Anda di halaman 1dari 75

MENTERI PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 80 TAHUN 2019
TENTANG
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 17


Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Peraturan
Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015, setiap
pelabuhan wajib memiliki Rencana Induk Pelabuhan;
b. bahwa Rencana Induk Pelabuhan untuk Pelabuhan
Utama dan Pelabuhan Pengumpul ditetapkan oleh
Menteri Perhubungan setelah terlebih dahulu
mendapat rekomendasi dari Gubernur dan
Bupati/Walikota mengenai kesesuaian dengan Tata
Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota;
c. bahwa Rencana Induk Pelabuhan Sangatta Provinsi
Kalimantan Timur disusun dengan telah
memperhatikan Rencana Induk Pelabuhan Nasional,
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan
Timur dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Kutai Timur, keserasian dan
keseimbangan dengan kegiatan lain terkait
di lokasi Pelabuhan Sangatta, kelayakan teknis,
ekonomis dan lingkungan serta keamanan
dan keselamatan lalu lintas kapal;

d. b a h w a ...
- 2 -

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, serta
untuk memberikan pedoman bagi pembangunan dan
pengembangan Pelabuhan Sangatta perlu menetapkan
Keputusan Menteri Perhubungan tentang Rencana
Induk Pelabuhan Sangatta Provinsi Kalimantan Timur.

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang


Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4849);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. P era tu ra n P em erin ta h ...


- 3 -

5. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang


Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5731);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5093);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang
Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5108)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010
tentang Angkutan di Perairan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang
Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109);
9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
10. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);

11. P era tu ra n M en teri ...


- 4 -

11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62


Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Unit Penyelenggara Pelabuhan sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 77 Tahun 2018
tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara
Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 1184);
12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 311) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor PM 146 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
1867);
13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 129
Tahun 2016 tentang Alur-Pelayaran di Laut dan
Bangunan dan/atau Instalasi di Perairan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1573);
14. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 112
Tahun 2017 tentang Pedoman dan
Proses Perencanaan di Lingkungan Kementerian
Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 1710);

15. P era tu ra n M en teri ...


- 5 -

15. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122


Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);
16. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 432
Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan
Nasional;

Memperhatikan: 1. Surat Rekomendasi Kepala Badan Perijinan dan


Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur
atas nama Gubernur Kalimantan Timur Nomor
503/ 1602/PEL/BPPMD-PTSP/VIII/2016 tanggal 24
Agustus 2016 tentang Rencana Induk Pelabuhan
Umum Sangatta;
2. Surat Bupati Kutai Timur Nomor
075/222.1/Hubkominfo.03 tanggal 7 April 2016
perihal Rekomendasi Rencana Induk Pelabuhan
Sangatta;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA, PROVINSI
KALIMANTAN TIMUR.

PERTAMA Menetapkan Rencana Induk Pelabuhan Sangatta, Provinsi


Kalimantan Timur, sebagai pedoman dalam pembangunan,
pengoperasian, pengembangan pelabuhan dan penentuan
batas-batas Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah
Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Sangatta.

KEDUA Untuk menyelenggarakan kegiatan kepelabuhanan pada


Pelabuhan Sangatta yang meliputi pelayanan jasa
kepelabuhanan, pelaksanaan kegiatan ekonomi dan
pemerintahan lainnya, serta pengembangannya sesuai
Rencana Induk Pelabuhan Sangatta, dibutuhkan areal
daratan total seluas 7,2 Ha serta areal perairan seluas
270,33 Ha terdiri atas:

a. a rea l d a ra ta n ...
- 6 -

a. areal daratan pengembangan Pelabuhan Sangatta


seluas 7,2 Ha;
b. areal perairan Pelabuhan Sangatta seluas 270,33 Ha,
terdiri atas:
1) areal labuh kapal seluas 52,83 Ha;
2) areal kolam putar seluas 4,4 Ha;
3) areal tempat sandar kapal seluas 1,78 Ha;
4) areal alur pelayaran seluas 55,29 Ha;
5) areal keperluan darurat seluas 22,41 Ha;
6) areal kapal mati seluas 22,41 Ha;
7) areal perbaikan kapal seluas 5,94 Ha;
8) areal pengembangan pelabuhan seluas 160,56 Ha.

KETIGA : Rencana pembangunan dan pengembangan Pelabuhan


Sangatta untuk memenuhi kebutuhan pelayanan jasa
kepelabuhanan dilakukan berdasarkan perkembangan
angkutan laut, sebagai berikut:

a. jangka pendek, dari Tahun 2015 sampai dengan


Tahun 2019;
b. jangka menengah, dari Tahun 2015 sampai dengan
Tahun 2024; dan
c. jangka panjang, dari Tahun 2015 sampai dengan
Tahun 2034;

dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Lampiran


yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Keputusan Menteri ini.

KEEMPAT : Penyelenggara Pelabuhan Sangatta menyusun dokumen


desain teknis untuk pelaksanaan pembangunan dan
pengembangan fasilitas Pelabuhan Sangatta.

K E L IM A : ...
- 7 -

KELIMA Fasilitas Pelabuhan Sangatta yang direncanakan untuk


dibangun dan dikembangkan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Keputusan Menteri ini, dilaksanakan
dengan mempertimbangkan prioritas kebutuhan, tingkat
penggunaan fasilitas pelabuhan yang sudah terbangun dan
kemampuan pendanaan sesuai peraturan perundang-
undangan serta wajib dilakukan dengan memperhatikan
aspek lingkungan, didahului dengan studi lingkungan.

KEENAM Rencana penggunaan dan pemanfaatan lahan untuk


keperluan peningkatan pelayanan jasa kepelabuhanan,
pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi
lainnya serta pengembangan Pelabuhan Sangatta dan
sekitarnya sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan
Menteri ini.

KETUJUH Dalam hal penggunaan dan pemanfaatan lahan


sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEENAM terdapat
areal yang dikuasai pihak lain, maka pemanfaatannya
harus didasarkan pada ketentuan peraturan perundang-
undangan.

KEDELAPAN : Rencana Induk Pelabuhan Sangatta dapat ditinjau dan

dikaji ulang 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun atau sesuai


kebutuhan.

K E S E M B IL A N : ...
- 8 -

KESEMBILAN : Direktur Jenderal Perhubungan Laut melakukan


pembinaan dan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan
Keputusan Menteri ini.

KESEPULUH : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 9 April 2019

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BUDI KARYA SUMADI

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada:


1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman;
3. Menteri Dalam Negeri;
4. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
5. Menteri Perindustrian;
6. Menteri Perdagangan;
7. Menteri Badan Usaha Milik Negara;
8. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
9. Kepala Staf TNI Angkatan Laut;
10. Gubernur Kalimatan Timur;
11. Bupati Kutai Timur;
12. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal dan Direktur Jenderal
Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan;
13. Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Sangatta.

i dengan aslinya
HUKUM,

JI HERPRIARSONO
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
Nomor
Tanggal

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KEM EN TER IAN PERHUBUNGAN


"
t'Mmpr- RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

, U \

antara rencana pengembangan pelabuhan dengan rencana pengembangan wilayah.


RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA Rencana Induk (Master Plan) Pelabuhan itu sendiri adalah merupakan suatu produk
C pengaturan ruang pelabuhan berupa peruntukan rencana tataguna tanah dan perairan di
KABUPATEN KUTAI TIMUR Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan melalui
hasil pengkajian, penyelidikan dan analisa secara menyeluruh dengan memperhatikan kondisi
PROV. KALIMANTAN TIMUR alam, aspek sosial, ekonomi, lingkungan, institusional, teknologi dan kondisi setempat yang
merupakan penjabaran lebih lanjut dari Rencana Induk Pelabuhan Nasional

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

' Witr.!' A. Maksud


■Un, Sontang Utara Adapun maksud dari penyusunan Rencana Induk Pelabuhan ini adalah sebagai upaya
untuk menyediakan pedoman perencanaan pembangunan dan pengembangan pelabuhan
sehingga pelaksanaan kegiatan pembangunan dapat dilakukan secara terstruktur,
menyeluruh dan tuntas, mulai dari perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan,
1. PENDAHULUAN pembiayaan serta partisipasi masyarakat dalam proses pemeliharaan pelabuhan yang
sudah terbentuk.
1.1. LATAR BELAKANG B. Tujuan
Dalam sistem transportasi, pelabuhan merupakan suatu simpul dari mata rantai kelancaran Tujuannya adalah sebagai acuan dalam pelaksanaan pengelolaan pelabuhan di Pelabuhan
muatan angkutan laut dan darat, yang selanjutnya berfungsi sebagai kegiatan peralihan antar Sangatta sehingga kegiatan pembangunan yang ada dapat optimal dalam mengurangi
moda transportasi. permasalahan yang timbul pada waktu operasional pelabuhan.

Pentingnya peran pelabuhan dalam suatu system transportasi, mengharuskan setiap


pelabuhan memiliki suatu kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan 1.3. LOKASI KEGIATAN
pelabuhan. Kerangka dasar tersebut tertuang dalam suatu rencana pengambangan tata ruang Lokasi Kegiatan Penyusunan Rencana Induk (Master Plan) Pelabuhan adalah pada Pelabuhan
yang kemudian dijabarkan dalam suatu tahapan pelaksanaan pembangunan jangka pendek, Sangatta di Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimatan Timur.
jangka menengah, dan jangka panjang. Hal ini diperlukan untuk menjamin kepastian usaha dan
pelaksanaan pembangunan pelabuhan yang terencana, terpadu, tepat guna, efisien dan
berkesinambungan.
Kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan suatu pelabuhan tersebut
diwujudkan dalam suatu penyusunan Rencana Induk Pelabuhan yang menjadi bagian dari tata
ruang wilayah dimana pelabuhan tersebut berada, untuk menjamin sinkronisasi antara rencana
pengembangan pelabuhan dengan rencana pengembangan wilayah.
Pelabuhan, sebagaimana dirumuskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2009,
adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat
kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang berupa
terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan
intra dan antar moda transportasi.
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran,
bahwa setiap pelabuhan wajib memiliki Rencana Induk Pelabuhan yang memuat rencana
peruntukan wilayah daratan dan perairan. Untuk menjaminn adanya sinkronisasi antara
rencana pengembangan pelabuhan dengan rencana pengembangan wilayah, maka dalam
penyusunan Rencana Induk Pelabuhan harus memperhatikan rencana tata ruang dan wilayah
baik di tingkat Kabupaten, Kota maupun Provinsi.
Pentingnya peran pelabuhan dalam suatu sistem transportasi, mengharuskan setiap pelabuhan
memiliki suatu kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan pelabuhan.
Kerangka dasar tersebut tertuang dalam suatu rencana pengembangan keruangan yang Gambar 1.1 Lokasi Pelabuhan Sangatta Provinsi Kalimantan Timur
kemudian dijabarkan dalam suatu tahapan pelaksanaan pembangunan jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang. Kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan
pelabuhan diwujudkan dalam dalam suatu Rencana Induk Pelabuhan yang menjadi bagian dari
tata ruang wilayah dimana pelabuhan tersebut berada, untuk menjamin adanya sinkronisasi

1
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

1.4. RUANG LINGKUP 2. TINJAUAN KEBIJAKAN


1. Pekerjaan Persiapan
2. Survey Lapangan 2.1. LANDASAN HUKUM
a. Pengumpulan Data & Diskusi dengan Pemda setempat pada Kunjungan Lapangan. Adapun yang menjadi landasan hukum didalam Kegiatan Penyusunan Rencana Induk
b. Survey Data Prim er, melaksanakan site surveys untuk mendukung penyusunan Master Pelabuhan Sangatta ini diantaranya sebagai berikut:
Plan.
■ Pengamatan lapangan secara visual. 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
■ Dokumentasi keadaan lapangan melalui foto-foto. 2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
■ Wawancana kondisi lapangan dengan pejabat penduduk dan pengguna jasa 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
pelabuhan. 4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan;
■ Survey Topografi 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
■ Survey Bathymetri Hidup;
■ Survey lingkungan 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
* Analisa Permintaan Jasa Angkutan Laut 7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
3. Penyusunan Rancangan Rencana Pengembangan 8. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;
4. Penyusunan Rencana Induk (Master Plan) Pelabuhan 9. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan;
13. Keputusan Presiden Nomor 62 Tahun 2007 tentang Fasilitas Umum;
14. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25 Tahun 2011 tentang Sarana Bantu Navigasi
Pelayaran (SBNP);
15. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 52 Tahun 2011 tentang Pengerukan dan Reklamasi
sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2014
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 52 Tahun 2011 tentang
Pengerukan dan Reklamasi;
16. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan dan
Pengusahaan Angkutan Laut;
17. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 20 Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan
Pelayaran;
18. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan Laut;
19. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perhubungan;
20. Peraturan Menteri Perhubungan PM 129 Tahun 2016 tentang Alur Pelayaran di Laut dan
Bangunan dan/atau Instalasi di Perairan;
21. Peraturan Menteri Perhubungan PM 20 Tahun 2017 tentang Terminal Khusus dan Terminal
untuk Kepentingan Sendiri;
22. Peraturan Menteri Perhubungan PM 112 Tahun 2017 tentang Pedoman dan Proses
Perencanaan di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
23. Keputusan Menteri Perhubungan KP 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan
Nasional;
24. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut UM.002/38/18/DJPL-11 tentang Standar
Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan;
25. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut PP.001/2/19/DJPL-14 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan.

