TAHUN 2019
-2-
KATA PENGANTAR
Penyusun
Tim K3RS
-3-
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………….. ii
Daftar Isi…………………………………………………………............…………………… iii
BAB I Definisi………………..…………………………………………………………….……4
BAB II Ruang Lingkup…………………………………………………….…………………...5
BAB III Tata Laksana ……………………………………………………..…………..……….8
BAB I
DEFINISI
-4-
A. Definisi
Pre- Construction Risk Assesment (PCRA) adalah penilaian risiko yang
digunakan untuk menilai pekerjaan konstruksi dan renovasi
bangunan.Kontruksi/pembangunan baru di sebuah Rumah Sakit dapat berdampak pada
setiap orang di Rumah sakit dan pasien dengan kerentanan tubuhnya dapat menderita
dampak terbesar.Kebisingan dan getaran yang terkait dengan kontruksi dapat
mempengaruhi tingkat kenyamanan pasien dan istirahat / tidur pasien dapat pula
terganggu.Debu konstruksi dan bau dapat mengubah kualitas udara yang dapat
menimbulkan ancaman khususnya bagi pasien dengan gangguan pernapasan.
Karena itu, Rumah Sakit perlu melakukan asesmen risiko setiap ada kegiatan
kontruksi, renovasi maupun demolisi / pembongkaran bangunan. Asesmen risiko harus
sudah dilakukan pada waktu perencanaan atau sebelum pekerjaan konstruksi,
renovasi , demolisi dilakukan, sehingga pada waktu pelaksanaan , sudah ada upaya
pengurangan risiko terhadap dampak dari kontruksi , renovasi, demolisi tersebut.
Dalam rangka melakukan asesmen risiko yang terkait dengan proyek konstruksi
baru, Rumah Sakit perlu melibatkan semua departemen/ unit/instalasi pelayanan klinis
yang terkena dampak dari konstruksi baru tersebut, konsultan perencana atau manajer
desain proyek, komite Kesehatan dan keselamatan Kerja Rumah Sakit ( K-3 RS),
Komite Pencegahan dan pengendalian Infeksi (PPI), bagian Rumah tangga / bagian
teknologi informasi, Bagian Sarana Prasarana/IPSRS dan unit atau bagian lainnya yang
diperlukan
Risiko terhadap pasien, keluarga , staf, pengunjung, vendor, pekerja kontrak,
dan entitas diluar pelayanan dapat bervariasi tergantung pada sejauh mana kegiatan
konstruksi dan dampaknya terhadap infrastruktur dan utilitas. Sebagai tambahan ,
kedekatan pembangunan ke area pelayanan pasien dapat berdampak pada
meningkatnya tingkat risiko. Misalnya , jika konstruksi melibatkan gedung baru yang
terletak terpisah dari bangunan yang menyediakan pelayanan saat ini, maka risiko untuk
pasien dan pengunjung cenderung menjadi minimal.
B. Tujuan
a. Untuk memenuhi ketentuan perundangan yang berlaku
b. Menjamin K3 bagi pekerja di tempat kerja
c. Perlengkapan produksi yang aman dan memadai
BAB II
RUANG LINGKUP
-5-
Langkah awal dari seluruh kegiatan adalah mengidentifikasi elemen penilaian yang
digunakan untuk menilai proses pre- construction. Pada akhir proses penilaian
risiko akan menghasilkan rekomendasi mitigasi risiko ( RMR). RMR ini akan ditinjau
oleh individu atau pihak yang menyelesaikan pekerjaan dan akan menjadi bagian
dari dokumentasi proyek. Penanggung jawab dari proses ini adalah:
1. Tim Pelaksana
2. Tim Pengawas
3. Tim Perencana
4. Tim Teknis Rumah Sakit
5. Tim PPK Rumah Sakit
6. Tim K3 ( RS dan Tim pelaksana)
7. Tim PPI
8. Bagian sanitasi instalasi pemeliharaan sarana dan prasarana
9. Unit kerja yang terkena dampak proses konstruksi
6. Pencegahan Kebakaran
Apakah kegiatan proyek memiliki
tambahan fasilitas atau peralata
pemadaman kebakaran yang tersedia
di area proyek ?
