PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
ASN bertugas menjalankan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian serta digaji sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yaitu UU
No.5 Tahun 2014 tentang ASN.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai ASN berfungsi sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. PNS
mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional. Dengan
demikian, diperlukan PNS yang profesional dan berintegritas, yaitu yang mampu
memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas
jabatannya secara efektif dan efisien.
Salah satu pembinaan yang dapat dilakukan untuk membentuk PNS yang
profesional dan berintegritas yaitu dengan pendidikan dan pelatihan dasar
sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN)
Nomor 21 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon
Aparatur Sipil Negara (CASN) Golongan III. Pelatihan dasar ini dilaksanakan agar
peserta mampu menginternalisasi nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA) yang akan
diaktualisasikan di satuan kerja masing-masing.
Kegiatan aktualisasi yang dapat dilakukan di Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah perlunya peningkatan
kualitas pelayanan permohonan rekomendasi perizinan kepada TKPRD.
Penataan ruang merupakan proses perencanaan, pemanfaatan dan
pengendalian atas pemanfaatan ruang yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja
pembangunan daerah. Secara normative, pembangunan daerah sesuai dengan pasal
258 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
menyatakan bahwa pembangunan daerah dimaksudkan untuk meningkatkan
perluasan kesempatan kerja, daya saing daerah, mutu pelayanan public dan
1
kesejahteraan rakyat. Artinya pemanfaatan ruang sebagai tindaklanjut perencanaan
ruang yang berisikan program dan kegiatan beserta pembiayaannya, biasa
diwujudkan melalui program keruangan (A spasial) maupun program spasial atau
keruangan.
Upaya pengendalian atas pemanfaatan ruang biasanya dilakukan melalui
mekanisme perizinan baik izin prinsip lokasi, izin membangun dan rekomendasi
atas sebuah izin. Sedangka program/kegiatan yang berasal dari sector public atau
pemerintah melalui Organisasi Perangkat Daerah yang dicerminkan dalam Rencana
Strategis (RENSTRA) OPD dan Rencana jangka menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten/Kota, dikendalikan melalui forum musrenbang, mulai dari musrenbang
Desa/Kampung/Pekon dan ditindaklanjuti dengan Musrenbang Kecamatan.
Salah satu isu yang terkait dengan pemanfaatan ruang adalah inkonsistensi antara
perencanaan tata ruang vs izin yang diberikan tidak selaras dengan tata ruang,
sehingga menimbulkan persoalan lingkungan, bencana banjir dan akhirnya dalam
jangka panjang tindak mendukung terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan.
Dalam konteks ini, pemerintah menerbitkan Permendagri Nomor 116 tahun 2017
tentang Koordinasi Penataan Ruang Daerah.
Tujuan ditetapkannya peraturan Menteri ini sebagai pedoman bagi
pemerintah daerah provinsi dan daerah kabupaten/ kota dengan pertimbangan :
1. Meningkatkan kualitas dan efektifitas penataan ruang daerah perlu dilakukan
koordinasi antar peringkat daerah dan antar tingkat pemerintahan dengan
membentuk tim koordinasi penataan ruang daerah
2. Bahwa permendagri 50 tahun 2009 tentang pedoman koordinasi penataan ruang
daerah sudah tidak sesuai dengan dinamika perkembangan peraturan per
undang-undangan sehingga perlu diganti.
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b
perlu menetapkan permendagri tentang koordinasi penataan ruang daerah.
2. Manfaat
Manfaat penulisan laporan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:
a. Sebagai saran pelaksana kebijakan publik kepada pimpinan.
b. Sebagai salah satu syarat mengikuti pelatihan dasar cpns.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup aktualisasi dan habituasi ini dilaksanakan di OPD Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum
Pemerintah Kabupaten Lampung Timur. Dalam kegiatan aktualisasi ini Penulis
berpedoman pada tupoksi, inisiatif pribadi serta persetujuan atasan dalam
melaksanakan tugas sebagai Staf Bidang Prasarana Wilayah Sub Bidang Tata
Ruang OPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kabupaten
Lampung Timur.
