REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 80 TAHUN 2019
TENTANG
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
d. b a h w a ...
- 2 -
MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA, PROVINSI
KALIMANTAN TIMUR.
a. a rea l d a ra ta n ...
- 6 -
K E L IM A : ...
- 7 -
K E S E M B IL A N : ...
- 8 -
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 9 April 2019
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
i dengan aslinya
HUKUM,
JI HERPRIARSONO
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
Nomor
Tanggal
, U \
1
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
2
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
2.2. TATA RUANG WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 2.2.2. Rencana Pola Ruang Wilayah
2.2.1. Rencana Struktur Ruang Provinsi Kalimantan Timur Rencana pola ruang wilayah provinsi meliputi: rencana kawasan lindung; dan rencana kawasan
budidaya.
Rencana struktur ruang wilayah provinsi disusun berdasarkan kebijakan dan strategi penataan
A. Kawasan Lindung
ruang wilayah provinsi, meliputi sistem perkotaan; sistem jaringan prasarana utama; dan sistem
Kawasan lindung terdiri dari kawasan hutan lindung, kawasan yang memberikan
jaringan prasarana lainnya.
perlindungan terhadap kawsan bawahanya, kawasan perlindungan setempat, kawasan
A. Sistem Perkotaan
suaka alam pelestarian alam dan cagar budaya serta kawasan lindung geologi, kurang lebih
seluas 4.808.613 Ha
Rencana pengembangan sistem perkotaan wilayah provinsi dan sistem perkotaan nasional
yang terkait dengan wilayah provinsi sebagaimana dimaksud,meliputi: 1. Kawasan Hutan Lindung;
1. pusatkegiatan nasional (PKN), meliputi: Kawasan Perkotaan Balikpapan - Tenggarong - Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud, seluas kurang lebih 2.889.100 Ha
Samarinda - Bontang, dan Kota Tarakan; 2. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya sebagaimana,
meliputi:
Tabel 2.1. Rincian Kawasan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) a. kawasan bergambut, seluas kurang lebih 722.047Ha, tersebar di Kabupaten Kutai
Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Paser; dan
No. Nama PKN Kota/Kabupaten Fungsi b. kawasan resapan air, yang tersebar seluruh wilayah provinsi.
1. Kaw asan Perkotaan a. Sam arinda ■ Pusat pemerintahan provinsi
■ Pusat pemerintahan kota
B. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya
Balikpapan-
T enggarong- ■ Pusat perdagangan dan jasa regional Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, Provinsi Kalimantan Timur diidentifikasi memiliki
Sam arinda-B ontang ■ Pusat koleksi dan distribusi barang dan jasa regional
■ Pusat pelayanan jasa pariwisata
wilayah yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti perikanan,
■ Pusat transportasi darat dan laut regional pertanian, pariwasata, industri, pertambangan dan lain-lain dengan berpedoman pada
■ Pendidikan tinggi rencana tata ruang wilayah.
■ Pusat pelayanan kesehatan Sebagai dasar dalam pemenuhan kebutuhan pengembangan daerah, penataan ruang
■ Pusat Siaran dan Telekomunikasi
nasional telah mengatur pembentukan kawasan untuk meningkatkan ekonomi pada pusat
■ Pusat Olah Raga skala Provinsi
■ Pengendalian Lingkungan Kelautan pertumbuhan yaitu dengan Kawasan Andalan. Kawasan andalan merupakan bagian dari
■ Pusat Pengolahan Batubara kawasan budidaya yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan
■ Pusat transportasi laut regional dan internasional ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan disekitarnya. Kawasan Andalan Nasional
■ Pusat koleksi dan distribusi barang regional yang terkait dengan wilayah Provinsi Kalimantan Timur antara lain:
b. Balikpapan ■ Pusat pemerintahan kota
■ Pusat perdagangan regional
1. Kawasan Andalan Tanjung Redeb dan sekitarnya.
■ Pusat Industri 2. Kawasan Andalan Sangkulirang - Sengatta - Muara Wahau (SASAMAWA).
■ Pusat transportasi udara internasional 3. Kawasan Andalan Bontang - Samarinda - Tenggarong - Balikpapan - Penajam dan
■ Pusat Pengolahan Migas sekitarnya (BONSAMTEBAJAM) dan sekitarnya.
c. Tenggarong ■ Pusat Pengolahan Migas
4. Kawasan Andalan Laut Bontang - Tarakan dan sekitarnya.
■ Pusat Pengolahan Batubara
■ Pusat pemerintahan kabupaten
■ Pusat perdagangan regional L2.3. Penetapan Kawasan Strategis Provinsi
■ Pusat koleksi dan distribusi barang regional Kawasan strategis provinsi sebagaimana dimaksud terdiri atas:
■ Pusat pengembangan perkebunan sawit dan pengolahan 1. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh
hasil sawit
terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi meliputi:
d. Bontang ■ Pusat Industri Strategis Nasional
■ Pusat Pengolahan Migas a. Kawasan Industri Kariangau di Kota Balikpapan;
■ Pusat pemerintahan kota b. Kawasan Industri Jasa & Perdagangan di KotaSamarinda;
■ Pusat perdagangan regional c. Kawasan Industri Petrokimia di Kota Bontang;
■ Pusat koleksi dan distribusi barang regional d. Kawasan Industri Pariwisata KepulauanDerawan di Kabupaten Berau;
■ Pusat pengolahan Perikanan
e. Kawasan Industri Delta Kayan Food Estate di Kabupaten Bulungan;
2. Tarakan e. Tarakan ■ Pusat pertahanan & keamanan perbatasan
■ Pusat pemerintahan kota f. Kawasan Industri Strategis Perbatasan di Kabupaten Mahakam Ulu;
■ Pusat transportasi laut regional dan internasional g. Kawasan Industri Tanaman Pangan di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten
■ Pusat Penelitian Kelautan Paser;
■ Pusat koleksi dan distribusi barang regional h. Kawasan Agropolitan Regional di Kabupaten Kutai Timur;dan
■ Pusat perdagangan regional dan internasional
■ Pusat pengolahan perikanan
i. Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy di Kabupaten Kutai Timur.
■ Pusat pengembangan pariwisata 2. Kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal provinsi, kawasan
■ Pusat Transportasi udara baik regional maupun permukiman perbatasan di Kabupaten Nunukan.
internasional 3. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya di dalam wilayah provinsi
■ Pusat Pendidikan dan kesehatan
meliputi:
Sumber: RTRW Provinsi Kalimantan Timur 2011-2031
a. Museum Mulawarman di Kabupaten Kutai Kartanegara;
b. Desa Budaya Pampang di Kota Samarinda; dan
3
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
N. 00»? N.aoe.t N. 00* l N.0.0E.0 . 00.0 2.3.2 Sistem Jaringan Prasarana Utama
1
------ ____
Rencana Pengembangan sistem jaringan prasarana utama Kabupaten Kutai Timur, meliputi:
A. Sistem Jaringan Transportasi Darat;
B. Sistem Jaringan Transportasi Laut, dan ;
3?2
a C. Sistem Jaringan Transportasi Udara
4
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
6
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
20 1 2 -2 0 3 2
2012- 2032
TAHUN
HUN
7
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
2.3.3 Rencana Pola Ruang Wilayah Tabel 2.4. Kawasan Budidaya Non Kehutanan Kabupaten Kutai Timur
Rencana pola ruang Kabupaten Kutai Timur dibagi menjadi dua yaitu Kawasan Lindung dan KAWASAN BUDIDAYA NON KEHUTANAN (Ha)
Permuki
Kawasan Budidaya No KECAMATAN Pertanian Pertanian Pertanian
Permukima man KIPI /
Kaw.
Kaw. Kaw. Pel.
JUMLAH
Perkebunan (Food Lahan Lahan Bukit KTM KBNK
n Pedesaan Perko Maloy Industri Pelabuhan Batubara
Estate) Basah Kering Pelangi
taan
A. Kawasan Lindung Kec. Batu
1 6.772,22 - - 5.895,19 1.810,76 - - - - - - - 14.478,17
Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a, meliputi: Ampar
2 Kec. Bengalon 160.368,75 - 2.222,33 8.386,29 5.921,29 - - - 4.924,02 - - - 181.822,68
a. kawasan hutan lindung; 3 Kec. Busang 62.778,37 16 280,56 2.025,60 2957,52 2.027,08 - - - . . -
- 86.069,13
b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya; 4 Kec. Kaliorang 5.719,09 - 1.934,87 2.580,53 5.792,96 - 1.409,92 - - - 126,04 - 17.563,41
c. kawasan perlindungan setempat; 5 Kec. Karangan 90.001,38 10.592,69 555,07 5.613,12 2.490,42 - . . . . . . 109.252,68
6 Kec. Kaubun 58 218,30 - 2.768,05 1.204,78 5.277,39 - - - - - - - 67.468,52
d. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya; dan 7 Kec. Kongbeng 68.806,73 - 1.127,35 1.297,72 7.679,40 - - . . . . - 78.911,20
e. kawasan rawan bencana 8
Kec. Long
23.453,74 2 807,36 1.778,65 2.591,19
Mesangat - - - - - - - - 30.630,94
Kec. Muara
B. Kawasan Budidaya 9
Ancalong
88.800.43 17.198,38 199,77 2.599,87 3.068,21 - - - - - - - 111.866,66
Kec. Muara
10 30.586,23 - 3.074,58 4.512,92 1.626,34 - - - - - - - 39.800,07
Bengkal
Tabel 2.3. Kawasan Budidaya Kehutanan Kabupaten Kutai Timur 11
Kec. Muara
123.038,80
Wahau - - 12.655,38 6.923,24 - - - - - - - 142.617,42
KAWASAN BUDIDAYA KEHUTANAN 12
Kec. Rantau
73.560,99 1.137,28 6.153,69 6.763,55
Pulung - - - - - - - - 87.615,51
(Ha) JUMLAH KBK
No KECAMATAN 13 Kec. Sandaran 104.089,50 19.131,15 - 1.593,84 2.699,37 . . . . . . _ 127.513,86
Hutan Produksi (Ha) <ec.
Hutan Produksi 14 85.636,61 - 3,57 3.370,85 2.638,04 3.842,57 - - - - 578,31 96.069,95
Terbatas Sangkulirang
Kec. Sengata
1 Kec. Batu Ampar 34.078,74 - 34.078,74 15
Selatan - - 268,21 12.867,37 1.725,61 1.755,28 - - - - - - 16.616,47
2 Kec. Bengalon 52.896,40 83.777,90 136.674,30 16
Kec. Sengata
10.349,49 - - 2.065,01 4.118,91 9.083,20 280,25 119,42 26.016,28
Utara - - - -
3 Kec. Busang 16.832,48 236.475,67 253.308,15 17 Kec. Telen 61.261,44 2.748,18 1.889,37 . - . . .
- - - . 65.898,99
4 Kec. Kaliorang 2.490,02 - 2.490,02 kec. Teluk
Dandan - - - 7.064,98 2.830,33 - - - - - - - 9.895,31
5 Kec. Karangan 55.074,40 86.918,42 141.992,82 TOTAL 1.053.442,07 63.202,78 18.071,28 85.345,90 67.873,46 10.838,48 5.252,49 280,25 4.924,02 119,42 126,04 578,31 1.310.107,25
6 Kec. Kaubun 11.335,81 4.462,92 15.798,73 4 Mil Laut - - - - . - . . . . - . 195.795.00
7 Kec. Kongbeng 29.996,82 39.457,89 69.454,71 Total + 4 Mil Laut - - - - - - - - - . . - 1.510.958.73
% 69,72 4,18 1,20 5,65 4,49 0,72 0,35 0,02 0,33 0,01 0,01 0.04 100
8 Kec. Long Mesangat 3.880,42 - 3.880,42
9 Kec. Muara Ancalong 66.200,00 12.719,78 78.919,78
10 Kec. Muara Bengkal 17.902,73 - 17.902,73
11 Kec. Muara Wahau 64.790,09 243.592,39 308.382,48
12 Kec. Rantau Pulung 47.624,76 - 47.624,76
13 Kec. Sandaran 137.135,32 - 137.135,32
14 Kec. Sangkulirang 19.199,11 - 19.199,11
15 Kec. Sengata Selatan - - 0,00
16 Kec. Sengata Utara - - 0,00
17 Kec. Telen 44.099,39 19.665,36 63.764,75
18 kec. Teluk pandan 39.953,45 - 39.953,45
TOTAL 643.489,95 727.070,33 1.370.560,28
% 46,95| 53,05 100
8
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGA7TA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
ii i J
i h a i 51 n
118°0'0*E
117*30trE
11 7W E
116'30'0'E
11 6W E
Gambar 2.6. Peta Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya Kabupaten Kutai Timur 2012-2032 Gambar 2.7. Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Kutai Timur 2012-2032
9
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
2.3.4 Penetapan Kawasan Strategis upaya menjamin kepastian usaha, mutu pelayanan yang lancar dan cepat, kapasitas
mencukupi, tertib, selamat, aman, tepat waktu,tarif terjangkau, kompetitif, aksesibilitas tinggi
Penetapan kawasan strategis ditetapkan sesuai dengan prioritas kebutuhan dan kegunaannya. dan tata kelolayang baik. Kebijakan tersebut akan terus dibangun dan dikembangkan
Penetapan kawasan strategis meliputi: berdasarkan konsensus dan komitmen dari para pemangku kepentingan.
A. Kawasan Strategis Nasional
Rencana pengembangan kawasan strategis provinsi adalah penetapan kawasan yang
mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan dan pelestarian 2.4.2 Kebijakan Transportasi Laut Nasional
lingkungan. Kawasan Strategis Nasional (KSN) meliputi:
1. Kawasan strategis nasional Perbatasan Darat RI dan Jantung Kalimantan (Heart Of Sistem jaringan transportasi nasional terdiri atas :
Borneo) Kalimantan Timur- Sarawak - Sabah; a. Sistem jaringan transportasi darat;
2. Kawasan strategis nasional Perbatasan Laut RI di sekitar pulau-pulau kecil terluar b. Sistem jaringan taranportasi laut; dan
Kalimantan Timur meliputi Pulau Sebatik, Gosong Makasar, Pulau Maratua, dan Pulau c. Sistem jaringan transportasi udara.
Sambit;
Sistem jaringan transportasi darat terdiri atas jaringan jalan nasional, jaringan jalur kereta api,
3. Kawasan pengembangan ekonomi terpadu Samarinda -Sanga-sanga- Muara Jawa-
dan jaringan transportasi sungai, danau, dan penyeberangan. Sistem jaringan transportasi laut
Balikpapan (KAPET SASAMBA);dan
terdiri atas tatanan kepelabuhan dan alur pelayaran. Dalam Sistim Transportasi Nasional
(Sistranas) transportasi laut diposisikan sebagai penghubung dan pemersatu bagi kegiatan
B. Kawasan Strategis Provinsi
transportasi darat yang berlangsung disetiap pulau. Pengembangan transportasi laut langsung
Kawasan strategis provinsi sebagaimana dimaksud terdiri atas:
disetiap pulau disesuaikan dengan kebutuhan hubungan antar pulau dan intra pulau.
1. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh
Kebijakan pembangunan transportasi laut nasional jangka panjang terdiri dari pengembangan
terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi meliputi:
pelabuhan peti kemas, terminal konvensional (general cargo), dan terminal penumpang
a. Kawasan Industri Kariangau di Kota Balikpapan;
angkutan laut. Struktur jaringan transportasi laut direncanakan menurut kategori sebagai
b. Kawasan Industri Jasa & Perdagangan di KotaSamarinda;
berikut:
c. Kawasan Industri Petrokimia di Kota Bontang;
1. Secara horizontal
d. Kawasan Industri Pariwisata KepulauanDerawan di Kabupaten Berau;
a. Dibagian Utara wilayah nasional menghubungkan pulau-pulau terluar dengan daratan
e. Kawasan Industri Delta Kayan Food Estate di Kabupaten Bulungan;
atau pulau induk terdekat, yaitu antara Natuna dengan Batam/Bintan dan Kalimantan
f. Kawasan Industri Strategis Perbatasan di Kabupaten Mahakam Ulu;
Barat serta Sangihe - Talaud dengan Sulawesi Utara dan Halmahera.
g. Kawasan Industri Tanaman Pangan di Kabupaten Penajam Paser Utara dan
b. Dibagian Tengah, wilayah nasional, menghubungkan wilayah bagian tengah Sumatera
Kabupaten Paser;
melalui Bangka - Belitung ke Kalimantan, Kalimantan Timur dengan Sulawesi Tengah,
h. Kawasan Agropolitan Regional di Kabupaten Kutai Timur;dan
dan Sulawesi Tenggara ke Kepulauan Maluku hingga Papua bagian Barat.
i. Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy di Kabupaten Kutai
c. Di bagian Selatan wilayah nasional menghubungkan Sumatera dengan Jawa hingga
Timur.
NTT dengan lintas penyeberangan dan NTT dengan Papua dengan transportasi laut.
2. kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal provinsi, kawasan
permukiman perbatasan di Kabupaten Nunukan. 2. Secara vertikal
3. kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya di dalam wilayah provinsi a. Menghubungkan Jawa dengan Kalimantan
meliputi: b. Menghubungkan NTB dan NTT dengan Sulawesi
a. Museum Mulawarman di Kabupaten Kutai Kartanegara; c. Menghubungkan NTT dengan Maluku
b. Desa Budaya Pampang di Kota Samarinda; dan
c. Koridor Sungai Mahakam (Tanjung Isuy, Desa Mancong, Lamin Eheng).
4. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung !.5. MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI
lingkungan hidup di dalam wilayah provinsi meliputi: (MP3EI) 2011 -2025
a. kawasan 3 (tiga) Danau, Danau Semayang, Danau Jempang, Danau Melintang,
Danau Siran, dan sekitarnya; .5.1 Koridor Ekonomi Indonesia
b. kawasan Teluk Balikpapan (Sepaku-Penajam-Balikpapan);
c. kawasan Delta Mahakam; dan Pembangunan koridor ekonomi di Indonesia dilakukan berdasarkan potensi dan keunggulan
d. kawasan Pesisir dan Laut Kepulauan Derawan masing-masing wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai negara yang terdiri atas
ribuan pulau dan terletak di antara dua benua dan dua samudera, wilayah kepulauan Indonesia
memiliki sebuah konstelasi yang unik, dan tiap kepulauan besarnya memiliki peran strategis
2.4. RENCANA INDUK PELABUHAN NASIONAL masing-masing yang ke depannya akan menjadi pilar utama untuk mencapai visi Indonesia
tahun 2025. Dengan memperhitungkan berbagai potensi dan peran strategis masing-masing
2.4.1 Pendekatan Umum pulau besar (sesuai dengan letak dan kedudukan geografis masing-masing pulau), telah
Kebijakan pelabuhan nasional akan merefleksikan perkembangan sektor kepelabuhanan ditetapkan 6 (enam) koridor ekonomi seperti yang tergambar pada peta
menjadi industri jasa kepelabuhanan kelas dunia yang kompetitif dan sistem operasi pelabuhan
sesuai dengan standar internasional baik dalam bidang keselamatan pelayaran maupun
perlindungan lingkungan maritim. Tujuannya adalah untuk memastikan sektor pelabuhan dapat
meningkatkan daya saing, mendukung perdagangan,terintegrasi dengan sistem multi-moda
transportasi dansistem logistik nasional.Kerangka hukum dan peraturan akan diarahkan dalam
10
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KE SiimJtPia ^ KE Jawa KE Kalimantan A KE Sulav/esl KE Bali - N uia ti'nggaia 6 KE Papua - Kepulauan Maluku
2.5.3 Inisiatif Strategi Indfeni Inti* Kti In Vosiimkiu- cJ<di P « n » n a h , EOVN dan <^rr^jran i)DP! IrJiunJ
I n b i a t i l S t i a t e g k K o i i d o i E k o n o m i K a li m a n t a n llii
Dalam jangka panjang, pengembangan kegiatan ekonomi utama difokuskan untuk membangun
industri hilir kegiatan ekonomi utama, didukung dengan penguatan teknologi dan kapasitas
sumber daya manusia (SDM) dan ilmu pengetahuan & teknologi (IPTEK). Selain itu, sektor jasa
juga perlu dikembangkan untuk menggantikan kegiatan ekonomi Sumber Daya Alam (SDA)
yang tidak terbarukan di Koridor Ekonomi Kalimantan.
Jumlah
StLUV t V . ^ t j J
K t V j 'i i p
Selain itu, inisiatif yang ditawarkan di Koridor Ekonomi Kalimantan dapat berupa penciptaan dan
ttagatan Ekonomi i n f stasi
r*;. r*i n o to le l£'tin
i.tn rm
Ftahku Irifias t iu t l u r ft: t il utung
|IC>P
l ^ b n D t f . J lir
L hJtlU ‘J S-J'J'J h
pengembangan aglomerasi industri yang didukung oleh pengadaan infrastruktur pendukung
TTiiunl
fcafdfcr vV| seperti tenaga listrik, air bersih, dan pengolahan limbah. Pusat kegiatan ekonomi utama dalam
B o n ta rf. Kutai
B aukst/A lum ire
Rerrrrintah.
