Anda di halaman 1dari 19

-1-

PANDUAN PRE-CONSTRUCTION RISK


ASSASMENT
RS GADING MEDIKA

RUMAH SAKIT GADING MEDIKA


Jl. Citandui No. 34 Lingkar Barat Kota Bengkulu 38221

Telp. (0736) 5500938 e-mail : rsgadingmedika805@gmail.com

TAHUN 2019
-2-

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala Puji bagi Allah atas taufiq hidayah-nya serta inayah-nya, Panduan Pre-
Construction Risk Assesment RS Gading Medika dapat disusun , shalawat serta Alam semoga
selalu tercurah kepada beliau, Nabi Muhammad SAW.
Buku Panduan ini diharapkan menjadi acuan bagi Rumah Sakit untuk merencanakan
pembangunan baik renovasi , perbaikan pemeliharaan gedung maupun pembangunan gedung
baru di RS Gading Medika.
Buku Panduan ini tentu saja banyak kekurangannya oleh karenanya seiring waktu bisa
diperbaiki secara bertahap.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Penyusun

Tim K3RS
-3-

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………….. ii
Daftar Isi…………………………………………………………............…………………… iii
BAB I Definisi………………..…………………………………………………………….……4
BAB II Ruang Lingkup…………………………………………………….…………………...5
BAB III Tata Laksana ……………………………………………………..…………..……….8

BAB I
DEFINISI
-4-

A. Definisi
Pre- Construction Risk Assesment (PCRA) adalah penilaian risiko yang
digunakan untuk menilai pekerjaan konstruksi dan renovasi
bangunan.Kontruksi/pembangunan baru di sebuah Rumah Sakit dapat berdampak pada
setiap orang di Rumah sakit dan pasien dengan kerentanan tubuhnya dapat menderita
dampak terbesar.Kebisingan dan getaran yang terkait dengan kontruksi dapat
mempengaruhi tingkat kenyamanan pasien dan istirahat / tidur pasien dapat pula
terganggu.Debu konstruksi dan bau dapat mengubah kualitas udara yang dapat
menimbulkan ancaman khususnya bagi pasien dengan gangguan pernapasan.
Karena itu, Rumah Sakit perlu melakukan asesmen risiko setiap ada kegiatan
kontruksi, renovasi maupun demolisi / pembongkaran bangunan. Asesmen risiko harus
sudah dilakukan pada waktu perencanaan atau sebelum pekerjaan konstruksi,
renovasi , demolisi dilakukan, sehingga pada waktu pelaksanaan , sudah ada upaya
pengurangan risiko terhadap dampak dari kontruksi , renovasi, demolisi tersebut.
Dalam rangka melakukan asesmen risiko yang terkait dengan proyek konstruksi
baru, Rumah Sakit perlu melibatkan semua departemen/ unit/instalasi pelayanan klinis
yang terkena dampak dari konstruksi baru tersebut, konsultan perencana atau manajer
desain proyek, komite Kesehatan dan keselamatan Kerja Rumah Sakit ( K-3 RS),
Komite Pencegahan dan pengendalian Infeksi (PPI), bagian Rumah tangga / bagian
teknologi informasi, Bagian Sarana Prasarana/IPSRS dan unit atau bagian lainnya yang
diperlukan
Risiko terhadap pasien, keluarga , staf, pengunjung, vendor, pekerja kontrak,
dan entitas diluar pelayanan dapat bervariasi tergantung pada sejauh mana kegiatan
konstruksi dan dampaknya terhadap infrastruktur dan utilitas. Sebagai tambahan ,
kedekatan pembangunan ke area pelayanan pasien dapat berdampak pada
meningkatnya tingkat risiko. Misalnya , jika konstruksi melibatkan gedung baru yang
terletak terpisah dari bangunan yang menyediakan pelayanan saat ini, maka risiko untuk
pasien dan pengunjung cenderung menjadi minimal.

