1.
2.
3.
4.
5.
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKA TENGAH
i
Nomor : / / /2018
TENTANG
Menimbang :
a. Bahwa dalam rangka pelaksanaan program pencegahan, pengendalian
Infeksi dan resistensi antimicroba di Rumah Sakit Umum Daerah
Bangka Tengah , diperlukan suatu kebijakan yang mengaturnya.
b. Bahwa untuk pengaturan poin a tersebut diatas perlu menyusun
kebijakan tentang pedoman penilaian risiko akibat dampak
pembangunan atau renovasi di Rumah Sakit Umum Daerah Bangka
Tengah.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut pada huruf a
dan huruf b, maka perlu menetapkan Keputusan Direktur tentang
kebijakan tentang pedoman penilaian risiko akibat dampak
pembangunan atau renovasi di Rumah Sakit Umum Daerah Bangka
Tengah.
Mengingat :
1. Undang – undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang – undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit .
3. Undang – undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2014 Tentang
Tenaga Kesehatan
4. Keputusan Direktur PT.Rigita Medika Mulya Nomor:06/IV/2013 tentang
pengangkatan dr.Tatiek Wahjuningtyas, MARS sebagai Direktur RS
Mulya.
MEMUTUSKAN
ii
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
BANGKA TENGAH TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN
ATAU RENOVASI (PENILAIAN RISIKO AKIBAT DAMPAK
PEMBANGUNAN ATAU RENOVASI/INFECTION CONTROL RISK
ASSESSMENT/ICRA)
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan bila terdapat
kekeliruan dikemudian hari, maka akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Koba, 2018
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Bangka Tengah
DAFTAR ISI
iii
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
I.2 Tujuan ....................................................................................................... 1
I.3 Sasaran ...................................................................................................... 1
I.4 Pengertian ................................................................................................. 2
I.5 Landasan Hukum ...................................................................................... 4
BAB IV ALUR
IV.1 Pembangunan atau renovasi .......................................................................10
IV.2 Uraian alur pembangunan atau renovasi ....................................................10
IV.3 Pembangunan atau renovasi dikerjakan oleh Pihak Ke-3 ..........................11
IV.4 Uraian alur pembangunan atau renovasi dikerjakan oleh
pihak ke – 3 ...............................................................................................12
IV.5 Pelaksana pembangunan atau renovasi.......................................................13
IV.6 Uraian tugas.................................................................................................13
iv
BAB VI LANGKAH – LANGKAH ICRA RENOVASI/PEMBANGUNAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami rahmat kesehatan
dan karunia Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Pedoman Pembangunan atau
Renovasi (Penilaian risiko akibat dampak renovasi atau konstruksi/ICRA)
Dengan adanya Pedoman ini kami harapkan dapat bermanfaat bagi semua yang terkait di
Rumah Sakit Umum Daerah Bangka Tengah dan dapat melaksanakan pedoman dengan aman,
v
efektif, dan efisien untuk memenuhi kebutuhan perawatan pasien serta memberikan keamanan
dan kenyamanan untuk pasien, pengunjung, staf, management serta masyarakat sekitar.
Pedoman ini diharapkan adanya saran dan kritik yang positif sehingga Pedoman Pembangunan
atau Renovasi (Penilaian risiko akibat dampak renovasi atau konstruksi/ICRA
Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan
Pedoman Pembangunan atau Renovasi (Penilaian risiko akibat dampak renovasi atau
konstruksi/ICRA) Rumah Sakit Umum Daerah Bangka Tengah ini kami ucapkan terima kasih.
TIM PENYUSUN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 TUJUAN
I.2.1 Sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan maupun renovasi di
lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Bangka Tengah, sehingga keselamatan
pasien, karyawan dan masyarakat disekitar Rumah Sakit Umum Daerah Bangka
Tengah.
I.2.2 Mencegah dan pengendalian infeksi selama berlangsungnya pengerjaan proyek.
I.2.3 Sebagai acuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program pencegahan dan
pengendalian infeksi
I.2.4 Untuk mengontrol terjadinya penyebaran infeksi yang ditularkan melalui udara
dan air di daerah lingkungan Rumah Sakit selama waktu renovasi, konstruksi
dan pemeliharaan bangunan
I.2.5 Tercapainya penurunan risiko akibat tersebarnya jamur atau bakteri di udara
melalui debu atau aerosol, debu dan lainnya
I.2.6 Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit meliputi kualitas pelayanan,
manajemen risiko, clinical governance.
.
I.3 SASARAN
Seluruh petugas dapat mengerti dan mampu melaksanakan pembangunan maupun
renovasi dilingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Bangka Tengah sesuai panduan
pembangunan atau renovasi Rumah Sakit Umum Daerah Bangka Tengah dengan
mengutamakan keselamatan pasien, karyawan dan masyarakat disekitar Rumah Sakit
Umum Daerah Bangka Tengah.
