PANDUAN TRIASE
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Panggungrejo
ii
PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR
DINAS KESEHATAN
Jln. Semeru No. 50 Blitar Telp. (0342) 801834 Fax. 808737
email : dinkes@blitarkab.go.id / website : dinkes.blitarkab.go.id
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Blitar
pada tanggal …………………….
a.n. KEPALA DINAS KESEHATAN
SEKRETARIS
u.b.
KEPALA UPT PUSKESMAS
PANGGUNGREJO,
YOSUA NUGROHO
Penata / III c
NIP. 198606152015021002
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Pedoman
Panduan Tatalaksana Triase dengan baik.
Pedoman ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan pedoman ini. Untuk itu kami
sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan pedoman ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki pedoman ini.
Akhir kata kami berharap semoga Pedoman Panduan Tatalaksana Triase ini dapat
bermanfaat bagi petugas dalam penyelenggaraan upaya Kesehatan Perseorangan di
UPT Puskesmas Panggungrejo
Hormat Kami,
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................ii
SK PEMBERLAKUAN.......................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Tujuan Pedoman.....................................................................................................1
C. Ruang Lingkup Pelayanan......................................................................................1
D. Batasan Operasional...............................................................................................1
E. Landasan Hukum.....................................................................................................1
BAB II STANDART KETENAGAAN..................................................................................2
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia...........................................................................2
B. Distribusi Ketenagaan.............................................................................................2
C. Jadwal Kegiatan......................................................................................................2
BAB III STANDAR FASILITAS..........................................................................................3
A. Denah Ruang...........................................................................................................3
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN............................................................................4
BAB V LOGISTIK...............................................................................................................5
BAB VI KESELAMATAN SASARAN.................................................................................6
BAB VII KESELAMATAN KERJA......................................................................................7
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU....................................................................................8
BAB IX PENUTUP.............................................................................................................9
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Triase merupakan suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan
suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan
serta fasilitas yang paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau
menggolongkan semua pasien yang memerlukan pertolongan dan menetapkan
prioritas penanganannya. Triase merupakan usaha pemilahan korban sebelum
ditangani berdasarkan tingkat kegawat daruratan trauma atau penyakit dengan
mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang ada. Triase
adalah suatu sistem pembagian/ klasifikasi prioritas klien berdasarkan berat
ringannya kondisi klien/ kegawatannya yang memerlukan tindakan segera. Dalam
triase, perawat dan dokter di puskesmas mempunyai batasan waktu (respon time)
untuk mengkaji keadaan dan memberikan intervensi yaitu < 5 menit.
B. Tujuan Pedoman
Triase memiliki tujuan sebagai pedoman bagi dokter dan perawat
puskesmas untuk mengkaji secara cepat dan fokus dalam menangani pasien
berdasarkan tingkat kegawat daruratan, trauma, atau penyakit dengan
mempertimbangkan penanganan dan sumber daya yang ada.
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Triase diberlakukan sistem prioritas, penentuan/ penyeleksian mana yang
harus didahulukan mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman
jiwa yang timbul dengan seleksi pasien berdasarkan :
a) Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit.
b) Dapat mati dalam hitungan jam
c) Trauma ringan
d) Sudah meninggal
D. Batasan Operasional
1. Instalasi Gawat Darurat
1
Adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan
pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu
dengan melibatkan berbagai multidisiplin.
2. Triage
Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya
trauma / penyakit serta kecepatan penanganan / pemindahannya.
3. Prioritas
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan
dan pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
4. Survey Primer
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang
mengancam jiwa.
5. Survey Sekunder
Adalah melengkapi survei primer dengan mencari perubahan – perubahan
anatomi yang akan berkembang menjadi semakin parah dan memperberat
perubahan fungsi vital yang ada berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak
segera diatasi.
6. Pasien Gawat darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi cacat )
bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
7. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat misalnya kanker stadium lanjut
8. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba – tiba tetapi tidak mengancam
nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
9. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Misalnya pasien dengan ulcus tropium , TBC kulit , dan sebagainya
10. Kecelakaan ( Accident )
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik, mental dan
sosial.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
1. Tempat kejadian :
Kecelakaan lalu lintas
Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
Kecelakaan di sekolah
2
Kecelakaan di tempat – tempat umum lain seperti halnya : tempat
rekreasi, perbelanjaan, di area olah raga, dan lain – lain.
2. Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar
baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
3. Waktu kejadian
a. Waktu perjalanan ( travelling / transport time )
b. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain – lain.
11. Cidera
Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
12. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia, kerugian harta
benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta
menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan
nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan
dari salah satu system / organ di bawah ini, yaitu :
1. Susunan saraf pusat
2. Pernafasan
3. Kardiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pancreas
Kegagalan ( kerusakan ) System / organ tersebut dapat disebabkan oleh :
1. Trauma / cedera
2. Infeksi
3. Keracunan ( poisoning )
4. Degerenerasi ( failure)
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive loss of water
and electrolit )
7. Dan lain-lain.
sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lama.