B. Tujuan
a. Untuk memenuhi ketentuan perundangan yang berlaku
b. Menjamin K3 bagi pekerja di tempat kerja
c. Perlengkapan produksi yang aman dan memadai

BAB II
RUANG LINGKUP
-5-

Risiko dievaluasi dengan melakukan asesmen risiko pra-konstruksi, juga dikenal


sebagai PCRA (Pra- Contruction Risk Assessment). Assesmen risiko pra konstruksi secara
komprehensifdan proaktif digunakan untuk mengevaluasi risiko dan kemudian
mengembangkan rencana agar dapat meminimalkan dampak konstruksi, renovasi atau
penghancuran ( demolish ) sehingga pelayanan pasien tetap terjaga kualitas dan
keamanannya.
Assesmen Risiko Pra Konstruksi ( PCRA) meliputi area- area sebagai berikut :
a) Kualitas udara ;
b) Pengendalian infeksi ;
c) Utilitas ;
d) Kebisingan ;
e) Getaran ;
f) Bahan berbahaya ;
g) Layanan darurat, seperti respon terhadap kode; dan
h) Bahaya lain yang mempengaruhi parawatan, pengobatan, dan layanan.
Selain itu, Rumah Sakit memastikan bahwa kepatuhan kontraktor dipantau ,
ditegakkan , dan didokumentasikan. Sebagai bagian dari penilaian risiko , risiko
pasien infeksi dari konstruksi dievaluasi melalui asesmen risiko pengendalian
infeksi yang juga dikenal sebagai ICRA (infection control risk assessment ) PCRA –
ICRA plus
Pelaksanaan tidak lengkap atau tidak efektif dari PCRA dapat meningkatkan
biaya konstruksi untuk rumah sakit dan menempatkan pasien, anggota staf dan
pengunjung beresiko. Maka lebih baik untuk merencanakan kemungkinan apapun
dan mengelola proses dari awal samapai akhir.
Telah diketahui bahwa renovasi , konstruksi, dan beberapa kegiatan
pemeliharaan & perbaikan memiliki potensi untuk mempengaruhi proses perawatan
pasien dalam lingkungan pelayanan, tuujuan dari proses penilaian risiko Pra-
konstruksi ini adalah untuk mengindentifikasi potensii resiko untuk meminimalkan
risiko ini.
Pada akhir proses penilaian risiko seperangkat rekomendasi mitigasi (RMR)
akan dihasilkan. RMR ini akan ditinjau oleh individu atau pihak yang menyelesaikan
pekerjaan dan akan menjadi bagian dari dokumentasi proyek.
BAB III
TATA LAKSANA
-6-

Langkah awal dari seluruh kegiatan adalah mengidentifikasi elemen penilaian yang
digunakan untuk menilai proses pre- construction. Pada akhir proses penilaian
risiko akan menghasilkan rekomendasi mitigasi risiko ( RMR). RMR ini akan ditinjau
oleh individu atau pihak yang menyelesaikan pekerjaan dan akan menjadi bagian
dari dokumentasi proyek. Penanggung jawab dari proses ini adalah:
1. Tim Pelaksana
2. Tim Pengawas
3. Tim Perencana
4. Tim Teknis Rumah Sakit
5. Tim PPK Rumah Sakit
6. Tim K3 ( RS dan Tim pelaksana)
7. Tim PPI
8. Bagian sanitasi instalasi pemeliharaan sarana dan prasarana
9. Unit kerja yang terkena dampak proses konstruksi

Elemen Penilaian Risiko

A. Keselamatan Keamanan Konstruksi


Harap tinjau masing-masing kategori berikut ini yang sesuai dan menunjukkan apakah
kategori tersebut berlaku untuk lingkup pekerjaan yang direncanakan.

No Elemen Penilaian Keselamatan Identifikasi langkah-langkah


Keamanan Konstruksi sementara yang harus diambil
1. Jalur Keluar Aman
Apakah proyek memiliki jalur keluar
aman ? minimal 2 jalur keluar aman
Ya * tidak *
2. Jalur Keluar Aman
Apakah proyek memiliki potensi
bahaya yang mempengaruhi akses
jalur keluar aman yang telah
ditentukan ?
Ya * Tidak *
3. Jalur Keluar Aman
Apakah jalur keluar aman proyek
dapat digunakan oleh orang lain
-7-

selain pekerja konstruksi?


Ya * Tidak *
4. Pencegahan Kebakaran
Apakah kegiatan proyek dapat
berdampak pada system deteksi
kebakaran dirumah sakit ?
Ya * Tidak *
5. Pencegahan Kebakaran
Apakah kegiatan proyek dapat
memberikan dampak terhadap system
penanggulangan kebakaran dirumah
sakit ?
Ya * Tidak *

No Elemen Penilaian Keselamatan Identifikasi langkah –langkah


Keamanan Konstruksi sementara yang harus diambil

6. Pencegahan Kebakaran
Apakah kegiatan proyek memiliki
tambahan fasilitas atau peralata
pemadaman kebakaran yang tersedia
di area proyek ?
Ya * Tidak *

7. Pelatihan Penanggulangan
Kebakaran
Apakah Pemilik Proyek
mengharuskan seluruh staf
untukmendapatkan pelatihan
mengenai langkah pemadaman
kebakaran?
Ya * Tidak *
8. Pelatihan Penanggulangan
Kebakaran
Apakah pemilik pproyek menjamin
sudah pernah melakukan pelatihan /
-8-

simulasi penanggulangan kebakaran ?


