Anda di halaman 1dari 34

PANDUAN

PENANGGULANGAN KEBAKARAN
DI RUMAH SAKIT PINNA BEKASI

RUMAH SAKIT PINNA


JL. RAYA KARANG SATRIA NO. 4–5 BEKASI
021-8827554/0813 82083754
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PINNA


NO. 03/PERDIR/RSP/VII/2022

TENTANG
PANDUAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
RUMAH SAKIT PINNA

DIREKTUR RUMAH SAKIT PINNA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit


Pinna secara berhasil guna dan berdaya guna sesuai kebutuhan
masyarakat, maka Rumah Sakit perlu dikelola dengan secara
profesional
b. bahwa untuk mencapai keprofesionalan tersebut diperlukan adanya
pedoman penanggulangan kebakaran yang dapat digunakan sebagai
acuan dalam menjalankan tugas.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a
dan b, perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit
Pinna ;

Mengingat : 1. UU RI No 28 Tahun 2002 Bangunan Gedung

2. Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

3. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26 tahun 2008 tentang


Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Gedung Dan
Lingkungan
5. Permenaker No : Per.04/Men/1980—Syarat-syarat Pemasangan
dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

KESATU : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PINNA TENTANG


PANDUAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN RUMAH
SAKIT PINNA

KEDUA : Panduan penanggulangan Kebakaran Rumah Sakit Pinna sebagaimana


yang dimaksud dalam keputusan ini, tercantum dalam lampiran yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan : Di Bekasi
Pada tanggal : 01 Juli 2022
RS PINNA

drg.Dina Anggri S
Direktur
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I KETENTUAN UMUM ...................................................................... 1
A. Pengertian ........................................................................................... 1
BAB II MAKSUD DAN TUJUAN ................................................................ 3
A. Maksud ................................................................................................ 3
B. Tujuan ................................................................................................. 3
BAB III RUANG LINGKUP ........................................................................ 4
BAB IV PERENCANAAN TAPAK UNTUK PROTEKSI KEBAKARAN
.......................................................................................................................... 5
A. Lingkungan Bangunan ...................................................................... 5
B. Akses Petugas Pemadam Kebakaran Kelingkungan ...................... 5
C. Akses Petugas Pemadam Kebakaran Kebangunan Gedung ......... 5
BAB V SARANAN PENYELAMATAN ...................................................... 6
A. Tujuan, Fungsi dan Persyaratan Kinerja ........................................ 6
B. Persyaratan Jalan Keluar.................................................................. 6
C. Konstruksi Jalur Evakuasi ................................................................ 7
BAB VI SISTEM PROTEKSI PASIF .......................................................... 8
A. Tujuan, Fungsi dan Persyaratan Kinerja ........................................ 8
BAB VII SISTEM PROTEKSI AKTIF ....................................................... 10
A. Tujuan, Fungsi dan Persyaratan Kinerja ........................................ 10
B. Sistem Pemadaman Kebakaran Manual ......................................... 11
C. Pengendalian Asap Kebakaran ......................................................... 12
D. Pencahayaan Darurat dan Tanda Penunjuk Arah ......................... 13
E. Sistem Daya Darurat.......................................................................... 16
F. Pusat Pengendalian Kebakaran ........................................................ 17
BAB VIII PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN ................................ 21
A. Umum .................................................................................................. 21
B. Pengawasan dan Pengendalian Tahap Perencanaan ...................... 21

Panduan Penanggulangan Kebakaran ii


C. Pengawasan dan Pengendalian Tahap Pelaksanaan ...................... 21
D. Pengawasan dan Pengendalian Tahap Pemanfaatan atau pemeliharaan
.............................................................................................................. 22
E. Jaminan Keandalan Sistem ............................................................... 23
F. Pengujian Api ..................................................................................... 23
G. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Proteksi Kebakaran ........... 24
BAB IX PENUTUP ........................................................................................ 29

Panduan Penanggulangan Kebakaran iii


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT PINNA
NOMOR : 03/PERDIR/RSP/VII/2022
TENTANG
PANDUAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN TAHUN 2022

BAB I
KETENTUAN UMUM

A. PENGERTIAN
1. Bangunan gedung adalah konstruksi bangunan yang diletakkan secara tetap
dalam suatu lingkungan, di atas tanah/perairan, ataupun dibawah tanah/perairan,
tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk tempat tinggal, berusaha,
maupun kegiatan sosial dan budaya. Sedangkan mengenai klasifikasi bangunan
gedung sesuai dengan Keputusan Menteri PU no. 441/KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung dan Lingkungan.
2. Bahaya kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman
potensional dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran
hinga penjalaran api, asap, dan gas yang ditimbulkannya.
3. Exit atau jalan keluar adalah Salah satu atau kombinasi dari berikut ini jika
memberikan jalan keluar menuju ke jalan umum atau ruang terbuka :
a. Bagian dalam dan luar tangga
b. Ramp
c. Lorong yang dilindungi terhadap kebakaran
d. Bukaan pintu yang menuju jalan umum atau ruang terbuka
e. Jalan keluar horizontal atau lorong yang dilindungi terhadap kebakaran yang
menuju ke exit horizontal.
f. Jalan akses adalah jalur pencapaian yang menerus dari perjalanan ke atau
didalam bangunan yang cocok digunakan untuk/oleh orang cacat sesuai
dengan standar aksesibilitas.
g. Jalan penyelamatan/evakuasi adalah jalur perjalanan yang menerus (termasuk
jalan keluar, koridor/selasar umum dan sejenis) dari setiap bagian bangunan
termasuk di dalam unit hunian tunggal ketempat yang aman. Tempat aman

Panduan Penanggulangan Kebakaran 1


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

adalah Suatu tempat yang aman di dalam bangunan, yakni yang tidak ada
ancaman api, dan dari sana penghuni bisa secara aman berhambur setelah
menyelamatkan dari keadaan darurat menuju ke jalan atau ruang terbuka, atau
Suatu jalan atau ruang terbuka.
4. Tangga kebakaran adalah tangga yang direncanakan khusus untuk penyelamatan
bila terjadi kebakaran.
5. Pintu kebakaran adalah pintu-pintu yang langsung menuju tangga kebakaran dan
hanya dipergunakan apabila terjadi kebakaran.
6. Waktu penyelamatan/Evakuasi adalah waktu bagi pengguna/penghuni bangunan
untuk melakukan penyelamatan ke tempat aman yang dihitung dari saat
dimulainya keadaan darurat hingga sampai ke tempat yang aman.

Panduan Penanggulangan Kebakaran 2


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

A. MAKSUD
Ketentuan teknis pengaman terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung
dan lingkungan ini dimaksudkan sebagai acuan persyaratan teknis yang diperlukan
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemanfaatan oleh penyedia jasa dan
pemilik/pengelola bangunan gedung, serta pengendalian penyelenggaraan bangunan
gedung, melalui mekanisme perijinan, pemeriksaan, dan penertiban oleh pemerintah
untuk mewujudkan bangunan gedung yang aman terhadap bahaya kebakaran.
B. TUJUAN
Ketentuan ini bertujuan untuk mengatur dan menetapkan upaya teknis teknologis
agar dapat terselenggaranya pelaksanaan pembangunan dan pemanfaatan bangunan
gedung secara tertib, aman dan selamat.