4
BAB II
LANDASAN TEORI DAN DESKRIPSI ORGANISASI
A. DESKRIPSI ORGANISASI
1. Profil Organisasi
5
d Struktur
Organisasi
6
penataan ruang, dan pengembangan wilayah ;
6. Perencanaan dan pelaksanaan kesepakatan dengan
DPRD terkait RPJPD, RPJMD dan RKPD urusan
pekerjaan umum (PU), penataan ruang, dan
pengembangan wilayah;
7. Perencanaan dan pelaksanaan kesepakatan dengan
DPRD terkait APBD urusan pekerjaan umum (PU),
penataan ruang, dan pengembangan wilayah;
8. Perencanaan dan pelaksanaan sinergitas dan
harmonisasi kegiatan perangkat daerah urusan
pekerjaan umum (PU), penataan ruang, dan
pengembangan wilayah;
9. Perencanaan dukungan pelaksanaan bagi program/
kegiatan pemerintah pusat dan/atau pemerintah provinsi
untuk ur urusan pekerjaan umum (PU), penataan ruang,
dan pengembangan wilayah;
10. Pengendalian/monitoring pelaksanaan perencanaan
pembangunan daerah urusan pekerjaan umum (PU),
penataan ruang, dan pengembangan wilayah ;
11. Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi
perencanaan pembangunan daerah urusan pekerjaan
umum (PU), penataan ruang, dan pengembangan
wilayah ;
12. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan
perencanaan pembangunan daerah urusan pekerjaan
umum (PU), penataan ruang, dan pengembangan
wilayah ;
13. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
7
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
ANALISIS ISU
Tabel 1. Identifikasi Isu pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lampung Timur
Kriteria
No Identifikasi Isu Keterangan
A P K L
8
Tabel 2. Penetapan Isu pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lampung
Timur
Kriteria penetapan:
Urgency Seriousness Growth
5 : Sangat mendesak 5 : Sangat berpengaruh 5 : Sangat berdampak
4 : Mendesak 4 : Berpengaruh 4 : Berdampak
3 : Cukup mendesak 3 : Cukup Berpengaruh 3 : Cukup Berdampak
2 : Tidak mendesak 2 : Tidak Berpengaruh 2 : Tidak Berdampak
1 : Sangat tidak 1 : Sangat tidak 1 : Sangat tidak
mendesak Berpengaruh Berdampak
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab.
Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki makna yang
berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab. Akuntabilitas
adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
10
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Akuntabilitas
publik memiliki tiga fungsi utama yaitu untuk menyediakan kontrol demokratis
(peran demokratis); untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional); dan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas peran belajar).
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu : akuntabilitas vertikal (
pertanggung jawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas horisontal
(pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi terwujudnya
organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus
mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses,
akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan.
Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas berupa :
Perencanaan Strategis, Kontrak Kinerja, dan Laporan Kinerja. Dalam menciptakan
lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar
akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya
b. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
c. Integritas : adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e. Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda atau orang
f. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas.
11
h. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
i. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan tidak
hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting.
Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nilai-
nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus
dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana
aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan
nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.
Dalam arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme
Pancasila merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap
bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan YME menjadikan Indonesia bukan sebagai negara sekuler
yang membatasi agama dalam ruang privat. Pancasila justru mendorong nilai-
nilai ketuhanan mendasari kehidupan masyarakat dan berpolitik. Nilai-nilai
ketuhanan yang dikehendaki Pancasila adalah nilai-nilai ketuhanan yang
positif, yang digali dari nilai-nilai keagamaan yang terbuka (inklusif),
membebaskan dan menjunjung tinggi keadilan dan persaudaraan.
Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai ketuhanan diharapkan bisa
memperkuat pembentukan karakter dan kepribadian, melahirkan etos kerja
12
yang positif, dan memiliki kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi
diri dan kekayaan alam yang diberikan Tuhan untuk kemakmuran
masyarakat.
b. Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke dalam
berarti menjadi pedoman negara dalam memuliakan nilai-nilai kemanusiaan
dan hak asasi manusia. Ini berarti negara menjalankan fungsi “melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
c. Sila ketiga: Persatuan Indonesia
Semangat kebangsaan adalah mengakui manusia dalam keragaman dan
terbagi dalam golongan-golongan. Keberadaan bangsa Indonesia terjadi
karena memiliki satu nyawa, satu asal akal yang tumbuh dalam jiwa rakyat
sebelumnya, yang menjalani satu kesatuan riwayat, yang membangkitkan
persatuan karakter dan kehendak untuk hidup bersama dalam suatu wilayah
geopolitik nyata.
d. Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan / Perwakilan
Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi. Fungsi pertama ,
badan permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi ajang memperjuangkan
asprasi beragam golongan yang ada di masyarakat. Fungsi kedua, semangat
permusyawaratan bisa menguatkan negara persatuan, bukan negara untuk
satu golongan atau perorangan. Permusyawaratan dengan landasan
kekeluargaan dan hikmat kebijaksanaan diharapkan bisa mencapai
kesepakatan yang membawa kebaikan bagi semua pihak.
e. Sila kelima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para pendiri bangsa
menyatakan bahwa Negara merupakan organisasi masyarakat yang bertujuan
menyelenggarakan keadilan. Keadilan sosial juga merupakan perwujudan
imperative etis dari amanat pancasila dan UUD 1945.
13
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk
menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan hak-hak
individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu
membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut.
Konsep etika sering disamakan dengan moral. Padahal ada perbedaan antara
keduanya. Etika lebih dipahami sebagai refleksi yang baik atau benar. Sedangkan
moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang
seharusnya dilakukan. Etika juga dipandang sebagai karakter atau etos
individu/kelompokberdasarkan nilai-nilai dan norma-norma luhur.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok
khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk
ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku /
etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan
tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional
tertentu.
Berdasarkan UU ASN, kode etik dan kode perilaku ASN adalah :
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas.
Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
2. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
3. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan.
4. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
5. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efisien.
6. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
14
7. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan
jabtannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain.
8. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN.
9. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Bidang apapun
yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan
secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder. Komitmen mutu
merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja
yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
publik.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas
organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target
(rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang
ke luar alur.
15
3. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai
aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang
berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan
tugas rutin.
4. Mutu
16
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa,
karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang
lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan
tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak
secara jangka panjang.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk
bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri
sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan
untuk berbuat curang.
2. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan
lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak
mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa
sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang
tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian
penghasilannya untuk membantu sesama.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang
17
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi
untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu
mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada
prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja.
Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara
yang mudah.
5. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan
baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan
yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan
Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran
seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan
nista.
6. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia
mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan
berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu
tanpa mengeluarkan keringat.
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya
tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang
18
kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu
pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya
karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta
sebanyak-banyaknya.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia
juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan
teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal
yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau
ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut
untukmendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya
sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan
kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
6. Whole Of Government
Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan yang
mengintegrasikan upaya kolaboratif dari instansi pemerintah untuk menjadi
kesatuan menuju tujuan bersama, juga dikenal sebagai kolaborasi, kerjasama antar
instansi, aktor pelayanan dalam menyelesaikan suatu masalah pelayanan. Dengan
kata lain, WoG menekankan pelayanan yang terintegrasi sehingga prinsip
kolaborasi, kebersamaan, kesatuan dalam melayani permintaan masyarakat dapat
selesaikan dengan waktu yang singkat.
19
7. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk
barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab
dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan
Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
8. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
20
D. MATRIK RANCANGAN AKTUALISASI
21
No. Kegiatan Tahap kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansial Masa terhadap visi misi nilai Organisasi
pelatihan organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Anti Korupsi pembangunan
Koordinasi tanpa daerah urusan
gratifikasi pekerjaan umum
Pelayanan Publik
(PU), penataan
Melaksanakan
koordinasi dengan ruang, dan
baik dan sopan pengembangan
Whole of wilayah.
Government
Berkoordinasi
dengan atasan dan
pihak terkait
lainnya
Manajemen ASN
Melaksanakan
tugas dengan cara
yang profesional
dan sesuai dengan
etika profesi
2. Menyusun Membuat Form usulan ke Akuntabilitas Dengan Kegiatan
Format Layanan permohonan izin FGD Melaksanakan Melakukan penyusunan bagan
Rekomendasi usaha ke dalam kegiatan dengan penyusunan bagan alir ini diharapkan
tanggung jawab
Izin Sebagai form usulan untuk alir pelayanan ini dapat
Nasionalisme
Tim TKPRD. diharapkan dapat meningkatkan
22
No. Kegiatan Tahap kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansial Masa terhadap visi misi nilai Organisasi
pelatihan organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dilanjutkan ke Mengutamakan mewujudkan Visi pelayanan publik
FGD. persatuan dan Lembaga yaitu yang responsif,
musyawarah untuk Lampung Timur mudah dan murah,
mencapai mufakat
Sejahtera Berdaya serta aksesibel.
