RSIA ASIH
JL. SEPINGGAN BARU NO 104
BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR, 76115
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ASIH BALIKPAPAN
Jl. Sepinggan Baru RT 27 NO 104 Balikpapan 76115
Telp : (0542) 8521666 email : asihrsia@gmail.com
NOMOR : 003/SK-DIR/RSIA-A/ARK/I/2019
Menimbang :
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Asih Kota Balikpapan, diperlukan suatu proses pelayanan yang professional, cepat
dan tepat serta sesuai ketentuan dan standar yang berlaku
b. Bahwa untuk kepentingan tersebut diatas, perlu diterbitkan Keputusan Direktur Tentang
Panduan Discharge Planning Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Asih Kota Balikpapan.
Mengingat :
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Panduan Discharge Planning di Rumah Sakit Ibu dan Anak Asih K
ota Balikpapan.
Kedua : Panduan Discharge Planning di Rumah Sakit Ibu dan Anak Asih K
ota Balikpapan. sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Panduan Discharge Planning di Rumah Sakit Ibu dan Anak Asih Kota Balikpap
an ini harus dibahas sekurang- kurangnya setiap 3 (tiga) tahun sekali dan apabila
diperlukan dapat dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan yang ada di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Asih Kota Balikpapan.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggalditetapkan, dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan, akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di : Balikpapan
Pada Tanggal : 15 November 2019
dr Meriah Yacobi
NIP 11254
DAFTAR ISI
BAB I. DEFINISI 01
DEFINISI
A. Pendahuluan
B. Pengertian
Discharge planning / rencana pemulangan pasien adalah suatu proses sistematik untuk
perkiraan, persiapan dan koordinasi yang dilakukan petugas kesehatan untuk memfasilitasi
perbekalan perawatan kesehatan pasien sebelum dan setelah pemulangan.
Dischargge planning juga merupakan suatu progress yang berkesinambungan dan harus
sudah dimulai sejak awal pasien masuk ke rumah sakit (untuk rawat inap yang telah di
rencanakan sebelumnya / elektif) dan sesegera mungkin pada pasien-pasien non elektif..
DPJP menentukan kesiapan pasien untuk dipulangkan dan rencana pemulangan pasien
meliputi kebutuhan pelayanan penunjang dan kelanjutan
pelayanan medis. Untuk itu maka dibuatlah resume pemulangan pasien oleh DPJP sebelum
pasien pulang dan didokumentasikan ke dalam berkas rekam medis. Resume pasien pulang dapat
diberikan kepada praktisi kesehatan rujuk.
BAB II
RUANG LINGKUP
Rumah Sakit Ibu dan Anak Asih , pulang sementara atau cuti perawatan oleh karena pengawasan
dari rumah sakit untuk pasien yang ada di rumah tidak bisa dilakukan.
Bila keadaan pasien cukup baik untuk dirawat di rumah maka cara pemulangan ini dapat dipakai
untuk sementara dapat dirawat di rumah untuk rentang waktu tertentu dengan harapan dapat
membantu pasien dan keluarga beradaptasi dengan situasi dirumah maupun dimasyarakat.
Selama pasien cuti, maka pengawasan dari rumah sakit tetap diperlukan.
Cara ini merupakan terminasi akhir dari hubungan antara pasien dan Rumah Sakit, tetapi bila
pasien perlu dirawat kembali maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali. Jenis
pemulangan ini diberikan kepada pasien yang mengalami perbaikan status kesehatan yang baik.
4. Pulang awal
Pasien diperbolehkan pulang lebih awal oleh DPJP dengan kondisi kesehatan pasien yang belum
membaik dan dengan pertimbangan tertentu. Pasen pulang awal juga atas persetujuan keluarga ,
dpjp melakukan komunikasi dengan keluarga dengan tujuan keluarga bisa melakukan tindakan
dan ada tindak lanjut untuk pasien setelah pasien sampai dirumah, bila perlu dilakukan
kolaborasi dengan petugas kesehatan lain atau praktek mandiri lainnya. Pasien pulang awal
misalnya pasien dengan kondisi kritis, pasien usia tua, pasien tidak mandiri dll.
3. Keterbatasan mobilitas
3. Pemantauan diet
8. Bantuan untuk melakukan aktivitas fisik (kursi roda, alat bantu jalan)
BAB III
TATA LAKSANA
2. Peninjauan ulang rekam medis pasien (anamnesis, hasil pemeriksaan fisik, diagnosis dan
tata laksana)
3. Lakukan anamnesis : identifikasi alasan pasien di rawat, termasuk masalah social dan
perubahan terkini.
5. Asesmen mengenai kemampuan fungsional pasien saat ini, misalnya fungsi kognitif,
mobilitas.
11. Diskusikan mengenai kebutuhan pasien dan pendamping utama / penanggung jawab
perawatan pasien.
13. Libatkanlah mereka dalam perencanaan Discharge planning (karena pasien yang paling
tahu mengenai apa yang dirasakannya dan ingin dirawat oleh siapa).
14. Gunakan bahasa awam yang dimengerti oleh pasien dan keluarganya.
15. Setelah asesmen pasien dilakukan, tim Discharge planner/DPJP, perawat jaga dan Karu
akan berdiskusi dengan tim multidisipliner mengenai :
Discharge planning yang baik dan adekuat. Berikut adalah krirteria pasien risiko tinggi :
Tinggal sendirian tanpa dukungan social secara langsung Stroke, serangan jantung,
PPOK, Gagal jantung kongestif, empisema, Demensia, Alzaimer, AIDS, atau penyakit
dengan potensi mengancam nyawa lainnya.
