Anda di halaman 1dari 27

BAB II

PENYEHATAN RUANG, BANGUNAN


DAN HALAMAN DI RUMAH
SAKIT
DindinWahyudin, S.Pd.,M.Sc

Pendahuluan

R umah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang di dalamnya terdapat ruang,
bangunan, halaman, peralatan, manusia dan kegiatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Pemeliharaan maupun perawatan ruang, bangunan
dan halaman rumah sakit merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan agar dapat
memberikan dampak positif baik bagi masyarakat maupun pihak rumah sakit. Ruang,
bangunan dan halaman rumah sakit yang bersih, nyaman dan indah akan memberi kesan
pertama bahwa rumah sakit tersebut menjadi harapan untuk dapat menyembuhkan pasien
dengan pelayanan yang optimal. Tujuan penyehatan ruang, bangunan dan halaman rumah
sakit yaitu untuk menciptakan suatu kondisi ruang dan konstruksi serta pengaturan
peralatan non-medis yang nyaman, bersih, dan sehat di lingkungan rumah sakit sehingga
dapat mencegah dampak negatif terhadap pasien, pengunjung dan karyawan rumah sakit.
Sanitasi ruang, bangunan dan halaman rumah sakit meliputi persyaratan lingkungan
bangunan rumah sakit, konstruksi bangunan rumah sakit dan ruang bangunan yang terdiri
dari (a) zona dengan risiko rendah (b) zona dengan risiko sedang (c) zona dengan risiko tinggi
(d) zona dengan risiko sangat tinggi, kualitas udara ruang, pencahayaan, penghawaan
kebisingan, fasilitas sanitasi rumah sakit, jumlah tempat tidur, jumlah tempat tidur, lantai
dan dingding. (Kepmenkes RI No. 1204/2004)
Penyehatan ruang bangunan dan halaman rumah sakit merupakan upaya pencegahan
terjadinya infeksi silang dan keselamatan petugas, pasien, pengunjung dan masyarakat
sekitar rumah sakit. Oleh karena itu rumah sakit dimasa mendatang harus menjadi tempat
yang sehat baik di dalam maupun dilingkungan sekitarnya
Saudara sebagai tenaga sanitarian harus mampu melakukan pencegah infeksi
nasokomial akibat dari lingkungan rumah sakit yang tidak memenuhi persyaratan. Pada bab
ini saudara akan mempelajari tentang penyehatan ruang bangunan dan halaman rumah
sakit. Setelah mempelajari bab ini saudara diharapkan mampu :
1. Menjelaskan penyehatan ruang banguan dan halaman rumah sakit
2. Menjelaskan ruanglingkup ruang bangunan dan halaman rumah sakit

Farmakologi 1
3. Menjelaskan persyaratan ruang bangunan dan halaman rumah sakit
4. Melakukan inspeksi sanitasi ruang bangunan dan halaman rumah sakit
Pada bab ini akan disajikan dalam satu topik yaitu
A. Pengertian penyehatan ruang bangunan dan halaman rumah sakit
B. Ruang lingkup penyehatan ruang bangunan dan halaman rumah sakit
C. Persyaratan penyehatan ruang bangunan dan halaman rumah sakit.
D. Melakukan inspeksi sanitasi ruang bangunan dan halaman rumah sakit
Untuk membantu dalam mempelajari bab ini saudara gunakan pengalaman ketika
sebagai tenaga sanitarian dan bandingkan dengan teori atau materi dalam bab ini.

Selamat Belajar.

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 2


Topik 1

PENYEHATAN RUANG BANGUNAN DAN


HALAMAN DI RUAH SAKIT
A. Pengertian

Ruang bangunan dan halaman rumah sakit adalah semua ruang/unit dan halaman
yang ada di dalam batas pagar rumah sakit (bangunan fisik dan kelengkapannya) yang
dipergunakan untuk berbagai keperluan dan kegiatan rumah sakit. (kepmenkes 2004)
Bangunan rumah sakit didesain untuk memudahkan proses penanganan kesehatan
bagi pasien rumah sakit. Desain perlu mempertimbangkan berbagai unit yang mendukung
penyediaan layanan kesehatan serta mendukung percepatan pemulihan kesehatan serta
dapat mencegah terjadinya penularan penyakit atau maslah kesehatan. Untuk itu desian
rumah sakit memiliki kriteria seperti, bangunan rumah sakit harus berada pada lokasi bebas
banjir, mempunyai batas yang jelas, dilengkapi dengan pagar yang kuat dan tidak
memungkinkan orang atau binatang peliharaan keluar masuk dengan bebas. Luas lahan
bangunan dan halaman harus disesuaikan dengan luas lahan keseluruhan rumah sakit
sehingga tersedia tempat parkir yang memadai yang dilengkapi dengan rambu-rambu.
Pencahayaan di dalam ruang bangunan rumah sakit harus memenuhi syarat agar tidak
menyababkan kecelakaan dan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Penghawaan
ruang bangunan di rumah sakit harus berfungsi dengan baik agar aliran udara segar di dalam
ruang bangunan tersebut memadai untuk menjamin kesehatan penghuni ruangan.
Kebisingan di rumah sakit tidak mengganggu terhadap pasien dan atau membahayakan
kesehatan sehinggga harus memenuhi persyaratan disetiap ruangan atau unit. Kebersihan
ruang bangunan dan halaman harus diperhatikan demi menjaga suatu keadaan atau kondisi
ruang bangunan dan halaman bebas dari bahaya dan risiko minimal untuk kejadian infeksi
silang, dan masalah kesehatan dan keselamatan kerja. Seperti pada gambar di bawah ini
salah satu keadaan ruang dan bangunan rumah sakit yang selalu perlu perawatan agar tetep
bersih dan nyaman.

