Anda di halaman 1dari 21

PEDOMAN INTERNAL

PROGRAM KESEHATAN
LINGKUNGAN

UPT PUSKESMAS PANGGUNGREJO


KABUPATEN BLITAR
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

“Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di UPT Puskesmas


Panggungrejo”

Telah menyelesaikan laporan Pedoman Penyelenggaraan UKM sebagai pedoman dan


tata laksana pelayanan seluruhnya tercantum dalam pedoman ini

Panggungrejo, 22 Juli 2023


Penanggung Jawab UKM Esensial Pelaksana

Mariyam, S.ST.Keb Evi Damayanti, A.Md.K.L.


NIP. 19750527 200701 2 012 NIP. 199210072020122016

Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Panggungrejo

drg. YOSUA NUGROHO


NIP. 198606152015021002

ii
PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR
DINAS KESEHATAN
Jln. Semeru No. 50 Blitar Telp. (0342) 801834 Fax. 808737
email : dinkes@blitarkab.go.id / website : dinkes.blitarkab.go.id

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN


NOMOR : T/188.3/ /409.11.18/KPTS/2022
TENTANG
PEMBERLAKUAN BUKU PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN UPAYA
KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN 2022

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Upaya Kesehatan


Masyarakat (UKM) di puskesmas, petugas panduan
atau pedoman kerja sebagai dasar pelaksanaan
kegiatan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan b, maka perlu
ditetapkan dengan keputusan kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Blitar tentang pemberlakuan buku
pedoman pelaksanaan kegiatan UKM.
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan;
2. Peraturan Bupati Blitar Nomor 4 Tahun 2022 Tentang
…………….. .

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN


BLITAR TENTANG PEMBERLAKUAN BUKU PEDOMAN
PELAKSANAAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN
MASYARAKAT DI UPT PUSKESMAS PANGGUNGREJO
TAHUN 2022
Kesatu : Seluruh staf UPT Puskesmas Panggungrejo dalam
menyelenggarakan kegiatan mengacu pada Buku Pedoman
Penyelenggaraan UKM
Kedua : Panduan atau pedoman kerja harus dilaksanakan oleh
petugas di unit / program yang berkaitan
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Keempat : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam keputusan ini, akan diadakan perbaikan dan
Ditetapkan di Blitar
perhitungan kembali sebagaimana mestinya.
pada tanggal …………………….
a.n. KEPALA DINAS KESEHATAN
SEKRETARIS
u.b.
KEPALA UPT PUSKESMAS
PANGGUNGREJO,

YOSUA NUGROHO
Penata / III c
NIP. 198606152015021002
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Pedoman
pelayanan klinik sanitasi dengan baik.
Pedoman ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan pedoman ini. Untuk itu kami
sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan pedoman ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki pedoman ini.
Akhir kata kami berharap semoga Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan ini
dapat bermanfaat bagi petugas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat
di UPT Puskesmas Panggungrejo

