Anda di halaman 1dari 7

I.

PERSYARATAN LOKASI PUSKESMAS

A. Geografis
Puskesmas Suela tidak didirikan di lokasi berbahaya, yaitu:
1. tidak di tepi lereng;
2. tidak dekat kaki gunung yang rawan terhadap tanah longsor;
3. tidak dekat anak sungai, sungai atau badan air yang dapat mengikis
pondasi;
4. tidak di atas atau dekat dengan jalur patahan aktif;
5. tidak di daerah rawan tsunami;
6. tidak di daerah rawan banjir;
7. tidak dalam zona topan;
8. tidak di daerah rawan badai, dan lain-lain.
B. Aksesibilitas untuk jalur transportasi
Puskesmas Suela didirikan di lokasi yang mudah dijangkau oleh
masyarakat dan dapat diakses dengan mudah menggunakan transportasi
umum baik roda dua maupun roda empat. Jalur penyandang disabilitas
belum tersedia.
C. Kontur Tanah
Kontur tanah bangunan Puskesmas Suela adalah tanah stabil, terbukti
sejak berdirinya Puskesmas belum pernah mengalami bangunan retak
atau longsor.
D.Fasilitas parkir.
Puskesmas Suela mempunyai ruang parkir roda empat dan roda dua
dengan luas lebih dari 6 are yang mampu menampung 100 motor dan 5
mobil.
E. Fasilitas Keamanan.
Puskesmas Suela telah dilengkapi dengan pagar dari beton yang
mengelilingi Puskesmas secara menyeluruh, setiap ruangan dilengkapi
dengan pintu yang mempunyai kunci. Puskesmas juga dilengkapi dengan
petugas satuan pengamanan (satpam) yang bertugas pagi dan malam
hari.
F. Ketersediaan utilitas publik
Puskesmas Suela telah dilengkapi dengan fasilitas listrik pada setiap
ruangan, internet, air bersih pada setiap ruangan, penataan saluran air
dan limbah yang teratur. Puskesmas Suela juga mempunyai genset yang
difungsikan saat listrik padam.
G.Pengelolaan Kesehatan Lingkungan
Puskesmas Suela menyediakan fasilitas khusus untuk pengelolaan
kesehatan lingkungan antara lain air bersih, pengelolaan limbah B3
seperti limbah padat dan cair yang bersifat infeksius dan non infeksius.
H.Kondisi lainnya
Puskesmas Suela tidak didirikan di area sekitar Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).
II.PERSYARATAN BANGUNAN PUSKESMAS

A. Arsitektur Bangunan
1. Tata Ruang Bangunan
Bangunan Puskesmas Suela harus diselenggarakan sesuai dengan
peruntukan lokasi yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Lombok Timur. Tata ruang Puskesmas Suela
mengikuti Peraturan Tata Ruang Daerah:
a. Ditetapkan nilai Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimal untuk
Puskesmas adalah 60%.
b. Ditetapkan nilai Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimal untuk
Puskesmas adalah 1,8.
c. Ditetapkan nilai Koefisien Daerah Hijau (KDH) minimal untuk
Puskesmas adalah 15%.
d. Garis Sempadan Bangunan (GSB) lebih dari 10 meter.
Bangunan Puskesmas Suela adalah bangunan permanen yang berdiri
tidak bergabung dengan bangunan perumahan. Bangunan Puskesmas
Suela terdiri atas bangunan induk. Bangunan induk terdiri atas
bangunan depan yang terdiri atas ruang menejemen,ruang kapus,ruang
ka,subag tata uasaha,ruang bendahara BOK& JKN,ruang penyimpanan
ATK &Alkes,ruang akreditasi, ruang pendaftaran rekam medis, ruang
tunggu pendaftaran, ruang pemeriksaan umum, ruang kesehatan gigi
dan mulut, ruang labortorium, farmasi,ruang KIA &
KB ,MTBS,Imunisasi, klinik sanitasi, poli PAL/ TB DOTS. Bangunan
induk belakang yang terdiri atas , ruang bersalin ruang pascasalin,
ruang tindakan, ruang gawat darurat, ruang piket petugas, ruang rawat
inap dan ruang dokter.

