REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
PENETAPAN ALUR-PELAYARAN, SISTEM RUTE, TATA CARA
BERLALU LINTAS, DAN DAERAH LAB UH KAPAL SESUAI
DENGAN KEPENTINGANNYA DI ALUR-PELAYARAN MASUK
TERMINAL KIJING PELABUHAN PONTIANAK.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 12 Oktober 2020
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
Lampiran I
Keputusan Menteri Perhubungan
tentang Penetapan Alur-Pelayaran,
Sistem Rute, Tata Cara Berlalu
Lintas dan Daerah Labuh Kapal
Sesuai Dengan Kepentinganya di
Alur-Pelayaran Masuk Terminal
Kijing Pelabuhan Pontianak
Nomor : KM 273 Tahun 2020
Tanggal : 12 Oktober 2020
Haluan
KODE LINTANG BUJUR
Masuk Keluar
1 00° 33' 04.99" LU 108° 49' 48.33" BT 132.3° -
2 00° 31' 02.92" LU 108° 52' 01.41" BT - 312.3°
NO SBNP POSISI
1 Pelsu MPMT Utara 00° 33' 04.99" LU / 108° 49' 48.33" BT
2 Pelsu No. 1 Utara 00° 32' 20.63" LU / 108° 50' 24.55" BT
3 Pelsu No. 2 Utara 00° 32' 32.53" LU / 108° 50' 35.70" BT
4 Pelsu No. 3 Utara 00° 31' 29.82" LU / 108° 51' 19.93" BT
5 Pelsu No. 4 Utara 00° 31' 08.93" LU / 108° 52' 06.88" BT
6 Pelsu No. 5 Utara 00° 30' 56.90" LU / 108° 51' 55.82" BT
7 Pelsu MPMT Selatan 00° 26' 50.15" LU / 108° 51' 14.45" BT
8 Pelsu No. 1 Selatan 00° 27' 40.50" LU / 108° 51' 41.79" BT
9 Pelsu No. 2 Selatan 00° 27' 45.96" LU / 108° 51' 27.12" BT
10 Pelsu Kardinal Timur 00° 28' 38.43" LU / 108° 51’ 46.56" BT
11 Pelsu No. 3 Selatan 00° 29' 00.12" LU / 108° 52' 11.07" BT
12 Pelsu No. 4 Selatan 00° 29’ 05.65" LU / 108° 51’ 56.54" BT
Pelsu Kardinal Timur
13 00° 30’ 07.15" LU / 108° 52' 01.21" BT
(Kolam Putar)
14 Pelsu Kardinal Barat 00° 29' 51.56" LU / 108° 50' 11.38" BT
Ramsu Lampu Pelabuhan
15 00° 30' 23.00" LU / 108° 54' 31.00" BT
(Habrour / Port Marking)
16 Ramsu Pulau Baru 00° 36' 20.48" LU / 108° 45’ 15.34" BT
17 Ramsu Pulau Damar 00° 24' 28.98" LU / 108° 46' 58.41" BT
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
Lampiran II
Keputusan Menteri Perhubungan
tentang Penetapan Alur-Pelayaran,
Sistem Rute, Tata Cara Berlalu
Lintas dan Daerah Labuh Kapal
Sesuai Dengan Kepentinganya di
Alur-Pelayaran Masuk Terminal
Kijing Pelabuhan Pontianak
Nomor : KM 273 Tahun 2020
Tanggal : 12 Oktober 2020
b. Arus pada saat air menuju pasang arus bergerak dominan ke arah
Selatan dengan kecepatan maksimum 1.03 m/s (2.00 knot), sedangkan
pada saat air pasang arus dominan bergerak ke arah Utara dengan
kecepatan 0.64 m/s (1.24 knot). Untuk arus pada saat air menuju
surut.
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
Lampiran III
Keputusan Menteri Perhubungan
tentang Penetapan Alur-Pelayaran,
Sistem Rute, Tata Cara Berlalu
Lintas dan Daerah Labuh Kapal
Sesuai Dengan Kepentinganya di
Alur-Pelayaran Masuk Terminal
Kijing Pelabuhan Pontianak
Nomor : KM 273 Tahun 2020
Tanggal : 12 Oktober 2020
2. Komunikasi
a. pemilik/operator kapal atau Nakhoda wajib memberitahukan rencana
kedatangan kapalnya kepada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas
Pelabuhan Kelas II Pontianak dengan mengirimkan telegram radio
Nakhoda (master cable) melalui Stasiun Radio Pantai (SROP) dengan
tembusan kepada perusahaan angkutan laut atau agen umum dalam
waktu paling lama 48 (empat puluh delapan) jam sebelum kapal tiba di
pelabuhan;
b. setiap kapal yang memasuki dan keluar alur-pelayaran wajib melapor
kepada Stasiun Radio Pantai (SROP) melalui channel 16 dan channel 70;
c. batas garis pelaporan adalah
Batas Garis Pelaporan Melintang garis Lintang 00° 35' 00" LU
Utara Membujur garis Bujur 108° 45' 00" BT
Batas Garis Pelaporan Melintang garis Lintang 00° 20 00" LU
Selatan Membujur garis Bujur 108° 45' 00" BT
2) Untuk memenuhi ketentuan ini, sisi atas angin harus dianggap sisi
yang berlawanan dengan sisi tempat layar utama berada, atau bagi
kapal dengan layar segi empat yaitu sisi yang berlawanan dengan sisi
tempat layar membujur itu berada.