Ya * Tidak *
7. Pelatihan Penanggulangan
Kebakaran
Apakah Pemilik Proyek
mengharuskan seluruh staf
untukmendapatkan pelatihan
mengenai langkah pemadaman
kebakaran?
Ya * Tidak *
8. Pelatihan Penanggulangan
Kebakaran
Apakah pemilik pproyek menjamin
sudah pernah melakukan pelatihan /
-8-
……….. Bulanan
selama kegiatan proyek adalah salah satu dari kemungkinan berikut yang akan
terganggu atau terkena dampak di area manapun di luar area kerja ?
Ya Tdk NA
* * Ketersediaan Air Water Supply
* * Saluran Irigasi
* * Sistem Drainase Atap
* * ketersediaan Listrik
* * ketersediaan Sumber listrik alternatif
* * system ventilasi
* * Oxygen
* * Gas Medis
* * Vakum Gas medis
* * Gas Medis Lainnya :…………………….
Tuliskan tindakan pencegahan yang akan dilakukan untuk memastikan bila terjadi gangguan
yang tidak diinginkan tidak terjadi
Aktivitas :
Strategi Mitigasi :
-11-
Penilaian Lingkungan :
Siapa yang bertanggung jawab setiap hari untuk kebersihan di area proyek ?
Apakah ada kebutuhan khusus yang dibutuhkan untuk membersihkan area proyek
setiap harinya ?
I. IDENTITAS PEKERJAAN
NAMA PEKERJAAN :
WAKTU PELAKSANAAN :
JUMLAH NAKER :
NO. DOKUMEN :
menggunakan alat pelindung dini ( APD) yang sesuai dan disediakan dan
kontraktor pelaksana
9. APD yang digunakan dilokasi proyek minimal hel proyek , ear plug,
sepatu safety dan sarung tangan
10. Kontraktor menyediakan alat pemadaman api ringan ( APAR) yang siap
dilakukan dilokasi proyek
11. Kontraktor menyediakan kotak P3K yang memadai dan siap digunakan
( minimal tersedia perban steril , lodin, antiseptic, plester, gunting)
12. Proyek diharapkan memiliki kegiatan rapat rutin dan safety talk/ briefing
untuk pekerja
13. Kontraktor memastikan keamanan sumber listrik yang digunakan dalam
proses konstruksi
14. Area RS bebas dari asap rook dana pi
15. Pengukuran fisik pada area proyek dan lingkunan sekitar proyek sesuai
dengan persyaratan :
a. Kebisingan melebihi nilai ambang batas (NAB, 85 DB)
b. Getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada
lengan dan tangan pekrja tidak melebihi 4m/det
c. Getaran yang kontan langsung dan tidak langsung pada seluuruh
tubuh tiding melebihi 0,5 mg
d. Kandungan debu maksimal di dalam udara area lokasi proyek dan
lingkunagan sekitarnya tidak melebihi 0,5 mg
16. Pada proyek yang menggunakan B3 ( bahan berbahaya dan beracun )
harus melakukan pengelolaan B3 sesuai dengan standart prosedur
opeasional sebagai berikut :
a. Tempat penyimpanan B3 harus terpisah dari bahan lain dan
dirancang sesuai karakteristik B3
b. Tempat penyimpanan B3 wajib dilekngkapi system tanggap darurat
c. B3 yang disimpan harus memiliki MSDS ( Material safety data sheet)
d. B3 yang disimpan dapat diidentifikasi jenis dan karakteristiknya
e. Apabila kegiatan proyek memiliki limbah B3 maka tempat
pembuangannya harus terpisah dari limbah lain dan berkoordinasu
dengan bagian sanitasi
f. Apabila proyek menggunakan B3 atau menghasilkan limbah B3
nwajib melapor ke tim K3
17. Kontraktor pelaksanaan melakukan sosialisasi pada seluruh pekrja
-14-
proyek mengenai :
a. Prosedur evakuasi pada saat terjadi bencana
b. Lokasi APAR
c. Lokasi titik kumpul aman