2
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

2.2. TATA RUANG WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 2.2.2. Rencana Pola Ruang Wilayah
2.2.1. Rencana Struktur Ruang Provinsi Kalimantan Timur Rencana pola ruang wilayah provinsi meliputi: rencana kawasan lindung; dan rencana kawasan
budidaya.
Rencana struktur ruang wilayah provinsi disusun berdasarkan kebijakan dan strategi penataan
A. Kawasan Lindung
ruang wilayah provinsi, meliputi sistem perkotaan; sistem jaringan prasarana utama; dan sistem
Kawasan lindung terdiri dari kawasan hutan lindung, kawasan yang memberikan
jaringan prasarana lainnya.
perlindungan terhadap kawsan bawahanya, kawasan perlindungan setempat, kawasan
A. Sistem Perkotaan
suaka alam pelestarian alam dan cagar budaya serta kawasan lindung geologi, kurang lebih
seluas 4.808.613 Ha
Rencana pengembangan sistem perkotaan wilayah provinsi dan sistem perkotaan nasional
yang terkait dengan wilayah provinsi sebagaimana dimaksud,meliputi: 1. Kawasan Hutan Lindung;
1. pusatkegiatan nasional (PKN), meliputi: Kawasan Perkotaan Balikpapan - Tenggarong - Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud, seluas kurang lebih 2.889.100 Ha
Samarinda - Bontang, dan Kota Tarakan; 2. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya sebagaimana,
meliputi:
Tabel 2.1. Rincian Kawasan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) a. kawasan bergambut, seluas kurang lebih 722.047Ha, tersebar di Kabupaten Kutai
Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Paser; dan
No. Nama PKN Kota/Kabupaten Fungsi b. kawasan resapan air, yang tersebar seluruh wilayah provinsi.
1. Kaw asan Perkotaan a. Sam arinda ■ Pusat pemerintahan provinsi
■ Pusat pemerintahan kota
B. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya
Balikpapan-
T enggarong- ■ Pusat perdagangan dan jasa regional Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, Provinsi Kalimantan Timur diidentifikasi memiliki
Sam arinda-B ontang ■ Pusat koleksi dan distribusi barang dan jasa regional
■ Pusat pelayanan jasa pariwisata
wilayah yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti perikanan,
■ Pusat transportasi darat dan laut regional pertanian, pariwasata, industri, pertambangan dan lain-lain dengan berpedoman pada
■ Pendidikan tinggi rencana tata ruang wilayah.
■ Pusat pelayanan kesehatan Sebagai dasar dalam pemenuhan kebutuhan pengembangan daerah, penataan ruang
■ Pusat Siaran dan Telekomunikasi
nasional telah mengatur pembentukan kawasan untuk meningkatkan ekonomi pada pusat
■ Pusat Olah Raga skala Provinsi
■ Pengendalian Lingkungan Kelautan pertumbuhan yaitu dengan Kawasan Andalan. Kawasan andalan merupakan bagian dari
■ Pusat Pengolahan Batubara kawasan budidaya yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan
■ Pusat transportasi laut regional dan internasional ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan disekitarnya. Kawasan Andalan Nasional
■ Pusat koleksi dan distribusi barang regional yang terkait dengan wilayah Provinsi Kalimantan Timur antara lain:
b. Balikpapan ■ Pusat pemerintahan kota
■ Pusat perdagangan regional
1. Kawasan Andalan Tanjung Redeb dan sekitarnya.
■ Pusat Industri 2. Kawasan Andalan Sangkulirang - Sengatta - Muara Wahau (SASAMAWA).
■ Pusat transportasi udara internasional 3. Kawasan Andalan Bontang - Samarinda - Tenggarong - Balikpapan - Penajam dan
■ Pusat Pengolahan Migas sekitarnya (BONSAMTEBAJAM) dan sekitarnya.
c. Tenggarong ■ Pusat Pengolahan Migas
4. Kawasan Andalan Laut Bontang - Tarakan dan sekitarnya.
■ Pusat Pengolahan Batubara
■ Pusat pemerintahan kabupaten
■ Pusat perdagangan regional L2.3. Penetapan Kawasan Strategis Provinsi
■ Pusat koleksi dan distribusi barang regional Kawasan strategis provinsi sebagaimana dimaksud terdiri atas:
■ Pusat pengembangan perkebunan sawit dan pengolahan 1. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh
hasil sawit
terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi meliputi:
d. Bontang ■ Pusat Industri Strategis Nasional
■ Pusat Pengolahan Migas a. Kawasan Industri Kariangau di Kota Balikpapan;
■ Pusat pemerintahan kota b. Kawasan Industri Jasa & Perdagangan di KotaSamarinda;
■ Pusat perdagangan regional c. Kawasan Industri Petrokimia di Kota Bontang;
■ Pusat koleksi dan distribusi barang regional d. Kawasan Industri Pariwisata KepulauanDerawan di Kabupaten Berau;
■ Pusat pengolahan Perikanan
e. Kawasan Industri Delta Kayan Food Estate di Kabupaten Bulungan;
2. Tarakan e. Tarakan ■ Pusat pertahanan & keamanan perbatasan
■ Pusat pemerintahan kota f. Kawasan Industri Strategis Perbatasan di Kabupaten Mahakam Ulu;
■ Pusat transportasi laut regional dan internasional g. Kawasan Industri Tanaman Pangan di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten
■ Pusat Penelitian Kelautan Paser;
■ Pusat koleksi dan distribusi barang regional h. Kawasan Agropolitan Regional di Kabupaten Kutai Timur;dan
■ Pusat perdagangan regional dan internasional
■ Pusat pengolahan perikanan
i. Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy di Kabupaten Kutai Timur.
■ Pusat pengembangan pariwisata 2. Kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal provinsi, kawasan
■ Pusat Transportasi udara baik regional maupun permukiman perbatasan di Kabupaten Nunukan.
internasional 3. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya di dalam wilayah provinsi
■ Pusat Pendidikan dan kesehatan
meliputi:
Sumber: RTRW Provinsi Kalimantan Timur 2011-2031
a. Museum Mulawarman di Kabupaten Kutai Kartanegara;
b. Desa Budaya Pampang di Kota Samarinda; dan

3
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

N. 00»? N.aoe.t N. 00* l N.0.0E.0 . 00.0 2.3.2 Sistem Jaringan Prasarana Utama
1
------ ____
Rencana Pengembangan sistem jaringan prasarana utama Kabupaten Kutai Timur, meliputi:
A. Sistem Jaringan Transportasi Darat;
B. Sistem Jaringan Transportasi Laut, dan ;
3?2
a C. Sistem Jaringan Transportasi Udara

A. Sistem Jaringan Transportasi Darat


Tujuan pengembangan prasarana dan sarana transportasi pada dasarnya diarahkan untuk
2 mendukung peningkatan dan perkembangan secara optimal, khususnya untuk membuka
keterisolasian wilayah serta menunjang pengembangan interakasi wilayah yang satu
dengan wilayah lainnya. Selain itu diarahkan pula untuk meningkatkan kelancaran koleksi
dan distribusi barang dan jasa serta mobilitas masyarakat di kawasan Kabupaten Kutai
Timur.
1. Jaringan Jalan
Rencana Pengembangan Jaringan jalan di Kabupaten Kutai Timur terdiri atas :
a. jaringan jalan bebas hambatan Balikpapan - Samarinda - Bontang - Sangatta;
b. jaringan jalan kolektor primer nasional, terdiri atas :
1) peningkatan ruas jalan Bontang - Sangatta;
2) peningkatan ruas jalan Sangatta - Sp. Perdau;
Serta peningkatan 8 ruas jalan lainnya
c. jaringan jalan kolektor primer provinsi
d. jaringan jalan kolektor primer kabupaten
e. jaringan jalan lokal primer kabupaten, meliputi peningkatan dan pembangunan
seluruh ruas jalan yang menghubungkan antar desa dan peningkatan ruas jalan d
dalam kawasan perkotaan ibukota kecamatan.
f. jaringan jalan khusus pertambangan, terdiri atas :
2. Jaringan Prasarana Lalulintas
Rencana jaringan prasarana lalulintas di Kabupaten Kutai Timur terdiri atas :
a. Terminal tipe B di Sangatta Kecamatan Sangatta Utara dan di Sangkulirang
Kecamatan Sangkulirang ;
b. Terminal tipe C, yaitu di seluruh ibukota kecamatan.
c. Terminal barang sebagai dukungan bagi kegiatan industri Kawasan Maloy, yaitu di
Kecamatan Kaliorang.
3. Jaringan Layanan Lalulintas
Rencana jaringan layanan lalulintas di Kabupaten Kutai Timur meliputi trayek angkutan
penumpang, terdiri atas :
a. Sangatta - Sagkulirang;
b. Sangatta - Bengalon;
c. Sangatta - Muara Wahau;
d. Sangkulirang - Kaliorang - Maloy;
e. Sangkulirang - Muara Wahau;
f. Muara Wahau - Batu Ampar;
g. Muara Wahau - Muara Bengkal;
h. Muara Bengkal - Muara Ancalong; dan
i. Muara Bengkal - Batu Ampar - Rantau Pulung - Sangatta.
4. Jaringan Angkutan Sungai dan Penyebrangan
Di dalam system transportasi darat, terdapat pula jaringan angkutan sungai, danau, dan
penyeberangan. Kabupaten Kutai Timur memiliki 1 (satu) pelabuhan angkutan sungai,
sedangkan untuk angkutan danau dan penyeberangan tidak ada. Rencana sistem
jaringan sungai di Kabupaten Kutai Timur terdiri atas :
— i—
N.ao»? N.aoe.i N.Q3C.0 . 0 0 .0
a. pelabuhan sungai, yaitu pelabuhan Muara Wahau di Kecamatan Muara Wahau; dan
b. alur pelayaran sungai, yaitu Muara Wahau - Muara Kaman (Kabupaten Kutai
Kartanegara).
Gambar 2.2. Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Kutai Timur
5
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

c. Koridor Sungai Mahakam (Tanjung Isuy, Desa Mancong, Lamin Eheng).


4. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup di dalam wilayah provinsi meliputi: 2.3. TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KUTAI TIMUR
a. kawasan 3 (tiga) Danau, Danau Semayang, Danau Jempang, Danau Melintang, Danau 2.3.1 Rencana Struktur Ruang
Siran, dan sekitarnya;
b. kawasan Teluk Balikpapan (Sepaku-Penajam-Balikpapan); Rencana struktur ruang wilayah meliputi:
c. kawasan Delta Mahakam; dan a. Arahan Pembagian Sub Sistem Wilayah Pengembangan (SSWP);
d. kawasan Pesisir dan Laut Kepulauan Derawan. b. Pusat pusat Kegiatan di Kabupaten Kutai Timur
Pusat - pusat kegiatan tersebut diantaranya adalah :

Tabel 2.2. Tabel Pusat - Pusat Kegiatan


No Pusat Kegiatan Lokasi Kecamatan
1 Pelayanan Kegiatan Kota Sangatta Kecamatan Sangatta
Wilayah (PKW) Selatan dan Kecamatan
Sangatta Utara.
2 Pelayanan Kegiatan Sangkulirang Kecamatan Sangkulirang;
Lokal (PKL) Muara Wahau Kecamatan Muara Wahau;
Muara Bengkal dan
Kecamatan Muara Bengkal.
3 Pusat Pelayanan Bengalon Kecamatan Bengalon; dan
Kawasan (PPK) Karangan Kecamatan Karangan.
4 Pusat Pelayanan Muara Ancalong Kecamatan Muara
Kawasan (PPK) Busang Ancalong; Kecamatan
Kombeng Busang; Kecamatan
Teluk Pandan Kongbeng; Kecamatan
Batu Ampar Teluk Pandan; Kecamatan
Sandaran Batu Ampar; dan
Kecamatan Sandaran.
Sumber: RTRW Kabupaten Kutai Timur 2012-2032

Gambar 2.1. Peta Struktur Ruang Provinsi Kalimantan Timur

4
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

5. Jalur Rel Kereta Api


Rencana jaringan jalur kereta api didasari arahan pengembangan jaringan jalur kereta
api yang tercantum pada RTRWP Kalimantan Timur. Rencana pengembangan
jaringan kereta api yang terdapat di Kabupaten Kutai Timur diarahkan sebagai angkutan
batubara, meliputi:
a. Pembangunan jaringan kereta api pada tahap menengah ketiga yang
menghubungkan Provinsi Kalimantan Selatan - Kuaro - Long Kali - Penajam -
Balikpapan- Samarinda - Bontang - Sangatta - Muara Wahau - Muara Lesan -
Tanjung Redeb - Tanjung Batu - Tanah Kuning - Tanjung Selor - Kerang Agung-
Sesayap - Tidung Pale - Malinau - Mensalong - Pembeliangan - Salang -
Simanggaris - Batas Negara.
b. Pembangunan rel kereta api Trans Kutai Kencana yang menghubungkan Muara
Wahau dan Bengalon dengan panjang sebesar 129,41 km digunakan untuk
keperluan pengangkutan hasil pertambangan dan perkebunan.
c. Pembangunan Stasiun kereta api sedang di Kota Sangatta.
d. Untuk lebih jelasnya rincian ruas jaringan jalan kolektor dan peta rencana jaringan
jalan di Kabupaten Kutai Timur dapat dilihat pada tabel dan gambar pada halaman
berikutnya.

B. Sistem Transportasi Laut


Tatanan kepelabuhanan di Kabupaten Kutai Timur terdiri atas :
1. pelabuhan pengumpul, yaitu Pelabuhan Maloy di Kecamatan Kaliorang
2. pelabuhan pengumpan, yaitu Pelabuhan Sangkulirang di Kecamatan Sangkulirang dan
Pelabuhan Sangatta di Sangkima Kecamatan Teluk Pandan; dan
3. terminal khusus, yaitu 12 terminal khusus yang merupakan terminal khusus batubara
dan terminal khusus pertamina.

