Am J Infect
Control; 27 (2) : 14557.