Panduan Penanggulangan Kebakaran 3


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

BAB III
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dari ketentuan ini meliputi :


1. Ketentuan umum
2. Perencanaan tapak untuk proteksi kebakaran
3. Sarana penyelamatan
4. Sistem proteksi pasif
5. Sistem proteksi aktif
6. Pengawasan dan pengendalian

Panduan Penanggulangan Kebakaran 4


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

BAB IV
PERENCANAAN TAPAK UNTUK PROTEKSI KEBAKARAN

A. LINGKUNGAN BANGUNAN
Untuk melakukan proteksi terhadap meluasnya kebakaran dan memudahkan
operasi pemadaman, maka di dalam lingkungan bangunan harus tersedia jalan
lingkungan dengan perkerasan agar dapat dilalui oleh kendaraan pemadam kebakaran.
Untuk melakukan proteksi terhadap meluasnya kebakaran, harus disediakan jalur
akses dan ditentukan jarak antar bangunan.

B. AKSES PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN KE LINGKUNGAN


a. Lapis perkerasan dan jalur akses masuk
b. APAR
C. AKSES PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN KE BANGUNAN
GEDUNG
1. Akses petugas pemadam kebakaran ke dalam bangunan
Akses petugas pemadam kebakaran dibuat melalui dinding luar untuk operasi
pemadaman dan penyelamatan. Bukaan tersebut harus siap dibuka dari dalam dan
luar atau terbuat dari bahan yang mudah dipecahkan, dan senantiasa bebas
hambatan selama bangunan dihuni atau dioperasikan. Akses petugas pemadam
kebakaran harus diberi tanda segitiga warna merah atau kuning dengan ukuran tiap
sisi minimum 150 mm dan diletakkan pada sisi luar dinding dan diberi tulisan
“AKSES PEMADAM KEBAKARAN-JANGAN DIHALANGI” dengan
ukuran tinggi minimal 50 mm.
2. Akses petugas pemadam kebakaran di dalam bangunan
Diperlukan persyaratan mengenai sarana atau fasilitas tambahan untuk
menghindari penundaan dan untuk memperlancar operasi pamadaman.

Panduan Penanggulangan Kebakaran 5


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

BAB V
SARANA PENYELAMATAN

A. TUJUAN, FUNGSi DAN PERSYARATAN KINERJA


1. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam bab ini adalah mencegah terjadinya
kecelakaan atau luka pada waktu melakukan evakuasi pada saat keadaan darurat
terjadi.
2. Fungsi
Setiap bangunan harus dilengkapi dengan sarana evakuasi yang dapat
digunakan oleh penghuni bangunan, sehingga memiliki waktu yang cukup untuk
menyelamatkan diri dengan aman tanpa terhambat hal-hal yang diakibatkan oleh
keadaan darurat.
3. Persyaratan Kinerja
Sarana atau jalan ke luar dari bangunan harus disediakan agar penghuni
bangunan dapat menggunakannya untuk penyelamatan diri. Jalan keluar harus
ditempatkan terpisah. Agar penghuni atau pemakai bangunan dapat menggunakan
jalan ke luar tersebut secara aman, maka jalur ke jalan luar harus memiliki dimensi
yang di tentukan berdasarkan :
a. Jumlah, mobilitas dan karakter-karakter lainnya dari penghuni atau pemakai
bangunan.
b. Fungsi atau pemakaian bangunan.
B. PERSYARATAN JALAN KELUAR
Setiap bangunan harus mempunyai sedikitnya 1 eksit dari setiap lantainya. Eksit
yang disyaratkan sebagai alternatif jalan ke luar harus :
1. Tersebar merata di sekeliling lantai yang dilayani sehingga akses ke minimal dua
eksit tidak terhalang dari semua tempat termasuk area lif di lobby, dan
2. Jarak tidak kurang dari 9 m antar eksit, dan
3. Terletak sedemikian rupa sehingga alternatif jalur lintasan tidak bertemu,
sehingga jarak antar eksit kurang dari 6 m.

Panduan Penanggulangan Kebakaran 6


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

C. KONSTRUKSI JALUR EVAKUASI


1. Pintu
Suatu pintu dalam bangunan yang berfungsi sebagai eksit atau membentuk
bagian dari eksit atau setiap pintu untuk area perawatan pasien harus :
a. Bukan pintu berputar
b. Bukan pintu gulung
c. Tidak boleh dipasang pintu sorong
d. Pengoperasian gerendel pintu
Pintu pada eksit yang disyaratkan membentuk bagian dari eksit atau jalur yang
menuju ke eksit harus siap dapat dibuka tanpa kunci dari sisi dalam yang
menghadap ke jalur penyelamatan dengan satu tangan, dengan mendorong
melalui alat yang dipasang pada ketinggian antara 0,9 – 1,2 m dari lantai.
2. Rambu pada pintu
Untuk memberi tanda pada orang bahwa operasi pintu-pintu tertentu harus
tidak di halangi, harus dipasang di tempat yang mudah dilihat atau dekat dengan
pintu kebakaran yang memberikan akses langsung ke eksit yang dilindungi
terhadap kebakaran. Rambu tersebut harus dibuat dengan huruf besar minimal
tinggi huruf 20 mm, warna kontras dengan warna latar belakang.

Panduan Penanggulangan Kebakaran 7


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

BAB VI
SISTEM PROTEKSI PASIF

A. TUJUAN, FUNGSI DAN PERSYARATAN KINERJA


1. Tujuan
Tujuan dari persyaratan yang tercantum dalam Bab ini adalah untuk:
a) Melindungi manusia yang sakit ataupun cedera akibat terjadinya kebakaran
dalam bangunan maupun saat penyelamatan.
b) Menyediakan fasilitas untuk menunjang kegiatan yang dilakukan petugas
pemadam kebakaran
c) Menghindari penyebaran kebakaran antar bangunan
d) Melindungi benda atau barang lainnya terhadap kerusakan fisik akibat
keruntuhan struktur bangunan saat terjadi kebakaran.
2. Fungsi
1) Konstruksi suatu bangunan harus mampu menciptakan kestabilan struktur
selama kebakaran untuk:
a) Memberikan waktu bagi penghuni bangunan untuk menyelamatkan diri
secara aman
b) Memberikan kesempatan bagi petugas pemadam kebakaran untuk
beroperasi
c) Menghindarkan kerusakan benda atau barang akibat kebakaran
2) Suatu bangunan harus dilindungi terhadap penyebaran kebakaran Sehingga
penghuni bangunan mempunyai cukup waktu untuk melakukan evakuasi
secara aman tanpa dihalangi oleh penyebaran api dan asap kebakaran Untuk
memberikan kesempatan bagi petugas pemadam kebakaran beroperasi.
3. Persyaratan Kinerja
Suatu bangunan gedung harus mempunyai bagian atau elemen bangunan
yang pada tingkat tertentu bisa mempertahankan stabilitas struktur selama terjadi
kebakaran, yang sesuai dengan :
1) Fungsi bangunan
2) Beban api