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 3


Gambar 2.1
Perawatan ruang bangunan dan halaman Rumah Sakit

Pemeliharaan ruang bangunan rumah sakit sangat diperlukan untuk mencegah


penularan penyakit karena kualitas udara ruangan yang buruk mengandung agent penyakit
seperti inflensa, ISPA, TBC, batuk-batuk, campak dan lain sebagainya. Ruang bangunan
rumah sakit yang tidak sehat dapat menyebabkan infeksi silang pada penderita/ pasien di
rumah sakit dan mempengruhi terhadap kesehatan pengunjung maupun karyawan rumah
sakit itu sendiri.

B. Ruang Lingkup

Beberapa aspek persyaratan yang penting dalam penyehatan ruang bangunan dan
halaman rumah sakit yaitu (1) lingkungan bangunan rumah sakit (2) konstruksi bangunan
rumah sakit (3) ruang bangunan, yang dikelompokan berdasarkan tingkat risiko terjadinya
penularan penyakit yaitu zona risiko rendah, sedang tinggi dan sangat tinggi (4) kualitas
udara ruang (5) pencahayaan ruang (6) penghawaan ruang (7) kebisingan ruang (8) fasilitas
sanitasi rumah sakit (9) jumlah tempat tidur ruang (10) kebersihan lantai dan dinding ruang.

C. Persyaratan

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 4


Upaya yang dapat dilakukan dalam rangka untuk mencegah terjadinya infeksi silang,
kecelakaan dan kesehatan, kenyamanan serta keindahan maka ruang bangunan dan
halaman rumah sakit harus memenuhi persyaratan-persyararatan menurut keputusan
Menkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004 sebagai berikut :

1. Lingkungan Bangunan Rumah Sakit


a. Mempunyai batas yang jelas, dilengkapi dengan pagar yang kuat dan tidak
memungkinkan orang atau binatang peliharaan keluar masuk dengan bebas.
b. Luas lahan bangunan dan halaman harus disesuaikan dengan luas lahan
keseluruhan, tersedia tempat parkir yang memadai dilengkapi dengan rambu
parker.
c. Bebas dari banjir, jika di lakasi daerah banjir harus tersedia fasilitas/ teknologi
untuk mengatasinya.
d. Lingkungan rumah sakit harus merupakan kawasan bebas rokok.
e. Penerangan dengan intensitas cahaya yang cukup
f. Tidak berdebu, tidak becek, tidak terdapat genangan air dan dibuat landai
menuju ke saluaran terbuka atau tertutup, tersedia lubang penerima air.
g. Saluran air libah domestic dan limbah medis harus tertutup dan terpisah, masing-
masing dihubungkan langsung dengan instalasi pengolahan air limbah.
h. Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu dan tempat-tempat yang menghasilkan
sampah disediakan tempat sampah
i. Harus selalu keadaan bersih dan tersedia fasilitas sanitasi yang memenuhi
persyaratan kesehatan.

Lingkungan rumah sakit harus bebas dari asap rokok sesuai dengan Peraturan
Pemerintah / PP No. 109/ 2012; pasal 50 salah satunya yaitu fasilitas pelayanan
kesehatan merupakan kawasan tanpa rokok. Seperti pada gambar di bawah ini dengan
memasang spanduk anjuran tidak merokok.

