NOMOR : 060/SK/DIR/PEL/RSAKA/I/2017
TENTANG
KEBIJAKAN HAND HYGIENE
DIREKTUR RUMAH SAKIT AKA MEDIKA SRIBHAWONO
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AKA MEDIKA SRIBHAWONO
TENTANG KEBIJAKAN HAND HYGIENE RUMAH SAKIT AKA MEDIKA
SRIBHAWONO.
Kedua : Kebijakan Hand hygiene sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan ini.
Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Rumah Sakit
AKA Medika Sribhawono dilaksanakan oleh Direksi dan Manajer
Pelayanan Rumah Sakit AKA Medika Sribhawono.
Keempat : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan direktur ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Di tetapkan di : Sribhawono,
Pada tanggal : 10 Januari 2017
Direktur Utama,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Health Care Associates Infections (HCAI) adalah masalah besar dalam patient safety, dimana
pengawasan dan kegiatan pencegahan harus menjadi prioritas utama untuk dilakukan, sehingga
institusi kesehatan lebih berkomitmen untuk membuat institusinya menjadi lebih aman. HCAI
mempunyai banyak implikasi, diantaranya adalah memanjangnya waktu rawat, disabilitas jangka
panjang, meningkatnya resistensi mikroorganisme terhadap antimikroba, tambahan beban biaya
institusional yang besar, biaya perawatan yang tinggi untuk pasien dan keluarga, dan yang paling
parah adalah kematian yang tidak diharapkan.
Walaupun resiko HCAI ada pada setiap fasilitas kesehatan di seluruh dunia, beban global yang harus
ditanggung oleh fasilitas kesehatan sampai saat ini belum diketahui dengan pasti mengingat sulitnya
mengumpulkan data diagnostik yang reliabel. Namun secara umum, WHO (2009) memperkirakan
lebih dari 1,4 juta pasien di negara maju dan berkembang di seluruh dunia, terkena dampak HCAI
saat ini.
Menurut laporan WHO (2009) di negara maju, HCAI berdampak pada 5-15% pasien yang dirawat di
bangsal rumah sakit, dan meningkat menjadi 9-37% pada pasien yang dirawat di ICU. Di Eropa
(HELICS, 2009) memperkirakan 5 juta kasus HCAI terjadi di unit-unit perawatan di rumah sakit,
mengakibatkan memanjangnya masa perawatan selama kurang lebih 25 juta hari di rumah sakit,
dan bertanggung jawab terhadap bertambahnya biaya perawatan sebanyak 13-24 poundsterling.
Sementara di USA, HCAI mengakibatkan terjadinya infeksi saluran kemih (36%), infeksi luka operasi
(20%), infeksi aliran darah (11%) dan pnemonia (11%).
Di negara berkembang, HCAI masih belum terdata secara baik. Hal ini disebabkan karena
pencatatan, pelaporan dan penelitian yang terkait dengan HCAI masih belum memenuhi syarat. Hal
ini sangat berbahaya, mengingat perkiraan bahwa prevalensi HCAI di negara berkembang lebih
banyak, namun data yang akurat tidak tersedia, sehingga resiko ini tidak tampak dengan jelas dan
tidak mendapatkan perhatian yang cukup. Ketidakadekuatan upaya terhadap resiko HCAI ini
disebabkan karena banyak faktor, diantaranya jumlah staf yang tidak proporsional, kebersihan dan
sanitasi yang buruk, tidak ada atau kurangnya sarana, struktur yang tidak memadai, dan kurangnya
dukungan finansial. Di luar fasilitas kesehatan, kondisi-kondisi sosial seperti kurangnya jumlah
sumberdaya kesehatan dan malnutrisi juga meningkatkan resiko terjadinya infeksi akibat HCAI.
Salah satu upaya yang paling efektif dalam mencegah HCAI adalah dengan cara mencuci tangan. Hal
ini disebabkan karena tangan adalah dalah satu organ tubuh yang paling tercemar dengan
mikroorganisme patogen. Penelitian RSCM pada 2002 menyebutkan bahwa 85,7 persen angka
infeksi nosokomial dapat dikendalikan jika petugas medis selalu mencuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan medis.