2. Desain
Tata letak ruangan Puskesmas diatur dan dikelompokkan dengan
memperhatikan zona infeksius dan non infeksius.
Zona di Puskesmas Suela dibedakan berdasarkan privasi kegiatan:
a. area publik, yaitu area yang mempunyai akses langsung dengan
lingkungan luar Puskesmas, misalnya ruang pendaftaran.
b. area semi publik, yaitu area yang tidak berhubungan langsung
dengan lingkungan luar Puskesmas, umumnya merupakan area yang
menerima beban kerja dari area publik, seperti laboratorium dan
ruang rapat
c. area privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung Puskesmas,
misalnya ruang ruang rawat inap.

3. Zona berdasarkan pelayanan:


Tata letak ruang diatur dengan memperhatikan kemudahan pencapaian
antar ruang yang saling memiliki hubungan fungsi, misalnya:
a. Ruang rawat inap pasien letaknya mudah terjangkau dari ruang
jaga petugas.
b. Perawatan pasca persalinan antara ibu dengan bayi dilakukan
dengan sistem rawat gabung.

4. Pencahayaan dan penghawaan yang nyaman dan aman untuk semua


bagian bangunan.

5. Fasilitas pendingin untuk penyimpanan obat-obatan khusus dan vaksin


dengan suplai listrik 24 jam dan dilengkapi dengan monitoring suhu
6. Lebar koridor lebih dari 2 m dengan tinggi langit-langit lebih dari 3,5 m.
Koridor lurus, koridor rawat inap meninggi tapi tidak lebih dari 7°
sehingga tidak memerlukan ram.
7. Persyaratan Komponen Bangunan dan Material
a. Atap
1. Atap Puskesmas suela terbuat dari genteng pejaten dan metal
sehingga kuat terhadap bencana (angin puting beliung, gempa,
dan lain-lain), tidak bocor, tahan lama dan tidak menjadi tempat
perindukan vektor.
2. Material atap tidak korosif, tidak mudah terbakar.
b. Langit-langit
1. Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah
dibersihkan, tanpa profil dan terlihat tanpa sambungan
(seamless).
2. Ketinggian langit-langit dari lantai minimal 4 m.
c. Dinding
1. Material dinding harus keras, rata, tidak berpori, tidak
menyebabkan silau, kedap air, mudah dibersihkan, dan tidak ada
sambungan agar mudah dibersihkan.
2. Dinding KM/WC harus kedap air, dilapisi keramik setinggi 150 cm.
3. Dinding laboratorium harus tahan bahan kimia, mudah
dibersihkan, tidak berpori.
d. Lantai
Material lantai harus kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin,
warna terang, mudah dibersihkan, dan dengan sambungan
seminimal mungkin.
e. Pintu dan Jendela
Lebar bukaan pintu utama dan ruang gawat darurat minimal 120 cm
atau dapat dilalui brankar dan pintu-pintu yang bukan akses
brankar memiliki lebar bukaan minimal 90 cm. Pintu terbuka ke
dalam.
f. Pintu khusus untuk KM/WC di ruang perawatan dan pintu KM/WC
penyandang disabilitas, harus terbuka ke dalam dan lebar daun
pintu minimal 90 cm.
g. Material pintu untuk KM/WC kedap air.

8. Kamar Mandi (KM)/WC


a. Memiliki ruang gerak yang cukup untuk masuk dan keluar oleh
pengguna.
b. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin dan air buangan tidak
boleh tergenang.
c. Pintu harus mudah dibuka dan ditutup.
d. Kunci-kunci dipilih sedemikian sehingga bisa dibuka dari luar jika
terjadi kondisi darurat.
e. Pemilihan tipe kloset disesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaan
pengguna pada daerah setempat.
9. Aksesibilitas Penyandang Disabilitas dan Lansia
a. Umum.
Bangunan Puskesmas Suela belum mempunyai bangunan khusus
untuk penyandang cacattetapi dalam pelayanan sudah
mengakomodasi pasien dengan disabilitas.pasilitas yang disiapkan
antara lain;kursi roda,kamar mandi,dan lain-lain.
III. PERSYARATAN PRASARANA PUSKESMAS

