Anda di halaman 1dari 27

2019

PANDUAN
ASESMEN RISIKO
PRA-KONSTRUKSI
(PCRA)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU
Jl. Kol.Wahid Udin Lk.1 Kayuara Kec. Sekayu MUBA 30711
Telp/Fax. 0714 – 321 855 . Email. sekayursud@gmail.com
Website : www.rsudsekayu@mubakab.go.id
PANDUAN ASESMEN RISIKO PRA-KONSTRUKSI (PCRA)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU

Disusun Oleh :
TIM MFK

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU
TAHUN 2019
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU
Jalan Kolonel Wahid Udin Lingkungan I Kayuara, Provinsi Sumatera Selatan
Telepon : (0714)321855 Faksimile : 0714)321855 Kode Pos 30711
Email : sekayursud@gmail.com, Website : rsudsekayu.wordpress.com

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU
NOMOR : 445/363/RS/I/2019

TENTANG

PANDUAN ASESMEN RISIKO PRA-KONSTRUKSI (PCRA)


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan Mutu Pelayanan kesehatan


di Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu maka perlu suatu
panduan PCRA Renovasi untuk dipergunakan sebagai bahan
prosedur pelayanan;
b. bahwa dengan adanya Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit maka panduan PCRA Renovasi di Rumah
Sakit perlu disesuaikan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dab b tersebut diatas, maka perlu menetapkan
keputusan Direktur Rumah Sakit Umum daerah sekayu dengan
keputusan Direktur;

Mengingat : 1. Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. Undang-Undang RI No 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit.
3. Undang-Undang RI No. 28 tahun 2002 Tentang Bangunan
Gedung.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
2306/Menkes/Per/XI/2011 tentang persyaratan Teknis
Prasarana Instalasi Elektrikal Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
24/Menkes/Per/V/2016 tentang persyaratan Teknis Bangunan
dan Prasarana Rumah Sakit
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016 tentang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
SEKAYU TENTANG ASESMEN RISIKO PRA-KONSTRUKSI
(PCRA)
Kedua : Memberlakukan Panduan PCRA Renovasi di Rumah Sakit Umum
Daerah Sekayu ini menjadi acuan prosedur pelayanan kesehatan,
sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini
Ketiga : Pembinaan dan pengawasan panduan PCRA Renovasi di Rumah
Sakit Umum Daerah Sekayu
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan
ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Lampiran : Surat Keputusan Direktur Rumah


Sakit Umum Daerah Sekayu
Tanggal : 02 Januari 2019
Nomor : 445/363/RS/I/2019
Tentang : Kebijakan Manajemen Fasilitas
dan Keselamatan
Lampiran : Surat Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Daerah Sekayu
Tanggal : Januari 2019
Nomor : 445/363/RS/I/2019
Tentang : Panduan Asesmen Risiko Pra-
Konstruksi (PCRA)

PANDUAN ASESMEN RISIKO PRA-KONSTRUKSI (PCRA)