B. Definisi
Hand hygiene adalah suatu upaya atau tindakan membersihkan tangan, baik dengan menggunakan
sabun antiseptik di bawah air mengalir atau dengan menggunakan handrub berbasis alkohol dengan
langkah-langkah yang sistematik sesuai urutan, sehingga dapat mengurangi jumlah bakteri yang
berada pada tangan.
Price (1938) menyatakan bahwa bakteri pada tangan dapat dikategorikan menjadi dua jenis, dikenal
sebagai resident flora dan transient flora. Resident flora, terdiri dari mikroorganisme yang
tersembunyi dibawah sel superfisial stratum korneum dan dapat pula ditemukan pada permukaan
tangan. Bakteri yang paling banyak ditemukan adalah staphylococcus epiderdimis. Resident flora ini
mempunyai dua fungsi protektif, antagonis mikroba dan kompetisi untuk mendapatkan nutrisi di
ekosistem. Secara umum, hubungan resident flora dan kejadian infeksi sangat kecil, namun mungkin
dapat menyebabkan infeksi pada bagian tubuh yang steril seperti mata.
Transient flora (transient microbiota), yang berkoloni pada lapisan superfisial kulit, ukumnya lebih
mudah disingkirkan dengan cuci tangan yang rutin. Mikroorganisme transient tidak berkembang
biak di dalam kulit, namun umumnya berkembang biak di permukaan kulit. Mikroorganisme ini juga
sering berpindah seiring dengan adanya kontak antara petugas kesehatan dengan alat, pasien
bahkan dengan petugas kesehatan lain.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan budaya hand hygiene seluruh karyawan Rumah Sakit Aka Medika
Sribhawono.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan tentang hand hygiene
b. Menurunkan resiko infeksi pada pasien karena rumah sakit (health associates
infection/HAI)infeksi pada petugas kesehatan karena rumah sakit (Health Care
Associates Infection/HCAI)
c. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
D. Sasaran
Sasaran buku panduan ini adalah seluruh petugas rumah sakit, pasien, keluarga pasien dan
pengunjung rumah sakit.
1. Seluruh karyawan Rumah Sakit RumahSakit AKA medika Sribhawono baik dari bagian
medis dan non medis.
2. Karyawan outsource yang bekerja di RumahSakitAka Medika Sribhawono.
3. SiswadanMahasiswa magang.
4. PasiendanKeluarga / PenungguPasien
5. Pengunjung RumahSakitAka Medika Sribhawono.
Membersihkan tangan merupakan pilar dan indikator mutu dalam mencegah dan
mengendalikan infeksi, sehingga wajib dilakukan oleh setiap petugas rumah sakit. Membersihkan
tangan dapat dilakukan dengan mencuci tangan dengan air mengalir atau menggunakan
antiseptik berbasis alkohol(Handrub).
Cara ini juga perlu diajarkan kepada pasien, dan penunggu pasien. Hal ini dimaksudkan agar
penunggu pasien dapat melakukan handrub sebelum dan setelah membantu pasien melakukan
kegiatannya sehari – hari seperti membantu pasien makan, memapah ke kamar mandi, dan lain
– lain.
Untuk cairan antiseptik yang dipakai di bagian pelayanan medis yang berhubungan langsung
dengan tindakan medis ke pasien atau yang mengelola spesimen medis pasien (surgical
hand disinfections) menggunakan sediaan antiseptik yang berisi kombinasi propanolol dan
biphenol (Primasept, dll). Bagian yang dimaksud adalah kamar operasi, IGD, Poli Bedah,
Nurse Station Rawat Inap, Kamar Bersalin, Laundry dan Laboratorium.
Mencuci tangan dengan air dilakukan dengan teknik 6 Langkah mencuci tangan sesuai
standar WHO. Setiap langkah minimal dilakukan selama 7 detik sehingga waktu mencuci
tangan sekitar 40 - 60 detik.