Panduan Penanggulangan Kebakaran 8


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

3) Intensitas kebakaran
4) Potensial bahaya
5) Ketinggian bangunan
6) Kedekatan dengan bangunan lain
7) Sistem protektif aktif yang terpasang dalam bangunan
8) Ukuran kompartemen kebakaran
9) Tindakan petugas pemadam kebakaran
10) Elemen bangunan lainnya yang mendukungEvakuasi penghuni
Ruang perawatan pasien harus dilindungi terhadap penjalaran asap dan
panas serta gas beracun yang ditimbulkan oleh kebakaran untuk dapat
memberikan waktu cukup agar evakuasi penghuni bisa berlangsung secara tertib
pada saat terjadi kebakaran. Setiap elemen bangunan yang dipasang atau
disediakan untuk menahan penyebaran api pada bukaan, sambungan-sambungan,
tempat-tempat penembusan struktur untuk utilitas harus dilindungi terhadap
kebakaran sehingga diperoleh kinerja yang memadai dari elemen tersebut.

Panduan Penanggulangan Kebakaran 9


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

BAB VII
SISTEM PROTEKSI AKTIF

A. TUJUAN, FUNGSI DAN PERSYARATAN KINERJA


1. Tujuan
a. Melindungi penghuni dari kecelakaan atau luka, dengan memperingatkan kepada
penghuni akan adanya suatu kebakaran, sehingga dapat melaksanakan evakuasi
dengan aman.
b. Melindungi penghuni dari kecelakaan atau luka pada waktu melakukan avakuasi
pada saat kejadian kebakaran.
2. Fungsi
Suatu bangunan dilengkapi dengan proteksi kebakaran sedemikian rupa sehingga :
a. Penghuni diperingatkan akan adanya suatu kebakaran dalam bangunan sehingga
dapat melaksanakan evakuasi dengan aman.
b. Penghuni mempunyai waktu untuk melakuikan evakuasi secara aman sebelum
kondisi pada jalur evakuasi menjadi tidak tertahankan oleh akibat kebakaran.
3. Persyaratan Kinerja
Dalam suatu bangunan yang menyediakan akomodasi tempat tidur, harus
disediakan sistem peringatan otomatis pada sistem deteksi asap, sehingga mereka
dapat berevakuasi ke tempat yang aman pada saat terjadi kebakaran. Pada saat terjadi
kebakaran pada bangunan gedung, kondisi pada setiap jalur evakuasi harus dijaga
untuk periode waktu yang diperlukan penghuni untuk melakukan evakuasi dari
bagian bangunan, sehingga :
a. Temperatur tidak membahayakan jiwa manusia.
b. Jalur/rute evakuasi masih dapat terlihat jelas.
c. Tingkat keracunan asap tidak membahayakan jiwa manusia.
Periode waktu yang diperlukan untuk melakukan evakuasi harus memperhitungkan
:
a. Jumlah, mobilitas, dan karakteristik lain dari penghuni, dan
b. Fungsi bangunan
c. Jarak tempuh dan karakteristik lainnya dari bangunan
d. Beban api

Panduan Penanggulangan Kebakaran 10


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

e. Potensi intensitas kebakaran


f. Tingkat bahaya kebakaran
g. Setiap sistem konstruksi kebakaran aktif yang terpasang dalam bangunan
h. Tindakan petugas pemadam kebakaran
Catatan : Persyaratan tersebut tidak berlaku untuk ruang parkir terbuka atau
panggung terbuka
B. SISTEM PEMADAMAN KEBAKARAN MANUAL
Alat Pemadam Api Portabel (APAP) Lingkup Spesifikasi ini menjelaskan instalasi
dan pengoperasian Alat pamadam api Portabel (APAP) yang meliputi Alat Pemadam
Api Ringan (APAR) dan Alat Pemadam Api Beroda (APAB).
1. Tujuan
Instalasi APAP harus ditujukan untuk menyediakan sarana bagi pemadam api
pada tahap awal.
2. Persyaratan Kinerja
Alat pemadam api portabel harus dipilih dan ditempatkan sesuai ketentuan
dalam SNI 03-3987- edisi terakhir, tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan
Pemadaman Api Ringan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Rumah dan Gedung.
3. Ketentuan istalasi APAP
a. Jenis APAP
Jenis APAP yang digunakan harus dari jenis yang teruji menurut SNI 03-
3988-edisi terakhir, tentang pengujian kemampuan pemadaman dan penilaian
alat pemadam api ringan.
b. Instalasi APAP harus memenuhi SNI 03-3987 edisi terakhir tentang tata cara
perencanaan, pemasangan pemadaman api ringan untuk pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan rumah dan gedung.
c. Penempatan APAP harus pada lokasi yang mudah ditemukan, mudah
dijangkau, dan mudah di ambil dari tempatnya untuk dibawa ke lokasi
kebakaran.
d. Instalasi APAP yang terpasang harus diperiksa secara berkala seperti yang
diatur dalam SNI 03-3987-edisi terakhir tentang Tata Cara Perencanaan,
Pemasangan pemadaman api ringan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan rumah dan gedung.

Panduan Penanggulangan Kebakaran 11


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

C. PENGENDALIAN ASAP KEBAKARAN


Pengendalian asap harus disediakan pada bangunan. Suatu bangunan bangunan
yang mempunyai atrium, atau yang terpisah/secara khusus. Ketentuan sistem
pembuangan asap serta ventilasi asap dan panas dari bagian ini tidak berlaku untuk
setiap area yang tidak digunakan oleh penghuni untuk jangka waktu lama antara lain:
gudang dengan luas lantai kurang dari 30 m², ruang sanitasi, ruang mesin atau sejenis.
1. Ketentuan Umum
Suatu sistem deteksi asap harus dipasang guna mengoperasikan sistem
pengendalian asap terzona dan sistem penahan udara otomatis (pressurization)
pada sarana jalan keluar yang aman kebakaran.
2. Pemberlakuan persyaratan
Persyaratan untuk bahaya khusus. Upaya tambahan dalam pengendalaian asap
mungkin diperlukan untuk :
a. Karakteristik khusus bangunan
b. Penggunaan khusus bangunan
c. Tipe material yang khusus, jumlah yang khusus dari bahan yang disimpan,
dipamerkan atau dipakai dalam bangunan.
3. Persyaratan kinerja
Persyaratan ini menjelaskan pemasangan dan pengoperasian sistem deteksi
asap dan alarm otomatis :
a. Sistem alarm asap
Sistem alarm asap harus terdiri dari alarm asap yang memenuhi ketentuan
yang berlaku. Bila alarm asap dipasang di dapur dan di area lainnya yang sering
mengakibatkan terjadinya alarm asap palsu, maka alarm panas boleh dipasang
sebagai pengganti alarm asap. Jika di dapur dan di area lain tersebut di pasang
sprinkler, maka alarm panas tidak diperlukan lagi.
b. Sistem deteksi asap
Sistem deteksi asap harus memenuhi SNI 03.3689 edisi terakhir. Di dapur
dan di area lainnya, dimana penggunaan area tersebut sering mengakibatkan
terjadinya alarm asap palsu, alarm boleh di pasang sebagai pengganti alarm
asap. Apabila di dapur dan di area lain tersebut di pasang sprinkler, maka alarm
panas tidak perlu di pasang. Untuk ruang pasien harus dipasang detektor asap
tipe photo elektrik dan tipe ionisasi secara berselang-seling. Di pasang alat

