Anda di halaman 1dari 29

w

.
~
.

MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTER! PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR KM 197 TAHUN 2022
TENTANG
PENETAPAN ALUR-PELAYARAN, SISTEM RUTE, TATA CARA BERLALU
LINTAS, DAN DAERAH LABUH KAPAL SESUAI DENGAN KEPENTINGANNYA
DI ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN WAISAI DAN PERLINTASAN
KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN KEPULAUAN RAJA AMPAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa berdasarkan ketentuan dalam Pasal 8 Peraturan


Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian,
Menteri Perhubungan wajib menetapkan alur-pelayaran,
sistem rute, tata cara berlalu lintas, dan daerah labuh
kapal sesuai dengan kepentingannya;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan
Menteri Perhubungan tentang Penetapan Alur-Pelayaran,
Sistem Rute, Tata Cara Berlalu Lintas, dan Daerah
Labuh Kapal Sesuai Dengan Kepentingannya di
Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Waisai dan
Perlintasan Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan
Raja Ampat;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 17 ·Tahun 2008 ten tang Pelayaran


(Lembaran Negara Republik Indonesia .Tahun 2008
Nornor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4849);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lernbaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5093);
3. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 ten tang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203) Peraturan
Presiden Nomor 68 Tahun 2019 ten tang Organisasi
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 203) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun
2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor
68 Tahun 2019 ten tang Organisasi Kementerian Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 106);
-2-

4. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2022 tentang


Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 33);
5. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor
173/ AL.401/PHB-84 tentang berlakunya The IALA
Maritime Bouyage System for Region-A dalam Tatanan
Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran di Indonesia;
6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit
Penyelenggara Pelabuhan sebagaimana beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 72 Tahun 2021 tentang Perubahan Keempat
atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62
Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Unit Penyelenggara Pelabuhan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 943);
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 129 Tahun
2016 tentang Alur-Pelayaran di Laut dan Bangunan
dan/atau Instalasi di Perairan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1573) sebagaimana
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 40 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 129 Tahun
2016 tentang Alur-Pelayaran di Laut dan Bangunan
dan/ a tau Instalasi di Perairan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 688);
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 17 Tahun
2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2022 Nomor 815);
9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 19 Tahun
2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Distrik Navigas
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor
825);
10. Peraturan Daerah Provinsi Papua Barat Nomor 13
Tahun 2019 ten tang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Papua Barat Tahun
2019-2039 (Lembaran Daerah Provinsi Papua Barat
Tahun 2019 Nomor 13);

MEMUTUSKAN :
Menetapkan KEPUTUSAN MENTER! PERHUBUNGAN TENTANG
PENETAPAN ALUR-PELAYARAN, SISTEM RUTE, TATA CARA
BERLALU LINTAS, DAN DAERAH LABUH KAPAL SESUAI
DENGAN KEPENTINGANNYA DI ALUR-PELAYARANMASUK
PELABUHAN WAISAI DAN PERLINTASAN KAWASAN
KONSERVASI PERAIRAN KEPULAUANRAJA AMPAT.

PERTAMA Menetapkan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Waisai Dan


Perlintasan Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja
Ampat serta Sarana Bantu Navigasi Pelayaran dibatasi oleh
titik koordinat geografis sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Menteri ini.
-3-

KEDUA Menetapkan Sistem Rute di Alur-Pelayaran Masuk


Pelabuhan Waisai dan Perlintasan Kawasan Konservasi
Perairan Kepulauan Raja Ampat sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Keputusan Menteri ini.

KETIGA Menetapkan Tata Cara Berlalu Lintas di Alur-Pelayaran


Masuk Pelabuhan Waisai dan Perlintasan Kawasan
Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

KEEMPAT Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata Cara Berlalu Lintas di


Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Waisai dan Perlintasan
Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETIGA diatur
dengan Standar Operasional dan Prosedur yang ditetapkan
oleh Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II
Raja Ampat.

KELIMA Menetapkan Daerah Labuh Kapal Sesuai Dengan


Kepentingannya di Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Waisai
dan Perlintasan Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan
Raja Ampat sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri
1n1.

KEENAM Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Waisai dan Perlintasan


Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat serta
Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran sebagaimana dimaksud
dalam Diktum PERTAMA serta Daerah Labuh Kapal Sesuai
Dengan Kepentingannya sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KELIMA wajib dimuat dalam Peta Laut Indonesia
Nomor 186, 186A, 210, 216, 219 dan Buku Petunjuk
Pelayaran sebagaimana tercantum dalam
Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Menteri ini.

KETUJUH Pengawasan terhadap keselamatan dan keamanan pelayaran


di Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Waisai dan Perlintasan
Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat
dilaksanakan oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan
Kelas II Raja Ampat.

KEDELAPAN Pengawasan terhadap penataan dan penyelenggaraan Alur-


Pelayaran Masuk Pelabuhan Waisai dan Perlintasan
Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat
dilaksanakan oleh Distrik Navigasi Kelas I Sorong.

KESEMBILAN Pemeliharaan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Waisai dan


Perlintasan Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja
Ampat dilaksanakan oleh Kantor Unit Penyelenggara
Pelabuhan Kelas II Raja Ampat secara berkala atau sewaktu-
waktu apabila diperlukan.
-4 -

KESEPULUH Laporan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam


Diktum KETUJUH dan Diktum KEDELAPAN digunakan
sebagai bahan evaluasi Direktur Jenderal Perhubungan Laut
untuk setiap perubahan terhadap Penetapan Alur-Pelayaran,
Sistem Rute, Tata Cara Berlalu Lintas, dan Daerah Labuh
Kapal Sesuai Dengan Kepentingannya di Alur-Pelayaran
Masuk Pelabuhan Waisai dan Perlintasan Kawasan
Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat.

KESEBELAS Perubahan terhadap Penetapan Alur-Pelayaran, Sistem Rute,


Tata Cara Berlalu Lintas, dan Daerah Labuh Kapal Sesuai
Dengan Kepentingannya di Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan
Waisai dan Perlintasan Kawasan Konservasi Perairan
Kepulauan Raja Ampat sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KESEPULUH diinformasikan melalui penerbitan
Maklumat Pelayaran (MAPEL) serta disiarkan melalui
Navigation Telex (Navtex) dan Berita Pelaut Indonesia (Notice
to Marines). J

KEDUABELAS Setiap perubahan Penetapan Alur-Pelayaran, Sistem Rute,


Tata Cara Berlalu Lintas, dan Daerah Labuh Kapal Sesuai
Dengan Kepentingannya di Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan
Waisai dan Perlintasan Kawasan Konservasi Perairan
Kepulauan Raja Ampat sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KESEBELAS ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Perhubungan Laut dan paling sedikit 1 (satu) kali dalam
jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun akan dilakukan
evaluasi untuk mengetahui kesesuaian dengan Keputusan
Menteri ini.

