Anda di halaman 1dari 10

Nama : Raihan atallah naufal

Nim : 1084191044

Semester/kelas : 6/B

Prodi : D4 Teknik elektromedik

KONSEP TATA KELOLA RUANG-RUANG PELAYANAN


PENYAKIT INFEKSI EMERGING

A. KERANGKA KONSEP PEMENUHAN S,P,A ERA NEW


NORMAL

1. Evaluasi
Mengapa masih terjadi penularan ke petugas, sedangkan sudah
memiliki standar PPI rumah sakit?
2. Kajian
Kajian Pola Penyakit/ Kasus PIE, kelayakan Fasyankes dalam
menangani kasus, kajian kapasitas pelayanan
3. Masterplan dan Pengembangan
Pemenuhan Program Layanan, SDM, SPA, dan Pembiayaan
serta penahapannya
4. Penataan Kembali
a. Alur Proses Kegiatan Pelayanan
b. Zoning, Fungsi Ruang dan Tata ruang / Layout
c. Bentuk, Karakteristik & Komposisi Bangunan
d. Jenis Konstruksi Bangunan dan Prasarana
e. Program, Persyaratan & Hubungan antar Ruangan
f. Utilitas dan Fasilitas Penunjang
g. Ketersediaan dan Kualitas Alkes dan APD
5. Faktor yang Mempengaruhi
a. Program Pelayanan
b. Kondisi Lahan dan Lingkungan
c. Kondisi Eksisting Bangunan & Prasarana
d. Desain Arsitektur, Struktur & ME
e. Perencanaan Alkes
f. Perencanaan logistik APD
g. Waktu / Tahapan Kapasitas Pelayanan
h. Kemampuan Teknologi
i. Pemeliharaan SPA
j. Biaya/ Anggaran
B. PEMENUHAN PERSYARATAN TEKNIS HEALTHCARE
BUILDING
1. Rencana Blok
a. Kepatuhan fasyankes terkait peruntukan bangunan
disesuaikan dg ketentuan daerah.
b. Pengaturan kembali jarak bebas antar bangunan,
kepadatan bangunan dan ketinggian bangunan;
mempertimbangkan kaidahkaidah PPI
2. Massa Bangunan
Massa bangunan mendukung terjadinya sirkulasi udara
(untuk kepentingan dilusi) dan pencahayaan alami :
a. Massa bangunan tidak gemuk (bulky mass)
b. Desain bangunan memperhatikan orientasi matahari
3. Desain Tata Ruang dan Komponen Bangunan
a. Desain meminimalisir risiko penyebaran infeksi; a.l.
pengaturan jarak antar tempat duduk di r. tunggu, jarak
antar bed, tata ruang dengang zonasi, sistem tata udara,
material bangunan non porosif, dll b. To be concern :
desain perhatikan alur/ pergerakan petugas, pasien dan
barang; one way flow, no cross.
c. Selain akses masuk/keluar pasien dan barang diupayakan
terdapat akses khusus pasien PIE yang jelas; area strictly
limited access
4. Pemanfaatan Ruang
a. Efektif dan efisien sesuai fungsi pelayanan.
b. Pemisahan yang jelas antara pasien infeksius dan non
infeksius
c.
5. Tata Letak Bangunan (Site Plan)
Penataan kembali zonasi blok bangunan fasyankes dengan
penguatan pada: a. Minimalisasi risiko penularan penyakit
b. Tingkat privasi ruang-ruang pelayanan
c. Kedekatan hubungan fungsi antar ruang pelayanan
mempersingkat jarak dan response time
C. KONSEP PENATAAN ZONASI DI RUMAH SAKIT
DIKAITKAN DENGAN
KOMPONEN KEBUTUHAN FASILITAS PELAYANAN PIE

1. Untuk meminimalisasi risiko terjadinya penularan penyakit


infeksi emerging di rumah sakit, maka dilakukan pengaturan/
penataan kembali blok-blok bangunan sesuai zonasi, yaitu
zona merah (area pelayanan pasien COVID-19/PIE), zona
kuning (area pelayanan pasien umum) dan zona hijau (area
penunjang dan manajemen).
2. Triase Primer dilakukan untuk skrining tahap awal pasien non
rujukan untuk menentukan alur pasien tersebut selanjutnya.
Pada triase primer dilakukan kegiatan pengecekan suhu tubuh,
wawancara dan/atau pengisian form kondisi pasien dan tes
cepat (rapid test).
3. Selanjutnya apabila lolos pada triase primer, pasien dapat
melanjutkan untuk mendapatkan pelayanan medis di
unit/ruang rawat jalan atau unit/ruang gawat darurat dan/atau
ruang-ruang pelayanan medik lain yang merupakan zona
kuning.