Ya * Tidak *
9. Bahan Berbahaya Beracun
Apakah proyek memiliki tempat
penyimpanan khusus untuk bahan
berbahaya dan beracun ?
Ya* Tidak *
10. Kompartemen
Apakah proyek membutuhkan partisi
tahan asap sementara ? partisi
tersebut harus bebas asap dan terbuat
dari material yang tidak mudah
terbakar
Ya * Tidak *
11. Dampak Terhadap Struktur
Bangunan
Akankah aktifitas proyekakan
mempengaruhi struktur bangunan
rumah sakit dan berdampak pada
proteksi kebakaran seperti pintu dan
dinding ?
Ya * Tidak *

No Elemen Penilaian Keselamatan Identifikasi langkah – langkah


Keamanan Kontruksi sementara yang harus diambil

12. Pengawasan Terhadap Potensi


Bahaya
Akankah pemilik proyek akan
melakukan peningktan terhadao
inspeksi dan pengawasan bahaya
terhadap aktifitas proyek
Ya * Tidak *
Frekuensi berkala :
……….. Harian
……….. Mingguan
-9-

……….. Bulanan

13. Hot Work


Apakah terhadap pekerjaan yang
dapat menimbulkan panas dan
percikan api selama proses proyek
berlangsung ?
Ya * Tidak *
14. Area Posting
Apakah Terhadap media informasi
terkait standart keselamatan dan
kesehatan kerja tertempel di area
proyek?
Ya * Tidak *

Kerusakan Utilitas dan Dampak :

selama kegiatan proyek adalah salah satu dari kemungkinan berikut yang akan
terganggu atau terkena dampak di area manapun di luar area kerja ?

Ya Tdk NA
 * * Ketersediaan Air Water Supply
 * * Saluran Irigasi
 * * Sistem Drainase Atap
 * * ketersediaan Listrik
 * * ketersediaan Sumber listrik alternatif
 * * system ventilasi
 * * Oxygen
 * * Gas Medis
 * * Vakum Gas medis
 * * Gas Medis Lainnya :…………………….

Apabila ada beberapa yang mengalami gangguan, mohon dijelaskan langkah –


langkah yang harus diambil untuk mengurangi dampak dari gangguan tersebut
-10-

Tuliskan tindakan pencegahan yang akan dilakukan untuk memastikan bila terjadi gangguan
yang tidak diinginkan tidak terjadi

Penilaian Kebisingan dan Getaran


Tuliskan setiap kegiatan yang akan menghasilkan kebisingan dan / atau getran yang
cenderung mengganggu
Aktivitas :

Waktu dan Durasi :


Strategi Mitigasi :

Aktivitas :

Waktu dan Durasi : ………………………..

Strategi Mitigasi :
-11-

Penilaian Lingkungan :
 Siapa yang bertanggung jawab setiap hari untuk kebersihan di area proyek ?

 Apakah setiap hari dilakukan pembersihan di lokasi proyek sebelum pekerjaan


selesai ?

 Jika Iya, siapa yang bertanggung jawab akan hal tersebut ?

 Apakah ada kebutuhan khusus yang dibutuhkan untuk membersihkan area proyek
setiap harinya ?

 Jika Iya , apa saja daftar kebutuhan khusus tersebut ?

PRE CONTRUCTION RIISK ASSESSMENT (PCRA) PADA PROSES


PEMBONGKARAN, RENOVASI DAN KONTRUKSI / PEMBANGUNAN GEDUNG
-12-

I. IDENTITAS PEKERJAAN

NAMA PEKERJAAN :
WAKTU PELAKSANAAN :
JUMLAH NAKER :
NO. DOKUMEN :

II. HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT

Tipe Konstruksi : A/B/C/D


( Konstruksi / Renovasi / Pembongkaran

Tingkat resiko : Rendah/ sedang/ tinggi/ sangat tinggi

Kelas pengendalian : I/II/III/IV

Persyaratan K3 pada saat proses pembongkaran , renovasi dan konstruksi/


pembangunan gedung :
1. Terdapat pagar pembatas proyek dengan area perawatan di RS pagar
dipasang setinggi minimal 2m dengan bahan tahan lama
2. Tterpasang rambu-rambu dan signase berupa ;
a. Papan nama proyek
b. Symbol dan lambang K3
c. Tanda larangan merokok
d. Tanda area /daerah dengan akses terbatas
3. Lokasi proyek, minimal mempunyai 2 akses utama keluar yang mudah
teridentifikasi sebagai jalur evakuasi dan pintu keluar masuk area proyek
4. Terdapat akses pasien sementara yang memadai selama proses
konstruksi berlangsung
5. Area proyek harus menerapkan 5R ( Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan
Rajin )
6. Terdapat ruang pertemuan di lokasi proyek
7. Terdapat kamar mandi sementara untuk pekerja proyek
8. Pekerja konstruksi dapat teridentifikasi ( ID card/ seragam) dan
-13-

menggunakan alat pelindung dini ( APD) yang sesuai dan disediakan dan
kontraktor pelaksana
9. APD yang digunakan dilokasi proyek minimal hel proyek , ear plug,
sepatu safety dan sarung tangan
10. Kontraktor menyediakan alat pemadaman api ringan ( APAR) yang siap
dilakukan dilokasi proyek
11. Kontraktor menyediakan kotak P3K yang memadai dan siap digunakan
( minimal tersedia perban steril , lodin, antiseptic, plester, gunting)
12. Proyek diharapkan memiliki kegiatan rapat rutin dan safety talk/ briefing
untuk pekerja
13. Kontraktor memastikan keamanan sumber listrik yang digunakan dalam
proses konstruksi
14. Area RS bebas dari asap rook dana pi
15. Pengukuran fisik pada area proyek dan lingkunan sekitar proyek sesuai
dengan persyaratan :
a. Kebisingan melebihi nilai ambang batas (NAB, 85 DB)
b. Getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada
lengan dan tangan pekrja tidak melebihi 4m/det
c. Getaran yang kontan langsung dan tidak langsung pada seluuruh
tubuh tiding melebihi 0,5 mg
d. Kandungan debu maksimal di dalam udara area lokasi proyek dan
lingkunagan sekitarnya tidak melebihi 0,5 mg
16. Pada proyek yang menggunakan B3 ( bahan berbahaya dan beracun )
harus melakukan pengelolaan B3 sesuai dengan standart prosedur
opeasional sebagai berikut :
a. Tempat penyimpanan B3 harus terpisah dari bahan lain dan
dirancang sesuai karakteristik B3
b. Tempat penyimpanan B3 wajib dilekngkapi system tanggap darurat
c. B3 yang disimpan harus memiliki MSDS ( Material safety data sheet)
d. B3 yang disimpan dapat diidentifikasi jenis dan karakteristiknya
e. Apabila kegiatan proyek memiliki limbah B3 maka tempat
pembuangannya harus terpisah dari limbah lain dan berkoordinasu
dengan bagian sanitasi
f. Apabila proyek menggunakan B3 atau menghasilkan limbah B3
nwajib melapor ke tim K3
17. Kontraktor pelaksanaan melakukan sosialisasi pada seluruh pekrja
-14-

proyek mengenai :
a. Prosedur evakuasi pada saat terjadi bencana
b. Lokasi APAR
c. Lokasi titik kumpul aman
d. Prosedur penanggualangan kebakaran
e. Kode-kode emergensi yang diterapkan RS:
Kode merah / red code : kebakaran
Kode biru// blue code : henti jantung
Kode kuning/ yellow code : bencanan interna
Kode coklat/brown code : bencana eksternal
Kode orange / orange code : evakuasi
Kode ungu/ purple code: ancaman bom
Kode hitam / black code : ancaman personal/ penculikkan bayi
18. Bangunan yang direnovasi sesuai standart K3 antara lain :
a. Setiap bangunan mempunyai minimal 2 akses keluar sebagai jalur
evakuasi
b. Setiap pintu harus mengarah / mengayun keluar
c. Kamar mandi harus sesuai dengan ketentuan , pintu harus
mengarah / mengayun keluar menggunakan kunci K3 terdapat
handrail dan dilengkapi dengan nurse call
d. Setiap stop kontak dilengkapi dengan proteksi( child protection)
minimal diarea anak- anak
e. Bangunan dilengkapi dengan sisitem proteksi kebakaran seperti
instalasi fire alarm, smoke detector,hydran, sprinkler
f. Instalasi gas medis mudah teridentifikasi terdapat penandaan pada
valve dan box panel harus terdapat system ppenguncian
19. Kontraktor wajib melaporkan kejadian kecelakaan keja dan penyakit
akibat kerja ke tim K3 RS
Pihak Pelaksna pihak pengawas pihak perencana Ka. Tim
K3RS