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU
TAHUN 2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelaksanaan pekerjaan pembangunan dan renovasi adalah pekerjaan yang
melibatkan berbagai unsur keilmuan diantaranya, sumber daya manusia (tenaga kerja),
teknologi yang mencakup peralatan dengan metode kerja dan disiplin ilmu sosial serta
sistem pengelolaan yang mendukung terlaksananya pekerjaan pembangunan dan
renovasi. Upaya pengendalian kecelakaan pembangunan dan renovasi harus
memperhatikan semua unsur tersebut diatas.
Dasar pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di jasa pembangunan
dan renovasi adalah: Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Kontruksi,
Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Peraturan Menteri
Kesehatan No 66 Tahun 2016 tentang K3 rumah sakit, peraturan Pemerintah
No. 29/2000 Pasal 30 ayat (1), Demikian juga dengan Pedoman Teknis K3 Kontruksi
Bangunan dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
No. 174/MEN/1986 dan 104/KPTS/1986. Walaupun keselamatan dan kesehatan kerja
ditempat kegiatan pembangunan dan renovasi telah didukung, oleh peraturan dan
perundang-undangan, standar nasional maupun internasional lainnya, namun
kecelakaan di bidang kontruksi tetap tinggi. Kedua proses tersebut menimbulkan resiko
terkait dengan keselamatan di Rumah Sakit. Untuk itu, diperlukan panduan keselamatan
dalam pembangunan (PCRA) agar pengerjaan pembangunan dan renovasi dapat
berlangsung tanpa menimbulkan bahaya terhadap pasien, staf maupun pengunjung
Rumah Sakit.
B. DEFINISI
Proses pembangunan dan renovasi merupakan hal yang tidak terhindarkan dari
operasional rumah sakit. Adapun proses yang ada pada PCRA renovasi bangunan
adalah :
1. Pembangunan
Proses membuat struktur bangunan maupun prasarana yang sebelumnya tidak ada
dalam pembangunan Rumah Sakit menjadi ada.
2. Renovasi
Proses perbaikan suatu struktur bangunan maupun prasarana yang sebelumnya
sudah ada dalam bangunan Rumah Sakit.
3. Sistem HVAC (Heating Ventilation, Air Conditioning)/ Sistem Tata Udara
Sistem yang mengondisikan lingkungan melalui pengendalian suhu, kelembaban,
arah pergerakan udara dan mutu udara.
4. Kelembaban nisbi
Parameter untuk menyatakan banyaknya uap di dalam udara berupa nisbah antara
tekanan uap yang ada saat itu dan tekanan uap maksimum yang mungkin dicapai
dalam suhu dan tekanan udara saat itu.

5. Kelembaban Udara
Banyaknya kandungan uap di atmosfer.
6. ICRA (Infection Control Risk Assesment)
Proses untuk menentukan potensial terjadinya penularan infeksi yang dapat terjadi
dari udara dan air melalui kontaminasi geologis di fasilitas selama adanya kegiatan
pemeliharaan, pembongkaran, perbaikan.
a. Pembangunan dan renovasi bangunan dapat mempertimbangkan :
b. Identifikasi hazard
c. Analisa Resiko terkait hazard tersebut
7. Menentukan/ memutuskan cara untuk mengeliminasi dan mengendalikan hazard
Suatu kegiatan membangun sarana atau prasarana dalam sebuah bidang arsitektur
atau tekhnik sipil

D. Tujuan
1. Sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan maupun renovasi di lingkungan
Rumah Sakit.
2. Mencegah dan pengendalian bahaya selama berlangsungnya pengerjaan proyek
3. Sebagai acuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program keselamatan dan
kesehatan kerja.
4. Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit meliputi, kualitas pelayanan,
manajemen risk clinical govermance

E. Sasaran
Seluruh petugas dapat mengerti dan mampu melaksanakan pembangunan maupun
renovasi di lingkungan Rumah Sakit sesuai panduan pembangunan atau renovasi
dengan mengutamakan keselamatan pasien, karyawan dan masyarakat di sekitar
Rumah Sakit.

F. Landasan Hukum
1. Undang-undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
a. Pasal 7 tentang persyaratan
b. Pasal 8 Tentang Lokasi
c. Pasal 9 Tentang Bangunan
d. Pasal 10 Tentang Sarana
e. Pasal 11 Tentang Prasarana
2. Undang-undang No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 Tentang Pedoman
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 66 Tahun 2016 Tentang K3
Rumah Sakit
5. Pedoman teknis sarana dan prasarana Rumah Sakit Kelas B.
6

BAB II

RUANG LINGKUP

A. Alur Pembangunan atau Renovasi


1. Melakukan tinjauan terhadap lokasi yang akan dibangun
2. Pembuatan rencana anggaran belanja
3. Mengajukan usulan pembangunan atau renovasi (proposal)
4. Permohonan persetujuan ke Direktur rumah sakit dan Direktur PT
(membuat analis terhadap pelayanan)
5. Mengerjakan proyek pembangunan dan renovasi
6. Pembersihan lokasi pembangunan atau proyek
7. Serah terima kepada user

B. Penanggung jawab proses pembangunan atau renovasi dan uraian


tugas
1. Pelaksanaan pembangunan atau renovasi : Swakelola/ pihak ketiga
2. Penanggung jawab pekerjaan : RS/ pihak ketiga (vendor)
3. Uraian tugas penanggung jawab pembangunan atau renovasi