Hormat Kami,

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................................................ii
SK PEMBERLAKUAN........................................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................................................................iv
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Tujuan Pedoman.....................................................................................................1
C. Ruang Lingkup Pelayanan......................................................................................1
D. Batasan Operasional...............................................................................................1
E. Landasan Hukum.....................................................................................................1
BAB II STANDART KETENAGAAN.............................................................................................................2
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia...........................................................................2
B. Distribusi Ketenagaan.............................................................................................2
C. Jadwal Kegiatan......................................................................................................2
BAB III STANDAR FASILITAS........................................................................................................................3
A. Denah Ruang...........................................................................................................3
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN......................................................................................................4
BAB V LOGISTIK...................................................................................................................................................5
BAB VI KESELAMATAN SASARAN............................................................................................................6
BAB VII KESELAMATAN KERJA..................................................................................................................7
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU................................................................................................................8
BAB IX PENUTUP.................................................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyakarat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.
Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,
kelompok, dan masyarakat. Salah satu jenis Upaya Kesehtan Masyarakat yaitu
Upaya Kesehatan Lingkungan, dimana upaya tersebut adalah upaya
pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia,
biologi, maupun sosial.
Kesehatan Lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagaimana
tercantum dalam Pasal 162 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan. Ketentuan mengenai penyelenggaraan kesehatan lingkungan
selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan, yang pengaturannya ditujukan dalam rangka
terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat tersebut melalui upaya pencegahan
penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko kesehatan lingkungan di
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum.
Sampai saat ini penyakit yang terkait kualitas lingkungan masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat, antara lain Malaria pada tahun 2012 sebanyak
417.819 kasus dan Anual Parasite Incident Malaria di Indonesia sebesar 1,69
per1.000 penduduk. Demam Berdarah Dengue pada tahun 2012 sebanyak
90.245 kasus dengan jumlah kematian 816 (IR= 37,11 dan CFR= 0.9).
Sedangkan penemuan Pneumonia Balita pada tahun 2012 cakupannya sebesar
22,12 %. Angka kesakitan diare pada semua umur menurun tidak signifikan dari
423 per 1000 penduduk pada tahun 2006 menjadi 411 per 1000 penduduk pada
tahun 2010, hasil survey morbiditas tahun 2006 dan tahun 2010 memperlihatkan
bahwa tidak ada perubahan episode diare pada balita sebesar 1,3 kali (Hasil
kajian morbiditas diare, Depkes, 2012). WHO melaporkan sementara ini
Indonesia pada peringkat 5 dunia jumlah penderita TB Paru (WHO Global
Tuberculosis Control 2010).
Disamping itu perubahan iklim (climate change) diperkirakan akan
berdampak buruk terhadap lingkungan sehingga dapat terjadi peningkatan
permasalahan terhadap penyakit. Hal lain yang menyebabkan meningkatnya
permasalahan penyakit juga diakibatkan oleh keterbatasan akses masyarakat
terhadap kualitas air minum yang sehat sebesar 63 % dan penggunaan jamban
sehat sebanyak 69% (sekretariat STBM, Bappenas, Tahun 2012).
Program Kesehatan Lingkungan dilaksanakan untuk mewujudkan salah satu misi
Puskesmas Sanur yaitu “Meningkatkan Penyehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit Dengan Pendekatan Keluarga” .
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Khusus
Penyusunan pedoman ini bertujuan untuk dijadikan acuan dalam
melaksanakan program Pelayanan Kesehatan Lingkungan sesuai dengan
kondisi yang ada di masyarakat.
2. Tujuan Khusus:
a. Tersedianya acuan tentang jenis pelayanan Kesehatan Lingkungan, peran
dan fungsi ketenagaan, sarana dan prasarana di Puskesmas dan
jejaringnya.
b. Tersedianya acuan untuk melaksanakan pelayanan Kesehatan
Lingkungan yang bermutu di Puskesmas dan jejaringnya.
c. Tersedianya acuan bagi tenaga Sanitarian Puskesmas untuk bekerja
secara profesional memberikan pelayanan Kesehatan Lingkungan yang
bermutu kepada pasien/ klien di Puskesmas dan jejarinya.
d. Tersedianya acuan monitoring dan evaluasi pelayanan Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas dan jejaringnya.
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pedoman ini meliputi penyelenggaraan pelayanan Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas Sangkapura yaitu :
1. Pelayanan Dalam Gedung
 Konseling Sanitasi
 Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan Puskesmas
2. Pelayanan Luar Gedung
 Inspeksi Kesehatan Lingkungan (TTU & TPM)
 Intervensi Kesehatan Lingkungan
 Inspeksi Sarana Air Bersih dan Sarana Air Minum
 STBM
D. Batasan Operasional
Pusat kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatanmasyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebihmengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan
upaya kuratifdan rehabilitative, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginyadi wilayah kerjanya.
Sanitarian adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung
jawab,wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukankegiatan pengamatan, pengawasan, dan pemberdayaan masyarakat
dalam rangkaperbaikan kualitas kesehatan lingkungan untuk dapat memelihara,
melindungi danmeningkatkan cara-cara hidup bersih dan sehat.
Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatan
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung
maupun tidak langsung di Puskesmas.
Pelayanan kesehatan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang
ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik,
kimia, biologi , maupun sosial untuk mencegah penyakit dan atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan. Setiap puskesmas
wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan lingkungan yang dilakukan dalam
bentuk :
1. Konseling
Konseling adalah hubungan komunikasi antara tenaga kesehatan lingkungan
dengan pasien yang bertujuan untuk mengenali dan memecahkan
masalahkesehatan lingkungan yang dihadapi.
2. Inspeksi kesehatan lingkungan
Inspeksi kesehatan lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan pengamatan
secara langsung terhadap media lingkungan dalam rangka pengawasan
berdasarkan standar, norma dan baku mutu yang berlaku untuk
meningkatkankualitas lingkungan yang sehat. Inspeksi kesehatan lingkungan
dilaksanakan berdasarkan hasil konseling terhadap pasien dan atau
kecenderungan berkembang atau meluasnya penyakit dan atau kejadian
kesakitan akibat faktor resiko lingkungan. Inspeksi kesehatan lingkungan juga
dilakukan secara berkala, dalam rangka investigasi kejadian luar biasa (KLB)
dan program kesehatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3. Intervensi kesehatan lingkungan
Intervensi kesehatan lingkungan adalah tindakan penyehatan, pengamanan
dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari
aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial, yang dapat berupa :
a. Komunikasi, informasi, dan edukasi, serta pergerakan / pemberdayaan
masyarakat.
b. Perbaikan dan pembangunan sarana
Lingkup pekerjaan tenaga sanitarian merupakan pelayanan kesehatan
lingkungan yang meliputi pengelolaan unsur-unsur yang mempengaruhi
timbulnya gangguan kesehatan, antara lain :
1) Limbah cair
 Perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan atau pajanan
kandungan unsur dari proses pengolahan limbah.
 Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan limbah cair dan tinja
2) Sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
pemerintah.
 Pemeriksaan jenis sampah, sumber timbunan, dan karakteristik
 Perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan atau pajanan
kandungan unsur dari proses pengolahan limbah.
3) Air yang tercemar
 Pemeriksaan kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi air
 Penentuan sumber air, dan perlindungan kesehatan masyarakat dari
pencemaran dan atau pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan
air.
 Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan air yang tercemar.
4) Makanan yang terkontaminasi
 Pemeriksaan kualitas fisik, dan kimia
 Perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan atau pajanan
kandungan unsur dari proses pengelolaan makanan
 Penggerakan masyarakat dalam pengelolaan makanan dan minuman
yang terkontaminasi.
1. Konseling adalah hubungan komunikasi antara tenaga kesehatan lingkungan
dengan pasien yang bertujuan untuk mengenali dan memecahkan masalah
kesehatan lingkungan yang dihadapi.
2. Inspeksi kesehatan lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan
pengamatan secara langsung terhadap media lingkungan dalam rangka
pengawasan berdasarkan standar, norma dan baku mutu yang berlaku untuk
meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat.
3. Intervensi kesehatan lingkungan adlah tindakan penyehatan, pengamanan
dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik
dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial.