Etika Publik
Berkoordinasi Saing, Religius
dengan sopan, Dan Berkelanjutan
santun dan bertutur yang bersinergi
kata yang baik dengan Misi
kepada atasan Pelaksanaan
Komitmen Mutu pengelolaan data
Akan berkoordinasi
dan informasi
dengan baik, efektif
dan efisien perencanaan
Anti Korupsi pembangunan
Koordinasi tanpa daerah urusan
gratifikasi pekerjaan umum
Pelayanan Publik (PU), penataan
Melaksanakan ruang, dan
koordinasi dengan
pengembangan
baik dan sopan
Whole of wilayah.
Government
Berkoordinasi
23
No. Kegiatan Tahap kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansial Masa terhadap visi misi nilai Organisasi
pelatihan organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dengan atasan dan
pihak terkait
lainnya
Manajemen ASN
Melaksanakan
tugas dengan
cara yang
profesional
dan sesuai
dengan etika
profesi
3. Forum Group Memverifikasi Terverifikasi Akuntabilitas Dengan Kegiatan
Discussion berkas nya berkas Melaksanakan Melakukan penyusunan bagan
Bagan Alir dan bersanding pengajuan kegiatan Forum penyusunan bagan alir ini diharapkan
Group Discussion
Format dengaN dengan RTRW , Berita acara dengan tanggung
alir pelayanan ini dapat
Stakeholders Jajak pendapat , rekomendasi jawab dan benar diharapkan dapat meningkatkan
penandatangan Nasionalisme mewujudkan Visi pelayanan publik
berita acara Mengutamakan Lembaga yaitu yang responsif,
persatuan dan Lampung Timur mudah dan murah,
musyawarah dalam Sejahtera Berdaya serta aksesibel.
menyampaikan Saing, Religius
pendapat untuk
Dan Berkelanjutan
24
No. Kegiatan Tahap kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansial Masa terhadap visi misi nilai Organisasi
pelatihan organisasi
1 2 3 4 5 6 7
mencapai mufakat yang bersinergi
Etika Publik dengan Misi
Berkoordinasi Pelaksanaan
dengan sopan,
pengelolaan data
santun dan bertutur
kata yang baik dan informasi
kepada atasan dan perencanaan
mendengarkan pembangunan
masukan dengan daerah urusan
baik pekerjaan umum
Komitmen Mutu (PU), penataan
Akan berkoordinasi
ruang, dan
dengan baik, efektif
dan efisien serta pengembangan
sesuai dengan wilayah.
prosedur
Anti Korupsi
Dalam FGD tidak
terpengaruh atau
tidak menerima
gratifikasi agar
mempengaruhi
hasil diskusi
Pelayanan Publik
25
No. Kegiatan Tahap kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansial Masa terhadap visi misi nilai Organisasi
pelatihan organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Melaksanakan
koordinasi dengan
baik dan sopan
Whole of
Government
Berkoordinasi
dengan atasan dan
pihak terkait
lainnya serta
berkolaborasi
dengan baik
Manajemen ASN
Melaksanakan
tugas dengan
cara yang
profesional
dan sesuai
dengan etika
profesi
4. Audiensi ke Melaporkan Notulensi Akuntabilitas Dengan Kegiatan
Bidang Tata Berita acara hasil hasil Melaksanakan Melakukan penyusunan bagan
Ruang Dinas FGD pelaporan kegiatan dengan penyusunan bagan alir ini diharapkan
tanggung jawab
Pekerjaan kesekertariat berita acara alir pelayanan ini dapat
26
No. Kegiatan Tahap kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansial Masa terhadap visi misi nilai Organisasi
pelatihan organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Umum dan TKPRD dari sekertariat Nasionalisme diharapkan dapat meningkatkan
Perumahan TKPRD Mengutamakan mewujudkan Visi pelayanan publik
Rakyat (PUPR) persatuan dan Lembaga yaitu yang responsif,
musyawarah untuk
Lampung Timur mudah dan murah,
mencapai mufakat
Etika Publik Sejahtera Berdaya serta aksesibel.