C. Identifikasi area yang akan dilakukan pembangunan dan renovasi


Proses mencari informasi yang berkaitan dengan pembangunan atau
renovasi

D. Analisa dampak proses pembangunan dan renovasi terhadap


pelayanan.
Melakukan kajian dan informasi yang didapat pada saat melakukan
identifikasi

E. Langkah-langkah PCRA renovasi/ pembangunan


F. Pelaksanaan proses pembuangan
G. Laporan dan dokumentasi
H. Lampiran – lampiran
6

BAB III

KEBIJAKAN

1. PCRA merupakan bagian yang penting pada perencanaan renovasi,


kontruksi dan pemeliharaan bangunan di rumah sakit. Assessment PCRA
mulai dilakukan sebelum pekerjaan proyek dimulai dan assesment meliputi
seluruh aktivitas pekerjaan dari pelatakan batu pertama hingga serah
terima gedung.
2. Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) akan melakukan
assessment PCRA secara proaktif sejak fase awal desain perencanaan
sampai fase akhir proyek untuk semua renovasi, kontruksi dan proyek-
proyek pemeliharaan banguan. Dalam pelaksanaannya Komite K3 dibantu
oleh bagian umum, IPSRS, penaggungjawab proyek dan pengawas proyek
yang akan bersama-sama mengawasi jalannya kontruksi berlangsung serta
memantau berjalannya sistem pencegahan dan pengendalian infeksi.
3. Assessment PCRA difokuskan terutama pada pencegahan, selain itu
pemantauan, pengujian, dan intervensi ketika teridentifikasi terjadinya suatu
masalah.
6

BAB IV

TATA LAKSANA

A. ALUR PEMBANGUNAN ATAU RENOVASI


Pembangunan atau renovasi dikerjakan oleh Rumah Sakit

Ka unit/ Manajer Bidang


ruangan/instalasi

Manajer umum /IPSRS Inspeksi oleh Ka


 Internal 1. Melakukan penggambaran Inst IPSRS,
 Pihak K3RS,PPI ,kesling
2. Menyusun RAB (budget)
ketiga/vendor 3. Penyetujuan ke Direksi RS
4. Waktu pelaksanaan
5. Pemberitahuan/rapat ke
K3, PPI
Analisa Dampak
terhadap pelayan
(Melibatkan K3RS,
PPI, Kesling)

Pengerjaan Proyek
pembangunan /
Renovasi

Evaluasi
Pembersihan
Serah Terima dari Sub sisa Proyek
Komite K3
6

B. URAIAN TUGAS PENANGGUNG JAWAB PELAKSANA


PEMBANGUNAN ATAU RENOVASI
1. Pelaksanan pembangunan atau renovasi
a. Swakelola
Pelaksana pembangunan atau renovasi dilakukan sendiri oleh pihak
Rumah Sakit.
b. Pihak ketiga/ vendor
Pelaksana pembangunan diserahkan kepada pihak lain di luar (pihak
ketiga) tidak dilakukan oleh Rumah Sakit.
2. Penanggung jawab proses pembangunan dan renovasi terdiri dari
pihak Rumah Sakit
a. Penanggung jawab : Kepala Bagian Umum

b. Tugas :
 Menyusun perencanaan proses pengerjaan, termasuk menyusn
gambar teknik dan anggaran
 Melakukan analisa dampak terhadap proses pelayanan bersama
dengan Komite PPI, K3RS.
 Melakukan koordinasi dengan pihak user selama proses
pengerjaan
 Melakukan pengawasan terhadap pihak kontraktor terutama di
bidang aspek keselamatan serta detail
 Mengawasi proses serah terima dari kontaktor ke user setelah
pekerjaan selesai
 Melakukan dokumentasi proses kontruksi/ renovasi
3. Pihak kontraktor
a. Penanggung jawab
Pimpinan proyek atau perwakilan perusahaan kontraktor yang
bertanggung jawab atas proses pengerjaan.
b. Tugas
 Berkoordinasi dengan pihak Rumah Sakit dalam hal perencanaan
pengerjaan sehubungan dengan hasil analisa dampak serta
melakukan antisipasi terhadap kemungkinan dampak tersebut
6

