1
RUMAH SAKIT UMUM HIDAYAH
HEALTHCARE INSURANCE PARTNERS
Jl. Supriyadi No. 22 Ph. (0281) 627228, 627010, 636269 Fax : (0281) 627228
E-mail : rsuhidayah@yahoo.co.id
P U R W O K E R T O
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Kebijakan Dasar Rumah Sakit Umum Hidayah sebagaimana
dimaksud Diktum kesatu tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;
Kedua : Kebijakan Dasar sebagaimana dimaksud Diktum Kedua agar
digunakan sebagai pedoman oleh Rumah Sakit Umum Hidayah dalam
Penyelenggaraan Pelayanan diRumahSakit Umum Hidayah;
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan;
Keempat : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliuran dalam surat
keputusan ini, akan dilakukan perbaikan – perbaikan sebagaimana
mestinya.
2
Ditetapkan di Purwokerto
Pada Tanggal 10 Oktober 2019
Direktur RSU Hidayah
3
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH
SAKIT UMUM HIDAYAH
PURWOKERTO
NOMOR:
012A/RSUH/ARK.040.Pand.Alr.Psi/X
/2019
TENTANG PANDUAN
PEMULANGAN PASIEN RAWAT
INAP
BAB I
DEFINISI
A. Pengertian
B. Latar Belakang
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk menertibkan kepulangan pasien dengan waktu yang tepat dan disesuaikan
dengan keadaan pasien sekaligus keinginan pasien ataupun yang disebut hak pasien
5
.
2. Tujuan khusus
a. Bahwa supaya pasien paham tentang waktu dan keadaan yang seperti apa pasien
mendapatkan ijin pulang .
D. Sasaran
6
BAB II
Pasien BLPL yaitu pasien yang diperbolehkan pulang oleh dokter yang merawat
atau dokter spesialis dan dibuktikan dengan bukti tertulis pada lembar dokter tentang
advis yang menyatakan bahwa pasien tersebut BLPL atau boleh pulang disertai dengan
tanda tangan pada lembar tersebut. Dengan pertimbangan yang sudah dinyatakan oleh
dokter spesialis atau melihat keadaan pasien yang memang sudah dapat dilakukan rawat
jalan atau perawatan dirumah yang nantinya dipantau keadaanya secara berlanjut dengan
kontrol atau kembali periksa kepada dokter spesialis atau dokter yang merawat tersebut sesuai
dengan jadwal yang direncanakan oleh dokter spesialis tersebut
2. Pasien pulang paksa atau atas permintaan pasien (APS)
Pasien pulang paksa atau atas permintaan pasien (APS) yaitu pemulangan pasien
yang dilakukan karena permintaan pasien atau keluarga pasien walaupun tidak adanya
persetujuan dari pihak dokter yang merawat (dokter spesialis). Pemulangan pasien ini
dilakukan dengan pertimbangan atas hak pasien yang tidak boleh dihalangi oleh siapapun. Baik
dari pihak Rumah Sakit ataupun dokter spesialis. Karena pasien mempunyai hak memutuskan
sendiri apakah mau dirawat atau tidak,sampai kapan dirawat, dan dimana dirawat.
3. APS ke rumah sakit lain
Pemulangan pasien APS (ke rumah sakit lain) atau biasa disebut rujuk lepas
yaitu pemulangan pasien atas dasar permintaan dari pasien sendiri atau keluarga pasien
ataupun yang bertanggungjawab untuk pulang dan keluar dari rumah sakit yang
bersangkutan terlebih dahulu dan kemudian pindah kerumah sakit lain sesuai yang
dikehendaki. APS pulang kerumah sakit lain ini berbeda dengan APS untuk minta dirujuk
7
atau dipindah kerumah sakit lain. Pada APS pulang kerumah sakit lain ini,pasien atau
keluarga pasien jelas menginginkan untuk pulang atau keluar terlebih dahulu dari rumah
sakit yang bersangkutan dan menghendaki untuk pindah kerumah sakit lain secara
sendiri (mandiri). Pemulangan pasien APS pada dasarnya harus dilepas semua peralatan
medis yang terpasang dari rumah sakit. Pihak rumah sakit,baik petugas tidak mempunyai
tanggungjawab lagi untuk pasien tersebut.