Gambar 2.2
Lingkungan Ruah Sakit Bebas Rokok

2. Bangunan Rumah Sakit

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 5


a. Lantai
1) Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak
licin, warna terang dan mudah dibersihkan.
2) Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang
cukup kea rah saluran pembuangan air limbah.
3) Pertemuan lantai dengan dinding harus berbentuk konus/ lengkung agar
mudah dibersihkan.
b. Dinding
Permukaan dinding harus kuat, rata, berwarna terang dan menggunakan cat yang
tidak luntur dan menggunakan logam berat.
c. Ventilasi
1) Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ ruang
dengan baik.
2) Luas ventilasi alamiah minimum 15% dari luas lantai
3) Bila ventilasi alamiah tidak dapat menjamin adanya pergantian udara dengan
baik, kamar atau ruang harus dilengkapi dengan penghawaan buatan/
mekanis.
4) Penggunaan ventilasi bauatan/ mekanis harus disesuaikan dengan
peruntukan ruangan.
d. Atap
1) Atap harus kuat, tidak bocor, dan tidak menjadi tempat perindukan serangga,
tikus dan binatang pengganggu lainnya.
2) Atap yang lebih tinggi lebih dari 10 meter harus dilengkapi penangkal petir.
e. Langit-langit
1) Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan.
2) Langit-langit tingginya minimal 2,70 meter dari lantai.
3) Kerangka langit-langit harus kuat dan bila terbuat dari kayu harus anti rayap.
f. Konstruksi
Balkon, beranda dan talang harus sedemikian sehingga tidak terjadi genangan air
yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes.
g. Pintu
Pintu harus kuat, cukup tinggi, cukup lebar, dan dapat mencegah asuknay
serangga, tikus dan bianatang pengganggu lainnya.
h. Jaringan instalasi
1) Pemasangan jaringan instalasi air minum air bersih, air limbah, gas, listrik,
sistem penghawaan, sarana komunikasi dan lain-lain harus memenuhi
persyaratan teknis kesehatan agar aman digunakan untuk tujuan pelanana
keseaahatan
2) Pemasangan pipa air minum tidak bolah bersilangan dengan pipa air limbah
dan tidak boleh bertekanan negative untuk menghindari pencemaran air
minum.

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 6


i. Lalulintas antar ruangan
1) Pembagian ruangan dan lalulintas antar ruangan harus didisain sedemikian
rupa dan dilengkapi dengan petunjuk letak ruangan, sehingga memudahkan
hubungan dan komunikasi antar ruangan serta menghindari risiko terjadinya
kecelakaan dan kontainasi.
2) Penggunaan tangga atau elevator dan lift harus dilengkapi dengan sarana
pencegahan kecelakaan seperti alarm suara dan petunjuk penggunaan yang
mudah dipahami oleh pemakianya, atau untuk lift 4 lantai harus dilengkapi
ARD (Automatic Reserve Divided) yaitu alat yang dapat mencari lantai
terdekat bila listrik mati.
3) Dilengkapi dengan pintu darurat yang dapat dijangkau dengan mudah bila
terjadi kebakaran atau kejadian darurat lainnya dan dilengkapi ram untuk
brankar.
j. Fasilitas Pemadam kebakaran
Bangunan rumah sakit dilengkapi dengan fasilitas pemadam kebakaran sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

3. Ruang Bangunan
Penataan ruang bangunan dan penggunaannya harus sesuai dengan fungsi serta
memenuhi persyaratan kesehatan yaitu dengan mengelompokan ruangan
berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit sebagai berikut :
a. Zona dengan risiko rendah
Zona risiko rendah meliputi: ruang administrasi, ruang komputer, ruang
pertemuan, ruang perpustakaan, ruang resepsionis, dan ruang pendidikan/
pelatihan.
1) Permukaan dinding harus rata dan berwarna terang
2) Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air
berwarna terang, dan pertemuan antar lantai dengan dinding harus
berbentuk konus.
3) Langit-langit harus terbuat dari bahan multipkeks atau bahan yang kuat,
warna terang mudah dibersihkan, kerangka harus kuat, dan tinggi minimal
2,70 meter dari alantai.
4) Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter dan ambng
bawah jendela minimal 1,00 meter dari lantai.
5) Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ ruang
dengan baik, bila ventilasi alamiah tidak menjamin adanya pergantian udara
dengan baik, harus dilengkapi dengan penghawaan mekanis (exhauster)
6) Semua stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 meter
dari lantai.
b. Zona dengan risiko sedang