 Berkoordinasi dengan pihak Rumah Sakit sehubungan dengan


pengadaan dan penempatan material yang diperlukan untuk
proses konstruksi dan renovasi yang akan dilakukan
 Memastikan bahwa seluruh pekerja dan proses pengerjaan yang
terjadi mengikuti standar keselamatan dan pencegahan serta
pengendalian infeksi yang berlaku di RS
 Mengawasi pengerjaan proyek dari hari kehari
 Memastikan bahwa proses pengerjaan berlangsung sesuai
dengan rencana
 Melakukan pembersihan berkala sesuai perencanaan
 Melakukan koordinasi harian dengan pihak RS
 Melakukan penyerahan hasil proyek kepada pihak RS

C. IDENTIFIKASI PERENCANAAN PEMBANGUAN ATAU RENOVASI


1. Fasilitas yang akan dibangun Pembanguan atau renovasi diluar
gedung atau didalam gedung dengan menyebutkan unit atau area
2. Luas area yang akan dibangun Disebutkan dengan besaran ukuran
misalkan m2
3. Material apa yang digunakan, contoh : semen, kayu, batu bata dll
4. Lama perkerjaan : hari, minggu, bulan, atau tahunan
5. Unit terkait dalam pembuatan pembangunan atau renovasi
6. Ijin-ijin yang terkait dengan pembanguan atau renovasi contohnya :
IMB, Ijin penggunaan air tanah dll
7. Hasil koordinasi atau notulen rapat dengan komite K3RS dan KPPI
8. Potensi kecelakaan kerja yang kemungkinan terjadi seperti : terjatuh,
tertimpa, terpotong, terlindas, dll

D. PENILAIAN RESIKO PEMBANGUNAN ATAU RENOVASI


TERHADAP PELAYANAN
Penilaian dampak :
1. Penilaian dampak dilakukan seobjektif mungkin dengan
mengumpulkan informasi sebelum menilai resiko dari suatu aktifitas
2. Informasi tentang suatu aktifitas (durasi, frekuensi, lokasi dan siapa
yang melakukan)
6

3. tindakan pengendalian resiko yang telah ada peralatan atau mesin


yang dugunakan untuk melakukan aktifitas

E. LANGKAH-LANGKAH PCRA RENOVASI/PEMBANGUNAN


Langkah 1. Meeting Kordinasi royek
Adalah melakukan pertemuan dengan seluruh pihak terkait proyek
renovasi/pembangunan. Saat pertemuan ini dibahas mengenai proyek
yang akan dilaksanakan, mulai dari denah proyek, jadwal proyek,
pekerja proyek dan jenis proyek.

Langkah 2. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko


Selanjutnya adalah tahap identifikasi bahaya di setiap kegiatan proyek,
dari peletakan batu pertama hingga serah terima hasil pekerjaan. Pada
tahap ini diharapakkan kontraktor menyerahkan atau menjelaskan
seluruh tahapan proses pembangunan/renovasi. Kemudian Tim K3
akan melakukan identifikasi bahayanya dan penilaian resiko nya
Risiko yang sudah teridentifikasi harus ditentukan peringkatnya
(grading) dengan memperhatikan :

1. Tingkat peluang / frekwensi kejadian (likelihood)

TINGKAT DESKRIPSI PELUANG / FREKUENSI


RISIKO
1 Sangat jarang/ rare (> 5 tahun/kali)