d. Prosedur penanggualangan kebakaran
e. Kode-kode emergensi yang diterapkan RS:
Kode merah / red code : kebakaran
Kode biru// blue code : henti jantung
Kode kuning/ yellow code : bencanan interna
Kode coklat/brown code : bencana eksternal
Kode orange / orange code : evakuasi
Kode ungu/ purple code: ancaman bom
Kode hitam / black code : ancaman personal/ penculikkan bayi
18. Bangunan yang direnovasi sesuai standart K3 antara lain :
a. Setiap bangunan mempunyai minimal 2 akses keluar sebagai jalur
evakuasi
b. Setiap pintu harus mengarah / mengayun keluar
c. Kamar mandi harus sesuai dengan ketentuan , pintu harus
mengarah / mengayun keluar menggunakan kunci K3 terdapat
handrail dan dilengkapi dengan nurse call
d. Setiap stop kontak dilengkapi dengan proteksi( child protection)
minimal diarea anak- anak
e. Bangunan dilengkapi dengan sisitem proteksi kebakaran seperti
instalasi fire alarm, smoke detector,hydran, sprinkler
f. Instalasi gas medis mudah teridentifikasi terdapat penandaan pada
valve dan box panel harus terdapat system ppenguncian
19. Kontraktor wajib melaporkan kejadian kecelakaan keja dan penyakit
akibat kerja ke tim K3 RS
Pihak Pelaksna pihak pengawas pihak perencana Ka. Tim
K3RS
…………………….. …………………………
………………………… ………………………
-15-
III. INSPEKSI
CHECKLIST INSPEKSI K3 PADA RENOVASI DAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN
GEDUNG
PRE CONSTRUCTION
No Objek Ya Td NA Ketera
k ngan
1. kontraktor pelaksana telah melapor
kepada depnaker sesuai pasal 2 per
1/men/1980
2. Kontraktor memiliki data lengkap
setiap pekerja serta system kerjanya
3. Semua pekerja harian lepas/
borongan telah mendapat
perlindungan jaminan kesehatan
( pada pekerjaan dengan jangka wkt
6 bln )
4. Proyek mempunyai petugas K3
yang bersertifikat
5. Setiap bangunan mempunyai
minimal 2 akses keluar utam sebagai
jalur evakuasi setiap pintu harus
mengayu kearah luar
6. Setiap pintu harus mengayun keluar
Nurse call
10. Stop contact dilengkapi dengan
proteksi
(child protection)
11. Bangunan dilengkapi dengan system
proteksi kebakaran :
Instalasi fire alarm
Instalasi smoke detector
Sprinkler
Hydran gedung// luar gedung
12. Lain – lain
CONSTRUCTION
No Objek Td NA Ketera
Ya k ngan
1. Semua pekerja harian lepas /
borongan telah mendapat
perlindungan jaminan kesehatan
( pada pekerjaan dengan jangka waktu
6bln)
2. Proyek mempunyai petugas K3 yang
bersertifikat
3. Proyek memiliki kegiatan – kegiatan :
Rapat rutin
Safety talk / brriefing
4. Terdapat ruang pertemuan di lokasi
proyek
5. Terdapat pagar pembalas proyek
dengan area RS , pagar berupa seng/
bahan lain yangb tahan lama, aman
dan mampu mengahalngi debu /
material proyek, dipasang tinggi
minimal 2 m
6. Terdapat jalan dan pintu keluar masuk
proyek yang jelas dan tidak terhalang
7. Terpasang rambu- rambu dan signage
sebagai berikut :
Papan nama proyek
Symbol dan lambang K3
Tanda larangan merokok
Yang tidak berkepentingan dilarang
masuk
8. Pekerja konstruksi dapat
teridentifikasi
9. Area proyek bersih , tertata dan tidak
menghalangi proyek yang jelas dan
tidak terhalang akses pekerja
-18-
IV. EVALUASI
EVALUASI
-19-
Nama :
Nama :