Anda di halaman 1dari 13

PERSYARATAN TEKNIS

BANGUNAN RUMAH
SAKIT
Hello!
▪ Muhammad Fajar Laksana (10819001)
▪ Salsabilla Sevina Izdihar (10819002)
▪ Reynaldo Arya Megantara (10819012)

2
1
Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit

3
Salah satu bangunan gedung yang menjadi tempat berkumpul banyak orang adalah rumah sakit.
Sesuai yang disebutkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 24 Tahun 2016, adapun
persyaratan teknis bangunan rumah sakit meliputi aspek tata bangunan dan keandalan bangunan.
Dijelaskan lebih lanjut, adapun aspek tata bangunan yang akan diperiksa oleh pengkaji teknis
meliputi peruntukan dan intensitas bangunan, arsitektur bangunan, dan pengendalian dampak
lingkungan. Sedangkan keandalan bangunan gedung yang akan diperiksa di antaranya adalah
aspek keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan sesuai fungsi dari rumah sakit.

4
2
Persyaratan Bangunan Rumah Sakit

5
Persyaratan konstruksi bangunan rumah sakit yang perlu
diperhatikan dalam perancangan bangunan yaitu (KEPMENKES RI
No.1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit)

6
▪ Lantai
Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak
licin, warna terang, dan mudah dibersihkan.
▪ Dinding
Permukaan dinding harus kuat, rata, berwarna terang dan menggunakan cat
yang tidak luntur serta tidak menggunakan cat yang mengandung logam berat.
▪ Ventilasi
Ventilasi bertujuan untuk penghawaan seluruh bangunan, baik alami maupun
buatan.

7
▪ Langit-langit
Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan.dengan ketinggian
minimal 2,70 meter dari lantai.
▪ Fasilitas Pemadam Kebakaran
Bangunan rumah sakit dilengkapi dengan fasilitas pemadam kebakaran sesuai dengan
ketentuan yang berlaku meliputi Hydran dan APAR.
▪ Lalu Lintas Antar Ruangan
Pembagian ruangan dan lalu lintas antar ruangan, harus memudahkan hubungan dan
komunikasi antar ruangan serta menghindari risiko terjadinya kecelakaan dan kontaminasi

8
2
Persyaratan Teknis Bangunan Ruang
Rawat Inap

9
1. Lokasi
 
a. Bangunan rawat inap harus terletak pada lokasi yang tenang, aman dan nyaman, tetapi tetap memiliki
kemudahan aksesibiltas atau pencapaian dari sarana penunjang rawat inap.
b. Bangunan rawat inap terletak jauh dari tempat-tempat pembuangan kotoran, dan bising dari mesin/generator

2. Lantai

a. Lantai harus kuat dan rata, tidak berongga.


b. Bahan penutup lantai dapat terdiri dari bahan tidak berpori, seperti vinyl yang rata atau keramik dengan nat
yang rapat sehingga debu dari kotoran-kotoran tidak mengumpul, mudah dibersihkan, tidak mudah terbakar.
c. Pertemuan dinding dengan lantai disarankan melengkung (hospital plint), agar memudahkan pembersihan
dan tidak menjadi tempat sarang debu dan kotoran.

10
3. Langit-langit.
Langit-langit harus rapat dan kuat, tidak rontok dan tidak menghasilkan debu/kotoran.

4. Pintu
Pintu masuk ke ruang rawat inap, terdiri dari pintu ganda, masing-masing dengan lebar 90 cm dan 40 cm.
Pada sisi pintu dengan lebar 90 cm, dilengkapi dengan kaca jendela pengintai

5. Kamar mandi

a. Kamar mandi pasien, terdiri dari kloset, shower (pancuran air) dan bak cuci tangan (wastafel).
b. Jumlah kamar mandi untuk penyandang cacat, 1 (satu) buah untuk setiap kelas.
c. Toilet umum, terdiri dari kloset dan bak cuci tangan (wastafel).

11
6. Jendela.

a. Disarankan menggunakan jendela kaca sorong, yang mudah pemeliharaannya, dan cukup rapat.
b. Bukaan jendela harus dapat mengoptimalkan terjadinya pertukaran udara dari dalam ruangan ke
luar ruangan.
c. Untuk bangunan rawat inap yang berlantai banyak/bertingkat, bentuk jendela tidak boleh
memungkinkan dilewati pasien untuk meloncat.

12
Thanks!

13

Anda mungkin juga menyukai