Kelompok 1: PW IT 2021
Diah Ratnaningsih Annisa W
Rachmadian Akmal Novayanti
Yunita IP
Iman Saeful
Puspita FS
Indra Dharma Nina Hertiwi P
Andi Pramono
Mengapa K3 penting di RS?
Rumah sakit merupakan tempat yang memiliki risiko Tuntutan yang semakin tinggi dari masyarakat
1
3 tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan SDM rumah 4 terhadap rumah sakit untuk menyediakan tempat
sakit (meliputi nakes, pasien, keluarga pasien maupun pelayanan kesehatan yang tidak hanya berkualitas
pengnjung). tetapi juga harus memiliki lingkungan yang aman.
Untuk terselenggaranya K3RS secara optimal, efektif, efisien, dan berkesinambungan, Rumah Sakit membentuk atau
menunjuk satu unit kerja fungsional yang mempunyai tanggung jawab dalam menyelenggarakan K3RS.
Tujuan K3 RS
Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
Hasil
Observasi
Terdapat aktifitas manajemen resiko pengelolaan linen di RSUP
dr Sarjito, antara lain :
• Perencanaan kebutuhan linen, berdasarkan catatan kebutuhan perbulan,
pemusnahan linen yang sudah tidak layak pakai secara berkala.
• Pengaturan distribusi linen
• Pengaturan pekerjaan laundry / binatu
• Pemeliharaan peralatan laundry / binatu
• Pengawasan kegiatan di laundry / binatu dan unit.
Hasil
Penerimaan
Observasi
• Linen yang diterima dicatat dan dipilah antara infeksius dan non infeksius.
• Terdapat alur dan Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor tidak dilakukan bersamaan.
IPAL
(Instalasi
Instalasi Pengolahan Air
Sterilisasi Sentral Limbah)
Dan Binatu (ISSB)
Foto-foto yang di dapat pada saat
kunjungan
- Tempat sampat terbuka /
tanpa tutup
Hasil Observasi
• Upaya promotif yang dilakukan oleh RSUP Dr. Sardjito adalah:
• Melakukan orientasi, edukasi, dan reedukasi mengenai K3 di RS
• Orientasi bagi karyawan baru & peserta didik baru
• Pelatihan wajib bagi seluruh karyawan
• Reedukasi maksimal setiap 3 tahun sekali
• Fitness status test
• Pemberian extra fooding
• Pendampingan penurunan BB bagi SDM over weight dan obesitas
• dll
PERMENKES No 66 Tahun 2016 – Pasal 14 Ayat 3
Kegiatan yang bersifat preventif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi
imunisasi, pemeriksaan kesehatan, surveilans lingkungan kerja, dan surveilans medik.
Hasil Observasi
• Upaya preventif yang dilakukan oleh RSUP Dr. Sardjito adalah:
• Pemeriksaan kesehatan
• Prakarya, berkala, khusus, purna karya. Setiap tahun karyawan
di cek kesehatannya sesuai tingkat dan jenis risiko bahaya di
lingkungan kerjanya
• Screening COVID-19 kepada seluruh karyawan KSM (KLB)
• Imunisasi bila diperlukan
• Contoh: vaksinasi HBV, COVID-19, dll
PERMENKES No 66 Tahun 2016 – Pasal 14 Ayat 4
Imunisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan bagi tenaga kesehatan
dan tenaga non kesehatan serta SDM Rumah Sakit lainnya yang berisiko.
Hasil Observasi
• Imunisasi dilakukan kepada seluruh personel rumah sakit
baik tenaga kesehatan maupun tenaga non kesehatan
serta SDM Rumah Sakit lainnya yang berisiko.
PERMENKES No 66 Tahun 2016 – Pasal 14 Ayat 5
Pemeriksaan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan bagi SDM Rumah Sakit yang meliputi:
a. pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja;
b. pemeriksaan kesehatan berkala;
c. pemeriksaan kesehatan khusus; dan
d. pemeriksaan kesehatan pasca bekerja.
Hasil Observasi
• Pemeriksaan kesehatan sudah direncanakan untuk dilakukan
sesuai dengan peraturan menteri kesehatan, dimana
pemeriksaan kesehatan dilakukan prakarya (sebelum
bekerja), berkala, khusus, dan purna karya (pasca bekerja)
PERMENKES No 66 Tahun 2016 – Pasal 14 Ayat 6
Jenis pemeriksaan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
disesuaikan berdasarkan risiko pekerjaannya.
Hasil Observasi
• Seharusnya MCU dilakukan kepada semua pekerja setahun
sekali, dengan ketentuan:
• Setahun sekali untuk Bangsal Infeksius dan Binatu
• Dua tahun sekali untuk layanan selain infeksius dan binatu
• Tiga tahun sekali untuk perkantoran dan Teknik
• Namun pada pelaksanaannya MCU belum dilaksanakan
semua
PERMENKES No 66 Tahun 2016 – Pasal 14 Ayat 7
Kegiatan yang bersifat kuratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi pelayanan tata
laksana penyakit baik penyakit menular, tidak menular, penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja,
dan penanganan pasca pemajanan (post exposure profilaksis).
