RUMAH SAKIT
PINNA
JL. KARANG SATRIA NO 4-5
BEKASI
021-8827554/0813 82083754
Email :rspinnabekasi@gmail.com
1
RUMAH SAKIT PINNA
Jl. KarangSatria No. 4-5 Tambun Utara, Bekasi
Telp. (021)8827554/0813 82083758
Email :rspinnabekasi@gmail.com
Menimbang ;
a. Pelayanan bagi pasien di RS.PINNA yang optimal dan sesuai standar perlu
ditetapkan panduan disharge planning di RS.PINNA.
b. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan mendukung terwujudnya
Bahwa agar pelayanan dirumah sakit dapat terlaksana dengan baik perlu adanya
peraturan direktur tentang panduan discharge planning.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir 1 dan 2
diatas perlu ditetapkan dengan peraturan Direktur RS.PINNA
Mengingat ;
1. Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran
2. Undang –Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit
4. Undang – Undang No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
5. Undang – Undang No. 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
6. Peraturan Mentri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minima RS
7. Permenkes NO. 269/2008 Tentang Rekam Medis
8. Peraturan Mentri Kesehatan No. 2052/MENKES/PER/X/2011 Tentang Izin
Praktik Dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
9. Keputusan Mentri Kesehatan Republik INDONESIA No.
1333/Menkes.SK/XII/1999, Tentang Standar Pelayanan RS
10. Kepmenkes No. 108 Tahun 2010 Tentang Standar K3 RS
2
Memutuskan :
Menetapkan :
Kesatu : Pemberlakuan panduan discharge planning.
Kedua : Memberlakukan panduan discharge planning di rumah sakit pina
sebagaimana tercantum dalam lampiran direktur ini.
Ketiga : Panduan discharge planning merupakan acuan bagi seluruh tenaga
medis dalam rangka memenuhi kebutuhan dishrage planning terhadap
pasien yang memerlukan.
Keempat : Segala biaya yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan dibebankan
anggaran biaya RS PINNA.
Kelima : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
bahwa apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
penetapannya akan dilakukan perbaikan kembali sebagaimana mestinya
ditetapkan.
Ditetapkan di : Bekasi
Pada tanggal : 08 September
2019
Mengetahui
Direktur RS PINNA
3
DAFTAR ISI
4
Lampiran Peraturan Direktur RS PINNA
Tentang : Panduan Discharge Planning
Nomor : 075/PERDIR/RSP/IX/2019
Tanggal : 8 September 2019
BAB I
DEFINISI
5
lingkup pengkajian berkelanjutan untuk mendapatkan informasi yang
komprehensif tentang kebutuhan pasien yang berubah-ubah, memastikan
kebutuhan pasien sesuai dengan apa yang dilakukan pemberi layanan kesehatan.
Tujuan dilakukan Discharge Planning yaitu :
1. Mengidentifikasi kebutuhan spesifik untuk mempertahankan atau
mencapai fungsi yang maksimal setelah pulang.
2. Memberikan pelayanan yang terbaik untuk menjamin keberlanjutan
asuhan berkualitas antara rumah sakit dan komunitas dengan memfasilitasi
komunikasi yang efektif.
3. Mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis untuk
ditransfer ke rumah atau ke suatu lingkungan yang telah disepakati.
6
BAB II
RUANG LINGKUP
7
5. Penyusunan rencana pemulangan harus didiskusikan antara tim
kesehatan dengan pasien dan keluarga sebagai care giver.
6. Pertimbangan unsur kepercayaan dan budaya dalam menyusun
Discharge Planning.
8
BAB III
TATA LAKSANA
9
pemulangan pasien terdokumentasi dalam status rekam medik yaitu pada formulir
Discharge Planning.
10
Berikut tahap yang harus diperhatikan pada saat proses pemulangan pasien, yaitu :
1. Pengkajian
Pengkajian awal mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data
tentang pasien, keluarga harus aktif dilibatkan dalam proses ini agar transisi
dari rumah sakit ke rumah dapat berlangsung efektif. Pengkajian awal
dilakukan untuk menentukan kompleksitas kebutuhan pasien saat akan
dipulangkan sehingga dapat menyusun rencana asuhan pasien, termasuk
perkiraan lamanya dirawat dan perkiraan hari pulang.