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 7


Zona risiko sedang meliputi: ruang rawat inap bukan penyakit menular, rawat
jalan, ruang ganti pakaian, dan ruang tunggu pasien. Persyaratan bangunan pada
zona dengan risiko sedang sama dengan persyaratan pada zona risiko rendah.
c. Zona dengan risiko tinggi
Zona risiko tinggi meliputi: ruang isolasi, ruang perawatan intensif, laboratorium,
ruang pengindraan medis (meeical imaging), ruang bedah mayat (autopsy) dan
ruang jenazah dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Dinding permukaan harus rata dan berwarna terang
a) Dinding laboratorium dari perselin atau keramik setinggi 1,50 meter dari
lantai dan sisanya di cat warna terang
b) Dinding ruang pengindraan medis harus berwarna gelap, dengaan
ketentuan dinding disesuaikan dengan pancaran sinar yang dihasilkan dari
peralatan yang dipasang di ruang tersebut, tembok pembatas antara
ruang sinar X dengan kamar gelap dilengkapi dengan transver cassetts.
2) Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna
terang, dan pertemuan antar lantai dengan dinding harus berbentuk konus.
3) Lanit-langit terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat, warna
terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat, dan tinggi minimal 2,70
meter dari alantai
4) Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tringgi minimal 2,70 meter dari lantai,
dan ambang bawah jendela minimal 1,00 meter dari lantai.
5) Semua stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 meter
dari lantai.
d. Zona dengan risika sangat tinggi
Zona risiko sangat tinggi meliputi: ruang operasi, ruang bedah mulut, ruang
perawatan gigi, ruang gawat darurat, raung bersalin dan ruang patologi dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Dinding terbuat dari bahan porselin ayau vinyl setinggi langit-langit atau di cat
dengan cat tembok yang tidak luntur dan aman, berwarna terang.
2) Langit-langit terbuat dari bahan yang kuat dan aman, dan tinggi minimal 2,70
meter dari lantai.
3) Lebar pintu minial 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter, dan semua
pintu kamar harus dalam keadaan tertutup.
4) Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudaah dibersihkan, dan
berwarna terang.
5) Khusus ruang operasi harus disediakan gelagar (gantungan) lampu bedah
dengan prifil baja double INP 20 yang dipasang sebelum pemasangan langit-
langit.
6) Tersedia rak dan lemari untuk menyimpan reagensia siap pakai
7) Ventilasi atau penghawaan sebaiknya digunakan AC tersendiri yang dilengkapi
filter bakteri, untuk setiap ruang operasi yang terpisah dengan ruang lainnya.

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 8


Pemasangan AC minial 2 meter dari lantai dan aliran udara bersih yang masuk
ke dalam kamar operasi berasal dari atas ke bawah. Khusus untuk ruang
bedah otopedi atau transplantasi organ harus menggunakan pengaturan
udara UCA (ultra clean air) system.
8) Tidak dibenarkan terdapat hubungan langung dengan undara luar, untuk itu
harus dibauat ruang antara.
9) Hubungan dengan ruang scrub-up untuk melihat ke dalam ruang operasi
perlu dipasang jendela kaca mati., hubungan ke ruang steril dari bagian
cleaning cukup dengan sebuah loket yang dapat dibuka dan ditutup.
10) Peasangan gas medis secara sentral diusahakan melalui bawah lantai atau di
atas langit-langit.
11) Dilengkapi dengan sarana pengumpulan limbah medis.

4. Kualitas Udara Ruang


a. Tidak berbau (terutama bebas dari H2S dan Amoniak)
b. Kadar debu (particulate matter) berdiaeter kurang dari 10 mikron dengan rata-
rata pengukuran 8 jam atau 24 jam tidak melebihi 150 ug/m 3, dan tidak
mengandung debu asbes.
Indeks angka kuman untuk setiap ruang/ unit seperti table berikut:
Table 1.1
Indeks Angka Kuman Menurut Fungsi Ruang atau Unit
Konsentrasi maksimum
No. Ruang atau Unit Mikro-organisme per m3
Udara (CFU/m3
1 Operasi 10
2 Bersalin 200
3 Pemulihan/ perawatan 200-500
4 Observasi bayi 200
5 Perawatan bayi 200
6 Perawatan preature 200
7 ICU 200
8 Jenazah/ Autopsi 200-500
9 Pengindraan medis 200
10 Laboratorium 200-500
11 Radiologi 200-500
12 Sterilisasi 200
13 Dapur 200-500
14 Gawat darurat 200
15 Administrasi, pertemuan 200-500
16 Ruang luka bakar 200

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 9


Untuk mendapatkan nilai indeks angka kuman seperti pada table di atas,
caranya yaitu dengan menghitung koloni yang tumbuh pada media agar dalam
petridish, setelah di inkubsikan selama 24 sampai 48 jam seperti di bawah ini.

Gambar 2.3
Koloni kuman pada media agar

Konsentrasi gas dalam udara tidak melebihi konsentrasi maksimal seperti


dalam table berikut:
Table 1.2
Indeks Kadar Gas dan Bahan Berbahaya dalam Udara Ruang Rumah Sakit
No Parameter Kiiawi Rata-rata Waktu Konsentrasi maksimal
. Pengukuran sebagai Standar
1 Karbon monoksida (CO) 8 jam 10.000 ug/m3
2 Karbondioksida (CO2) 8 jam 1 ppm
3 Timbale (Pb) 1 tahun 0,5 ug/m3
4 Nitrogen dioksida (NO2) 1 jam 200 ug/m3
5 Radon (Rn) - 4 pCi/liter
6 Sulfur dioksida (SO2) 24 jam 125 ug/m3
7 Foraldehida (HCHO) 30 menit 100 g/m3
8 Total senyawa organic yang - 1 ppm
mudah enguap (T.VOC)

5. Pencahayaan
Pencahayaan, penerangan dan intensitasnya di ruang umum dan khusus harus sesuai
dengan peruntukannya seperti dalam table berikut:

Table 1.3
Indeks Pencahayaan Menurut Jenis Ruangan atau Unit
No. Ruang atau Unit Intensitas Cahaya Keterangan

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 10


(lux)
1 Ruang pasien
- Saat tidak tidur 100-200 Warna cahaya sedang
- Saat tidur Maksimal 50
2 R. operasi umum 300-500
3 Meja operasi 10.000-20.000 Warna cahaya sejuk atau
sedang tanpa bayangan
4 Anestesi, pemulihan 300-500
5 Endoscopy, lab. 75-100
6 Sinar X Minimal 60
7 Koridor Minimal 100
8 Tangga Minimal 100 Alam hari
9 Administrasi/kantor Minimal 100
10 Ruang alat/ gudang Minimal 200
11 Farasi Minimal 200
12 Dapur Minimal 200
13 Ruang cuci Minimal 100
14 Toilet Minimal 100
15 Ruang isolasi khusus 0,1-0,5 Warna cahaya biru
penyakit tetanus
16 Ruang luka bakar 100-200
6. Penghawaan
Persyaratan penghawaan untuk masing-masing ruang atau unit seperti berikut:
a. Ruang-ruang tertentu seperti ruang operasi, perawatan bayi, laboratorium, perlu
mendapat perhatian yang khusus karena sifat pekerjaan yang terjadi di ruang-
ruang tersebut
b. Ventilasi ruang operasi harus dijaga pada tekanan lebih positif sedikt (minimum
0,10 mbar) dibandingkan ruang-ruang lain di ruah sakit.
c. System suhu dan kelembaban hendaknya didisain sedeikian rupa sehingga dapat
menyediakan suhu dan kelembaban seperti dalam table berikut:
Table 1.4
Standar Suhu, Kelembaban dan Tekanan Udara Menurut
Fungsi Ruangan atau Unit
No. Ruang atau Unit Suhu (oC) Kelembaban Tekanan
(%)
1 Operasi 19-20 45-60 Positif
2 Bersalin 24-26 45-60 Positif
3 Peulihan/ perawatan 22-24 45-60 Seimbang
4 Observasi bayi 21-24 45-60 Seimbang
5 Perawatan bayi 22-26 35-60 Seimbang
6 Perawatan preatur 24-26 35-60 Positif

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 11


7 ICU 22-23 35-60 Positif
8 Jenazah/ Autopsi 21-24 - Negative
9 Pengindraan medis 19-24 45-60 Seimbang
10 Laboratorium 22-26 35-60 Negative
11 Radiologi 22-26 45-60 Seimbang
12 Sterilisasi 22-30 35-60 Negative
13 Dapur 22-30 35-60 Seimbang
14 Gawat darurat 19-24 45-60 Positif
15 Administrasi, pertemuan 21-24 - Seimbang
16 Ruang luka bakar 24-26 35-60 Positif
d. Ruang yang tidak menggunakan AC, system sirkulasi udara segar dalam ruangan
harus cukup (mengikuti pedoman teknis yang berlaku)

Untuk mengetahui keadaan/ kondisi suhu dan kelembaban di suatu ruangan


dapat diukur dengan menggunakan alat thermohygrometer seperti pada gambar
di bawah ini.

Gambar 2.4
Pengukuran Suhu dan Kelebaban
7. Kebisingan
Persyaratan kebisingan untuk masing-masing ruangan atau unit seperti table berikut:
Table 1.5
Indeks Kebisingan Menurut Ruangan atau Unit
No. Ruang atau Unit Maksimum kebisingan (waktu
pemaparan 8 jam dan satuan dBA)
1 Ruang pasien
- Saat tidak tidur 45
- Saat tidur 40
2 Ruang operasi, umum 45
3 Anestesi, pemulihan 45
4 Endoskopi. Laboratorium 65
5 Sinarn X 40
6 Koridor 40

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 12


7 Tengga 45
8 Kantor/ loby 45
9 Ruang alat/ gudang 45
10 Farmasi 45
11 Dapur 78
12 Ruang cuci 78
13 Ruang isolasi 40
14 Ruang poli gigi 80

Di bawah ini gambar cara melakukan pengukuran tingkat kebisingan di ruang operasi

Gambar 2.5
Pengukuran Kebisingan Ruang Operasi

8. Fasilitas Sanitasi Rumah Sakit


Perbandingan jumlah tempat tidur pasien dengan jumlah toilet dan jumlah kamar
mandi seperti pada table berikut:
Table 1.6
Indeks Perbandingan Jumlah tempat tidur, Toilet, dan jumlah Kamar Mandi
No. Jumlah Tempat Tidur Jumlah Toilet Jumlah Kamar Mandi
1 s/d 10 1 1
2 s/d 20 2 2
3 s/d 30 3 3
4 s/d 40 4 4
Setiap penabahan 10 tempat tidur harus ditambah 1 toilet dan 1 kamar mandi

Table 1.7
Indeks perbandingan jumlah Karyawan dengan Jumlah Toilet dan
Jumlah Kamar Mandi
No. Jumlah Karyawan Jumlah Toilet Jumlah Kamar Mandi

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 13


1 s/d 20 1 1
2 s/d 40 2 2
3 s/d 60 3 3
4 s/d 80 4 4
5 s/d 100 5 5
Setiap penabahan 20 karyawan harus ditambah 1 toilet dan 1 kamar mandi

Di bawah ini gambar toilet yang ada di salah satu ruang perawatan, yang
jumlahnya harus disesuaikan dengan perbandingan jumlah karyawan.