Pelabuhan Maloy diarahkan sebagai pelabuhan barang dengan lingkup pelayanan


internasional dan regional. Pelabuhan Maloy merupakan pintu gerbang distribusi dan koleksi
seluruh hasil industri dan pertanian yang dihasilkan oleh Kabupaten Kutai Timur. Pelabuhan
Sangkulirang dan Pelabuhan Sangatta direncanakan untuk dapat melayani angkutan
penumpang umum yang melayani rute-rute nasional dan terintegrasi dengan alur pelayaran
nasional yang dikelola oleh PT. PELNI.
Alur pelayaran di Kabupaten Kutai Timur meliputi alur pelayaran barang dan penumpang
yang terdiri atas :
1. Sangatta - Barru - Majene (Sulawesi Selatan) PP;
2. Sangatta - Tanjung Redeb PP;
3. Sangatta - Pare-pare (Sulawesi Selatan) PP;
4. Sangatta - Samarinda - Balikpapan PP; dan
5. Sangatta - Tanjung Redeb - Makassar (Sulawesi Selatan) PP.

C. Sistem Transportasi Udara


Bandar udara yang selama ini ada di Kabupaten Kutai Timur merupakan Bandar udara yang
bersifat perintis ataupn Bandar udara yang dimiliki khusus oleh perusahaan perkebunan
atau pertambangan. Bandar udara yang secara regular melayani penumpang sat ini adalah
Bandar udara Tanjung Bara di Kecamatan Sangatta Utara, namun Bandar udara ini
merupakan Bandar udara khusus yang dimiliki oleh PT. Kaltim Prima Coal (KPC). Arahan ke
depan, mengingta kebutuhan aksesibilitas masyarakat, keterjangkauan lokasi, dan potensi
engembangan perekonomian daerah, pengembangan Bandar udara mutlak diperlukan.
Beberapa Bandar udara yang bersifat perintis akan ditingatkan pelayanannya menjadi
Bandar udara pengumpan dan terintegrasi dengan tatanan kebandarudaraan nasional.
Tatanan kebandarudaraan di Kabupaten Kutai Timur berupa bandar udara pengumpan,
yaitu bandar udara Sangkima di Kecamatan Teluk Pandan.
Untuk lebih jelasnya peta rencana jaringan transportasi laut dan transportasi.
Gambar 2.3. Peta Rencana Sistem Transportasi Darat

6
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

20 1 2 -2 0 3 2
2012- 2032

TAHUN
HUN

Gambar 2.5. Peta Rencana Sistem Transportasi Udara


Gambar 2.4. Peta Rencana Sistem Transportasi Laut

7
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

2.3.3 Rencana Pola Ruang Wilayah Tabel 2.4. Kawasan Budidaya Non Kehutanan Kabupaten Kutai Timur
Rencana pola ruang Kabupaten Kutai Timur dibagi menjadi dua yaitu Kawasan Lindung dan KAWASAN BUDIDAYA NON KEHUTANAN (Ha)
Permuki
Kawasan Budidaya No KECAMATAN Pertanian Pertanian Pertanian
Permukima man KIPI /
Kaw.
Kaw. Kaw. Pel.
JUMLAH
Perkebunan (Food Lahan Lahan Bukit KTM KBNK
n Pedesaan Perko­ Maloy Industri Pelabuhan Batubara
Estate) Basah Kering Pelangi
taan
A. Kawasan Lindung Kec. Batu
1 6.772,22 - - 5.895,19 1.810,76 - - - - - - - 14.478,17
Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a, meliputi: Ampar
2 Kec. Bengalon 160.368,75 - 2.222,33 8.386,29 5.921,29 - - - 4.924,02 - - - 181.822,68
a. kawasan hutan lindung; 3 Kec. Busang 62.778,37 16 280,56 2.025,60 2957,52 2.027,08 - - - . . -
- 86.069,13
b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya; 4 Kec. Kaliorang 5.719,09 - 1.934,87 2.580,53 5.792,96 - 1.409,92 - - - 126,04 - 17.563,41
c. kawasan perlindungan setempat; 5 Kec. Karangan 90.001,38 10.592,69 555,07 5.613,12 2.490,42 - . . . . . . 109.252,68
6 Kec. Kaubun 58 218,30 - 2.768,05 1.204,78 5.277,39 - - - - - - - 67.468,52
d. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya; dan 7 Kec. Kongbeng 68.806,73 - 1.127,35 1.297,72 7.679,40 - - . . . . - 78.911,20
e. kawasan rawan bencana 8
Kec. Long
23.453,74 2 807,36 1.778,65 2.591,19
Mesangat - - - - - - - - 30.630,94
Kec. Muara
B. Kawasan Budidaya 9
Ancalong
88.800.43 17.198,38 199,77 2.599,87 3.068,21 - - - - - - - 111.866,66
Kec. Muara
10 30.586,23 - 3.074,58 4.512,92 1.626,34 - - - - - - - 39.800,07
Bengkal
Tabel 2.3. Kawasan Budidaya Kehutanan Kabupaten Kutai Timur 11
Kec. Muara
123.038,80
Wahau - - 12.655,38 6.923,24 - - - - - - - 142.617,42
KAWASAN BUDIDAYA KEHUTANAN 12
Kec. Rantau
73.560,99 1.137,28 6.153,69 6.763,55
Pulung - - - - - - - - 87.615,51
(Ha) JUMLAH KBK
No KECAMATAN 13 Kec. Sandaran 104.089,50 19.131,15 - 1.593,84 2.699,37 . . . . . . _ 127.513,86
Hutan Produksi (Ha) <ec.
Hutan Produksi 14 85.636,61 - 3,57 3.370,85 2.638,04 3.842,57 - - - - 578,31 96.069,95
Terbatas Sangkulirang
Kec. Sengata
1 Kec. Batu Ampar 34.078,74 - 34.078,74 15
Selatan - - 268,21 12.867,37 1.725,61 1.755,28 - - - - - - 16.616,47
2 Kec. Bengalon 52.896,40 83.777,90 136.674,30 16
Kec. Sengata
10.349,49 - - 2.065,01 4.118,91 9.083,20 280,25 119,42 26.016,28
Utara - - - -
3 Kec. Busang 16.832,48 236.475,67 253.308,15 17 Kec. Telen 61.261,44 2.748,18 1.889,37 . - . . .
- - - . 65.898,99
4 Kec. Kaliorang 2.490,02 - 2.490,02 kec. Teluk
Dandan - - - 7.064,98 2.830,33 - - - - - - - 9.895,31
5 Kec. Karangan 55.074,40 86.918,42 141.992,82 TOTAL 1.053.442,07 63.202,78 18.071,28 85.345,90 67.873,46 10.838,48 5.252,49 280,25 4.924,02 119,42 126,04 578,31 1.310.107,25
6 Kec. Kaubun 11.335,81 4.462,92 15.798,73 4 Mil Laut - - - - . - . . . . - . 195.795.00
7 Kec. Kongbeng 29.996,82 39.457,89 69.454,71 Total + 4 Mil Laut - - - - - - - - - . . - 1.510.958.73
% 69,72 4,18 1,20 5,65 4,49 0,72 0,35 0,02 0,33 0,01 0,01 0.04 100
8 Kec. Long Mesangat 3.880,42 - 3.880,42
9 Kec. Muara Ancalong 66.200,00 12.719,78 78.919,78
10 Kec. Muara Bengkal 17.902,73 - 17.902,73
11 Kec. Muara Wahau 64.790,09 243.592,39 308.382,48
12 Kec. Rantau Pulung 47.624,76 - 47.624,76
13 Kec. Sandaran 137.135,32 - 137.135,32
14 Kec. Sangkulirang 19.199,11 - 19.199,11
15 Kec. Sengata Selatan - - 0,00
16 Kec. Sengata Utara - - 0,00
17 Kec. Telen 44.099,39 19.665,36 63.764,75
18 kec. Teluk pandan 39.953,45 - 39.953,45
TOTAL 643.489,95 727.070,33 1.370.560,28
% 46,95| 53,05 100

8
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGA7TA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

N.QO.C N.aoe.i N.oo.1 N.aoc.o


_i...... ................1
------------------------- l----------------------- 1 .. ..ao.0
i—
11 9W E

ii i J

KAB'JFATEH KUTAI T MUR TAHUN 2012 •


, i ! I h !!

REUCAHA POLA RUAUG


i
j U m s i i
hU
111 1 B
< * i
1 1 i? f
{ j . 1 ! \\ ti
i l l ! j i i V If I
118*30'0*E

i h a i 51 n
118°0'0*E
117*30trE
11 7W E
116'30'0'E
11 6W E

N-QO.C N.ttOE.l N.OOol N.0.0E.0

Gambar 2.6. Peta Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya Kabupaten Kutai Timur 2012-2032 Gambar 2.7. Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Kutai Timur 2012-2032

9
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

2.3.4 Penetapan Kawasan Strategis upaya menjamin kepastian usaha, mutu pelayanan yang lancar dan cepat, kapasitas
mencukupi, tertib, selamat, aman, tepat waktu,tarif terjangkau, kompetitif, aksesibilitas tinggi
Penetapan kawasan strategis ditetapkan sesuai dengan prioritas kebutuhan dan kegunaannya. dan tata kelolayang baik. Kebijakan tersebut akan terus dibangun dan dikembangkan
Penetapan kawasan strategis meliputi: berdasarkan konsensus dan komitmen dari para pemangku kepentingan.
A. Kawasan Strategis Nasional
Rencana pengembangan kawasan strategis provinsi adalah penetapan kawasan yang
mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan dan pelestarian 2.4.2 Kebijakan Transportasi Laut Nasional
lingkungan. Kawasan Strategis Nasional (KSN) meliputi:
1. Kawasan strategis nasional Perbatasan Darat RI dan Jantung Kalimantan (Heart Of Sistem jaringan transportasi nasional terdiri atas :
Borneo) Kalimantan Timur- Sarawak - Sabah; a. Sistem jaringan transportasi darat;
2. Kawasan strategis nasional Perbatasan Laut RI di sekitar pulau-pulau kecil terluar b. Sistem jaringan taranportasi laut; dan
Kalimantan Timur meliputi Pulau Sebatik, Gosong Makasar, Pulau Maratua, dan Pulau c. Sistem jaringan transportasi udara.
Sambit;
Sistem jaringan transportasi darat terdiri atas jaringan jalan nasional, jaringan jalur kereta api,
3. Kawasan pengembangan ekonomi terpadu Samarinda -Sanga-sanga- Muara Jawa-
dan jaringan transportasi sungai, danau, dan penyeberangan. Sistem jaringan transportasi laut
Balikpapan (KAPET SASAMBA);dan
terdiri atas tatanan kepelabuhan dan alur pelayaran. Dalam Sistim Transportasi Nasional
(Sistranas) transportasi laut diposisikan sebagai penghubung dan pemersatu bagi kegiatan
B. Kawasan Strategis Provinsi
transportasi darat yang berlangsung disetiap pulau. Pengembangan transportasi laut langsung
Kawasan strategis provinsi sebagaimana dimaksud terdiri atas:
disetiap pulau disesuaikan dengan kebutuhan hubungan antar pulau dan intra pulau.
1. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh
Kebijakan pembangunan transportasi laut nasional jangka panjang terdiri dari pengembangan
terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi meliputi:
pelabuhan peti kemas, terminal konvensional (general cargo), dan terminal penumpang
a. Kawasan Industri Kariangau di Kota Balikpapan;
angkutan laut. Struktur jaringan transportasi laut direncanakan menurut kategori sebagai
b. Kawasan Industri Jasa & Perdagangan di KotaSamarinda;
berikut:
c. Kawasan Industri Petrokimia di Kota Bontang;
1. Secara horizontal
d. Kawasan Industri Pariwisata KepulauanDerawan di Kabupaten Berau;
a. Dibagian Utara wilayah nasional menghubungkan pulau-pulau terluar dengan daratan
e. Kawasan Industri Delta Kayan Food Estate di Kabupaten Bulungan;
atau pulau induk terdekat, yaitu antara Natuna dengan Batam/Bintan dan Kalimantan
f. Kawasan Industri Strategis Perbatasan di Kabupaten Mahakam Ulu;
Barat serta Sangihe - Talaud dengan Sulawesi Utara dan Halmahera.
g. Kawasan Industri Tanaman Pangan di Kabupaten Penajam Paser Utara dan
b. Dibagian Tengah, wilayah nasional, menghubungkan wilayah bagian tengah Sumatera
Kabupaten Paser;
melalui Bangka - Belitung ke Kalimantan, Kalimantan Timur dengan Sulawesi Tengah,
h. Kawasan Agropolitan Regional di Kabupaten Kutai Timur;dan
dan Sulawesi Tenggara ke Kepulauan Maluku hingga Papua bagian Barat.
i. Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy di Kabupaten Kutai
c. Di bagian Selatan wilayah nasional menghubungkan Sumatera dengan Jawa hingga
Timur.
NTT dengan lintas penyeberangan dan NTT dengan Papua dengan transportasi laut.
2. kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal provinsi, kawasan
permukiman perbatasan di Kabupaten Nunukan. 2. Secara vertikal
3. kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya di dalam wilayah provinsi a. Menghubungkan Jawa dengan Kalimantan
meliputi: b. Menghubungkan NTB dan NTT dengan Sulawesi
a. Museum Mulawarman di Kabupaten Kutai Kartanegara; c. Menghubungkan NTT dengan Maluku
b. Desa Budaya Pampang di Kota Samarinda; dan
c. Koridor Sungai Mahakam (Tanjung Isuy, Desa Mancong, Lamin Eheng).
4. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung !.5. MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI
lingkungan hidup di dalam wilayah provinsi meliputi: (MP3EI) 2011 -2025
a. kawasan 3 (tiga) Danau, Danau Semayang, Danau Jempang, Danau Melintang,
Danau Siran, dan sekitarnya; .5.1 Koridor Ekonomi Indonesia
b. kawasan Teluk Balikpapan (Sepaku-Penajam-Balikpapan);
c. kawasan Delta Mahakam; dan Pembangunan koridor ekonomi di Indonesia dilakukan berdasarkan potensi dan keunggulan
d. kawasan Pesisir dan Laut Kepulauan Derawan masing-masing wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai negara yang terdiri atas
ribuan pulau dan terletak di antara dua benua dan dua samudera, wilayah kepulauan Indonesia
memiliki sebuah konstelasi yang unik, dan tiap kepulauan besarnya memiliki peran strategis
2.4. RENCANA INDUK PELABUHAN NASIONAL masing-masing yang ke depannya akan menjadi pilar utama untuk mencapai visi Indonesia
tahun 2025. Dengan memperhitungkan berbagai potensi dan peran strategis masing-masing
2.4.1 Pendekatan Umum pulau besar (sesuai dengan letak dan kedudukan geografis masing-masing pulau), telah
Kebijakan pelabuhan nasional akan merefleksikan perkembangan sektor kepelabuhanan ditetapkan 6 (enam) koridor ekonomi seperti yang tergambar pada peta
menjadi industri jasa kepelabuhanan kelas dunia yang kompetitif dan sistem operasi pelabuhan
sesuai dengan standar internasional baik dalam bidang keselamatan pelayaran maupun
perlindungan lingkungan maritim. Tujuannya adalah untuk memastikan sektor pelabuhan dapat
meningkatkan daya saing, mendukung perdagangan,terintegrasi dengan sistem multi-moda
transportasi dansistem logistik nasional.Kerangka hukum dan peraturan akan diarahkan dalam
10
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Tema p e m ba ngu na n m asing-m asing


k o rid o r e k o n o m i da la m p e rc e p a ta n dan
p e rlu a s a n p e m b a n g u n a n e k o n o m i