Perawat melakukan komunikasi kepada pasien dan keluarga sesegera
mungkin mengenai rencana tempat yang akan dituju pasien setelah
dipulangkan dari Rumah Sakit. Perawat juga memberikan edukasi tentang
kondisi klinis, rencana asuhan pasien, dan rencana pemulangan sesuai dengan
yang diperlukan. Diskusikan dengan pasien dan care giver sejak pasien
masuk sebagai pasien rawat inap.
a. Kaji kebutuhan pasien dan keluarga terhadap pendidikan kesehatan
berhubungan dengan bagaimana memberikan terapi di rumah,
penggunaan alat-alat kesehatan di rumah, larangan/batasan akibat
gangguan kesehatan, kemungkinan terjadinya komplikasi.
b. Kaji bersama-sama dengan pasien dan keluarga kondisi lingkungan
rumah yang mungkin menghambat perawatan pasien.
c. Berdiskusi dengan dokter dan profesi kesehatan lainnya tentang
perawatan di rumah.
d. Kaji persepsi pasien dan keluarga terhadap keberlanjutan perawatan di
luar rumah sakit.
e. Kaji penerimaan pasien terhadap batasan akibat masalah kesehatan.
f. Kaji kebutuhan pasien setelah pemulangan dengan petugas kesehatan.
2. Penentuan Masalah
Penentuan masalah didasarkan pada pengkajian discharge planning,
dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan pasien dan keluarga.
11
3. Perencanaan
Perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan
spesifik pasien berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk
persiapan pulang pasien yang disingkat dengan METHOD, yaitu :
a. Medication (obat)
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah pulang
b. Environment (lingkungan)
Lingkungan tempat pasien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman.
Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan
untuk kontinuitas perawatan
c. Treatment (perawatan)
Perawat harus memastikan bahwa pengobatan/perawatan dapat berlanjut
setelah pasien pulang yang dilakukan oleh pasien sendiri atau
keluarganya sebagai care giver
d. Health Teaching (Pendidikan kesehatan)
Pasien yang akan pulang diberikan edukasi bagaimana mempertahankan
status kesehatannya, termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan
kebutuhan pengobatan/perawatan tambahan.
e. Outpatient referral
Pasien sebaiknya memahami proses pengobatan/perawatan di rumah
sakit dan dapatmelakukan pengobatan/perawatan yang kontinu.
f. Diet
Pasien diberikan edukasi tentang pembatasan dietnya dan diharapkan
mampumemilih diet yang sesuai untuk dirinya.
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral. Seluruh
pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan perawat dan
ringkasan pasien pulang. Informasi tentang perawatan di rumah seperti
12
gambaran tentang jenis pembedahan, pengobatan, status fisik dan mental,
faktor sosial dan kebutuhan lainnya diberikan sebelum pasien
pulang.Penatalaksanaan dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu
penatalaksanaan yang dilakukan sebelum hari pemulangan dan
penatalaksanaan pada hari pemulangan.
A. Persiapan sebelum hari pemulangan
Dua hari menjelang Proses Kepulangan
Konfirmasi tempat tujuan pasien setelah pulang dari Rumah Sakit.
Konfirmasi kebutuhan pasien akan transpor dan mobilitas.
Persiapkan pasien dan keluarga dengan memberikan informasi tentang
sumber-sumber pelayanan kesehatan di komunitas.
Tentukan hambatan dan kemauan pasien untuk belajar, adakan sesi
pengajaran kepada pasien dan keluarga sedini mungkin selama pasien
dirawat dirumah sakit (seperti tanda dan gejala penyakit, komplikasi
yang mungkin timbul, obat-obatan, diet, pembatasan aktifitas, latihan
dan perawatan berkelanjutan).
Berikan leaflet, buku-buku, rekaman video atau jelaskan sumber-
sumber informasi dari internet.
Komunikasikan rencana kepulangan pasien kepada pasien dan keluarga.
13
Konfirmasi kondisi klinis pasien layak pulang sesuai dengan kriteria
pemulangan pasien.
Cek instruksi pemulangan dokter, persiapkan kebutuhan dalam
perjalanan, alat – alat yang dibutuhkan sebelum pasien tiba dirumah.
Diskusikan dengan pasien dan keluarga jenis transportasi yang akan
digunakan untuk membawa pasien pulang.
Periksa ruangan dan lemari pasien untuk memastikan barang-barang
pasien tidak ada yang tertinggal.
Persiapkan dan konfirmasi kembali obat yang harus dibawa pulang
(nama obat, jumlah obat, cara pemberian, dan petunjuk khusus).
Melengkapi dokumen ringkasan klinis/resume medis pasien pulang
serta kelengkapan administrasi.
Rencana kontrol.
Salinan ringkasan klinis pasien ditujukan kepada praktisi kesehatan
yang bertanggung jawab terhadap tindak lanjut pelayanan.