4. Untuk pasien yang hasil skrining tahap awal adalah reaktif,


maka langkah selanjutnya diarahkan ke triase sekunder.
5. Pada triase sekunder dilakukan pemeriksaan swab RT/PCR.
Apabila hasil pemeriksaan negatif, pasien dapat dipulangkan
dan melakukan isolasi mandiri di rumah sesuai protokol. Jika
hasil pemeriksaan positif, selanjutnya pasien diarahkan
menuju zona merah untuk dikarantina/diobservasi atau dirawat
isolasi sesuai tingkat kondisi pasien.
6. Pasien yang datang dengan rujukan COVID-19/PIE dapat
langsung menuju triase sekunder melalui akses khusus rujukan
COVID-19/PIE.
7. Sementara beberapa ruang dapat digunakan bersama seperti
laboratorium (khususnya BSL-2 plus), ruang radiologi dan
ruang operasi serta ruang penunjang non medik seperti ruang
jenazah dan laundry. Untuk ruangruang yang digunakan
bersama diatur sesuai persyaratan tertentu.
8. Apabila dimungkinkan, pada zona merah, area pelayanan
pasien COVID19/PIE dapat disediakan ruangan transit jenazah
dan ruangan pemeriksaan Mobile X-Ray khusus pada blok
tindakan/emergensi.
9. Terhadap blok bangunan yang ditata sesuai warna zona, maka
dilakukan penyesuaian layout/redesain, baik membangun
baru, atau memanfaatkan bangunan eksisting (refungsi)
dengan merenovasi/merehabilitasi bangunan tersebut sehingga
memenuhi persyaratan bangunan sesuai fungsinya.

D. EMERGING INFECTION DISEASES / COVID-19 FACILITIES


DESIGN CONCERN (RUANG ISOLASI PIE)

1. Persyaratan teknis bangunan ruang-ruang pelayanan penyakit


infeksi emerging/COVID-19 adalah persyaratan bangunan
yang sudah mengantisipasi kemungkinan 3 (tiga) transmisi
yaitu melalui kontak (contact), percikan (droplet) dan udara
(airborne).
2. Bangunan harus berada pada zona infeksius dan area strictly
limited access, terpisah dengan penyakit lainnya, pemisahan
dimulai dari akses masuk.
3. Desain harus meminimalisir risiko penyebaran infeksi, harus
memperhatikan alur pergerakan petugas, pasien dan barang
bersih/kotor; oneway flow. Pergerakan orang harus mengikuti
prinsip "tiga zona dan dua bagian": zona yang terkontaminasi,
zona yang berpotensi terkontaminasi dan zona bersih yang
disediakan dan ditandai dengan jelas, dan dua zona penyangga
antara zona yang terkontaminasi dan zona yang berpotensi
terkontaminasi.
4. Jarak antar bangunan harus cukup untuk kepentingan
penghawaan, dilusi udara dan pencahayaan
5. Untuk mencegah berkembang biak dan tumbuh suburnya
mikroorganisme penyebab penyakit di ruang Isolasi, maka
diperlukan sistem tata udara khusus untuk menghindarkan
penularan penyakit dan memperoleh tingkat kenyamanan
termal
6. Bangunan harus memenuhi persyaratan lainnya terkait
keandalan bangunan.

E. EMERGING INFECTION DISEASES / COVID-19 FACILITIES


DESIGN
CONCERN

1. Tata Ruang
Zoning, letak ruang yang relatif “kotor” harus tidak boleh
menyebabkan aliran udara balik yang mengontaminasi ruang
lain. Tata ruang memperhatikan kedekatan hubungan antar
ruangan
2. Massa Bangunan
Massa bangunan tidak gemuk (bulky mass), dan orientasi
bangunan memperhatikan utara-selatan
3. Bentuk
Desain ruangan observasi/karantina dengan ventilasi alami;
model single loaded corridor.

Keterangan:
Gambar konseptual ini harus digunakan dengan hati-hati, dan
keterbatasan dalam kondisi sebenarnya perlu
dipertimbangkan.

4. Pengaturan Tata Letak Furnitur


a. Pengaturan tata letak furnitur dan partisi interior, tidak
boleh menghalangi bukaan jendela/pintu untuk aliran
udara.
b. Tata letak furnitur dikaitkan dengan posisi bukaan
ventilasi juga tidak boleh memungkinkan terjadinya
aliran udara dari pasien ke petugas.
Gambar Contoh Model Tata Letak Furnitur di Ruang Rawat
Jalan:

Anda mungkin juga menyukai