2. Handrub
Handrubataumencucitangandengancairanberbahandasaralkoholdilakukan pada 5 moment
cucitanganketika tangan tidak terlihat kotor. Cairan handrub diletakkan di bagian yang sering
membutuhkan tindakan medis ke pasien dan di bagian yang ruangannya tidak tersedia
fasilitas wastafel untuk mencuci tangan dengan air.
Cara ini juga perlu diajarkan kepada pasien, dan penunggu pasien. Hal ini dimaksudkan agar
penunggu pasien dapat melakukan handrub sebelum dan setelah membantu pasien
melakukan kegiatannya sehari – hari seperti membantu pasien makan, memapah ke kamar
mandi, dan lain – lain.
Mencuci tangan dengan cairan berbahan dasar alcohol dilakukan dengan teknik 6 Langkah
mencuci tangan sesuai standar WHO. Setiap langkah minimal dilakukan selama 4 detik
sehingga waktu mencuci tangan sekitar 20 - 30 detik.
Pada pelaksanaan hand hygiene, mencuci tangan terkadang tidak dapat dilakukan karena
kondisi atau karena keterbatasan sumber daya. Banyaknya pasien yang kontak dengan
1) Berdasarkan bukti, keuntungan intrinsik dari reaksinya yang cepat, efektif terhadap
aktivitas mikroba spektrum luas dengan resiko minimal terhadap resistensi
mikrobakterial
2) Cocok untuk digunakan pada area atau fasulitas kesehatan dengan akses dan dukungan
sumberdaya yang terbatas dalam hal fasilitas hand hygiene (termasuk air bersih, tissue,
handuk, dan sebagainya)
3) Kemampuan promotif yang lebih besar dalam mendukung upaya hand hygiene karena
prosesnya yang cepat dan lebih nyaman untuk dilakukan
4) Keuntungan finansial, mengurangi biaya yang perlu dikeluarkan rumah sakit.
5) Resiko minimal terhadap adverse event karena meningkatnya keamanan, berkaitan
dengan akseptabilitas dan toleransinya dibandingkan dengan produk lain.
2) Formula 2
Untuk menghasilkan konsentrasi akhir dari isopropyl alcohol 75% v/v, glycerol 1,45%
v/v, hydrogene peroxide (H2O2) 0,125% v/v
Tuangkan kedalam 1000 ml labu ukur:
a) Isopropyl alkohol (dengan kemurnian 99,8%) 751,5 ml
b) H2O2 3%, sebanyak 41,7 ml
c) Glycerol 98%, 14,5 ml
Menurut WHO, produksi hand rub direkomendasikan dilakukan oleh tenaga farmasis
terlatih di unit farmasi. Hal ini dikarenakan ethanol yang tidak diencerkan bersifat sangat
mudah terbakar, dan bahkan tetap dapat terpicu untuk terbakar saat berada dalam suhu
dibawah 10oC. WHO juga menyarankan untuk alasan keamanan, pembuatan handrub
berbahan dasar alkohol dalam satu kali, tidak lebih dari 50 liter. Tempat penyimpanan
idealnya ruang dengan air conditioner (AC) dan tertutup, serta terhindar dari sinar
matahari langsung.
Untuk menghindari kontaminasi organisme patogen dan spora, botol sekali pakai
(disposable) lebih disarankan meskipun botol yang dipakai ulang dapat juga dipakai
sebagai wadah setelah disterilkan. Untuk mencegah evaporasi, kapasitas maksimum yang
dianjurkan adalah 500 ml pada ruang perawatan (rawat inap) atau rawat jalan, dan 1000
liter pada kamar operasi.
a. Membasahi tangan dengan air mengalir, dimulai dari ujung jari sampai 2 cm diatas siku.
b. Menempatkan sekitar 15 ml (3 x tekanan dispenser) cairan handscrub antiseptik di
telapak tangan kiri, dengan menggunakan siku lengan yang lain atau dengan dorongan
lutut untuk mengoperasikan dispenser.