Panduan Penanggulangan Kebakaran 12


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

manual pemicu alarm pada jalur evakuasi, sedemikian rupa sehingga setiap
titik pada bangunan mempunyai alat manual pemicu alarm yang berjarak tidak
kurang dari 30 m. Deteksi asap untuk sistem pengendalian asap kebakaran
Detektor asap yang diperlukan untuk mengaktifkan sistem penekanan udara
untuk jalan keluar (eksit) yang aman dari kebakaran (fire, isolated exit) dan
sistem pengendalian asap yang terzona harus :
- Dipasang penggunaan sistem tata udara mekanis untuk pengendalian asap
menurut ketentuan yang berlaku.
Detektor asap dipasang pada jarak Antar detektor tidak lebih dari 20 m dan
tidak berjarak lebih dari 10 m dan asap dinding, dinding pemisah (bulkhead)
atau tirai asap. Detektor asap mempunyai kepekaan Sesuai dengan standar
penggunaan sistem pengolah udara mekanis sebagai pengendalian untuk
ruangan selain dari koridor. Detektor asap yang dipasang untuk mengaktifkan
sistem pengendalian asap kebakaran harus merupakan bagian dari sistem
pendeteksian asap atau kebakaran bangunan yang memenuhi SNI 03-3689
edisi terakhir, atau merupakan sistem berdiri sendiri yang dilengkapi dengan
peralatan kontrol dan indikator dengan fasilitas verifikasi alarm dan memenuhi
persyaratan yang berlaku.
D. PENCAHAYAAN DARURAT DAN TANDA PENUNJUK ARAH
1. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penerapan persyaratan ini adalah untuk
menyelamatkan penghuni dari kecelakaan ataupun ancaman bahaya dengan :
a. Menyediakan pencahayaan yang memadai
b. Memberikan petunjuk/rambu-rambu yang cukup jelas untuk menuju jalan
keluar (eksit) dan alur pencapaian menuju eksit
c. Memberikan peringatan kepada penghuni/pengguna bangunan akan terjadinya
keadaan darurat.
2. Tuntutan Fungsi
Suatu bangunan harus dilengkapi :
a. Pencahayaan yang cukup memadai bila sistem pencahayaan buatan yang
normal pada bangunan tidak berfungsi saat keadaan darurat.
b. Pencahayaan yang cukup diartikan masih mampu berfungsi untuk :
1) Memperingatkan penghuni/pengguna bangunan untuk menyelamatkan diri

Panduan Penanggulangan Kebakaran 13


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

2) Mengatur proses evakuasi


3) Mengenali tanda eksit dan jalur menuju ke eksit
3. Persyaratan Kinerja
Suatu tingkat pencahayaan (iluminasi) untuk pelaksanaan evakuasi yang aman
pada saat keadaan darurat harus disediakan pada bangunan disesuaikan dengan :
a. Fungsi atau peruntukan bangunan
b. Luas lantai bangunan
c. Jarak tempuh ke eksit
Dalam menunjang proses evakuasi, tanda-tanda yang cocok atau cara lain untuk
dapat mengenali, sampai pada tingkat yang diperlukan, harus :
a. Dipasang pencahayaan darurat untuk mengidentifikasi lokasi eksit
b. Dapat memandu penghuni/pengguna bangunan ke eksit
c. Dapat terlihat secara jelas
d. Dapat beroperasi saat sumber daya untuk sistem pencahayaan tidak berfungsi,
untuk waktu yang cukup hingga penghuni bangunan terevakuasi dengan
selamat.
Untuk mengingatkan penghuni/pengguna bangunan akan terjadinya kondisi
darurat, maka sistem peringatan dini dan interkomunikasi darurat harus disediakan
sampai pada tingkat yang diperlukan, disesuaikan dengan:
a. Luas lantai bangunan
b. Fungsi atau penggunaan bangunan
c. Ketinggian bangunan
4. Persyaratan Teknis Pencahayaan Darurat
Suatu sistem pencahayaan darurat harus dipasang :
a. Disetiap tangga, ramp dan jalan terusan yang dilindungi terhadap kebakaran.
b. Di setiap jalan terusan, koridor, jalur penghubung di ruangan besar (hall) atau
semacamnya yang menjadi bagian dari jalur perjalanan ke eksit,setiap
ruangan yang mempunyai luas lantai lebih dari 100 m² yang tidak membuka
ke arah koridor atau ruang yang mempunyai pencahayaan darurat atau ke
jalan umum atau ke ruang terbuka, setiap ruangan yang mempunyai luas
lantai lebih dari 300 m²
c. Desain Sistem Pencahayaan Keadaan Darurat
d. Setiap sistem pencahayaan keadaan darurat harus :

Panduan Penanggulangan Kebakaran 14


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

1) Beroperasi otomatis
2) Memberikan pencahayaan yang cukup tanpa penundaan yang tidak perlu
dalam upaya menjamin evakuasi yang aman di seluruh daerah dalam
bangunan di lokasi atau tempat yang dipersyaratkan
3) Dilindungi terhadap kerusakan akibat kebakaran bila sistem pencegahan
darurat tersebut merupakan sistem yang tersentralisasi.
4) Pencahayaan darurat harus memenuhi standar yang berlaku.
5) Tanda keluar (Eksit), Suatu tanda EXIT harus jelas terlihat bagi orang yang
menghampiri eksit dan harus dipasang pada, di atas atau berdekatan
dengan setiap :
A. Pintu yang memberikan jalan ke luar langsung dari satu lantai ke :
 Tangga, jalan terusan atau ramp yang dilindungi struktur tahan
api, yang berfungsi sebagai sksit yang memenuhi persyaratan
 Tangga luar, jalan terusan atau ramp yang memenuhi syarat
sebagai eksit.
 Serambi atau balkon luar yang memberikan akses menuju ke
eksit.
B. Pintu dari suatu tangga, jalan terusan atau ramp yang dilindungi
struktur tahan api atau tiap level hamburan ke jalan umum atau ruang
terbuka.
C. Eksit horisontal.
D. Pintu yang melayani atau membentuk bagian dari eksit yang
disyaratkan pada lantai bangunan yang harus dilengkapi dengan
pencahayaan darurat.
E. Tanda penunjuk arah.
Bila suatu eksit tidak dapat terlihat secara langsung dengan jelas oleh
penghuni atau pengguna bangunan, maka harus dipasang tanda penunjuk
dengan tanda panah menunjukkan arah, dan di pasang di koridor, jalan
menuju ruang besar (hllways), lobi dan semacamnya yang memberikan
indikasi penunjukkan arah ke eksit yang disyaratkan. Setiap tanda eksit
harus :
A. Jelas dan pasti serta mempunyai huruf dan simbol berukuran tepat.

