HASIL EVALUASI KESESUAIAN KONDISI BANGUNAN KLINIK DENGAN
PERSYARATAN LINGKUNGAN SEHAT
Dalam melakukan evaluasi kesesuaian bangunan klinik dengan persyaratan
lingkungan sehat, Klinik Pratama Medikatama mengacu pada:
A. Permenkes No. 9 tahun 2014 tentang Klinik
Regulasi Acuan Hasil analisis kondisi bangunan klinik
Pasal 6 1) Bangunan Klinik harus bersifat 1) Bangunan klinik merupakan bangunan permanen dan tidak bergabung fisik yang permanen. bangunannya dengan tempat tinggal 2) Bangunan klinik tidak bergabung perorangan. dengan tempat tinggal perorangan, tapi 2) Ketentuan tempat tinggal perorangan bergabung dengan rumah toko yang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lain. tidak termasuk apartemen, rumah toko, 3) Keamanan, kenyamanan dan rumah kantor, rumah susun, dan kemudahan sesuai untuk pelayanan di bangunan yang sejenis. lantai 1, tetapi tidak sesuai untuk 3) Bangunan Klinik harus memperhatikan akses menuju lantai 2. fungsi, keamanan, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan keselamatan dan kesehatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut.
B. Lampiran Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas yang memuat
syarat bangunan Puskesmas
Regulasi Acuan Hasil analisis kondisi bangunan klinik
a. Atap 1) Atap harus kuat terhadap kemungkinan 1) Atap bangunan klinik kuat terhadap bencana (angin puting beliung, gempa, kemungkinan bencana. dan lain-lain), tidak bocor, tahan lama 2) Material atap bangunan klinik tidak dan tidak menjadi tempat perindukan korosif dan tidak mudah terbakar. vektor. 2) Material atap tidak korosif, tidak mudah terbakar. b. Langit-langit 1) Langit-langit harus kuat, berwarna 1) Langit-langit bangunan klinik kuat, terang, dan mudah dibersihkan, tanpa berwarna terang, dan mudah profil dan terlihat tanpa sambungan dibersihkan, tanpa profil dan terlihat (seamless). dengan sambungan. 2) Ketinggian langit-langit dari lantai 2) Ketinggian langit-langit dari lantai minimal 2,8 m. adalah 3 m. c. Dinding 1) Material dinding harus keras, rata, tidak 1) Material dinding bangunan klinik berpori, tidak menyebabkan silau, kedap keras, rata, tidak berpori, tidak air, mudah dibersihkan, dan tidak ada menyebabkan silau, kedap air, mudah sambungan agar mudah dibersihkan. dibersihkan, dan dengan sambungan. Material dapat disesuaikan dengan 2) Dinding KM/WC bangunan klinik kondisi di daerah setempat. kedap air, dilapisi keramik setinggi 2) Dinding KM/WC harus kedap air, 150 cm. dilapisi keramik setinggi 150 cm. 3) Tidak terdapat ruang laboratorium. 3) Dinding laboratorium harus tahan bahan kimia, mudah dibersihkan, tidak berpori. d. Lantai Material lantai harus kuat, kedap air, Material lantai kuat, kedap air, permukaan permukaan rata, tidak licin, warna terang, rata, licin bila basah, warna terang, mudah mudah dibersihkan, dan dengan dibersihkan, dan dengan sambungan sambungan seminimal mungkin. minimal. e. Pintu dan Jendela 1) Lebar bukaan pintu utama dan ruang 1) Lebar bukaan pintu utama 110 cm, gawat darurat minimal 120 cm atau dapat dilalui brankar dan pintu-pintu dapat dilalui brankar dan pintu-pintu yang bukan akses brankar memiliki yang bukan akses brankar memiliki lebar bukaan 90 cm. Pintu utama lebar bukaan minimal 90 cm. Pintu terbuka ke 2 sisi. Pintu lain terbuka ke harus terbuka ke luar. dalam. 