c. Meratakan dan menggosok cairan handsrub
d. Ratakan dengan kedua telapak tangan, dilanjutkan dengan menggosok punggung, sela-
sela jari tangan kiri dan kanan dan sebaliknya.
e. Kedua telapak tangan, jari -jari sisi dalam dari kedua tangan saling menggosok dan
mengait dilanjutkan dengan membersihkan kedua ibu jari dan ujung kuku jari bergantian.
f. Mengambil pembersih kuku dan bersihkan dalam air mengalir
g. Mengambil sikat steril yang sudah berisi cairan handsrub
h. Menyikat tangan kanan dan tangan kiri bergantian.
i. Kuku dengan gerakan tegak searah dari atas ke bawah pada kedua tangan.
j. Jari-jari seakan mempunyai empat sisi, sela jari, secara urut mulai dari ibu jari sampai
dengan kelingking.
k. Telapak tangan, punggung melalui gerakan melingkar.
l. Daerah pergelangan tangan atas sampai dengan siku dengan gerakan melingkar.
m. Ulangi cara ini pada tangan kanan selama 2 menit.
n. Membilas tangan dengan air mengalir dari arah ujung jari ke siku dengan memposisikan
tangan tegak
o. Lakukan sekali lagi menyikat tangan kanan dan tangan kiri secara bergantian
p. Kuku dengan gerakan tegak searah dari atas ke bawah pada kedua tangan
q. Jari-jari seakan mempunyai empat sisi, sela-sela jari, secara urut mulai dari ibu jari sampai
dengan kelingking
r. Telapak tangan dan punggung dengan gerakan melingkar
s. Daerah pergelangan tangan atas sampai dengan siku dengan gerakan melingkar dilakukan
selama 2 menit.
b Bilas dengan air dengan posisi tangan lebih tinggi dari sikut
A. SosialisasiKebersihanTangan
Rumah sakit melakukan sosialisasi dan implementasi program kebersihan tangan di rumah sakit
kepada seluruh karyawan Rumah Sakit, pasien dan pengunjung. Bagi karyawan sosialisasi
dilakukan dengan cara memasukkannya sebagai salah satu materi dalam orientasi karyawan
baru. Selain itu juga dilakukan sosialisasi ulang, dan drill kebersihan tangan secara berkala yang
dilakukan oleh Tim PPI.
Bagi Pasien dan Pengunjung lainnya edukasi diberikan melalui beberapa metode yaitu :
1. Melalui media cetak banner atau poster petunjuk pencuci tangan yang terdapat di tempat
mencuci tangan dan handrub
2. Melalui edukasi kelompok yang dilakukan dengan peragaan kepada pengunjung
3. Melalui edukasi individu saat orientasi pasien baru masuk ke rawat inap
B. Monitoring danEvaluasi
Monitoring dan evaluasi yang dilakukan pada hand hygiene penilaian / audit kepatuhan staf
dalam melakukan cuci tangan dalam 5 momen yang dinilai oleh IPCN secara berkala.
C. Penutup
Hand hygiene merupakan kegiatan yang paling efisien, paling murah dan paling mudah dilakukan
namun mempunyai dampak yang besar. Hal ini menjadikan setiap institusi kesehatan wajib untuk
berkomitmen dalam upaya peningkatan budaya hand hygiene di insitusinya. Dengan
dibudayakannya hand hygiene, insitusi kesehatan akan mampu meningkatkan kualitas perawatan,
meningkatkan mutu pelayanannya, dan yang terpenting institusi kesehatan akan mampu
meningkatkan keselamatan pasien.
Di tetapkan di : Sribhawono,
Pada tanggal : 10 Januari 2017
Direktur Utama,
Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI dengan KARS, 2011, Standar Akreditasi Rumah Sakit, hal 231
WHO Guidelines On Hand hygiene In Health Care, First Global Patient Safety Challenge Clean Care Is
Safety Care, 2009, aksesmelaluihttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK144032/tanggal 22 April 2015