2 Jarang/unlikely (> 2 – 5 tahun/kali)

3 Sedang (1 -2 tahun/kali)

4 Sering/Likely (beberapa kali/tahun)

5 Sangat sering/ almost certain (tiap


minggu/ bulan)
6

2. Tingkat dampak yang dapat / sudah ditimbulkan (consequence)


Rating Tingkat Efek Efek Efek Pada
Konseku Konseku Terhadap Terhadap Lingkungan
ensi ensi Manusia Perusahaan
5 Fatality Cacat tetap Perusahaan Menimbulkan
atau dapat berhenti/tutu kerusakan
mengakiba p atau rugi lingkungan yang
tkan mulai dari Rp sangat besar dan
kematian 1 milyar luas, bersifat
keatas permanen
(berdampak jangka
panjang dan tidak
bisa direhabilitasi)
serta memberikan
dampak langsung
terhadap
masyarakat luas
4 Berat Epidemic, Menghentikan Menimbulkan
Cidera proses di kerusakan
yang beberapa/dep lingkungan yang
berakibat art emen atau besar dan luas, terus
hari hilang rugi kurang menerus dalam
dan dari Rp 1 jangka waktu yang
berakibat milyar dan panjang dapat
cacat mulai dari Rp. direhabilitasi tetapi
sebagian 100.000.000 mkemerlukan biaya
yang Mahal
3 Sedang Cidera yang Menghentikan Menimbulkan
berakibat proses di kerusakan
hari hilang suatu lingkungan yang
(lost time) bagian/departe besar (melebihi nilai
tanpa m en atau rugi baku mutu
berakibat kurang dari Rp lingkungan/ketentuan
cacat 100.000.000 lainnya) dan luas
6

dan mulai dari (menyebar sampai


Rp. 1.000.000 keluar lokasi/tempat
kejadian) namun
tidak bersifat
permanen.
2 Ringan Cidera Menghenti Menimbulkan
ringan kan proses kerusakan
mendapat sebagian lingkungan di
P3K atau kecil atau wilayah setempat
perawatan rugi kurang yang dapat segera
medis dan dari ditangani dan tidak
dapat Rp1.000.00 bersifat permanen
bekerja 0 dan mulai
kembali di dari Rp 1
waktu
shiftnya
1 Nearmiss Hanya Tidak ada Tidak ada polusi
memerlukan pengaruh yang signifikan dan
penanganan dapat diabaikan
P3K

Langkah 3 . Analisa Resiko


Analisa dilakukan dengan menentukan score risiko tersebut untuk
menentukan prioritas penanganan dan level manajemen yang harus
bertanggung jawab untuk mengelola/mengendalikan risiko/ tersebut
termasuk dalam kategori biru/hijau /kuning/merah.
1. Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih lanjut
sesuai skor dan grading yang didapat dalam analisis.
2. Pemeringkatan memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang
sesuai, dan meliputi proses berikut :
a. Menilai secara obyektif beratnya/dampak/akibat dan menentukan
suatu skor
b. Menilai secara obyektif kemungkinan/peluang/frekuensi suatu
peristiwa terjadi dan menentukan suatu skor
c. Mengalikan dua parameter untuk memberi skor risiko
6

3. Penilaian risiko akan dilaksanakan sebagai berikut.


a. Resiko dinilai oleh Tim K3, yang akan mengidentifikasi bahaya,
efek yang mungkin terjadi dan pemeringkatan risiko.
b. Resiko dinilai oleh unit/bagian/instalasi/bagian/komite terkait.

Setelah resiko ditetapkan, maka kemudia resiko akan dilakukan


grading/pemeringkatan untuk mendapatkan nilai tingkat peluang terjadi
dan tingkat dampak nya. Setelah didapat, maka akan dikalikan dengan
rumus berikut

SKOR RISIKO = DAMPAK X PELUANG

4. Analisa Resiko
a. Resiko dinilai oleh Tim K3
b. Resiko dinilai oleh unit/bagian/instalasi/bagian/komite terkait.

Setelah mendapatkan skor resiko, maka Tim K3 akan menganalisa


resiko tersebut dengan menggunakan Risk Grading Matriks

Potencial Concequences
Frekuensi/ Nearmiss Ringan Sedang Berat Fatal
Likelyhood
1 2 3 4 5
Sangat Sering High High Ekstrem Ekstrem Ekstrem
Terjadi (Tiap
Minggu/Bulan)
5
Sering Terjadi Moderate High High Ekstrem Ekstrem
(Beberapa kali/
tahun)
4
Sedang (Sekali Low Moderate High Ekstrem Ekstrem
dalam 1-2 tahun)
6

Jarang Terjadi Low Low Moderate High Ekstrem


(Terjadi dalam 2-
5 tahun sekali)
2
Sangat Jarang Low Low Moderate High High
Terjadi (Terjadi >5
tahun sekali)
1

Keterangan :
Ekstrem :Harus selalu monitor (Setiap akan ada pekerjaan
terkait/setiap hari)
Tinggi : Harus selalu dimonitor (seminggu sekali)
Moderate : Secara periodik dimonitor (Sebulan sekali)
Low : Sesekali dimonitor (setiap enam bulan sekali)\