Pada pasien APS (kerumah sakit lain) inipun harus dilepas semua peralatan
medis yang terpasang dari rumah sakit, dalam keadaan apapun pasien tersebut saat itu.
Pada pasien APS kerumah sakit lain, pihak rumah sakit sebelumnya tetap harus membantu
terlebih dahulu untuk mencarikan tempat di rumah sakit yang diinginkan kepada pasien.
Apabila saat petugas mendapatkan tempat saat membantu mencarikan kamar, kita pihak
rumah sakit sebelumnya harus tetap berkomunikasi kepada pihak rumah sakit yang
diinginkan dan tetap melakukan operan via telepon mengenai laporan tentang keadaan pasien
dan memesankan ruang untuk pasien tersebut dengan memberitahukan kepada petugas rumah
sakit yang dituju bahwa pasien tersebut akan APS dari rumah sakit dan menginginkan
kerumah sakit tersebut sendiri.
Apabila saat kita membantu mencarikan ruang di rumah sakit yang
diinginkan pasien tetapi tidak mendapatkan kamar atau penuh, petugas tetap harus
menjelaskan terlebih dahulu kepada pasien atau keluarga. Apabila keluarga tetap
menginginkan berangkat kerumah sakit yang diinginkan saat itu juga sekalipun sudah
mengetahui bahwa penuh, kita lakukan prosedur APS kepada pasien. Pasien yang
melakukan APS kerumah sakit lain, tidak diperbolehkan menggunakan jasa transportasi
rumah sakit (ambulans), agar pihak rumah sakit tidak dituntut untuk bertanggungjawab
apabila pasien mengalami hal- hal yang tidak diinginkan saat dijalan. Karena status
kepulangan pasien tersebut APS atau tanpa persetujuan dari dokter di rumah sakit.
Pasien harus menggunakan kendaraan sendiri atau pribadi.
4. Pasien meninggal
8
menunjukan bahwa pasien telah meninggal. Atau bisa juga atas dasar pengkajian yang
dilakukan oleh petugas,misal pasien telah henti nafas,tidak lagi teraba nadi karotis,henti
jantung dan adanya tanda-tanda kematian klinis,yaitu batang otak telah membiru, pupil
membesar,dll. Setelah adanya pengkajian tersebut dan petugas atau dokter telah
menyatakan bahwa pasien meninggal, dan petugas telah menuliskan surat kematian,maka
pasien sudah jelas dinyatakan meninggal dan dapat dilakukan pelayanan pemulangan
pasien yang meninggal.
Bisa juga bagi keluarga yang menghendaki dengan kendaraan sendiri, keluarga
dapat membawanya dengan kendaraan pribadi tetapi petugas tidak perlu mengantarnya.
Apabila keluarga tidak mau menunggu dahulu 2 jam sebelum diperbolehkan untuk
dipulangkan, petugas tetap terlebih dahulu memotivasi keluarga dan menjelaskan kepada
keluarga mengapa harus menunggu 2 jam sesuai prosedur rumah sakit. Apabila keluarga tetap
menolak setelah dijelaskan, petugas tetap tidak diperbolehkan melarangnya,tetapi keluarga
dari pasien meninggal harus tanda tangan terlebih dahulu dengan materai pada lembar
penolakan atau pernyataan yang menyatakan bahwa keluarga tidak mau menunggu 2 jam
sesuai prosedur walaupun sudah dijelaskan dan petugas sudah memotivasi. Apabila nanti
terdapat hal-hal yang tidak diinginkan,maka hal tersebut sudah bukan menjadi tanggungjawab
petugas ataupun rumah sakit,melainkan tanggungjawab keluarga. Selain surat kematian yang
diberikan kepada keluarga, petugas harus memberikan semua hasil pemeriksaan penunjang
9
seperti hasil laboratorium ataupun rontgen.
BAB III
10
B. Prosedur Pemulangan Pasien
a. Dokter spesialis visit dan menyatakan bahwa pasien tersebut BLPL melihat
keadaan yang telah dipertimbangkan oleh dokter spesialis tersebut bahwa
pasien sudah dapat pulang dan melakukan rawat jalan yang nantinya
perawatanya dapat dilanjutkan dirumah dan dipantau
keadaanya kembali dengan kontrol pada waktu yang ditentukan sesuai keputusan
dari dokter spesialis tersebut .
b. Dokter jaga mengusulkan kepada dokter spesialis baik via telepon ataupun sms
bahwa setelah dilakukan pemeriksaan, pasien dinyatakan oleh dokter jaga
keadaanya membaik dan diperkirakan sudah dapat pulang atau dilakukan
rawat jalan, kemudian dokter jaga melaporkan hasil pemeriksaan dan keadaan
pasien yang sebenarnya kepada dokter spesialis dengan sejelas mungkin,
kemudian dokter spesialis memperbolehkan atau acc BLPL,yang kemudian
didokumentasikan oleh dokter jaga di lembar perjalanan dokter dengan
menyertakan tanda tangan dan nama terang dokter jaga tersebut. Maka ini
dapat disebut pemulangan pasien BLPL.
c. Petugas jaga (perawat) mengusulkan kepada dokter spesialis setelah
mengkaji keadaan pasien sesuai kompetensi keperawatan,misalkan keadaan
umum,tanda-tanda vital,hasil pemeriksaan penunjang,dan keadaan luka (misal
ada) membaik dan diperkirakan pasien dapat dilakukan rawat jalan,kemudian
11
petugas melaporkan kepada dokter spesialis dan dokter spesialis
memperbolehkan atau acc,maka pasien tersebut dapat dinyatakan BLPL.
Petugas
jaga harus mendokumentasikan pada lembar perjalanan penyakit (lembar
dokter) disertai nama terang dan tanda tangan dan juga isi dari
pendokumentasian harus sesuai apa yang dilaporkan dan jawaban atau advis
dari dokter spesialis secara lengkap. Bisa juga pada kasus atau kejadian pasien
yang mengalami waktu paket (biasanya pasien operasi) dan paket tersebut
habis. Dalam kasus ini,perawat ataupun dokter jaga dapat mengusulkan
kepada dokter spesialis dengan melaporkan bahwa pasien tersebut sudah habis
paket dan diusulkan BLPL,disertai dengan keadaan pasien dan luka operasi
baik. Apabila dokter spesialis acc atau memperbolehkan pulang,maka
pasien ini disebut pasien BLPL.
d. Pasien sendiri menginginkan pulang sebelum dokter jaga atau petugas
(perawat) mengusulkan pulang dan dokter spesialis memperbolehkan pulang,
dengan pernyataan pasien yang sudah merasa membaik atau lebih baik
keadaanya kemudian pasien tersebut meminta langsung kepada dokter
spesialis untuk pulang dan dokter spesialis mengijinkan (acc pulang)maka
pasien tersebut dapat dikategorikan sebagai pasien BLPL. Bisa juga
keinginan dari pasien tersebut yang disampaikan kepada petugas (perawat)
ataupun dokter jaga,yang kemudian dokter jaga atau petugas (perawat)
harus mengkonfirmasi dahulu kepada dokter spesialis, tentang keinginan
pasien untuk pulang. Terlebih dahulu saat pasien tersebut minta pulang,jika
tidak langsung menyampaikan kepada dokter spesialis,kita petugas jaga
(perawat) ataupun dokter jaga harus memotivasi pasien untuk tetap dirawat
dahulu sebelum dokter spesialisnya sendiri yang memutuskan. Atau paling
tidak petugas jaga (perawat) atau dokter jaga memotivasi supaya pasien
menunggu sampai nanti bertemu dahulu dengan dokter spesialis saat visit. Jika
pasien tersebut menolak dan tetap menginginkan pulang saat itu juga,maka
petugas jaga (perawat) atau dokter jaga harus mengkonsulkan hal tersebut
kepada dokter spesialis, baik via telepon ataupun via sms. Jika dokter spesialis
acc pulang atau mengijinkan pulang,maka pasien tersebut dapat BLPL. Jika
pasien tersebut menerima motivasi petugas jaga dan bersedia menunggu
12
dokter spesialis memeriksa atau visit,baik perawat ataupun dokter jaga,pada
saat perawat atau dokter jaga mendampingi dokter spesialis visit harus
menyampaikan kepada dokter spesialis .
13
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
e. Petugas administrasi billing berkolaborasi dengan petugas farmasi. Petugas
farmasi akan memberikan obat pulang yang diminta oleh dokter melalui SIRS.
Selanjutnya, petugas billing akan meminta rekomendasi pasien pulang dari
rawat inap beserta kartu member dan BPJS yang dimiliki pasien untuk
kemudian menutup data pasien pada SIRS.
f. Petugas billing memberikan lembar billing yang berisikan biaya yang
dikeluarkan oleh rumah sakit selama pasien dirawat. Untuk pasien member
dan BPJS lembar billing tersebut hanya sebagai informasi kepada pasien dan
keluarga. Untuk pasien umum, lembar billing merupakan lembar tagihan
selama perawatan.
14
tindak lanjut yaitu pasien harus menandatangani lembar yang berisi
penolakan tindakan discharge planning.
k. Pemberian hasil pemeriksaan penunjang kepada pasien atau keluarga meliputi
hasil RO,hasil laborat dan lainya tanpa terkecuali,dengan menyerahkan lembar
asli dan meninggalkan lembar salinan pada status pasien.
l. Petugas menyiapkan pasien pulang
Petugas melepas semua peralatan medis yang terpasang pada pasien,
misal O2,infuse,kateter,ngt,ataupun yang lainnya yang telah terpasang pada
pasien. Kecuali,pasien yang memang harus membawa peralatan medis atas
anjuran dokter spesialis karena kasus- kasus tertentu.
m. Pasien yang sudah siap dalam kondisi pulang,jika memang pasien
menggunakan kendaraan sendiri atau pribadi dan sudah siap pulang,petugas
mengantarkan pasien sampai didepan kendaraan pasien dengan alat transfer
yang sesuai dengan kondisi pasien. Misal kursi roda jika pasien mampu
duduk,brangkar jika pasien tidak mampu dengan kursi.
n. Apabila pasien menginginkan dengan ambulans rumah sakit, jika ambulans
dan petugas sudah siap,petugas mengantarkan sampai dengan ambulans
dengan alat transfer yang sesuai dengan pasien.
a. Pasien memaksa untuk tetap pulang sesuai keinginan pasien yang memang
menjadi hak pasien
b. Pasien tetap memaksa pulang dengan penjelasan sebab-akibat yang
kemungkinan terjadi
c. Bersedia mengisi lembar APS yang harus ditandatangani
Pemulangan pasien pulang paksa atau atas permintaan pasien ini dibagi dalam 2
kategori,yaitu :
16
Pemulangan pasien APS pulang ( kerumah ) yaitu pemulangan
pasien atas dasar permintaan pasien atau keinginan pasien untuk pulang
dengan pertimbangan dari pasien itu sendiri walaupun tanpa persetujuan dokter
spesialis. Pasien mendapatkan ijin pulang dengan melengkapi surat
pernyataan APS yang harus diisi langsung oleh pasien atau keluarga
ataupun yang bertanggungjawab atas pasien tersebut. Pasien dengan APS (
ke rumah ) dengan keadaan apapun harus dilepas semua peralatan medis
yang terpasang walaupun keadaan dari pasien tersebut tidak memungkinkan
untuk dilepas atau masih membutuhkan. Pasien yang pulang dengan APS
harus terbebas dari peralatan apapun yang dipasang atau diberikan dirumah
sakit. Pada pasien APS,pemulangan pasien ini tanpa harus dilakukan
pendampingan oleh tenaga medis,misal perawat,karena pada pasien APS
sudah bukan menjadi tanggungjawab dari rumah sakit apabila terjadi hal-hal
diluar harapan dan keinginan pasien ataupun keluarga saat nanti diperjalanan
ataupun saat nanti pasien sudah sampai dirumah.
b. APS ke rumah sakit lain
17
kepada pasien. Apabila saat petugas mendapatkan tempat saat membantu
mencarikan kamar, kita pihak rumah sakit sebelumnya harus tetap
berkomunikasi kepada pihak rumah sakit yang diinginkan dan tetap
melakukan operan via telepon mengenai laporan teantang keadaan pasien dan
memesankan ruang untuk pasien tersebut dengan memberitahukan kepada
petugas rumah sakit yang dituju bahwa
pasien tersebut akan APS dari rumah sakit dan menginginkan kerumah sakit
tersebut sendiri.
a. Adanya lembar APS yang telah diisi dan ditandatangani oleh pasien atau
keluarga. Lembar tersebut diisi setelah petugas memotivasi pasien dan
keluarga dan menjelaskan kemungkinan- kemungkinan terjadi apabila
pasien APS.
b. Sudah adanya laporan dari petugas atau dokter jaga kepada dokter spesialis
mengenai keinginan pasien APS
c. Sudah adanya surat pulang yang dibuatkan langsung oleh dokter spesialis
ataupun dokter
jaga dan perawat yang pada saat tersebut bersangkutan. Pasien APS tetap
18
dibuatkan surat pulang dan resep obat sesuai advis dokter spesialis.
d. Petugas memberikan surat pulang dan rekomendasi pulang dari ruang
rawat dan menganjurkan pasien atau keluarga ke petugas billing dan
farmasi untuk penyelesaian administrasi dan pengambilan obat.
Menganjurkan pasien atau keluarga setelah penyelesaian administrasi harus
kembali lagi ke ruang perawat atau konter perawat guna pengambilan hasil
pemeriksaan penunjang dan petugas melakukan discharge planning
e. Petugas memberikan hasil pemeriksaan penunjang pasien serta menjelaskan
kembali atau melakukan discharge planning kepada pasien langsung atau
keluarga atau bisa juga langsung kepada pasien dan keluargnya. Dapat
dilakukan didepan konter atau didepan pasien atau ruang pasien. Saat
melakukan discharge planning petugas harus mengisi lembar discharge
planning dengan tanda tangan petugas dan keluarga atau pasienya
langsung.
f. Petugas mempersiapkan pasien dalam kondisi pulang, yaitu melepas semua
alat-alat medis yang terpasang pada pasien dan petugas melepas gelang
pasien dan membuangnya pada tempat sampah medis. Pasien APS harus
dilepas semua peralatan medis yang terpasang, tanpa terkecuali. Petugas
mengantarkan pasien sampai didepan kendaraan yang digunakan pasien untuk
pulang dengan alat transfer yang sesuai dengan kemampuan dari pasien,misal
kursi roda atau brangkar.
g. Pasien APS, baik kerumah maupun kerumah sakit lain, pasien tidak dapat
menggunakan layanan ambulans karena untuk menghindari kejadian yang
tidak diinginkan saat pasien dalam perjalanan. Saat pasien menggunakan
ambulans,maka apapun yang terjadi saat pasien didalam ambulans rumah
sakit, rumah sakit akan ikut bertanggungjawab.
a. Adanya pernyataan dari dokter spesialis atau dokter jaga bahwa pasien
sudah meninggal dengan didokumentasikan di lembar perjalanan dokter
spesialis dan surat kematian
b. Telah dijelaskan kepada keluarga yang dapat dilakukan oleh dokter spesialis
atau keluarga
d. Pasien meninggal harus menunggu waktu 2 jam sebelum dibawa pulang pada
ruang jenazah atau ruang tertentu atau rumag tersendir diman tidak
ditempatkan pada ruangan yang bersamaan dengan pasien rawat inap
lainya.
Untuk keluarga yang tidak menyetujui untuk menunggu 2 jam, dan tetap
menginginkan dibawa pulang sebelum 2 jam, maka keluarga dapat dipulangkan
dengan keluarga tanda tangan dan mengisi pernyataan bahwa bersedia
menanggung kemungkinan resiko yang terjadi apabila dibawa pulang sebelum
waktu yang telah ditetapkan. Petugas harus menjelaskan terlebih dahulu.
e. Pelepasan gelang saat jenazah akan dibawa pulang
C. Discharge Planning
22
telah dilakukan oleh petugas, harus dibuktikan dengan lembar discharge planning yang
ditandatangani oleh petugas jaga dan pasien atau keluarga yang mewakili sebagai bukti
tertulis bahwa petugas telah memberikan discharge planning dan pasien atau keluarga
telah menerima penjelasan dari petugas. Bagi pasien atau keluarga yang menolak
diberikan discharge planning harus menandatangani lembar penolakan yang berisi
pernyataan menolak menerima nasehat medis . Pasien berhak menolak pemberian
informai ataupun tindakan dari rumah sakit sesuai dengan hak dan kewajiban pasien
yang telah tercantum.
BAB IV DOKUMENTASI
23