E. Landasan Hukum
Regulasi yang menjadi landasan hukum dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan lingkungan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang
Perumahan dan Permukiman.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang
Kesehatan Lingkungan. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990
Tentang Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas Air.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 258 Tahun 1992
Tentang Persyaratan Kesehatan Pengelolaan Pestisida.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 374 Tahun 2010
Tentang Pengendalian Vektor.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 Tahun 2010
Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 736 Tahun 2010
Tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1031 Tahun 2011
Tentang Batas Maksimum Cemaran Radioaktif Dalam Pangan.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1077 Tahun 2011
Tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096 Tahun 2011
Tentang Hygiene Sanitasi Jasa Boga.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012
Tentang Bahan Tambahan Pangan.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1 Tahun 2013
Tentang Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Pos Kesehatan
Pesantren.
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2013
Tentang Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan.
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian.
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan tindakan Hapus Tikus Dan Hapus Serangga Pada
Alat Angkut Di Pelabuhan, Bandar Udara Dan Pos Lintas Batas Darat.
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013
Tentang Pedoman Pelaksanaan Dan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat
Bidang Kesehatan.
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014
Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum.
19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
Tentang Puskesmas.
20. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015
Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas.
21. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2021 Tentang Jabatan Fungsional
Tenaga Sanitasi Lingkungan
22. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405 Tahun 2002
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
23. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 288 Tahun 2003
Tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum.
24. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942 Tahun 2003
Tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan.
25. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098 Tahun 2003
Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan Dan Restoran.
26. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128 Tahun 2004
Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
27. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204 Tahun 2004
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
28. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1206 Tahun 2004
tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Sanitarian dan Angka Kreditnya.
29. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1428 Tahun 2006
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Puskesmas
30. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1429 Tahun 2006
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
31. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519 Tahun 2008
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat.
32. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852 Tahun 2008
Tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
BAB II
STANDART KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi Tenaga Sanitarian yang ada di
Puskesmas Panggungrejo :
Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi
Pelayanan Kesehatan Pendidikan minimal Diambil oleh 1 orang
Lingkungan DIII.Kesehatan dengan latar belakang
- Dalam gedung Lingkungan pendidikan
- Luar Gedung DIII.Kesehatan
Lingkungan