I.4 PENGERTIAN
I.4.1 Pembangunan
1
Proses membuat struktur bangunan maupun prasarana yang sebelumnya tidak
ada dalam bangunan Rumah Sakit Umum Daerah Bangka Tengah menjadi ada
I.4.2 Renovasi
Proses perbaikan suatu struktur bangunan maupun prasarana yang sebelumnya
sudah ada, dalam bangunan Rumah Sakit Umum Daerah Bangka Tengah
I.4.8 Konstruksi
Adalah suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah
bidang arsitektur atau teknik sipil,
I.4.9 Mitigasi
Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana.
1.4.10 Bencana
Adalah rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
2
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis. Bencana dapat berupa kebakaran, tsunami, gempa bumi, letusan
gunung api, banjir, longsor, badai tropis, dan lainnya.
3
I.5 LANDASAN HUKUM
I.5.1 Undang – undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
I.5.2 Undang – undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
I.5.2.1 Pasal 7 tentang persyaratan
I.5.2.2 Pasal 8 tentang lokasi
I.5.2.3 Pasal 9 tentang bangunan
I.5.2.4 Pasal 10 tentang sarana
I.5.2.5 Pasal 11 tentang prasarana
I.5.3 UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
I.5.4 Undang – undang no 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
I.5.5 Kepres Nomor 22 tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul Karena Hubungan
Kerja
I.5.6 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 Tentang Pedoman
persyaratan teknis bangunan gedung.
I.5.7 Permenkes nomor 147/Menkes/Per/I/2010 tentang Perijinan Rumah Sakit
I.5.8 Permenkes No.1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
I.5.9 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
382/Menkes/SK/III/2002 tentang Pedoman Pelayanan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya.
I.510 Kepmenkes nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
I.5.11 Kepmenkes nomor 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit
I.5.12 Pedoman teknis Sarana dan Prasarana rumah sakit kelas C
I.5.13 KEPUTUSAN DIREKTUR
4
BAB II
RUANG LINGKUP
II.4 Laporan
II.5 Penutup
5
BAB III
PENGANTAR ICRA
III.1 Renovasi dan pembangunan sebagai salah satu sumber risiko infeksi jamur yang
didapat di RS, meliputi :
III.1.1 Aspergillus
III.1.2 Fusarium
III.1.3 Scedosporium
III.1.4 Zygomecetes
III.1.5 Lainnya
III.2 Pembangunan dan renovasi dapat menyebabkan sumber infeksi dan terjadinya
gangguan pada :
III.2.1 Layanan esensial:
III.2.1.1 Tempat tidur rumah sakit
III.2.2.2 Kelistrikan
III.2.2.3 Air
III.2.2.4 HVAC (penghangat, ventilasi, AC)
III.2.2 Suara & getaran
III.2.3 Debu
III.3 Saat pembangunan dan renovasi yang rawan terinfeksi adalah pasien dengan
III.3.1 Defek barrier : kulit dan mukosa
III.3.2 Defek imunitas :
III.3.2.1 Selular : Makrofag dan Neutrofil
III.3.2.2 Didapat : alergi dan asma
III.3.2.3 Transpaltasi
III.3.2.3.1 Sel Stem
III.3.2.3.2 Organ solid
III.3.2.4 Sistik fibrosis
III.3.2.5 Bayi Prematur
III.3.2.6 Penyakit premature
III.3.2.7 Luka bakar
III.3.2.8 Onkologi
III.3.2.8.1 Leukimia
III.3.2.8.2 Kemoterapi & radiasi
III.3.2.8.3 Kortikosteroid dosis tinggi
III.3.2.9 TB
III.3.2.10 Diabetus mellitus (dialysis)
III.3.2.11 AIDS/HVS stase akhir
III.3.2.12 Bedah
6
III.4.1 Biasanya ditemukan dibagian onkologi, hematologi, transplantasi
organ, NICU dan unit bedah
III.4.2 Lokasi lain :
III.4.2.1 Medis/Bedah
III.4.2.2 Terapi respirasi
III.4.2.3 Bangsal biasa
III.4.2.4 Poli umum/spesialis dan UGD
III.4.3 Rujukan dan komplikasi
Pertimbangan termasuk:
III.5.1.1 Jumlah, lokasi, dan tipe isolasi infeksi airborne dan ruang
isolasi (protective environment room)
III.5.1.2 Lokasi ventilasi dan filtrasi khusus, seperti ruang tunggu
IGD.
III.5.1.3 Alur udara dan ventilasi diperlukan di ruang operasi, isolasi,
laboratorium, dan ruang khusus lainnya.
III.5.1.4 Sistem saluran air yang membatasi kuman patogen yang
dibawa air (waterborne).
III.5.1.5 Sentuhan akhir dan permukaan.
III.5.2 Konstruksi
Bangunan dan area yang diantisipasi terpengaruhi oleh konstruksi harus
mengikuti pertimbangan sebagai berikut:
III.5.2.1 Dampak mengganggu pelayanan esensial terhadap pasien
dan karyawan
III.5.2.2 Menentukan bahaya (hazard) spesifik & menentukan
tingkatan masing-masing.