KETIGABELAS Pada saat keputusan menteri ini mulai berlaku, Keputusan


Menteri Perhubungan Nomor KP 617 Tahun 2017 ten tang
Penetapan Alur Pelayaran, Sistem Rute, Tata Cara Berlalu
Lintas, dan Daerah Labuh Kapal Sesuai Dengan
Kepentingannya di Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Waisai
dan Alur Perlintasan di Area Konservasi Selat Dampier,
Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

KEEMPATBELAS:Direktur Jenderal Perhubungan Laut melaksanakan


pembinaan dan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan
Keputusan Menteri ini.
-5-

KELIMABELAS Keputusan Menteri mi mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Oktober 2022

MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

BUDI KARYA SU MADI

SALINAN Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:


1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
3. Menteri Dalam Negeri;
4. Menteri Kelautan dan Perikanan;
5. Menteri Badan Usaha Milik Negara;
6. Kepala Staf TNI Angkatan Laut;
7. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
8. Gubernur Papua Barat;
9. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, dan Direktur Jenderal
Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan;
10. Komandan Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut;
11. Bupati Raja Ampat;
12. Kepala Distrik Navigasi Kelas I Sorong;
13. Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Raja Ampat.

S DANANG RUSDIHANTO
-6-

LAMPIRAN I
KEPUTUSAN MENTER! PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 197 TAHUN 2022
TENTANG PENETAPAN ALUR-PELAYARAN,
SISTEM RUTE, TATA CARA BERLALU
LINTAS, DAN DAERAH LABUH KAPAL
SESUAI DEN GAN KEPENTINGANNY A DI
ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN
WAISAI DAN PERLINTASAN KAWASAN
KONSERVASI PERAIRAN KEPULAUAN RAJA
AMPAT

ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN WAISAI DAN PERLINTASAN KAWASAN


KONSERVASI PERAIRAN KEPULAUAN RAJA AMPAT DAN
SARANA BANTU NAVIGASI-PELAYARAN

1. Titik Koordinat As Alur-Pelayaran Timur Pelabuhan Waisai:

HALUAN
KODE LINT ANG BUJUR
Masuk Keluar
1 00° 26' 12.8217" LS 130° 48' 13.6316" BT - 166°
2 00° 27' 12.8048" LS 130° 48' 28.2790" BT 346° 159°
3 00° 29' 16.2645" LS 130° 49' 14.2239" BT 339° 135°
4 00° 34' 55.7035" LS 130° 54' 47. 1 727" BT 315° -

2. Titik Koordinat Koridor Alur-Pelayaran Timur Pelabuhan Waisai :

KOORDINAT BATAS KOORDINAT BATAS


KODE KODE
KANAN KIRI
00° 26' 10.8787" LS / 00° 26' 14.7648" LS /
lA lB
130° 48' 21.4829" BT 130° 48' 05.7803" BT
00° 27' 13.2856" LS I 00° 27' 12.3212" LS I
2A 2B
130° 48' 37.0918" BT 130° 48' 19.4652" BT
00° 29' 11. 7820" LS / 00° 29' 20.7470" LS/
3A 3B
130° 49' 21.1896" BT 130° 49' 07.2581" BT
00° 34' 47.5646" LS/ 00° 35' 03.8434" LS /
4A 4B
130° 54' 50.5522" BT 130° 54' 43.7942" BT

3. Titik Koordinat As Alur Pelayaran Barat Pelabuhan Waisai:

HALUAN
KODE LINTANG BUJUR
Masuk Keluar
1 00° 26' 12.8217" LS 130° 48' 13.6316" BT - 166°
2 00° 27' 12.8048" LS 130° 48' 28.2790" BT 346° 207°
5 00° 28' 34.6984" LS 130° 47' 47.2275" BT 27° 220°
6 00° 34' 55.7168" LS 130° 42' 30.9970" BT 40° 249°
7 00° 37' 05.0898" LS 130° 36' 55.5742" BT 69° 259°
8 00° 38' 30.4010" LS 130° 29' 37.9726" BT 79° -
-7-

4. Titik Koordinat Koridor Alur Pelayaran Barat Pelabuhan Waisai:

KOORDINAT BATAS KOORDINAT BATAS


KODE KODE
KANAN KIRI
00° 26' 10.8787" LS I 00° 26' 14.7648" LS/
lA lB
130° 48 I 21.4829" BT 130° 48' 05. 7803" BT
00° 27' 13.2856" LS I 00° 27' 12.3212" LS I
2A 2B
130° 48' 37.0918" BT 130° 48' 19.4652" BT
00° 28' 39.1998" LS / 00° 28' 30.1970" LS /
SA 58
130° 47' 54.0273" BT 130° 47' 40.4277" BT
00° 35' 03.8554" LS I 00° 34' 47.5769" LS /
6A 68
130° 42' 34.7782" BT 130° 42' 27.2150" BT
00° 37' 12.9452" LS/ 00° 36' 57.2344" LS I
7A 78
130° 36' 57.8062" BT 130° 36' 53.3423" BT
00° 38' 38.7113" LS/ 00° 38' 22.0907" LS /
BA 130° 29' 38.6155" BT
88
130° 29' 37.3297" BT

5. Titik Koordinat As Perlintasan Selat Dampier :

HALUAN
KODE LINTANG BUJUR
Masuk Keluar
4 00° 34' 55. 7035" LS 130° 54' 47.1727" BT 90° -
6 00° 34' 55.7168" LS 130° 42' 30.9970" BT - 270°

6. Titik Koordinat Koridor Perlintasan Selat Dampier :

KOORDINAT BATAS KOORDINAT BATAS


KODE KODE
KANAN KIRI
00° 34' 47.5646" LS/ 00° 35' 03.8434" LS I
4A 48
130° 54' 50.5522" BT 130° 54' 43.7942" BT
00° 34' 47.5769" LS I 00° 35' 03.8554" LS /
6A 68
130° 42' 27.2150" BT 130° 42' 34.7782" BT

7. Titik Koordinat As Perlintasan Kawe :

HALUAN
KODE LINT ANG BUJUR
Masuk Keluar
1 00° 26' 12.8217" LS 130° 48' 13.6316" BT 166° -
2 00° 27' 12.8048" LS 130° 48' 28.2790" BT 207° 346°
5 00° 28' 34.6984" LS 130° 47' 47.2275" BT 220° 27°
6 00° 34' 55.7168" LS 130° 42' 30.9970" BT 249° 40°
7 00° 37' 05.0898" LS 130° 36' 55.5742" BT 259° 69°
8 00° 38' 30.4010" LS 130° 29' 37.9726" BT 278° 79°
9 00° 37' 40.2138" LS 130° 23' 38.6322" BT 311 ° 98°
10 00° 15' 49.6705" LS 129° 58' 35.6426" BT 359° 131 °
11 00° 04' 07.4597" LS 129° 58' 25.3946" BT 21 ° 179°
12 00° 06' 38.4802" LU 130° 02' 25.9203" BT - 201 °
- 8-