Gambar 2.6
Toilet Ruang Perawatan

9. Jumlah Tempat Tidur


Perbanding jumlah tepat tidur dengan luas lantai untuk kamar perawatan dan kamar
isolasi sebagai berikut:
a. Ruang bayi
1) Ruang perawatan minimal 2 m2/tempat tidur
2) Ruang isolasi minimal 3,5 m2/tempat tidur
b. Ruang dewasa
1) Ruang perawatan minimal 4,5 m2/tempat tidur
2) Ruang isolasi minimal 6 m2/tempat tidur

10. Lantai dan Dinding


Lantai dan dinding harus bersih, dengan tingkat kebersihan sebagai berikut:
- Ruang operasi : 0-5 CFU/cm2 dan bebas pathogen dan gas ganggren
- Ruang perawatan : 5-10 CFU/cm2
- Ruang isolasi : 0-5 CFU/cm2
- Ruang UGD : 5-10 CFU/cm2
Panduan Praktik 1 BAB II
Melakukan Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman di
Rumah Sakit

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 14


A. Tujuan
Tujuan praktek penyehatan ruang bangunan dan halaman di rumah sakit adalah:
1. Untuk mengetahui sanitasi ruang bangunan dan halaman rumah sakit.
2. Mengetahui pencahayaan ruang bangunan dan halaman rumah sakit
3. Mengetahui tingkat kebisingan ruang bangunan dan halaman rumah sakit
4. Mengetahui persyaratan kebersihan ruang bangunan dan halaman rumah sakit
5. Mengetahui suhu dan kelembaban ruang bangunan dan halaman rumah sakit

B. Daftar rujukan
1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004
2. Pedoman Sanitasi Ruamah Sakit di Indonesia, Depkes RI.
C. Alat dan bahan
1. Formulir inspeksi sanitasi rumah sakit
2. Lux meter
3. Sound level meter
4. Microbial air sampler
5. Thermohygro meter
6. Alat tulis
D. Prosedur praktekum
1. Lakukan observasi mengenai kondisi/ keadaan lantai, dinding, langit-langit dan
yang lainnya pada ruang bangunan dan halaman rumah sakit sebagaimana teori
di atas, kemudian berikan nilai pada form yang tersedia.
2. Mengukur intensitas cahaya dengan menggunakan lux meter pada ruang
bangunan dan halaman rumah sakit seperti pada teori di atas
3. Mengukur kebising dengan menggunakan sound level meter pada ruang
bangunan dan halaman rumah sakit seperti pada teori di atas
4. Mengambil sampel udara untuk mengetahui total koloni (CFU) dengan
menggunakan microbial air sampler pada ruang bangunan dan halaman rumah
sakit seperti pada teori di atas
5. Mengukur suhu dan kelembaban dengan menggunakan thermohygro meter pada
ruang bangunan dan halaman rumah sakit seperti pada teori di atas
6. Semua hasil pengukuran maupun hasil observasi datanya dimasukan pada
formulir inspeksi sanitasi rumah sakit untuk menilai kondisi ruang bangunan dan
halaman rumah sakit sebagai berikut:

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN


(INSPEKSI SANITASI) RUMAH SAKIT)
NAMA RUMAH SAKIT : …………………………………………………..

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 15


ALAMAT RUAH SAKIT : ……………………………………………………
KELAS RUMAH SAKIT : - A/B/C/D (RS. Peerintas, BUMN/BUMMD)*)
: - Utama/Madya/Pratama (RS. Swasta) *)
: - I/II/III/IV (RS. ABRI) *)
JULAH TEPAT TIDUR : …………………………………………………… (Buah)
TANGGAL PEERIKSAAN : …………………..s/d ………………………………… 20…..
No VARIABEL BOBOT KOMPONEN YANG DINILAI NILAI SKORE
. UPAYA KESLING
1 2 3 4 5 6
1 KESEHATAN
LINGKUNGAN RUMAH
SAKIT
(Jumlah Boobot 8)
1. Lantai 2 a. Kuat/ Utuh 20
b. Bersih 20
c. Pertemuan lantai dan 15
dinding berbentuk
konus/lengkung
d. Kedap air 15
e. Rata 10
f. Tidak licin 10
g. Mudah dibersihkan 10
2. Dinding 1 a. Rata 30
b. Bersih 30
c. Berwarna terang 20
d. Mudah dibersihkan 20
**)
3. Ventilasi
3 Ventilasi gabungan 1 a. Ventilasi alam, lubang 50
ventilasi minimum 15% x
luas lantai
b. Ventilasi mekanis (Fan, AC, 50
Exhauster)
3.2 Ventilasi alam 1 Lubang ventilasi minimal 100
15% x luas lantai
3.3 ventilasi Mekanis 1 Fan, AC, Exhauster 100
4. Atap 0,5 a. Bebas serangga dan tikus 50
b. Tidak bocor 30
c. Berwarna terang 10
d. Mudah dibersihkan 10
5. Langit-langit 0,5 a. Tinggi minimal 2,7 m dari 50
lantai.