B. Distribusi Ketenagaan
Penanggung jawab Pelayanan Kesehatan Lingkungan dibagi menjadi
Pelayan Dalam Gedung Puskesmas dan Pelayanan Luar Gedung. Adapun
petugasnya adalah sebagai berikut :
Kegiatan Petugas Unit terkait
Pelayanan Kesehatan Kepala Puskesmas
Lingkungan Evi Damayanti, A.Md.K.L. UKM
- Dalam Gedung
- Luar Gedung

C. Jadwal Kegiatan
Pelayanan kesehatan lingkungan dijadwalkan bersama dengan lintas
program lainnya, yang meliputi pelayanan :
1. Konseling
2. Inspeksi kesehatan lingkungan
3. Intervensi kesehatan lingkungan
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Pelayanan kesehatan lingkungan dilaksanakan di dalam gedung dan diluar
gedung yang meliputi kegiatan pengamatan, pengawasan dan pemberdayaan
masyarakat dalam rangka perbaikan kualitas kesehatan lingkungan untuk dapat
memelihara, melindungi dan meningkatkan cara-cara hidup bersih dan sehat.
B. Metode
1. Konseling
2. Inspeksi Kesehatan Lingkungan
3. Intervensi Kesehatan Lingkungan
C. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mempersiapkan tempat untuk pelayanan kesehatan lingkungan dalam
gedung
b. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan
lingkungan dalam gedung dan luar gedung
2. Perencanaan
a. Menyusun rencana usulan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan
b. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan
lingkungan
c. Menyusun panduan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan
d. Menyusun kerangka acuan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan
e. Mengalokasikan anggaran untuk kegiatan pelayanan kesehatan
lingkungan
3. Pelaksanaan
a. Melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan sesuai dengan
jadwal yang sudah tersusun.
b. Menyusun laporan hasil kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan
4. Monitoring
a. Monitoring pelayanan kesehatan lingkungan dilaksanakan yang terkait
dengan kegiatan lintas program dan lintas sektor.
b. Monitoring pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan terkait
dengan jadwal kegiatan
5. Evaluasi
a. Evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan lingkungan
b. Evaluasi terhadap target pelayanan kesehatan lingkungan.
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan


lingkungan direncanakan dalam perencanaan tahunan puskesmas sesuai dengan
tahapan kegiatan dan metode yang digunakan.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan program Kesehatan
Lingkungan direncanakan dalam pertemuan mini lokakarya lintas program dan lintas
sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan
dilaksanakan.
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana antara
lain :
- Meja & Kursi
- Alat tulis
- Buku catatan Kegiatan
- Leaflet
- Buku panduan
- Komputer (PC) & Printer
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana yang
meliputi :
- Leaflet
- Buku catatan kegiatan
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak,
baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko
yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran
harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja
melainkan menjadi sasaran banyak program kes ehatan lainnya.
Tahapan – tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan. Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan
dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi
dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko
terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau
dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan
untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko
yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko
ataudampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau
meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal
ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko
atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang
berjalan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah berjalan
sesuai dengan perencanaan, apakah ada kesenjangan atau ketidaksesuaian
pelaksanaan dengan perencanaan. sehingga dengan segera dapat direncanakan
tindak lanjutnya. Tahap yang terakhir adalah melakukan Evaluasi kegiatan. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan sudah tercapai.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering


disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan
hasil kegiatannya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana
kerja yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan
kerusakan serta penurunan kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan,
bagi petugas pelaksana dan petugas terkait. Keselamatan kerja disini lebih terkait pada
perlindungan fisik petugas terhadap resiko pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan
telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya
kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga,
masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan prasarana
kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas
kesehatan merupakan orang pertama yang terpajan terhadap masalah kesehatan,
untuk itu`semua petugas kesehatan harus mendapat pelatihan tentang kebersihan,
epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk
memastikan kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan
dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius dengan benar dan harus
menggunakan alat pelindung diri yang benar.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan pelayanan kesehatan lingkungan dimonitor dan dievaluasi


dengan menggunakan indikator sebagai berikut :
1. Ketepanan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metode yang digunakan
4. Tercapainya indikator kesehatan lingkungan
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan mini lokakarya puskesmas
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi tenaga kesehatan puskesmas dan lintas
program/lintas sektor terkait dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan lingkungan di
puskesmas. Keberhasilan pelayanan kesehatan lingkungan tergantung pada komitmen
yang kuat dari semua pihak sehingga terwujud kualitas lingkungan yang sehat baik dari
aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah penyakit dan atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh faktor resiko lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai