Jl. Kasuari Raya , Kav.1A & 1B, Kota Jababeka, Cikarang Baru, Kabupaten Bekasi Jawa Barat 17550
Telp. 021-89840745 Fax. 021-89835839
DAFTAR PUSTAKA
TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN ICRA RENOVASI
Menimbang:
Mengingat:
M EMU TU SK AN
KETIGA : Kebijakan ini mengatur tentang penilaian resiko infeksi yangdapat terjadi
akibat debu pembangunan baru atau perbaikan gedung di Rumah Sakit
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya
Di tetapkan di : Cikarang
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang maha Esa sehingga pada akhirnya
penyusunan buku Panduan ICRA Renovasi pada RS Harapan Keluarga dapat terselesaikan dengan
baik. Panduan ini disusun dengan maksud untuk memudahkan dalam melakukan pelayanan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
Panduan ini bersifat dinamis dan dapat ditinjau kembali seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta penyempurnaan peraturan yang berlaku untuk
meningkatkan pelayanan di RS Harapan Keluarga Dengan demikian kami mengharapkan kritik
dan saran dari berbagai pihak demi menyempurnakan panduan ini.
BAB I
DEFINISI
A. PENGERTIAN
ICRA (Infection Control Risk Assessment) adalah proses menetapkan risiko potensial
dari transmisi udara yang bervariasi dan kontaminasi melalui air kotor dalam fasilitas
pelayanan kesehatan selama konstruksi, renovasi dan kegiatan maintenance.
Kegiatan ICRA merupakan multidisiplin, proses kolaborasi yang mengevaluasi
jenis/macam kegiatan konstruksi dan kelompok risiko untuk klasifikasi penetapan
tingkat.
1. Komite PPI yang bertugas untuk membuat ICRA dan memberikan pendidikan dan
pelatihan;
2. Bagian Tehnik untuk memfasilitasi dengan memberikan peraturan perundangan dan
perijinan;
3. Sanitasi Lingkungan, terkait dengan pembuangan limbah (baku mutulimbah);
4. Tim K-3 RS untuk melakukan edukasi dan supervisi tentang keamanan dan keselamatan;
5. Pimpinan Proyek sebagai pelaksana konstruksi dan renovasi bangunan.
BAB III
TATA LAKSANA
B. KEGIATAN PEMBANGUNAN
Dalam melakukan kegiatan pembangunan, ditentukan terlebih dahulu tipe/jenis aktifitas
debu yang dihasilkan, potensi terbentuknya aerosol udara, durasi dari aktifitas, dan jumlah
sistem HVAC.
Pedoman Petunjuk Tipe Aktifitas Konstruksi :
1. Langkah Pertama
Menggunakan tabel berikut untuk melakukan identifikasi type/jenis konstruksi
kegiatan proyek (Type A-D).
TYPE KRITERIA
Inspeksi dan kegiatan non-invasif
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
Mengganti ubin langit-langit (plafon) untuk inspeksi visual saja.
TIPE
Misalnya terbatas pada 1 genting/plafon per 50 meter persegi.
A
Pengecatan (tetapi tidak dengan pengamplasan)
Dinding meliputi pekerjaan listrik, pipa kecil, dan kegiatan yang tidak
menghasilkan debu atau memerlukan pembongkaran dinding atau akses
ke langit-langit selain untuk pemeriksaan yang kelihatan.
TIPE Skala kecil, kegiatan durasi pendek yang menghasilkan debu minimal
B Termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
TYPE KRITERIA
Pembukaan tidak lebih dari satu ceiling ubin per 10 ubin
Pemasangan kabel telepon dan komputer
Pembongkaran dinding atau atap dimana penyebaran debu dapat
dikontrol
Renovasi kecil dari suatu ruangan
Pengamplasan dinding basah
Akses ke ruang terbuka
Pekerjaan yang menghasilkan debu yang banyak
Termasuk, tapi tidak terbatas pada :
Pengamplasan dinding kering, untuk pengecatan atau penutup dinding
Pembongkaran dinding, merobohkan dinding kering atau menyelesaikan
bangunan, dimana pekerjaan terbatas satu kamar
Pembongkaran dinding atau pembangunan tembok baru
TIPE
Pekerjaan kecil saluran, pipa, listrik di langit-langit (tidak termasuk
C
pembongkaran atau instalasi);
Renovasi ruangan yang ada
Menarik kabel utama dari beberapa kamar ke jalur akses yang
dibutuhkan
Kegiatan apapun yang tidak dapat diselesaikan dalam shift kerja tunggal.
Setiap aktifitas yang tidak memerlukan penutup/barrier yang tidak
memenuhi syarat sebagai tipe D
2. Langkah Kedua
Identifikasi group pasien yang berisiko.
Risiko
Risiko Menengah Risiko Tinggi Risiko Highest
Rendah
Area Cardiology HCU Tempat Perawatan
perkantoran Echocardigraphy IGD Pasien
Koridor Endoscopy Laboratorium Imunosupresan
Umum Nuclear Medicine Klinik, Spesimen Bank Darah
Bayi Oncology
E. BARRIER/PENGHALANG
1. Ada pintu yang dapat menjadi penghalang ICRA bagi pekerja proyek dengan paparan
ruangan. Ini akan dapat dilaksanakan dengan memperhatikan kontruksi ruang, jenis
kegiatan, dan kelompok risiko.
2. Penghalang yang mengkin ditentukan :
a. A. Polyethylene;
b. Halaman, disamping pintu masuk zona kerja;
c. Menutup langit-langit, ruangan, tempat-tempat interstitial,dan lain-lain;
d. Metode penutupan lain yang sesuai dengan ketentuan ICRA.
3. Penghalang plastik dapat dipakai dengan bingkai logam menggunakan semprot
perekat, sekrup,dan lain-lain;
4. Hambatan dinding kering bisa dengan memiliki sendi dan sekrup ditutupi atau disegel;
5. Flaps Polyethylene ganda yang digunakan sebagai pintu masuk ke tempat kerja harus
tumpang tindih maksimal 2 meter;
6. Jika pintu masuk berengsel digunakan untuk pintu penghalang, sebuah mesin udara
2000 CFM negatif yang besar harus digunakan untuk memastikan 100 kaki permenit
udara keluar dari ruang kerja, ini dapat dimodifikasi dengan ruangan yang kecil;
7. Bukaan pintu ganda mungkin diperlukan sebagai airlock dan PPE area. Hanya satu
pintu yang boleh dibuka pada suatu waktu, pengecualian dibuat untuk pengiriman
barang besar. Dua pintu dibuka secara bersamaan harus diminimalkan.
K. PEMANTAUAN LINGKUNGAN
1. PM, Keselamatan Departemen, IC akan menentukan kapan sampling udara
diperlukan;
2. Kontraktor mendokumentasikan visual konfirmasi tekanan negatif pada Negatif Air
Presure Log Verifikasi;
3. Pemilik boleh memilih untuk memonitor kualitas udara seluruh proyek;
4. PM dan kontraktor mungkin diperlukan untuk menyelesaikan setiap hari Check List
monitor kepatuhan konstruksi pengendalian infeksi sehari-hari.
M. PENGAWASAN
1. PM, IC dan fasilitas kesehatan akan memastikan kepatuhan dalam menjalankan
kebijakan ini, dan mereka mempunyai wewenang untuk menghentikan semua
pekerjaan jika kegiatan berisiko terhadap pasien, staf, dan publik;
2. Individu yang tidak bersertifikat tidak mempunyai pelatihan valid diminta untuk
meninggalkan fasilitas;
3. ICRA memantau kepatuhan konstruksi dengan melihat inspeksi dari ICRA dan zona
kerja;
4. Ketidakpatuhan akan segera ditindaklanjuti melalui komunikasi verbal dan kemudian
melalui dokumen tertulis. Rincian pelanggaran akan dikirim ke PM, IC, dan Fasilitas
Departemen dan akan ditempatkan di file proyek. Selanjutnya ulasan akan dibahas
dalam proyek dan pertemuan konstruksi;
5. Pelanggaran kebijakan ini dapat mempengaruhi status sebagai kontraktor yang
berkualitas untuk panawaran selanjutnya;
6. PM akan memberitahukan Assosiated Director sesuai facilities jika kontraktor
melakukan pelanggaran ulang;
ASPERGILLUS FUMIGATUS
ASPERGILLUS FUMIGATUS
• Penyebab tersering Aspergillosis :
- Invasive;
- Non Invasive.
• > 50% Invasive Aspergillosis;
• Mampu berkembang sampai suhu 55⁰ C;
• Terdapat dimana mana (lembab);
• Invasive Aspergillosis;
- Diagnosis Sulit;
P. KETERLIBATAN KOMITE PPI/TIM PPI DALAM ASPEK PENGENDALIAN
Mortalitas > 50 %.
Q. KESIMPULAN
1. IPCO Harus Dilibatkan dalam Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan;
2. Pelatihan terhadap Pekerja Bangunan;
3. Tentukan Alur Pekerja, Bahan Material dan Sampah Bangunan;
4. Pekerjaan Tidak Boleh Dimulai Sebelum “Penilaian Risiko” Lengkap Dilakukan;
5. Waspada Terhadap “CONSTRUCTION RELATED NOSOCOMIAL INFECTIONS”
Aspergillosis;
Legionellosis.
6. Fokus Perhatian
Lingkungan Sekitar Area;
Sistem Pipa Air;
Sistem Ventilasi.
7. Renovasi di Rumah Sakit berbeda karena Pasien lebih Memerlukan Kualitas Udara
yang Baik;
8. Syarat Penting dalam Desain
Suplai Air Bersih dan Listrik Konstan 24 Jam / Hari;
Jumlah dan Jarak Tempat Tidur Adekuat;
Ventilasi sesuai Prinsip PPI;
Sanitasi Untuk :
- Pasien;
- Pengunjung;
- Staf Rumah Sakit;
- Lantai dan Permukaan;
- Bahan yang Mudah Dibersihkan.
BAB IV DOKUMENTASI
ICRA DAMPAK
DARI RENOVASI DAN KONSTRUKSI
017/SPO/RSHK/VII/2022 0 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Prosedur Direktur
Operasional
05 Juni 2022
(dr. Eko Budi Heryanto, MM)
Pengertian Suatu proses untuk mencegah risiko penularan penyakit melalui udara, uap
air dari fasilitas rumah sakit pada saat pembangunan, renovasi dan
pemeliharaan
017/SPO/RSHK/VII/2022 0 2/3
017/SPO/RSHK/VII/2022 0 3/3
Prosedur 10. Lakukan koordinasi dengan PPI pada desain yang berkaitan
LEVEL I
No. Dokumen Revisi ke- Halaman
018/SPO/RSHK/VII/2022 0 1/2
Pengertian Suatu Proses untuk mencegah risiko penularan penyakit akibat dari
tindakan konstruksi dan renovasi bangunan Level I.
018/SPO/RSHK/VII 0 2/2
/2022
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Prosedur Direktur
Operasional
05 Juni 2022
(dr. Eko Budi Heryanto, MM)
Ruang Lingkup 1. Semua Unit;
2. Perencanaan;
3. PPI/IPCN;
4. Pihak Kontraktor;
5. K3.
ICRA DAMPAK DARI
019/SPO/RSHK/VII/2022 0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Prosedur Direktur
Operasional
05 juni 2022
(dr. Eko Budi Heryanto, MM)
Pengertian Suatu proses untuk mencegah risiko penularan penyakit akibat dari tindakan
konstruksi dan renovasi bangunan Level II.
Prosedur 4. Sediakan sarana aktif untuk mencegah debu udara dari penyebaran ke
atmosfer;
5. Air kabut permukaan kerja untuk mengendalikan debu pada waktu
pemotongan;
6. Seal pintu yang tidak terpakai dengan lakban;
7. Tempatkan tirai debu di pintu masuk dan keluar area kerja;
SPO ICRA DAMPAK DARI
019/SPO/RSHK/VII/2022 0 2/2
Prosedur 8. Hilangkan atau isolasi sistem HVAC (Heating, Ventilation, dan Air
Conditioning) yang sedang dilaksanakan;
9. Setelah selesai kegiatan, lap permukaan kerja dengan pembersihan /
desinfektan;
10. Tutup wadah yang berisi limbah konstruksi sebelum dipindahkan
harus tertutup rapat;
11. Pel basah atau vacuum dengan HEPA filter, vakum sebelum
meninggalkan area;
6. Kembalikan sistem HVAC dimana pekerjaan dilakukan setelah semua
pekerjaan selesai
Ruang Lingkup 7. Semua Unit;
8. Perencanaan;
9. PPI/IPCN;
Pihak Kontraktor;
10. K3.
ICRA DAMPAK
020/SPO/RSHK/VII/2022 0 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Prosedur Direktur
Operasional
05 Juni 2022
(dr. Eko Budi Heryanto, MM)
Pengertian Suatu proses untuk mencegah risiko penularan penyakit akibat dari tindakan
konstruksi dan renovasi bangunan Level III.
05 Juni 2022
(dr. Eko Budi Heryanto, MM)
Prosedur 4. Jaga tekanan udara negatif di dalam tempat kerja dengan
menggunakan HEPA unit yang dilengkapi dengan penyaringan;
5. Tutup dengan rapat wadah tempat limbah konstruksi sebelum di
transportasikan kalau perlu diberi tali jika penutup tidak kuat;
6. Jangan menghilangkan barier/penghalang dari area kerja sampai
proyek selesai diperiksa oleh Komite PPIRS (pembersihan oleh
bagian kebersihan RS);
7. Hilangkan barier/penghalang material dengan hati-hati untuk
meminimalisasi penyebaran dari kotoran dan puing –puing yang
terkait dengan konstruksi
8. Bersihkan area kegiatan dengan lap basah dan desinfektan;
9. Kembalikan sistem HVAC setelah semua kegiatan selesai.
Ruang Lingkup 11. Semua Unit;
12. Perencanaan;
13. PPI/IPCN;
14. Pihak Kontraktor;
15. K3.
ICRA DAMPAK
021/SPO/RSHK/VII/2022
0 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Prosedur Direktur
Operasional
05 Juni 2022
(dr. Eko Budi Heryanto, MM)
Pengertian Suatu proses untuk mencegah risiko penularan penyakit akibat dari
tindakan konstruksi dan renovasi bangunan Level IV.
Prosedur 10. Isolasi sistem HVAC di area kegiatan untuk mencegah kontaminasi
system saluran;
11. Lengkapi semua barieer penting yaitu sheetrock, plywood, plastic
untuk menutup area dari area yang tidak untuk kerja atau menerapkan
metode pengendalian kubus (gerobak dengan penutup plastik dan
koneksi disegel ketempat bekerja dengan HEPA vakum untuk
menyedot debu sebelum keluar) sebelum konstruksi dimulai;
ICRA DAMPAK