Eta b buhe M a ta n. Fta 1 tfereta A p i da n Pontf f i
36.CO 26 struktur tata ruang Kalimantan dihubungkan melalui jaringan jalan raya dan jalur rel kereta api
i
L 3-|69.14.2C t-i
Tlm u( dsk
KE taps Sawit B UNT<
SWTEtB
533 6
trans Kalimantan yang terintegrasi dengan angkutan sungai. Pola pengembangan industri hilir
Batu t o o 6 *7 9 29
kegiatan ekonomi pertambangan, pertanian, dan perkebunan yang terintegrasi dengan
ttataps SBwit 030 34
P errerintalt pengembangan kluster industri hilirnya dikembangkan di sepanjang sungai. Hal ini dilakukan
2 K3-p.13.20h2 B slitjepon. dsk M ip s BUOT< (ta b b u le r\ Je mbata n. Jata n. Utilitas A ir 1 5 .6 3 1
Swasta untuk efisiensi pengadaan prasarana perhubungan (darat). Sesuai dengan sumber daya alam
Pertayuan Q33 2
Ftapakdan
dan kondisi geografis Pulau Kalimantan, Koridor Ekonomi Kalimantan mempunyai tema
3 fS -|l3 (-3 M pi Swasta 7QCO 13
C a ro l tliltj'n i pembangunan atau aktivitas utama pembangunan sebagai hasil tambang dan lumbung energi
7
f e s ifia ji 656
nasional.
to ta lm u . 3
Ke tapa sa w it BUMTt O/arlcKf C o m o ro A w a & c r f f l dan 281
4 t2 -U 9 .1 4 .2 C H K ro h Bambu
SwiEta EtarteilenJatan
dsk fe t u t a e 542 3
Perksyien 9.39 30
He rata A pi
a s tu te ra
ftm erin ta h . Jalur t t r e t a A piP u ru kC a h u -'ta n ju n g tu y d a n
7 tS-p3h? Kalimantan Lintas Sektor 6113 3
Swmta P u ru k C a h u -B s rf t io n g ta ta n T o re ttalrnantan
dan Ja h n T o ra
t» lin e nta n
12
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Adapun Kabupaten dan Kota yang masuk ke wilayah Provinsi Kalimantan Utara adalah sebagai
berikut:
1. Kabupaten Bulungan
2. Kabupaten Malinau
3. Kabupaten Nunukan
4. Kabupaten Tana Tidung
5. Kota Tarakan
Setelah mengalami pemekaran, Provinsi Kalimantan Timur yang terdiri dari 9 Kabupaten dan 4
Kota juga memiliki 103 kecamatan dan 1.020 desa/kelurahan
.1.2 Iklim
Kalimantan Timur beriklim tropis dan mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim
penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober,
sedang musim penghujan terjadi pada bulan Nopember sampai dengan bulan April.
Secara umum, Kalimantan Timur beriklim panas dengan suhu berkisar antara 21,0 °C di Berau
pada bulan September sampai 35,6 °C di Berau pada bulan Agustus. Rata-rata suhu terendah
adalah 22,1 °C dan tertinggi 35,1 °C terjadi di Berau.
13
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Kelembaban udara terendah diamati oleh stasiun meteorologi Samarinda terjadi pada bulan Tabel 3.3. Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Timur
September dengan kelembaban 72 persen. Sedangkan tertinggi terjadi di Berau pada bulan Tahun 2010-2012
Januari dan Maret dengan kelembaban 91 persen. Rata-rata kelembaban udara Kalimantan
Tahun
Timur antara 82-89 persen. Uraian
Rata-rata curah hujan tertinggi tercatat pada Stasiun Meteorologi Tarakan sebesar 401,1 mm 2010 2011 2012
dan terendah tercatat pada Stasiun Meteorologi Samarinda yaitu 202,0 mm. Penduduk Usia 15+ 2,482,319 2,575,940 2,667,099
Kecepatan angin antara 3 sampai 5 knot. Kecepatan angin tertinggi adalah 5 knot terjadi di Angkatan Kerja 1,648,455 1,764,696 1,777,381
Balikpapan, sementara yang terendah adalah 3 knot di Samarinda. Bekerja 1,481,898 1,591,003 1,619,118
3.1.3 Kependudukan dan Ketenagakerjaan Mencari Pekerjaan 166,557 173,693 158,263
A. Penduduk Bukan Angkatan Kerja 833,864 811,244 889,718
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 66.64
Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur mencatat jumlah penduduk Provinsi 66.41 68.51
(TPAK)
Kalimantan Timur pada tahun 2012 sebanyak 3,25 juta jiwa. Sebaran penduduk terpusat di
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 89.90 90.16 91.10
Kota Samarinda dan Kota Balikpapan yang mencapai 42% dari total jumlah penduduk di
Kalimantan Timur. Dengan luas wilayah hanya satu % dari luas wilayah Kalimantan Timur, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 10.10 9.84 8.90
kepadatan di kedua kota ini mencapai 1.075 jiwa per km2, sementara kepadatan penduduk Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2013
rata-rata di Kalimantan Timur hanya 26 jiwa per km2. Namun demikian, laju pertumbuhan
penduduk periode 2000-2010 di kedua kota tersebut lebih rendah dibanding laju B. Tenaga Kerja
pertumbuhan penduduk Kaltim yang mencapai 3,82%. Laju pertumbuhan penduduk yang
tinggi terdapat di Kabupaten Kutai Timur, 5,72% dan Berau, 4,28%. Tenaga kerja adalah modal dalam pembangunan ekonomi. Jumlah dan komposisi tenaga
kerja akan mengalami perubahan seiring dengan pertumbuhan penduduk. Tenaga Kerja
Tabel 3.2. Jumlah, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk yang aktif secara ekonomi disebut angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan (TPAK)
di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012 adalah ukuran yang menggambarkan jumlah penduduk digolongkan sebagai angkatan kerja
Jumlah Kepadatan Laju Pertumbuhan untuk setiap 100 pekerja. Selama kurun waktu 2011 - 2012, angkatan kerja di Kalimantan
No. Kabupaten/Kota Penduduk Penduduk Penduduk Timur meningkat sebanyak 12.685 orang dari 1.764.696 orang menjadi 1.777.381
(Jiwa) (Jiwa/km2) 2000-2010 (%) orang.TPAK Kalimantan Timur pada tahun 2012 sebesar 66,64 persen, mengalami
1 Paser 247,612 22 3.77 penurunan sebesar 1,87 persen dibandingkan dengan kondisi tahun 2011. Menurut jenis
2 Kutai Barat* 173,003 6 1.96 kelamin terlihat bahwa TPAK laki-laki selalu lebih tinggi dibanding TPAK perempuan. Tahun
2011 TPAK laki-laki sebesar 89,93 persen dan 2012 turun menjadi 88,36 persen.
3 Kutai Kartanegara 674,464 26 3.89
4 Kutai Timur 279,718 9 5.72 Tabel 3.4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Penduduk Usia 15 Tahun ke atas
5 Berau 193,415 9 4.28 Menurut Jenis Kelamin
6 Penajam Paser Utara 152,121 47 2.68 2010 20 1 20 2
7 Balikpapan 596,031 1,062 3.15 Uraian Angkatan TPAK Angkatan TPAK Angkatan TPAK
Kerja (%) Kerja (%) Kerja (%)
8 Samarinda 779,347 1,086 3.38
9 Bontang 154,414 802 3.73 Laki-laki 1 128 024 85,67 1 230 868 89,93 1 252 403 88,36
Kalimantan Timur 3,250,125 26 3.82 Perempuan 520 431 44,65 533 828 44,22 524 978 42,01
Laki-laki + 1 648 455 66,41 1 764 696 68,52 1 777 381 66,64
‘ termasuk Kabupaten Mahakam Ulu
Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2013 Perempuan
Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka, 2013
Jumlah penduduk berusia di atas 15 tahun yang terlibat aktif dalam perekonomian di Kalimantan
Timur pada tahun 2012, sebanyak 66,64%, menurun dibandingkan kondisi pada tahun 2011. Berdasarkan lapangan usaha, penduduk Kalimantan Timur lebih banyak yang bekerja di sektor
Namun demikian, jumlah penduduk yang bekerja (tingkat kesempatan kerja, TKK) meningkat tersier (perdagangan, hotel dan restoran; angkutan dan komunikasi; keuangan; serta jasa) yaitu
dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini berarti pula tingkat pengangguran terbuka sebanyak 48,79%. Berdasarkan tingkat pendidikan, penduduk bekerja di Kalimantan Timur
menunjukkan penurunan. didominasi oleh pekerja dengan tingkat pendidikan setara Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
sebanyak 34,92%.
14
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Tabel 3.5. Proporsi Penduduk Bekerja menurut Sektor, Tingkat Pendidikan Tabel 3.7. Kontribusi Kabupaten/Kota terhadap Produk Domestik Regional Bruto Provinsi
dan Jenis Kelamin Tahun 2012 Kalimantan Timur Tahun 2009-2012 (dalam %)
Tingkat Pendidikan (dalam %) Jumlah Kabupaten/Kota 2009 2010 2011 2012
Sektor Sekolah Sekolah Penduduk
Tidak/Belum Sekolah Pendidikan Bekerja 4.75
Bekerja Lanjutan Tingkat Lanjutan Paser 3.92 4.65 4.77
Tamat SD Dasar Tinggi (jiwa)
Pertama Tingkat Atas Kutai Barat 2.32 2.41 2.31 2.38
Laki-laki Kutai Kartanegara 35.41 35.39 35.69 35.19
Primer 7.57 13.85 7.74 12.47 2.07 499,418 Kutai Timur 11.25 12.06 13.09 13.37
Sekunder 1.46 3.19 3.48 7.14 0.55 180,833 Berau 2.74 2.85 2.75 2.87
Tersier 2.27 5.56 6.92 18.19 7.53 462,409 Penajam Paser Utara 1.01 1.03 1.10 1.09
Perempuan Balikpapan 14.35 14.48 12.92 12.55
Primer 8.39 10.76 3.10 2.48 0.86 122,057 Samarinda 8.28 8.34 9.61 9.55
Sekunder 0.54 1.06 1.46 2.16 0.46 27,060 Bontang 20.70 18.80 17.75 18.25
Tersier 7.68 12.55 10.76 23.35 14.38 327,841 Sumber: Kalimantan Timur dalam Angka 2013
Total
Primer 7.81 12.94 6.38 9.53 1.71 621,475
207,893 Sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah, komoditas perkebunan yang dikembangkan
Sekunder 1.19 2.56 2.88 5.67 0.52
Tersier 3.86 7.62 8.05 19.71 9.55 790,250 di Kalimantan Timur adalah karet dan Kelapa Sawit. Pada tahun 2012, Provinsi Kalimantan
Timur menyumbangkan produksi kelapa sawit sebesar 4% dari produksi nasional. Produksi
Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2013 karet terbesar berasal dari Kutai Barat, sementara produksi kelapa sawit berasal dari Kutai
Timur. Perkebunan rakyat memberikan kontribusi sebesar 90% terhadap produksi karet di
3.1.4 Perekonomian Kalimantan Timur sementara produksi kelapa sawit hanya sebesar 20,59%.
Kegiatan perekonomian di Kalimantan Timur tergambar dalam Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Provinsi Kalimantan Timur. Pada tahun 2012, PDRB Kalimantan Timur sebesar Tabel 3.8. Luas Lahan dan Produksi Komoditas Karet dan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan
419,101 triliun rupiah yang mendapatkan sumbangan terbesar dari sektor pertambangan dan Timur menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
penggalian sebesar 47,44%. Kontribusi besar lainnya disumbangkan oleh sektor industri Luas lahan (Ha) Produksi (ton)
pengolahan sebesar 23,50%. Peran minyak dan gas bumi dalam kedua sektor tersebut cukup Kabupaten/Kota Kelapa Sawit
Karet Kelapa Sawit Karet
besar dalam pembentukan PDRB Kalimantan Timur yaitu sebesar 34,94%. Menurun bila Paser 12,695 157,116 10,272 1,004,545
dibandingkan dengan kontribusi migas pada tahun 2010 yang mencapai 40,80%. Apabila Kutai Barat 35,757 58,818 45,141 151,317
melihat laju pertumbuhannya, sektor-sektor tersier menunjukkan laju pertumbuhan yang tinggi di Kutai Kartanegara 15,415 171,041 8,965 473,636
atas 10%, jauh di atas laju pertumbuhan rata-rata sebesar 3,98%. Namun sektor industri Kutai Timur 8,211 307,368 1,755 2,498,530
pengolahan menunjukkan laju pertumbuhan yang melambat dalam kurun waktu 2009-2012. Berau 2,414 80,183 693 615,862
Penajam Paser Utara 10,593 48,595 4,903 471,882
Tabel 3.6. Kontribusi dan Laju Pertumbuhan Sektor Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Balikpapan 4,187 10 4,896 -
Perkembangan produksi batubara misalnya, sejak tahun 2004 terus meningkat setiap 3. .6 Transportasi
tahunnya dan pada tahun 2012 produksi batubara telah mencapai 216.669.424 ton
meningkat sampai 4,13 % dibanding tahun 2011. A. Transportasi Darat
Produksi pengilangan minyak untuk bahan bakar minyak premium pada tahun 2012 Jaringan jalan provinsi Kalimantan Timur saat ini mencapai 8.189,78 Km, baik yang
mengalami kenaikan disbanding tahun sebelumnya dari 14,28 juta barrel menjadi 14,34 juta dibangun Pemerintah Pusat, Pemerintah provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota.
barrel, sedangkan produksi minyak tanah mengalami penurunan dari 7,37 juta barrel Sedangkan rasio panjang jalan terhadap luas wilayah adalah sebesar 52,53 Km per 1000
menjadi 6,99 juta barrel. Km2. Jaringan jalan lintas Kalimantan di Wilayah Kalimantan Timur dapat dikelompokan
menjadi tiga poros yaitu :
B. Perdagangan Poros Selatan :
Perdagangan luar negeri merupakan sektor ekonomi yang sangat berperan dalam menghubungkan kawasan Kalimantan Selatan - Batu Aji/Kerang Dayu - Tanah Grogot -
menunjang pembangunan ekonomi Indonesia pada umumnya dan Kalimantan Timur pada Kuaro - Penajam - Balikpapan - Samarinda - Bontang - Sangatta - Muara Wahau - Tanjung
khususnya. Dari kegiatan ekspor dapat diperoleh devisa yang merupakan salah satu Redep - Tanjung Selor.
sumberdana untuk pembangunan, sementara dari kegiatan impor dapat diperoleh bahan Poros Tengah :
baku dan barang modal yang diperlukan dalam pembangunan. menghubungkan kawasan Samarinda - Tenggarong - Kota Bangun - Melak - Barong
Definisi ekspor adalah pengiriman barang dagangan keluar negeri melalui pelabuhan Tongkok - Kalimantan Tengah.
diseluruh wilayah Republik Indonesia, baik bersifat komersial maupun bukan komersial. Poros Utara :
Sedangkan yang dimaksudkan Impor adalah pengiriman barang dagangan dari luar negeri menghubungkan kawasan Samarinda - Sangatta - Muara Wahau - Berau - Bulungan,
ke pelabuhan di seluruh wilayah Indonesia kecuali wilayah bebas yang dianggap luar negeri, jaringan jalan ini tengah di upayakan untuk mencapai kabupaten Malinau dan Nunukan.
yang bersifat komersial maupun bukan komersial.
Nilai ekspor adalah nilai transaksi barang ekspor sampai diatas kapal pelabuhan muat B. Transportasi Udara
dalam keadaan free on board ( f.o.b), sedangkan nilai impor adalah nilai transaksi barang Di provinsi yang memiliki daerah-daerah pengeboran minyak, batubara dan lain-lain,
dagangan yang diimpor dari luar negeri dalam keadaan cost, insurance, and freight. mobilitas antar daerah terutama untuk tujuan Jakarta sangatlah tinggi. Di Kalimantan Timur
terdapat 53 buah Pelabuhan Udara, satu diantaranya adalah Bandara Internasional
Perkembangan nilai ekspor Kalimantan Timur tahun 2009 - 2012 : Sepinggan di Balikpapan dan 15 buah berstatus domestik, selebihnya berstatus perintis.
2009 : US$ 18,92 milyar
2010 :US$ 25,12 milyar C. Transportasi Laut dan Sungai
2011 : US$ 37,97 milyar 1. Transportasi Laut
2012 : US$ 33,79 milyar Transportasi Laut di Kalimantan Timur hingga saat ini masih mendominasi orang dan
barang, terlebih untuk angkutan barang antar pulau serta ekspor dan impor. Setidaknya
Besarnya nilai ekspor Kalimantan Timur bila diamati dari pelabuhan muat, maka total nilai ada 15 pelabuhan laut.
ekspor di Pelabuhan Bontang mencapai US$ 13,58 milyar dan masih merupakan pelabuhan 2. Transportasi Sungai
terbesar untuk mengekspor barang-barang Kalimantan Timur ke luar negeri, sedangkan Sistem transportasi sungai ini berkembang di sepanjang sungai Mahakam hingga ke
peringkat kedua tahun 2012 adalah Pelabuhan Samarinda dengan nilai ekspor sebesar US$ hulu, yang menghubungkan daerah pantai Kabupaten Kutai Kartanegara, Tenggarong
6,03 milyar. hingga pedalaman Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kabupaten Kutai Barat. Sungai-
sungai lain yang digunakan sebagai sarana transportasi adalah Sungai Sangatta, Sungai
Perkembangan nilai Impor Kalimantan Timur tahun 2009 - 2012 : Bengalon, Sungai Kandilo dan Sungai Telake. Di Kaltim bagian Utara terdapat terdapat
2009 : US$ 4,88 milyar Sungai Kelay dan Sungai Sengah yang menghubungkan Tanjung Reded ke daerah
2010 : US$ 6,27 milyar pedalaman di kabupaten Berau.
2011 : US$ 7,22 milyar Sungai Kayan, Sungai Sesayap dan Sungai Sembakung menghubungkan daerah pantai
2012 : US$ 8,14 milyar dengan daerah-daerah pedalaman masing-masing di Kabupaten Bulungan, Malinau dan
Nunukan
Golongan barang impor Kalimantan Timur sebagian besar adalah Minyak dan Gas,
peningkatan impor migas selalu lebih besar dari non migas, pada tahun 2012 impor migas
Kalimantan Timur mencapai 65,55 persen dari total impor. Kalimantan Timur pada beberapa
tahun terakhir selain sebagai peng-ekspor migas juga meng-impor migas dalam jumlah yang
semakin besar setiap tahunnya.
16
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
v.
V--'-
. *•>*
J</ *
MlM M I
.iiv iv r iK iia n
iiAtxrr
& W 3 A T T A ~~|
T A lV j-JO -AJT j
•* ‘ V ‘
*
Gambar 3.2. Peta Pelabuhan yang ada di Provinsi Kalimantan Timur Menurut KP 414 Tentang
Rencana Induk Pelabuhan Nasional
17
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Wilayah Kutai Timur terdiri dari daratan dan perairan, yang mana untuk wilayah daratan
tidak terlepas dari gugusan gunung/pegunungan yang jumlahnya sekitar 8 (delapan)
gunung dan yang tertinggi adalah Gunung Menyapa dengan ketinggian mencapai 2000 m.
Sedangkan wilayah perairan berupa laut/pantai, sungai dan danau, untuk sungai terdapat
diseluruh kecamatan namun yang terpanjang adalah Sungai Kedang Kepala yang terletak di
Kecamatan Muara Wahau dengan panjang 319 km, hal ini berbeda dengan danau yang
hanya terdapat di Kecamatan Mura Bengkal yaitu Danau Ngayau dan Danau Karangan.
Saat ini di Kabupaten Kutai Timur terdapat 18 (delapan belas) kecamatan yang
sebelumnya hanya terdiri dari 11 (sebelas) kecamatan
Tabel 3.9.