B P usat Ekonomi Moga


® P usat Ekonomi

KE SiimJtPia ^ KE Jawa KE Kalimantan A KE Sulav/esl KE Bali - N uia ti'nggaia 6 KE Papua - Kepulauan Maluku

2.5.2 Pembangunan Koridor Ekonomi Indonesia


Pembangunan koridor ekonomi di Indonesia dilakukan berdasarkan potensi dan keunggulan
masing-masing wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai negara yang terdiri atas
Gambar 2.9. Koridor Ekonomi Kalimantan
ribuan pulau dan terletak di antara dua benua dan dua.
Sesuai dengan kondisi sumber daya dan geografis Pulau Kalimantan, tema pengembangan
T e id irid a riJ K *gio tn n E t o no mi IHnroo:
Terna te n te n g u r a n ;
P m it Etorw m i: Koridor Ekonomi Kalimantan dalam MP3EI adalah sebagai Pusat Produksi dan Pengolahan
PusocPtudvksl danPengdahon • tartar» k ■Mirr^o kdon Gb i • Besiftoji Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional. Hal ini tercermin dalam daftar rencana investasi
Has# Tambang&lumbung • rtrfa ■BotJturo .aiup.it
■ B c n ^ rn ia in ’ H e B ja S w it • ntrtoyusn fast-track MP3EI yang didominasi oleh kegiatan ekonomi utama energi (migas dan batubara)
Energi Nasional • S a ra n m u
dan mineral (bauksit dan besi baja). Adapun kegiatan-kegiatan ekonomi utama di dalam Koridor
Ekonomi Kalimantan akan berpusat pada empat pusat ekonomi yakni Kota Pontianak,
• Jt«j (o ti «icMl'sl’ tu si* eicocml S h » l PwE^y.wH
Palangkaraya, Banjarmasin, dan Samarinda, yang terkoneksi melalui Jalur Penghubung
ss.ip.ji aifjtou mmm, U h r * < r B . r » i t'^ Jt B > rcr1 Koridor.
smc<ji cstutai h-jjs -------- J j Sj i E t iW I n g Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa penopang utama perekonomian
SW pol a iv ■■■ 'rfkuiKi'-Hrt Api Kalimantan adalah sektor migas dan pertambangan yang berkontribusi sekitar 50 persen dari
Sh>i.‘ji aiijidt/A-jmiPd Eirr^.in Prrawrar
& total PDRB Kalimantan. Namun demikian, terdapat beberapa kendala terkait dengan
pengembangan perekonomian yang dihadapi oleh Koridor Ekonomi Kalimantan antara lain:
■ Adanya tren menurun pada total nilai produksi sektor migas dari tahun ke tahun, sehingga
perlu
■ pengembangan secara intensif sektor-sektor lainnya guna mengimbangi penurunan kinerja
sektor migas,
■ sehingga perekonomian Kalimantan dapat terjamin keberlanjutannya;
■ Terdapat disparitas pembangunan antar wilayah di dalam koridor, baik antara wilayah
penghasil migas
■ dengan non-penghasil migas, maupun antara kawasan perkotaan dengan kawasan
perdesaan;
■ Terdapat kesenjangan antara infrastruktur pelayanan dasar yang tersedia dengan yang
dibutuhkan.
■ Infrastruktur dasar yang dimaksud mencakup infrastruktur fisik seperti jalan, kelistrikan,
akses air bersih,
■ dan lain-lain; dan non-fisik (sosial) seperti pendidikan dan layanan kesehatan
■ Realisasi investasi pembangunan di Koridor Ekonomi Kalimantan yang sejauh ini masih
tergolong rendah

Gambar 2.8. Tema Pembangunan


11
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

2.5.3 Inisiatif Strategi Indfeni Inti* Kti In Vosiimkiu- cJ<di P « n » n a h , EOVN dan <^rr^jran i)DP! IrJiunJ

I n b i a t i l S t i a t e g k K o i i d o i E k o n o m i K a li m a n t a n llii

iiTVtuvjwji'am t+ n m & n r W n r r iif tx b^nvnAnr Irfnamkur In g in i ku r Udlraa rHr U w a d li I tjI


fii'C tT A T ubn FaJitainn ftwcr■ & tbrvtin Rtl Karan
u 1C&*JUW

Gambar 2.11. Indikasi Investasi Koridor Ekonomi Kalimantan

2.5.4 Fokus Pengembangan

Dalam jangka panjang, pengembangan kegiatan ekonomi utama difokuskan untuk membangun
industri hilir kegiatan ekonomi utama, didukung dengan penguatan teknologi dan kapasitas
sumber daya manusia (SDM) dan ilmu pengetahuan & teknologi (IPTEK). Selain itu, sektor jasa
juga perlu dikembangkan untuk menggantikan kegiatan ekonomi Sumber Daya Alam (SDA)
yang tidak terbarukan di Koridor Ekonomi Kalimantan.

Jumlah
StLUV t V . ^ t j J
K t V j 'i i p
Selain itu, inisiatif yang ditawarkan di Koridor Ekonomi Kalimantan dapat berupa penciptaan dan
ttagatan Ekonomi i n f stasi
r*;. r*i n o to le l£'tin
i.tn rm
Ftahku Irifias t iu t l u r ft: t il utung
|IC>P
l ^ b n D t f . J lir
L hJtlU ‘J S-J'J'J h
pengembangan aglomerasi industri yang didukung oleh pengadaan infrastruktur pendukung
TTiiunl
fcafdfcr vV| seperti tenaga listrik, air bersih, dan pengolahan limbah. Pusat kegiatan ekonomi utama dalam
B o n ta rf. Kutai
B aukst/A lum ire
Rerrrrintah.
Eta b buhe M a ta n. Fta 1 tfereta A p i da n Pontf f i
36.CO 26 struktur tata ruang Kalimantan dihubungkan melalui jaringan jalan raya dan jalur rel kereta api
i
L 3-|69.14.2C t-i
Tlm u( dsk
KE taps Sawit B UNT<
SWTEtB
533 6
trans Kalimantan yang terintegrasi dengan angkutan sungai. Pola pengembangan industri hilir
Batu t o o 6 *7 9 29
kegiatan ekonomi pertambangan, pertanian, dan perkebunan yang terintegrasi dengan
ttataps SBwit 030 34
P errerintalt pengembangan kluster industri hilirnya dikembangkan di sepanjang sungai. Hal ini dilakukan
2 K3-p.13.20h2 B slitjepon. dsk M ip s BUOT< (ta b b u le r\ Je mbata n. Jata n. Utilitas A ir 1 5 .6 3 1
Swasta untuk efisiensi pengadaan prasarana perhubungan (darat). Sesuai dengan sumber daya alam
Pertayuan Q33 2

Ftapakdan
dan kondisi geografis Pulau Kalimantan, Koridor Ekonomi Kalimantan mempunyai tema
3 fS -|l3 (-3 M pi Swasta 7QCO 13
C a ro l tliltj'n i pembangunan atau aktivitas utama pembangunan sebagai hasil tambang dan lumbung energi
7
f e s ifia ji 656
nasional.
to ta lm u . 3
Ke tapa sa w it BUMTt O/arlcKf C o m o ro A w a & c r f f l dan 281
4 t2 -U 9 .1 4 .2 C H K ro h Bambu
SwiEta EtarteilenJatan
dsk fe t u t a e 542 3

ftarto yie n 127 4

Besi Baja 3 300 33


Pemerintah.
3 t3-|1.9.20h3 Barito, dsk Ke taps Sawit BUr»T< Pcnv/E'. fiw g y c ttta b u la n danJatan 2 7S 3
Swasta
ftartayusn 6.29 20

B au tik/A lum ina 62.22 46

Ponte ro k ftn e rr- 17.97 20


ttataps Sawit
6 tE-|S. 9. 14.201-6 W m (BW i h. tah. BUMN. B in d a e . Ja b n d a n A o n C v fii'^ o V i1'
dsk Batu b an Swasta 4 » 2

Perksyien 9.39 30

He rata A pi
a s tu te ra
ftm erin ta h . Jalur t t r e t a A piP u ru kC a h u -'ta n ju n g tu y d a n
7 tS-p3h? Kalimantan Lintas Sektor 6113 3
Swmta P u ru k C a h u -B s rf t io n g ta ta n T o re ttalrnantan
dan Ja h n T o ra
t» lin e nta n

Gambar 2.10. Inisiatif Strategi Koridor Ekonomi Kalimantan

12
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Tabel 3.1. Luas Daerah Provinsi Kalimantan Timur Dirinci


3. GAMBARAN UMUM LOKASI KEGIATAN menurut Wilayah Kabupaten / Kota (Km2)

3.1. GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Persentas Banyak Banyak


Luas Daratan
No. Kabupaten / Kota Kecamata Desa/Keluraha
(Km 2)
3.1.1 Letak dan Administrasi Wilayah Provinsi (% ) n n
1 Paser 11,192.93 8.79 10 144
Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memiliki luas daratan 127.267,52 km2 dan luas pengelolaan 2 Kutai Barat* 30,945.60 24.32 21 238
laut 25.656 km2. Provinsi ini terletak antara 113°44' -119°00' Bujur Timur dan 4°24' Lintang 3 Kutai Kartanegara 26,348.95 20.70 18 237
Utara - 2°25' Lintang Selatan dengan batas-batas wilayah : 4 Kutai Timur 31,896.49 25.06 18 135
5 Berau 22,200.33 17.44 13 110
Sebelah Utara dibatasi oleh : Provinsi Kalimantan Utara Penajam Paser
Sebelah Selatan dibatasi oleh : Provinsi Kalimantan Selatan 6 3,211.55 2.52 4 54
Utara
Sebelah Barat dibatasi oleh : Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan 7 Balikpapan 561.28 0.44 6 34
Tengah, serta Malaysia 8 Samarinda 717.83 0.56 10 53
Sebelah Timur dibatasi oleh : Selat Makassar dan Laut Sulawesi 9 Bontang 192.56 0.15 3 15
Kalimantan Timur 127,267.52 100.00 103 1,020
Provinsi Kalimantan Timur terdiri dari 9 Kabupaten dan 4 Kota, saat ini 1 Kota dan 3 Kabupaten
*termasuk Kabupaten Mahakam Ulu
berpisah menjadi Provinsi sendiri yaitu Provinsi Kalimantan Utara, Provinsi Kalimantan Utara
Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka, Tahun 2013
resmi disahkan rapat Paripurna DPR RI tanggal 25 Oktober 2012 berdasarkan UU Nomor 20
Tahun 2012, namun akan berdiri sepenuhnya mulai tahun 2015.
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Berikut adalah daftar Kabupaten dan Kota yang masuk wilayah Provinsi Kalimantan Tim ur:
1. Kabupaten Berau
2. Kabupaten Kutai Barat
3. Kabupaten Kutai Kartanegara
4. Kabupaten Kutai Timur
5. Kabupaten Mahakam Ulu
6. Kabupaten Paser
7. Kabupaten Penajam Paser Utara
8. Kota Balikpapan
9. Kota Bontang
10. Kota Samarinda

Adapun Kabupaten dan Kota yang masuk ke wilayah Provinsi Kalimantan Utara adalah sebagai
berikut:
1. Kabupaten Bulungan
2. Kabupaten Malinau
3. Kabupaten Nunukan
4. Kabupaten Tana Tidung
5. Kota Tarakan

Setelah mengalami pemekaran, Provinsi Kalimantan Timur yang terdiri dari 9 Kabupaten dan 4
Kota juga memiliki 103 kecamatan dan 1.020 desa/kelurahan

Gambar 3.1. Peta Wilayah Administrasi Provinsi Kalimantan Timur

.1.2 Iklim
Kalimantan Timur beriklim tropis dan mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim
penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober,
sedang musim penghujan terjadi pada bulan Nopember sampai dengan bulan April.