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 16


b. Kuat 30
c. Berwarna terang 10
d. Mudah dibersihkan 10
6. Konstruksi balkon, 0,5 a. Tidak ada genangan air 30
beranda dan talang b. Tidak ada jentik 40
c. Mudah dibersihkan 30
7. Pintu 0,5 d. Dapat menjaga masuknya 60
serangga dan tikus
e. Kuat 40
8. Pagar 0,5 a. Aman 60
b. Kuat 40
9. Halaman, taman 0,5 a. Bersih 30
dan tempat parkir b. Mampu menampung mobil 20
semua karyawan dan
pengunjung
c. Tidak berdebu/ becek 30
d. Tersedia tempat sampah 20
yang cukup
10. Jaringan instalasi 0,5 a. Aman (bebas cross 60
connection)
b. Terlindung 40
11. Saluran air limbah 0,5 a. Tertutup 50
b. Aliran air lancar 50
II RUANG BANGUNAN
(Jumlah bobot 10)
1. Ruang perawatan 2 a. Rasio luas lantai dengan 15
tempat tidur :
-.Dewasa : 4,5 m2/tt
-.Anak bayi 2 m2/tt
b. Rasio tempat tidur dengan 15
kamar mandi 1-10 tt/km
mandi dan toilet
c. Angka kuman maksimal 15
200-500 CFU/m3 udara
d. Bebas serangga/ tikus 10
e. Kadar debu maksimal 150 10
ug/m3 udara
f. Tidak berbau (terutama 10
H2S dan atau NH3)
g. Pencahayaan 100-200 lux 5
h. Suhu 22-24oC (dengan 10
AC), apabila
menggunakan AC control

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 17


colling tower-nya tidak
menjadi perindukan
bakteri legionella atau
suhu kamar (tanpa AC)
i. Kelembapan 45-60% 5
(dengan AC) kelembapan
ambient (tanpa AC)
2. Lingkungan rumah 1 a. Kawasan bebas rokok 30
sakit b. Penerangan dengan 20
intensitas cukup
c. Saluran air limbah 25
tertutup
d. Saluran drainase aliran 25
lancer
3. Ruang operasi 2 a. Bebas kuman patogen 15
b. Angka kuman 10 CFU/m3 15
udara
c. Dinding terbuat dari 10
porselin/ vinyl
d. Pintu harus dalam 10
keadaan tertutup
e. Langit-langit tidak 10
bercelah
f. Ventilasi dengan AC 10
tersendiri dilengkapi filter
bakteri
g. Suhu 19-25oC 10
h. Kelembapan 45-60% 5
i. Pencahayaan ruang 300- 5
500 lux
j. Pencahayaan meja 5
operasi 10.000-20.000 lux
k. Tinggi langit-langit 2,7-3,3 5
m dari lantai
4. Ruang laboratorium 1 a. Dinding terbuat dari 30
porselin/ keramik setinggi
1,5 m dari lantai
b. Lantai dan meja kerja 30
tahan terhadap bahan
kimia dan getaran
c. Dilengkapi dengan dapur, 20
kamar mandi dan toilet
d. Tinggi langit-langit 2,7-3,3 10
m dari lantai

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 18


e. Kebisingan < 65 dBA 10
5. Ruang sterilisasi 1,5 a. Pintu masuk terpisah 50
dengan pintu keluar
b. Tersedia ruangan khusus 30
c. Dinding terbuat dari 20
porselin/ keramik setinggi
1,5 m dari lantai
6. Ruang radiologi 0,5 a. Dinding dan daun pintu 30
dilapisi timah hitam
b. Kaca jendela mengguna 30
kan kaca timah hitam
c. Tinggi langit-langit 2,7-3,3 20
m dari lantai
d. Hubungan dengan ruang 10
gelap harus dengan loket
7. Ruang pendingin 1 a. Suhu -10oC s/d +5oC 50
b. Bebas tikus dan kecoa 40
c. Dilengkapi rak untuk 10
menyimpan makanan
dengan tinggi 20-25 cm
dari lantai
8. Ruang mayat 1 a. Dinding dilengkapi 25
porselin/ keramik
b. Terletak dekat dengan 20
bagian patologi/
laboratorium
c. Jauh dari poliklinik/ ruang 20
pemeriksaan
d. Mudah dicapai dari ruang 10
perawatan, UGD dan
ruang operasi
e. Dilengkapi dengan saluran 10
pembuangan air limbah
f. Dilengkapi dengan ruang 10
ganti pakaian petugas dan
toilet
g. Dilengkapi dengan 5
perlengkapan dan bahan
pemilisan jenazah
termasuk meja
memandikan mayat
9. Toilet dan kamar 1 a. Rasio toilet/ kamar mandi 30
mandi dengan tepat tidur 1:10
b. Toilet tersedia pada setiap 20