Luas Kabupaten Kutai Timur Menurut Kecamatan
18
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
3.2.3 Penduduk Dan Tenaga Kerja Tabel 3.11. Jumlah Tenaga Kerja Kabupaten Kutai Timur
Tahun 2009-2012
A. Penduduk
Pada tahun 2012, jumlah penduduk di Kabupaten Kutai Timur mencapai 285.743 jiwa yang Tahun
Ur ai an
terdiri dari 155.408 laki-laki dan 130.335 perempuan. Sebaran penduduk cenderung 2009 2010 2011 2012
memusat di Kecamatan Sangatta Utara (28,23 % dari jumlah penduduk Kabupaten Kutai Penduduk Usia 15+ 136 549 177 158 182 922 191 241
Timur) dengan kepadatan penduduk sebanyak 64 orang per km2. - Angkatan Kerja 83 387 121 630 128 874 125 523
Bekerja 71 218 106 174 116 742 117 380
Tabel 3.10. Jumlah, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2012
menurut Kecamatan Mencari
Kerja/Penganggur 12 169 15 456 12 132 8 143
Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan Laju Pertumbuhan Bukan Angkatan Kerja 53 162 55 528 54 048 65 718
Wilayah Laki- Penduduk Penduduk 2000-2010 TPAK 61,07 68,66 70,45 65,64
laki Perempuan Total (Jiwa/km2) (%)
TPT 14,59 12,71 9,41 6,49
Muara Ancalong 7,337 6,647 13,984 5 2.20 TKK 85,41 87,29 90,59 93,51
Busang 2,583 2,252 4,835 1 0.52 Bekerja
Long Mesangat 2,538 2,213 4,751 9 -0.99 Pertanian 39 832 57 480 60 470 62 028
Muara Wahau 9,668 7,919 17,587 3 2.13 Pertambangan 8 801 13 570 15 233 16 130
Telen 3,532 2,913 6,445 2 3.23 Industri Pengolahan 2 745 2 557 1 725 1 133
Kombeng 9,441 8,031 17,472 30 2.99 Listrik, Gas & Air Bersih 72 1 011 - -
Muara Bengkal 6,607 6,058 12,665 8 1.82 Bangunan 2 239 2 172 4 343 4 753
Batu Ampar 2,470 2,226 4,696 23 -5.25 Perdag., Hotel & Rest. 6 375 13 047 18 465 14 485
Sangatta Utara 44,374 36,279 80,653 64 10.75 Angkutan & Komunikasi 2 521 2 399 2 779 2 850
Bengalon 13,894 11,477 25,371 8 14.22 Keuangan 939 1 487 1 130 1 526
Teluk Pandan 7,326 6,320 13,646 16 10.89 Jasa-jasa 8414 12 451 12 597 14 475
Sangatta Selatan 10,959 9,378 20,337 12 4.26 Sumber .Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, Tahun 2013
Rantau Pulung 4,367 3,684 8,051 56 0.86
Sangkulirang 9,793 8,294 18,087 5 3.35
Kaliorang 4,772 4,168 8,940 20 3.88
Sandaran 3,948 3,311 7,259 2 3.64
Kaubun 5,950 4,805 10,755 42 5.19
Karangan 5,849 4,360 10,209 3 4.85
Kutai Timur 155,408 130,335 285,743 8 5.35
Sumber: Kutai Timur dalam Angka 2013
B. Tenaga Kerja
Selama kurun waktu 2011 sampai 2012, angkatan kerja di Kutai Timur menurun
sebanyak 3.351 orang dari 128.874 orang menjadi 125.523 orang. TPAK Kabupaten
Kutai Timur pada tahun 2012 sebesar 65,64 persen, mengalami penurunan sebesar
4,81 persen dibandingkan dengan kondisi tahun 2011.
Menurut Jenis Kelamin terlihat bahwa TPAK laki-laki selalu lebih tinggi dibanding
TPAK Perempuan. Tahun 2011 TPAK laki-laki sebesar 93,05 persen dan 2012 Gambar 3.4. Grafik Persentase Pendudk 15 Tahun keatas
menjadi 88,03 persen. Menurut Kegiatannya Tahun 2012
19
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Kutai Timur. Sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan perkembangan yang A. Potensi Minyak, Gas dan Pertambangan Umum:
mengesankan pada tahun 2012 dengan laju pertumbuhan sebesar 27,34%. 1. Minyak Bumi dan Gas
Luas daerah eksplorasi minyak bumi terdapat d i:
Tabel 3.12. Kontribusi dan Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2010-2012 ■ Sangatta : 6.000 ha
menurut Sektor ■ Sangkulirang : 12.000 ha
Luas daerah eksplorasi gas bumi:
■ Wilayah Bengalon : 20.000 ha
■ Wilayah Tl. Golok Sangkulirang : 11.000 ha
■ Wilayah Pulau Miang Besar : 8.000 ha
2. Emas
Di wilayah Sungai Pesab di Kongbeng, Sungai Telen di Telen, Sungai Marah di Telen
dan Sungai Sangatta di Sangatta.
Di wilayah Sungai Kelinjau dan Sungai Atan di Kecamatan Muara Ancalong disekitar
Mekar Baru Kecamatan Busang (eks. Bre-X)
3. Besi
Besi ditemukan di sekitar Kaliorang dengan cadangan diperkirakan sekitar 19.700.000
ton, dan Kecamatan Sangkulirang dengan cadangan 52.500.000 ton berdasarkan hasil
analisis kimia Fe (51,24%) dan Fe203 (39,56%).
4. Batu Gamping
Terdapat di sekitar Gunung Sekerat Kecamatan Kaliorang dengan areal 21 ribu Ha
dengan cadangan sekitar 18,6 Milyarton, dan cocok untuk bahan baku industri semen.
5. Lempung
Sumber: Kutai Timur dalam Angka 2013 Cadangan lempung sebesar 1 Milyar ton terdapat di Kecamatan Sangkulirang Cocok
untuk bahan baku industri keramik dan campuran semen.
Kabupaten Kutai Timur merupakan penyumbang terbesar produksi komoditas kelapa sawit di 6. Gipsum
Kalimantan Timur. Pada tahun 2012, Kutai Timur memberikan kontribusi sebesar 47,86% dari Cadangan gipsum ditemukan di Sungai Sekerat Kecamatan Kaliorang dan Sungai
total produksi kelapa sawit Kalimantan Timur. Berdasarkan kecamatan, produksi kelapa sawit Bengalon. Total cadangan sekitar 12 juta Ton. Bahan gipsum diperlukan untuk semen,
terbesar berasal dari Kecamatan Muara Wahau, sebesar 43,55% dari total produksi kelapa keramik, farmasi dll
sawit di Kutai Timur.
B. Sektor Pertambangan Umum
Tabel 3.13. Luas Lahan dan Produksi Kelapa Sawit di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2012 Kabupaten Kutai Timur mempunyai potensi sumber daya alam yang besar, baik berupa
menurut Kecamatan bahan tambang maupun hutan, bahan tambang berupa batu bara merupakan salah satu
komoditas yang menonjol dimana batu bara merupakan salah satu komoditas yang
Kecamatan Luas Lahan Produksi menonjol dimana batu bara tersebut dijumpai pada formasi-formasi yang sebagian besar
(Ha) (Ton) terdapat pada bagian utara ke arah tengah timur kabupaten.
1 Muara Ancalong 15,363.79 Sedangkan bahan tambang berupa emas penyebaran depositnya terdapat di wilayah
2 Busang 5,180.81 841.06 pedalaman pada morfologi pegunungan di sekitar hulu sungai Telen (Muara Wahau), sungai
3 Long Mesangat 4,263.20 1,263.69
Marah, dan wilayah muara Ancalong. Diperkirakan deposit emas akan banyak ditemukan di
4 Muara Wahau 49,620.33 983,971.28
5 Kombeng 14,961.79 187,373.03 daerah pegunungan bagian tengah ke arah barat sampai selatan (daerah sepanjang DAS
6 Telen 7,773.00 311,080.52 Telen dan DAS Kelinjau).
7 Muara Bengkal - 111,654.53
8 Batu Ampar - -
C. Sektor Pertanian Dan Perkebunan
9 Sangatta Utara 32,115.32 - Kabupaten Kutai Timur mempunyai potensi pertanian yang sangat besar untuk
10 Bengalon - 61,888.03 dikembangkan. Luas lahan yang besar serta banyaknya jumlah penduduk yang bekerja
11 Teluk Pandan - - pada sektor pertanian merupakan modal dasar.
12 Sangatta Selatan 5,296.58 - Pada sub sektor perkebunan, kabupaten Kutai Timur mempunyai potensi yang besar
13 Rantau Pulung 17,038.53 - terutama untuk kawasan Sangkulirang, Muara Wahau sebagai sub sektor unggulan.
14 Sangkulirang 7,377.31 141,645.70 Peluang investasi di bidang ini antara lain:
15 Kaliorang 16,791.65 -
20
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Lahan Basah : Tabel 3.14. Data Pelabuhan Laut/Sungai di Kabupaten Kutai Timur
Luas area yang sesuai untuk padi, kacang-kacangan, dan jagung tersedia 7.261 ha.
Kabupaten Kutai Timur memiliki potensi 1.307.360 ha lahan perkebunan untuk No Nama Pelabuhan Kota Status
dikembangkan, dan paling tidak 500.000 ha akan segera direalisasikan. 1. Dermaga Ronggang Kecamatan Sangkulirang Dermaga Milik Pemerintah
D. Sektor Kehutanan 2. Dermaga Benua Baru Kecamatan Sangkulirang Dermaga Milik Pemerintah
Kabupaten Kutai Timur mempunyai sumber daya hutan yang cukup besar yaitu seluas 3. Dermaga Sangkulirang 1 Kecamatan Sangkulirang Dermaga Milik Pemerintah
2.784.024 ha, dengan rincian sebagi berikut: 4. Dermaga Sangkulirang 2 Kecamatan Sangkulirang Dermaga Milik Pemerintah
Hutan produksi 1.115.477 ha 5. Dermaga Susuk Tengah Kecamatan Sandaran Dermaga Milik Pemerintah
Hutan lindung 211.053 ha 6. Dermaga Susuk Luar Kecamatan Sandaran Dermaga Milik Pemerintah
Hutan wisata 198.528 ha 7. Dermaga Karangan Hilir Kecamatan Karangan Dermaga Milik Pemerintah
Hutan konversi 1.038.966 ha 8. Dermaga Karangan
Dalam Kecamatan Karangan Dermaga Milik Pemerintah
Diversifikasi usaha yang dapat dikembangkan dari sektor kehutanan ini antara lain:
■ Industri plywood 9. Dermaga Jaipdan Kecamatan Muara Wahau Dermaga Milik Pemerintah
10. Dermaga Long Wehea Kecamatan Muara Wahau Dermaga Milik Pemerintah
■ Industri moulding
11. Dermaga Telen Kecamatan Telen Dermaga Milik Pemerintah
■ Industri kayu olahan
12. Dermaga Batu Ampar Kecamatan Batu Ampar Dermaga Milik Pemerintah
13. Dermaga Long
3.2.5 Data Jaringan Transportasi Wilayah Mesangat Kecamatan Long Mesangat Dermaga Milik Pemerintah
14. Dermaga Muara Bengkal Kecamatan Muara Bengkal Dermaga Milik Pemerintah
A. Transportasi Darat 15. Dermaga Muara Kecamatan Muara
Jalan sebagai prasarana transportasi darat merupakan prasarana pengangkutan yang Ancalong Dermaga Milik Pemerintah
Ancalong
penting untuk memperlancar kegitan perekonomian. Makin meningkatnya usaha 16. Dermaga Busang Kecamatan Busang Dermaga Milik Pemerintah
pembangunan menuntut pula peningkatan pembangunan jalan guna memudahkan 17. Pelabuhan Sangkimah
Pertamina Sangatta selatan Pelabuhan milik pemerintah
mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari suatu daerah ke daerah
lain. 18. Pelabuhan Laut Maloy Kecamatan kaliorang Pelabuhan diusahakan
19. PT. Kaltim Prima Coal
Tanjung Bara Kec.sangata Pelabuhan milik swasta
Panjang jalan di Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2012 mencapai 1.105,76 dengan
jenis permukaan jalan aspal 186 km, kerikil 727 km dan tanah 180,76 km dengan 20. PT. Damanka Prima
Coal Kec.sangata Pelabuhan milik swasta
kondisi baik sepanjang 315,00 km, kondisi sedang sepanjang 383,00 kondisi rusak
ringan 217,00 km dan rusak berat 167,76 km. 21. PT. Trans Kutai Bahari Desa muara bengalon Pelabuhan milik swasta
22. PT. Etam Bersama
Lestari Desa pelawan Pelabuhan milik swasta
B. Transportasi Udara 23. Desa senyiur kec.muara
Saat ini, transportasi melalui udara sangat memegang peranan penting. Di Kabupaten PT. Indonesia Pratama Pelabuhan milik swasta
ancalong
Kutai Timur terdapat 1 pelabuhan udara, Bandar Udara Swarga Bara, pada tahun 24. Desa senyiur kec.muara
2012 memberangkatkan penumpang sebanyak 1.460 penumpang dan menurunkan 1.490 PT. Bara Sejati Pelabuhan milik swasta
ancalong
penumpang. 25. Desa muara selangkau
PT. Indexim Coalindo Pelabuhan milik swasta
kec.kaliurang
C. Transportasi Laut 26. PT. Tambang Batu Bara Muara bengalon
Harum Pelabuhan milik swasta
Selain Transporsportasi darat dan udara, transportasi laut merupakan transportasi sangat kec. bengalon
penting, terutama untuk menggankut hasil tambang yang merupakan komuditas unggulan di 27. Pt.indonesia plantation Desa bual
sinergi Pelabuhan milik swasta
Kabupaten Kutai Timur. Disamping untuk angkutan penumpang, khususnya di daerah bualkec.sangkulirang
pedalaman yang belum terjangkau trasportasi darat dan udara. Berikut data Pelabahan 28. Desa manubar
Pt.sinergi agro industri Pelabuhan milik swasta
Laut/Sungai di kabupaten Kutai Timur kec.sandaran
29. Desa senyiur kec.muara
Pt.kutai samudra Pelabuhan milik swasta
ancalong
Sumber :Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kutai Timur
21
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
4. KONDISI PELABUHAN
4.1. LETAK LOKASI PELABUHAN SANGATTA
ro
*-■
<D Pelabuhan Sangatta ini, secara administratif berada di wilayah :
•S? ro ci 'cr CL
Desa : Kenyamukan
ta
cr*
-d
ZD
CO ta d C
'>
CO
CT> XI
JO
to
"O
c:
E a> a.
E
>•
‘t ja Kecamatan : Sangatta Utara
C. c=
ca 3 CD 03 a» o
CO
<D 2
ta
*5. Kabupaten : Kutai Timur
Q-
CO CO H - h-
ZB E
-
CO Propinsi : Kalimantan Timur
I
. * v
% -O
a> Secara geografis Posisi Dermaga eksisting / Pelabuhan Sangatta berada pada koordinat 00° 28’
CC
21,0” LU dan 117° 36’ 44,6” BT.
•v 'V S V V O
22
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Berdasarkan kemiripan pola antara data pasang surut dengan data hasil peramalan maka
DESKRIPSI DESKRIPSI
digunakan data elevasi muka air hasil peramalan selama 18 tahun untuk menentukan
BENCH MARK / BM
KODE /NOMOR BU 01
BENCH M AR K / BM
KODE/NOMOR : BM 02
elevasi muka air acuan dan elevasi penting. Elevasi penting yang diperoleh dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.2. Elevasi Penting Dari hasil Peramalan 18 tahun Berdasarkan LWS
Highest Water Spring (HWS) 255,63 cm
Mean High Water Spring (MHWS) 174,43 cm
Mean High Water Level (MHWL) 157,29 cm
Mean Sea Level (MSL) 132,82 cm
Mean Low Water Level (MLWL) 108,34 cm
Mean Low Water Spring (MLWS) 91,20 cm
Lowest Water Spring (LWS) 0,00 cm
KO OR DINAT DAN ELEV ASI (meter) KO ORDINAT DAN ELEV ASI (meter) Ke te ra ng an : Sifat Pasang S urut: Sifat pasang surut dapat ditentukan berdasarkan faktor bentuk F (form
A b s ts (X) O rd in a l (Y) E le v a s i (Z)
BM 1 terletak dI tanggul i^ung
A b s is (X) O rd in a l (Y) E le va si (Z)
BM.1 terfstak di Unggul Hung
number) yang merupakan perbandingan amplitudo komponen-komponen utama pasang
Causeway sisi selatan Causeway sisi utara
♦ 2,540 LWS 566841.363 52294.976 ♦ 2,370 LWS
surut harian tunggal dan pasang surut harian ganda, dan dinyatakan sebagai:
23
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Kapasitas :2,5Ton/m 2
Bollar : 35 ton
Fender type V : 500H-250L
Gambar 4.3. Grafik Hasil ngukuran Arus Pelabuhan Sangatta-Provinsi Kalimatan Timur 3 CAUSEWAY Panjang : 510 m Pasangan Batu Kosong, pada Masih dalam
Lebar : 8 m sayap diperkuat pasangan pelaksanaan
batu Kali. Rencana monstruksi
4.4.3 Gelombang Perkerasan Beton
Kapasitas :1,5Ton/m 2
Berdasarkan data yang diperoleh baik dari BMKG maupun hasil pengamatan. Ada beberapa
besaran gelombang yang diketahui untuk perairan di depan Pelabuhan Sangatta yaitu : 4 LAHAN DARAT TALUD Pasangan Batu Kosong, pada Direncanakan akan
■ Gelombang Signifikan Panjang : 200 m sayap diperkuat pasangan direklamasi seluas 4
Hs = 0 ,5 -0 ,7 5 m Baru direklamasi seluas batu Kali ha atau 40.000 m2,
arah = Utara-Selatan (Berbalik arah berdasarkan musim) 50 m x 50 m Dengan material urugan dan pemda
■ Gelombang Maksimum pilihan menyiapkan lahan
Hmax = 1,25 - 1,5 m pengembangan
arah = Barat - Timur (Berbalik arah berdasarkan musim) seluas 25 ha.
■ Swell
Hswell = 0 ,5 -0 ,7 5 m
arah = Barat - Timur (Berbalik arah berdasarkan musim)
24
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
NAMA GAMBAR
P E T A E K S IS T IN G
KAW ASAN PELABUHAN SAN GATTA
LEGENDA
Y-52.900
3 c n Causeway
Panjanq. 510 m f»c-«■**»•Out* L»-<
Lebar: 12 m
3 «JL 1>4
8 , U J*9 * r , i * L t y e * fH W £ !Q i. J22Wi K*
7=52.600''
I! ,KJCAHEAI S3rr.f v ro.**o>»*r * 4
n.-, .s
u
-i * \ •s
k
» Y=52.500
*
YV
JM
DAFTAR KOORDINAT DAN ELEVASI
X (r n ) Y (m ) l ( LW S )
8 ** BM 560 832,239 62 746.702
•2,540 m
01 0 0 -2 8 2 1 .0 -L U 117- 3 6 -0 2 . r B T
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
PETA ORIENTASI:
LOKASI
PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
NTS
4.6. DATA PELABUHAN KHUSUS ( PELSUS ) / DUKS DI WILAYAH KERJA KANTOR © a <*c*
_. 11/22/2013 12 pm
PELABUHAN SANGATTA IT j
6/2014
3 Pelabuhan Khusus Lubuk Tutung. Kutai Tm ur, Katm Pertambangan Batu Bara 2004 / 2005 Internasional/ Menteri Perhubungan Dk.Jen HubLa Menteri Perhubungan 125 Km Tersus Pertamina EP Sangatta Teluk Lombok$
Batubara PT, Kpc - Desa Sekerat Nasional/ KP. 249/204 KP 421 Tahun 2006
•Kec. Bengalon Lokal Tgl 14 07 2004
B XXV.705PP.72
Tgl. 25.10 2004 Tgl. 26.122006 \ _
- Tt3< Koorrfinat Geograf:
00®45'I8,1845’ LU - 1 17®45‘0 ,40' BT
-Peta Nom or: 37
4 Pelabuhan Khusus Lubuk Tutung, Kutai Tm ur. Kabn Pertambangan Batu Bara 2004 Internasional/ Menteri Perhubungan DtJen HubLa Keputusan Menteri Perhubungan 100 Km
’ T Perkasa Inakakerta •Desa Sekerat Nasional/ KP. 282 Tahun 2007 BXXXfV.46aPU60 KP. 511 Tahun 2009 \ im age Lan iisal 4 ***' *
Kec. Bengalon Lokal Tgl. 28 06.2007 Tgl 04 09.2008 Tgl 02.122009
Tibk KoorrSnat Geograf:
00t45‘S5,87, L U -I I W 5 ,46,72'BT
d 2 0 14 AlfiGIS (Ply) U d
© 2 0 1 4 Google
NOAA, U S Navy. NGA, GEBCO
C.ooolc earth*
Peta Nom or: 37
5 Pelabuhan Khusus Bengalon, Kutai Tm ur, Kaltim Pertambangan Batu Bara 2009 Nasional/ Keputusan Menteri Perhubungan Dalam Proses Pengajuan 80 Km
Gambar 4.5. Peta Lokasi Pelsus/DUKS Di Wilayah Kerja Kantor Pelabuhan Sangatta
’T. Trans Kutai Bahan' Muara Bengalon Lokal KP. 407 Tahun 2009 diDJPL
Kec. Bengalon Tgl 1505 2009
T f t Koordinat Geograf:
00°34‘39.6‘ LU -1 1 7°41'41,3’ BT
Peta Nomor: 37 4 .7 . S P E S IF IK A S I K A PA L
6 ’elabuhan Khusus lengakm. Kutai Tm ur, Kabm Pertambangan Batu Bara 2011 Nasional / Keputusan Menteri Perhubungan DtJenHubLa Dalam Proses 4 Kemenhub 50 Km
PT. Oamanka Prima Muara Bengalon Lokal KP. 393 Tahun 2011 BX.517/PP.0O8 Berikut , spesifikasi dari jenis kapal terbesar yang direncanakan melakukan aktifitas bongkar
Kec. Bengalon Tgl. 0905 2011 Tgl 0509.2011
Titik Koordinat Geograf: muat di terminal-terminal pelabuhan Sangatta :
C0°35‘2,0' LU - 1 17°402,l’ BT
PetaNcmor:37 Bobot Dimensi
Pola
7 Pelabuhan Khusus 3enga!oo, Kutai Tm ur, Kaltm Pertambangan Batu Bara 2012 Jasionai/ Keputusan Menteri Perhubungan Keputusan D iJen HubLa 80 Km No Nama Kapal Type Deadweiht Loa Breadth Draught
Trip GT
at. Hamm Muara Bengalon okal KP. 997 Tahun 2012 NO.BX-9tPP.008 (ton) (m) (m) (m)
Kec. Bengalon Tgl 17.102012 Tgl. 26.02201
TfirKoordiiat Geograf: Dermaga Khusus
00°36-2.0* LU - 117°4r2,r BT
Peta Nom or: 37 1 Pertamina Oil Tanker Liner 2965 3675 90 15.2 5.3
2 Tambang/CPO Crude Oil Tanker Tremper 3570 4409 107.63 15.53 6
Dermaga Khusus
3 Pelayaran Nasional Penumpang Liner 6022 127,5 17,68 5,4
4 Pelayaran Nasional Barang Tremper 1000 67 10,9 3,9
Tremper 3000 94 14,6 5,6
5 Pelayaran Rakyat Barang Campuran Tremper 500 51 10,2 2,9
6 Pelayaran Perintis Penumpang/Barang Tremper 500 51 10,2 2,9
4 .8 . D A TA SB N P
Fungsi keselamatan dan keamanan pelayaran dilaksanakan oleh Syahbandar, dalam
melaksanakan fungsi keselamatan dan keamanan pelayaran meliputi pelaksanaan,
pengawasan dan penegakan hukum dibidang angkutan di perairan, kepelabuhanan dan
perlindungan lingkungan maritim di pelabuhan. Syahbandar juga turut membantu pelaksanaan
pencarian dan penyelamatan di pelabuhan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang -
undangan.