Secara umum, Kalimantan Timur beriklim panas dengan suhu berkisar antara 21,0 °C di Berau
pada bulan September sampai 35,6 °C di Berau pada bulan Agustus. Rata-rata suhu terendah
adalah 22,1 °C dan tertinggi 35,1 °C terjadi di Berau.
13
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Kelembaban udara terendah diamati oleh stasiun meteorologi Samarinda terjadi pada bulan Tabel 3.3. Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Timur
September dengan kelembaban 72 persen. Sedangkan tertinggi terjadi di Berau pada bulan Tahun 2010-2012
Januari dan Maret dengan kelembaban 91 persen. Rata-rata kelembaban udara Kalimantan
Tahun
Timur antara 82-89 persen. Uraian
Rata-rata curah hujan tertinggi tercatat pada Stasiun Meteorologi Tarakan sebesar 401,1 mm 2010 2011 2012
dan terendah tercatat pada Stasiun Meteorologi Samarinda yaitu 202,0 mm. Penduduk Usia 15+ 2,482,319 2,575,940 2,667,099
Kecepatan angin antara 3 sampai 5 knot. Kecepatan angin tertinggi adalah 5 knot terjadi di Angkatan Kerja 1,648,455 1,764,696 1,777,381
Balikpapan, sementara yang terendah adalah 3 knot di Samarinda. Bekerja 1,481,898 1,591,003 1,619,118
3.1.3 Kependudukan dan Ketenagakerjaan Mencari Pekerjaan 166,557 173,693 158,263
A. Penduduk Bukan Angkatan Kerja 833,864 811,244 889,718
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 66.64
Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur mencatat jumlah penduduk Provinsi 66.41 68.51
(TPAK)
Kalimantan Timur pada tahun 2012 sebanyak 3,25 juta jiwa. Sebaran penduduk terpusat di
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 89.90 90.16 91.10
Kota Samarinda dan Kota Balikpapan yang mencapai 42% dari total jumlah penduduk di
Kalimantan Timur. Dengan luas wilayah hanya satu % dari luas wilayah Kalimantan Timur, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 10.10 9.84 8.90
kepadatan di kedua kota ini mencapai 1.075 jiwa per km2, sementara kepadatan penduduk Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2013
rata-rata di Kalimantan Timur hanya 26 jiwa per km2. Namun demikian, laju pertumbuhan
penduduk periode 2000-2010 di kedua kota tersebut lebih rendah dibanding laju B. Tenaga Kerja
pertumbuhan penduduk Kaltim yang mencapai 3,82%. Laju pertumbuhan penduduk yang
tinggi terdapat di Kabupaten Kutai Timur, 5,72% dan Berau, 4,28%. Tenaga kerja adalah modal dalam pembangunan ekonomi. Jumlah dan komposisi tenaga
kerja akan mengalami perubahan seiring dengan pertumbuhan penduduk. Tenaga Kerja
Tabel 3.2. Jumlah, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk yang aktif secara ekonomi disebut angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan (TPAK)
di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012 adalah ukuran yang menggambarkan jumlah penduduk digolongkan sebagai angkatan kerja
Jumlah Kepadatan Laju Pertumbuhan untuk setiap 100 pekerja. Selama kurun waktu 2011 - 2012, angkatan kerja di Kalimantan
No. Kabupaten/Kota Penduduk Penduduk Penduduk Timur meningkat sebanyak 12.685 orang dari 1.764.696 orang menjadi 1.777.381
(Jiwa) (Jiwa/km2) 2000-2010 (%) orang.TPAK Kalimantan Timur pada tahun 2012 sebesar 66,64 persen, mengalami
1 Paser 247,612 22 3.77 penurunan sebesar 1,87 persen dibandingkan dengan kondisi tahun 2011. Menurut jenis
2 Kutai Barat* 173,003 6 1.96 kelamin terlihat bahwa TPAK laki-laki selalu lebih tinggi dibanding TPAK perempuan. Tahun
2011 TPAK laki-laki sebesar 89,93 persen dan 2012 turun menjadi 88,36 persen.
3 Kutai Kartanegara 674,464 26 3.89
4 Kutai Timur 279,718 9 5.72 Tabel 3.4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Penduduk Usia 15 Tahun ke atas
5 Berau 193,415 9 4.28 Menurut Jenis Kelamin
6 Penajam Paser Utara 152,121 47 2.68 2010 20 1 20 2
7 Balikpapan 596,031 1,062 3.15 Uraian Angkatan TPAK Angkatan TPAK Angkatan TPAK
Kerja (%) Kerja (%) Kerja (%)
8 Samarinda 779,347 1,086 3.38
9 Bontang 154,414 802 3.73 Laki-laki 1 128 024 85,67 1 230 868 89,93 1 252 403 88,36
Kalimantan Timur 3,250,125 26 3.82 Perempuan 520 431 44,65 533 828 44,22 524 978 42,01
Laki-laki + 1 648 455 66,41 1 764 696 68,52 1 777 381 66,64
‘ termasuk Kabupaten Mahakam Ulu
Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2013 Perempuan
Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka, 2013
Jumlah penduduk berusia di atas 15 tahun yang terlibat aktif dalam perekonomian di Kalimantan
Timur pada tahun 2012, sebanyak 66,64%, menurun dibandingkan kondisi pada tahun 2011. Berdasarkan lapangan usaha, penduduk Kalimantan Timur lebih banyak yang bekerja di sektor
Namun demikian, jumlah penduduk yang bekerja (tingkat kesempatan kerja, TKK) meningkat tersier (perdagangan, hotel dan restoran; angkutan dan komunikasi; keuangan; serta jasa) yaitu
dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini berarti pula tingkat pengangguran terbuka sebanyak 48,79%. Berdasarkan tingkat pendidikan, penduduk bekerja di Kalimantan Timur
menunjukkan penurunan. didominasi oleh pekerja dengan tingkat pendidikan setara Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
sebanyak 34,92%.

14
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Tabel 3.5. Proporsi Penduduk Bekerja menurut Sektor, Tingkat Pendidikan Tabel 3.7. Kontribusi Kabupaten/Kota terhadap Produk Domestik Regional Bruto Provinsi
dan Jenis Kelamin Tahun 2012 Kalimantan Timur Tahun 2009-2012 (dalam %)
Tingkat Pendidikan (dalam %) Jumlah Kabupaten/Kota 2009 2010 2011 2012
Sektor Sekolah Sekolah Penduduk
Tidak/Belum Sekolah Pendidikan Bekerja 4.75
Bekerja Lanjutan Tingkat Lanjutan Paser 3.92 4.65 4.77
Tamat SD Dasar Tinggi (jiwa)
Pertama Tingkat Atas Kutai Barat 2.32 2.41 2.31 2.38
Laki-laki Kutai Kartanegara 35.41 35.39 35.69 35.19
Primer 7.57 13.85 7.74 12.47 2.07 499,418 Kutai Timur 11.25 12.06 13.09 13.37
Sekunder 1.46 3.19 3.48 7.14 0.55 180,833 Berau 2.74 2.85 2.75 2.87
Tersier 2.27 5.56 6.92 18.19 7.53 462,409 Penajam Paser Utara 1.01 1.03 1.10 1.09
Perempuan Balikpapan 14.35 14.48 12.92 12.55
Primer 8.39 10.76 3.10 2.48 0.86 122,057 Samarinda 8.28 8.34 9.61 9.55
Sekunder 0.54 1.06 1.46 2.16 0.46 27,060 Bontang 20.70 18.80 17.75 18.25
Tersier 7.68 12.55 10.76 23.35 14.38 327,841 Sumber: Kalimantan Timur dalam Angka 2013
Total
Primer 7.81 12.94 6.38 9.53 1.71 621,475
207,893 Sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah, komoditas perkebunan yang dikembangkan
Sekunder 1.19 2.56 2.88 5.67 0.52
Tersier 3.86 7.62 8.05 19.71 9.55 790,250 di Kalimantan Timur adalah karet dan Kelapa Sawit. Pada tahun 2012, Provinsi Kalimantan
Timur menyumbangkan produksi kelapa sawit sebesar 4% dari produksi nasional. Produksi
Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2013 karet terbesar berasal dari Kutai Barat, sementara produksi kelapa sawit berasal dari Kutai
Timur. Perkebunan rakyat memberikan kontribusi sebesar 90% terhadap produksi karet di
3.1.4 Perekonomian Kalimantan Timur sementara produksi kelapa sawit hanya sebesar 20,59%.
Kegiatan perekonomian di Kalimantan Timur tergambar dalam Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Provinsi Kalimantan Timur. Pada tahun 2012, PDRB Kalimantan Timur sebesar Tabel 3.8. Luas Lahan dan Produksi Komoditas Karet dan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan
419,101 triliun rupiah yang mendapatkan sumbangan terbesar dari sektor pertambangan dan Timur menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
penggalian sebesar 47,44%. Kontribusi besar lainnya disumbangkan oleh sektor industri Luas lahan (Ha) Produksi (ton)
pengolahan sebesar 23,50%. Peran minyak dan gas bumi dalam kedua sektor tersebut cukup Kabupaten/Kota Kelapa Sawit
Karet Kelapa Sawit Karet
besar dalam pembentukan PDRB Kalimantan Timur yaitu sebesar 34,94%. Menurun bila Paser 12,695 157,116 10,272 1,004,545
dibandingkan dengan kontribusi migas pada tahun 2010 yang mencapai 40,80%. Apabila Kutai Barat 35,757 58,818 45,141 151,317
melihat laju pertumbuhannya, sektor-sektor tersier menunjukkan laju pertumbuhan yang tinggi di Kutai Kartanegara 15,415 171,041 8,965 473,636
atas 10%, jauh di atas laju pertumbuhan rata-rata sebesar 3,98%. Namun sektor industri Kutai Timur 8,211 307,368 1,755 2,498,530
pengolahan menunjukkan laju pertumbuhan yang melambat dalam kurun waktu 2009-2012. Berau 2,414 80,183 693 615,862
Penajam Paser Utara 10,593 48,595 4,903 471,882
Tabel 3.6. Kontribusi dan Laju Pertumbuhan Sektor Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Balikpapan 4,187 10 4,896 -