2) Pintu khusus untuk KM/WC di ruang 2) Pintu khusus untuk KM/WC di ruang perawatan dan pintu KM/WC perawatan dan pintu KM/WC penyandang disabilitas, harus terbuka penyandang disabilitas, terbuka ke ke luar dan lebar daun pintu minimal 90 dalam dan lebar daun pintu 90 cm. cm. 3) Material pintu untuk KM/WC sudah 3) Material pintu untuk KM/WC harus kedap air. kedap air. f. Kamar Mandi (KM)/WC 1) Memiliki ruang gerak yang cukup untuk 1) Memiliki ruang gerak yang cukup masuk dan keluar oleh pengguna. untuk masuk dan keluar oleh 2) Lantai terbuat dari bahan yang tidak pengguna. licin dan air buangan tidak boleh 2) Lantai terbuat dari bahan yang tidak tergenang. licin dan air buangan tidak tergenang. 3) Pintu harus mudah dibuka dan ditutup. 3) Pintu mudah dibuka dan ditutup. 4) Kunci-kunci dipilih sedemikian sehingga 4) Kunci-kunci dipilih sedemikian bisa dibuka dari luar jika terjadi kondisi sehingga bisa dibuka dari luar jika darurat. terjadi kondisi darurat. 5) Pemilihan tipe kloset disesuaikan 5) Pemilihan tipe kloset duduk. dengan kebutuhan dan kebiasaan 6) Tidak terdapat KM/WC umum untuk pengguna pada daerah setempat. penyandang disabilitas. 6) Sebaiknya disediakan minimal 1 KM/WC umum untuk penyandang disabilitas, dilengkapi dengan tampilan rambu/simbol penyandang disabilitas pada bagian luarnya dan dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail) yang memiliki posisi dan ketinggian disesuaikan dengan pengguna kursi roda dan penyandang disabilitas lainnya. Pegangan disarankan memiliki bentuk siku-siku mengarah ke atas untuk membantu pergerakan pengguna kursi roda. g. Aksesibilitas Penyandang Disabilitas dan Lansia 1) Umum. 1) Bangunan klinik menyediakan fasilitas Setiap bangunan Puskesmas harus dan aksesibilitas untuk menjamin menyediakan fasilitas dan aksesibilitas terwujudnya kemudahan, keamanan, untuk menjamin terwujudnya dan kenyamanan. kemudahan, keamanan, dan 2) Fasilitas dan aksesibilitas yang kenyamanan. disediakan meliputi KM/WC, tempat 2) Persyaratan Teknis. parkir, jalur pemandu, rambu dan a. Fasilitas dan aksesibilitas meliputi marka, tangga, pintu, ram. KM/WC, tempat parkir, telepon umum, jalur pemandu, rambu dan marka, tangga, pintu, ram. b. Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas disesuaikan dengan fungsi, luas, dan ketinggian bangunan Puskesmas. Struktur Bangunan 1) Struktur bangunan Puskesmas harus Struktur bangunan klinik direncanakan direncanakan kuat/kokoh, dan stabil kuat/kokoh, dan stabil dalam menahan dalam menahan beban/kombinasi beban/kombinasi beban, baik beban beban, baik beban muatan tetap muatan tetap maupun beban muatan maupun beban muatan sementara yang sementara yang timbul, antara lain beban timbul, antara lain beban gempa dan gempa dan beban angin, dan memenuhi beban angin, dan memenuhi aspek aspek pelayanan (service ability) selama pelayanan (service ability) selama umur umur layanan yang direncanakan dengan layanan yang direncanakan dengan mempertimbangkan fungsi bangunan. mempertimbangkan fungsi bangunan. 2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembebanan, ketahanan terhadap gempa dan/atau angin, dan perhitungan strukturnya mengikuti pedoman dan standar teknis yang berlaku.