III.5.2.3 Lokasi pasien berdasarkan kerentanan terhadap infeksi &
penentuan risiko masing-masing.
7
III.5.2.4 Dampak potensi pemadaman, atau kedaruratan dan
perlindungan pasien selama pemadaman yang terencana
ataupun tiba-tiba
III.5.2.5 Penilaian aktivitas konstruksi luar dan dalam.
III.5.2.6 Lokasi bahaya yang dikenal.
III.5.3 Mitigasi
8
III.5.4 Alat pelindung diri yang digunakan pekerja pada saat pembangunan/
renovasi, diantaranya :
III.5.4.1 Penutup kepala/helm
III.5.4.2 Kaca mata pelindung
III.5.4.3 Masker
III.5.4.4 Kartu identitas
III.5.4.5 Baju lengan panjang
III.5.4.6 Sabuk pengaman/full body hardness
III.5.4.7 Sepatu pengaman/safety
III.5.4.8 Ear muff
III.5.4.9 Sarung tangan
9
BAB IV
ALUR PEMBANGUNAN ATAU RENOVASI
Inspeksi oleh
Ka. Unit Kepala Bagian Umum :
IPSRS, PPI,
K3RS 1. Melakukan
penggambaran
Pengajuan 2. Menyusun RAB
pembangunan Analisa Dampak (budget)
& Renovasi terhadap pelayanan
oleh user : (Melibatkan K3RS, Approval
Usulan tertulis PPI, KKP, user )
Jajaran Direksi RS/PT
lengkap (penentuan pelaksana
dengan detail
pekerjaan RS/pihak ke-
yang 3)
diharapkan.
IV.2 Uraian alur pembangunan atau renovasi dikerjakan oleh RSUD Bangka Tengah
IV.1
SerahUser mengajukan
Terima Unit permohonan
Pembersihanpembangunan/renovasi
sisa secara
Pengerjaan tertulis kepada
Proyek
ke user Proyek
Bagian Umum disertai analisa permohonan. pembangunan /
Renovasi
IV.2 Kepala bagian umum berkoordinasi dengan PPI, K3RS, KPS untuk melakukan
inspeksi area yang diusulkan.
IV.3 Kepala bagian, Kepala unit IPSRS, PPI dan resistensi antimikroba, dan Komite
Patient Safety melakukan pengecekan lokasi yang akan diusulkan
pembangunan /renovasi.
IV.4 PPI menentukan tim identifikasi dan mengundang untuk pertemuan dengan
agenda identifikasi/pengkajian (identifikasi control risk assessment)
IV.5 Kepala bagian umum membuat usulan RAB renovasi / pembangunan.
IV.6 Kepala bagian umum membuat usulan tertulis kepada direktur ditembuskan ke
direktur PT untuk meminta arahan dan permohonan persetujuan atas rencana
pembangunan atau renovasi.
IV.7 Setelah mendapat persetujuan kepala bagian umum berkoordinasi dengan
Ka.Unit PSRS sebagai penanggung jawab harian pelaksanaan pembangunan,
KPPI dan Resistensi Antimikroba, Tim Keselamatan Pasien dan Tim K3RS untuk
pelaksanaan pembangunan/renovasi.
IV.8 Selesai pembanguanan Ka. Unit PSRS berkoordinasi dengan KPPI dan Resistensi
Antimikroba, Tim Keselamatan Pasien dan Tim K3RS .
IV.9 Kepala bagian umum melakukan serah terima hasil pembangunan atau renovasi
kepada user.
11
IV.4 Uraian alur pembangunan atau renovasi dikerjakan oleh pihak ke – 3/vendor
IV.4.1 User mengajukan permohonan pembangunan/renovasi secara tertulis
kepada Bagian Umum disertai analisa permohonan.
IV.4.2 Kepala bagian umum berkoordinasi dengan KPPI, K3RS, KPS untuk
melakukan inspeksi area yang diusulkan.
IV.4.3 Kepala bagian, Kepala unit PSRS, KPPI dan resistensi antimikroba, dan
Komite Patient Safety melakukan pengecekan lokasi yang akan
diusulkan pembangunan /renovasi.
IV.4.4 KPPI menentukan tim identifikasi dan mengundang untuk pertemuan
dengan agenda identifikasi/pengkajian (identifikasi control risk
assessment)
IV.4.5 Kepala bagian umum membuat usulan RAB renovasi / pembangunan.
IV.4.6 Kepala bagian umum membuat usulan tertulis kepada direktur
ditembuskan ke direktur PT untuk meminta arahan dan permohonan
persetujuan atas rencana pembangunan atau renovasi.
IV.4.7 Setelah permohonan pembangunan atau renovasi telah disetujui,
melakukan proses tender, dengan melibatkan unit terkait dan direktur
rumah sakit dan direktur PT.