Hasil Observasi
• Terdapat pedoman prosedur penanganan pasca pajanan
yang meliputi:
• Edukasi paska pajanan
• Eyewash
• Kotak P3K
• Investigasi KK
• Pembiayaan KK (Asuransi/BPJS)
4. PENGELOLAHAN
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3
DARI ASPEK K3
Telaah pemilihan B3 :
1. Jumlah ketersediaan B3 harus sesuai dengan kebutuhan dan dengan
ketersediaan tempat penyimpanan
2. Pengadaan bahan B3 disertai SDS, identifikasi, dan diseminasi risiko
terhadap pekerja
3. Transportasi dan penyimpanan harus aman sesuai sifat B3
4. Ada pelabelan dan symbol B3 pada kemasan
5. Penggunaan berdasarkan FIFO
6. Pengendalian risiko saat penggunaan B3
7. Pengamanan pengelolaan B3
IDENTIFIKASI B3
• Pembersih dan disinfektan Detergen, pembersih permukaan, hand
sanitizer, DDT, penharum ruangan, dll
• Reagen laboratorium asam, basa, racun, oxidator, dll
• BHMP, obat, gas medis sitostatika, oksigen, radiofarmako, nuklir, dll
• BBM, dll solar, LPG, tinner, racun tikus, dll
Kunjungan di Instalasi
Laundry
Terdapat rambu, symbol B3 yang
menunjukan klasifikasi B3
Kunjungan ke IPAL RSUD dr.
Sardjito
• Sumber limbah RS berasal dari:
1. Dapur
2. Laundry
3. Kantor
4. OK
5. Instalasi rawat inap
6. Laboratorium
7. Air limpasan tangki septik
8. Air hujan
• Teknik pengolahan limbah cair RS yang digunakan adalah metode lumpur aktif
Sumber : I Gede Agus Sastrawijaya, 2021, IPAL RSUD Sardjito
BAK UJI BIOLOGI II
• Berfungsi untuk mengetahui pengaruh air
limbah olahan terhadap hewan aquatik
setelah adanya pengolahan.
• Pada bak uji biologi II merupakan titik
pengambilan sampel limbah cair outlet.
5. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
KEBAKARAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT
Implementasi pada RSUP. Dr. Sardjito
• RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta telah memasang 87
titik papan code red di lingkungan rumah sakit
yang mencantumkan jadwal petugas sebagai
penanggung jawab (PJ) Api, PJ Pasien, PJ Aset
dan PJ Dokumen.
• Petugas tersebut berfungsi sebagai pemberi
komando upaya penanggulangan dan evakuasi
apabila terjadi bencana yang berdampak pada
internal rumah sakit karena kelalaian manusia
atau kerusakan alat misalnya kebakaran, ledakan
alat, kebocoran radiasi, maupun penyebab
bencana alam misalnya gempa, gunung meletus,
banjir, tsunami, angin topan dan lain-lain.
• Apabila tidak bisa mengatasi api, segera
menindaklanjuti dengan menghubungi pesawat
7777 dan berkoordinasi dengan pihak terkait
(Bagian Umum, IGD, UK3, IPSRS dan lain-lain)
sesuai alur pelaporan.
Implementasi pada RSUP. Dr.
Sardjito
• RSUP. Sardjito telah memiliki
alur pengkajian resiko
keselamatan kebakaran dan
telah disosialisasikan ke
seluruh sdm nya dengan video
dan simulasi.
Implementasi pada RSUP. Dr. Sardjito
RSUP. Sardjito juga telah dilengkapi
dengan APAR yang sesuai dengan
rekomendasi Permenakertrans No.
Per. 04/Men/1980 ttg Syarat-syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan
APAR.
Implementasi pada RSUP. Dr.
Sardjito
• RSUP Dr. Sardjito memperioritaskan
media clean agent dan APAR untuk
ruang perawatan dan peralatan
medis.
• Pada gambar tersebut dapat dilihat
denah lokasi APAR di unit-unit
perawatan dan penyimpanan
peralatan medis.
PETUNJUK JALUR EVAKUASI DAN TITIK KUMPUL
Sudah tersedia di banyak tempat
Saran tersedia juga di bagian bawah tembok sehingga bila ada evakuasi kebakaran
(posisi jalan menunduk tetap terlihat)
APAR
Dibeberapa sudut sudah tersedia APAR lengkap dengan petunjuk penggunannya
Tetapi di beberapa sudut lain hanya simbolnya saja, unit nya tidak tersedia
TIM KODE MERAH
Dibeberapa sudut sudah
tersedia papan tim kode merah
dan helm
Tetapi pengisian papan belum
konsisten (seharusnya terisi dan
diganti setiap pergantian shift)
6. Pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari aspek
keselamatan dan Kesehatan Kerja
Permenkes No 3 Tahun 2020 Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit
• Pasal 23 ayat 1 : Bangunan dan Prasarana harus memenuhi prinsip keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan
keamanan serta kemudahan.