8. Titik Koordinat Koridor Perlintasan Kawe :

KOORDINAT BATAS KOORDINAT BATAS


KODE KODE
KANAN KIRI
00° 26' 10.8787" LS / 00° 26' 14.7648" LS I
lA lB
130° 48' 21.4829" BT 130° 48' 05. 7803" BT
00° 27' 13.2856" LS / 00° 27' 12.3212" LS /
2A 2B
130° 48' 37.0918" BT 130° 48' 19.4652" BT
00° 28' 39 .1998" LS / 00° 28' 30.1970" LS /
5A 5B
130° 47' 54.0273" BT 130° 47' 40.4277" BT
00° 35' 03.8554" LS / 00° 34' 4 7 .5769" LS /
6A 6B
130° 42' 34.7782'' BT 130° 42' 27.2150" BT
00° 37' 12.9452" LS/ 00° 36' 57 .2344" LS /
7A 7B
130° 36' 57.8062" BT 130° 36' 53.3423" BT
00° 38' 38.7113" LS/ 00° 38' 22.0907" LS/
8A 8B
130° 29' 38.6155" BT 130° 29' 37.3297" BT
00° 37' 47.2949" LS/ 00° 37' 33.1326" LS /
9A 9B
130° 23' 30.5006" BT 130° 23' 46.7638" BT
00° 15' 53.4356" LS / 00° 15' 45.9054" LS I
lOA lOB
129° 58' 27.6118" BT 129° 58' 43.6734" BT
00° 04' 06.0421" LS / 00° 04' 08.8773" LS /
l lA 1 lB
129° 58' 17 .2882" BT 129° 58' 33.5010" BT
00° 06' 41.2052" LU / 00° 06' 35.7181" LU/
12A 12B
130° 02' 18.3058" BT 130° 02' 33.5580" BT

9. Titik Koordinat As Perlintasan Betew:

HALUAN
KODE LINT ANG BUJUR
Masuk Keluar
1 00° 26' 12.8217" LS 130° 48' 13.6316" BT 166° -
2 00° 27' 12.8048" LS 130° 48' 28.2790" BT 207° 346°
5 00° 28' 34.6984" LS 130° 47' 47.2275" BT 220° 27°
6 00° 34' 55. 7168" LS 130° 42' 30.9970" BT 249° 40°
7 00° 37' 05.0898" LS 130° 36' 55.5742" BT 259° 69°
8 00° 38' 30.4010" LS 130° 29' 37. 9726" BT 259° 79°
13 00° 39' 36.8929" LS 130° 23' 37 .8730" BT 215° 79°
14 00° 44' 22.5872" LS 130° 20' 17.8340" BT 232° 35°
15 01 ° 08' 13.9326" LS 129° 49' 37.2971" BT 194° 52°
16 01 ° 08' 46.0801" LS 129° 49' 29.0811" BT - 14°
-9-

10. Titik Koordinat Koridor Perlintasan Betew :

KOORDINAT BATAS KOORDINAT BATAS


KODE KODE
KANAN KIRI
00° 26' 10.8787" LS / 00° 26' 14.7648" LS /
lA lB
130° 48' 21.4829" BT 130° 48' 05.7803" BT
00° 27' 13.2856" LS / 00° 27' 12.3212" LS /
2A 2B
130° 48' 37.0918" BT 130° 48' 19.4652" BT
00° 28' 39. 1998" LS / 00° 28' 30.1970" LS I
SA SB
130° 4 7' 54.0273" BT 130° 4 7' 40.4277" BT
00° 35' 03.8554" LS / 00° 34' 47.5769" LS /
6A 68
130° 42' 34.7782" BT 130° 42' 27.2150" BT
00° 37' 12.9452" LS / 00° 36' 57.2344" LS /
7A 78
130° 36' 57.8062" BT 130° 36' 53.3423" BT
00° 38' 38. 7113" LS I 00° 38' 22.0907" LS /
BA 130° 29' 38.6155" BT
BB 130° 29' 37.3297" BT
00° 39' 43.684 7" LS / 00° 39' 30.1039" LS /
13A 13B
130° 23' 45.9144" BT 130° 23' 29.8316" BT
00° 44' 28.2784" LS / 00° 44' 16.8960" LS /
14A 148
130° 20' 23.7412" BT 130° 20' 11. 9268" BT
01 ° 08' 18.6661" LS I 01° 08' 09.1991" LS/
15A 15B
129° 49' 44.4371" BT 129° 49' 30.1572" BT
01 ° 08' 47.9795" LS I 01 ° 08' 44.1777" LS I
16A 168
129° 49' 36.9454" BT 129° 49' 21.2259" BT

11. Titik Koordinat As Perlintasan Matbat :

HALUAN
KODE LINTANG BUJUR
Masuk Keluar
1 00° 26' 12.8217" LS 130° 48' 13.6316" BT 166° -
2 00° 27' 12.8048" LS 130° 48' 28.2790" BT 159° 346°
3 00° 29' 16.2645" LS 130° 49' 14.2239" BT 135° 339°
4 00° 34' 55.7035" LS 130° 54' 47.1727" BT. 135° 315°
17 00° 46' 13.5784" LS 131 ° 05' 42.4256" BT 179° 315°
18 00° 47' 57.5986" LS 131 ° 05' 42.4658" BT 224° 359°
19 00° 49' 51.4314" LS 131 ° 03' 50.2960" BT 257° 44°
20 00° 55' 54.5113" LS 130° 35' 56.0060" BT 204° 77°
21 01 ° 08' 42.3017" LS 130° 30' 11.6591" BT 188° 24°
22 01 ° 20' 39.0469" LS 130° 28' 27.8551" BT 135° go
23 01 ° 27' 14.7917" LS 130° 34' 49.8125" BT 180° 315°
24 01 ° 30' 59.6380" LS 130° 34' 46.9734" BT 198° oo
25 01° 45' 04.0311" LS 130° 30' 01.7408" BT - 18°
- 10 -