IV.4.8 Pelaksanaan renovasi/pembangunan.
IV.4.9 Selesai pembanguanan Ka. Unit PSRS berkoordinasi dengan KPPI dan
Resistensi Antimikroba, Tim Keselamatan Pasien dan Tim K3RS .
IV.4.10 Pihak ke – 3 melakukan serah terima dan uji fungsi dengan kepala
bagian umum
IV.9 Kepala bagian umum melakukan serah terima hasil pembangunan atau
renovasi kepada user.
12
IV.5 Pelaksana pembangunan atau renovasi :
IV.5.1Swakelola
Pelaksanan pembangunan atau renovasi dilakukan sendiri oleh pihak
Rumah Sakit Umum Daerah Bangka Tengah
IV.5.2Pihak ketiga/vendor
Pelaksanan pembangunan diserahkan kepada pihak lain diluar (pihak
ketiga) tidak dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Bangka
Tengah
13
bangunan bersama sama dengan penanggung jawab dan
pengawas proyek/Ka. Unit PSRS
IV.6.3 K3 RS
IV.6.3.1 Melakukan pengawasan terhadap kepatuhan penggunaan
APD.
14
IV.6.3.2 Melakukan identifikasi risiko kecelakaan dan
pencegahan :
IV.6.3.2.1 Jatuh : menggunakan sabuk pengaman,
pemasangan jaring, penggunaan
scaffolding
IV.6.3.2.2 Kejatuhan : pemakaian helm pemgaman,
pemasangan rambu/marka dan
pemasangan jaring
IV.6.3.2.3 Luka : memakai sarung tangan
IV.6.3.2.4 Sakit mata : mamakai kaca mata
15
IV.6.4.7 Memastikan pekerjaan daerah proyek benar-benar
dibersihkan setelah pekerjaan selesai sebelum menerima
pelayanan
IV.6.4.8 Mengkoordinasikan inspeksi pembersihan akhir dengan
Pengendalian Infeksi sebelum pembukaan / membuka
kembali daerah yang telah direnovasi atau konstruksi..
16
17
BAB V
TATA KELOLA
V.2.6 Undangan
V.2.6.1 Penyebaran informasi sebelum pelaksanaan.
V.2.6.2 Pencegahan dan pengendalian infeksi
18
V.2.7.5.4 Area lain yang terkait risiko
V.2.7.5.5 Karakteristik perawatan medis
V.2.7.5.6 Pelayanan yang tersedia
V.2.7.6 Mengidentifikasi kelompok risiko dengan cara melihat beberapa hal
antara lain :
V.2.7.6.1 Organisme resistensi antibiotik
V.2.7.6.2 Kegagalan aktivitas pencegahan
V.2.7.6.3 Aktivitas isolasi
V.2.7.6.4 Kebijakan dan prosedur
V.2.7.6.5 Kesiapan RS/unit
V.2.7.6.6 Healtcare-Asicieted Infection (HAIs)
V.2.7.6.7 Lingkungan
V.2.7.6.8 Kesehatan petugas
V.2.7.6.9 lain - lain
V.2.7.7 Menentukan tiga nilai untuk tiap faktor risiko :
V.2.7.7 Probabilitas/kemungkinan terjadinya kejadian
V.2.7.7 Dampak/keparahan
V.2.7.7 Sistem yang berlangsung saat ini
19
V.2.7.8.12.5 Pengujian harus konsisten
V.2.7.8.12.6 Membahas seluruh daftar risiko
V.2.7.8.12.7 Menentukan seseorang untuk
menghitung nilai risiko
20
DEFINISI KEGIATAN PEMBANGUNAN/RENOVASI/KONSTRUKSI
TYPE/
JENIS KONSTRUKSI DESKRIPSI/URAIAN
A Inspeksi dan aktivitas non-invasif/pengawasan tanpa melakukan kegiatan yang besar :
1. Menyingkirkan bagian plafond untuk inspeksi, dengan ukuran tidak lebih besar
dari 1 m2
2. Mengecat (tidak termasuk mengamplas)
3. Mamasang wallpaper, saluran pipa dan kabel listrik , melubangi tembok atau
plafon dalam ruang lingkup kecil dan aktivitas yang dilakukan tidak
menghasilkan debu yang banyak
B Aktivitas skala kecil, durasi pendek/waktu yang dibutuhkan tidak lama, dan
hanya menghasilkan sedikit debu/minimal :
1. Pemasangan kabel telepon dan komputer
2. akses ke chase spaces/membuat ruang antara
3. melubangi tembok atau plafond di mana debu dapat dikendalikan
C Pengerjaan yang menghasilkan debu derajat sedang – berat, atau memerlukan
perobohan atau penghilangan struktur bangunan :
1. Mengamplas dinding/permukaan lain untuk mengecat /pemasangan wallpaper
2. Melepaskan ubin atau keramik, plafond
3. Pemasangan dinding baru
4. Pengerjaan saluran / ducting di atas plafond
5. Aktivitas perkabelan berat
6. Semua aktivitas yang tidak dapat diselesaikan dalam satu shift kerja
D Penghancuran besar maupun pembangunan / konstruksi
1. Kegiatan yang memerlukan beberapa shift
2. Mengharuskan penghancuran berat atau membongkar sistem kabel lengkap
3. Konstruksi/bangunan baru
21
Identifikasi Area di sekitar proyek renovasi untuk mengkaji pengaruh potensial
22
Resiko sedang I II III IV
Resiko Tinggi I II III/IV IV
Resiko Sangat Tinggi II III/IV III/IV IV
Catatan :
Intervensi/masukkan dari KPPI diperlukan ketika kegiatan
pembangunan /renovasi mendekati kelas III atau IV dan prosedur
pengendalian harus dilakukan.
