NOMOR.:046/SK/DIR/PEL/RS AKA/IV/2018
TENTANG
PENILAIAN RESIKO PENGENDALIAN INFEKSI ( ICRA )
DIREKTUR RS AKA MEDIKA SRIBHAWONO
Ketiga : Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya apabila di kemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.
Ditetapkan di : Sribhawono
Pada Tanggal : 10 April 2018
Direktur Utama,
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga tersusunnya Panduan Asesmen
Risiko Pengendalian Infeksi ini. Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, Rs Aka Medika Sribhawono senantiasa meningkatkan penyelenggaraan
peningkatan sarana dan prasarana yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan tehnologi.
Panduan Asesmen Risiko Pengendalian Infeksi ini, merupakan bagian dari Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi terutama upaya pengkajian area atau aktivitas yang berisiko
menimbulkan terjadinya infeksi nosokomial di RS. Tersusunnya panduan ini, merupakan
salah satu upaya untuk memutus mata rantai penularan kepada petugas, keluarga pasien
maupun lingkungan rumah sakit.
Panduan ini, masih akan selalu diperbaharui sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Daftar isi
A. Pendahuluan ...................................................................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................................................... 1
C. Definisi .............................................................................................................................. 1
A. Pencatatan.. ..................................................................................................................... 11
B. Pelaporan........................................................................................................................ 11
BAB I
A. PENDAHULUAN
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak
tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.
Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.
Ketidak pastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan
istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidak pastian yang menimbulkan akibat
yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (risk). Selama mengalami kerugian walau
sekecil apapun hal itu dianggap risiko.
Manajemen risiko merupakan disiplin ilmu yang luas. Seluruh bidang pekerjaan di
dunia ini pasti membutuhkan. Makin besar risiko suatu pekerjaan, maka main besar
perhatiannya pada aspek manajemen risiko ini. Rumah sakit adalah sebuah institusi
dimana aktifitasnya meliputi beberapa bidang yang kompleks, menyangkut berbagai
personil yang terlibat dan penuh dengan berbagai risiko, sudah selayaknya
menerapkan hal ini.
Manajemen risiko di rumah sakit meliputi kegiatan klinis dan administratif yang
dilakukan untuk mengidentifikasi, evaluasi, dan mengurangi risiko cedera pada pasien,
staf, pengunjung, dan risiko kerugian untuk organisasi itu sendiri.Unsur penting dari
manajemen risiko adalah analisis dari risiko, seperti sebuah proses untuk melakukan
evaluasi terhadap kejadian nyaris cedera dan proses risiko tinggi lainnya, yang
kegagalannya dapat berakibat terjadinya kejadian sentinel.
Dalam melakukan pelayanan di rumah sakit, diperlukan kerja sama dengan beberapa
aktifitas yaitu mulai melibatkan para klinisi, perawat, tenaga medis, tenaga
administrasi, pasien, pengunjung yang harus menggunakan fasilitas peralatan
kesehatan, peralatan penunjang listrik, fisik bangunan dan lainnya. Oleh sebab itu
rumah sakit perlu melakukan identifikasi untuk mengurangi risiko termasuk analisis
terhadap kelemahan yang mengandung bahaya dengan memperhatikan proses-proses
risiko tinggi, demi keselamatan pasien dan staf.
Asesmen Risiko Pengendalian Infeksi (Infection Control Risk Assessment – ICRA)
merupakan bagian dari kegiatan Manajemen Risiko terkait Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi. Kegiatan ini ditujukan untuk menilai aktivitas, fasilitas, dan
bangunan di rumah sakit yang berpotensi untuk menimbulkan risiko terhadap pasien,
staf dan pengunjung rumah sakit.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mencegah adanya kejadian terkait pengendalian infeksi yang berakibat buruk bagi
rumah sakit yang pada dasarnya bisa dilakukan pencegahan secara proaktif.
2. Tujuan Khusus
Risiko infeksi yang berdampak selama pelayanan di rumah sakit dapat diturunkan
untuk mengurangi risiko infeksi selama pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada
pasien dan difokuskan pada koodinasi dan kesinambungan sistem secara
menyeluruh sehingga dapat mendorong perbaikan dalam pelayanan kepada pasien
dan memuaskan pelanggan.
C. DEFINISI
1. Manajemen Risiko adalah upaya terstruktur untuk mengidentifikasi, menilai dan
melakukan upaya penurunan kemungkinan terjadinya risiko terhadap pasien,
pengunjung, staf dan asset organisasi (dalam hal ini rumah sakit). Manajemen Risiko dapat pula
diartikan sebagai suatu program untuk mengurangi insiden kejadian dan kecelakaan yang dapat
dicegah untuk meminimalisasi kerugian finansial terhadap perusahaan (dalam hal ini rumah
sakit).