12. Koordinat Koridor Perlintasan Matbat:

KOORDINAT BATAS KOORDINAT BATAS


KODE KODE
KANAN KIRI
00° 26' 10.8787" LS / 00° 26' 14.7648" LS/
lA 18
130° 48' 21.4829" BT 130° 48' 05.7803" BT
00° 27' 13.2856" LS / 00° 27' 12.3212" LS/
2A 28
130° 48' 37.0918" BT 130° 48' 19.4652" BT
00° 29' 11.7820" LS / 00° 29' 20.7470" LS/
3A 38
130° 49' 21.1896" BT 130° 49' 07.2581" BT
00° 34' 47.5646" LS I 00° 35' 03.8434" LS /
4A 48
130° 54' 50.5522" BT 130° 54' 43.7942" BT
00° 46' 10.2705" LS/ 00° 46' 16.8863" LS /
17A 178
131 ° 05' 50.5099" BT 131° OS' 34.3413" BT
00° 48' 00.9494" LS / 00° 47' 54.2478" LS I
18A 188
131 ° 05' 50.5527" BT 131 ° 05' 34.3789" BT
00° 49' 58.8790" LS I 00° 49' 43.9838" LS /
19A 198
131 ° 03' 54.3460" BT 131° 03' 46.2460" BT
00° 56' O 1.6035" LS I 00° 55' 47.4191" LS/
20A 208
130° 36' 01.6971" BT 130° 35' 50.3150" BT
01 ° 08' 44.6079" LS I 01 ° 08' 39.9944" LS I
21A 218
130° 30' 19.4970" BT 130° 30' 03.8217" BT
01 ° 20' 36.2526" LS I 01 ° 20' 41.8412" LS I
22A 228
130° 28' 36.4323" BT 130° 28' 19.2778" BT
01 ° 27' 11.5325" LS I 01 ° 27' 18.0509" LS I
23A 238
130° 34' 57.9417" BT 130° 34' 41.6833" BT
01 ° 31' 01.0338" LS I 01 ° 30' 58.2422" LS I
24A 248
130° 34' 55.0441" BT 130° 34' 38. 9027" BT
01° 45' 04.0305" LS I 01 ° 45' 04.0306" LS I
25A 258
130° 30' 10.2841" BT 130° 29' 53.1979" BT

13. Titik Koordinat As Perlintasan Pulau Pulau Yeffam:

HALUAN
KODE LINT ANG BUJUR
Masuk Keluar
9 00° 37' 40.2138" LS 130° 23' 38.6322" BT 180° -
13 00° 39' 36.8929" LS 130° 23' 37 .8730" BT - oo
14. Titik Koordinat Koridor Perlintasan Pulau Pulau Yeffam:

KOORDINAT BATAS KOORDINAT BATAS


KODE KODE
KANAN KIRI
00° 37' 33.1326" LS / 00° 37' 47 .2949" LS I
9A 98
130° 23' 46.7638" BT 130° 23' 30.5006" BT
00° 39' 43.6847" LS / 00° 39' 30.1039" LS I
13A 138
130° 23' 45.9144" BT 130° 23' 29.8316" BT
- 11 -

15. Titik Koordinat Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran :

NO.
NO SBNP POSIS!
DSI
Menara Suar
1 6341 00° 50' 00.00" LS/ 131 ° 12' 26.00" BT
Pulau Raam
Menara Suar
2 6161 01 ° 10' 15.00" LS/ 129° 58' 27.00" BT
Pulau Kofiau
Ram bu Suar Putih
3 - 00° 25' 56.07" LS/ 130° 48' 11.58" BT
Waisai
Ram bu Suar Merah
4 - 00° 25' 59.76" LS/ 130° 48' 06.36" BT
Waisai
Ram bu Suar Hijau
5 - 00° 26' 14.94" LS/ 130° 48' 22.62" BT
Waisai
Ram bu Suar Merah
6 - 00° 27' 10.62" LS/ 130° 48' 14.10" BT I
Saonek Monde
Ram bu Suar Hijau
7 - 00° 28' 28.74" LS/ 130° 50' 09.96" BT
Karang Waisai
Ram bu Suar Putih
8 6385 00° 28' 12.00" LS/ 130° 46' 52.00" BT
Pulau Saonek Besar
Ram bu Suar Putih
9 6384 01 ° 38' 47.00" LS/ 130° 34' 46.00" BT
Pulau Agusta .
Ram bu Suar Hijau
10 - 00° 46' 50.61" LS/ 130° 55' 41.92" BT
Tg. Evanas
Rambu Suar Merah
11 6380 00° 54' 30.00" LS/ 130° 49' 45.00" BT
Tg. Warangket
Ram bu Suar Hijau
12 6390 00° 54' 30.00" LS/ 130° 36' 00.00" BT
Pulau Batanta
Ram bu Suar Putih
13 6165 01 ° 08' 50.00" LS/ 130° 34' 08.00" BT
Pulau Ifmun
Pelampung Suar
14 Putih Pa sir Timbul - 00° 31' 59.4786" LS/130° 43' 00.4219" BT
(Pulau Koh)
Ram bu Suar Putih
15 - 00° 10' 47.9654" LU/ 129° 59' 53.7905" BT
Pulau Wayag
Ram bu Suar Putih
16 - 00° 04' 15.5116" LS/ 130° 00' 51.0147" BT
Pulau Balabalak
Ram bu Suar Putih
17 - 00° 32' 31.9379" LS/ 130° 15' 03.2637" BT
Pulau Piyanemo
Ram bu Suar Putih
18 - 00° 42' 51.7936" LS/ 130° 19' 43.7224" BT
Pulau Pam

Ram bu Suar Putih


19 - 01 ° 20' 10.3356" LS/ 130° 30' 18.4842" BT
Karang Elang Laut
- 12 -

Ram bu Suar Putih


20 - 01 ° 28' 00.2507" LS/ 130° 33' 25.8620" BT
Karang Makdal
Ram bu Suar Putih
21 - 01 ° 42' 44.0964" LS/ 130° 28' 25.6303" BT
Folley

MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

BUDI KARYA SUMADI


- 13 -

LAMPIRAN II
KEPUTUSAN MENTER! PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 197 TAHUN 2022
TENTANG PENETAPAN ALUR-PELAYARAN,
SISTEM RUTE, TATA CARA BERLALU
LINTAS, DAN DAERAH LABUH KAPAL
SESUAJ DENGAN KEPENTINGANNYA DI
ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN
WAISAI DAN PERLINTASAN KAWASAN
KONSERVASI PERAJRAN KEPULAUAN RAJA
AMPAT
SISTEM RUTE ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN WAISAI DAN
PERLINTASAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN KEPULAUAN RAJA AMPAT