• Keselamatan adalah suatu tingkatan keadaan tertentu dimana gedung, halaman dan peralatan rumah sakit
tidak menimbulkan bahaya atau resiko bagi pasien, staf dan pengunjung (standar MFK 1 KARS)
Pasal 23 ayat 2 : Rencana blok bangunan Rumah Sakit harus berada dalam satu area yang
terintegrasi dan saling terhubung.
RS Sardjito telah
memenuhi semua
persyaratan teknis sesuai
denga peraturan
perundang-undangan
Hasil Observasi :
Instalasi Binatu/Laundry RS Sardjito
sudah mengimplementasikan
Program 5R dilihat dari prasarana
yang tersusun rapih, terawat dan siap
pakai
Hasil Observasi :
Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) RS Sardjito
sudah dikelola dengan
sangat baik, bisa dilihat
dari adanya kolam yang
berfungsi untuk
mengetahui pengaruh air
limbah olahan terhadap
hewan (ikan) setelah
adanya pengolahan.
7. Pengelolaan Peralatan Medis
dari Aspek K3
8. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi
darurat atau bencana
penilaian analisa risiko kerentanan bencana Tim pengawas manajemen fasilitas dan
keselamatan RSUP dr. Sardjito sudah
melakukan penilaian indeks keamanan rumah
sakit secara berkala.
pemetaan risiko kondisi darurat atau bencana Telah mengimplementasikan zonasi area
selama masa pandemi Covid-19 (dalam hal ini
kondisi darurat medik) untuk meminimalisir
penularan. Berbeda zona maka juga ada
perbedaan APD
pengendalian kondisi darurat atau bencana RSUP dr. Sardjito sudah memiliki hospital
disaster plan terbaru tahun 2022 sebagai salah
satu langkah pengendalian kondisi darurat atau
bencana
simulasi kondisi darurat atau bencana. Simulasi kondisi darurat atau bencana sudah
dilakukan oleh karyawan, terutama untuk
bencana yang rentan terjadi seperti kebakaran
(video simulasi dan evakuasi ditunjukkan saat
kunjungan)
Perbaikan yang bisa dilakukan
• Menempatkan lebih banyak poster mengenai jalur dan cara evakuasi di
sekitar area pedestrian karena area tersebut ramai namun tidak banyak
petunjuk arah atau informasi mengenai jalur evakuasi bencana
• Membuka lebih banyak akses masuk/keluar rumah sakit (saat ini hanya
ada satu yaitu yang menghadap ke FK UGM) untuk mempermudah
jalannya evakuasi jika terjadi bencana
• Melakukan lebih banyak simulasi kondisi darurat atau bencana sesuai
jenis. Tidak hanya simulasi kebakaran atau gempa bumi, tapi juga
gangguan keamanan, ancaman bom, banjir, hingga penculikan bayi
sebagaimana tertuang dalam Permenkes No.66 Tahun 2016
Kesimpulan
Secara Umum Kebijakan & Implementasi K3RS di RSUP Dr
Sardjito Yogyakarta sudah berjalan dengan sangat baik, tidak
heran bila RSUP Dr Sardjito Yogyakarta mendapat Proper Biru
dalam PROPER Lingkungan Hidup, akan tetapi ada temuan
yang harus diperhatikan untuk pengembangan pelayanan yang
lebih baik di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, sebagian besar
temuan bersifat minor
• Baju tidak seragam ada yang lengan panjang ada yang lengan pendek
Saran diseragamkan dengan baju lengan panjang sebagai APD juga
• Tempat sampat terbuka / tanpa tutup
• Eternit retak
• Jika musim hujan jalan aksesnya berlumut (licin)
• Terdapat alat kerja tajam yang tidak disimpan dengan aman
• Seharusnya MCU dilakukan kepada semua pekerja setahun sekali, dengan
ketentuan:
a. Setahun sekali untuk Bangsal Infeksius dan Binatu
b. Dua tahun sekali untuk layanan selain infeksius dan binatu
c. Tiga tahun sekali untuk perkantoran dan Teknik
• Namun pada pelaksanaannya MCU belum dilaksanakan semua
• PETUNJUK JALUR EVAKUASI DAN TITIK KUMPUL
Sudah tersedia di banyak tempat
Saran tersedia juga di bagian bawah tembok sehingga bila ada evakuasi
kebakaran (posisi jalan menunduk tetap terlihat)
• APAR
Dibeberapa sudut sudah tersedia APAR lengkap dengan petunjuk
penggunannya
Tetapi di beberapa sudut lain hanya simbolnya saja, unit nya tidak tersedia
• TIM KODE MERAH
Dibeberapa sudut sudah tersedia papan tim kode merah dan helm
Tetapi pengisian papan belum konsisten (seharusnya terisi dan diganti setiap
pergantian shift)
TERIMA KASIH