…………………….. …………………………
………………………… ………………………
-15-

III. INSPEKSI
CHECKLIST INSPEKSI K3 PADA RENOVASI DAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN
GEDUNG

PRE CONSTRUCTION
No Objek Ya Td NA Ketera
k ngan
1. kontraktor pelaksana telah melapor
kepada depnaker sesuai pasal 2 per
1/men/1980
2. Kontraktor memiliki data lengkap
setiap pekerja serta system kerjanya
3. Semua pekerja harian lepas/
borongan telah mendapat
perlindungan jaminan kesehatan
( pada pekerjaan dengan jangka wkt
6 bln )
4. Proyek mempunyai petugas K3
yang bersertifikat
5. Setiap bangunan mempunyai
minimal 2 akses keluar utam sebagai
jalur evakuasi setiap pintu harus
mengayu kearah luar
6. Setiap pintu harus mengayun keluar

7. Pada saat pintu dibuka harus


menyisihkan ruang tidak terhalangi
minimal ½ lebar koridor
8. Pintu tangga darurat dapat tertutup
rapat ( dengan door closer, arah
ayun menuju tangga darurat )
9. Kamar mandi dilengkaoi dengan :
 Pintu ke arah luar
 Menggunakan kunci K3
 Hand rall
-16-

 Nurse call
10. Stop contact dilengkapi dengan
proteksi
(child protection)
11. Bangunan dilengkapi dengan system
proteksi kebakaran :
 Instalasi fire alarm
 Instalasi smoke detector
 Sprinkler
 Hydran gedung// luar gedung
12. Lain – lain

CHECKLIST INSPEKSI K3 PADA RENOVASI DAN KONSTRUKSI


PEMBANGUNAN GEDUNG
-17-

CONSTRUCTION
No Objek Td NA Ketera
Ya k ngan
1. Semua pekerja harian lepas /
borongan telah mendapat
perlindungan jaminan kesehatan
( pada pekerjaan dengan jangka waktu
6bln)
2. Proyek mempunyai petugas K3 yang
bersertifikat
3. Proyek memiliki kegiatan – kegiatan :
Rapat rutin
Safety talk / brriefing
4. Terdapat ruang pertemuan di lokasi
proyek
5. Terdapat pagar pembalas proyek
dengan area RS , pagar berupa seng/
bahan lain yangb tahan lama, aman
dan mampu mengahalngi debu /
material proyek, dipasang tinggi
minimal 2 m
6. Terdapat jalan dan pintu keluar masuk
proyek yang jelas dan tidak terhalang
7. Terpasang rambu- rambu dan signage
sebagai berikut :
Papan nama proyek
Symbol dan lambang K3
Tanda larangan merokok
Yang tidak berkepentingan dilarang
masuk
8. Pekerja konstruksi dapat
teridentifikasi
9. Area proyek bersih , tertata dan tidak
menghalangi proyek yang jelas dan
tidak terhalang akses pekerja
-18-

10. Area proyek dan RS bebas dari asap


dan punting rokok
11. Kontraktor menyediakan APD sesuai
jenis pekerjaan dan jumlah pekerja
12. Pekerja menggunakan APD sesuai
jenis pekerjaannya

13. Kontraktor pelaksana menyediakan


APAR yang siap digunakan di lokasi
proyek
14. Kebisingan tidak melebihi nilai
ambang batas (NAB ) yang berlaku
(B5 Db)
15. Tersedia kotak P3K yang memadai
dan siap pakai minimal tersedia
perban steril , iodin, antiseptic,
plester gunting
16. Bahan berbahaya dan beracun ( B3)
yang digunakan di proyek disimpan
secara terpisah dan digunakan
sesuai MSDS
17.
Pelaksana memberikan laporan
tentang kegiatan K3 di konstruksi
18.
Lain- Lain

IV. EVALUASI

EVALUASI
-19-

Saran – saran : Target penyelesaian:

Disetujui Tanggal pemeriksaan


Pihak proyek (kontraktor) Diperiksa oleh : K3 RS Gading Medika

Nama :

Nama :

Anda mungkin juga menyukai