e. Dalam pengaturan tata cara berlalu lintas kapal dalam situasi memotong
apabila 2 (dua) kapal tenaga sedang berlayar dengan haluan saling
memotong sehingga akan mengakibatkan bahaya tubrukan, maka kapal
yang mendekati kapal lain di sisi kanannya harus menghindar, dan
apabila keadaan mengijinkan harus dengan cara memotong didepan
kapal lain tersebut. Dalam pengaturan tata cara tindakan kapal
menghindari, maka setiap kapal yang diwajibkan menghindari kapal lain
dan sedapat mungkin melakukan tindakan secara dini dan tegas untuk
tetap bebas sama sekali.
Dalam pengaturan tanggung jawab antara kapal meliputi:
1) kapal bermesin yang sedang berlayar harus menghindari:
a) kapal yang tidak terkendalikan;
b) kapal yang kemampuan olah geraknya terbatas;
c) kapal yang sedang menangkap ikan; dan
d) kapal layar.
2) kapal layar yang sedang berlayar harus menghindari:
a) kapal yang tidak terkendalikan;
b) kapal yang kemampuan olah geraknya terbatas; dan
c) kapal yang sedang menangkap ikan.
3) kapal yang sedang menangkap ikan sedapat mungkin harus
menghindari:
a) kapal yang tidak terkendalikan; dan
b) kapal yang olah geraknya terbatas.
4) setiap kapal kecuali kapal yang tidak dapat dikendalikan atau kapal
yang kemampuan olah geraknya terbatas, apabila keadaan
mengijinkan harus menghindarkan dirinya merintangi jalan aman
sebuah kapal yang terkendala oleh saratnya; dan
5) kapal yang terkendala oleh saratnya sebagaimana dimaksud dalam
angka 4) harus berlayar dengan kewaspadaan khusus dengan benar-
benar memperhatikan keadaannya yang khusus tersebut.
-20-
6. Larangan
a. kapal dilarang memasuki alur-pelayaran dengan under keel clearance
(UKC) kurang dari 10% (sepuluh persen) dari draft, kecuali atas izin
Syahbandar;
b. kapal penangkap ikan dilarang menangkap ikan di alur-pelayaran;
c. kapal dilarang masuk perairan wajib pandu tanpa mendapat pemanduan
dari petugas pandu;
d. petugas pandu dilarang meninggalkan kapal yang dipandu dalam kondisi
dan situasi :
1) kapal kandas;
2) kapal tubrukan;
3) kerusakan mesin/kemudi; dan/atau
4) keadaan lain yang mengganggu lalu lintas kapal.
e. larangan kapal untuk menyusul kapal lain pada ukuran LOA tertentu
sesuai dengan ketentuan sistem rute;
f. kapal yang sandar/tender dengan kapal lain yang sedang sandar di
dermaga umum/khusus hanya diijinkan 1 (satu) kapal saja yang
sandar/tender di kapal yang sedang sandar di dermaga tersebut atas
pertimbangan keselamatan kapal yang akan berolah gerak
keluar/ masuk;
g. kapal berlabuh jangkar di area yang tidak ditetapkan dalam keputusan
ini; dan
h. membuang sampah, limbah, dan bahan lain dari pengoperasian kapal.
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
Lampiran IV
Keputusan Menteri Perhubungan
tentang Penetapan Alur-Pelayaran,
Sistem Rute, Tata Cara Berlalu
Lintas dan Daerah Labuh Kapal
Sesuai Dengan Kepentinganya di
Alur-Pelayaran Masuk Terminal
Kijing Pelabuhan Pontianak
Nomor : KM 273 Tahun 2020
Tanggal : 12 Oktober 2020
iv r r N
KOORDINAT ALUR KEDALAMAN LUAS
IN L J
LINTANG BUJUR
i
0° 30' 47.97" LU 108° 49' 42.03" BT
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
HERPRIARSONO
- 25 -
Lampiran V
Keputusan Menteri Perhubungan
tentang Penetapan Alur-Pelayaran,
Sistem Rute, Tata Cara Berlalu
Lintas dan Daerah Labuh Kapal
Sesuai Dengan Kepentinganya di
Alur-Pelayaran Masuk Terminal
Kijing Pelabuhan Pontianak
Nomor : KM 273 Tahun 2020
Tanggal : 12 Oktober 2020
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
dengan aslinya
O HUKUM,
JI HERPRIARSONO