Kalimantan Timur Tahun 2010-2012 Samarinda 725 1,262 566 5,244


Kontribusi (%) Laju Pertumbuhan (%) Bontang - 20 - -

Lapangan Usaha Kalimantan Timur 89,997 824,413 77,191 5,221,016


2010 2011 2012 2010 2011 2012
Pertanian 5.99 5.84 6.16 5.88 5.92 4.24 Sumber: Kalimantan Timur dalam Angka 2013
Pertambangan dan Penggalian 47.43 50.12 47.44 8.30 6.48 5.57
Industri Pengolahan 25.07 23.37 23.50 (2.80) (5.71) (6.08) 3.1.5 Data Potensi Wilayah
Listrik, Gas dan Air Bersih 0.28 0.26 0.27 7.90 11.13 8.12 Dari perkembangan distribusi presentase PDRB menurut lapangan Usaha dengan migas,
Bangunan 2.75 2.64 2.98 9.06 10.92 12.56 bahwa yang menjadi potensi unggulan daerah yang menggerakan perkembangan pertumbuhan
Perdagangan, Hotel dan Restoran 8.20 7.90 8.62 10.69 10.16 8.19 ekonomi wilayah Provinsi Kalimantan Timur adalah sector Pertambangana dan Penggalian
Pengangkutan dan Komunikasi 3.74 3.59 3.97 9.25 10.36 11.85 yang kemudian disusul oleh Sektor Industri Pengolahan serta Sektor Perdagangan, Hotel dan
Keuangan, Persewaan dan Jasa 2.37 2.89 9.18 12.43 16.65 Restoran. Ketiga sector lapangan usaha tersebut menjadi penggerak utama perekonomian
2.32
Perusahaan
4.22 3.92 4.17 7.44 10.40 10.39 Kalimantan Timur.
Jasa-jasa
PDRB KALTIM adhb (juta rupiah) 321,764,432 391,408,492 419,101,619 5.10 4.08 3.98
A. Pertambangan
Sumber: Kalimantan Timur dalam Angka 2013 Kegiatan pertambangan di Kalimantan Timur mencakup pertambangan migas dan non
migas. Dari kegiatan tersebut minyak bumi dan gas alam merupakan hasil tambang yang
Berdasarkan kabupaten/kota, Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan penyumbang terbesar sangat besar pengaruhnya terhadap perekonomian Kalimantan Timur khususnya dan
pembentukan PDRB Kalimantan Timur, yaitu sebesar 35%. Diikuti Kota Bontang, Kabupaten Indonesia pada umumnya, karena hingga kini kedua hasil tambang tersebut merupakan
Kutai Timur, dan Kota Balikpapan. Keempat daerah tersebut memiliki struktu perekonomian komoditi ekspor utama.
yang didominasi oleh sektor pertambangan. Komoditas minyak bumi ditemui Kabupaten Kutai
Kartanegara, Kota Bontang, dan Kota Balikpapan. Sementara di Kabupaten Kutai Timur,
pertambangan batubara menjadi andalan pembentukan PDRB di daerah tersebut.
15
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Perkembangan produksi batubara misalnya, sejak tahun 2004 terus meningkat setiap 3. .6 Transportasi
tahunnya dan pada tahun 2012 produksi batubara telah mencapai 216.669.424 ton
meningkat sampai 4,13 % dibanding tahun 2011. A. Transportasi Darat
Produksi pengilangan minyak untuk bahan bakar minyak premium pada tahun 2012 Jaringan jalan provinsi Kalimantan Timur saat ini mencapai 8.189,78 Km, baik yang
mengalami kenaikan disbanding tahun sebelumnya dari 14,28 juta barrel menjadi 14,34 juta dibangun Pemerintah Pusat, Pemerintah provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota.
barrel, sedangkan produksi minyak tanah mengalami penurunan dari 7,37 juta barrel Sedangkan rasio panjang jalan terhadap luas wilayah adalah sebesar 52,53 Km per 1000
menjadi 6,99 juta barrel. Km2. Jaringan jalan lintas Kalimantan di Wilayah Kalimantan Timur dapat dikelompokan
menjadi tiga poros yaitu :
B. Perdagangan Poros Selatan :
Perdagangan luar negeri merupakan sektor ekonomi yang sangat berperan dalam menghubungkan kawasan Kalimantan Selatan - Batu Aji/Kerang Dayu - Tanah Grogot -
menunjang pembangunan ekonomi Indonesia pada umumnya dan Kalimantan Timur pada Kuaro - Penajam - Balikpapan - Samarinda - Bontang - Sangatta - Muara Wahau - Tanjung
khususnya. Dari kegiatan ekspor dapat diperoleh devisa yang merupakan salah satu Redep - Tanjung Selor.
sumberdana untuk pembangunan, sementara dari kegiatan impor dapat diperoleh bahan Poros Tengah :
baku dan barang modal yang diperlukan dalam pembangunan. menghubungkan kawasan Samarinda - Tenggarong - Kota Bangun - Melak - Barong
Definisi ekspor adalah pengiriman barang dagangan keluar negeri melalui pelabuhan Tongkok - Kalimantan Tengah.
diseluruh wilayah Republik Indonesia, baik bersifat komersial maupun bukan komersial. Poros Utara :
Sedangkan yang dimaksudkan Impor adalah pengiriman barang dagangan dari luar negeri menghubungkan kawasan Samarinda - Sangatta - Muara Wahau - Berau - Bulungan,
ke pelabuhan di seluruh wilayah Indonesia kecuali wilayah bebas yang dianggap luar negeri, jaringan jalan ini tengah di upayakan untuk mencapai kabupaten Malinau dan Nunukan.
yang bersifat komersial maupun bukan komersial.
Nilai ekspor adalah nilai transaksi barang ekspor sampai diatas kapal pelabuhan muat B. Transportasi Udara
dalam keadaan free on board ( f.o.b), sedangkan nilai impor adalah nilai transaksi barang Di provinsi yang memiliki daerah-daerah pengeboran minyak, batubara dan lain-lain,
dagangan yang diimpor dari luar negeri dalam keadaan cost, insurance, and freight. mobilitas antar daerah terutama untuk tujuan Jakarta sangatlah tinggi. Di Kalimantan Timur
terdapat 53 buah Pelabuhan Udara, satu diantaranya adalah Bandara Internasional
Perkembangan nilai ekspor Kalimantan Timur tahun 2009 - 2012 : Sepinggan di Balikpapan dan 15 buah berstatus domestik, selebihnya berstatus perintis.
2009 : US$ 18,92 milyar
2010 :US$ 25,12 milyar C. Transportasi Laut dan Sungai
2011 : US$ 37,97 milyar 1. Transportasi Laut
2012 : US$ 33,79 milyar Transportasi Laut di Kalimantan Timur hingga saat ini masih mendominasi orang dan
barang, terlebih untuk angkutan barang antar pulau serta ekspor dan impor. Setidaknya
Besarnya nilai ekspor Kalimantan Timur bila diamati dari pelabuhan muat, maka total nilai ada 15 pelabuhan laut.
ekspor di Pelabuhan Bontang mencapai US$ 13,58 milyar dan masih merupakan pelabuhan 2. Transportasi Sungai
terbesar untuk mengekspor barang-barang Kalimantan Timur ke luar negeri, sedangkan Sistem transportasi sungai ini berkembang di sepanjang sungai Mahakam hingga ke
peringkat kedua tahun 2012 adalah Pelabuhan Samarinda dengan nilai ekspor sebesar US$ hulu, yang menghubungkan daerah pantai Kabupaten Kutai Kartanegara, Tenggarong
6,03 milyar. hingga pedalaman Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kabupaten Kutai Barat. Sungai-
sungai lain yang digunakan sebagai sarana transportasi adalah Sungai Sangatta, Sungai
Perkembangan nilai Impor Kalimantan Timur tahun 2009 - 2012 : Bengalon, Sungai Kandilo dan Sungai Telake. Di Kaltim bagian Utara terdapat terdapat
2009 : US$ 4,88 milyar Sungai Kelay dan Sungai Sengah yang menghubungkan Tanjung Reded ke daerah
2010 : US$ 6,27 milyar pedalaman di kabupaten Berau.
2011 : US$ 7,22 milyar Sungai Kayan, Sungai Sesayap dan Sungai Sembakung menghubungkan daerah pantai
2012 : US$ 8,14 milyar dengan daerah-daerah pedalaman masing-masing di Kabupaten Bulungan, Malinau dan
Nunukan
Golongan barang impor Kalimantan Timur sebagian besar adalah Minyak dan Gas,
peningkatan impor migas selalu lebih besar dari non migas, pada tahun 2012 impor migas
Kalimantan Timur mencapai 65,55 persen dari total impor. Kalimantan Timur pada beberapa
tahun terakhir selain sebagai peng-ekspor migas juga meng-impor migas dalam jumlah yang
semakin besar setiap tahunnya.

Pelabuhan terbesardalam hal barang impor Kalimantan Timur adalah Pelabuhan


Balikpapan, pada tahun 2012 Balikpapan membongkar impor senilai US$ 6,12 milyar atau
setara dengan 75,18 persen dari total impor.

16
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

3.2. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR

3.2.1 Letak Dan Administrasi Wilayah Kabupaten Kutai Timur


KETERANGAN :
PELABUHAN UTAWA
Kabupaten Kutai Timur merupakan Kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Kutai
berdasarkan UU Nomor 47 Tahun 1999, Tentang Pemekaran Wilayah Provinsi dan
* Kabupaten yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 28 Oktober 1999.
: PELABUHAN PENGUMPUL
Kutai Timur dengan luas wilayah 35.747,50 km2 atau 17 % dari total luas Provinsi Kalimantan
. PELABUHAN PENGUMPAN
REGIONAL Timur, terletak antara 118°58’19” Bujur Timur dan 115°56’26” Bujur Timur serta diantara
• PELABUHAN PENGUMPAN
1°52’39” Lintang Utara dan 0°02’10” Lintang Selatan.
LOKAL Jika dilihat dari batas-batas wilayah dan posisinya maka Kutai Timur merupakan
kabupaten yang menghubungkan beberapa daerah/kabupaten kota di Kalimantan Timur,
yaitu antara wilayah utara (Kabupaten Berau dan Bulungan) serta wilayah tengah (kota
Bontang dan Kabupaten Kutai Kartanegara).
Batas-batas wilayah Kabupaten Kutai Timur diantaranya adalah :
Sebelah Utara dibatasi oleh : Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Berau
Sebelah Timur dibatasi oleh : Selat Makassar
Sebelah Selatan dibatasi oleh : Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Bontang
Sebelah Barat dibatasi oleh : Kaupaten Kutai Kartanegara

v.
V--'-
. *•>*
J</ *
MlM M I
.iiv iv r iK iia n

iiAtxrr
& W 3 A T T A ~~|

T A lV j-JO -AJT j

•* ‘ V ‘
*

Gambar 3.2. Peta Pelabuhan yang ada di Provinsi Kalimantan Timur Menurut KP 414 Tentang
Rencana Induk Pelabuhan Nasional
17
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Wilayah Kutai Timur terdiri dari daratan dan perairan, yang mana untuk wilayah daratan
tidak terlepas dari gugusan gunung/pegunungan yang jumlahnya sekitar 8 (delapan)
gunung dan yang tertinggi adalah Gunung Menyapa dengan ketinggian mencapai 2000 m.
Sedangkan wilayah perairan berupa laut/pantai, sungai dan danau, untuk sungai terdapat
diseluruh kecamatan namun yang terpanjang adalah Sungai Kedang Kepala yang terletak di
Kecamatan Muara Wahau dengan panjang 319 km, hal ini berbeda dengan danau yang
hanya terdapat di Kecamatan Mura Bengkal yaitu Danau Ngayau dan Danau Karangan.
Saat ini di Kabupaten Kutai Timur terdapat 18 (delapan belas) kecamatan yang
sebelumnya hanya terdiri dari 11 (sebelas) kecamatan

Tabel 3.9.
Luas Kabupaten Kutai Timur Menurut Kecamatan

No Kecamatan Luas Wilayah


(Km2)
1 Muara Ancalong 2,739.30
2 Busang 3 721,61
3 Long Mesangat 526,98
4 Muara Wahau 5 724,32
5 Telen 3 129,61
6 Kombeng 581,27
7 Muara Bengkal 1 522,80
8 Batu Ampar 204,50
9 Sangatta Utara 1 262,59
10 Bengalon 3 196,24
11 Teluk Pandan 831,00
12 Sangatta Selatan 1 660,85
13 Rantau Pulung 143,82
14 Sangkurilang 3 322,80
15 Kaliorang 438,91
16 Sandaran 3 419,30
17 Kaubun 257,45
18 Karangan 3 064,36
Kabupaten Kutai Timur 35 747,50
Sumber .Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, Tahun 2013
3.2.2 Keadaan Iklim
Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut
terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Sebagai daerah beriklim tropis dengan
habitat hutan yang sangat luas, Kutai Timur mempunyai kelembaban udara relatif tinggi
Kutai Timur yang beriklim tropis mempunyai musim yang hampir sama dengan wilayah
Indonesia pada umumnya, yaitu adanya musim kemarau dan musim penghujan.
Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, sedang
musim penghujan terjadi pada bulan Nopember sampai dengan bulan April.
Curah hujan dan hari hujan di daerah Kutai Timur sangat beragam menurut bulan dan
stasiun pengamat, hari hujan terbanyak terjadi di kecamatan Batu Ampar dengan jumlah 25
hari hujan dan 404 MM curah hujan di bulan Januari, sedangakan hari hujan terendah
terdapat di kecamatan Long Mesangat dengan jumlah 1 hari hujan dan 5 MM curah hujan
terjadi di bulan September.

Gambar 3.3. Peta Adminsitrasi Kabupaten Kutai Timur

18
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

3.2.3 Penduduk Dan Tenaga Kerja Tabel 3.11. Jumlah Tenaga Kerja Kabupaten Kutai Timur
Tahun 2009-2012
A. Penduduk
Pada tahun 2012, jumlah penduduk di Kabupaten Kutai Timur mencapai 285.743 jiwa yang Tahun
Ur ai an
terdiri dari 155.408 laki-laki dan 130.335 perempuan. Sebaran penduduk cenderung 2009 2010 2011 2012
memusat di Kecamatan Sangatta Utara (28,23 % dari jumlah penduduk Kabupaten Kutai Penduduk Usia 15+ 136 549 177 158 182 922 191 241
Timur) dengan kepadatan penduduk sebanyak 64 orang per km2. - Angkatan Kerja 83 387 121 630 128 874 125 523
Bekerja 71 218 106 174 116 742 117 380
Tabel 3.10. Jumlah, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2012
menurut Kecamatan Mencari
Kerja/Penganggur 12 169 15 456 12 132 8 143
Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan Laju Pertumbuhan Bukan Angkatan Kerja 53 162 55 528 54 048 65 718
Wilayah Laki- Penduduk Penduduk 2000-2010 TPAK 61,07 68,66 70,45 65,64
laki Perempuan Total (Jiwa/km2) (%)
TPT 14,59 12,71 9,41 6,49
Muara Ancalong 7,337 6,647 13,984 5 2.20 TKK 85,41 87,29 90,59 93,51
Busang 2,583 2,252 4,835 1 0.52 Bekerja
Long Mesangat 2,538 2,213 4,751 9 -0.99 Pertanian 39 832 57 480 60 470 62 028
Muara Wahau 9,668 7,919 17,587 3 2.13 Pertambangan 8 801 13 570 15 233 16 130
Telen 3,532 2,913 6,445 2 3.23 Industri Pengolahan 2 745 2 557 1 725 1 133
Kombeng 9,441 8,031 17,472 30 2.99 Listrik, Gas & Air Bersih 72 1 011 - -

Muara Bengkal 6,607 6,058 12,665 8 1.82 Bangunan 2 239 2 172 4 343 4 753
Batu Ampar 2,470 2,226 4,696 23 -5.25 Perdag., Hotel & Rest. 6 375 13 047 18 465 14 485
Sangatta Utara 44,374 36,279 80,653 64 10.75 Angkutan & Komunikasi 2 521 2 399 2 779 2 850
Bengalon 13,894 11,477 25,371 8 14.22 Keuangan 939 1 487 1 130 1 526
Teluk Pandan 7,326 6,320 13,646 16 10.89 Jasa-jasa 8414 12 451 12 597 14 475
Sangatta Selatan 10,959 9,378 20,337 12 4.26 Sumber .Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, Tahun 2013
Rantau Pulung 4,367 3,684 8,051 56 0.86
Sangkulirang 9,793 8,294 18,087 5 3.35
Kaliorang 4,772 4,168 8,940 20 3.88
Sandaran 3,948 3,311 7,259 2 3.64
Kaubun 5,950 4,805 10,755 42 5.19
Karangan 5,849 4,360 10,209 3 4.85
Kutai Timur 155,408 130,335 285,743 8 5.35
Sumber: Kutai Timur dalam Angka 2013

B. Tenaga Kerja
Selama kurun waktu 2011 sampai 2012, angkatan kerja di Kutai Timur menurun
sebanyak 3.351 orang dari 128.874 orang menjadi 125.523 orang. TPAK Kabupaten
Kutai Timur pada tahun 2012 sebesar 65,64 persen, mengalami penurunan sebesar
4,81 persen dibandingkan dengan kondisi tahun 2011.
Menurut Jenis Kelamin terlihat bahwa TPAK laki-laki selalu lebih tinggi dibanding
TPAK Perempuan. Tahun 2011 TPAK laki-laki sebesar 93,05 persen dan 2012 Gambar 3.4. Grafik Persentase Pendudk 15 Tahun keatas
menjadi 88,03 persen. Menurut Kegiatannya Tahun 2012

3.2.4 Potensi Unggulan Daerah


Aktivitas perekonomian di Kabupaten Kutai Timur didominasi oleh sektor pertambangan,
khususnya batubara. Hal ini terlihat dari kontribusi batubara terhadap PDRB Kabupaten Kutai
Timur yang mencapai lebih dari 80% serta laju pertumbuhan selama tahun 2010-2012 yang
terus meningkat. Apabila kontribusi pertambangan batubara diabaikan, sektor pertanian dan
perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi dalam kisaran 23% terhadap PDRB