Persyaratan keselamatan dan keamanan pelayaran meliputi:
a. Alur pelayaran;
b. Akolam pelabuhan;
c. Rencana penempatan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran;
d. Rencana arus kunjungan kapal.
26
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Aspek keselamatan pelayaran sangat erat hubungannya dengan kenavigasian yaitu kegiatan 4.10. KEGIATAN PELABUHAN
yang meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan sarana bantu navigasi pelayaran,
telekomunikasi pelayaran, hidrografi, alur dan perlintasan, pemanduan, penanganan kerangka 4.10.1. Arus Kunjungan Kapal, Barang di Pelabuhan Sangatta
kapal, salvage dan pekerjaan bawah air untuk kepentingan keselamatan pelayaran.
Aspek keselamatan pelayaran dibidang kenavigasian terdiri dari: Seperti telah di uraikan di atas Pelabuhan Sangatta , masih dalam tahap pelaksanaan
1. Sarana bantu navigasi pelayaran meliputi muara suar, pelampung suar dan lampu kontruksi. Belum ada aktifitas di pelabuhan Sangatta saat ini.
pelabuhan. Berdasarkan hasil survey dan wawancara dilapangan, distribusi barang dan penumpang lebih
2. Telekomunikasi pelayaran meliputi stasion radio pantai yang memberikan bantuan dominan menggunakan moda transportasi darat. Layanan transportasi barang dan penumpang
telekomunikasi dari darat ke kapal dan kapal ke darat dan dari kapal ke kapal. dari daerah hinterland yang bersifat lokal (antar kecamatan) selainn menggunakan transportasi
darat, juga menggunakan transportasi sungai.
Sarana bantu navigasi pelayaran adalah sarana yang dibangun atau terbentuk secara alami untuk distribusi barang - barang kebutuhan, dikarenakan di wilayah Sangatta belum memiliki
yang berada di luar kapal yang berfungsi membantu navigator dalam menentukan posisi pelabuhan umum maka distribusi barang dilakukan melalui jalan darat dimana barang - barang
dan/atau haluan kapal serta memberitahukan bahaya dan/atau rintangan pelayaran untuk yang masuk ke wilayah Kabupaten Kutai Timur masuk melalui pelabuhan Balikpapan,
kepentingan keselamatan berlayar. Samarinda dan Bontang. Hal tersebut menjadi salah satu kendala dalam kegiatan distribusi
Telekomunikasi pelayaran adalah setiap pemancaran, pengiriman atau penerimaan tiap jenis barang dimana biaya operasional menjadi besar, sehingga berakibat harga - harga barang
tanda, gambar, suara dan informasi dalam bentuk apapun melalui sistem kawat, optik, radio menjadi lebih tinggi.
atau sistem elektromagnetik lainnya dalam dinas bergerak pelayaran yang merupakan bagian
dari keselamatan pelayaran. Dibawah ini kami sampai data bongkar muat yang terdapat di Pelabuhan Sangatta seluruhnya
bersumber dari tersus - tersus yang tersebar pada wilayah kerja KUPP Kelas II Sangatta yang
Selain kedua aspek di atas, alur pelayaran dan keadaan kapal juga merupakan bagian yang didominasi oleh CPO dan Batubara
penting untuk kepentingan keselamatan pelayaran.
Tabel 4.6. Rekapitulasi Data Kunjungan Kapal & Bongkar Muat Barang
Berdasarkan pertimbangan teknis kenavigasian, lokasi atau bangunan tertentu di darat maupun Di Pelabuhan Sangatta 2009-2013
diperairan dapat dibebaskan dan/atau dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan sarana
bantu navigasi pelayaran dan telekomunikasi pelayaran. Jumlah Kapal Jumlah Barang (Ton)
Nantinya untuk keselamatan pelayaran di pelabuhan Sangatta akan di bangun /ditempatkan No Tahun Pelra Pely Dalam Negeri Pely.Luar Negeri Pely Dalam Negeri Pely.Luar Negeri
Sarana bantu navigasi pelayaran Unit GRT Unit GRT Unit GRT Bongkar Muat Import Export
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2009 365 16,826 1,108 3,157,669 616 22,081,138 926,047 41.285.614
4.9. BATAS WILAYAH KERJA UPP SANGATTA KELAS II DALAM DLKP / DLKR 2 2010 214 10,358 920 3,228,100 594 23,056,721 968,481 42.592.658
3 2011 100 5,310 945 3,293,411 575 23,577,678 922,433 43.079.749
Berdasarkan Peta Laut No. 37 dan Peta Laut No. 67 dalam wilayah kerja Unit Pelaksana
4 2012 45 3,602 941 4,875,573 539 22,047,310 1,108,931 43.433.842
Pelabuhan kelas II Sangatta. 5 2013 35 1,086 875 4,728,175 598 27,992,771 247,335 62.205.168 812,237 46,705,163
Batas dari SELATAN ( Teluk Lombok ) ke UTARA ( Lubuk Tutung - Miang kecil) 759 37,182 4,759 19,282,934 2,922 118,755,618 4,173,227 232.597.031 812,237 46,705,163
Junlah Unit 138.084.198 236.770.258 47,517,400
1. Lokasi Tersus Pertamina EP Sangatta Teluk Lombok
G RT 138.084.198
00° 23' 06" LU - 117° 34' 04" BT
Sumber :KUPP Kelas II Sangatta
2. Lokasi Tersus PT. KPC Tanjungbara
00° 31' 45" LU - 117° 39' 40" BT 4.10.2. Layanan Kapal Penumpang Dan Barang Dari Dan Ke Pelabuhan Sangatta
3. Lokasi Tersus PT. Damanka Prima Ma. Sei. Bengalon Pada saat ini layanan kapal penumpang dan barang dari dan ke pelabuhan Sangatta Baik jalur
00° 35' 20" LU - 117° 40' 21" BT perintis pelayanan maupun PELNI Belum ada. Ada Jalur perintis dan PELNI yang sudah
melayani beberapa kota besar di sepanjang pantai Timur Kalimantan Seperti : Pelabuhan
4. Lokasi Tersus PT. Tambang Batubara Harum Ma. Sei Bengalon Balikpapan, Samarinda, Bontang, Nunukan , Tarakan, P. Sebatik dengan tujuan pulau Sulawesi
00° 35' 04,9" LU - 117° 40' 21,8" BT dan Pulau Jawa.
Dengan selesainya pembangunan Fasilitas Pelabuhan Sangatta, diharapkan Jalur Perintis
5. Lokasi Tersus PT. Trans Kutai Bahari Ma. Sei Bengalon maupun PELNI dapat singgah dan melayani Penumpang dan Barang dari dan Ke Pelabuhan
00° 34' 39,6" LU - 117° 41' 41,3" BT Sangatta.
6. Lokasi Tersus PT. KPC Lubuk Tutung Berikut Jalur Perintis dan PELNI yang beroperasi di sepanjang pantai timur Kalimantan :
00° 45’ 18.18" LU - 117° 45' 0.40" BT
A. Jalur PELNI
7. Lokasi Tersus PT. PIK Lubuk Tutung 1. KM. Dorolonda
00° 45' 55.87" LU - 117° 45' 46.72" BT (Route: Surabaya-Balikpapan-Pantoloan/Palu-Bitung/Manado-Ternate-Sorong-
Manokwari-Nabire-Serui-Jayapura.PP.)
Sumber :KUPP Kelas II Sangatta 2. KM. Dorolonda
(Route : Surabaya-Makassar-Pare-pare-Balikpapan-Pantoloan-Toli-toli-Tarakan-
Nunukan-Balikpapan-Pare-pare.PP)
27
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
M a m u ju -6 4 - P. A m b o - 3 6 - P. P o o n g p o o n g a n -6 4 - M a m u ju -6 7 - P a lip i
- 4 8 - B irin g k a s i - 1 2 0 - P o le w a li - 4 8 - PaHpi - 6 7 - M a m u ju - 1 2 5 - B o n ta n g
- 1 5 8 - P .M a ra tu a - 1 0 2 - P .N u n u k a n -2 0 - P .S e b a tik - 2 0 - P .N u n u k a n -
1 0 2 - P .M a ra tu a - 1 5 8 - B o n ta n g - 1 2 5 - M a m u ju
Pantoioan-Toli-toli-
U k u ra n K a p a l
Tarakan-Nunukan- P. POOf
Balikpapan-Pare-pare.PP.. K o n tra k to r
K o n tra k
1. Responden yang bekerja di instansi pemerintah baik mereka yang bekerja di instansi
Pemerintah Daerah Propinsi maupun Pemerintah Daerah kabupaten.
2. Responden yang bersentuhan langsung dengan kegiatan di Lokasi Pelabuhan Sangatta,
baik itu produsen barang, distributor, maupun para pekerja bongkar muat kapal.
28
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
D. Tranportasi
Untuk menuju ke lokasi Pelabuhan belum ada akses jalan, pembangunan jalan masih
berlangsung dimana pemerintah daerah sedang melakukan pembetonan jalan menuju lokasi
Pelabuhan
29
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
5.3.1. Kependudukan
Pertumbuhan dan konsentrasi penduduk merupakan faktor penting dalam memprediksi
pergerakan manusia maupun perkiraan kebutuhan konsumsi barang-barang strategis. Pada
tahun 2012, penduduk hinterland Pelabuhan Sangatta berjumlah 125.017 orang, terdiri dari
68.285 orang laki-laki dan 56.732 orang perempuan. Dari total penduduk tersebut, 64,51%
diantaranya tinggal di Kecamatan Sangatta Utara, sedangkan Kecamatan Batu Ampar memiliki
jumlah penduduk paling sedikit (3,76% dari total jumlah penduduk).
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, laju pertumbuhan penduduk (LPP) hinterland
Pelabuhan Sangatta selama tahun 2000-2010 sebesar 6,43%. Tingginya LPP tersebut
disumbangkan oleh LPP Sangatta Utara, sebesar 10,75%, yang menjadi pusat pemerintahan
dan kegiatan perekonomian di Kabupaten Kutai Timur. Dengan asumsi PT Kaltim Prima Coal
masih terus berkembang, laju pertumbuhan penduduk di Sangatta Utara tetap tinggi, sehingga
diproyeksikan bahwa pertumbuhan penduduk di hinterland Pelabuhan Sangatta berada dalam
kisaran 3% setiap tahunnya.
Tabel 5.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Hinterland Pelabuhan Sangatta
Tahun 2015-2035
Jumlah Jumlah
Tahun Penduduk Tahun Penduduk
(Jiwa) (Jiwa)
2015 140,855 2026 199,859
2016 145,408 2027 206,318
2017 150,107 2028 212,985
2018 154,958 2029 219,869
2019 159,966 2030 226,975
2020 165,136 2031 234,310
2021 170,473 2032 241,882
2022 175,982 2033 249,700
2023 181,669 2034 257,769
2024 187,541 2035 266,100
2025 193,602
Gambar 5.1 Peta Hinterland Pelabuhan Sangata
Sumber: Hasil olahan, 2014
30
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
{
2033 3,511.34 9,395.88 4,162.34
100
2034 4,306.77 11,189.64 4,335.34
50
2035 5,282.39 13,325.85 4,515.52
Sumber: Data Olahan, 2014
tahun
■ Jumlah Penduduk
Gambar 5.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Hinterland Pelabuhan Sangatta Tahun 2015-2035
31
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Selain itu, singgahnya kapal perintis dan kapal Pelni akan menambah jumlah arus barang,
i ii i i i i i i i
1
i i i i i i i i i 0 m i n 11111 11 i i 11
dengan jenis barang umum, di Pelabuhan Sangatta. Diasumsikan, pada tahun 2018, terdapat
dua kapal perintis berukuran 750 GT membawa arus muatan rata-rata sebanyak 30 ton/m3
setiap kunjungan dengan jumlah kunjungan sebanyak 22 kali selama satu tahun. Pada ■ Bongkar I Muat Bongkar B Muat
pengembangan jangka menengah, mulai tahun 2024, jumlah layanan kapal penumpang akan
bertambah, yaitu jalur perintis yang singgah di Pelabuhan Sangatta sebanyak 4 kapal, disertai
satu rute kapal Pelni yang memiliki jumlah kunjungan sebanyak 48 kali dalam setahun. Gambar 5.4 Proyeksi Arus Barang di Pelabuhan Sangatta Tahun 2018-2035
Pertumbuhan ekonomi di Kutai Timur diharapkan akan mendorong peningkatan jumlah muat
barang dari Kutai Timur untuk jenis barang umum dengan pertumbuhan sebesar 13,75% setiap
tahunnya, sementara bongkar barang diproyeksikan tumbuh sebesar 3,87% setiap tahunnya Dengan demikian, dalam kurun waktu tahun 2018-2035, arus total barang di Dermaga Pelra
dalam kurun waktu tahun 2018-2035.. Pelabuhan Sangatta diperkirakan akan tumbuh sebesar 5,71% setiap tahunnya, sementara total
barang di Dermaga Nusantara diproyeksikan tumbuh sebesar 6,86%.
Tabel 5.4 Tabel Proyeksi Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Sangatta
(dalam ton/m3) 5.6 PROYEKSI ARUS PENUMPANG
PT Kaltim Prima Coal (KPC) merupakan perusahaan pertambangan batubara terbesar di
Kabupaten Kutai Timur. Pada tahun 2013, jumlah pekerja pada perusahaan ini mencapai 5.000
Dermaga Pelra Dermaga vlusantara
Tahun orang karyawan tetap dan lebih dari 10.000 orang karyawan kontraktor. Sekitar 60% dari
Bongkar Muat Bongkar Muat pekerja tersebut berasal dari luar Kabupaten Kutai Timur. Selain KPC, terdapat empat
2018 11,876 2,753 1,072 248 perusahaan tambang lainnya yang memiliki komposisi pekerja yang hampir sama. Hal ini
2019 12,336 3,131 1,053 267 merupakan potensi arus penumpang transportasi laut di Pelabuhan Sangatta. Karena itu
proyeksi arus penumpang dalam kajian ini dilakukan berdasarkan perkembangan jumlah
2020 12,813 3,562 1,033 287
pekerja di sektor pertambangan Kabupaten Kutai Timur.
2021 13,309 4,051 1,012 308
Pada tahun 2012, jumlah pekerja sektor pertambangan di Kabupaten Kutai Timur mencapai
2022 13,824 4,608 990 330
jumlah 16.130 orang. Dalam kurun waktu tahun 2008 - 2012, jumlah pekerja tambang di
2023 14,359 5,242 967 353 Kabupaten Kutai Timur tumbuh sebesar 15,66% setiap tahunnya. Pertumbuhan tertinggi terjadi
2024 14,915 5,963 2,915 1,165 pada kurun waktu tahun 2009-2010 yang mencapai 67,92%.
2025 15,492 6,783 2,838 1,242
2026 16,091 7,715 2,758 1,322
2027 16,714 8,776 2,675 1,405
2028 17,361 9,983 2,590 1,490
32
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
33
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
34
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Fasilitas penunjang rencana peruntukan wilayah daratan meliputi diketahui opininya mengenai fasilitas dan pelayanan terminal yang mereka terima selama
a. kawasan perkantoran; ini. Dari wawancara dengan sebagian penumpang kapal cepat milik swasta yang
b. fasilitas pos dan telekomunikasi; menyangkut opininya tentang fasilitas dan pelayanan terminal penumpang, terekam bahwa
c. fasilitas pariwisata dan perhotelan; sebagian besar penumpang berpendapat bahwa fasilitas dan pelayanan penumpang cukup
d. instalasi air bersih, listrik, dan telekomunikasi; baik. Namun banyak penumpang yang menilai bahwa terminal penumpang kurang memadai
e. jaringan jalan dan rel kereta api; dalam hal kebersihan, kenyamanan dan keamanan seperti fasilitas tempat duduk untuk
f. jaringan air limbah, drainase, dan sampah; calon penumpang belum disediakan. Upaya peningkatan pelayanan yang harus dilakukan
g. areal pengembangan pelabuhan; adalah meningkatkan fasilitas, pelayanan dan keamanan terminal. Terungkap pula bahwa
h. tempat tunggu kendaraan bermotor; yang perlu ditingkatkan dalam hal fasilitas terminal adalah mengenai kebersihan dan
i. kawasan perdagangan; kelengkapan ruang tunggu berikut fasilitas tempat duduk.
j. kawasan industri; dan Secara umum pola pelayanan di terminal penumpang akan tetap berlangsung seperti
k. fasilitas umum lainnya. sekarang, tetapi dengan penataan Operasional yang memisahkan pelayanan penumpang
dari kegiatan pelayanan barang dan meningkatkan kelengkapan gedung terminal, maka
B. Rencana peruntukan wilayah perairan untuk Rencana Induk Pelabuhan laut disusun kenyamanan, kelancaran dan ketertiban dalam pelayanan penumpang dapat ditingkatkan.
berdasarkan kriteria kebutuhan:
l. fasilitas pokok; dan 6.4 KUNJUNGAN KAPAL HARIAN
2. fasilitas penunjang.