23
VI.4 Langkah 4 Melengkapi Izin ICRA
IZIN RENOVASI/PEMBANGUNAN
DARI
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
NO. IZIN :………/KPP/RSUD-BT/BLN/TAHUN
24
Level 2 RS harus melakukan tindakan aktif guna
1
mencegah penyebaran debu di udara
2 Tutup pintu rapat
3 Kunci jendela
4 Bersihkan permukaan dengan desinfektan
25
26
Pencegahan dan Pengendalian Tindakan (Mark semua yang berlaku)
KELAS SELAMA RENOVASI/PEMBANGUNAN SETELAH SELESAI
RENOVASI/PEMBANGUNAN
I 1. Melakukan pengerjaan dengan metode- Membersihkan area kerja setelah selesai
metode untuk meminimalisir debu bekerja
2. Segera mengganti plafond yang
disingkirkan untuk inspeksi
II 1. Pindahkan atau isolasi sistem HVAC di 1. Jangan pindahkan pembatas dari area
area di mana pekerjaan sedang dilakukan kerja sebelum proyek yang telah
2. Pasang seluruh pembatas untuk membatasi
selesai diinspeksi oleh Tim K3RS dan
area kerja dari area non proyek, dengan
KPPI, serta telah dibersihkan
metode pembatasan dengan plastik dengan
seluruhnya oleh housekeeping.
HEPA vacuum 2. Singkirkan pembatas secara hati-hati
3. Jaga tekanan udara negatif di area proyek
untuk meminimalisir penyebaran debu
dengan menggunakan unit filter udara
dan kotoran terkati dengan konstruksi
dengan HEPA. 3. Vaccum area kerja dengan vaccum
4. Tempatkan limbah konstruksi di tempat
dengan HEPA filter.
yang tertutup rapat. 4. Pel dengan pembersih/desifektan
Tutup kereta transport, tutup dengan penutup 5. Kembalikan HVAC system ke
padat, isolasikan dengan plester. tempatnya
27
plester tempatnya
4. Tutup semua saluran udara
5. Pasang keset untuk mencegah debu di tempat
keluar masuk area proyek
6. Pindahkan atau isolasi sistem HVAC di area
di mana pekerjaan sedang dilakukan
IV 1. Pindahkan atau isolasi sistem HVAC di area 1. Jangan pindahkan pembatas dari
di mana pekerjaan sedang dilakukan area kerja sebelum proyek yang
2. Pasang seluruh pembatas area kerja dari area
telah selesai diinspeksi oleh Tim
non proyek, dengan metode pembatasan
K3RS, serta telah dibersihkan
dengan plastik dengan HEPA vacum
seluruhnya oleh housekeeping
3. Jaga tekanan udara negatif di area proyek
2. Singkirkan pembatas secara hati-
dengan menggunakan unit filter udara dengan
hati untuk meminimalisir
HEPA
penyebaran debu dan kotoran
4. Tutup lubang-lubang dan pipa-pipa dengan
terkati dengan konstruksi.
benar.
3. Tempatkan limbah konstruksi di
5. Buat jalan masuk, semua personil untuk
tempat yang tertutup rapat.
melewati jalan masuk ini, sehingga mereka
4. Tutup kereta transport, tutup dengan
dapat di vaccum dengan HEPA vaccum cleaner
penutup padat, isolasikan dengan
sebelum meninggalkan lokasi proyek, atau
plester.
mereka memakai coverall yang dilepaskan 6. Vaccum area kerja dengan vaccum
saat akan meninggalkan lokasi proyek dengan HEPA filter.
6. Seluruh personil yang akan memasuki lokasi 7. Pel dengan pembersih/desifektan
8. Kembalikan HVAC system ke
proyek diwajibkan menggunakan penutup
tempatnya.
sepatu, yang dilepaskan setiap kali pekerja
meninggalkan lokasi proyek
28
tangga darurat akan terpengaruh oleh proyek ini?
Jika Ya, sebutkan sistem yang terpengaruh dan berapa
lama
Apakah ada B3 atau Bahan mudah terbakar / meledak
yang dibawa ke lokasi proyek?