Panduan Penanggulangan Kebakaran 15


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

B. Diberi pencahayaan yang cukup agar jelas terlihat setiap waktu saat
bangunan dihuni atau dipakai oleh setiap orang yang berhak untuk
memasuki bangunan.
C. Dipasang sedemikian rupa sehingga bila terjadi gangguan listrik,
maka pencahayaan darurat segera menggantikannya.
D. Bila diterangi dengan sistem pencahayaan darurat, maka komponen
pengkabelan dan sumber daya dan lain-lain harus memenuhi syarat.
E. SISTEM DAYA DARURAT
1. Umum
2. Sumber daya listrik darurat digunakan antara lain untuk mengoperasikan :
a. Pencahayaan darurat.
b. Sarana komunikasi darurat
c. Lif kebakaran
d. Sistem deteksi dan alarm kebakaran
e. Hidran kebakaran
f. Sprinkler kebakaran
g. Alat pengendali asap
h. Pintu tahan api otomatis
i. Ruang pusat pengendali kebakaran
3. Ketentuan penggunaan sumber daya darurat untuk kebutuhan mengoperasikan
pencahayaan darurat, sarana komunikasi darurat, lif kebakaran, sistem deteksi dan
alarm kebakaraan, alat pengendali asap dan pintu tahan api otomatis diatur dalam
ketentuan tersendiri.
4. Instalasi listrik sistem daya darurat harus memenuhi SNI tentang Persyaratan
Umum Instalasi Listrik edisi terakhir.
5. Sumber Daya yang disuplai untuk mengoperasikan sistem daya darurat diperoleh
sekurang-kurangnya dari dua sumber sebagai berikut :
a. Sumber Daya Listrik dapat diperoleh PLN, dan atau
b. Sumber darurat berupa Batere atau Generator
c. Sumber daya listrik darurat harus direncanakan dapat bekerja secara otomatir
apabila sumber daya utama tidak bekerja dan harus dapat bekerja setiap saat.

Panduan Penanggulangan Kebakaran 16


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

d. Bangunan atau ruangan yang sumber daya utamanya dari PLN harus dapat juga
dilengkapi dengan generator sebagai sumber daya darurat dan penempatannya
harus memenuhi TKA yang berlaku.
e. Jaringan Satu Daya
f. Semua instalasi kabel yang melayani sumber daya listrik darurat harus
memenuhi kabel tahan api selama 60 menit.
g. Alat Proteksi Daya Suplai Apabila alat proteksi daya suplai (pengaman lebur,
pemutus daya) dipasang dalam sirkit daya suplai dari gardu sendiri dan
sambungan PLN di depan sirkit feeder pompa kebakaran, alat tersebut harus
mampu selalu terhubung pada saat menerima arus locked rotor dari motor
pompa kebakaran dan beban listrik maksimum bangunan.
h. Jaringan pembagi (Ampacity jaringan) Konduktor antara sumber daya dan
motor pompa kebakaran ukurannya harus sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

F. PUSAT PENGENDALI KEBAKARAN


1. Umum
Spesifikasi ini menjelaskan mengenai konstruksi dan sarana yang disyaratkan
dalam pusat penegndali kebakaran. Sarana yang ada di pusat pengendali kebakaran
dapat digunakan untuk :
a. Melakukan tindakan pengendalian dan pengarahan selama berlangsungnya
operasi penanggulangan kebkaran atau penanganan kondisi darurat lainnya.
b. Melengkapi sarana alat pengendali, panel kontrol, telepon, mebel, peralatan
dan sarana lainnya yang diperlukan dalam penanganan kondisi kebakaran.
2. Pusat pengendali kebakaran tidak digunakan untuk keperluan lain selain:
a. Kegiatan pengendalian kebakaran
b. Kegiatan lain yang berkaitan dengan unsur keselamatan atau keamanan bagi
penghuni bangunan.
3. Lokasi ruang Pusat Pengendali, Ruang pusat pengendali kebakaran haruslah
ditempatkan sedemikian rupa pada bangunan, sehingga jalan keluar dari setiap
bagian pada lantai ruang tersebut kearah jalan atau ruang terbuka umum tidak
terdapat perbedaan ketinggian permukaan lantai lebih dari 30 cm.

Panduan Penanggulangan Kebakaran 17


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

4. Konstruksi, Ruang pusat pengendali kebakaran pada bangunan gedung yang tinggi
efektifnya lebih dari 50 meter, haruslah berada pada ruang terpisah, dengan syarat
:
a. Konstruksi pelindung penutupnya dibuat dari beton, tembok atau sejenisnya
yang mempunyai kekokohan yang cukup terhadap keruntuhan akibat
kebakaran dan dengan nilai TKA tidak kurang dari 120/120/120;
b. Bahan lapis penutup, pembungkus atau sejenisnya yang digunakan dalam
ruang pengendali harus memenuhi persyaratan tangga kebakaran yang
dilindungi
c. Peralatan utilitas, pipa-pipa, saluran-saluran udara dan sejenisnya yang tidak
diperlukan untuk berfungsinya ruang pengendali, tidak boleh melintasi ruang
tersebut
d. Bukaan pada dinding, lantai atau langit-langit yang memisahkan ruang
penegndali dengan ruang dalam bangunan dibatasi hanya untuk pintu, ventilasi
dan lubang perawatan lainnya khusus untuk melayani fungsi ruang pengendali
tersebut.
e. Pintu ‘KELUAR’
f. Pintu yang menuju ruang pengendali harus membuka kearah dalam ruang
tersebut, dapat dikunci dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga orang yang
menggunakan jalur evakuasi dari dalam bangunan tidak menghalangi atau
menutup jalan masuk ke ruang pengendali tersebut
g. Ruang pengendali haruslah dapat dimasuki dari dua arah, Satu dari arah pintu
masuk di depan bangunan dan Satu langsung dari tempat umum atau melalui
jalan terusan yang dilindungi terhadap api, yang menuju ke tempat umum dan
mempunyai TKA tidak kurang dari -/120/30.
5. Ukuran dan Sarana
a. Ruang pengendali kebakaran harus dilengkapi dengan sekurang-kurangnya :
 Panci indikator kebakaran dan sakelar kontrol dan indikator visual yang
diperlukan untuk semua pompa kebakaran, kipas pengendali asap, dan
peralatan pengaman kebakaran lainnya yang dipasang di dalam bangunan.
 Telepon yang memiliki sambungan langsung
 Sebuah papan tulis berukuran tidak kurang dari 120 cm x 100 cm

Panduan Penanggulangan Kebakaran 18


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

 Sebuah papan tempel (pin-up board) berukuran tidak kurang dari 120 cm
x 100 cmSebuah meja berukuran cukup untuk menggelar gambar dan
rencana taktis
 Rencana taktis penanggulangan kebakaran yang ditetapkan dan diberi kode
warna

b. Sebagai tambahan di ruang pengendali dapat disediakan:


 Panel pengendali utama, panel indikator lif, sakelar pengendali jarak jauh
untuk gas atau catu daya listrik dan genset darurat
 Sistem keamanan bangunan, sistem pengamatan, dan sistem manajemen
jika dikehendaki terpisah total dari sistem lainnya.
c. Sustu ruang pengendali harus :
 Mempunyai luas lantai tidak kurang dari 10 m² dan panjang dari sisi bagian
dalam tidak kurang dari 2,5 m.
 Jika hanya menampung peralatan minimum, maka luas lantai bersih tidak
kurang dari 8 m² dan luas ruang bebas di antara depan panel indikator tidak
kurang dari 1,5 m²
 Jika dipasang peralatan tambahan, maka luas bersih daerah tambahan
adalah 2 m² untuk setiap penambahan alat dan ruang bebas di antara depan
panel indikator tidak kurang dari 1,5 m²
6. Ventilasi dan Pemasok Daya
Ruang pengendali harus diberi ventilasi dengan cara :
a. Ventilasi alami dari jendela atau pintu pada dinding luar bangunan yang
membuka langsung ke ruang pengendali dari jalan atau ruang terbuka.
b. Sistem udara bertekanan pada sisi yang hanya melayani ruang pengendali
 Dipasang sesuai ketentuan yang berlaku sebagai ruangan adalah tangga
kebakaran yang dilindungi
 Beroperasi secara otomatis melalui aktivitas sistem isyarat bahaya
kebakaran (fire alarm) atau sistem sprinkler yang dipasang pada bangunan
dan secara manual di ruang pengendali

Panduan Penanggulangan Kebakaran 19


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

 Mengalirkan udara segar ke dalam ruangan tidak kurang dari 30 kali


pertukaran udara per jamnya pada waktu sistem sedang beroperasi dan
salah satu pintu ruangan terbuka
 Mempunyai kipas, motor, dan pipa-pipa saluran udara yang membentuk
bagian dari sistem, tetapi tidak berada di dalam ruang penegndali dan
diproteksi oleh dinding yang mempunyai TKA tidak lebih kecil dari
120/120/120
 Mempunyai catu daya listrik ke ruang penegndali atau peralatan penting
bagi beroperasinya ruang pengendali dan yang dihubungkan dengan
pasokan daya dari sisi masuk saklar hubung bagi daya dari luar bangunan,
dan tidak ada sarana/peralatan yang terbuka kecuali pintu yang diperlukan,
pengendali pelepas tekanan (pressure control relief) dan jendela yang dapat
dibuka oleh kunci yang menjadi bagian dari konstruksi ruang pengendali
7. Tanda
Permukaan luar pintu yang menuju ke dalam ruang pengendali harus diberi tanda
dengan tulisan sebagai berikut: ‘RUANG PENGENDALI KEBAKARAN’.
Dengan huruf tidak lebih kecil dari 50 mm tingginya dan dengan warna yang
kontras dengan latar belakangnya.
8. Pencahayaan
Pencahayaan darurat sesuai ketentuan yang berlaku harus dipasang dalam ruang
pusat pengendali, tingkat iluminasi diatas meja kerja tak kurang dari 400 Lux.
9. Peralatan yang tidak diperbolehkan ada di ruang Pengendali Kebakaran
Beberapa peralatan seperti motor bakar, pompa pengendali sprinkler, pemipaan
dan sambungan-sambungan pipa tidak boleh dipasang dalam ruang pengendali,
tetapi boleh dipasang dalam ruangan-ruangan yang dapat dicapai dari ruang
pengendali tersebut.
10. Tingkat Suara Lingkungan (ambient)
Tingkat suara di dalam ruang pengendali kebakaran beroperasi ketika kondisi
darurat berlangsung tidak melebihi 65 dBA bila ditentukan berdasarkan ketentuan
tingkat kebisingan di dalam bangunan.

Panduan Penanggulangan Kebakaran 20


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

BAB VIII
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
A. UMUM
Pada bab ini dimuat rangkaian sistematis dan menerus dalam upaya pengawasan
dan pengendalian pengaman terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan
lingkungan baik terhadap bangunan baru maupun bangunan lama agar bangunan laik
fungsi serta aman bagi penghuni atau pengguna bangunan tersebut. Dengan demikian
jaminan keselamatan terhadap bahaya kebakaran baik pada penghuni bangunan dan
lingkungan yang terjadi sewaktu-waktu dapat terpenuhi baik pada tahap perencanaan,
pelaksanaan atau kostruksi/instalasi serta pemanfaatan dan pemeliharaan bangunan.
B. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TAHAP PERENCANAAN
Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan dan pengecekan oleh instansi teknis yang
berwenang serta konsultan perencana dalam rangka pemenuhan standar dan ketentuan
yang berlaku, melalui pengawasan dan pengendalian terhadap gambar-gambar
perencanaan. Hasil pemeriksaan pada tahap ini akan menentukan diperolehnya
rekomendasi dalam rangka memperoleh ijin mendirikan bangunan.
C. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TAHAP PELAKSANAAN
Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan dan pengecekan oleh instansi teknis yang
berwenang serta konsultan pengawas dalam rangka pengawasan dan pengendalian
agar spesifikasi teknis dan gambar-gambar perencanaan seluruh instalasi sistem
proteksi kebakaran baik pasif maupun aktif serta sarana penyelamatan sesuai dengan
hasil perencanaannya. Pada tahap ini dilakukan pengecekan material, pengecekan
beroperasinya seluruh sistem instalasi kebakaran, tes persetujuan, tes kelikan fungsi
serta melakukan laporan berkala.
a. Pelaporan sistem proteksi kebakaran :
1) Laporan sistem proteksi kebakaran memuat informasi mengenai sistem
proteksi yang terdapat atau terpasang pada bangunan termasuk komponen-
komponen sistem proteksi dan kelengkapannya.
2) pengelola bangunan serta menjadi salah satu dokumen yang harus diserahkan
kepada instansi teknis yang berwenang, dalam rangka memperoleh ijin-ijin
yang telah ditetapkan.
b. Substansi atau materi laporan ini mencakup sekurang-kurangnya:

Panduan Penanggulangan Kebakaran 21


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

1) Identifikasi bangunan
2) Konsep perancangan sistem proteksi kebakaran
3) Aksesibilitas untuk mobil pemadam kebakaran
4) Sarana jalan ke luar yang ada atau tersedia
5) Persyaratan struktur terhadap kebakaran yang dipenuhi
6) Sistem pengendalian asap
7) Sistem pengindera dan alarm kebakaran
8) Sistem pemadam kebakaran (media air, kimia, khusus)
9) Pembangkit tenaga listrik darurat
10) Sistem pencahayaan untuk menunjang proses evakuasi
11) Sistem komunikasi dan pemberitahuan keadaan darurat
12) Daerah dengan resiko atau potensi bahaya kebakaran tinggi
13) Skenario kebakaran yang mungkin terjadi
14) Eksistensi manajemen penanggulangan terhadap kebakaran
Pihak yang berwenang melakukan inspeksi dan memberikan rekomendasi adalah
Instansi Pemadam Kebakaran. Bila Instansi Pemadam Kebakaran belum cukup
mampu melaksanakan tugas tersebut diatas, maka dapat dibantu oleh konsultan
perseorangan yang profesional atau pihak perguruan tinggi yang tergabung dalam
suatu tim dengan ijin Kepala Daerah.
D. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TAHAP PEMANFAATAN/
PEMELIHARAAN
Pengawasan dan pengendalian pada tahap ini dilaksanakan selain oleh penilik
bangunan juga instansi teknis yang berwenang serta konsulkan dibidang perawatan
bangunan gedung dan lingkungan, agar bangunan selalu laik fungsi. Aspek yang
diperiksa selain melakukan pemeriksaan terhadap seluruh instalasi dan konstruksinya
juga seluruh penunjang yang mendukung beroperasinya sistem tersebut. Pemeriksaan
dilakukan secara berkala, termasuk tes beroperasinya seluruh peralatan yang ada.
Diwajibkan secara berkala melaksanakan “latihan kebakaran”. Bagi
pengelola/pengguna bangunan diharuskan melaksanakan seluruh ketentuan teknis
manajemen penanggulangan kebakaran perkotaan, khususnya menyangkut pada
bangunan gedung dan lingkungan sesuai yang diatur dalam ketentuan teknis tersebut.

Panduan Penanggulangan Kebakaran 22


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

E. JAMINAN KEANDALAN SISTEM


1) Kinerja sistem proteksi kebakaran sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor penentu
seperti pemilihan standar dan sistem desain, kualitas instansi serta aspek
pemeliharaan.
2) Perancangan dan pemilihan sistem proteksi kebakaran perlu memperhitungkan
potensi bahaya kebakaran pada bangunan yang mencakup beban api, dimensi serta
konfigurasi ruang, termasuk ventilasi, keberadaan benda-benda penyebab
kebakaran dan ledakan, jenis peruntukan bangunan, serta kondisi lingkungan
sekitar termasuk lokasi instansi kebakaran dan sumber-sumber air untuk
pemadaman (water supplies), serta memenuhi ketentuan dan standar yang berlaku.
3) Pelaksanaan pekerjaan serta instalasi sistem proteksi kebakaran harus memenuhi
ketentuan dan standar pelaksanaan konstruksi melalui penerapan dan
pengendalian kualitas bahan, komponen, terutama ditinjau dari unsur
kombustibilitas bahan dan nilai TKA, serta pelaksanaan pekerjaan dengan baik
disamping penyediaan sarana proteksi yang aman disaat pekerjaan konstruksi
berlangsung.
4) Unsur manajemen pengamanan kebakaran (Fire Safety Management), terutama
yang menyangkut kegiatan pemeriksaan berkala, perawatan dan pemeliharaan,
audit keselamatan kebakaran dan latihan penanggulangan kebakaran harus
dilaksanakan secara periodik sebagai bagian dari kegiatan pemeliharaan sarana
proteksi aktif yang terpasang pada bangunan.
5) Hal-hal yang berkaitan dengan masalah proteksi kebakaran, meliputi latihan dan
pengertian bagi pengelola dan penghuni bangunan terhadap:
6) Potensi bahaya kebakaran, dan menghindarkan terjadinya kebakaran
7) Tindakan pemadaman dan pengamanan saat terjadinya kebakaran
8) Tindakan penyelamatan baik bagi benda maupun jiwa
F. PENGUJIAN API
1) Dalam hal menentukan sifat bahan bangunan dan tingkat ketahanan api (TKA)
komponen struktur bangunan dalam rangka desain maupun evaluasi keandalan
sistem proteksi kebakaran pada suatu bangunan, harus terlebih dahulu dilakukan

Panduan Penanggulangan Kebakaran 23


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

pengujian api atau mengacu kepada hasil-hasil pengujian api yang telah dilakukan
di laboratorium uji api.
2) Pelaksanaan pengujian, pengamatan dan penilaian hasil uji dilakukan sesuai
ketentuan dan standar metode uji yang berlaku.
3) Dalam hal pelaksanaan uji tidak dapat dilakukan di Indonesia berhubung dengan
prosedur standar, sumber daya manusia maupun kondisi peralatan uji yang ada,
maka evaluasi dilakukan dengan mengacu kepada hasil pengujian yang telah
dilakukkan oleh lembaga uji yang terakreditasi baik di dalam negeri ataupun di
luar negeri.
G. PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN SISTEM PROTEKSI
KEBAKARAN
Pemeliharaan dan pengoperasian sistem proteksi kebakaran termasuk menjaga
berfungsinya semua peralatan/perlengkapan pencegahan api (fire stop)
1) Umum
Pedoman ini menetapkan persyaratan minimum pemeliharaan dan perawatan
sistem proteksi kebakaran. Jenis sistem meliputi :
a. Kerumahtanggaan keselamatan kebakaran (fire safety housekeeping)
b. Sarana jalan ke luar (means of access).
c. Sistem deteksi dan alarm kebakaran dan sistem komunikasi suara darurat.
d. Alat pemadan api ringan (APAR) (fire extinguisher).
e. Sistem pompa kebakaran terpasang atap
f. Sistem pipa tegak dan slang atau hidran bangunan.
g. Sistem sprinkler otomatik.
h. Sistem pemadam kebakaran terpasang tetap lain.
i. Sistem pengendalian dan manajemen asap.
j. Kerumahtanggaan keselamatan kebakaran (fire safety housekeeping)
k. Kerumahtanggaan keselamatan kebakaran meliputi Pemeliharaan dan
perawatan bangunan, termasuk :
 Lantai: perawatan umum lantai seperti pembersihan, penanganan dan
sebagainya dapat memberikan bahaya kebakaran bila pelarut atau pelapis
yang mempunyai sifat mudah terbakar digunakan, atau bila sisa (residu)
yang mudah terbakar dihasilkan.

Panduan Penanggulangan Kebakaran 24


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

 Debu dan kain tiras (dust & lint): dalam banyak fungsi/hunian bangunan
diperlukan prosedur pembersih/pembuangan debu dan kain tiras mudah
terbakar yang terakumulasi dari dinding, langit-langit, lantai dan
komponen struktur terbuka. Kecuali prosedur ini dijalankan dengan aman
menggunakan penyedot debu (vacuum cleaner) atau sistem penggerak
udara (blower & exhaust system), dapat menimbulkan bahaya kebakaran
atau ledakan. Pada beberapa kasus di mana atmosfir penuh dengan debu,
peralatan penyedot hartus dilengkapi dengan motor tahan penyalaan
(ignition-proof motor) untuk menjamin operasi yang aman.
 Kerumahtanggaan hunian dan proses, kuncinya di sini adalah tidak
memberikan kebakaran tempat untuk mulai
 Pembuangan sampah
 Tempat sampah yang terbuat dari bahan tidak mudah terbakar harus
digunakan untuk pembuangan limbah dan sampah.
 Pemilahan/segresi limbah: sebaiknya sampah yang mudah terbakar
dipisahkan dari sampah yang tidak mudah terbakar.
 Pengendalian/kontrol sumber penyalaan
 Kontrol kebiasaan merokok
 Kontrol listrik statik
 Kontrol friksi/gesekan
 Kontrol bahaya elektrikal
 Pembuangan limbah cair mudah terbakar dan korosif: pembuangan
limbah cair yang mudah terbakar sering menjadi masalah yang
menyusahkan. Setiap bahan limbah yang cair dan korosif (pH <2 atau
>12), atau cair dan mempunyai titik nyala pada temperatur 60ºC atau
kurang, adalah termasuk Bahan Beracun dan Berbahaya (B3).
 Tumpahan cairan mudah terbakar: Tumpahan cairan mudah terbakar
dapat diantisipasi di daerah dimana cairan semacam itu ditangani dan
digunakan, dan cara mengatasinya harus tersedia, meliputi tersedianya
material penyerap dan peralatan khusus untuk membatasi penumpahan.
 Penyimpanan cairan mudah terbakar: cairan mudah terbakar harus
disimpan di ruang terpisah.

