REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
PENETAPAN ALUR PELAYARAN, SISTEM RUTE, TATA
CARA BERLALU LINTAS DAN DAERAH LABUH KAPAL
SESUAI DENGAN KEPENTINGANNYA DI ALUR-
PELAYARAN MASUK PELABUHAN BELAWAN.
9
- 6 -
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 8 Mei 2017
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
¡¡l A
Salinan sesuai dengan aslinya,
'iPAL^BIlko HUKUM
Lampiran I
Keputusan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia
Nomor 470 Tahun 2017
tentang Penetapan Alur Pelayaran,
Sistem Rute, Tata Cara Berlalu Lintas
Dan Daerah Labuh Kapal Sesuai Dengan
Kepentingannya di Alur Pelayaran Masuk
Pelabuhan Belawan
NO KOORDINAT NO KOORDINAT
03° 58' 12.71" LU/ 03° 58' 07.29" LU/
IA IB
098° 47' 25.96" BT 098° 47' 34.04" BT
03° 54' 04.98" LU/ 03° 54' 01.84" LU/
2A 2B
098° 44’ 44.14" BT 098° 44' 47.86" BT
03° 53’ 24.36" LU/ 03° 53' 23.51" LU/
3A 3B
098° 44' 39.27" BT 098° 44’ 44.06" BT
03° 52' 36.67" LU/ 03° 52’ 35.83" LU/
4A 4B
098° 44' 33.49" BT 098° 44' 38.28" BT
03° 51’ 26.39" LU/ 03° 51' 25.72" LU/
5A 5B
098° 44' 25.73" BT 098° 44' 29.56" BT
03° 50' 57.91" LU/ 03° 50’ 57.23" LU/
6A 6B
098° 44' 22.37" BT 098° 44' 26.20" BT
03° 50' 33.21" LU/ 03° 50' 32.47" LU/
7A 7B
098° 44' 18.37" BT 098° 44’ 22.26" BT
03° 49’ 45.17" LU/ 03° 49’ 43.83" LU/
8A 8B
098° 44' 01.63" BT 098° 44' 05.29" BT
03° 48' 34.59" LU/ 03° 48' 32.63" LU/
9A 9B
098° 43’ 34.98" BT 098° 43' 38.35" BT
03° 47' 52.62" LU/ 03° 47' 49.37" LU/
10A 10B
098° 42' 58.92" BT 098° 43' 01.58" BT
03° 47' 37.43" LU/ 03° 47' 34.23" LU/
11A 11B
098° 42' 41.10" BT 098° 42' 43.79" BT
03° 47' 27.82" LU/ 03° 47' 24.15" LU/
12A 12B
098° 42' 21.53" BT 098° 42' 22.86" BT
- 8 -
K O O R D IN A T G A R IS
NO
L IN T A N G BUJUR HALUAN
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
/t> \ f>
SRI LESTARI RAP AYU
Pembina Utama Muda (IV /c)
NIP. 19620620 198903 2 001
- 11
-
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KP 270 TAHUN 2017
TENTANG PENETAPAN ALUR PELAYARAN,
SISTEM RUTE, TATA CARA BERLALU
LINTAS DAN DAERAH LABUH KAPAL
SESUAI DENGAN KEPENTINGANNYA DI
ALUR PELAYARAN MASUK PELABUHAN
BELAWAN
S IS T E M R U T E D I A L U R P E L A Y A R A N P E L A B U H A N B E L A W A N
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
LAMPIRAN III
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KP 470 TAHUN 2017
TENTANG PENETAPAN ALUR PELAYARAN,
SISTEM RUTE, TATA CARA BERLALU
LINTAS DAN DAERAH LABUH KAPAL
SESUAI DENGAN KEPENTINGANNYA DI
ALUR PELAYARAN MASUK PELABUHAN
BELAWAN
1. Pemanduan
a. Setiap kapal berukuran Tonage Kotor GT 500 atau lebih yang
berlayar di perairan wajib pandu, wajib menggunakan pelayanan
jasa pemanduan kapal.
b. Mesin penggerak utama dan alat navigasi harus dalam kondisi baik
dan normal untuk olah gerak kapal;
c. Mengibarkan bendera “G“ pada siang hari dan menyalakan lampu
putih merah pada malam hari apabila kapal sedang menunggu
petugas pandu;
d. Mengibarkan bendera “H“ pada siang hari dan menyalakan lampu
putih merah pada malam hari apabila petugas pandu diatas kapal;
e. Mengibarkan bendera “Q“ pada siang hari dan menyalakan lampu
putih merah pada malam hari bagi kapal yang baru tiba dari luar
negeri, petugas petugas pandu hanya diperbolehkan naik ke kapal
untuk membawa kapal apabila kapal telah dinyatakan bebas dari
penyakit menular oleh petugas karantina kesehatan (fre e p ra ctiq u e )
dan bendera kuning telah diturunkan.