1. Sistem Rute yang ditetapkan di Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Waisai


dan Perlintasan Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat
yaitu rute dua arah (two ways route) dengan lebar alur ± 500 m (lima
ratus meter);
2. Kondisi Kedalaman dan Panjang Alur-Pelayaran Barat Pelabuhan Waisai
bervariasi yaitu antara -29 m (dua puluh sembilan meter) LWS sampai
dengan -500 m (lima ratus meter) LWS dengan panjang alur-pelayaran
± 24,07 NM (dua puluh empat koma nol tujuh Nautical Miles) atau
± 44,854 km (empat puluh empat koma delapan ratus lima puluh empat
kilometer);
3. Kondisi Kedalaman dan Panjang Alur-Pelayaran Timur Pelabuhan Waisai
bervariasi yaitu antara -29 m (dua puluh sembilan meter) LWS sampai
dengan -500 m (lima ratus meter) LWS dengan panjang alur-pelayaran
± 11,12 NM (sebelas koma dua belas Nautical Miles) atau ± 20,599 km
(dua puluh koma lima ratus sembilan puluh sembilan kilometer);
4. Kondisi Kedalaman dan Panjang Perlintasan Selat Dampier, Raja Ampat
yaitu -45 m (empat puluh lima meter) LWS sampai dengan -500 m (lima
ratus meter) LWS dengan panjang alur perlintasan ± 12,29 NM (dua belas
koma dua puluh sembilan Nautical Miles) atau ± 22,763 km (dua puluh
dua koma tujuh ratus enam puluh tiga kilometer);
5. Kondisi Kedalaman dan Panjang Perlintasan Kawe, Raja Ampat yaitu
-29 m (dua puluh sembilan meter) LWS sampai dengan -500 m (lima ratus
meter) LWS dengan panjang alur perlintasan ± 86,56 NM (delapan puluh
enam koma lima puluh enam Nautical Miles) atau ± 160,314 km (seratus
enam puluh koma tiga ratus satu em pat kilometer);
6. Kondisi Kedalaman dan Panjang Perlintasan Betew, Raja Ampat yaitu
-29 m (dua puluh sembilan meter) LWS sampai dengan -600 m (enam
ratus meter) LWS dengan panjang alur perlintasan ± 75,51 NM (tujuh
puluh lima koma lima puluh satu Nautical Miles) atau ± 139,84 km
(seratus tiga puluh sembilan koma delapan puluh empat kilometer);
7. Kondisi Kedalaman dan Panjang Perlintasan Matbat, Raja Ampat yaitu
-29 m (dua puluh sembilan meter) LWS sampai dengan -500 m (lima ratus
meter) LWS dengan panjang alur perlintasan ± 113,44 NM (seratus tiga
belas koma empat puluh empat Nautical Miles) atau ± 210,089 km (dua
ratus sepuluh koma delapan puluh sembilan kilometer);
8. Kondisi Kedalaman dan Panjang Perlintasan Pulau Pulau Yeffam, Raja
Ampat yaitu -63 m (enam puluh tiga meter) LWS sampai dengan -147 m
(seratus empat puluh tujuh meter) LWS dengan panjang alur perlintasan
± 1,94 NM (satu koma sembilan puluh empat Nautical Miles) atau
± 3,584 km (tiga koma lima ratus delapan puluh empat kilometer);
- 14 -
I

9. Berdasarkan hal tersebut, ukuran dan sarat (draught) kapal yang dapat
melalui Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Waisai dan Perlintasan Kawasan
Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat maksimum 26 m (dua puluh
enam meter) pada kondisi air surut terendah.

MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLJK INDONESIA,

ttd.

BUDI KARYA SUMADI

, , esuai dengan aslinya


~ A BIRO HUKUM,
*\
_/ A

YOSTINUS DANANG RUSDIHANTO


- 15 -

LAMPIRANIII
KEPUTUSAN MENTER! PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 197 TAHUN 2022
TENTANG PENETAPAN ALUR-PELAYARAN,
SISTEM RUTE, TATA CARA BERLALU
LINTAS, DAN DAERAH LABUH KAPAL
SESUAI DENGAN KEPENTINGANNYA DI
ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN
WAISAI DAN PERLINTASAN KAWASAN
KONSERVASI PERAIRAN KEPULAUANRAJA
AMPAT

TATACARABERLALU LINTAS DI ALUR-PELAYARANMASUK PELABUHAN


WAISAIDAN PERLINTASANKAWASAN KONSERVASI PERAIRANKEPULAUAN
RAJAAMPAT

Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan menekan angka kecelakaan kapal


maka perlu diatur Tata Cara Berlalu Lintas di Alur-Pelayaran Masuk
Pelabuhan Waisai dan Perlintasan Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan
Raja Ampat sebagai berikut:
1. Pemanduan
a. kapal dengan ukuran tonase kotor GT 500 (lima ratus Gross Tonnage)
atau lebih yang berlayar di perairan wajib pandu wajib menggunakan
pelayanan jasa pemanduan kapal;
b. mesin penggerak utama dan alat navigasi harus dalam kondisi baik dan
normal untuk olah gerak kapal;
c. mengibarkan bendera "G" pada siang hari dan menyalakan lampu putih
merah pada malam hari apabila kapal sedang menunggu petugas pandu;
d. mengibarkan bendera "H" pada siang hari dan menyalakan lampu putih
merah pada malam hari apabila petugas pandu berada di atas kapal; dan
e. mengibarkan bendera "Q" pada siang hari dan menyalakan lampu putih
merah pada malam hari bagi kapal yang baru tiba dari luar negeri,
petugas pandu hanya diperbolehkan naik ke kapal untuk membawa
kapal apabila kapal telah dinyatakan bebas dari penyakit menular oleh
petugas karantina kesehatan (free practique) dan bendera kuning telah
,.
di turunkan. ;

2. Komunikasi
a. pemilik kapal/ operator kapal atau Nakhoda wajib memberitahukan
rencana kedatangan kapalnya kepada Kantor Unit Penyelenggara
Pelabuhan Kelas II Raja Ampat dengan mengirimkan telegram radio
Nakhoda (master cable) melalui Stasiun Radio Pantai dengan tembusan
kepada perusahaan angkutan laut atau agen umum dalam waktu paling
lama 48 (empat puluh delapan) jam sebelum kapal tiba di pelabuhan;
b. setiap kapal yang memasuki dan keluar alur-pelayaran wajib melapor
kepada Stasiun Radio Pantai Sorong melalui channel 16;
c. komunikasi antara petugas pandu/kapal/kapal pandu dapat
menggunakan Bahasa Indonesia dan/atau Bahasa Inggris dengan radio
VHF pada channel 12; dan
d. komunikasi dengan kapal sebelum petugas pandu di atas kapal
dilakukan Nakhoda harus memberikan keterangan kepada petugas
pandu antara lain, kondisi, sifat, cara, data, karakteristik dan lain-lain
yang berkaitan dengan kemampuan olah gerak kapal.
- 16 -