Setelah diketahui total jumlah kunjungan kapal tahunan, tidak kalah penting perlu diketahui pula
Fasilitas pokok rencana peruntukan wilayah perairan meliputi: kemungkinan kunjungan kapal harian. Jumlah kunjungan kapal harian rata-rata harian dapat
a. alur-pelayaran; diperoleh dengan membagi total Ship Call dengan total hari kerja pelabuhan. Namun demikian
b. perairan tempat labuh; sub bab ini akan membahas tanpa nilai maksimal kunjungan kapal harian dan beberapa nilai
c. kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal; probability yang dimiliki. Angka ini perlu diketahui untuk menentukan beberapa areal perairan
d. perairan tempat alih muat kapal; yang diperlukan bagi areal labuh, sebagai antrian bagi kapal untuk masuk ke pelabuhan.
e. perairan untuk kapal yang mengangkut
f. Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun (B3); Untuk itu akan mempergunakan distribusi poisin untuk mengetahui nilai kemungkinan jumlah
g. perairan untuk kegiatan karantina; kapal yang datang bersamaan di dalam suatu hari. Parameter yang menjadi masukan adalah
h. perairan alur penghubung intrapelabuhan; total kunjungan kapal tahunan, hasil kerja dan waktu kerja efektif setiap hari.
i. perairan pandu; danperairan untuk kapal pemerintah. Berikut, spesifikasi dari jenis kapal terbesar yang direncanakan melakukan aktifitas bongkar
Fasilitaspenunjang rencana peruntukan wilayah petairan meliputi: muat di terminal-terminal pelabuhan Sangatta :
a. perairan untuk pengembangan pelabuhan jangka panjang;
b. perairan untuk fasilitas pembangunan dan Tabel 6.1. Spesifikasi kapal terbesar yang beroperasi d iPelabuhan Sangatta
c. pemeliharaan kapal; Bobot Dimensi
d. perairan tempat uji coba kapal (percobaan berlayar); Pola
No Nama Kapal Type Deadweight Loa Breadth Draught
Trip GT
e. perairan tempat kapal mati; (ton) (m) (m) (m)
f. perairan untuk keperluan darurat; dan Dermaga Khusus
g. perairan untuk kegiatan kepariwisataan dan 1 Pertamina Oil Tanker Liner 2965 3675 90 15.2 5.3
h. perhotelan 2 Tambang/CPO Crude Oil Tanker Tremper 3570 4409 107.63 15.53 6
Dermaga Nusantara dan Pelayaran Ra <yat
RENCANA POLA OPERASIONAL PELABUHAN 3 Nusantara Penumpang Liner 6022 127,5 17,68 5,4
4 Nusantara Barang Tremper 1000 67 10,9 3,9
Secara umum kegiatan operasional Pelabuhan Sangatta dapat dibagi berdasarkan orientasi Tremper 3000 94 14,6 5,6
kebutuhan pelanggannya, yaitu : Operasional Pelayanan Kapal, Operasional Pelayanan 5 Pelayaran Rakyat Barang Campuran Tremper 500 51 10,2 2,9
Barang, Operasional Pelayanan Penumpang, dan Operasional Pelayanan Lainnya. 6 Pelayaran Perintis Penumpang/Barang Tremper 500 51 10,2 2,9
■ Operasional Pelayanan Kapal
Sumber: KantorKesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sangatta, 2014, diolah
Operasional Pelayanan Kapal di pelabuhan diantaranya meliputi kegiatan penyediaan kolam
labuh, pemanduan, penundaan, penambatan, suplai air bersih, suplai BBM (bunker),
penyediaan telepon dan reception facilities. Dalam menganalisis rencana lalu lintas kapal yang akan dilayani di dermaga Nusantara dan
Dermaga Pelra, asumsi yang digunakan yaitu :
■ Operasional Pelayanan Barang
a. Kapal-kapal Besar 1000 GT sampai 3000 GT General Cargo , Kapal Perintis dan dan
Sedangkan Operasional Pelayanan Barang, adalah meliputi kegiatan penyediaan dermaga,
Kapal Penumpang Pelni dilayani di dermaga Nusantara
penyediaan gudang dan lapangan penumpukan serta layanan bongkar - muat termasuk
b. kapal kecil/sedang dilayani di dermaga Pelra
penyediaan peralatan bongkar - muat.
c. Sedangkan untuk oil tanker, Cruide oil tanker dan Batu Bara akan di layani oleh TUKS
■ Operasional Pelayanan Penumpang setempat,
Operasional Pelayanan Penumpang yang disiapkan oleh Pelabuhan Sangatta adalah
dengan penyediaan bangunan terminal yang telah dilengkapi dengan ruang tunggu. Dari
hasil pengamatan lapangan dan wawancara langsung kepada para penumpang dapat
35
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Berikut kami sampaikan rencana arus barang, penumpang dan kunjungan kapal yang
bersandar di dermaga Nusantara dan dermaga Pelra. Perhitungan Pelayanan Kapal Pelabuhan Sangatta berdasarkan tahun proyeksi
pengembangan adalah sebagai berikut:
Tabel 6.2. Rencana Arus Barang dan Kunjungan Kapal di Dermaga Peria
Tahun 2019 2024 2034 Tabel 6.4. P e r h i t u n g a n P e l a y a n a n K a p a l P e l a b u h a n S a n g a t t a T a m n 2019
Barang (ton) 15,467 20,877 43,428 DERMAGA
No URAIAN RUMUS SATUAN
Kunjungan (call) 123 149 218 Nusantara PELRA
Ship Call per tahun (tahun Rencana 2019) unit 88.0 118.0
1 A
Berdasarkan Proyeksi
Sumber: Hasil Analisis 2 Rata Rata Ship Call Perbulan B B=A/12 unit 7.3 9.8
3 Maksimum Ship Call Perbulan C C=Bx1.25 unit 9.2 12.3
4 MaKsimum Ship Call Perhari D D=C/30 unit 0.3 0.4
43,428 Jumlah minimal kapal labuh E unit 0.3 0.4
5
6 Rata Rata Ship Proyeksi GT Kapal per tahun F GT 33,000.0 12,335.6
7 Rata Rata Ship Proyeksi GT Kapal per hari G G=F/A GT 375.0 104.5
8 Rata-rata proyeksi DWT Kapal H See :Convert GRT to DWT DWT 202.9 56.6
20,877 9 Rata-rata proyeksi LOA Kapal I m 35.3 22.6
15,467 DRAFT=(0.526
10 Rata-rata Proyeksi Full Draft J m 2.6 1.8
DWT07)x DWT
Kedalaman Pelabuhan 9.0 4.0
123 mmm 149 218 11 Kedalaman K m
I Eksisting
12 Rata-rata Total Kargo per tahun L Ton/m3 1,320.0 15,466.6
2019 2024 2034 13 Rata-rata Total Kargo per hari M M=L/328,5 Ton/m3 4.0 47.1
14 Rata-rata Total Penumpang per tahun N Orang 18,250.0 -
e Barang (ton) ■ Kunjungan (call)
15 Rata-rata Total Penumpang per hari O ON/328,5 Orang 50.7 -
Catatan :
Gambar 6.1 Rencana Arus Barang dan Kunjungan Kapal di Dermaga Peria 1 Faktor 1,25 dalam perhitungan ship call per bulan (B) di lakukan untuk memperkirakan kondisi ekstrim
dari rata-rata kunjungan kapal per hari yang tiba tidak sesuai dengan jadwal akibat faktor cuaca maupun fator teknis
2 Hubungan antara DWT-LOA adalah ; LOA=(5.5 DWT0 65)xDWT
3 Hubungan antara DWT-DRAFT adalah ; DRAFT=(0.526 DWT07)xDWT
Tabel 6.3.
Rencana Arus Barang dan Kunjungan Kapal di Dermaga Nusantara
Tabel 6.5.
Tahun 2019 2024 2034 Perhitungan Pelayanan Kapal Pelabuhan Sangatta Tahun 2024
Penumpang (orang)* 18,250 24,295 43,053
DERMAGA
Barang (ton) 1,320 4,080 4,080 No URAIAN RUMUS SATUAN
Nusantara PELRA
Kunjungan (Call) 88 130 130
Ship Call per tahun (Tahun Rencana 2024) unit 130.00 149.15
Sumber: Hasil Analisis 1 A
Berdasarkan Proyeksi
2 Rata Rata Ship Call Perbulan B B=A/12 unit 10.83 12.43
3 Maksimum Ship Call Perbulan C C=Bx1.25 unit 13.54 15.54
4 MaKsimum Ship Call Perhari D D=C/30 unit 0.45 0.52
5 Jumlah minimal kapal labuh E unit 0.45 0.52
6 Rata Rata Ship Proyeksi GT Kapal per tahun F GT 278,216.40 14,914.57
43,053 GT 2,140.1 100.0
7 Rata Rata Ship Proyeksi GT Kapal per hari G G=F/A
8 Rata-rata proyeksi DWT Kapal H See :Convert GRT to DWT DWT 1,157.8 54.1
9 Rata-rata proyeksi LOA Kapal I m 65.0 22.2
DRAFT=(0.526 4.4 1.7
10 Rata-rata Proyeksi Full Draft J m
DWT07)x DWT
Kedalaman Pelabuhan 4.0
11 Kedalaman K m 9.0
Eksisting
12 Rata-rata Total Kargo per tahun L Ton/m3 4,080.0 17,633.7
13 Rata-rata Total Kargo per hari M M=L/328,5 Ton/m3 12.4 53.7
14 Rata-rata Total Penumpang per tahun N Orang 24,295.0 -
15 Rata-rata Total Penumpang per hari O 0=N/328,5 Orang 67.5 -
Catatan:
1 Faktor 1,25 dalam perhitungan ship call per bulan (B) di lakukan untuk memperkirakan kondisi ekstrim
dari rata-rata kunjungan kapal per hari yang tiba tidak sesuai dengan jadwal akibat faktor cuaca maupun fator teknis
2019 2024 2034
2 Hubungan antara DWT-LOA adalah ; LOA=(5.5 DWT065)xDWT
■ Barang (ton) ■ Penumpang (orang) Kunjungan (Call)
3 Hubungan antara DWT-DRAFT adalah ; DRAFT=(0.526 DWT°7)xDWT
37
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Tabel 6.8. Analisis BOR Pelabuhan Sangatta Dermaga Nusantara Untuk mendukung perkembangan volume barang dan penumpang, fasilitas pelabuhan perlu
dikembangkan sesuai dengan jumlah atau volume aliran barang dan penumpang yang akan
Penurunan Waktu Akibat Gelombang 0 % melalui pelabuhan.
Waktu Kerja Effektif : 90 % Diharapkan daya muat, kualitas angkut, dan efisiensi penggunaan peralatan, baik di kapal
Waktu Operasi Tahunan : 340 hari maupun didarat dapat mencapai maksimal. Semakin besar kapal yang tiba akan semakin
dalam alur pelayaran, dan semakin panjang tambahan yang dibutuhkan, yang mengakibatkan
Parameter Satuan Simbol 2019 2024 2034
semakin cepat pula daya bongkar muat yang disediakan. Antara sarana dan prasarana
Panjang Dermaga m L 140.00 140.00 140.00 terdapat saling ketergantungan satu dengan yang lainnya, sehingga fasilitas pelabuhan harus
Kunjungan Kapal Tahunan Call /tahun 88 130 130 memadai disesuaikan dengan jumlah dan ukuran kapalnya.
Kunjungan Kapal Perhari (A) Call/hari (A) 0.26 0.38 0.38
Total Kargo Pertahun ton/tahun 1,320 4,080 4,080 Dari rencana fungsi kegiatan pelabuhan, dapat diturunkan zona - zona atau kawasan yang
Rata-rata Panjang Kapal (LOA) m Loa 35.31 64.96 64.96 merupakan satu kesatuan kegiatan. Struktur dan pola pemanfaatan ruang di Pelabuhan
Jumlah Tambatan (S) S=N 3.96 2.16 2.16 Sangatta dapat dibagi atas :
S ervice Time 1. Daratan Dermaga, lapangan penumpukan barang, lapangan penumpukan logistik
Waiting Time (WT) jam/kapal 1.50 1.50 1.50 sementara (terbuka), perkantoran, areal fasilitas penunjang (prasarana).
Berthing Time (BT) jam/kapal 7.00 7.00 7.00
A. Bert Working Time (BWT) 2. Perairan : Kolam pelabuhan, Area sandar kapal, kanal pelabuhan, akses masuk dan
-Idle Time (IT) jam/kapal 2.00 2.00 2.00 akses keluar kapal, turning basin, area lego jangkar dan area cadangan.
- Efective Time (ET) jam/kapal 3.00 3.00 3.00 Zonasi areal pelabuhan disesuaikan dengan fungsi-fungsi kegiatannya.
B. Non Operation Time jam/kapal 2.00 2.00 2.00
U tilizatio n Dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi eksisting, pengembangan pelabuhan
Tingkat Pemakaian Dermaga % 2.98 6.77 6.77 Sangatta dibagi menjadi beberapa zona meliputi:
Berth Occupancy Ratio (BOR)
Nilai Max. Yg Diijinkan % 55.00 55.00 55.00
ton/tahun/m 93.99 115.93 115.93 No. Zona Luas
Daya Lalu Lintas Tambatan
Berth Throught Put (BTP) 1 Zona Terminal Penumpang 7.787 m2
Nilai Max. yang Diijinkan ton/tahun/m 300-600 300-600 300-600
2 Zona Perrgudangan dan Bisnis Maritim 26.600 m2
6.6 RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS PELABUHAN
3 Zona Perkantoran 14.993 m2
Sesuai perkiraan volume muatan barang, penumpang dan arus kunjungan kapal untuk jangka
pendek (2015 - 2019), jangka menengah (2015 - 2024) dan jangka panjang (2015 - 2034) dapat
4 Ruang Terbuka Hijau 25.000 m2
dilihat dalam Tabel -tabel berikut:
Tabel 6.10.
Muatan Barang, Jumlah Penumpang dan Kunjungan Kapal
di Dermaga Nusantara Pelabuhan Sangatta
Tahapan Pengembangan
No Jenis data Satuan
2014-2019 2014-2024 2014-2034
1 Muatan Barang A ton/m3 18,250 24,295 43,053
2 Penumpang B orang 1,320 4,080 4,080
3 Kunjungan Kapal E call 88 130 130
Sumber: Data Olahan, 2014
6.7 ZONASI PEMANFAATAN RUANG PELABUHAN
38
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KETERANGAN
Z O N A PEGUDANG AN ,
& BISNIS MARITIM ° 26600 m
ZO N A PERKANTORAN = 1 41 93 m ’
R UA N G TE R B U K A H U A U = 2 5 0 0 m ’
PEMBERI TUGAS
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
39
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
6.7.1. Rencana Peruntukan Wilayah Daratan BS = broken stowage of cargo (volume ruang yang hilang diantara tumpukan
muatan dan ruangan yang diperlukan untuk lalu lintas alat pengangkut seperti
Pengembangan pelabuhan umum memiliki sifat yang spesifik tergantung pada komoditas
forklift atau perlatan lain untuk menyortir, menumpuk dan memindahkan, %,
yang akan dikapalkan. Besaran Fasilitas yang akan dibangun/ dikembangkan mengacu
diambil 30%
kepada data hasil prediksi muatan barang, jumlah penumpang dan kunjungan kapal di
Pelabuhan Sangatta.
Lapangan Penumpukan :
Tabel 6.12. dibawah ini menggambarkan data hasil prediksi muatan barang, jumlah
penumpang dan kunjungan kapal di Pelabuhan Sangatta berdasarkan Tahapan
A =T.TrT.Sf/365.Sth(1-BS)
Pengembangan yang direncanakan.
A. Fasilitas Pokok Dimana :
1. Dermaga A = Luas Langan penumpukan (m2)
2. Gudang T = Troughput per tahun (muatan yang lewat tiap tahun, ton)
3. Lapangan Penumpukan Trt = Transit time/dwelling time (waktu transit, hari), diambil 7 hari
4. Terminal Penumpang Sf = Stowage factor (rata-rata volume untuk setiap satuan berat komoditi, m3/ton)
5. Penampungan dan Pengolahan Limbah Sf=1,5 m3/ton
6. Fasilitas Bunker th = stacking height (tinggi muatan, m), dan tinggi penumpukan adalah 1,8 m
7. Fasilitas Keselamatan Pelayaran BS = broken stowage of cargo (volume ruang yang hilang diantara tumpukan
8. Fasilitas Pemadam Kebakaran muatan dan ruangan yang diperlukan untuk lalu lintas alat pengangkut seperti
1. Dermaga forklift atau perlatan lain untuk menyortir, menumpuk dan memindahkan, %,
Dermaga berfungsi sebagai tempat bongkar muat barang dan berlabuhnya kapal, diambil 30%
fungsi - fungsi dermaga ini dapat digabung atau terpisah sesuai menurut kebutuhan
dan tingkat efisiensi yang diinginkan. Dasar pertimbangan yang harus diperhatikan Tabel 6.11.
dalam perencanaan dermaga meliputi hal-hal sebagai berikut: Analisa Kebutuhan Lapangan Penumpukan Dermaga Pelra
■ Arah angin, arah arus, dan perilaku kestabilan pantai (coastal process) TAHUN
NO URAIAN SATUAN KET
■ Panjang dan lebar dermaga disesuaikan menurut jumlah dan kapasitas kapal 2019 2024 2034
berlabuh 1 Troughput per tahun T Ton/Thn 15,466.6 20,877.25 43,427.75
■ Letak dermaga dipilih sedemikian rupa sehingga paling menguntungkan terhadap Estimasi Prosentase Cargo melalui gudang % 40.00 40.00 40.00
fasilitas darat yang tersedia dengan mempertimbangkan kedalaman perairan. Jumlah cargo melalui Gudang Ton/Thn 6,186.64 8,350.90 17,371.10 Tx40%
Dermaga yang telah selesai dibangun sebesar 140 m x 12 m dengan panjang trestle 2 Transit Time TrT hari 7.00 7.00 7.00
810,6 m x 8 m. 3 Stowage Faktor Sf m3/tahun 1.00 1.00 1.00
4 Jumlah hari efektif pertahun hari 365.00 365.00 365.00
Untuk lebih mengoptimalkan pelayanan (jumlah dan kapasitas) kapal berlabuh 5 Stacking Heigh Sth m 1.50 1.50 1.50
dermaga dan dengan mempertimbangkan persayratan teknis maka di pelabuhan 6 Broken Stowage of cargo BS Ton/m2 30.00 30.00 30.00
Sanggata, untuk dermaga "T” memanfaatkan sisi dalam dermaga sebagai bidang 7 Luas Gudang A hari 282.50 381.32 793.20
pendaratan, dengan asumsi Sebagai Berikut : 124 m Pelebaran sisi dalam yang Luas Gudang yang direkomendasikan m2 290 390 800
dimanfaatkan sebagai tempat pendaratan kapal Sisi dalam dermaga akan Asumsi yang digunakan
dimodifikasi dengan menambah plang fender, fender dan mooring biit. Sehingga dapat Truck Lossing 20 %
berfungsi sebagai tempat pendaratan kapal-kapal pelayaran rakyat. Masuk Gudang 40 %
Masuk Lapangan Penumpukan 40 %
2. Gudang dan Lapangan Penumpukan
Dalam menghitung kebutuhan ruang, rumus yang digunakan adalah: Tabel 6.12.
Gudang ; Analisa Kebutuhan Lapangan Penumpukan Dermaga Nusantara
TAHUN KET
NO URAIAN SATUAN
A =T.TrT.Sf/365.Sth(1-BS) 2019 2024 2034
1 Troughput per tahun T Ton/Thn 18,250.41 24,295.02 43,053.30
Dimana : Estimasi Prosentase Cargo melalui gudang % 40.00 40.00 40.00
A = Luas Gudang (m2) Jumlah cargo melalui Gudang Ton/Thn 7,300.16 9,718.01 17,221.32 Tx40%
T = Troughput per tahun (muatan yang lewat tiap tahun, ton) 2 Transit Time TrT hari 7.00 7.00 7.00
Trt = Transit time/dwelling time (waktu transit, hari), diambil 7 hari 3 Stowage Faktor Sf m3/tahun 1.00 1.00 1.00
Sf = Stowage factor (rata-rata volume untuk setiap satuan berat komoditi, m3/ton) 4 Jumlah hari efektif pertahun hari 365.00 365.00 365.00
Sf=0,667 m3/ton 5 Stacking Heigh Sth m 1.50 1.50 1.50
th = stacking height (tinggi muatan, m), dan tinggi penumpukan adalah 3,0 m 6 Broken Stowage of cargo BS Ton/m2 30.00 30.00 30.00
7 Luas Gudang A hari 333.34 443.74 786.36
Luas Gudang yang direkomendasikan m2 340 450 790
40
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Berdasarkan perhitungan kebutuhan ruang maka luas lapangan penumpukan yang di 3. Terminal Penumpang
perlukan di pelabuhan sangatta adalah : Dari hasil prakiraan jumlah penumpang, ditentukan kebutuhan ruang tunggu
• Jangka Pendek = 290 m2 +340 m2 = 630 m2 penumpang dengan menggunakan standar sebagai acuan awal. Pada akhirnya
• Jangka Menengah = 390 m2 +450 m2 = 840 m2 luas ruang perlu dievaluasi lebih lanjut terutama dikaitkan dengan tingkat
• Jangka Panjang = 800 m2 +790 m2 = 1.590 m2 kenyamanan penumpang (faktor internal) dan ketersediaan lahan (faktor eksternal)
Dari lahan Lapangan Penumpukan (Gudang Terbuka) seluas 9.000 m2, area seluas 7.410 Tabel 6.15. Analisa Kebutuhan Terminal Penumpang di Dermaga
m2 merupakan area cadangan untuk pengembangan.