A. Sistem Penghawaan (Ventilasi)


Ventilasi merupakan proses untuk mensuplai udara segar ke
dalam bangunan gedung dalam jumlah yang sesuai kebutuhan,
bertujuan menghilangkan gas-gas yang tidak menyenangkan,
menghilangkan uap air yang berlebih dan membantu mendapatkan
kenyamanan termal.
Ventilasi ruangan pada bangunan Puskesmas, dapat berupa
ventilasi alami dan/atau ventilasi mekanis. Jumlah bukaan ventilasi
alami tidak kurang dari 75% (normal suhu ruanga) terhadap luas lantai
ruangan yang membutuhkan ventilasi. Sedangkan sistem ventilasi
mekanis diberikan jika ventilasi alami yang memenuhi syarat tidak
memadai.
B. Sistem Pencahayaan
Bangunan Puskesmas Suela mempunyai pencahayaan alami dan
pencahayaan buatan. Pencahayaan terdistribusikan cukup rata dalam
ruangan. Lampu-lampu yang digunakan berasal dari lampu hemat
energi

C. Sistem Sanitasi
Sistem sanitasi Puskesmas Suela terdiri dari sistem air bersih, sistem
pembuangan air kotor dan/atau air limbah, kotoran dan sampah, serta
penyaluran air hujan.
1. Sistem air bersih
Sumber air bersih Puskesmas berasal dari sumber mata air
pegunungan(LEMOR) yang dikelola opleh pamdes.
2. Sistem penyaluran air kotor dan/atau air limbah
Puskesmas Suela mempunyai sistem pengolahan limbah dengan
menggunakan XONOX FILTER dimana sistim kerja dari XONOX
FILTER ini adalah mematikan BACTERI ECOLY,Menghilangkan
BAU,kemudian air limbah tersebut akan disalurkan ke kali atau
sungai dimana air limbah tersebut sudah aman dari lingkungan dan
pemeliharaannya dengan melakukan kaporisasi setiap satukali
semiggu tiap hari jum’at sehingga tidak mencemari lingkungan
sekitar

3. Sistem pembuangan limbah infeksius dan non infeksius.


Limbah infeksius dibedakan dengan limbah non infeksius dari
segi wadah plastik dan plastik pembungkus. Limbah infeksius diberi
plastik warna merah, terdiri atas limbah yang terkena cairan tubuh
manusia seperti bekas kasa darah, hand schoen, masker. Sedangkan
untuk sampah non infeksius terdiri atas semua sampah yang tidak
kontak dengan cairan tubuh manusia.
Sampah yang sudah terkumpul di tempat pembuangan sampah
sementara dikumpulkan sampai volume sampah mencapai satu
kontainer kemudian akan diangkut dengan menghubungi instansi
lingkungan hidup sesuai dengan MOU yang sudah disepakati.
Untuk sampah infeksius ditampung ditempat penampungan sampah
sementara(TPS) dimasing-masing ruangan seperti
perawatan,IGD,Laboratorium,Persalinan yang apabila sudah penuh
diambil dan disimpan di ruang penyimpanan KHUSUS LIMBAH B3
yang pengangkutannya akan diinformasikan lewat WA dimana limbah
B3 ini pengangkutannya bekerjasama dengan PT.ARTAMA
SENTOSA(MOU).

D.Sistem Kelistrikan
1. Umum
a. Sistem kelistrikan dan penempatannya mudah dioperasikan,
diamati, dipelihara, tidak membahayakan, tidak mengganggu
lingkungan, bagian bangunan dan instalasi lain.
2. Sumber Daya Listrik
a. Sumber daya listrik yang dibutuhkan, terdiri dari:
1) Sumber daya listrik normal dengan daya 3500VA, 1300 VA; dan
sudah melakukan penambahan daya sebesar 2.000 VA
2) Sumber daya listrik darurat 75% dari sumber daya listrik
normal berupa genset dan UPS

E. Sistem Komunikasi
Alat komunikasi yang digunakan di Puskesmas Suela adalah urat
menyurat, papan pengumuman, rapat/ apel, hand phone dan telah
dibentuk tim informasi puskesmas.
F. Sistem Proteksi Kebakaran
1. Bangunan Puskesmas Suela menyiapkan alat pemadam kebakaran
untuk memproteksi kemungkinan terjadinya kebakaran.
2. Alat pemadam kebakaran kapasitas minimal 3,5 kg, berjumlah 4
buah,4 kg berjumlah 1 buah.
3. Pemasangan alat pemadam kebakaran diletakkan pada dinding
dengan ketinggian antara 15 cm – 120 cm dari permukaan lantai,
dilindungi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan kerusakan
atau pencurian.
Suela, Januari 2017
Kepala Puskesmas Suela

MUHAMMAD AZWARDI, S.Kep.


NIP.19720501 199603 1 002

Anda mungkin juga menyukai