2. Komunikasi
a. Pemilik operator kapal atau nakhoda wajib memberitahukan rencana
kedatangan kapalnya kepada Kantor Kesyahbandaran Utama
Belawan dengan mengirimkan telegram radio nakhoda ( m a ster cable)
kepada Kantor Kesyahbandaran Utama Belawan melalui stasiun
radio pantai dengan tembusan kepada perusahaan angkutan laut
atau agen umum dalam waktu paling lama 48 (empat puluh delapan)
jam sebelum kapal tiba di pelabuhan.
b. Komunikasi sebelum kapal keluar dan atau masuk wajib melapor
kepada stasiun VTS Belawan pada channel. 67 dan channel.68.
c. Komunikasi antara petugas pandu/ kapal/ motor petugas pandu
dapat menggunakan Bahasa Indonesia dan atau Bahasa Inggris
dengan radio VHF pada channel 12.
-13-
2) Untuk memenuhi aturan ini, sisi atas angin harus dianggap sisi
yang berlawanan dengan sisi tempat layar utama berada, atau
bagi kapal dengan layar segi empat, adalah sisi yang berlawanan
dengan sisi tempat layar membujur itu berada.
c. Pengaturan penyusulan :
1) Setiap kapal yang sedang menyusul kapal lain harus
menghindari kapal lain yang sedang disusul;
2) Kapal harus dianggap menyusul bilamana sedang mendekati
kapal lain dari arah yang lebih besar daripada 22,5 derajat di
belakang arah melintang, yakni dalam suatu kedudukan
sedemikian sehingga terhadap kapal yang sedang disusul itu
pada malam hari kapal hanya dapat melihat penerangan
buritan, tetapi tidak satupun dari penerangan-penerangan
lambungnya;
3) Bilamana kapal dalam keadaan ragu-ragu apakah ia sedang
menyusul kapal lain atau tidak, kapal itu harus beranggapan
bahwa demikianlah halnya dan bertindak sesuai dengan itu;
4) Setiap perubahan baringan antara kedua kapal yang terjadi
kemudian tidak akan mengakibatkan kapal yang sedang
memotong dalam pengertian aturan-aturan ini atau
membebaskannya dari kewajiban untuk menghindari kapal yang
sedang disusul itu sampai kapal tersebut dilewati dan bebas
sama sekali.
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI KARYA SUMADI
Sa’ ’ ' ’ linya,
LAMPIRAN IV
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KP 470 TAHUN 2017
TENTANG PENETAPAN ALUR PELAYARAN,
SISTEM RUTE, TATA CARA BERLALU
LINTAS DAN DAERAH LABUH KAPAL
SESUAI DENGAN KEPENTINGANNYA DI
ALUR PELAYARAN MASUK PELABUHAN
BELAWAN
D A E R A H L A B U H K A P A L S E S U A I D E N G A N K E P E N T IN G A N N Y A
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
Jlff
Salinan sesuai dengan aslinya,
KEPALA E»RO HUKUM
Lampiran V
Keputusan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia
Nomor Tahun 2017
tentang Penetapan Alur Pelayaran, Sistem Rute, Tata
Cara Berlalu Lintas Dan Daerah Labuh Kapal Sesuai
Dengan Kepentingannya Di Alur Pelayaran Masuk
Pelabuhan Belawan
U -1 M 4 1 B »
23
C6 sB M G l
M PM T%
I -^
(Lap 2004)
18 9 (Araa Libufc BBM h M i a i u )
UVMT
O SB .v p iU Ja«
O W M > L w | « Pelabuhan
- 22 -
I I * 134.81 Ha
10* ÓMfrlOJMUMOl
O SBXP Hijau
O SBNPKeraagka Kapal
O SBNPLampu Pelabuhan
• SB-VPMarah