Panduan Penanggulangan Kebakaran 25


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

 Praktek kerumahtanggaan halaman: kerumahtanggaan yang baik adalah


sama pentingnya untuk di dalam maupun di luar bangunan.
Kerumahtanggaan halaman yang tidak memenuhhi syarat dapat
mengancam keamanan struktur bagian luar banguunan dan barang-
barang yang disimpan di halaman. Akumulassi barang bekas dan sampah
dan tumbuhnya rumput, ilalang dan belukar yangg tinggi bersebelahan
dengan bangunan atau barang-barang yang disimpan adalah bahaya yang
biasa ditemui. Penting adanya sebuah program berkala untuk mengawasi
halaman. Kerrumahtanggaan halaman meliputi:
 Pengendalian/kontrol rumput dan ilalang
 Penyimpanan barang di halaman secara aman
 Pembuangan sampah di halaman secara aman
2) Inspeksi
Inspeksi / pemeriksaan harus didefinisikan dengan baik, dan harus meliputi:
a. Lokasi / daerah yang diperiksa
b. Frekuensi pemeriksaan
c. Apa kinerja yang dapat diterima
d. Siapa yang akan melakukan pemeriksaan
e. Sarana jalan keluar (means of egress), Sarana jalan keluar meliputi eksit, eksis
ke akses dan exit pelepasan, tanda jalan keluar, penerangan darurat dan fan
presurisasi tangga kebakaran.
f. Inspeksi harus dilakukan secara berkala setiap bulan, atau lebih sering
tergantung kondisi, untuk :
1. Pintu :
 Tidak boleh dikunci atau di gembok
 Kerusakan pada penutup pintu otomatik (door closer)
 Terdapat ganjal atau ikatan yang membiarkan pintu terbuka, pada
pintu yang harus selalu pada keadaan tertutup.
 Halangan benda dan lain-lain di depan pintu eksit
2. Tangga kebakaran :
 Terdapatnya ganjal atau ikatan yang membiarkan pintu tangga
terbuka

Panduan Penanggulangan Kebakaran 26


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

 Bersih, dan tidak digunakan untuk tempat istirahat/merokok


penghuni/karyawan, serta tidak digunakan untuk gedung.
 Tidak boleh dipakai untuk tempat peralatan seperti panel, unit AC dan
sejenisnya
 Kerusakan pada lantai dan pegangan tangga.
 Koridor yang digunakan sebagai jalur untuk keluar
 Bebas dari segala macam hambatan
 Tidak digunakan untuk gudang
 Eksit pelepasan di lantai dasar yang menuju ke jalan umum atau
tempat terbuka di luar bangunan harus tidak boleh dikunci
 Tanda eksit Jelas kelihatan tidak terhalang
 Lampu penerangannya hidup
3) Alat pemadam api ringan (APAR)
Alat pemadam api ringan meliputi alat pemadam portabel/jinjing dan yang
memakai roda. Prosedur inspeksi/pemeriksaan, pengujian hidrostatik dan
pemeriksaan berkala mengikuti SNI 03-3987-1995 tata cara perencanaan dan
pemasangan alat pemadam api ringan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan rumah dan gedung. Inspeksi/pemeriksaan harus dilakukan pada saat
pertamakali dipasang/digunakan, dan selanjutnya setiap bulan, meliputi :
a. Lokasi di tempat yang ditentukan
b. Halangan akses atau pandangan (Visibilitas)
c. Pelat nama instruksi operasi jelas terbaca dan menghadap keluar terisi penuh
ditentukan dengan di timbang atau dirasakan dengan di angkat.
d. Pemeriksaan visuil untuk kerusakan fisik, karat, kebocoran atau nozel
tersumbat.
e. Bacaan penunjuk atau indikator tekanan menunjukkan pada posisi dapat
dioperasikan.
f. Untuk yang memakai roda, kondisi dari roda, kereta, slang dan nozel
g. Terdapat label (tag) pemeliharaan.
h. Catatan inspeksi bulanan, berisi alat pemadam api ringanyang di inspeksi,
tanggal dan paraf personil yang melakukan, harus di muat dalam label (tag)
pemeliharaan yang dilekatkkan pada alat pemadan api ringan tersebut.

Panduan Penanggulangan Kebakaran 27


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

4) Pemeliharaan
a. Pemeliharaan yang dilakukan setiap tahun oleh manufaktur, perusahaan jasa
pemeliharaan alat pemadam api ringan, atau oleh personil yang terlatih
b. Prosedur pemeliharaan harus termasuk pemeliharaan menyeluruh dari elemen
dasar alat pemadam api ringan seperti berikut :
 Bagian mekanikal dari semua alat pemadam api ringan
 Media pemadam
 Cara penghembusan media pemadam
c. Pengisian kembali: semua alat pemadam api ringan yang dapat diisi kembali,
harus di isi kembali setelah stiap penggunaan atau seperti ditunjukkan oleh
hasil inspeksi atau pemeliharaan.

Panduan Penanggulangan Kebakaran 28


RUMAH SAKIT PINNA
Jl. Karang Satria No. 4 – 5, Tambun Utara
Telp. 021-8827554 / 0813 82083753
Email : rspinnabekasi@yahoo.co.id
Bekasi

BAB IX
PENUTUP
Ketentuan teknis ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan oleh pengelola
gedung, penyedia jasa konstruksi, dan instansi yang terkait dengan kegiatan pengaturan
dan pengendalian penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung dalam pencegahan
dan penanggulangan bahaya kebakaran, guna menjamin keamanan dan keselamatan
bangunan gedung dan lingkungan terhadap bahaya kebakaran.
Persyaratan-persyaratan yang lebih spesifik dan atau yang bersifat alternatif serta
penyesuaian Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan disesuaikan dengan kondisi dan kesiapan kelembagaan di daerah.
Sebagai pedoman/petunjuk pelengkapan dapat digunakan Standar Nasional Indonesia
(SNI) terkait lainnya

Bekasi, 01 Juli 2022

Mengetahui, Tim Manajemen Fasilitas dan Keselamatan

(drg.Dina Anggri S) (Irda Sudistiani Putri,Amd.Rad)


Direktur Komite K3RS

Panduan Penanggulangan Kebakaran 29

Anda mungkin juga menyukai