19
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Kutai Timur. Sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan perkembangan yang A. Potensi Minyak, Gas dan Pertambangan Umum:
mengesankan pada tahun 2012 dengan laju pertumbuhan sebesar 27,34%. 1. Minyak Bumi dan Gas
Luas daerah eksplorasi minyak bumi terdapat d i:
Tabel 3.12. Kontribusi dan Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2010-2012 ■ Sangatta : 6.000 ha
menurut Sektor ■ Sangkulirang : 12.000 ha
Luas daerah eksplorasi gas bumi:
■ Wilayah Bengalon : 20.000 ha
■ Wilayah Tl. Golok Sangkulirang : 11.000 ha
■ Wilayah Pulau Miang Besar : 8.000 ha
2. Emas
Di wilayah Sungai Pesab di Kongbeng, Sungai Telen di Telen, Sungai Marah di Telen
dan Sungai Sangatta di Sangatta.
Di wilayah Sungai Kelinjau dan Sungai Atan di Kecamatan Muara Ancalong disekitar
Mekar Baru Kecamatan Busang (eks. Bre-X)
3. Besi
Besi ditemukan di sekitar Kaliorang dengan cadangan diperkirakan sekitar 19.700.000
ton, dan Kecamatan Sangkulirang dengan cadangan 52.500.000 ton berdasarkan hasil
analisis kimia Fe (51,24%) dan Fe203 (39,56%).
4. Batu Gamping
Terdapat di sekitar Gunung Sekerat Kecamatan Kaliorang dengan areal 21 ribu Ha
dengan cadangan sekitar 18,6 Milyarton, dan cocok untuk bahan baku industri semen.
5. Lempung
Sumber: Kutai Timur dalam Angka 2013 Cadangan lempung sebesar 1 Milyar ton terdapat di Kecamatan Sangkulirang Cocok
untuk bahan baku industri keramik dan campuran semen.
Kabupaten Kutai Timur merupakan penyumbang terbesar produksi komoditas kelapa sawit di 6. Gipsum
Kalimantan Timur. Pada tahun 2012, Kutai Timur memberikan kontribusi sebesar 47,86% dari Cadangan gipsum ditemukan di Sungai Sekerat Kecamatan Kaliorang dan Sungai
total produksi kelapa sawit Kalimantan Timur. Berdasarkan kecamatan, produksi kelapa sawit Bengalon. Total cadangan sekitar 12 juta Ton. Bahan gipsum diperlukan untuk semen,
terbesar berasal dari Kecamatan Muara Wahau, sebesar 43,55% dari total produksi kelapa keramik, farmasi dll
sawit di Kutai Timur.
B. Sektor Pertambangan Umum
Tabel 3.13. Luas Lahan dan Produksi Kelapa Sawit di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2012 Kabupaten Kutai Timur mempunyai potensi sumber daya alam yang besar, baik berupa
menurut Kecamatan bahan tambang maupun hutan, bahan tambang berupa batu bara merupakan salah satu
komoditas yang menonjol dimana batu bara merupakan salah satu komoditas yang
Kecamatan Luas Lahan Produksi menonjol dimana batu bara tersebut dijumpai pada formasi-formasi yang sebagian besar
(Ha) (Ton) terdapat pada bagian utara ke arah tengah timur kabupaten.
1 Muara Ancalong 15,363.79 Sedangkan bahan tambang berupa emas penyebaran depositnya terdapat di wilayah
2 Busang 5,180.81 841.06 pedalaman pada morfologi pegunungan di sekitar hulu sungai Telen (Muara Wahau), sungai
3 Long Mesangat 4,263.20 1,263.69
Marah, dan wilayah muara Ancalong. Diperkirakan deposit emas akan banyak ditemukan di
4 Muara Wahau 49,620.33 983,971.28
5 Kombeng 14,961.79 187,373.03 daerah pegunungan bagian tengah ke arah barat sampai selatan (daerah sepanjang DAS
6 Telen 7,773.00 311,080.52 Telen dan DAS Kelinjau).
7 Muara Bengkal - 111,654.53
8 Batu Ampar - -
C. Sektor Pertanian Dan Perkebunan
9 Sangatta Utara 32,115.32 - Kabupaten Kutai Timur mempunyai potensi pertanian yang sangat besar untuk
10 Bengalon - 61,888.03 dikembangkan. Luas lahan yang besar serta banyaknya jumlah penduduk yang bekerja
11 Teluk Pandan - - pada sektor pertanian merupakan modal dasar.
12 Sangatta Selatan 5,296.58 - Pada sub sektor perkebunan, kabupaten Kutai Timur mempunyai potensi yang besar
13 Rantau Pulung 17,038.53 - terutama untuk kawasan Sangkulirang, Muara Wahau sebagai sub sektor unggulan.
14 Sangkulirang 7,377.31 141,645.70 Peluang investasi di bidang ini antara lain:
15 Kaliorang 16,791.65 -

16 Sandaran 26,232.26 26,134.38 Lahan Kering :


17 Karangan 12,407.05 279,668.69 Tanaman Keras: kelapa sawit, kakao, lada, vanili, kelapa, karet, dll.
18 Kaubun - 153,842.46 Tanaman Hortikultura dan Palawija: nenas, durian, rambutan, jagung, lada, sayur-sayuran,
Kabupaten Kutai Timur 214,421.62 2,259,363.37 dll.
Sumber: Kutai Timur dalam Angka 2013

20
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Lahan Basah : Tabel 3.14. Data Pelabuhan Laut/Sungai di Kabupaten Kutai Timur
Luas area yang sesuai untuk padi, kacang-kacangan, dan jagung tersedia 7.261 ha.
Kabupaten Kutai Timur memiliki potensi 1.307.360 ha lahan perkebunan untuk No Nama Pelabuhan Kota Status
dikembangkan, dan paling tidak 500.000 ha akan segera direalisasikan. 1. Dermaga Ronggang Kecamatan Sangkulirang Dermaga Milik Pemerintah
D. Sektor Kehutanan 2. Dermaga Benua Baru Kecamatan Sangkulirang Dermaga Milik Pemerintah
Kabupaten Kutai Timur mempunyai sumber daya hutan yang cukup besar yaitu seluas 3. Dermaga Sangkulirang 1 Kecamatan Sangkulirang Dermaga Milik Pemerintah
2.784.024 ha, dengan rincian sebagi berikut: 4. Dermaga Sangkulirang 2 Kecamatan Sangkulirang Dermaga Milik Pemerintah
Hutan produksi 1.115.477 ha 5. Dermaga Susuk Tengah Kecamatan Sandaran Dermaga Milik Pemerintah
Hutan lindung 211.053 ha 6. Dermaga Susuk Luar Kecamatan Sandaran Dermaga Milik Pemerintah
Hutan wisata 198.528 ha 7. Dermaga Karangan Hilir Kecamatan Karangan Dermaga Milik Pemerintah
Hutan konversi 1.038.966 ha 8. Dermaga Karangan
Dalam Kecamatan Karangan Dermaga Milik Pemerintah
Diversifikasi usaha yang dapat dikembangkan dari sektor kehutanan ini antara lain:
■ Industri plywood 9. Dermaga Jaipdan Kecamatan Muara Wahau Dermaga Milik Pemerintah
10. Dermaga Long Wehea Kecamatan Muara Wahau Dermaga Milik Pemerintah
■ Industri moulding
11. Dermaga Telen Kecamatan Telen Dermaga Milik Pemerintah
■ Industri kayu olahan
12. Dermaga Batu Ampar Kecamatan Batu Ampar Dermaga Milik Pemerintah
13. Dermaga Long
3.2.5 Data Jaringan Transportasi Wilayah Mesangat Kecamatan Long Mesangat Dermaga Milik Pemerintah
14. Dermaga Muara Bengkal Kecamatan Muara Bengkal Dermaga Milik Pemerintah
A. Transportasi Darat 15. Dermaga Muara Kecamatan Muara
Jalan sebagai prasarana transportasi darat merupakan prasarana pengangkutan yang Ancalong Dermaga Milik Pemerintah
Ancalong
penting untuk memperlancar kegitan perekonomian. Makin meningkatnya usaha 16. Dermaga Busang Kecamatan Busang Dermaga Milik Pemerintah
pembangunan menuntut pula peningkatan pembangunan jalan guna memudahkan 17. Pelabuhan Sangkimah
Pertamina Sangatta selatan Pelabuhan milik pemerintah
mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari suatu daerah ke daerah
lain. 18. Pelabuhan Laut Maloy Kecamatan kaliorang Pelabuhan diusahakan
19. PT. Kaltim Prima Coal
Tanjung Bara Kec.sangata Pelabuhan milik swasta
Panjang jalan di Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2012 mencapai 1.105,76 dengan
jenis permukaan jalan aspal 186 km, kerikil 727 km dan tanah 180,76 km dengan 20. PT. Damanka Prima
Coal Kec.sangata Pelabuhan milik swasta
kondisi baik sepanjang 315,00 km, kondisi sedang sepanjang 383,00 kondisi rusak
ringan 217,00 km dan rusak berat 167,76 km. 21. PT. Trans Kutai Bahari Desa muara bengalon Pelabuhan milik swasta
22. PT. Etam Bersama
Lestari Desa pelawan Pelabuhan milik swasta
B. Transportasi Udara 23. Desa senyiur kec.muara
Saat ini, transportasi melalui udara sangat memegang peranan penting. Di Kabupaten PT. Indonesia Pratama Pelabuhan milik swasta
ancalong
Kutai Timur terdapat 1 pelabuhan udara, Bandar Udara Swarga Bara, pada tahun 24. Desa senyiur kec.muara
2012 memberangkatkan penumpang sebanyak 1.460 penumpang dan menurunkan 1.490 PT. Bara Sejati Pelabuhan milik swasta
ancalong
penumpang. 25. Desa muara selangkau
PT. Indexim Coalindo Pelabuhan milik swasta
kec.kaliurang
C. Transportasi Laut 26. PT. Tambang Batu Bara Muara bengalon
Harum Pelabuhan milik swasta
Selain Transporsportasi darat dan udara, transportasi laut merupakan transportasi sangat kec. bengalon
penting, terutama untuk menggankut hasil tambang yang merupakan komuditas unggulan di 27. Pt.indonesia plantation Desa bual
sinergi Pelabuhan milik swasta
Kabupaten Kutai Timur. Disamping untuk angkutan penumpang, khususnya di daerah bualkec.sangkulirang
pedalaman yang belum terjangkau trasportasi darat dan udara. Berikut data Pelabahan 28. Desa manubar
Pt.sinergi agro industri Pelabuhan milik swasta
Laut/Sungai di kabupaten Kutai Timur kec.sandaran
29. Desa senyiur kec.muara
Pt.kutai samudra Pelabuhan milik swasta
ancalong
Sumber :Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kutai Timur

21
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

4. KONDISI PELABUHAN
4.1. LETAK LOKASI PELABUHAN SANGATTA
ro
*-■
<D Pelabuhan Sangatta ini, secara administratif berada di wilayah :
•S? ro ci­ 'cr CL
Desa : Kenyamukan
ta
cr*
-d
ZD
CO ta d C
'>
CO
CT> XI
JO
to
"O
c:
E a> a.
E
>•
‘t ja Kecamatan : Sangatta Utara
C. c=
ca 3 CD 03 a» o
CO
<D 2
ta
*5. Kabupaten : Kutai Timur
Q-
CO CO H - h-
ZB E
-
CO Propinsi : Kalimantan Timur
I
. * v
% -O
a> Secara geografis Posisi Dermaga eksisting / Pelabuhan Sangatta berada pada koordinat 00° 28’
CC
21,0” LU dan 117° 36’ 44,6” BT.
•v 'V S V V O

4.2. PENCAPAIAN LOKASI


Untuk mencapai ke lokasi Pelabuhan Sangatta, dari Jakarta dapat menggunakan moda
transportasi udara dengan pesawat tujuan Kota Balikpapan, dan dilanjutkan perjalanan dengan
menggunakan roda empat menuju kota Sangatta sampai di TPI Kenyamukan dengan waktu
tempuh + 8 jam.
Dari TPI Kenyamukan menuju lokasi Pelabuhan Sangatta di tempuh dengan menggunakan
speed boat / perahu nelayan waktu tempuh + 10 menit.