Review kembali kebutuhan pasien dan keluarga akan materi edukasi
meliputi point yang disebutkan diatas dengan metode read-back
(sebutkan kembali).
5. Evaluasi
Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk menjamin
kualitas pelayanan. Evaluasi berjalan terus menerus dan membutuhkan revisi
dan juga perubahan. Evaluasi lanjutan dilakukan 3 (tiga) hari sampai dengan
seminggu setelah pasien berada dirumah yang dilakukan melalui telepon ke
rumah.
Berikut kriteria-kriteria pemulangan pasien dan hak pasien, yaitu :
1. Kriteria Pemulangan Pasien
a. Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
b. Nafsu makan membaik
c. secara klinis tampak perbaikan
d. Tiga hari setelah syok teratasi
14
e. Tidak dijumpai distres pernafasan
f. Hasil Laboratorium dalam batas normal
15
6) Diberikan nomor kontak yang dapat dihubungi saat pasien
membutuhkan bantuan / saran mengenai pemulangannya.
7) Diberikan surat pemulangan yang resmi dan berisi detil layanan yang
dapat diakses.
8) Memperoleh informasi lengkap mengenai kriteria dilakukannya
perawatan yang berkesinambungan.
9) Tim discharge planner tersedia sebagai orang yang dapat
dihubungi oleh pasien dalam membantu memberikan saran.
10) Memperoleh akses untuk memberikan komplain mengenai
pengaturan discharge planning pasien dan memperoleh
penjelasannya.
11) Pada pasien yang ingin pulang sendirinya atau pulang paksa
(dimana bertentangan saran dan kondisi medisnya), dapat
dikategorikan sebagai berikut :
a. Pasien dapat memahami resiko yang timbul akibat pulang paksa.
b. Pasien tidak kompeten untuk memahami resiko yang
berhubungan dengan pulangpaksa dikarenakan kondisi
medisnya.
c. Pasien tidak kompeten untuk memahami resiko yang
berhubungan dengan pulang paksa dikarenakan gangguan
jiwa.Pemulangan pasien didasarkan atas kondisi kesehatan
pasien dan kebutuhannya untuk memperoleh kesinambungan
asuhan. Dokter Penanggung Jawab Pasien dan PPA lainnya
yang bertanggung jawab atas asuhan yang diberikan ke pasien.
Pemulangan pasien mempunyai kriteria-kriteria yang sudah
ditentukan oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien. Pasien
diperbolehkan pulang setelah mendapatkan izin oleh DPJP.
Prosedur Pemulangan Pasien terbagi atas :
1. Pasien diizinkan pulang atau selesai masa perawatan
Yang berwenang memutuskan pasien dapat dipulangkan atau tidak
adalah Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP). Pasien telah selesai
16
menjalani program perawatan dan hasil kesepakatan yang diinginkan
telah tercapai. Kondisi Klinis yang perlu dipertimbangkan saat
pemulangan pasien:
Tanda-tanda vital stabil
Hemodinamik stabil
Hasil laboratorium masih dalam batas yang dapat ditoleransi
Nyeri dapat terkontrol dengan baik
Fungsi eliminasi (BAK dan BAB) adekuat
Terapi medikamentosa saat dirumah tersedia
Asuhan 24 jam keperawatan tidak diperlukan lagi
Visit dan konsultasi dokter spesialis on site tidak diperlukan lagi
Selesai pengobatan
17
3. Pemulangan Pasien Atas Permintaan Sendiri (PAPS)
Prosedur permintaan pasien untuk pulang perawatan yang
disebabkan oleh penolakan pasien atas tindakan medik yang
direncanakan atau perawatan yang diberikan oleh rumah sakit meskipun
sudah mendapatkan penjelasan yang cukup. Tujuannya agar adanya
pernyataan tertulis tentang penolakan perawatan yang diberikan untuk
menghindari tuntutan hukum terhadap rumah sakit. Berikut alur
pemulangan pasien atas permintaan sendiri, yaitu :
a. Keluarga atau pasien menyampaikan keinginan bahwa menghendaki
pulang.
b. Perawat mengkaji keluhan, kondisi umum, tanda-tanda vital pasien
(kesadaran, tekanan darah, frekuensi nadi dan nafas dalam 1 menit,
suhu badan, saturasi oksigen).
c. Perawat menghubungi DPJP melalui telepon dan memberitahukan
bahwa pasien dan keluarga menghendaki pulang dan menyampaikan
pengkajian terakhir. Bila DPJP tidak dapat dihubungi, maka perawat
melaporkan kepada Dokter Jaga atau Case Manager.