3
b. Dalam perjalanan ke rumah sakit
c. Pertolongan selanjutnya secara mantap di rumah sakit
E. Landasan Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang
Keselamatan Pasien
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016
Tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/1936/2022 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor Hk.01.07/Menkes/1186/2022 Tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
4
BAB II
STANDART KETENAGAAN
6 TPK SMU -
B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Gawat Darurat yaitu :
a) Untuk Dinas Pagi :
Sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat BLS
Kategori : 1 orang Ka Ru + 1 orang Pelaksana
b) Untuk Dinas Sore :
Sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat BLS
Kategori : 1 orang Penanggung Jawab Shift + 1 orang Pelaksana
c) Untuk Dinas Sore :
Sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat BLS
Kategori : 1 orang Penanggung Jawab Shift + 1 orang Pelaksana
C. Jadwal Kegiatan
5
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
NURSE STATION
LEMARI
OBAT
TRIASE
TROLLEY LEMARI
EMERGENCYLINEN
EKG
RSI
KU
NG
GU
TU
TROLLEY
TINDAKAN
6
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Proses dimulai ketika pasien masuk ke pintu UGD Puskesmas Panggungrejo, perawat
memperkenalkan diri, kemudian menanyakan riwayat singkat dan melakukan pengkajian
serta pemeriksaan tanda-tanda vital, misalnya melihat sekilas kearah pasien yang berada di
brankar sebelum mengarahkan ke ruang perawatan yang tepat.
Pengumpulan data subyektif harus dilakukan dengan cepat, tidak lebih dari 5 menit
karena pengkajian ini tidak termasuk pengkajian perawat penanggung jawab pasien. Perawat
dan dokter bertanggung jawab untuk menempatkan pasien di area pengobatan yang tepat.
Tanpa memikirkan dimana pasien pertamakali ditempatkan setelah triase, setiap pasien
tersebut harus dikaji ulang oleh perawat sedikitnya setiap 30 menit.
Untuk pasien yang dikategorikan sebagai pasien yang mendesak atau gawat darurat,
pengkajian dilakukan setiap 1 menit. Setiap pengkajian ulang harus didokumentasikan dalam
rekam medis. Informasi baru akan mengubah kategorisasi keakutan dan lokasi pasien di
area pengobatan.
Bila kondisi pasien ketika datang sudah tampak tanda-tanda obyektif bahwa pasien
mengalami gangguan pada airway, breathing dan circulation, maka pasien ditangani
dahulu. Pengkajian awal hanya didasarkan atas data obyektif dan data subyektif sekunder
dari pihak keluarga. Setelah keadaan pasien membaik, data pengkajian kemudian
dilengkapi dengan data subyektif yang berasal langsung dari pasien.
7
Segera - Immediate
Pasien mengalami cedera mengancam kiwa yang
kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera.
Tunda - Delayed
Pasien memerlukan tindakan definitive tetapi tidak ada
ancaman jiwa segera.
Minimal
Pasien mendapat c edera minimal, dapat berjalan dan
menolong diri sendiri atau mencari pertolongan.
Expectant
Pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal
meskipun mendapat pertolongan.
8
BAB V
LOGISTIK
1. 6
Adona AC 10 ml Ampul Haemostatic
2. 2
Alupent Ampul Anti asthmatic dan COPD
preparations
3. 14
Aminophilin Ampul Anti asmatic dan COPD
preparations
4 125
Atropin sulfat Ampul Anti spasmodics
5. 14
Buscopan Ampul Anti spasmodics
6 3
Catapres Ampul Other Anti hypertensives
7 5
Cedation Ampul Anti emetics
8 6
Cortidex Ampul Corticosteroid Hormones
9 5
Diazepam Ampul Minor Transquillizer
10 5
Dicynone Ampul Haemostatics
11
Dormicum Asmpul Hypnotics dan sedatives
12 2
Ephinephrin Ampul Asnastetic lokal & general
13 16
Lasik Ampul Diuretics
14 94
Lidocain Ampul Anastetic lokal
15 5
Metro clopramide Ampul Anti emetik
16 2
Nicholin 250 mg Ampul Neuroprotector
17 2
Nicholin 100 mg Ampul Neoroprotector
9
18 5
Naotropil 1 gr Ampul Neuroprotector
19 5
Novalgin Ampul Analgetik
20 4
Orodexon Ampul Anti inflamasi
21 2
Phenobarbital Ampul Sedatif
22 2
Pethidine Ampul Sedatif
23 8
Pulmicortn Naspv Ampul Broncodilator
24 5
Ranitidine Ampul Antacida
25 5
Remopain Ampul Analgetik
26 2
Renatoc Ampul Antacida
27 1
Toradol 50 mg Ampul Analgetik
28 5
Panadol Ampul Analgetik
29 7
Transamin Ampul Haemostatics
30 14
Valium Ampul Sedatif
31 2
Vit k Ampul Anti perdarahan
32 1
Tramal 100 mg Ampul Analgetik
33 10
ATS 1500 u Ampul Anti tetanus
34 3
Vaksin Engerik B-In- Tube Vaksinasi hepatitis
1
35 2
Vaccin Engerik o,5 Tube Vaksinasi hepatitis
ml
36 6
Kallium clorida Flacon Elektrolit
37 9
Meylon 25 ml Flacon
38 1
Meylon 100 ml Flacon
10
No Nama Obat Satua Jumla Jenis Obat
n h
1. Adalat 5 mg Tablet 10 Anti hypertensi/
Betabloker
2. Adalat 10 mg Tablet 10 Anti hypertensi /
Betabloker
3. Cedocard 5 mg Tablet 8 Anti anginal
4. Nitrobat Tablet 10 Nitrogliserida
2. Cairan Infus
No Nama Obat Satua Jumla Jenis Obat
n h
1. Asering 4
Kolf
3. Suppositoria
No Nama Obat Satuan Jumlah
Jenis Obat
11
2. Primperan sup Child Supp 3 Anti emetik
3. Primperan Sup Adult Supp 1 Anti emetik