Jika Ya, bahan apa dan apakah sudah ada MSDSnya?
Apakah ada sistem penanggulangan kebakaran di
lokasi proyek? Adakah pekerja yang terlatih
menggunakannya?
Apakah ada sistem utilitas atau security yang
terganggu?
Jika Ya, sebutkan sistem yang terpengaruh dan berapa
lama
Apakah ada hazard untuk lingkungan sekitar proyek?
Di mana?
Apa?
Bagaimana upaya penanggulangannya?
29
No Identifikasi penilaian dampak Keterangan/uraian
1 Area dengan aktifitas khusus
2 Berkaitan dengan ventilasi, pipa air,
pemadaman listrik akibat pekerjaan
renovasi/pembangunan
3 Pembatasan menggunakan : dinding,
pembatas solid bahan fiber glas, partisi
4 Penggunaan HEPA Filter (jika
diperlukan)
Area renovasi dan
konstruksi/pembangunan harus
dipisahkan dari area yang dihuni selama
proses konstruksi, dan harus bertekanan
negatif dibanding area sekitarnya.
5 Pertimbangkan resiko kerusakan akibat
air. Apakah ada resiko yang mengancam
integritas struktur
6 Jam kerja : Dapatkah pekerjaan
dilakukan di luar jam pelayanan pasien?
7 Apakah perencanaan memerlukan
sejumlah / jenis tertentu wastafel?
30
VI.5 Pemantauan harian Lengkap untuk memastikan pekerja / kontraktor mengikuti
pedoman pengendalian infeksi dan kebijakan.
KOMENTAR / TINDAKAN :
31
Langkah 6. Lengkap pemeriksaan pengendalian infeksi akhir setelah selesai konstruksi /
renovasi.
Peralatan
Dispenser sabun terpasang dan diisi Tissu dispenser terpasang dan diisi
Bendan tajam tidak berserakan Wadah benda tajam terpasang dengan baik
Rumah tangga
Limbah dan kelebihan peralatan / Permukaan dan lantai bebas debu
perlengkapan dihapus
Ventilasi
Hubungan tekanan yang sesuai diverifikasi Air intake / exhaust ventilasi bebas dari
penutup pelindung
KOMENTAR / TINDAKAN :
32
CARA MENGISI FORMULIR – ICRA
Tabel.1
Lampiran Tabel 1
INFECTION CONTROL AND RISK ASSESSMENT (ICRA)
F/KPPI/4/X11/20015
Koba,…………………………….
33
CARA MENGISI FORMULIR – ICRA
Tabel.2
NO NAMA OBYEK URAIAN KETERANG
1 No Nomor Urut
2 Nama Gedung
3 Penggunaan Gedung
RHR Rawat High Risk (ruang rawat inap khusus : isolaso, ICU)
RIU Rawat Inap Umum
RJ Rawat Jalan
NP Non Perawatan
4 Nomor ICRA Sebutkan nomor satker : No Urut
5 Nama Obyek ICRA Nama unit yang berisiko sebagai sumber infeksi
Lampiran Tabel 2
Koba,…………………………….
34
CARA MENGISI FORMULIR – ICRA
Tabel.3
NO NAMA OBYEK URAIAN KETERANG
6 Bagian Obyek ICRA Bagian Unit yang terkena sumber infeksi
G1 Gedung - dinding dalam
G2 Gedung - Dinding luar
G3 Gedung - Langit - langit
G4 Gedung - Lantai
G5 Gedung - Atap
G6 Gedung - lainnya (terdapat vektor, tikus, lalat, kecoa, semut dll)
LC.1 Limbah Cair - Bocor
LC.2 Limbah Cair - Meluber
LC.3 Limbah Cair - Bau
LC.4 Limbah Cair - Mampet
LC.5 Limbah Cair - Lainnya
Peralatan medik - rusak atau tidak layak pakai (contoh belum
PM.1 dikalibrasi/tidak standar
Peralatan Medik - tindakan dekontaminasi dan desinfeksi tidak dilakukan
PM.2 atau tidak standar
PM.3 Peralatan Medik - disposible/single use tetapi di reuse
PNM.1 Peralatan Non Medik - rusak atau tidak layak pakai contoh (tidak standar)
PNM.2 Peralatan non medik - bahan sulit didesinfeksi/dekontaminasi
PNM.3 Peralatan Non Medik - bahan terbuat dari kayu/sejenisnya
Lampiran Tabel 3
35
CARA MENGISI FORMULIR – ICRA
36
Tabel.4
NO NAMA OBYEK URAIAN KETERANGAN
7 JUMLAH Jumlah bagian obyek ICRA (satuan dapat berupa satuan benda atau meter
persegi)