d. Perawat atau bidan mendokumentasikan advis dari DPJP atau Dokter
Jaga atau Case Manager.
e. Dokter Jaga/DPJP melakukan visit (anamnesa dan melakukan
pemeriksaan fisik, bila perlu penunjang sesuai persetujuan atau
penolakan pasien dan atau keluarganya).
f. Dokter Jaga atau Case Manager dibantu perawat menjelaskan pada
pasien dan atau keluarganya :
a) Kondisi terkini pasien.
b) Diagnosa pasien.
c) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang yang telah dilakukan.
d) Advis terakhir dari DPJP.
e) Rencana DPJP untuk perawatan pasien.
f) Resiko pasien PAPS, prosedur PAPS untuk keluarga pasien,
konsekuensi PAPS.
18
g) Terdokumentasi di RM Terintegrasi dan Edukasi Pasien.
g. Bila pasien atau keluarga tetap menghendaki pulang maka pasien
dan atau keluarganya mengisi dan menandatangani Pernyataan
Pulang Atas Permintaan Sendiri.
h. Perawat kembali melaporkan pada DPJP melalui telepon dan
mencatat instruksi dan waktu pelaporan.
i. Perawat memberikan pengantar kepada keluarga pasien untuk
menyelesaikan administrasi. Setelah keluarga menyerahkan bukti
penyelesaian administrasi, maka perawat melepas alat medis yang
terpasang.
j. Perawat memberikan kepada pasien dan atau keluarganya :
a) Resume Medis Pasien Pulang
b) Pesanan Pulang : obat yang disertakan saat pulang (beserta dosis
dan cara minum obat), anjuran diet / pembatasan aktivitas /
perawatan diri atau luka, anjuran control atau tindak lanjut setelah
pasien pulang, tanda kegawatan untuk kembali ke rumah sakit.
c) Surat Kontrol
d) Hasil pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan
e) Obat pulang
k. Perawat menggunting gelang identitas pasien dan mendampingi
pasien dengan kursi roda / brancart sampai ke kendaraan pulang atau
ke ambulance.
l. Perawat melaporkan pada DPJP bahwa pasien telah pulang dan
meminta DPJP untuk melengkapi berkas Rekam Medik yang harus
diisi dan ditandatangani DPJP, bila belum diisi.
19
b. DPJP memberikan edukasi kepada keluarga pasien atas kondisi
pasien bahwa pasien akan dirujuk beserta alasan dirujuk.
c. Apabila keluarga pasien bersedia untuk melakukan rujukan maka
keluarga menuliskan lembar persetujuan dan informed consent.
d. Perawat mengkoordinasikan kepada rumah sakit lain yang sesuai
dengan kebutuhan pasien dan memiliki fasilitas yang lebih lengkap.
e. Perawat membuat surat rujukan pasien dan menyiapkan sarana
transportasi.
f. Pastikan bahwa rumah sakit tujuan dapat dan setuju untuk menerima
pasien sebelum dilakukan rujukan.
g. Perawat memberikan pengantar kepada keluarga pasien untuk
menyelesaikan administrasi dan menyerahkan bukti administrasi
kepada perawat.
h. Pengiriman pasien didampingi oleh minimal perawat dan perawat
wajib memonitoring kondisi pasien sampai pasien berada di rumah
sakit tujuan.
20
g. Perawat memberikan pengantar kepada keluarga pasien untuk
menyelesaikan administrasi dan menyerahkan bukti administrasi
kepada perawat.
h. Perawat melakukan serah terima Resume Medis pasien dan Surat
Kematian kepada keluarga pasien.
i. Petugas mentransfer pasien ke kamar jenazah dan keluarga pasien
membawa pulang jenazah sampai kerumah.
21
BAB IV
DOKUMENTASI
Di RS PINNA perencanaan pasien pulang dimulai sejak pasien dirawat dirumah sakit
sebagai pasien rawat inap. Dalam pengkajian awal rawat inap didalamnya terdapat point-
point yang harus dikaji secara berkelanjutan mengenai persiapan kepulangan pasien. Point
tersebut harus dilakukan secara bertahap setiap hari dan selesai sebelum pasien
pulang.Formulir Discharge Planning ini digunakan untuk mengidentifikasi apakah pasien
tersebut membutuhkan pelayanan medis dan perawatan setelah dilakukan perawatan di
Rumah Sakit.
Mengetahui,
Direktur RS PINNA
22
23