4. Paracetamol Sup Supp 1 Anti piretik,
Analgetik
5. Propyretic 160 mg Supp 1 Anti piretik,
Analgetik
6. Proris Sup Supp 6 Anti piretik ,
Analgetik
7. Stesolid 5 mg rect Tube 5 Sedatif
8. Stesolid 10 mg rect Tube 7 Sedatif
4. OBAT PENUNJANG
a. Injeksi
No Nama Obat Satua Jumla Jenis Obat
n h
1. Cedantron Ampul 5 Antiemetik
2. Calsium gluconas Ampul 3 Vitamin (elektrolit)
3. Zantadin Ampul 5 Antasida
4. Lanoxin Ampul 2 Cardiac drugs
5. Neurobion 5000 Ampul 5 Vitamin
6. Papaverin Ampul 12 Anti spasmudics
7. Sotatik Ampul 8 Anti emetik
8 Cortison Asetat Flacon 4 Anti inflamasi
9. Kanamycin 1 gr Flacon 10 Antibiotik
10. Procain Penicillin Flacon 2 Antibiotik
b. Obat tablet
No Nama Obat Satuan Jumla Jenis Obat
h
1. Aspilet 7 Anti coagulans, anti
Tablet
trombotics
2. Inderal Tablet 5 Beta –Blockers
3. Inopamil Tablet 5
4. Isorbid Tablet 2 Cardiac drugs
5. Merislon Tablet 2 Anti vertigo
6. Propanolol Tablet 3 Beta Blockers
7. Strocain Tablet 5 Antacid&
12
Antiulcerant
8. Norit Tablet 15
9. Ponstan Tablet 2 Analgetic&
Antipiretic
Penyediaan obat dan bahan habis pakai dilakukan melalui Farmasi. Kebutuhan obat, alat medis dan bahan
habis pakai dihitung tiap dua minggu berdasarkan analisis kebutuhan obat dan bahan habis pakai dua minggu yang
lalu dengan cadangan 10 %, diajukan kepada Panitia pengadaan obat untuk mendapat persetujuan. Pengadaan obat
dan alat kesehatan dilakukan oleh panitia pengadaan setelah mendapat persetujuan dari direktur. Distribusi obat, alat
medis dan bahan habis pakai dari Instalasi Farmasi dilakukan tiap tiga hari sekali pada hari Senin dan hari Kamis
berdasarkan permintaan dari IGD. Pendistribusian obat dilaksanakan tidak lebih dari 3 jam sesudah order diterima
oleh Farmasi
13
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) Adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
Asesmen resiko
Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
Pelaporan dan analisis insiden
Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
B. TUJUAN
Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )
D. KLASIFIKASI
I. KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN ( KTD )
ADVERSE EVENT adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang
mengakibatkan cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
14
mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya
atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan
kesalahan medis karena tidak dapat dicegah
KTD yang tidak dapat dicegah adalah Suatu KTD yang terjadi akibat
komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan mutakhir
15
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
I. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi lebih tinggi karena
pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan anak berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000
penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV. Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara
berkembang yang belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus yang sangat bermakna.
Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara langsung ke masyarakat melalui penduduk
migran, sementara potensi penularan dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa
pelingdung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum dengan
baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui tindakan pada pelayanan
kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia
pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut
perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak
memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan untuk
mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi.
Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui “ Kewaspadaan Umum “ atau “Universal Precaution”
yaitu dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi “Petugas Kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak langsung dengan
pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu
tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat
bekerja maksimal.
II. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi diri sendiri,
pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko tinggi terinfeksi
penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk menghindarkan paparan tersebut, setiap
petugas harus menerapkan prinsip “Universal Precaution”.
III. Tindakan yang beresiko terpajan
a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.
IV. Prinsip Keselamatan Kerja
Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah menjaga higiene
sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi
5 (lima) kegiatan pokok yaitu :
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah kontak dengan
darah serta cairan infeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
16
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
17
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
18
BAB IX
PENUTUP
…………..
19