Terminal Penumpang
Tabel 6.13. TAHUN
Analisa Kebutuhan Gudang Dermaga Pelra URAIAN SAT KETERANGAN
2015 2024 2034
TAHUN Pg KEBUTUHAN RUANG PENUMPANG
NO URAIAN SATUAN KET
2019 2024 2034 A 18,250 24,295 43,053
Embarkasi
1 Troughput per tahun T Ton/Thn 14,368.17 17,633.66 32,690.49 Call Kapal Penumpang' B 88 130 130
Orang Per Call C 207 187 331 C=A/B
Estimasi Prosentase Cargo melalui
% 40.00 40.00 40.00
Kondisi Maks (2 Call) D 2 CALL 415 374 662 D=Cx2 Call
gudang
Jumlah cargo melalui Gudang Ton/Thn 5,747.27 7,053.46 13,076.20 Tx40% Kebutuhan Luas Per Orangt E 1.2 M2 498 449 795 E=Dx 1,2 m2
2 Transit Time TrT hari 7.00 7.00 7.00 SIRKULASI 10% F 1.1 1.1 1.1 1.1
3 Stowage Faktor Sf m3/tahun 0.67 0.67 0.67
LUAS KEBUTUHAN RUANG PENUMPANG 548 493 874
4 Jumlah hari efektif pertahun hari 365.00 365.00 365.00
5 Stacking Heigh Sth m 2.00 2.00 2.00
6 Broken Stowage of cargo BS Ton/m2 30.00 30.00 30.00 Pr KEBUTUHAN RUANG PENGANTAR
7 Luas Gudang A hari 131.28 161.12 298.69 100% Kebutuhan Penumpang G 0.5 104 93 166 G=0,5xC
Luas Gudang yang direkomendasikan m2 140 170 300 Kebutuhan Luas/orang H 0.6 62 56 99 H=0,6xG
Asumsi yang digunakan SIRKULASI 10% I 1.1 1.1 1.1 1.1
Truck Lossing 20 %
LUAS KEBUTUHAN RUANG PENGANTAR 68 62 109
Masuk Gudang 40 %
Pl KEBUTUHAN RUANG PENJEMPUT
Masuk Lapangan Penumpukan 40 %
100% Kebutuhan Penumpang J 0.5 104 93 166 J=0,5xC
Tabel 6.14. Analisa Kebutuhan Gudang Dermaga Nusantara Kebutuhan Luas/orang K 0.6 62 56 99 K=0,6xK
SIRKULASI 10% L 1.1 1.1 1.1 1.1
TAHUN
NO URAIAN SATUAN KET LUAS KEBUTUHAN RUANG PENJEMPUT 68 62 109
2019 2024 2034
TOTAL RUANG TUNGGU ( A 1 ) 684 617 1,093
1 Troughput per tahun T Ton/Thn 18,250.41 24,295.02 43,053.30
Estimasi Prosentase Cargo melalui TOTAL TERMINAL PENUMPANG ( A1*1.3 ) 890 802 1,421
% 40.00 40.00 40.00
gudang TOTAL TERMINAL MINIMUM 890 810 1,430
Jumlah cargo melalui Gudang Ton/Thn 7,300.16 9,718.01 17,221.32 Tx40%
2 Transit Time TrT hari 7.00 7.00 7.00 4. Dermaga Kapal Negara
3 Stowage Faktor Sf m3/tahun 0.67 0.67 0.67 Kapal negara adalah kapal milik negara digunakan oleh instansi Pemerintah
4 Jumlah hari efektif pertahun hari 365.00 365.00 365.00 tertentu yang diberi fungsi dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan
5 Stacking Heigh Sth m 2.00 2.00 2.00 perundang-undangan untuk menegakkan hukum serta tugas-tugas Pemerintah
6 Broken Stowage of cargo BS Ton/m2 30.00 30.00 30.00 lainnya.
7 Luas Gudang A hari 166.75 221.98 393.38
Sebagaimana yang diamanahkan UU Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008
Tentang Pelayaran, maka keberadaan Kapal Negara di Pelabuhan harus
Luas Gudang yang direkomendasikan m2 170 230 400
difasilitasi dengan penyediaan Dermaga.
Untuk itu di Pelabuhan Sangatta direncanakan kapal-kapal Negara berlabuh di
Berdasarkan perhitungan kebutuhan ruang maka luas Gudang yang di perlukan di dermaga sisi selatan dermaga Nusantara dengan luas dermaga 40 m x 8 m.
pelabuhan sangatta adalah :
• Jangka Pendek = 140 m2 + 170 m2 = 310 m2 5. Fasilitas Penyimpanan Bahan Bakar
• Jangka Menengah = 170 m2 + 230 m2 = 400 m2 Fasilitas Penyimpanan Bahan Bakar, di rencanakan dalam 2 bentuk alternatif.
• Jangka Panjang = 300 m2 + 400 m2 = 700 m2 Bisa beruapa tangki diatas permukanan tanah, maupun tangki di tanam (bungker
tanam). Sistim distribusinya bisa menggunakan mobil tangki maupun dengan drum
Dari lahan Gudang seluas 1.800 m2, area seluas 1.100 m2 merupakan area cadangan
untuk pengembangan.
yang diangkut truk. Fasilitas yang disedikan berupa SPBU dan Area tangki Timbun
Seluasa 630 m2.
41
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
42
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Vehicle det< o> vhip Tabel 6.16. Perhitungan Kebutuhan Ruang Kantor Pelabuhan Sangatta
Kebutuhan
Standar yang
y W ater level No Fasilitas Pokok Unit Dimensi
digunakan
___ (m3___
1 Lobby + Resepsiinis 0.8 m23/orang_
5
4 10 orang 8
2 R.Tamu 6 m2 6
3 R. Tata Usaha 2,4m2/orang 4 9.6
D. Ukuran Typikal Dermaga 4 R.Kepala KUPP 24m2/orang 1 24
Mengacu kepada ukuran LCT yang direncanakan, dan memperhatikan ukuran 3m2/orang 3
5 Sekrertaris 1
tipikal dermaga LCT/RoRo, maka lebar apron yang diambil adalah minimal 10,0 m
6 R. Rapat 40 m2/orang 40
Ke^a'aman kolam 7 R. Kasie/Petugas 10 m2/orang 3 30
DWT Panjang denrnaga Lebar apron
dermaga 8 R. Staff 2.2m2/orang 7 15.4
. . . M . (m) (m) (m) 9 R. Karyawan Operasiona 2.2m2/orang_ 7 15.4
1.000 90 4.0 10 10 R. Jabatan Funsional 2.2m2/orang 2 4.4
2.000 115 5.0 15 11 Toilet Wanita 2 m2 /25 orang 14 2
3.€X>D 135 6.0 15 12 Toilet Pria 2 m2/25 orang 20 2
5.000 100 7.5 20 13 Ruang Arsip 0.4 m2/orang 24 2
7.000 180 8.0 20 1.5 m2/orang 2 3
14 Pantry
10.000 205 9.5 20 4 3.6
15 Mushala 0.8 m2/orang
15.000 240 11.0 20
16 R.Server (telekomunikasi) 3 m2/ruang 3
20,000 265 12.0 20
30.000 305 14.0 20 17 Gudang 5% Luas kantor 171*5% 9
Jumlah m2 180
Perlu Kajian khusus dalam menentukan kebutuhan khusus dermaga LCT ini. Sirkulasi 20 - 30 % m2 54
Secara umum berdasarkan data prediksi, pelabuhan sangatta memerlukan Total m2 234
dermada LCT 1 buah dengan kedalaman perairan -4.0 m LWS dan lebar Apron Diambil m2 280
10.0 m Sumber: Hasil Analisis Dan Pedoman Rencana Fasilitas Darat Pada Pelabuhan
B. Fasilitas Fungsional 3. Jalan dan Drainase
1. Daratan Pelabuhan Jalan
Daratan pelabuhan diperlukan untuk menempatkan seluruh letak fasilitas pelabuhan. Jalan akses ke Pelabuhan akan mengacu kepada pola jaringan jalan dan pola
Untuk area yang berhadapan langsung dengan perairan terbuka elevasi harus dibuat sirkulasi kendaraan sesuai dengan yang direncanakan, dalam h a l:
sebagai berikut: - Arus lalu-lintas
Ketinggian level muka jalan
Eh = HWS + 0,5 m + Ru - Lebar jalan
Dimana: Perencanaan jalan ini memperhatikan :
HWS = Ketinggian pasang tinggi - Alignment sesuai pemakaian
Ru = Run off - Keamanan dan kelancaran
Elevasi daratan pelabuhan yang direncanakan adalah : + 2.556 + (0,5 m + Ru) = + - Beban kendaraan
2.556 + 1.50 m = + 4.056 m, dengan luas terbangun 72.198 m2 dan pengembangan - Awet dan mudah dalam pemeliharaan
15.29 m2 Dilengkapi dengan drainase yang baik.
Berdasarkan perencanaan geometrik jalan, jalan yang akan dan sudah dibangun pada
komplek kawasan pendaratan ikan diklasifikasikan sebagai jalan lingkungan industri
2. Kantor Pelabuhan dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut:
Berdasarkan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan , - Kemiringan melintang maksimum 2 %
Pelabuhan Sangatta termasuk KUPP Kelas II dengan Hirarki Pelabuhan - Kecepatan rencana kendaraan maksimum 40 km/jam
Pengumpul , dengan Personil yang yang ditugaskan di KUPP Kelas II adalah - Kelandaian vertikal maksimum 60 %
Sebagai Berikut :
Berdasarkan fungsinya jalan masuk dan didalam kawasan pelabuhan direncanakan
1. Kepala KUPP = 1 orang;
ada 3 type yaitu :
2. Petugas Tata Usaha = 1 orang;
- Type I : Jalan utama dengan lebar badan jalan 12. Jalan ini direncanakan dapat
3. Petugas Lalu Lintas dan Angkutan Laut dan Pelayanan Jasa = 1 orang
4. Petugas Fasilitas Pelabuhan dan Ketertiban = 1 orang dilewati kendaraan truk > T = 10 ton dua arah
5. Petugas Kesyahbandaran = 1 orang - Type II : Jalan utama dengan lebar badan jalan 8 meter. Jalan ini direncanakan
dapat dilewati kendaraan truk 5-10 T = 10 ton dua arah.
43
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
- Type III: Jalan pelayanan dengan lebar badan jalan 4 -6 m. Jalan ini Dermaga (service box)
direncanakan dapat dilewati kendaraan truk £ 10 ton satu arah. Kontrol pemakaian dengan menempatkan flow meter pada jaringan yang ke bangunan
dan yang ke dermaga untuk perhitungan pembayaran pemakaian.
Perkerasan yang direncanakan :
Pemasangan pipa ditanam di bawah tanah pada jalur ruang terbuka pada kedalaman
Type I : - Lapisan penutup = 0,30 m (untuk beton)
1 meter dengan perlindungan dari kemungkinan perusakan pembangunan di atasnya.
- Lapisan penutup = 0,70 m (untuk Hotmix)
- Base = 0,20 m Pada titik-titik tertentu (pencabangan, belokan, jarak 50 m) dipasang box kontrol untuk
- Sub Base = 0,25 m pengaturan dan pemeriksaan, titik ini juga berguna untuk menandai lintasan pipa.
Type I I : - Lapisan penutup = 0,03 m
- Base = 0,15 m 6. Jaringan Suplai dan Distribusi Tenaga Listrik
- Sub Base = 0,20 m Merupakan jaringan kabel pengalir tenaga listrik yang menghubungkan antara sumber
- Sub base (pondasi bawah), menggunakan sirtu suplai tenaga listrik (PLN, genset) dengan titik-titik box kontrol/panel pemakaian di
Base (pondasi atas) menggunakan batu pecah 5/7 yang diisi oleh koral campur fasilitas dalam site :
pasir, kemudian digiling matang (sistim macadam). Penerangan jalan dan dermaga
Penerangan bangunan
Lapisan penutup (lapisan aus) menggunakan menggunakan Plat beton dengan tebal
- Tenaga mesin penggerak (pompa)
minimum t= 30 cm, dan dihitung untuk pemakaian oleh truk besar pengangkut produk
maupun peralatan dengan beban 21 ton tekanan gandar. Luas jalan lingkungan yang Kontrol pemakaian melalui flow meter yang ditempatkan untuk kelompok (grouping)
dibangun seluas 12.059 m2 sesuai dengan :
- Pembiayaan oleh pihak pengelola pelabuhan
Drainase Pembiayaan oleh pihak pemakai, pengunjung
Komplek kawasan pelabuhan membutuhkan perencanaan drainase, sehingga seluruh Pemasangan jaringan kabel listrik di tanam dalam tanah di jalur ruang terbuka pada
air hujan dapat dialirkan keluar dari komplek dengan lancar dan cepat. Seluruh jalan kedalaman 1 meter dengan perlindungan dari perusakan dalam rangka pembangunan
dalam komplek akan dilengkapi dengan saluran di kedua sisinya untuk menampung di atasnya.
air hujan yang jatuh di jalan dan dari bangunan, juga ditambah dengan limpasan dari Pada titik-titik tertentu (pencabangan) ditempatkan box kontrol untuk memudahkan
bangunan. Perencanaan ini akan memperhitungkan curah hujan berdasarkan data pemeriksaan dan pengaturan. Titik ini juga berguna untuk menandai lintasan jalur
yang ada dan perkiraan volume limpasan dari bangunan-bangunan.
kabel.
Selain menampung air hujan drainase di kawasan pelabuhan ini harus Kriteria perencanaannya ialah :
memperhatikan kondisi pasang surut. - Arus dan voltage sesuai kebutuhan dan rencana pengembangan
- Aman dalam pemakaian dan perusakan
4. Lapangan Parkir - Mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaan
Lapangan parkir perlu disediakan sesuai kebutuhan supaya tidak mengganggu arus Untuk lampu suar menggunakan tenaga solar sehingga tidak memerlukan tenaga
lalu lintas lainnya karena banyaknya kendaraan yang parkir sembarangan.
listrik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kebutuhan lahan parkir adalah
sebagai berikut: 7. Penerangan Site
1. Jumlah total kendaraan yang parkir dalam satuan waktu tertentu, dimana Berfungsi untuk memberikan keamanan dalam pengelolaan kegiatan dan sebagai alat
akumulasi maksimum merupakan demand tertinggi. bantu visual pengenalan lingkungan site di waktu cuaca gelap.
2. Durasi / lamanya kendaraan parkir Jenis dan pola pemasangan penerangan ini mengacu kepada penerangan jalan
3. Tujuan akhir pergerakan, maksud pergerakan dan waktu berjalan kaki. umum. Lampu ditempatkan 9 meter di atas muka kaki tiang dan menjulur sejauh 2
Ukuran ruang parkir ditentukan oleh jenis kendaraan yang akan parkir, untuk mobil meter dari tiang ke area yang diterangi (jalan, taman, pelataran). Jarak antar tiang
penumpang.
lampu sejauh radius efektifitas kekuatan penerangan ± 14 m.
Kaki tiang perlu mendapatkan perlindungan dari kemungkinan perusakan oleh
Lapisan penutup (lapisan aus) menggunakan menggunakan Plat beton dengan tebal
kegiatan di sekitarnya dalam bentuk tambahan konstruksi pelindung atau
minimum t= 30 cm, dan dihitung untuk pemakaian oleh truk besar pengangkut produk
penempatannya di lokasi yang aman.
maupun peralatan dengan beban 21 ton tekanan gandar. Luas area parker yang
dibangun seluas 4.532 m25
8. Rumah Mekanikal dan Elektrikal
Berfungsi sebagai ruang pusat pengendali tenaga listrik bagi penerangan dan tenaga
5. Jaringan Suplai dan Distribusi Air Bersih
penggerak (mesin, pompa) yang ada dalam site. Dalam power house ini terletak main
Merupakan jaringan pipa air bersih yang menghubungkan antara sumber air dengan
panel dan genset yang mengatur suplai tenaga listrik dari PLN dan Genset.
titik-titik pemakaian di fasilitas dalam site.
Sumber air bersih dapat diperoleh dari Sumur Dalam.
9. Sumur Dalam dan Reservoir
Pembagian suplai perlu survey lapangan serta analisa di laboratorium mengenai mutu
Sumur-dalam merupakan sumber air bersih yang dapat diandalkan ketersediaan-nya
serta potensi dari sumber air tersebut diatas.
setiap waktu bagi kebutuhan pelabuhan. Untuk dapat mendapatkan sumber air dalam
Jaringan pipa suplai berawal dari box kontrol di menara air dan mendistribusikannya yang baik perlu dilakukan penyelidikan geolistrik terlebih dahulu di bagian area site
ke box kontrol d i: yang lokasinya menguntungkan (tinggi dan sentral).
Bangunan
44
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Air dari sumur-dalam di pompa naik mengunakan sumur dalam ke reservoir air bawah Tabel 6.17. Rencana Pengembangan Kebutuhan Prasarana dan Sarana di Darat
untuk kemudian melalui pompa di dorong naik ke tangki air di atas tower untuk Fasilitas Kedalamn
mencapai tekanan yang cukup sebelum di distribusi ke seluruh bangunan/fasilitas No Dimensi/Jumlah Kondisi Eksisting Rencana Pengembangan
pokok Perairan
dengan memanfaatkan gaya grasfitasi bumi, kecuali service box yang menggunakan DERM AGA
pompa untuk suplainya langsung dari resevoar bawah. Baik , kontruksi Atas :
Beton Tiang Pancang : ■ Dikembangkan sesuai dengan
( 140 m x 12 m ) 9,0 m LWS
Baja Kapasitas : 2,5 jangka waktu pengembangan
Bangunan ini merupakan elemen dari sistem utilitas air bersih yang dilengkapi dengan Ton/m2
utilitas : T R E S T LE
- Listrik dan penerangan 1 Dermaga ■ Sisi dalam dermaga akan
- Saluran pembuangan dimodifikasi dengan menambah
Baik , kontruksi Atas :
plang fender, fender dan
Beton, Tiang Pancang :
( 810,6 m x 8,0 m ) mooring biit. Sehingga dapat
Fasilitas Penunjang Lainnya Baja Kapasitas : 1,5
berfungsi sebagai tempat
Fasilitas penunjang lainnya yang dibangun untuk menunjang kegiatan plelabuhan adalah Ton/m2
pendaratan kapal-kapal
sebagai berikut: pelayaran rakyat
45
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Tabel 6.18. Pengembangan Fasilitas Darat Menurut Tahapan Jangka Waktu Pembangunan
Jangka Jangka
No Jangka Pendek Keterangan
No Fasilitas pokok Eksisting Satuan Menengah Panjang 2015-
Gbr 2015-2019
2015-2024 2034
I. Fasilitas Pokok
140x12 =
1 A Dermaga Nusantara 140x 12 = 1.680 m2 140x 12 = 1.680 140x 12 = 1.680 Tetap
1.680
2 B Trestle 810,6x8 m2 810,6x8 810,6x8 810,6x8 Tetap
3 C Causeway 510x12 m2 510x 12 510x 12 510x 12 Tetap
Tempat pendaratan kapal rakyat pada
Sisi dalam dermaga akan dimodifikasi dengan
4 B Dermaga Pelayaran Rakyat L = 124 (*) m2 L =124 L = 176 L = 236 menambah plang fender, fender dan mooring
biit. Sehingga dapat berfungsi sebagai tempat
pendaratan kapal-kapal pelayaran rakyat
5 1 Gudang Terbuka/Lapangan Penumpukan m2 1,590.00 7,410.00 Pembangunan Baru
6 2 Gudang Eksport - m2 600.00 Pembangunan dan perluasan
7 3 Gudang Import m2 - 600.00 Pembangunan Baru + Tetap
8 4 Gudang Mekanik m2 600.00 Pembangunan Baru + Tetap
9 5 Area Bisnis Pergudangan m2 - 528.00 Pembangunan Baru + Tetap
10 12 Kantor Pengelola Pergudangan m2 192.00 Pembangunan Baru + Tetap
11 11 Pos Penimbangan m2 175.00 Pembangunan Baru + Tetap
Terminal Pelabuhan (Terminal - 1,230.00 Pembangunan Baru + Tetap
12 6 m2
Penumpang)
13 7 Penampungan dan Pengolahan Limbah - unit 175.00 Pembangunan Baru + Tetap
14 10 TPS Sementara 175.00 Pembangunan Baru + Tetap
15 8 Fasilitas SPBU + Bunker BBM - m2 630.00 Pembangunan Baru + Tetap
16 9 Kantor Pemadam Kebakaran - m2 270.00 Pembangunan Baru + Tetap
17 27 Fasilitas Keselamatan Pelayaran - unit 1.00 Pembangunan Baru + Tetap
B Fasilitas Penunjang
18 Lahan Darat (Reklamasi) m2 56,669.00 56,669.00m2 72,198.00 Perluasan
19 14 Area Tanah (RTH) 2,500 m2 Tetap
20 Prasarana Jalan m2 12,059.00 Pembangunan Baru + Tetap
21 Langan Parkir m2 4,532.00 Pembangunan Baru + Tetap
22 15 Menara Air m2 26.50 Pembangunan Baru + Tetap
23 13 Kantor Polisi m2 460.00 Pembangunan Baru + Tetap
24 16 Kantor Syabandar (Kantor KUPP) m2 280.00 Pembangunan Baru + Tetap
25 17 Pos Keamanan Kawasan m2 180.00 Pembangunan Baru + Tetap
26 18 Shelter Angkutan Darat m2 310.00 Pembangunan Baru + Tetap
27 19 Kantor Bea Cukai 116.00 Pembancjunan Baru + Tetap
28 20 Kantor Imigrasi m2 148.00 Pembangunan Baru + Tetap
29 21 Kantor Kesehatan m2 288.00 Pembangunan Baru + Tetap
30 22 Rumah Dinas m2 180.00 Pembangunan Baru + Tetap
31 23 Mes Karyawan m2 180.00 Pembangunan Baru + Tetap
32 24 Mushola/Masjid m2 170.00 Pembangunan Baru + Tetap
33 25 Kantor KPLP / Airud m2 96.00 Pembangunan Baru + Tetap
34 26 Kantor Karantina m2 246.00 Pembangunan Baru + Tetap
35 28 Rumah Pompa m2 40.00 Pembangunan Baru + Tetap
36 29 Rumah Genset m2 100.00 Pembangunan Baru + Tetap
*) Yang di dituliskan adalah penambahan panjang sisi dalam yang dimanfaatkan sebagai tempat pendaratan kapal, dengan panjang L= 124
46
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KETERANGAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN IA U T
Jl. M edan Merdeka Barai No 8 Jakarta 10110
N AM A PEKERJAAN
LOKASI
PELABUHAN SANGATA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PETA INOEKS
KONSULTAN PERENCANA
TANDA TANGAN
Diporiksa
Dirancana
Digambar
NAMA GAMBAR
BATAS DARAT
KAW ASAN PELABUHAN SANGATTA
47
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KETERANGAN
FASIUTAS PCK0K
z
NO KETERANGAN NOTASI JANGKA
9r '0 EKSISTING
X=568.300 PENDEK
A DERMAGA NUSANTARA 1680 m* 1680 m*
Bidang Pendaratan Kapal-kapal Pelayaran Nasional 1--------1
9 TRESTLE !| | 6480 m’ 6480 m’
FASIUTAS PENUNJANG
X -567.500
\ V S
X=567.400
3; ’»
NAMA GAMBAR
RENCANA PENGEMBANGAN
KAWASAN PELABUHAN SANGATTA
= 5 ^ .3 0 0 O o JANGKA PENDEK 2015 - 2019 (a)
S
§ 8 ?