3. Proses kapal masuk


a. dalam kondisi normal
1) setelah posisi kapal berada di ambang luar arahkan haluan kapal
mengarah ke Pelampung Suar MPMT(Merah Putih Melajur Tegak);
2) kecepatan kapal di sekitar pelampung suar pengenal MPMT (Merah
Putih Melajur Tegak) disarankan dengan maneuvering speed, sampai
kapal petugas pandu dapat merapat di kapal untuk menaikkan
petugas pandu;
3) setiap kapal yang memasuki Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Waisai
dan Perlintasan Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat
diwajibkan berlayar mengikuti ketentuan koridor alur-pelayaran dan
garis haluan yang ditetapkan pada Lampiran I serta Peta
Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Waisai dan Perlintasan Kawasan
Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat;
4) setiap kapal harus senantiasa bergerak dengan kecepatan aman
sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat dan berhasil untuk
menghindari tubrukan dan dapat diberhentikan dalam suatu jarak
yang sesuai dengan keadaan dan suasana yang ada;
5) setiap tindakan yang dilakukan untuk menghindari tubrukan,
apabila keadaan mengizinkan harus tegas dan jelas dilakukan dalam
waktu yang cukup dan benar-benar memperhatikan persyaratan
kepelautan yang baik;
6) apabila kondisi dermaga sedang penuh atau nakhoda memutuskan
untuk berlabuh terlebih dahulu, maka kapal dapat berlabuh di area
labuh yang sudah disediakan;
7) apabila proses administrasi kelengkapan dokumen selesai dan sudah
tersedia posisi tambat untuk kapal di dermaga, maka Kantor Unit
Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Raja Am pat akan
menginformasikan ke kapal bahwa kapal sudah bisa tambat di
pelabuhan;
8) kapal disarankan berlayar mengikuti ketentuan koridor alur-
pelayaran dan arah haluan yang ditetapkan pada Lampiran I serta
Peta Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Waisai dan Perlintasan
Perairan Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat; dan
9) pada saat rnelintasi garis atau wilayah wajib lapor atau setelah kapal
berlabuh atau sandar, maka kapal wajib melapor kepada Kantor Unit
Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Raja Ampat;
10) kapal dirninta berhati-hati saat melewati titik as 2 pada koordinat
00° 27' 12.8048" LS/ 130° 48' 28.2790" BT dikarenakan terdapat
pertemuan Alur-Pelayaran Barat Pelabuhan Waisai dengan
Alur-Pelayaran Timur Pelabuhan Waisai;
11) kapal diminta berhati-hati saat melewati titik as 6 pada koordinat
00° 34' 55.7168" LS/ 130° 42' 30.9970" BT dikarenakan terdapat
pertemuan Alur-Pelayaran Barat Pelabuhan Waisai dan Perlintasan
Selat Dampier;
12) kapal diminta berhati-hati saat melewati titik as 4 pada koordinat
00° 34' 55.7035" LS / 130° 54' 47.1727" BT dikarenakan terdapat
pertemuan Alur-Pelayaran Timur Pelabuhan Waisai dengan
Perlintasan Selat Dampier;
13) kapal diminta berhati-hati saat melewati titik as 8 pada koordinat
00° 38' 30.4010" LS/ 130° 29' 37.9726" BT dikarenakan terdapat
pertemuan Alur-Pelayaran Barat Pelabuhan Waisai dengan Alur
Perlintasan Kawe dan Perlintasan Betew;
- 17 -

14) kapal dirninta berhati-hati saat melewati titik as 9 pada koordinat


00° 37' 40.2138" LS/ 130° 23' 38.6322" ·BT dikarenakan terdapat
pertemuan Perlintasan Kawe dengan Perlintasan Pulau Pulau Yeffam;
15) kapal diminta berhati-hati saat melewati titik as 13 pada koordinat
00° 39' 36.8929" LS/ 130° 23' 37.8730" BT dikarenakan terdapat
pertemuan Perlintasan Betew dengan Perlintasan Pulau Pulau
Yeffam;
16) kapal diminta berhati-hati saat melewati titik as 17 pada koordinat
00° 46' 13.5784" LS/ 131 ° 05' 42.4256" BT dikarenakan terdapat
kapal masuk/keluar Perlintasan Matbat dari/menuju Sorong;
17) kapal dirninta berhati-hati saat melewati titik as 18 pada koordinat
00° 47' 57.5986" LS/ 131° 05' 42.4658" BT dikarenakan terdapat
kapal masuk/keluar Perlintasan Matbat dari/menuju Sorong;
18) kapal diminta berhati-hati saat melewati titik as 19 pada koordinat
00° 49' 51.4314" LS/ 131° 03' 50.2960" BT dikarenakan terdapat
kapal masuk/keluar Perlintasan Matbat dari/menuju Sorong.
b. dalam kondisi angin di atas normal/kabut/hujan deras/gelombang
tinggi:
1) kecepatan kapal disekitar pelampung suar pengenal disarankan
menggunakan maneuvering speed; dan
2) untuk memasuki alur-pelayaran dalam kondisi kabut/hujan lebat,
kapal menggunakan sarana navigasi visual, elektronik
(radar/GPS/ AIS) dan peralatan navigasi lainnya secara baik dan
tepat guna.

4. Proses kapal keluar


a. Nakhoda dan/atau petugas pandu melaporkan kepada Kantor Unit
Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Raja Ampat mengenai ukuran kapal
dan jam kapal mulai keluar;
b. meminta informasi ke Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Raja
Am pat mengenai pergerakan kapal yang keluar / masuk
Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Waisai dan Perlintasan Perairan
Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat; dan
c. arahkan haluan menuju bagian tengah alur-pelayaran dan berlayar
menuju laut lepas.

5. Tindakan menghindari tubrukan


a. pengaturan tindakan untuk menghindari tubrukan meliputi:
1) setiap tindakan yang dilakukan untuk menghindari tubrukan,
apabila keadaan mengizinkan harus tegas dan jelas dilakukan
dalam waktu yang cukup dan benar-benar memperhatikan
persyaratan kepelautan yang baik;
2) setiap perubahan haluan dan/ atau kecepatan untuk menghindari
tubrukan, apabila keadaan mengizinkan harus cukup besar
sehingga menjadi jelas bagi kapal lain yang sedang mengamati
dengan penglihatan atau dengan radar, serangkaian perubahan
kecil dari haluan dan/ a tau kecepatan hendaknya dihindari;
3) apabila ada ruang gerak yang cukup, maka perubahan haluan
merupakan tindakan yang paling berhasil untuk menghindari
situasi saling mendekati terlalu rapat dengan ketentuan bahwa
perubahan itu dilakukan dalam waktu yang cukup dini dan tidak
mengakibatkan terjadinya situasi sating mendekati terlalu rapat;
- 18 -

4) tindakan yang dilakukan untuk menghindari tubrukan dengan


kapal lain harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan
pelewatan dengan jarak yang aman dan hasil tindakan tersebut
harus dikaji dengan seksama sampai kapal tersebut dilewati dan
bebas sama sekali; dan
5) apabila diperlukan untuk menghindari tubrukan atau memberikan
waktu yang lebih banyak untuk menilai keadaan, maka kapal
harus mengurangi kecepatannya a tau menghilangkan
kecepatannya ' sama sekali dengan memberhentikan atau
menjalankan mundur sarana penggeraknya.
b. pengaturan tata cara berlalu lintas kapal yang menggunakan layar
meliputi:
1) apabila dua kapal sedang saling mendekat sedemikian rupa
sehingga akan mengakibatkan bahaya tubrukan, salah satu dari
kedua kapal itu harus menghindari kapal yang lain sebagai
berikut:
a) apabila masing-masing mendapat angin di lambung yang
berlainan, maka kapal yang mendapat angin di lambung kiri
harus menghindari kapal yang lain;
b) apabila kedua-duanya mendapat angin di lambung yang
kanan, maka kapal yang ada di atas angin harus menghindari I
kapal yang ada di bawah angin;
c) apabila kapal mendapat angin di lambung kiri melihat sebuah
kapal di atas angin dan tidak dapat menentukan dengan pasti
apakah kapal lain itu mendapat angin di lambung kiri atau
kanan, maka kapal itu harus menghindari kapal lain itu.
2) untuk memenuhi aturan ini, sisi atas angin harus dianggap sisi
yang berlawanan dengan sisi tempat layar utama berada atau bagi
kapal dengan layar segi empat, yaitu sisi yang berlawanan dengan
sisi tempat layar membujur itu berada.