Berkoordinasi Saing, Religius
dengan sopan, Dan Berkelanjutan
santun dan bertutur yang bersinergi
kata yang baik dengan Misi
kepada atasan Pelaksanaan
Komitmen Mutu
pengelolaan data
Akan berkoordinasi
dengan baik, efektif dan informasi
dan efisien perencanaan
Anti Korupsi pembangunan
Koordinasi tanpa daerah urusan
gratifikasi pekerjaan umum
Pelayanan Publik (PU), penataan
Melaksanakan
ruang, dan
koordinasi dengan
baik dan sopan pengembangan
Whole of wilayah.
Government
27
No. Kegiatan Tahap kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansial Masa terhadap visi misi nilai Organisasi
pelatihan organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Berkoordinasi
dengan atasan dan
pihak terkait
lainnya
Manajemen ASN
Melaksanakan
tugas dengan
cara yang
profesional
dan sesuai
dengan etika
profesi
5 Implementasi Berita acara yang Terbitnya izin Akuntabilitas Dengan Kegiatan
Layanan telah disetujui usaha yang telah Melaksanakan Melakukan penyusunan bagan
Rekomendasi oleh SEKDA memenuhi kegiatan dengan penyusunan bagan alir ini diharapkan
tanggung jawab
diberikan persyaratan alir pelayanan ini dapat
Nasionalisme
kembali ke diberikan Mengutamakan diharapkan dapat meningkatkan
perizinan ( kembali ke persatuan dan mewujudkan Visi pelayanan publik
bilamana masih perizinan musyawarah untuk Lembaga yaitu yang responsif,
terdapat catatan) mencapai mufakat Lampung Timur mudah dan murah,
Etika Publik Sejahtera Berdaya serta aksesibel.
Berkoordinasi Saing, Religius
28
No. Kegiatan Tahap kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansial Masa terhadap visi misi nilai Organisasi
pelatihan organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dengan sopan, Dan Berkelanjutan
santun dan bertutur yang bersinergi
kata yang baik dengan Misi
kepada atasan
Pelaksanaan
Komitmen Mutu
Akan berkoordinasi pengelolaan data
dengan baik, efektif dan informasi
dan efisien perencanaan
Anti Korupsi pembangunan
Koordinasi tanpa daerah urusan
gratifikasi pekerjaan umum
Pelayanan Publik
(PU), penataan
Melaksanakan
koordinasi dengan ruang, dan
baik dan sopan pengembangan
Whole of wilayah.
Government
Berkoordinasi
dengan atasan dan
pihak terkait
lainnya
Manajemen ASN
Melaksanakan
tugas dengan
29
No. Kegiatan Tahap kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansial Masa terhadap visi misi nilai Organisasi
pelatihan organisasi
1 2 3 4 5 6 7
cara yang
profesional
dan sesuai
dengan etika
profesi
30
BAB IV
PELAKSANAAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS
KEGIATAN POKOK
1. Aktualisasi Kegiatan 1
Kegiatan yang pertama adalah Menyusun Bagan Alir Layanan, dalam
menyusun bagan penulis melakukan koordinasi dengan Kepala Subbidang
Tata Ruang dan Pengembangan Wilayah, Bappeda Kabupaten Lampung
Timur sekaligus mentor dan semua pemegang program. Penerapan
aktualisasi nilai-nilai dasar kegiatan 1 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1
Nilai Organisasi
Kegiatan penyusunan bagan alir ini diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan publik yang responsif, mudah dan murah, serta
aksesibel.
32
D. Analisis Dampak
Apabila kegiatan pertama ini tidak dilaksanakan maka kegiatan
aktualisasi yang telah direncanakan pun tidak akan bisa berjalan
dengan baik karena tidak ada kerjasama dan dukungan dari pihak
lain yang terlibat sebagai satu kesatuan di instansi tempat bekerja.
