Tentang
SURABAYA……………………..2022
Direktur RS NATIONAL HOSPITAL
SURABAYA
PANDUAN PRE-CONTRUCTION RISK ASSESSMENT
(PCRA) NATIONAL HOSPITAL SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN
Pembongkaran, konstruksi dan renovasi gedung di rumah sakit, dapat menjadi sumber
infeksi. Papara terhadap debu dan kotoran konstruksi, kebisingan, getaran, serta bahaya lain
dapat menjadi bahaya potensial terhadap fungsi paru/infeksi luka operasi pada pasien dan staf
serta pengunjung. Kontaminasi melalui udara akibat debu plafon atau debu dari tanah
menjadi media yang baik untuk tumbuhnya jamur seperti Aspergilus sp, Fusarium sp,
Scedosporium sp, sedangkan air yang terkontamnasi akan meningkatkan perttumbuhan jamur
seperti legionella sp dan spora kecil lainnya yang mudah terhirup. Kegiatan ini juga
berdampak pada setiap orang di rumah sakit dan pasien dengan kerentanan tubuhnya dapat
menderita dampak terbesar.
Kebisingan dan getaran yang terkait dengan konstruksi dapat mempengaruhi
tingkat kenyamanan pasien dan istirahat/tidur pasien dapat pula terganggu. Debu
konstruksi dan bau dapat mengubah kualitas udara yang dapat menimbulkan
ancaman khususnya bagi pasien dengan gangguan pernafasan. Terkait hal ini,
rumah sakit harus menggunakan kriteria resiko untuk menangani dampak renovasi
dan pengembangan gedung baru, terhadap persyaratan mutu udara, pencegahan
dan pengendalian infeksi, standar peralatan /utiitas, syarat kebisingan, getaran,
bahan berbahaya, prosedur darurat seperti respon terhadap kode dan bahaya lain
yang mempengaruhi perawatan, pengobatan serta layanan.
Resiko terhadap pasien, keluarga pasien, staf, pengunjung, vendor, pekerja kontrak
dan unit diluar pelayanan akan bervariasi tergantung pada sejauh mana kegiatan konstruksi
dan dampaknya terhadap insfrastruktur dan utilitas. Sebagai tambahan, kedekatan
pembangunan ke area pelayanan pasien akan berdampak pada meningkatnya risiko.
Misalnya, jika konstruksi melibatkan gedung baru yang terletak terpisah dari bangunan yang
menyediakan pelayanan saat ini, maka resiko untuk pasien dan pengunjung cenderung akan
menjadi minimal.
1.2 Pengertian
1. Resiko adalah potensi terjadinyan kerugian yang dapat timbul dari proses
kegiatan saat sekarang atau kejadian di masa datang
2. Manajemen resiko ( Risk Management) adalah pendekatan proaktif untuk
mengidentifikasi, menilai dan menyusun prioritas resiko, dengan tujuan untuk
menghilangkan atau meminimalkan dampaknya. Suatu proses penilaian untuk
menguji sebuah proses secara rinci dan berurutan, baik kejadian yang aktual maupun
yang potensial beresiko ataupun kegagalan dan suatu yang rentan melalui proses yang
logis, dengan mempriotaskan area yang akan diperbaiki berdasarkan dampak yang
akan ditimbulkan baik aktual maupun potensial dari suatu proses perawatan,
pengobatan ataupun pelayanan yang diberikan.
3. Risk Assessment adalah pencatatan semua risiko yang sudah diidentifikasi, untuk
kemudian dilakukan pemeringkatan (grading) untuk menentukan matriks resiko
dengan kategori merah, kuning dan hijau.
4. PCRA adalah kegiatan mengidentifikasi potensi risiko, dampak dan
pengendalian risiko yang dapat timbul dari kegiatan renovasi, konstruksi,
rehabilitasi, dan restorasi, meliputi kualitas udara, infection control risk
assesment (ICRA), Utilitas, Kebisingan, getaran, bahan berbahaya, layanan
darurat dan bahaya lain yang mempengaruhi perawatan, pengobatan dan
layanan rumah sakit.
5. ICRA merupakan pengkajian yang di lakukan secara kualitatif dan
kuantitatif terhadap risiko infeksi terkait aktifitas pengendalian infeksi di
fasilitas pelayanan kesehatan serta mengenali ancaman/bahaya dari
aktifitas tersebut
6. Penilaian risiko pengendalian infeksi adalah proses multidisiplin yang berfokus pada
pengurangan risiko dari infeksi ke pasien dengan perencanaan fasilitas desain, dan
konstruksi kegiatan dengan dampak kerja ke pasien atau
mencegah dan atau meminimalkan dampak proyek dengan menggunakan
matrix (tool untuk menilai risiko)
7. Renovasi adalah memperbaiki bangunan yang telah rusak sebagian dengan
maksud menggunakan sesuai fungsi tertentu yang tetap kuat atau berubah,
baik arsitektur, struktur maupun utilitas bangunannya
8. Konstruksi adalah suatu kegiatan membangun sarana dan prasarana
sehingga dapat digunakan untuk tujuan tertentu dan memenuhi persayaratan
dan ketentuan yang berlaku
9. Rehabilitasi adalah memperbaiki bangunan yang telah rusak sebagian
dengan maksud menggunakan untuk fungsi tertentu yang tetap, baik arsitektur
maupun struktur bangunan gedung tetap dipertahankan seperti semula sedang utilitas
dapat berubah
10. Restorasi adalah memperbaiki bangunan yang telah rusak sebagian dengan
maksud menggunakan untuk fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah
dengan tetap mempertahankan arsitektur bangunannya sedangkan utilitas
bangunannya dapat berubah
k. Pembongkaran adalah penghancuran atau perombakan suatu bangunan yang
sudah rusak atau membahayakan
BAB II
RUANG LINGKUP
Pre construction risk assement (PCRA) di RS. National Hospital adalah kegiatan
mengidentifikasi potensi risiko, dampak dan pengendalian risiko
yang dapat timbul dari kegiatan renovasi, konstruksi, rehabilitasi dan restorasi serta
pembongkaran meliputi kualitas udara, Infection Control Risk Assessment (ICRA), Utilitas,
Kebisingan, getaran, bahan berbahaya, layanan darurat dan bahaya lain yang
mempengaruhi perawatan, pengobatan dan layanan rumah sakit. Asesmen risiko
harus sudah dilakukan pada waktu perencanaan atau sebelum pekerjaan konstruksi,
renovasi, pembongkaran dilakukan, sehingga pada waktu pelaksanaan, sudah ada upaya
pengurangan risiko terhadap dampak dari konstruksi, renovasi, pembongkaran bangunan
tersebut.
Adapun tujuan Pre Construktion Risk Assessment (PCRA) di RS National Hospital
adalah untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya dampak
kegiatan renovasi, konstruksi , rehabilitasi dan restorasi terhadap pasien, petugas,
pengunjung dan pelaksanan proyek di rumah sakit. Selain itu PCRA juga melakukan
penilaian terhadap masalah yang ada agar dapat ditindaklanjuti berdasarkan hasil
penilaian skala prioritas. Pada akhir proses penilaian resiko seperangkat
rekomendasi mitigasi risiko (RMR) akan dihasilkan. RMR ini akan ditinjau oleh
individu atau pihak yang menyelesaikan pekerjaan dan akan menjadi bagian dari
dokumentasi proyek.
Dalam rangka melakukan asesmen risiko yang terkait dengan proyek
konstruksi baru, RS. National Hospital melibatkan semua unit/instalasi
yang terkena dampak dari konstruksi tersebut, konsultan perencana atau manajer
desain proyek. Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3 RS),
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Bagian Penunjang Rumah Sakit atau
bagian lainnya yang terdampak dengan pekerjaan.
BAB III
KEBIJAKAN
1. Untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya dampak kegiatan renovasi,
konstruksi, rehabilitasi, restorasi dan pembongkaran terhadap sumber daya
manusia rumah sakit, pasien, keluarga pasien, pengunjung dan pelaksana proyek
maupun lingkungan rumah sakit maka RS National Hospital Surabaya harus
menerapkan proses Pre-Construction Risk assesment (PCRA)
2. Pre-Construction Risk Assessment (PCRA) dilaksanakan sebelum adanya
kegiatan renovasi, konstruksi, rehabilitasi, restorasi dan pembongkaran di
lingkungan RS National Hospital Surabaya, meliputi kualitas udara, pengendalian
infeksi, utilitas, kebisingan, getaran, bahan berbahaya dan beracun, pengobatan
dan layanan rumah sakit
3. Kepala Departemen Penunjang yang bertanggung jawab terhadap suatu pekerjaan
renovasi, konstruksi , rehabilitasi dan restorasi serta pembongkaran sebelum
melakukan pekerjaan tersebut terlebih dahulu harus mengisi formulir laporan
PCRA dan berkoordinasi dengan unit K3-RS, Komite PPI, Manajemen Gedung
dan unit terkait.