8 FAKTOR RISIKO : Faktor penyebab kemungkinan timbulnya infesi.
FR.1 Berjamur
FR.2 Berdebu
FR.3 Retakan
FR.4 Berkarat
FR.5 Kontaminasi lingkungan (contoh percikan cairan tubuh, limbah cair meluber
diruangan/kamar mandi)
FR.6 Kontaminasi udara
FR.7 Kontaminasi Air
FR.8 Lainnya (terdapat vektor, tikus, nyamuk lalat, kecoa dan sejenisnya
Lampiran Tabel. 4
37
CARA MENGISI FORMULIR – ICRA
Tabel. 5
NO NAMA OBYEK URAIAN KETERANGAN
9 UPAYA Upaya yang telah dilakukan atau diterapkan oleh satuan kerja Diisi apa yang telah
PENGENDALIAN untuk mengurangi kemungkinan dan keparahan terhadap dilakukan oleh satua
dampak risiko infeksi kerja
LEVEL RISIKO Tingkat risiko yang dapat menyebabkan kejadian infeksi di rumah
sakit
Penilaian Level Risiko :
(Keparahan + Kemungkinan + Angka Kejadian HAIS -
(pengendalian + Kepedulian + Edukasi) : TOTAL
* Nilai > 0 = Prioritas Utama = Perlu tindak lanjut segera
* Nilai < - 1 = Prioritas = perlu tindak lanjut dalam periode
tertentu
Penilaian level Risiko
(keparahan + kemungkinan + angka kejadian HAIs) - (pengendalian + kepedulian + Edukasi)
= …………………………………………… TOTAL
Lampiran Tabel. 5
38
INFECTION CONTROL AND RISK ASSESSMENT (ICRA)
F/KPPI/4/X11/20015
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
NO NAMA GEDUNG NO UPAYA SAAT INI K
OBYEK /YANG PERNAH LEVEL RISIKO P PROGRAM TINDAK
E LANJUT N
P ICRA DILAKUKAN A E P B O
E N R E I
N B G A S R J P
G R A K T T B A R
G J G A U A A U K P S T I
U , I R N I P A R A A O
N A F K A D K A N O S H R
A R N A E P N A A S Y G A U I
A I K K J E R N T A R R R N T
N U O T E A N K K P , / A U A S A A
, B O K M D G E E E P N S M M E N P S
G Y R E U I E P S R U P A E D E A B R
E R N E P N A N A E I U N A P N N A M H T E P I P P
D H O K J R A G N D D D M N D N E G G R E A L R O R R
U R U I R K A U U T P D A D D G G N S H U T O R O O
N , I I M S A I H L L K O U A N U O A A M T A UM O G I G G
G C C L I H N A I I A T L N G A M R N U A K N N T R T R R
N R R A K A A I A A S A A G A N A A T A T R I A Y A A A A A
: P A A H O N N s N N I L N - N , N N I N U A T N A L M S M M
Koba…………………………….
39
CARA MENGISI FORMULIR – ICRA
Tabel. 7
NO NAMA OBYEK URAIAN KETERANGAN
11 KEMUNGKINAN Potensi dampak yang dapat terjadi pada pasien dan petugas
1 Tidak berdampak langsung pada pasien dan petugas(bukan unit
perawatan)
2 Dapat berdampak langsung pada pasien
3 Berdampak langsung pada pasien (didapatkan bukti kuman Hais
di ruangan tersebut)
Menyebabkan peningkatan LOS (Leght Of Stay) karena infeksi
4 HAis
12 ANGKA KEJADIAN Data surveylen KPP
HAis Kejadian Hais RS = data kejadian ILO atau IADP atau ISK RSUD Bangka Tenga
1 Ditemukan kejadian Hais dalam 1 (satu)tahun
2 Ditemukan kejadian Hais dalam 6 (enam) bulan
3 Ditemukan kejadian Hais dalam 3 (tiga) bulan
4 Ditemukan kejadian Hais dalam 1 (satu) bulan
40
CARA MENGISI FORMULIR – ICRA
Tabel 6
NO NAMA OBYEK URAIAN KETERANGA
10 KEPARAHAN Risiko yang dinilai berdasarkan area perawatan pasien dan lamanya waktu
kontrak
1 Non Perawatan
2 Rawat Jalan
3 Rawat Inap Umum
4 Rawat High Risk (ruang rawat inap khusus : isolaso, ICU, PICU)
41
CARA MENGISI FORMULIR – ICRA
Tabel. 9
42
CARA MENGISI FORMULIR – ICRA
Tabel. 10
NO NAMA OBYEK URAIAN KETERANGAN
14 KEPEDULIAN Tingkat kepedulian dari staf terhadap risiko infeksi
4 Belum ada kepeduan dari karyawan diarea terkait Sama sekali tidak ada upaya
pencegahan infeksi (sama sekali tidak ada)
3 Sudah didapatkan kepedulian dari area kerja terkait Minimal ada individu yang perduli
pencegahan infeksi (terdapat dalam
2 Sudah dapatkepedulian dari area kerjaterkait Terdapat dalam uraian kerja
pencegahan infeksi (terdapat dalam uraian tugas
1 Didapat kondisi sangat peduli diarea satuan kerja Usulan ICRA satuan kerja
terkait pencegahan infeksi usulan ICRA satuan kerja)
43
15 EDUKASI Edukasi oleh satuan kerja terkait pencehagan dan
pengendalian infeksi
4 Belum ada proses edukasi pada sebagian staf/karyawan Sama tidak ada
diarea rumah sakit
3 Sudah dilakukan edukasi pada sebagian staf/karyawan Minimal ada dua individu
diarea terkait. yang teredukasi
2 Sudah dilakukan edukasi pada staf/karyawan rumah sakit Terdapat dalam uraian tuga
tetapi belum dibuat program secara simultan setiap tahun CE
1 Sudah dilakukan pada seluruh staf/karyawan rumah sakit, Usulan ICRA satuan kerja
telah dibuat program secara simultan setiap tahun, telah
menjadi kebijakan manajemen rumah sakit dalam program
kerja RS dan proses evaluasi/pencapaian program edukasi
tiap tahunnya.