Permohonan ke
Perizinan
Pengantar ke
Sekretariat TKPRD
Verifikasi berkas
sesuai Perda
RTRW
Gambar 4.1.1
Rapat Koordinasi
Koordinasi dengan Mentor dan
pemegang program
2. Aktualisasi Kegiatan 2
Kegiatan yang kedua adalah menyusun format layanan rekomendasi izin
sebagai tim TKPRD format yang berupa form usulan izin yang akan
dimasukkan datanya dalam usulan Forum Group Discussion TKPRD
bersama stakeholders .Adapun penerapan aktualisasi nilai-nilai dasar dapat
dilihat pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2
33
Kegiatan 2: Menyusun Format Layanan Rekomendasi Izin Sebagai Tim
TKPRD.
34
Nilai Organisasi
Kegiatan penyusunan bagan alir dan form layanan ini diharapkan
dapat meningkatkan pelayanan publik yang responsif, mudah dan
murah, serta aksesibel.
C. Analisis Dampak
Kegiatan ini membantu agar dalam penyusunan dan pembuatan materi
FGD menjadi mudah dan tersusun hingga dalam menyusun dokumen
perizinan dengan Tim TKPRD lebih cepat dan tepat dan data pemohon
tercantum di form layanan
Gambar 4.2.1
Menyusun Format Layanan Gambar 4.2.2
Rekomendasi Izin Sebagai Tim
TKPRD.
35
3. Aktualisasi Kegiatan 3
Tabel 4.3
Nilai Organisasi
Kegiatan penyusunan bagan alir dan form layanan ini diharapkan
dapat meningkatkan pelayanan publik yang responsif, mudah dan
murah, serta aksesibel.
D. Analisis Dampak
Kegiatan ini membantu agar keputusan pengajuan perizinan
dengan cara FGD bertujuan agar keputusan dapat diambil dengan
mempertimbangkan beberapa aspek agar tidak terjadi sesuatu hal
yang dapat menyebabkan kerugian terhadap lingkungan dan
masyarakat
37
Gambar 4.3 Lampiran Hasil Kegiatan 3
Gambar 4.3.1
4. Aktualisasi Kegiatan 4
Tabel 4.4
Kegiatan 4: Audiensi ke Bidang Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR)
38
Discusion ke sekertariat TKPRD .
Nilai Organisasi
Kegiatan penyusunan bagan alir dan form layanan ini diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan publik yang responsif, mudah dan murah,
serta aksesibel.
D. Analisis Dampak
Apabila kegiatan ini tidak terlaksana atau tidak dapat terlaksana dengan
baik, maka akan memberi dampak luas terhadap pembangunan di
Kabupaten Lampung Timur.dan terhambatnya proses perolehan izin
pemohon .
Gambar 4.4.2
Gambar 4.4.1
39
5. Aktualisasi Kegiatan 5
Tabel 4.5
Kegiatan 5: Implementasi Layanan Rekomendasi
40
Nilai Organisasi
Kegiatan penyusunan bagan alir dan form layanan ini diharapkan
dapat meningkatkan pelayanan publik yang responsif, mudah dan
murah, serta aksesibel.
D. Analisis Dampak
Apabila rekomendasi izin telah terbit dan masiah ada catatan
terhdapat pemohon apabila tidak dilaksanakan oleh pemohon
akan berdampak dicabutnya izin yang telah disetujui
Gambar 4.5.2
41
BAB V
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Habituasi di tempat kerja dilaksanakan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar ASN yang termuat dalam ANEKA, serta menerapkan peran dan
kedudukan ASN dalam NKRI seperti manajemen ASN, Whole of
Government, dan Pelayanan Publik di Kantor Badan Perancanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Lampung Timur
4.2 SARAN
Pelatihan Dasar ASN merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk
dilaksanakan sedini mungkin. Hal ini dikarenakan implementasi atau proses
42
habituasi memerlukan waktu yang lebih banyak dalam rangka memahami
lingkungan kerja baru. Aktualisasi dari rancangan yang telah dibuat serta
adanya inovasi yang diajukan oleh Calon ASN merupakan bentuk turut
serta Calon ASN untuk meningkatkan kinerja dari unit tempatnya bekerja.
Kedepannya diharapkan, dengan adanya aktualisasi yang dilakukan
dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN yang telah disampaikan selama
masa di kelas, akan timbul dampak positif di masa yang akan datang yang
membuat citra ASN di Indonesia menjadi positif.
43