2. Infection Control Risk Assessment (ICRA) adalah kegiatan terstruktur untuk melakukan identifikasi
risiko infeksi yang diperoleh dan ditransmisikan berdasarkan lokasi geografi, asuhan, dan analisis
kegiatan surveilans dan identifikasi risiko setiap atau dan bila terjadi perubahan yang signifikan.
3. Failure Mode Effect Analysis (FMEA) adalah metode terstruktur untuk menganalisis sistem, proses
dan alur atas kemungkinan terjadinya risiko SEBELUM terjadi
4. Root Cause Analysis (RCA) adalah teknik analisis berbasis sistem yang digunakan setelah terjadi
kejadian yang tidak diharapkan untuk mencegah terulangnya kejadian tersebut (wajib untuk
kejadian sentinel).
BAB II
C. KETERLIBATAN STAF
Asesmen risiko terkait Pencegahan Infeksi perlu melibatkan koordinasi dan kerjasama
interdisiplin, yang melibatkan diantaranya
1. Tim PPI RS (IPCO, IPCN, IPCLN)
2. Staf medis
3. Staf keperawatan
4. Sanitarian/staf Kesehatan Lingkungan
5. Staf Gizi
6. Staf laboratorium
7. Staf farmasis
8. Teknisi
D. PENGENDALIAN INFEKSI
Manajemen Risiko terkait Pencegahan dan Pengendalian Infeksi bertujuan untuk mencegah transmisi
infeksi terhadap pasien, pengunjung, dan staf. Upaya yang dilakukan meliputi:
1. Asesmen Risiko
a. Identifikasi risiko
Identifikasi risik merupakan proses untuk mengidentifikasi apa yang bias terjadi,
mengapa dan bagaimana hal tersebut bias terjadi. Untuk dapat melaksanakan
identifikasi risiko diperlukan peran staf interdisiplin.
Instrumen identifikasi meliputi:
1) Laporan insiden
2) Komplain dan litigasi
3) Risk profiling
4) Surveilans
b. Analisis risiko
1) Risk Grading Matrix
Risiko sebagai suatu fungsi dari probabilitas (chance likelihood) dari
suatu kejadian yang tidak diinginkan, dan Tingkat Keparahan atau
besarnya dampak dari kejadian tersebut.
Risk = Probability (of the event) x Consequences Risk matrix sering digunakan untuk memetakan
risiko terhadap probabilitas dan dampak. Risk matrix efektif, karena mudah digunakan dan dimengerti,
mempunyai deskripsi detil dan definitive, dan menerangkan bagaimana risiko dapat dimitigasi pada
tingkat yang bisa ditolerir.
Probability Likelihood
Level Deskripsi
1 0–5% – extremely unlikely or virtually impossible
Very low Hampir tidak mungkin terjadi
2 6–20% – low but not impossible
Low Jarang tapi bukan tidak mungkin terjadi
3 21–50% – fairly likely to occur
Medium Mungkin terjadi / bisa terjadi
4 51–80% – more likely to occur than not
High Sangat mungkin
5 81–100% – almost certainly will occur
Very high Hampir pasti akan terjadi
Skor Dampak
1 2 3 4 5
Insgnificant Minor Moderate Major Catastrophic
Cedera Pasien Tidak cidera Dapat diatasi Berkurangnya Cedera luas Kematian
dengan fungsi motorik / kehilangan
pertolongan sensorik fungsi
pertama setiap kasus utama
yang permanent
memperpanjang
perawatan
Pelayanan/Operasional Terhenti Terhenti Terhenti lebih Terhenti Terhenti
lebih lebih dari 1 hari lebih dari 1 permanen
dari 1 jam dari 8 jam minggu
Biaya/Keuangan Kerugian Kerugian Kerugian lebih Kerugian Kerugian
kecil lebih dari 0,25 % lebih dari lebih
dari 0,1% anggaran 0,5% dari 1%
anggaran anggaran anggaran
Matrix Assessment
Action
c. Evaluasi risiko
1) Risk Ranking
2) Prioritize the Risk
3) Cost Benefit Analysis (setelah diranking, biaya untuk mengurangi risiko dibandingkan dengan biaya
kalau terjadi risiko
E. PENGENDALIAN INFEKSI
Fokus upaya pencegahan dan pengendalian infeksi terutama ditujukan pada peralatan
medis yang mem-bypass the natural defence mechanism of the patients:
- Vascular catheters → blood stream infections (BSI)
- Urinary catheters → urinary tract infections (UTI)
- Ventilators → ventilator associated penumonias (VAP)
- Surgical → surgical site infections (SSI)
3. Fungi
a. Candida sp.
b. Fusarium
c. Trichosporon
d. Malassezia sp
4. Parasit
a. Malaria
b. Ascaris
c. Hookworms
d. Whipworms
e. Filaria
f. Schistosomes
BAB IV
A. Pencatatan
1. Risk assessment