44
CARA MENGISI FORMULIR – ICRA
Tabel. 12
45
CARA MENGISI FORMULIR – ICRA
Tabel. 13
NO NAMA OBYEK URAIAN KETERANGA
PROGRAM TINDAK LANJUT Dibuatkan program tindak lanjut, apabila nilai level risiko > 0
19 Standar
Pedoman/Panduan
3 Belum dipenuhi (belum sesuai standar)
2 Dalam proses pemenuhan standar
1 Sudah sesuai standar
20 Anggaran
perbaikan/penggantian
3 Tersedia dalam tahun anggaran
2 Dapat disediakan (> 1 tahun)
1 Tidak dapat disediakan
46
VII.1.2 Bekerja sesuai dengan SPO agar aman dalam melakukan
pekerjaan
VII.1.3 Cuci tangan setelah melakukan pekerjaan
VII.1.4 Inaktivasi agen penyebab infeksi
VII.1.5 Memutuskan rantai penularan :
Kewaspadaan isolasi (Isolation Precaution) yang terdiri dari
dua pilar/tingkatan yaitu kewaspaan standar (“Standard
Precaution”) dan kewaspadaan berdasarkan cara penularan
(“Transmission – based Precaution”)
VII.1.6 Tindakan pencegahan paska pajanan (“Post Exposure
Prophylaxix”/PEP) terhadap petugas kesehatan
47
Pengerjaan dinding ubin/ langit- melubangi membor bahaya-rendah
(0)
beton / papan langit dinding dinding
(40) (20) (10)
(50)
Pemisahan Tidak ada Ada pemisah, Pembatas Pemisahan Ruangan
pembatas namun ada plastik ruangan dengan terpisah
(50)
celah besar hingga pintu dengan isolasi
(30) (5)
langit2 udara
(10) (0)
Kondisi Area positive Area positive Pressure Area negative Area Negative
ruangan pressure pressure, di netral ada pressure,di luar pressure &
(50)
tempat luarnya ada HEPA ada exhaust HEPA
(20) (10) (0)
pengerjaan exhaust
(30)
Pengendalian Tidak ada Keset lengket Keset, HEPA Keset, HEPA Keset, HEPA
(50)
lain di area masuk vaccuum, pel vaccuum, pel vaccuum, pel
(30)
tiap hari tiap hari, tidak tiap hari, tidak
(20)
ada sampah ada sampah &
(10)
seluruh
ventilasi
tertutup
(0)
BAB IX
LAPORAN
48
FORMAT PELAPORAN ICRA
I. PENDAHULUAN
Untuk mencegah infeksi di rumah sakit pada saat dilakukan kegiatan pembangunan/renovasi perlu dilakukan
kajian risiko untuk menentukan prioritas program dan pencegahan infeksi di RS
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RSUD turut berperan dalam memberikan masukan
berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses sampai
dengan finising bangunan/renovasi dengan melampirkan kajian identifikasi risiko infeksi/ICRA (infection
Control Risk Assessment) yang di keluarkan oleh KPPI RSUD setiap akan dilaksanakannya
pembangunan/renovasi
II. TUJUAN
Tujuan dilaksanakan kegiatan ICRA renovasi/pembangunan
III. PERENCAAN
III.1 Tanggal
III.2 Lokasi
III.3 Kegiatan
V. KESIMPULAN
F PENUTUP
49
BAB X
PENUTUP
KPPI menyiapkan kegiatan pembangunan dan renovasi aman dan mengurangi potensi infeksi
akibat proses konstruksi maupun renovasi.
Semua jenis rencana pembangunan, renovasi, atau konstruksi di rumah sakit memerlukan
ICRA dari yang kecil hingga yang besar.
Penentuan ICRA dapat dibantu dengan matriks, dan disesuaikan dengan keperluan rumah sakit.
ICRA merupakan salah satu program kerja yang dilaksanakan oleh KPPI, K3RS, KKP di
rumah sakit.
50