6. Pengaturan penyusulan meliputi:


a. setiap kapal yang sedang menyusul kapal lain harus menghindari kapal
lain yang sedang disusul;
b. kapal harus dianggap menyusul apabila sedang mendekati kapal lain
dari arah yang lebih besar dari 22,5° (dua puluh dua koma lima derajat)
dibelakang arah melintang yaitu dalam kedudukan sedemikian sehingga
terhadap kapal yang sedang disusul itu pada malam hari kapal hanya
dapat melihat penerangan buritan, tetapi tidak satupun dari penerangan
lambungnya;
c. apabila kapal dalam keadaan ragu-ragu apakah ia sedang menyusul
kapal lain atau tidak, maka kapal itu harus beranggapan bahwa sedang
menyusul kapal lain; dan
d. setiap perubahan baringan antara kedua kapal yang terjadi kemudian
tidak akan mengakibatkan kapal yang sedang memotong dalam
pengertian aturan-aturan ini atau membebaskannya dari kewajiban
untuk menghindari kapal yang sedang disusul itu sampai kapal tersebut
dilewati dan bebas sama sekali.
- 19 -

7. Pengaturan tata cara berlalu lintas kapal dalam situasi berhadap-hadapan


meliputi:
a. apabila 2 (dua) kapal tenaga sedang bertemu dengan haluan berlawanan
atau hampir berlawanan sehingga akan mengakibatkan bahaya
tubrukan, maka masing-masing kapal harus mengubah haluannya ke
kanan sehingga rnasing-masing kapal akan berpapasan di lambung
kirinya;
b. keadaan sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) harus dianggap ada
apabila kapal melihat kapal lain tepat atau hampir di depan dan pada
malam hari kapal itu dapat melihat penerangan tiang kapal lain tersebut
terletak segaris a tau hampir segaris dan/ a tau kedua penerangan
lambung serta pada siang hari kapal itu mengamati gatra (aspek) yang
sesuai mengenai kapal lain tersebut; dan
c. apabila kapal dalam keadaan ragu-ragu atas terdapatnya keadaan
sebagaimana dimaksud dalam huruf (a), maka kapal itu harus
beranggapan bahwa keadaan tersebut ada dan bertindak sesuai huruf (a)
dan huruf (b).

8. Dalam pengaturan tata cara berlalu lintas kapal dalam situasi memotong
apabila 2 (dua) kapal tenaga sedang berlayar dengan haluan saling
memotong sehingga akan mengakibatkan bahaya tubrukan, maka kapal
yang mendekati kapal lain di sisi kanannya harus menghindar, dan apabila
keadaan mengizinkan harus dengan cara memotong didepan kapal lain
tersebut. Dalam pengaturan tata cara tindakan kapal menghindari, maka
setiap kapal yang diwajibkan menghindari kapal lain dan sedapat mungkin
melakukan tindakan secara dini dan tegas untuk tetap bebas sama sekali.
Dalam pengaturan tanggung jawab antara kapal meliputi:
a. kapal bermesin yang sedang berlayar harus menghindari:
1) kapal yang tidak terkendalikan;
2) kapal yang kemampuan olah geraknya terbatas;
3) kapal yang sedang menangkap ikan; dan
4) kapal layar.
b. kapal layar yang sedang berlayar harus menghindari:
1) kapal yang tidak terkendalikan;
2) kapal yang kemampuan olah geraknya terbatas; dan
3) kapal yang sedang menangkap ikan.
c. kapal yang sedang menangkap ikan sedapat mungkin harus
menghindari:
1) kapal yang tidak terkendalikan; dan
2) kapal yang olah geraknya terbatas.
d. setiap kapal, kecuali kapal yang tidak dapat dikendalikan atau kapal
yang kemampuan olah geraknya terbatas, apabila keadaan mengizinkan
harus menghindarkan dirinya merintangi jalan aman sebuah kapal yang
terkendala oleh saratnya; dan
e. kapal yang terkendala oleh saratnya sebagaimana dimaksud dalam
huruf (d) harus berlayar dengan kewaspadaan khusus dengan benar-
benar memperhatikan keadaannya yang khusus tersebut.

9. Larangan
a. kapal dilarang memasuki alur-pelayaran dengan under keel clearance
(UKC)kurang dari 10% [sepuluh persen) dari draught, kecuali atas izin
Syahbandar;
b. kapal penangkap ikan dilarang menangkap ikan di alur-pelayaran;
c. kapal dilarang masuk perairan wajib pandu tanpa mendapat pemanduan
dari petugas pandu;
- 20 -

d. petugas pandu dilarang meninggalkan kapal yang dipandu dalam kondisi


dan situasi :
1) kapal kandas;
2) kapal tubrukan;
3) kerusakan mesin/kemudi; dan/ atau
4) keadaan lain yang mengganggu lalu lintas kapal.
e. larangan kapal untuk menyusul kapal lain pada ukuran LOA tertentu
sesuai dengan ketentuan sistem rute;
f. kapal yang sandar / tender dengan kapal lain yang sedang sandar di
dermaga umum/khusus hanya diizinkan 1 (satu) kapal saja yang
sandar / tender di kapal yang sedang sandar di dermaga terse but atas
pertimbangan keselamatan kapal yang akan berolah gerak
keluar / masuk;
g. kapal dilarang berlabuh jangkar di area yang tidak ditetapkan dalam
keputusan menteri ini; dan
h. kapal dilarang membuang sampah, limbah, dan bahan lain dari
pengoperasian kapal.

MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

BUDI KARYASUMADI

.- I

''YUSTINUS DANANG RUSDIHANTO


- 21 -

LAMPIRAN IV
KEPUTUSAN MENTER! PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 197 TAHUN 2022
TENTANG PENETAPAN ALUR-PELAYARAN,
SISTEM RUTE, TATA CARA BERLALU
LINTAS, DAN DAERAH LABUH KAPAL
SESUAI DENGAN KEPENTINGANNYA DI
ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN
WAISAI DAN PERLINTASAN KAWASAN
KONSERVASI PERAIRAN KEPULAUAN RAJA
AMPAT

DAERAH LABUH KAPAL SESUAI DENGAN KEPENTINGANNYA


DI ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN WAISAI DAN PERLINTASAN
KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN KEPULAUAN RAJA AMPAT

l. Area Labuh Yatch:


NO KOORDINAT KEDALAMAN LUAS
1 0° 26' 30.0162" LS/ 130° 47' 50.6694" BT
2 0° 26' 30.0162" LS/ 130° 48' 05.2226" BT
-20 mLWS ± 29,25 Ha
3 0° 26' 51.1784" LS/ 130° 48' 05.2226" BT
4 0° 26' 51.1784" LS/ 130° 47' 50.6694" BT