Pasien tidak di kenal/ tidak ada identitas Korban dari kasus criminal.
Trauma multiple
b. Identifikasi dan diskusi pilihan perawatan apa yang tersedia untuk pasien
c. Verifikasi availabilitas tempat perawatan pasien setelah pulang dari rumah sakit
1. Tetapkan prioritas mengenai hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan keluarga.
3. DPJP dan Perawat jaga di ruangan harus memastikan pasien memperoleh perawatan yang
sesuai dan adekuat serta proses Discharge planning berjalan lancar
10) Finalisasi discharge planning pasien 48 jam sebelum pasien dipulangkan dan konfirmasi
dengan pasien dan keluarga / penanggungjawab Perawatan pasien.
5. Berikut adalah beberapa peralatan tambahan yang diperlukan pasien sepulangnya dari
rumah sakit (bila diperlukan):
a. Ambulance
b. Mobil pribadi
c. Taksi
7. Identifikasi dan latihan professional kesehatan yang dapat merawat pasien sertalakukan
koordinasi dengan tim multidisiplin dalam merancang Discharge planning pasien.
8. Yang dimaksud tim multi disiplin ini adalah para professional kesehatan dari disiplin
ilmu yang berbeda-beda, seperti pekerja social, perawat, terapis, dokter.
9. Lakukan diskusi dengan pasien dan keluarga mengenai alasan pasien di rawat,
tatalaksana, prognosis dan rencana pemulangan pasien.
a. Tanyakan kepada pasien : “Anda ingin di rawat siapa sepulangnya dari rumah sakit?
d. Berikut adalah hal-hal yang harus diketahui oleh pemberi layanan perawatan pasien
sepulangnya dari rumah sakit / carer ( biasanya Keluarga ):
Pengaturan transportasi
10. Demonstrasikan cara menggunakan peralatan tertentu sebelum pasien di pulangkan dan
pastikan terdapat jadwal pengecekan alat yang rutin.
11. Aturlah jadwal pertemuan berikutnya dengan pasien dan pendamping / penanggung
jawab perawatan pasien
12. Jika pasien menolak keterlibatan keluarga dalam diskusi, staf harus memberitahukannya
kepada keluarga dan menghargai keinginan pasien.
13. Jika terdapat konflik antara keinginan pasien dan keluarganya dalam merancang
discharge planning, staf harus melakukan peninjauan ulang mengenai rencana perawatan
dan mencari solusi realistic dari masalah yang timbul. Salah satu cara adalah dengan
konferensi kasus yang melibatkan multidisipliner.
2. Yang berwenang memutuskan bahwa pasien boleh pulang atau tidak adalah DPJP /
konsultan penanggung jawab pasien (atau oleh orang lain yang mendapat delegasi
kewenangan dari konsultan)
3. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya berperan aktif dalam perencanaan dan
pelaksanaan pemulangan pasien.
7. Tentukan tempat perawatan selanjutnya (setelah pasien dipulangkan dari rumah sakit)
yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Penentuan tempat ini dilakukan
oleh DPJP dan tim perawatan bersama dengan penanggung jawab pasien. Berikut adalah
beberapa contoh tempat perawatan :
8. Jika tempat perawatan selanjutnya tidak memadai ( tidak dapat memenuhi kebutuhan
pasien ), maka pasien tidak dapat di pulangkan
9. Tim discharge planners (DPJP, perawat jaga, Ka.Unit, Tim PKRS) harus berusaha untuk
mencari tempat perawatan yang dapat menunjang kebutuhan pasien.
10. Pastikan terjadinya komonikasi efektif antara pelaksana perawatan primer, sekunder, dan
social unjtuk menjamin bahwa setiap pasien menerima perawatan dan penanganan yang
sesuai dan adekuat.
11. Petugas rumah sakit sebaiknya melakukan komonikasi dengan dokter keluarga pasien /
tim layanan primer mengenai rencana pemulangan pasien.
12. Identifikasi pasien-pasien yang memerlukan perawatan khusus/ ekstra seperti kebutuhan
perawatan kebersihan diri, social, dan sebagainya. Usaha untuk memenuhi kebutuhan
pasien dan berikan dukungan tambahan.
13. Diskusikan kembali dengan pasien dan buatlah kesepakatan mengenai rencana
keperawatan.
15. Pastikan bahwa pasien dan keluarga / pendamping telah memperoleh informasi yang
adekuat.
c. Rancangan rencana pemulangan dimulai sesegera mungkin baik sebelum / saat pasien
masuk rumah sakit
g. Diberikan surat pemulangan yang resmi, dan berisi detail layanan yang dapat diakses
i. Tim discharge planners (DPJP, Perawat Jaga, Ka Unit, Tim PKRS) tersedia sebagai
orang yang dapat di hubungioleh pasien dalam membantu memberikan saran
1. Pada pasien yang ingin pulang dengan sendirinya atau pulang paksa (dimana
bertentangan denagn saran dan kondisi medisnya), dapat dikategorikan sebagai berikut :
3. Pasien tidak kompeten untuk memahami risiko yang berhubungan dengan pulang paksa,
dikarenakan kondisi medisnya
4. Pasien tidak kompeten untuk memahami risiko yang berhubungan dengan pulang paksa
dikarenakan gangguan jiwa.
Detail mengenai pemeriksaan lebih lanjut yang diperlukan dan terapi selanjutnya.
Nomor kontak yang dapat dihubungi jika terjadi kondisi emergency/ pembatalan
pertemuan / muncul masalah-masalah medis pada pasien.
2. Pernapasan
b) Anak-anak :
7. Kesadaran
8. Nyeri
9. Suhu
BAB IV
DOKUMENTASI