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 19


unti/ ruang khusus untuk
unti rawat inap dan
karyawan harus tersedia
kamar mandi
c. Letak tidak berhubungan 20
langsung dengan dapur
kamar oprasi dan ruang
khusu lainnya
d. Seluruh pembuangan air 10
limbah dilengkapi dengan
penahan bau (water seal)
e. Lubang penghawaan 10
harus berhubungan
langsung denganudara
luar
f. Kamar mandi dan toilet 10
untuk pria, wanita serta
karyawan terpisah

Latihan

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 20


Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah
Latihan berikut!

1) Ruang bangunan, menurut kepmenkes RI nomor 1204 tahun 2004 dikelompokan


berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit yaitu zona risiko rendah,
sedang, tinggi dan sangat tinggi.
2) Bangunan Rumah Sakit terdiri dari lantai, dinding, ventilasi, atap, langit-langit,
konstruksi, pintu, jaringan instalasi dan fasilitas kebakaran.
3) Ruang bangunan dan halaman rumah sakit memenuhi persyaratan menurut keputusan
Menkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004.

Ringkasan(FONT: ALBERTUS, SIZE: 18)

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 21


1. Untuk mencegah terjadinya infeksi silang, kecelakaan dan kesehatan, kenyamanan
serta keindahan maka ruang bangunan dan halaman rumah sakit harus memenuhi
persyaratan-persyararatan menurut keputusan Menteri kesehatan RI No.
1204/Menkes/SK/X/2004
2. Ruang bangunan di rumah sakit, menurut kepmenkes RI nomor 1204 tahun 2004
dikelompokan berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit, yaitu zona
risiko rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi..
3. Bangunan Rumah Sakit terdiri dari lantai, dinding, ventilasi, atap, langit-langit,
konstruksi, pintu, jaringan instalasi dan fasilitas kebakaran.

Tes 1(FONT: ALBERTUS, SIZE: 18)


Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!

1) Luas ventilasi alamiah untuk ruang bangunan rumah sakit nimal adalah ….
A. 15% dari luas lantai
B. 10% dari luas lantai
C. 5% dari luas lantai
D. 1% dari luas lantai
E. 1,5% dari luas lantai
2) Tinggi langit-langit ruang bangunan rumah sakit adalah ….
A. Minimal 2 meter dari lantai
B. Minimal 2,5 meter dari lantai
C. Minimal 2,7 meter dari lantai
D. Maksimal 2,5 meter dari lantai
E. Maksimal 2,7 meter dari lantai
3) Ruang operasi di rumah sakit harus bersih dan memenuhi persyaratan indeks angka
kuman yaitu ….
A. Maksimum 500 CFU/m3
B. Maksimum 200 CFU/m3
C. Maksimum 100 CFU/m3
D. Maksimum 50 CFU/m3
E. Maksimum 10 CFU/m3

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 22


4) Persyaratan indeks kebisingan di ruang operasi rumah sakit adalah ….
A. Maksimum 20 dBA
B. Maksimum 35 dBA
C. Maksimum 40 dBA
D. Maksimum 45 dBA
E. Maksimum 65 dBA
5) Perbandingan jumlah tempat tidur pasien, dengan jumlah toilet dan jumlah kamar
mandi di rumah sakit adalah ….
A. 10 : 1 : 2
B. 10 : 1 : 1
C. 20 : 1 : 2
D. 20 : 1 : 1
E. 30 : 1 : 2

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 23


Kunci Jawaban Tes

Test Formatif 1
1) A.
2) C.
3) E.
4) D.
5) B.

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 24


Glosarium

Daftar Pustaka

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 25


Chandra Budi, 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan, Jakarta: EGC

Direktorat Jenderal P2&PL, 2002. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia, Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1204/MENKES/SK/X/2002. Persyaratan Kesehatan


Lingkungan Rumah Sakit

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 24 tahun 2016. Persyaratan Teknis Bangunan dan
Prasarana Rumah Sakit

Sabarguna Boy Subirosa dan Rubaya Agus Kharmayana, 2011. Sanitasi Lingkungan dan
Bangunan Pendukung Kepuasan Pasien Rumah Sakit, Jakarta: Salemba medika

Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 26


Farmakologi(Font: Calibri, size 11) 27

Anda mungkin juga menyukai