CN CN CN
8 ir> s
u n 'f? II f?
> > > >• >
00= 28' 40" LU 00= 28' 35” LU 00= 28' 30" LU 0 0 ° 28' 25" LU 0 0 ° 28' 20" LU 00= 28' 15" LU 00° 28' 10" LU 00° 28' 05" LU 0 0 ° 28'00" LU
Gambar 6.5 Rencana Tata Ruang Daratan Pelabuhan Sangatta Jangka Pendek Tahun 2015-2019 (1)
48
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KETERANGAN
FASILITAS PCKOK
fasilitas penunjang AREA PENGEMBANGAN » 15529 m*
KETERANGAN NOTASI JANGKA
N0 EKSIST1NG PENDEK JANGKA
NO KETERANGAN NOTASI EKSISBNC
PENDEK LUAS AREA JALAR - 12059 m*
A DERMAGA NUSANTARA [ = □ 1680 m' 1680 m'
10 TPS SEMENTARA I-------- 1 175m*
B TRESTLE 1 1 6480 m' 6480 m' [r r m T ii LUAS AREA PARKIR = 4532 m'
11 POS PEMUBANGAN I I I75m'
C CAUSEWAY [ = □ 6120 m' 6120 m'
12 KANTOR PENGELOLA PERGUDANGAN I I 192m*
D DERMAGA PELAYARAN RAKYAT 1______ 1 124 m' 124 m'
13 KANTOR POUSI I I 467.18m'
1 GUDANG TERBUKA 1-------- 1 1590m*
14 AREA TANAH / RTH 1 1 2500m' 2500m'
2 GUDANG EKSPORT 1 1 600m'
15 MENARA AIR 1 1 26.5m'
4 GUDANG MEKANIK t 1 600m'
16 KANTCfl SYAHBANDAR 1 1 280m'
6 TERMINAL PELABUHAN 1 1 1237m’
17 POS KEAMANAN KAWASAN r— i I80m*
7 TEMPAT PENGOLAHAN UM8AH 1 1 175m'
18 SHELTER ANGKUTAN DARAT i i 310m'
8 POM PENGISIAN B8M 1______ | 631 m*
19 KANTOR BEA CUKAI i i 116m’
9 KANTOR PEMADAM KEBAKARAN 1 1 270m'
20 KANTCR IMIGRASI i i 148m*
21 KANTOR KESEHATAN i i 288m*
22 RUMAH DINAS i i I80m'
23 MESS KARYAWAN i i 184m*
24 MJSHOLA / MASJD i i 169m‘
25 KANTCR KPLP i i 96m'
26 BALAI KARANTINA i i 246m* PEMBERI TUGAS
X=566.900 27 MENARA MERCUSUAR 62.41 m’
i— i KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT .ENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
28 RUMAH POMPA i______ i 40m' J l Medan Merdeka Barel Na. 8 Jakarta 10110
29 RUMAH GENSET nm 97 2m'
30 LAHAN DARAT REKLAMASI i— i 56669m'
NAMA PEKERJAAN
X=566.800 226
PELABUHAN SANGATA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
X=566.700
X.
NAMA GAMBAR
RENCANA PENGEMBANGAN
KAWASAN PELABUHAN SANGATTA
8
CO 8 8 JANGKA PENDEK 2015 - 2019 (b)
r
t V
'f?
>• >-
0 0 ° 28’ 30" U I 00’ 28' 25" I.U 00° 28’ 2 0 'I.U 00° 28’ 20" U i
Gambar 6.6 Rencana Tata Ruang Daratan Pelabuhan Sangatta Jangka Pendek Tahun 2015-2019 (2)
49
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KETERANGAN
II 7° 36'50" BT
9# '0 .
. 8f5.» H i 9S 1t % '
9* 1 GUDANG TERBUKA 1 1590m' 7410m’
X = 5 68.200
8
1 * 2 GUDANG EKSPORT 1 600m' 600m’
Bidang Pendaratan P^ebaran Trestle
117° 36'45" BT
Berupa fender di
5 AREA BISNIS PERGUDANGAN 1 1 528m’
sisi dalam derm aga 6 TERMINAL PELABUHAN 1 1 1237m’ 1237m'
FASIUTAS PENUNJANG
117° 36'40" BT
X = 5 67.800
19 KANTOR BEA CUKAI 1 1 116m’ 116m'
20 KANTOR IMIGRASI 1 1 148m’ 148m'
117° 36’ 20" BT ________________ 117° 36'25" BT ________________ 117° 36' 30" BT _____________
N A M A PE KER JA AN
1. 'y
\ ’4 \
io:v ° o
NAMA GAMBAR
RENCANA PENGEMBANGAN
KAW ASAN PELABUHAN SANGATTA
X = 5 g7 .3 0 0 §\ JANGKA PANJANG 2015 - 2024 (a)
N o GAMBAR
0 0 ° 28' 4 0 " L U 0 0 ° 28' 3 5" LU 0 0 " 28' 30" LU 0 0 ° 28' 2 5" LU 0 0 ° 28' 20" LU 0 0 ° 28' 15" H ) 0 0 ° 28' 10" LU 0 0 ° 2 8 '0 5 " LU 0 0 ° 28’ 00" LU
Gambar 6.7 Rencana Tata Ruang Daratan Pelabuhan Sangatta Jangka Menengah Tahun 2015 - 2024 (1)
60
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
NAMA PEKERJAAN
M*
i4i|l!liT!<i,il!.iii.i>iiM.!li,ij<!;i.!ir.i;r.i.
i iU JtJ ■'J ;i;.;iiit:;-.u:;iUiUsujiiiifcaa. PELABUHAN SANGATA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PETA INDEKS
m iH w u im 'U M im l
AREA PENGEMBANGAN
X =566.700
i' -- (S) 0
..................................................
NAMA GAMBAR
RENCANA PENGEMBANGAN
KAWASAN PELABUHAN SANGATTA
JANGKA PANJANG 2015 - 2024 (b)
Gambar 6.8 Rencana Tata Ruang Daratan Pelabuhan Sangatta Jangka Menengah Tahun 2015 - 2024 (2)
51
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KETERANGAN
FASILITAS POKOK
1
117 ° 36'45“ B T
FASILITAS PENUNJANG
117° 36'40" B T
X =567.900
14 AREA TANAH / RTH 1 1 2500m'
15 MENARA AIR 1 1 26.5m'
16 KANTOR SYAHBANDAR 1 280m*
117° 3 6 '3 5 " B T
1
17 POS KEAMANAN KAWASAN 1 1 180m’
18 SHELTER ANGKUTAN DARAT 1 1 310m'
19 KANTOR BEA CUKAI 1 1 116m*
20 KANTOR IMIGRASI 1 1 148m'
NAMA PEKERJAAN
21 KANTOR KESEHATAN 1 1 288m'
22 RUMAH DINAS 1 1 180m' RENCANA 1NOUKU PELABUHAN SANGATA
23 MESS KARYAWAN 1 1 184m'
24 MUSHOLA / MASJID 1---- 1 169m'
117° 36'2 0" BT __________________ 117° 36' 25" BT__________________117° 36' 30" B T
’a V
NAMA GAMBAR
RENCANA PENGEMBANGAN
KAWASAN PELABUHAN SANGATTA
JANGKA PANJANG 2015 - 2034 (a)
0 0 ° 28' 40" LU 0 0 ° 28' 35" LU 0 0 ° 28' 30" LU 0 0 ° 28' 25" LU 0 0 ° 28' 20" LU 00° 28' 15" LU 0 0 ° 28' 10" LU 00° 28' 05" LU 00" 28' 00" LU
Gambar 6.9 Rencana Tata Ruang Daratan Pelabuhan Sangatta Jangka Panjang Tahun 2015 - 2034 (1)
52
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KETERANGAN
NAMA PEKERJAAN
PELABUHAN SANGATA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PETA INDEKS
NAMA GAMBAR
RENCANA PENGEMBANGAN
KAWASAN PELABUHAN SANGATTA
JANGKA PANJANG 2015 - 2034 (b)
Gambar 6.10 Rencana Tata Ruang Daratan Pelabuhan Sangatta Jangka Panjang Tahun 2015 - 2034 (2)
53
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
54
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
NAMA GAMBAR:
ZONASI PERAIRAN
POSISI KAWASAN PELABUHAN SANGATTA
NAMA AREA
(UT/LON)
(LAT/LON)
Y=53.200t- 0=28*21.17'’ LU LEGENDA:
117=37*45.44'*
117=37*45.44" BT 1117=36*56.78"
1 7 = 3656,78“ BT
AU!*
A U M PELAYARA
PELAYAR*
117=37*45.31" BT 117=36*56.94“ BT
0c 2 8 '1 7 h 4 "
0°28'17t,t4'' LU
117=37*29.91“ BT 117037'13.34'
117=37 13.34'
0=26*7.60''
0°2e'7.60~
AREA KAPAL 117=37*29.55"
117°37‘2 9 .5 5 “ BT 117=37 13.02"
117=37*13.02" BT
117=36*56.10"
117=36*56.10“ BT 117=37 13.02“ BT
_ J a a p p □ q° □C1□n qD p° f 9j -f-T
' i n n n 5i C] D Q Q D D D f
□ □ □ □ □ □ □ □ (-
jPa o onp-o up nuoo u a a n a o r KO-ABLABJH
117=36'! 117=36*:
117=36':
Y=52.800*
- j ° Jfcj u ° L' ° P a d □ □ d d OE3V.4GA PERLA
PERIA
117=36 56.10*
117*36*56.10*
: : S 2 6 9 ? P 9 a □ a a □ □ o 5□ □ n ac 0=28*32,35" LU
AREA KAPAL MA' 117=37*30.07" BT
117=37'30.07' 117=37'13.83‘
117=37*13.83*
+ 0 - 2 8 '2 2 ^ 5 "
0=28-22A,5." LU
j ° 2 D'i tn ° ° r* D° a an □ n-p n r x 1 17 = 3 7'13 50 “ RT
RT
Y=52.600t-
i n a a o i J D a a n a a o n n n fi r m ru r ” 0=28*41.86"
V 117=37*30.72"
LU ,
BT
0 = 2 8*3235"
117=37*13.83'*
LU
BT
‘ AREA ALIH MOATKAPA'l ' t .
JOOCOOCUUOCCOO 0=28*42.44* LU , 0=28'22.81"
! £ ^ S ^ D2 DonGOfJDOCJnaaocA 3qgooonocQoauu 4 117=37*14.19' BT " H 7 = 3 6 ’56.94“
LU
BT
oaoD un ooo Dna ao iijooo nn^ 0=28*43.00" LU 0=28*22.25“ LU
‘ 4 ' 117=36'5?-.62" BT 4 117=37'13.-»0" BT
, 9 9 22 ° ° P° a a o a o d a a o o a c «
3 u n ra o □ [ j o n ci a n ° □ o o D a a a c :■:>
KOLAM TAMBAT
Y=52.400e inP ODti l p o a o p c l
+ DERMAGAtKAPAL
PENUMPANG
® 9 P,Da a a a □ o □□ □ □ o a □t I
J□ n n □ n-a □ □ o a □ o n □ b rj □ o a g i
S£ 2 ^ v! ° ° 30001^00000 P
O U M PUTAR 0H31 3o p o □ o S p o o jb!
Lpg& aaaftnnnfi P O O a d n n n F I
RMAGA KAPAL
’ENUMPANG
K D U ^P U T A R
Y=52.200t + ALUR
DE <MAGA P E R U
Y = 5 2.0 00 f +
+ (LAT/LC
V
•+ KOLAliUABUn H E a s y i c f t f f l r L L L L L I n 0=28*42.44“ LU 0 = 2 8 '4 9 .3 8 “ LU
AREA KEPERLUAN DARURAT " 1 1 7 = 3 7 1 4 .1 9 ' BT ' 1 1 7»36'51.70" BT
NAS,CMAL 8 ° 2 7 '2 6 .8 5 “ LU . 0 = 2 8 '4 3 .2 0 " LU
|j *
' i i !"«—h , - L UL L l_ L t
LuL3L!^?fi-l-,LhLk
r fy y *r . f jjj f j r a y ,
AREA KAPAL tyLAM
0=28*43.20“
117= 3 6 '5 1 .4 7 "
LU
BT
0 = 2 8 '3 2 .9 0 “
117= 36'57.30“
LU
BT
Y = 5 1.8 00 f
AREA KAPAL DALAM 1 117= 36'51.47“ 17 ' 1 1 7 °2 2 '1 9 .6 0 " BT
PERBAIKAN 8 = 2 7 '2 4 .9 6 " LU
117=36*45.33“ BT 117=22*36.06“ BT
0=28*25.74" LU . 0=28 17.34" LU
117=36*57.04" BT IJ 117=36'46.39“ BT
AREA KAPAL UMUM O =28'26.10" LU 0 = 2 8 '1 5 .3 2 " LU
117=36 4 7 .0 7 " BT 117= 36'56.66" BT
55
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
NAMA GAMBAR:
TERSUS PT.KPC BATAS DAERAH LINGKUNGAN KERJA
LUBUK TUTUNG PERAIRAN DAN KEPENTINGAN PERAIRAN
_________ PELABUHAN SANGATTA________
LEGENDA:
TERSUS PT.PIK
LUBUK TUTUNG LOKASI TERSUS:
PT.PERTAMINAN EP . 0* 2? 06.00' LU
SANGATTA TELUK LOMBOK 117° 45'46.72' BT
0° 31' 45' LU
PT.KPC TANJUNG BARA
117° 39140‘ BT
PT.KPC BATU BARA 0° 45'18.18’ LU
LUBUKTUTUNG 117° 3S' 40’ BT
0° 45' 55.87’ LU
PT.PIK LUBUK TUTUNG
117° 45'56.72’ BT
PT.TRANS KUTAI BAHARI 0° 34' 39.6* LU
MA. SEI BENGALON 117° 41'41.3’ BT
PT.DAMANKA PRIMA 0° 35' 2.0' LU
MA. SEI BENGALON 117° 40'2.1’ BT
PT.TAMBANG BATUBARA 0° 36 2.0’ LU
HARUM MA. SEI BENGALON 117° 41' 2.1' BT
PELABUHAN SANGATTA
TERSUS PERTAMINA
EP SANGATTA TELUK LOMBOK LOKASI:
PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
SKALA:
NTS
56
RENCANA INDUK PELABUHAN BADAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
7. ANALISA LINGKUNGAN Tabel 7.1. Komponen Lingkungan yang Diperkirakan Terkena Dampak
Secara umum Pengaruh lingkungan pelabuhan dapat ditinjau melalui dua cara yaitu :
a. Dampak lingkungan terhadap keberadaan pelabuhan Sumber Alam / komponen
No. Lingkungan yang
b. Dampak dari keberadaan pelabuhan terhadap lingkungan. Uraian Dampak
Diperikirakan terkena
Dampak potensial pengembangan pelabuhan terhadap lingkungan dapat berupa polusi dampak
terhadap air, polusi terhadap udara, polusi tampilan termasuk dampak pada sosial budaya, • Perubahan pola alur karena adanya dermaga
kebisingan, getaran, kontaminasi endapan dasar perairan, hilangnya habitat dasar perairan, • Perubahan pola alur karena adanya breakwater
kerusakan terhadap ekologi marine dan perikanan erosi pantai, perubahan pola arus, buangan • Perubahan pola arus dapat menyebabkan pengikisan
limbah, bocoran dan limpahan BBM serta emisi bahan berbahaya. tebing pantai (abrasi/erosi) dan meyebabkan sedimentasi
• Terkontaminasinya air laut oleh buangan ceceran minyak,
1 Laut
7.1. POTENSI GANGUAN LINGKUNGAN AKIBAT KEGIATAN PELABUHAN meningkatnya COD, Logam berat, Fe, Mn dan Pb di
perairan.
Pembangunan, pengoperasian pelabuhan secara langsung maupun tidak langsung dapat • Terkontaminasinya air laut oleh lumpur buangan saat
membawa dampak pada lingkungan sekitar. Kajian terhadap AMDAL untuk rencana pengerukan lumpur, pemasangan tiang pancang
pembangunan pelabuhan perlu dilakukan untuk mengetahui dampak besar dan penting dari dermaga, dsb.
suatu kegiatan pembangunan dan pengoperasian pelabuhan hasilnya nanti akan diperlukan • Gangguan debu dan kebisingan sesaat terhadap
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan kegiatan tersebut. 2 Udara masyarakat saat mobilisasi tenaga, alat, bahan serta saat
operasional pelabuhan
Yang dimaksud dampak besar dan penting selanjutnya disebut dampak penting adalah
• Pencernaan air tanah oleh limbah buangan minyak oli
perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh kegiatan dan limbah cair sisa penanganan ikan
operasional pelabuhan nantinya. 3 Air Tanah
• Terkontaminasinya air tanah oleh buangan kegiatan
Berdasarkan pendekatan prakiraan dampak negative yang ditimbulkan akibat kegiatan diatas pelabuhan darat
adalah sebagai berikut: • Kerusakan jalan umum saat mobilisasi tenaga, alat dan
bahan
1. Degradasi Lingkungan 4 Ruang, Lahan dan Tanah • Terjadinya pengikisan hutan mangrove saat penggalian
a. Penurunan kualitas air di perairan sekitar pelabuhan, yang disebabkan oleh berbagai dan pembuatan bangunan pelabuhan
hal seperti oleh buangan limbah, bocoran dan limpahan bahan bakar, pembersihan • Berdirinya bangunan liar saat pengoperasian pelabuhan
kapal. • Kecemburan sosial dengan adanya penggunaan tenaga
b. Penurunan populasi dan keanekaragaman biota, yang disebabkan antara lain oleh kerja dari luar
5 Sosial Ekonomi • Rasa khawatir akan hilangnya sebagian / seluruh tanah
tercemarnya perairan dan berkurangnya lahan akibat pembangunan fasilitas
milik akibat proyek pada kegiatan penentu lokasi, study
pelabuhan. dan desain
c. Penurunan kualitas udara, yang disebabkan aktivitas alat transportasi, baik kendaraan • Kecemburuan sosial dan interaksi sosial yang
berat, mobil, kapal maupun peralatan/mesin yang berada di kawasan pelabuhan. meresahkan masyarakat karena pengunaan tenaga kerja
d. Peningkatan kebisingan, yang disebabkan oleh aktivitas alat transportasi, baik dari luar saat mobilisasi tenaga, alat dan bahan.
kendaraan berat, mobil, kapal maupun peralatan/mesin yang berada dikawasan 6 Sosial Budaya
• Kecemburuan sosial pada bagian masyarakat yang tidak
pelabuhan. memperoleh kesempatan menggunakan fasilitas
e. Degradasi lahan seperti erosi/longsor, abrasi dan sedimentasi serta perubahan bentuk pelabuhan
lahan/fisiografi yang disebabkan pada saat pembangunan maupun operasional • Gangguan estetik oleh sisa galian saat pembersihan jalan
pelabuhan. Selain itu juga berkurangnya lahan untuk berbagai hewan maupun dan land clearing
tumbuhan. 7 Estetika • Gangguan terhadap kelancaran lalu lintas penduduk saat
f. Peningkatan kebutuhan air untuk memenuhi aktivitas pelabuhan. pembuatan bangunan utama pelabuhan dan bangunan
g. Berkurangnya lahan penangkapan ikan oleh nelayan sehingga dapat mengubah pelengkap
struktur mata pencaharian penduduk.
h. Kontaminasi dari Bahan Beracun dan Berbahaya yang ditumpuk di kawasan
pelabuhan.
2. Pelayaran 7.2. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI PELABUHAN
a. Peningkatan arus lalu lintas pelayaran/kapal.
b. Kemungkinan terjadinya kecelakaan tabrakan kapal. Secara umum pengelolaan lingkungan di Pelabuhan dilakukan secara berkala, sebaiknya
setiap 3 bulan sekali. Pemantauan pengelolaan lingkungan yang dilakukan antara lain:
Selain dampak negative, maka terdapat juga dampak positif, terutama di bidang ekonomi,
sosial dan tenaga kerja, dampak positif yang timbul dari kegiatan kepelabuhan in i:
a. Ketersediaan kesempatan kerja dan berusaha masyarakat sekitar.
b. Peningkatan pendapatan masyarakat dan daerah.