Langkah 4 Menentukan Jenis Pengendalian Resiko


Setelah resiko sudah ter analisa, maka tahap selanjutnya adalah
menentukan jenis pengendalian resiko. Menurut Hierarki Pengendalian
Bahaya, ada lima jenis cara pengendalian bahaya yaitu
1. Eliminasi
2. Subtitusi
3. Rekayasa
4. Administrasi
5. Alat Pelindung Diri (APD)

Langkah 5 Menentukan penanggungjawab dan tanggal


penyelesaian pengendalian resiko
Penanggung jawab merupakan orang yang ditunjuk untuk
melaksanakan langkah pengendalian resiko dan untuk tanggal
penyelesaian adalah waktu yang ditentukan untuk batas akhir
pengerjaan langkah perbaikan sebelum pekerjaan proyek dilaksanakan.
6

Langkah 6 Pengesahan PCRA


Pengesahan PCRA dilakukan setelah dokumen PCRA lengkap.
Dokumen PCRA sendiri terdiri dari
1. Form PCRA
2. Dokumen ICRA
3. Form Inpeksi Proyek
Setelah dokumen tersebut lengkap, kemudian di tanda tangani oleh
Pimpinan Proyek, Ketua Komite K3 dan Direktur RS
6

BAB V

DOKUMENTASI

Pencatatan penilaian kriteria risiko akibat dampak renovasi atau


konstruksi dengan menggunakan metode PCRA dilakukan oleh IPSRS (instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit) dan Komite K3 Rumah Sakit bila terdapat
proyek pemeliharaan, perbaikan, pembongkaran, konstruksi maupun renovasi di
Rumah Sakit.
Pelaporan pemantauan penilaian kriteria risiko akibat dampak renovasi
atau konstruksi dilakukan oleh komite K3 Rumah Sakit bekerjasama dengan
IPSRS dan dilaporkan ke Direktur Utama setiap 6 bulan sekali
6

Lampiran I : FORM PCRA

PRE-CONSTRUCTION RISK ASSESSMENT (PCRA)

NO ITEM CHECKI RISIKO DAMPAK PENGENDALIAN RISIKO

1 Kualitas Udara Bahaya debu pada pekerja Gangguan Pernapasan Penggunaan APD (masker) pada
pekerja

Bahaya debu pada pasien Gangguan Pernapasan Pembuatan cover area atau sekat
berupa dinding

2 Pengendalian Infeksi Kontaminasi debu Gangguan Pernfasan Pembuatan ICRA

3 Utilitas Bahaya Listrik Tersengat Listrik - Pengecekan kabel, pastikan tidak


ada yang terkelupas

- Pengecekan posisi kabel/jaringan


listrik terlebih dahulu

- Menggunakan APD dan pastikan


seluruh baju dan badan dalam
kondisi kering

Bahaya jatuh Cidera Memastikan tangga yang


digunakan kuat dan ada yang
menjaganya di bawah
6

Kejatuhan material Cidera - Memberi tanda K3

- Memakai helm Safety

Bahaya tersandung dan Cidera Penggunaan Sepatu Safety


terinjak material

Tumpahan Air Risiko jatuh karena Menyiapkan cover/penampung


licin tumpahan air

4 Kebisingan Bahaya Kebisingan Gangguan pendengaran - Sterilisasi area, area renovasi


dan stres kerja hanya dapt dimasuki oleh tukang
dan bidang yang terkait

- Penggunaan ear plug dan ear muff

5 Getaran Bahaya getaran Stress kerja dan - Meminimalisir paparan pada


Penyakkit Akibat Kerja tangan (gunakan tangan hanya
(parkinsons) pada saat pengerjaan)

- Penggunaan sarung tangan karet

- Melakukan kegiatan tidak lebih


dari 4 jam, atau beristirahat setiap
1 jam sekali selama 10 menit
6

6 Bahan berbahaya dan beracun Insfeksi Gangguan pernafasan, - Meminimalisir penggunaan B3


iritasi, pencemaran
- Pengunaan APD jika
lingkungan
menggunakan B3

- Pembuangan B3 ke tong sampah


khusus B3

7 Layanan darurat (respon Ketidaktahuan kode Bahaya Kebakaran Safety Briefing kepada tukang
terhadap kode) darurat Rumah Sakit

8 Bahaya Lainnya Pembuangan Pencemaran - Pembuangan langsung ke TPS


sampah/puing/limbah Lingkungan
- Pembuangan puing bangunan
melalui ramp agar tidak
mengkontaminasi area dalam
Rumah Sakit
6

FORM INSPEKSI PROYEK

Petugas Inspeksi : Tanggal :


Nama Proyek : Lokasi :

Instruksi :

Lengkapi Form inspeksi proyek ini dan sosialisasikan kepada Pimpinan Proyek
setiap minggu. Jika ada kondisi berbahaya dan darurat yang tidak biaa
ditangani , harap meghubungi Tim K3 atau manajemen Rumah Sakit.

No Pertanyaan Ya Tidak Upaya Perbaikan Tanggal


Selesai

Lalu Lalang dan Akses

1 Apakah semua jalan


keluar dan jalur
evakuasi bebas dari
hambatan/tumpukan
material/sampah ?

2 Apakah tim tanggap


darurat memiliki jalur
yang bebas hambatan
untuk mengakses area
proyek ?

3 Apakah ada tanda


yang dipasang di pintu
masuk proyek untuk
menghalangi
masuknya orang yang
tidak berwenang ?

4 Apakah pintu masuk


dan keluar tertutup
dan diberi
palang/gerendel

APD

1 Apakah semua pekerja


menggunakan APD
yang sesuai
6

2 Apakah selalu tersedia


stok APD yang cukup
untuk pengunjung

Penanganan udara

1 Apakah sumber yang


memungkinkan
adanya aliran udara
(jendela, lubang, pipa,
saluran bocor) sudah
ditutup/disegel?

2 Apakah tekanan udara


negatif pintu masuk
dapat diperiksa?

3 Apakah lantai dan


permukaan horisontal
bebas debu?

4 Apakah keset debu


diletakkan di pintu
keluar dan masuk
serta dalam kondisi
bersih?

5 Apakah ada bukti


adanya debu yang
menyebar di area
sekitar konsturksi

Sampah dan Puing

1 Apakah gerobak untuk


mengangkut material
dan membuang puing
dan sampah dari area
konstruksi tertutup?

2 Apakah puing
diangkut dan dibuang
setiap hari?

3 Apakah jalur
6

pembuangan serpihan
jelas dan aman?

4 Apakah dilakukan
pembersihan rutin
diarea kerja?

5 Apakah ada serangga


atau vektor yang
terlihat?

Area Proyek

1 Apakah alarm
kebakaran dalam
kondisi baik dan dapat
dioperasikan dengan
baik?

2 Jika alarm kebakaran


tidak berfungsi,
apakah ada sistem
cadangan yang ada?

3 Apakah sistem alarm


kebakaran ini di
inspeksi setiap
bulannya?

4 Apakah semua partisi


kedap udara dari
langit-langit sampai
lantai?

5 Apakah APAR yang


disediakan oleh
kontraktor dalam
kondisi baik, belum
kadaluarsa dan
diinspeksi setiap
bulan?

6 Apakah ada bukti


adanya kegiatan
merokok disekitar area
6

konstruksi/renovasi?

7 Apakah cairan yang


mudah terbakar
disimpan dalam
kemari atau tempat
khusus untuk cairan
mudah terbakar?

8 Apakah ada lebih satu


set tabung oksigen/
acetylene cylinders di
area konstruksi?

9 Apakah semua
peralatan listrik
dimatikan ketika shift
kerja berakhir?

10 Apakah kontraktor
memastikan
penyimpanan dan
housekeeping dengan
baik untuk barang
yang mudah terbakar?

11 Apakah ada ijin pada


setiap Hot Work/
pekerjaan yang
melibatkan suhu
tinggi?

12 Apakah ada genangan


air laut di area
proyek?

13 Apakah ada tanda dan


simbol yang sesuai
dipasang di area
proyek?

14 Apakah barier debu


utuh dan disegel?
6

15 Apakah pekerjaan
proyek memakai tanda
nama/ kartu ID jika
ada di dalam proyek?

CATATAN

__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

Sekayu,
Petugas Inspeksi

( )

Anda mungkin juga menyukai