2. Area Labuh Kapal Kargo dan Pen um pang:


NO KOORDINAT KEDALAMAN LUAS
1 0° 26' 49.8592" LS/ 130° 48' 37.7165" BT
2 0° 26' 49.8592" LS/ 130° 49' 10.0571" BT
-35 mLWS ± 80,0 Ha
3 0° 26' 23.8133" LS/ 130° 49' 10.0571" BT
4 0° 26' 23.8133" LS/ 130° 48' 37.7165" BT

3. Area Labuh Yatch 2:


NO KOORDINAT KEDALAMAN LUAS
1 0° 27' 42.3894" LS/ 130° 47' 42.7794" BT
2 0° 27' 42.3894" LS/ 130° 47' 58.9496" BT
-44 mLWS ± 40,0 Ha
3 0° 27' 16.3436" LS/ 130° 47' 58.9496" BT
4 0° 27' 16.3436" LS/ 130° 47' 42.7794" BT

4. A rea Lb
au h Pul au Wavag:
NO KOORDINAT KEDALAMAN LUAS
1 0° 07' 48.5069" LU/130° 02' 19.6151" BT
2 0° 07' 48.5069" LU I 130° 03' 24.4025" BT ± 76,0 s/d
3 ± 400 Ha
0° 06' 43.7196" LU/ 130° 03' 24.4025" BT 83,8 mLWS
4 0° 06' 43.7196" LU/ 130° 02' 19.6151" BT
- 22 -

5. Area Labuh Pulau Kofiau:

NO KOORDINAT KEDALAMAN LUAS


1 01 ° 09' 14.5689" LS/ 129° 48' 37.6687" BT
2 01 ° 08' 53.2240" LS/ 129° 49' 14.4641" BT ± 19,4s/d
± 110 Ha
3 01 ° 08' 56.9660" LS/ 129° 49' 45.6765" BT 46,8 mLWS
4 01 ° 09' 26.5141" LS/ 129° 49' 17.0358" BT
6. Area Labuh Pulau Misool:

NO KOORDINAT KEDALAMAN LUAS


1 01° 45' 04.0311" LS/130° 29' 00.3521" BT
2 01° 45' 04.0300" LS/130° 31' 01.8851" BT ± 36,9 s/d
3 01 ° 45' 46.1418" LS/ 130° 31' 01.8858" BT 49,8 mLWS
± 489 Ha
4 01° 45' 46.1429" LS/130° 29' 00.3521" BT

MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

BUDI KARYA SUMADI


LAMPIRANV
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 197 TAHUN 2022 -»

TENTANG PENETAPAN ALUR-PELAYARAN>


SISTEM RUTE, TATA CARA BERLALU
LINTAS, DAN DAERAH LABUH KAPAL
SESUAI DENGAN KEPENTINGANNYA DI
ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN
WAISAI DAN PERLINTASAN KAWASAN
KONSERVASI PERAIRAN KEPULAUAN RAJA
AMPAT

PETAALUR-PELAYARANMASUK PELABUHAN WAISAI DAN PERLINTASAN


KAWASAN KONSERVASIPERAIRANKEPULAUANRAJA AMPAT

•• .,i;.·,
.
·~~
~
-,
-
.

IAll£R.I

• ..... ~i("v
.··-~~~--

I
- 24-

PETA ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN WAISAI DAN PERLINTASAN


KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN KEPULAUAN RAJA AMPAT

PETA ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN WAISAI DAN PERLINTASAN


SELAT DAMPIER

S E L A 1' lJAMl'JtJ(

IC
/ .,
so--
Blan 7.Sbo 12..Slan 17Sba
-25-

PETA ALUR-PELAYARAN BARAT WAISAI DAN PERLINTASAN KAWE

-~-
·.:--'~·~· Wsyag .~,.
... ..., . ~*"- ' . . -..

;_:-.

• !"···

10

I•

' .
·-,, '

.. · .. Om IOkna 20 ma 30 ma .io lall

PETAALUR-PELAYARAN BARATWAISAI DAN PERLINTASAN BETEW


. ··.-. -

." .. .

. .:,.• ·.
-
-
-, t
..
-

,
.,...._ ..
• ~.

.... . ..
.

.. <p(•

·,···\,--

• Obll JObll !O lall 30lall 401om


-.26-

PETA ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN WAISAI DAN PERLINTASAN


MATBAT
·~-..~..-.... ···.··....
.. ·.. . .
' -.-;;. :·/.
...

. .. .. . ... -. .... -,.,... ...,


: .,·,·~-;;.· :· .
'

.. . ..
, -

.,

.1
I -

..

. ;.: . " . .....~....· ·.


'
,, .
.. ,...· , ..... 'i:,... '•: ...23 •'
\

.. ~ :~-!} ~~ :':,,,l24 . ·. · :.:


.......

'- · '* .
I ....
~- ••••

I
'''
I
. I
' · LabullMisool
I I
lOkm JO km SO km 70km
- 27 -

PETA ALUR-PELAYARAN PERLINTASAN PULAU PULAU YEFFAM

"'
·-- ---· ,,

2 . .S Ian 7 . .Slan 12 . .Sbn


p

PETA AREA LABUH PELABUHAN WAISAI


-28 -

PETA AREA LABUH PULAU WAYAG

86 133

99 176
64 l49 ..,.~QGoy

58 ....._~161
......... affiffim :.:·~ @~,.
"" ........72 .... SO 75 l;iO ·:.· 97
..........

-
'-
63 !/i
-..!J/
~
85 Pkt 74
\12
195

90 ;r,........_ 79
79 ,:: ......... 174
1,,: 67 ...-...........__ 112
~::
,,,,"/1', ,
""""· ......... 133
..........
92 .........
I I I •

~ 99 i----l-.O-km----'J-.O-km----5.-0-km----7.0-km---
.,, ~-~----------~-L. ~~'..::.~..:::.:=..__.:'..::.:::___.:.::::::._____:::::::..J.

PETA AREA LABUH PULAU WAYAG


-29-

PETA AREA LABUH PULAU MISOOL

21
4 / ,' ::. ~
'''
I I I 46
24 '' '
I I I

29-05 38 5 1 ,''',' ,'' 4

,, ·J' '4
/.'!:
2' 27 36 54
.,,., ~ ,,
,7 • 32/:,,
2
34 , ,',
.:» 19 18 59 ,' '
9 27 ~ 5 29 11:
I I I
5 I 57 51
k .\ u k a i e ,,'
I I I
I I I
8 I I I
18
29 26 38 ' ''
:,•,
67
33
32 ...
30
20 Feminkanaan
i__l.,1
.
1'1~
i.
\6
32 47 55 57
30
27
19

22 7 2om 6om
23

MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

BUOi KARYA SUMADI

j
,.J
-,

Anda mungkin juga menyukai