57
RENCANA INDUK PELABUHAN BADAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
58
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
7.3. ANALISA DATA KUALITAS AIR Jenis, ukuran serta sarana dan prasarana fasilitas pengelolaan limbah di pelabuhan
tersebut tergantung pada potensi, kapasitas, jenis serta karakteristik limbah dan bahan dari
Hasil Pengujian Laboratorium atas contoh air yang diambil dari lokasi perairan dan daratan hasil kegiatan kapal.
pelabuhan Badas adalah sebagai berikut: Dalam proses perizinannya, maka jenis-jenis limbah B3 yang diizinkan untuk disimpan dan
dikumpulkan di Reception Facilities (RF) dipelabuhan ini terbatas hanya untuk limbah-
1. Lokasi limbah B3 yang telah diketahui secara pasti dan dijamin ketersediaan fasilitas pengelolaan
Pengambilan sampel air laut dilakukan di lokasi sekitar dermaga Pelabuhan Sangatta, dapat lanjutannya. Izin yang perlu dimiliki oleh Reception Facilities (RF) limbah B3 dipelabuhan
dilihat pada Gambar 7.1 adalah:
1. Penyimpanan.
2. Pengumpulan.
3. Pengangkutan
Reception Facilities (RF) di pelabuhan, selain melakukan kegiatan pengumpulan dan
penyimpanan limbah B3, juga dapat memiliki fasilitas pengolahan (antara lain : oil
separator, waste water treatment plant / WWTP) dan landfill residu atau limbah B3 lainnya
(antara lain : incinerator) baik yang berlokasi dikawasan pelabuhan maupun diluar
kawasan pelabuhan. Hal ini disebut dengan Fasilitas Pengelolaan Limbah di Pelabuhan,
dan izin yang perlu dimiliki oleh fasilitas semacam ini adalah:
1. Pengoperasian alat pengolahan.
2. Penyimpanan.
3. Pengumpulan.
4. Pengangkutan.
5. Pengolahan.
6. Pemanfaatan.
7. Landfill.
f« lilit * t
f*en yirr p .'n
m b h ca'ir
j
te n p d t
II
Gambar 7.2. Diagram Alur proses di Fasilitas Pengolah Limbah Terpadu k t t c r .in q jii =pOt
Mi l l I p in t u < jw b s r» j - k m tO f fU l i > I\U 4 tl
•. i l i u m p«itib c^(tQ tY i = I ib o fA tO fV n
- b.tk. p p n irrp u iiQ
- Art K t .d i t l i » 0
G. Pengawasan
Pengawasan secara menyeluruh terhadap pengoperasian fasilitas pengelolaan limbah B3
di pelabuhan dilakukan oleh para pihak terkait sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
masing-masing seperti yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
1. Mekanisme Pengawasan
Mekanisme pengawasan yang komprehensif perlu dilakukan pada aspek-aspek antara
lain:
a. Aspek teknis, dan
b. Aspek administrasi.
Jika terjadi kecelakaan, maka para pihak dapat memberikan respon yang cepat dalam
rangka mengurangi setiap bahaya yang timbul pada kesehatan manusia dan / atau
lingkungan.
60
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Keterangan:
* : Nilai hasil uji parameter tersebut merupakan nilai total kandungan tt : Tidak Terditeksi
** : Standard Methode, edisi ke 21 tahun 2005 A : Tidak memnuhi Baku Mutu yang dipersyaratkan
61
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
1. Produser, dalam hal ini adalah penduduk Kabupaten Kutai Timur yang menggunakan dijadikan acuan bagi rencana pembangunan dan pengembangan pelabuhan. Karakteristik dan sektor
pelabuhan sebagai bagian dari aktivitas kesehariannya, salah satunya adalah pengiriman unggulan hinterland pelabuhan yang berpotensi untuk pengembangan Pelabuhan Sangatta ditinjau dari
hasil komoditi unggulan; beberapa factor antara lain jumlah hasil bumi yang terdapat dikawasan Sangatta dan sekitarnya serta
jumlah potensi eksport/import yang akan memanfaatkan potensi Pelabuhan Sangatta.
2. Operator Transportasi, dalam hal ini adalah badan hukum atau perorangan yang
memberikan jasa pelayanan transportasi;
3. Pengguna, dalam hal ini adalah penduduk Kabupaten Kutai Timur dan atau para pendatang 8.3.2. Prakiraan Biaya Pengembangan
yang berkunjung ke kota ini; Pembangunan suatu pelabuhan tidak saja dilihat dari sisi laut, namun mencakup pembangunan
4. Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah Kabupaten Kutai Timur pada satu kawasan. Pelabuhan baik dari sisi laut maupun sisi darat. Termasuk dengan fasilitas-
khususnya fasilitas lainnya. Kebutuhan biaya dalam bahasan ini berpedoman kepada Peraturan Mennteri
Perhubungan Republik Indonesia Nom or: 75 Tahun 2013 Tentang Standar Biaya Tahun 2014
8.2.1. Manfaat Langsung di Lingkungan Kemenrerian Perhubungan. Dengan disesuaikan dengan kondisi lokasi dan
Manfaat langsung yang akan diperoleh dengan investasi pengembangan Pelabuhan Sangatta jangka waktu pelaksanaan konstruksi.
Rencana biaya investasi pengembangan Pelabuhan Sangatta dapat dilihat pada tabel berikut:
antara lain adalah:
1. Tersedianya prasarana dan sarana pelabuhan yang semula tidak ada;
2. Keamanan dan kenyamanan aktivitas pelabuhan akibat dari adanya fasilitas fungsional dan
penunjang;
3. Aktivitas para tenaga kerja pelabuhan yang dipastikan bertambah;
4. Bertambahnya lapangan pekerjaan bagi generasi muda untuk mengurusi aktivitas
pelabuhan laut karena adanya peningkatan aktivitas muatan baik orang maupun barang dan
meningkatkan perekonomian secara umum.
62
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
63
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
8‘4 ' A N A LIS IS KELAYAKAN EKONOMI Tabel 8.4. Analisis Kelayakan Ekonomi
8-4.1 Analisis Kelayakan Ekonomi Efek Efek pada
Asistensi Kebergunaa Struktur
Pemerintah n pada Lingkungan
Aktivitas perekonomian di Kabupaten Kutai Timur didominasi oleh sektor pertambangan, RT/RW (Eksternalitas) Ekonomi
khususnya batubara. Hal ini terlihat dari kontribusi batubara terhadap PDRB Kabupaten Kutai Deveploment Criteria
Timur yang mencapai lebih dari 80% serta laju pertumbuhan selama tahun 2010-2012 yang Fisibilitas konstruksi + + + + +
terus meningkat. Apabila kontribusi pertambangan batubara diabaikan, sektor pertanian dan Konsistensi zoninq + + + + +
perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi dalam kisaran 23% terhadap PDRB Pencegahan terhadap
penurunan tanah + + + + +
Kutai Timur. Sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan perkembangan yang
Mempertahankan kondisi
mengesankan pada tahun 2012 dengan laju pertumbuhan sebesar 27,34%. + + + +
kelautan danj^eri kanan +
Tabel 8.3. Kontribusi dan Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2010-2012 menurut Sektor Akseksibilitas publik terhadap
kondisi laut + + + +
Kontribusi (%) Laju Pertumbuhan (%)
Lapangan Usaha Keuntungan ekologi +
2010 2011 2012 2010 2011 2012 + + +
3.77 3.25 3.49 2.26 5.90 6.73 Destinasi Regional + + +
-=^nQnian______ _________ + +
- p e la m b a n g a n dan Penggalian 86.74 88.43 87.86 9.73 12.05 12.83 Market Criteria + + + +
JLlS justri Pengolahan 0.28 0.23 0.22 0.05 1.01 0.72 Perluasan pasar + + + + +
-k is triW Gas dan Air Bersih 0.09 0.08 0.08 4.71 5.02 4.51 keberlanjutan pembiayaan + + + + +
-Seegunan______ ___________ 2.14 1.75 1.73 7.54 6.03 0.73 pertumbuhan industry + + + + +
3.54 3.45 3.44 11.78 9.88 27.34 tenaga kerja + + +
P-e rdaaangan, Hotel dan Restoran + +
- e pgangkutan dan Komunikasi 1.75 1.42 1.69 6.93 5.80 4.69 ketersediaan input factor + + + +
Sumber penerimaan + + +
^ iL»angan, Persewaan dan Jasa 0.84 0.71 0.66 3.79 5.08 + +
2.92 Pendanaan Pemerintah + + +
-^£U sahaan_______________ + +
0.85 0.68 0.82 4.58 4.96 4.96 pendanaan swasta (investasi) + +
34,247.87 45,748.62 50,184.45 9.33 11.43 12.68 Keterangan : + = Berkolerasi Positif
Kutai Timur adhb (miliar rupiah)
S um b er: Kutai Timur dalam Angka 2013
Pada bagian ini tarif untuk kegiatan di Pelabuhan Sangatta akan dibedakan berdasarkan tarif
Kabupaten Kutai Timur merupakan penyumbang terbesar produksi komoditas kelapa sawit di
yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas
Kalimantan Timur. Pada tahun 2012, Kutai Timur memberikan kontribusi sebesar 47,86% dari
ems Penenmaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang Berlaku pada Departemen Perhubungan
total produksi kelapa sawit Kalimantan Timur. Berdasarkan kecamatan, produksi kelapa sawit serta tarif yang digunakan oleh operator Pelabuhan.
terbesar berasal dari Kecamatan Muara Wahau, sebesar 43,55% dari total produksi kelapa
sawit di Kutai Timur. Tarif yang berlaku untuk pendapatan PNBP di Pelabuhan Sangatta adalah sebagai berikut:
Pengembangan Pelabuhan Sangatta diharapkan akan meningkatkan kontribusi sub sektor Tabel 8.5. Tarif PNBP dan Proyeksi Volume Pelabuhan Sangatta menurut Jenis Jasa
angkutan laut terhadap PDRB dan pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi Tahun 2018-2034
Kabupaten Kutai Timur
No
Secara ringkas manfaat ekonomi yang diperoleh akibat dari pengembangan pelabuhan Jenis Jasa Satuan T a rif
V o lu m e
2018 2024
Sangatta dapat dilihat pada tabel berikut: 1 Jasa Labuh Kapal Pelra per GT
2029 20T4
20 00 11,518 13,588 15,571 17,817
2 Jasa Tambat Kapal Pelra per GT 15.00 11,518 13,588 15,571 17,817
3 Jasa Labuh Kapal Penumpang per GT 10.00 33,000 387,173 387,173 387,173
4 Jasa Tambat Kapal Penumpang per GT 15.00 33,000 387,173 387,173 387,173
5 Jasa Pandu Kapal Penumpang Kel I kapal 33,000.00 88 136 136 136
6 Jasa Dermaga (bongkar/muat barang konsumsi) per ton/m3 175 00 11,518 13,588 15,571 17,817
7 Jasa Dermaga (bongkar/muat barang lainnya) per ton/m3 350.00 4,073 10,043 15,435 25,705
8 Jasa Penumpukan Lapangan per ton/m 3 60.00 15,591 23,631 31,006 43,522
9 Pelayanan Keberangkatan Penumpanq Kelas B per orang 1,000.00 17,235 24,295 32,342 43,053
10 Pelayanan Pengantar Penumpang Kelas B per orang 500.00 51,706 72,885 97,025 129,160
11 Sewa /Retribusi Tanah/Kios m2 500.00 5,875 5,875 5,875 5,875
12 Perdapatan Lain Dari Pelayan Utilitas
5% d ari se lu ru h p e n e rim aan
o n -io o n o / ___u I. A . '__ ./ ° ................. " ' '■'•«‘- ' « " a " oanyaua a c ic Jllld I c tll U M
2018-2034 adalah sebesar Rp 1,820 miliar dengan laju pertumbuhan pendapatan sebesar 6,14
persen setiap tahunnya. Rincian pendapatansetiap tahunnya adalah sebagai berikut:
64
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Tabel 8.6. Proyeksi Pendapatan PNBP Pelabuhan Sangatta Tahun 2018 - 2034
FCF, FCF9 FCF™
Estimasi Pendapatan NetPV = ----------- i— i------------ ~— i. j --------------- - Initial Investment
Tahun /, \l n v2 „ ,30
(RP) (l + r ) (1 + r) (1 + r)
2018 57,261,616
Dimana:
2019 60,180,335
■ Net Present Value adalah selisih antara akumulasi nilai sekarang dari Free Cash Flow
2020 63,280,734 selama 30 tahun ke depan dengan nilai total investasi sekarang
2021 66,575,185 ■ Free Cash Flow adalah jumlah arus kas per tahun yang merupakan hasil penjumlahan laba
2022 70,077,030 bersih dan biaya depresiasi
2023 73,800,669 ■ radalah tingkat pendiskonto yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari nilai dana
2024 89,910,090 masa depan. Angka ini juga merupakan refleksi tingkat premium risiko yang hendak
2025 94,125,262 ditanggung oleh investor
2026 98,612,837 ■ Initial investment adalah total dana yang diinvestasikan berdasarkan nilai sekarang.
2027 103,392,571
Suatu anggaran barang modal dinyatakan layak secara finansial jika NPV pada akhir usia
2028 108,485,901
ekonomis adalah positif.
2029 113,916,123
2030 119,708,580 Dengan mengasumsikan biaya operasional pelabuhan sebesar Rp 1.330.183,- per hari, hari
2031 125,890,877 operasi dalam setahun sebanyak 360 hari, tingkat inflasi sebesar 10%, dan tingkat bunga
pengembalian (internal rate return, IRR) sebesar 10%, serta adanya biaya untuk idle capacity
2032 132,493,120
untuk konstruksi laut yang belum dapat digunakan sebesar 25% dari proyeksi pendapatan tahun
2033 139,548,181 2015-2017, NPV pengembangan Pelabuhan Sangatta pada akhir tahun ke-30 sebesar - Rp
2034 147,092,004 91.976.721. miliar, atau lebih kecil dari biaya investasi yang ditanamkan. Dengan demikian,
dapat disimpulkan pengembangan Pelabuhan Sangatta belum dapat dinyatakan layak secara
Sumber: Hasil pengolahan, 2014
finansial.
Adapun tarif yang digunakan oleh perusahaan operator pelabuhan adalah sebagai berikut :
Tabel 8.7. Tarif dan Proyeksi Volume Pelabuhan Sangatta menurut Jenis Jasa
Tahun 2018-2034
V olum e
No Jenis Jasa Satuan T arif
2018 2024 2029 2034
1 Bongkar Muat ton/m3 10,250.00 15,949 24,957 33,468 47,508
2 Jasa Labuh Kapal per GT 146.00 44,876 402,088 405,206 408,976
3 Jasa Tambat Kapal per GT 130.00 44,876 402,088 405,206 408,976
4 Jasa Dermaga ton/m3 350.00 44,876 402,088 405,206 408,976
5 Jasa Penumpukan ton/m3 3,600.00 2.00 111,640 174,701 234,276 332,554
6 Pelayanan Keberangkatan Penumpang per orang 5,000.00 17,235 24,295 32,342 43,053
7 Pelayanan Pengantar Penumpang per orang 100.00 51,706 72,885 97,025 129,160
65
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Pengeluaran Laba
Tahun Pendapatan Biaya Capacity Cashflow Present Value
Biaya Depresiasi Idle Sebelum Pajak Setelah Pajak
1 - - 3,078,389,414.10 523,325,640.63 (3,601,715,054.73) - (523,325,640.63) (475,750,582.39)
2 - - 3,078,389,414.10 530,391,989.38 (3,608,781,403.48) - (530,391,989.38) (438,340,487.09)
3 - - 3,078,389,414.10 537,853,961.05 (3,616,243,375.15) - (537,853,961.05) (404,097,641.66)
4 5,439,142,902.49 478,865,884.93 3,078,389,414.10 - 1,881,887,603.46 1,599,604,462.94 4,677,993,877.04 3,195,132,762.13
5 5,693,949,692.56 526,752,473.42 3,078,389,414.10 - 2,088,807,805.03 1,775,486,634.28 4,853,876,048.38 3,013,875,137.92
6 5,969,819,844.95 579,427,720.77 3,078,389,414.10 - 2,312,002,710.08 1,965,202,303.57 5,043,591,717.67 2,846,976,038.46
7 6,269,098,974.59 637,370,492.84 3,078,389,414.10 - 2,553,339,067.65 2,170,338,207.50 5,248,727,621.60 2,693,427,189.41
8 6,594,433,329.80 701,107,542.13 3,078,389,414.10 - 2,814,936,373.58 2,392,695,917.54 5,471,085,331.64 2,552,301,684.97
9 6,948,810,248.11 771,218,296.34 3,078,389,414.10 - 3,099,202,537.67 2,634,322,157.02 5,712,711,571.12 2,422,747,371.76
10 8,409,273,088.81 848,340,125.98 3,078,389,414.10 - 4,482,543,548.73 3,810,162,016.42 6,888,551,430.52 2,655,834,777.93
11 8,832,297,699.47 933,174,138.57 3,078,389,414.10 - 4,820,734,146.80 4,097,624,024.78 7,176,013,438.88 2,515,148,932.92
12 9,295,865,532.03 1,026,491,552.43 3,078,389,414.10 - 5,190,984,565.50 4,412,336,880.67 7,490,726,294.77 2,386,776,244.55
13 9,804,855,385.46 1,129,140,707.67 3,078,389,414.10 - 5,597,325,263.68 4,757,726,474.13 7,836,115,888.23 2,269,843,648.31
14 10,364,789,144.17 1,242,054,778.44 3,078,389,414.10 - 6,044,344,951.63 5,137,693,208.88 8,216,082,622.98 2,163,551,342.59
15 10,981,919,080.17 1,366,260,256.28 3,078,389,414.10 - 6,537,269,409.78 5,556,678,998.31 8,635,068,412.41 2,067,166,723.69
16 11,663,327,112.97 1,502,886,281.91 3,078,389,414.10 - 7,082,051,416.96 6,019,743,704.42 9,098,133,118.52 1,980,018,847.89
17 12,417,037,669.61 1,653,174,910.10 3,078,389,414.10 - 7,685,473,345.41 6,532,652,343.60 9,611,041,757.70 1,901,493,374.34
18 13,252,146,012.54 1,818,492,401.11 3,078,389,414.10 - 8,355,264,197.32 7,101,974,567.72 10,180,363,981.82 1,831,027,946.61
19 14,178,964,160.27 2,000,341,641.23 3,078,389,414.10 - 9,100,233,104.94 7,735,198,139.20 10,813,587,553.30 1,768,107,974.47
20 15,209,186,817.53 2,200,375,805.35 3,078,389,414.10 - 9,930,421,598.08 8,440,858,358.37 11,519,247,772.47 1,712,262,781.01
21 16,357,491,296.62 2,420,413,385.88 3,078,389,414.10 - 10,858,688,496.64 9,229,885,222.14 12,308,274,636.24 1,663,224,178.77
22 17,637,918,969.63 2,662,454,724.47 3,078,389,414.10 - 11,897,074,831.06 10,112,513,606.40 13,190,903,020.50 1,620,449,323.87
23 19,067,462,983.49 2,928,700,196.92 3,078,389,414.10 - 13,060,373,372.47 11,101,317,366.60 14,179,706,780.70 1,583,563,531.33
24 20,665,558,084.60 3,221,570,216.61 3,078,389,414.10 - 14,365,598,453.89 12,210,758,685.81 15,289,148,099.91 1,552,239,903.67
25 22,454,268,400.79 3,543,727,238.27 3,078,389,414.10 - 15,832,151,748.41 13,457,328,986.15 16,535,718,400.25 1,526,180,635.33
26 24,458,647,230.73 3,898,099,962.10 3,078,389,414.10 - 17,482,157,854.53 14,859,834,176.35 17,938,223,590.45 1,505,114,774.37
27 26,707,146,231.42 4,287,909,958.31 3,078,389,414.10 - 19,340,846,859.01 16,439,719,830.16 19,518,109,244.26 1,488,796,177.87
28 29,232,080,792.59 4,716,700,954.14 3,078,389,414.10 - 21,436,990,424.35 18,221,441,860.70 21,299,831,274.80 1,477,001,644.26
29 32,070,159,320.75 5,188,371,049.55 3,078,389,414.10 - 23,803,398,857.10 20,232,889,028.53 23,311,278,442.63 1,469,529,207.46
30 35,263,085,216.75 5,707,208,154.51 3,078,389,414.10 - 26,477,487,648.15 22,505,864,500.92 25,584,253,915.02 1,466,196,579.16
Total Present Value 54,009,800,023.90
Investasi Awal 145,986,521,120.00
Net Present Value (91,976,721,096.10)
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
ttd.
dengan aslinya
HUKUM
ADJI HERPRIARSONO
66