4. Khusus untuk pengendalian infeksi dilakukan identifikasi risiko sesuai dengan
formulir ICRA dibawa koordinasi komite PPI
5. Kepala Departemen Penunjang melakukan identifikasi rencana pekerjaan
renovasi, konstruksi , rehabilitasi dan restorasi serta pembongkaran sesuai dengan
formular PCRA, dan menuliskan langkah-langkah pengendalian dari rencana
kegiatan tersebut
6. Formulir PCRA dan formulir ICRA yang telah diisi lengkap diserahkan ke
bagian K3-RS dan Komite PPI
7. Unit K3-RS dan komite PPI melakukan kajian terhadap langkah-langakah
pengendalian risiko yang dilakukan dan berkoordinasi dengan pelaksana
pekerjaan baik pihak Manajemen Gedung maupun Pihak ke III dan instansi
lainnya yang terkait
8. 8. Unit K3-RS dan Komite PPI (untuk pekerjaan level 3 dan 4) memberikan
rekomendasi berdasarkan hasil kajian dan koordinasi dengan pelaksana pekerjaan
dengan rekomendasi PEKERJAAN DAPAT DILAKSANAKAN
9. Dalam proses pelaksanaan pekerjaan unit K3-RS dan Komite PPI beserta unit
terkait melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pekerjaan yang
sedang berlangsung, apabila tidak sesuai dengan standar K3-RS maka unit K3-RS
berhak memberikan rekomendasi PEKERJAAN DIHENTIKAN
SEMENTARA sampai langkah pengendalian dilakukan sesuai dengan standar.
10. Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan minimal 1 kali untuk pekerjaan
kurang dari 1 minggu. Sedangkan untuk pekerjaan yang lebih 1 minggu
dilaksanakanmonitoring dan evaluasi setiap minggu.
BAB IV
TATA LAKSANA
4.2.1 PCRA
4.2.2 ICRA
Lingkari kelas resiko pengendalian infeksi pada tabel matriks kelas resiko
5.1Formulir PCRA
PENILAIAN RISIKO PRA
KONSTRUKSI
(PRE CONSTRUCTION RISK
ASSESSMENT)
Nomor Ijin :
Nama Proyek Pekerjaan : Jenis Pekerjaan : Nama Petugas
Konstruksi Bangunan Pengawas Pekerjaan :
Renovasi Bangunan
Nama Kontraktor : Pembongkaran Bangunan No. Telepon :
Pemeliharaan Bangunan
Catatan :
Penilaian Risiko
Dampak Probabilitas
Kategori Skor Kategori Skor
Lokasi Risiko Rendah 1 Rendah 1
Identifikasi
Konsekuensi / Penilaian Risiko Setelah Perbaikan Penanggung Tanggal
No Item Check Kegiatan Bahaya/Aspek Langkah Perbaikan Jenis Pengendalian Risiko Status
Dampak Lingkungan Jawab Penyelesaian
Lingkungan P S R C L R
5.2Formulir ICRA
5.3 RISK GRADING
Risk Grading atau Penilaian dan Pengkatagorian tingkat resiko adalah metode perhitungan
untuk menentukan tingkatan dari resiko sehingga dapat dilakukan upaya untuk mencegah
atau/dan mengurangi timbulnya kerugian yang tidak diinginkan.
Resiko adalah Potensi kerugian yang bisa diakibatkan apabila terdapat kontak dengan suatu
bahaya
Penilaian dan Kategori adalah hasil perkalian antara nilai frekuensi/ probability dengan nilai
keparahan suatu resiko
5.3.1 Parameter Penentuan Frekuensi/ Probability (P)
Kategori Frekuensi/
Probability Parameter
1. Cacat permanen
Moderate (Sedang) (3) 2. Absensi > 4 hari kerja
Keparahan
Sanga
Sanga
Sedan
Ringa
Ringa
Berat
Berat
n
g
t
Sangat
Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim
Sering
Sangat
Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi
Jarang