4.3. KONDISI TOPOGRAFI DAN BATHYMETRI


4.3.1. Kondisi Topografi
Kondisi topografi pada lokasi kawasan pelabuhan merupakan daerah datar dengan tumbuhan
pohon bakau, elevasi rata-rata + 2,0 m diatas permukaan air laut terendah (LWS). Dengan beda
pasang surut 2,70 m, elevasi daratan sekitar pantai lebih rendah dari elevasi air laut maksimum
yang terjadi, sehingga untuk rencana pengembangan fasilitas darat perlu dilakukan penimbunan
mencapai elevasi + 4,0 m sampai elevasi + 4,5 m LWS
Ketersediaan lahan guna pengembangan rencana fasilitas darat pelabuhan Sangatta masih
dapat dikembangkan, daerah tersebut masih merupakan lahan kosong dan tidak terdapat
bangunan yang sifatnya permanen. Pada sisi pantai sebelah selatan merupakan kawasan hutan
bakau dan sisi pantai sebelah utara merupakan hutan bakau sampai batas kawasan TPI
Kenyamukan
Nilai koordinat dan elevasi titik BM.01 dan BM.02 dari hasil pengukuran pengikatan sebagai
berikut:

No Bench Mark X (m) Y (m) Z (m) Ket


1 BM.01 566.832,239 52.246,702 + 2.540 LWS
2 BM.02 566.841,363 52.294,976 + 2.370 LWS

Gambar 3.5. Jaringan Transportasi Wilayah Kabupaten Kutai Timur

22
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Berdasarkan kemiripan pola antara data pasang surut dengan data hasil peramalan maka
DESKRIPSI DESKRIPSI
digunakan data elevasi muka air hasil peramalan selama 18 tahun untuk menentukan
BENCH MARK / BM
KODE /NOMOR BU 01
BENCH M AR K / BM
KODE/NOMOR : BM 02
elevasi muka air acuan dan elevasi penting. Elevasi penting yang diperoleh dapat dilihat
pada tabel berikut:

Tabel 4.2. Elevasi Penting Dari hasil Peramalan 18 tahun Berdasarkan LWS
Highest Water Spring (HWS) 255,63 cm
Mean High Water Spring (MHWS) 174,43 cm
Mean High Water Level (MHWL) 157,29 cm
Mean Sea Level (MSL) 132,82 cm
Mean Low Water Level (MLWL) 108,34 cm
Mean Low Water Spring (MLWS) 91,20 cm
Lowest Water Spring (LWS) 0,00 cm

KO OR DINAT DAN ELEV ASI (meter) KO ORDINAT DAN ELEV ASI (meter) Ke te ra ng an : Sifat Pasang S urut: Sifat pasang surut dapat ditentukan berdasarkan faktor bentuk F (form
A b s ts (X) O rd in a l (Y) E le v a s i (Z)
BM 1 terletak dI tanggul i^ung
A b s is (X) O rd in a l (Y) E le va si (Z)
BM.1 terfstak di Unggul Hung
number) yang merupakan perbandingan amplitudo komponen-komponen utama pasang
Causeway sisi selatan Causeway sisi utara
♦ 2,540 LWS 566841.363 52294.976 ♦ 2,370 LWS
surut harian tunggal dan pasang surut harian ganda, dan dinyatakan sebagai:

Gambar 4.1. Penempatan Bench Mark Pelabuhan Sangatta

4.3.2. Kondisi Bathymetri


Berdasarkan hasil survey sounding / pemeruman, kedalaman perairan di depan dermaga (face Berdasar pada harga F tersebut, maka sifat pasang surut dapat diklasifikasikan sebagai
line) didapat kedalaman -9,2 m sampai dengan -9,5 m terhadap air paling surut (LWS). berikut:
Kondisi daerah pesisir pantai sisi utara dan sisi selatan dengan jarak 500 meter ke arah laut 1) F < 0.25 Pasang surut harian ganda
merupakan daerah landai, pada saat air laut surut daerah tersebut terlihat hamparan pasir yang 2) 0.25 < F < 1.50 Pasang surut campuran condong harian ganda
merupakan daratan. Sedang pada jarak 850 meter ke arah perairan dari air laut tersurut didapat 3) 1.50 < F <3.00 Pasang surut campuran condong harian tunggal
kedalaman - 9,5 meter. 4) F > 3.00 Pasang surut harian tunggal
Perairan depan dermaga eksisting dan daerah Kolam Pelabuhan cukup aman, kedalaman hasil Berdasarkan hasil perhitungan nilai F, untuk lokasi pelabuhan Sangatta adalah F=1,86 maka
sounding terukur mencapai kedalaman -9,5 m hingga kedalaman -16 m terhadap LWS. sifat pasang surut adalah pasang surut campuran condong ke harian Tunggal
Beda pase Pasang Surut di lokasi pelabuhan Sangatta dari hasil pekerjaan terdahulu tercatat =
2,656 m

4.4. KONDISI HYDRO OCEANOGRAFI


4.4.1 Pasang surut
Komponen pasang surut yang dihasilkan oleh metoda Admiralty ada sembilan buah yaitu SO,
M2, S2, N2, K1, 01, M4, MS4, K2 dan P1. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Harga Komponen Pasut Lokasi: Pelabuhan Sangata
Jenis Amplitudo Beda Fase
Komponen (cm) _M _
SO 173,98 0,00
M2 24,47 10,10
S2 17,14 2,21
N2 20,11 185,10
K1 52,74 330,45
01 28,46 141,20
M4 2,32 282,20 Gambar 4.2. Grafik Pengamatan Pasang Surut Pelabuhan Sangatta-
MS4 2,36 13,31 Provinsi Kalimatan Timur
K2 4,63 2,21
P1 17,41 330,45

23
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

4.4.2 Arus 4.4.4 Pengambilan Sedimen Dasar


Hasil pengukuran arus rata-rata dilokasi perairan alur sungai Pelabuhan Sangatta yang di Lokasi pengambilan sedimen dasar titik—1 disisi selatan dekat Trestle eksisting pada posisi
survey adalah sebagai berikut: koordinat:
Tabel 4.3.
Kecepatan dan Arah Arus Sedimen - 1 X = 567.584,000
Y = 51.950,000
Z = - 2,4 m LWS
Ked Kec. Arus m/dtk Arah Kec. Arus m/dtk Arah
Lokasi Koordinat
Lokasi pengambilan sedimen dasar titik—2 disisi utara dekat Trestle eksisting pada posisi
(m) Min Rata2 Dominan Max Rata2 Dominan
koordinat :
X = 568.237,000 0,2 d 0,080 180 0,340 125

A X = 568.237,000 0,6 d 0,072 0,067 175 0,351 0,300 285


Sedimen-2 X = 567.483,000
Z = - 9,6 m LWS 0,8 d 0,048 200 0,210 280 Y = 52.432,000
X = 568.205,000 0,2 d 0,090 315 0,322 295 Z = -2 ,2 m LWS
B Y= 52.349,000 0,6 d 0,085 0,078 190 0,300 0,279 280
3) Hasil Pengujian Laboratorium
Z = - 8,7 m LWS 0,8 d 0,060 315 0,215 85 Material sedimen dasar sungai yang diambil dari lokasi perairan Pelabuhan Sangatta,
selanjutnya dilakukan pengujian di Laboratorium Mektan untuk mengetahui Grand Size /
Sedangkan Arus Permukaan Berdasarkan data yang diperoleh baik dari BMKG yang
material yang terdapat di perairan pelabuhan tersebut, sebagai bahan Analisis Study
diketahui untuk perairan di depan pelabuhan Sangatta yaitu :
selanjutnya.
Vs = 5 -1 5 cm/det
arah = Utara - Selatan
4.5. FASILITAS PELABUHAN
Qfttf1KPENGAMATANARUS-PANPASANO SURUT
Lc*aa : Pet.tuhan Sangatta
No.Tit* A
Tanggal : 20-08-2014
Tabel 4.4. Fasilitas Eksiting Pelabuhah Sangatta
Lcfcssi . Priabuban S ang»a
No Titik : B
Tangga) : 2 1 - 0 8 - 2014
No Nama Fasilitas Dimensi Konstruksi/Kapasitas Kondisi

1 DERMAGA Panjang :140m Kontruksi Atas : Beton Baik, baru Selesai di


Lebar : 12 m Tiang Pancang : Baja bangun tahun 2013
Kedalaman : 9-10 m LWS 0588,8 mm
P«M Schaal (C

Kapasitas :2,5Ton/m 2
Bollar : 35 ton
Fender type V : 500H-250L

2 TRESTLE Panjang : 810,6 m Kontruksi Atas : Beton Baik, baru Selesai di


Lebar : 8m Tiang Pancang : Baja bangun tahu 2013
Kedalaman : 1-7 m LWS 0457,2 mm
Kapasitas :1,5Ton/m 2

Gambar 4.3. Grafik Hasil ngukuran Arus Pelabuhan Sangatta-Provinsi Kalimatan Timur 3 CAUSEWAY Panjang : 510 m Pasangan Batu Kosong, pada Masih dalam
Lebar : 8 m sayap diperkuat pasangan pelaksanaan
batu Kali. Rencana monstruksi
4.4.3 Gelombang Perkerasan Beton
Kapasitas :1,5Ton/m 2
Berdasarkan data yang diperoleh baik dari BMKG maupun hasil pengamatan. Ada beberapa
besaran gelombang yang diketahui untuk perairan di depan Pelabuhan Sangatta yaitu : 4 LAHAN DARAT TALUD Pasangan Batu Kosong, pada Direncanakan akan
■ Gelombang Signifikan Panjang : 200 m sayap diperkuat pasangan direklamasi seluas 4
Hs = 0 ,5 -0 ,7 5 m Baru direklamasi seluas batu Kali ha atau 40.000 m2,
arah = Utara-Selatan (Berbalik arah berdasarkan musim) 50 m x 50 m Dengan material urugan dan pemda
■ Gelombang Maksimum pilihan menyiapkan lahan
Hmax = 1,25 - 1,5 m pengembangan
arah = Barat - Timur (Berbalik arah berdasarkan musim) seluas 25 ha.
■ Swell
Hswell = 0 ,5 -0 ,7 5 m
arah = Barat - Timur (Berbalik arah berdasarkan musim)

24
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

NAMA GAMBAR

P E T A E K S IS T IN G
KAW ASAN PELABUHAN SAN GATTA

LEGENDA
Y-52.900

NO NOTASI KETERANG AN LU A S 0* kCofr* f


(& •
Panjang 140 m
1 w m Dermaga w V*-v —
Lebar:12 m
Y*52 800 Panjang: 810 m
2 ■ B Trestle
Lebar:8 m

3 c n Causeway
Panjanq. 510 m f»c-«■**»•Out* L»-<
Lebar: 12 m

Y'52.700 4 r~ i Area timbunan


Panjanq: 53 m *ry« EE4
Lebar: 53 m

3 «JL 1>4
8 , U J*9 * r , i * L t y e * fH W £ !Q i. J22Wi K*
7=52.600''
I! ,KJCAHEAI S3rr.f v ro.**o>»*r * 4

n.-, .s
u
-i * \ •s
k
» Y=52.500
*
YV
JM
DAFTAR KOORDINAT DAN ELEVASI
X (r n ) Y (m ) l ( LW S )
8 ** BM 560 832,239 62 746.702
•2,540 m
01 0 0 -2 8 2 1 .0 -L U 117- 3 6 -0 2 . r B T

BM 588 841.363 52 784.976


• 2.370 m
02 0 0 '2 8 '2 3 , r L U 117* 36* 0 2 ,5 " B T
568 237,000 #2 123.000
ARUS -9 8 m
A 0 0 ' 28 2 4 ,9 - L U 1 1 7 -3 6 -4 6 ,6 * B I
568 2C5.0O3 52 349,000
AKUS -8 .7 m
B 0 0 ' 28' 17 .6 - L U 1 1 7 ' 36- 4 7 .6 - B T

S tD 567 584 000 51 950 000


-2 .4 n
1 0 0 ’ 28 ' 12.0* L U 1 1 7 '3 6 2 8 .6 - B T
567 483 000 52 432 000
SCO •2J m
2 0 0 ' 28 2 7 ,7 - L U 1 1 7 '3 6 '2 3 .4 - B T

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
PETA ORIENTASI:

LOKASI

PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

NTS

KODE SUMBER JUMLAH LEMBAR


117° 36' 05" BT 117° 36' 10" B T 117° 36' 15' B T 117° 36'20" BT 117° 36' 25" BT 117° 3 6'30" BT 117’ 36' 35" BT 117° 36'40“ BT I I 7° 36' 45“ BT

Gambar 4.4. Peta Eksisting Kawasan Pelabuhan Sangatta


RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

4.6. DATA PELABUHAN KHUSUS ( PELSUS ) / DUKS DI WILAYAH KERJA KANTOR © a <*c*
_. 11/22/2013 12 pm
PELABUHAN SANGATTA IT j
6/2014

Tabel 4.6. Data Pelsus/Duks Di Wlayah Kera Kantor Pelabuhan Sangatta


Komoditas
Fasilitas P a S U S
Lintas Legalitas Perijinan PELSU S/D U KS Jarak
Fasilitas Fasilitas Pengolahan
T e r s u s P T. K P C L - u B T ^ T u lu r
No N am aP ELSU S/DDKS Lokasi PELSU S/D U KS Bidang Industri
Utama
/DUKS
Pelayaran
PELSUSk
SBNP Limbah S-*
Dibangun Tahun Penetapan Lokasi Pembangunan Operasional PU Tersus PT. PIK Lubuk Tutung
1 Pelsus Cruide Oil Teluk Lombok. Kutai Tm ur, Katm Pertambangan Mgas BUOYCBM Internasional/ Menteri Perhubungan Menteri Perhubungan DtJenHubLa 20 Km 4 U ni a. OiBoom
Pertamina Sangatta •Desa Sangkima (Crude M ) Nason al/ KM 96AJ-PHB-73 KM.76/T/PHB-77 KP.13.XXVIII-209OAL-99 b. Skimmer
-K ec. Sangatta Selatan Lokal Tgl. 27.08.1973 Tg( 0902.1977 Tgl. 03.03.1983 c. Pompa
-THcKoorrSnat Geograf:
0 m « . 0 , LU -1 17t34'O4,0, BT Tersus PT.Trans Kutai Bahari Ma Sei Bengalon
-Peta Nomor: 37
&
2 Pelsus Tanjung Bara Sangatta, Kutai Tm ur, KaSm Pertambangan Batu Bara 1989 Internasional/ KanvdVO JPL Banjarmasr DtJenHubLa Menteri Perhubungan 17 Km 13 U ni a. Setting Pond dl
Tersus PT.KP,C Tanjungbara
PT. KPC Sangatta -D esa Ski gaGembara Nasional f PP.72/310'00587 13.XJI-1333iPP.72 KP. 27/AL 003/PHB 81 Stock P/e Batubara
- Kec. Sangatta Utara Lokal Tgl. 05.05.1987 Tgl. 30.07.1987 Tgl. 22.07.1991 dan (9 Area Tambang \ „ n
- T tk Koorc&iat Geograf: \ " ^PELABUHAN SANGATTA
00*3r45, LU-117'39,40, BT
•Peta Nomor: 37 dan 67

3 Pelabuhan Khusus Lubuk Tutung. Kutai Tm ur, Katm Pertambangan Batu Bara 2004 / 2005 Internasional/ Menteri Perhubungan Dk.Jen HubLa Menteri Perhubungan 125 Km Tersus Pertamina EP Sangatta Teluk Lombok$
Batubara PT, Kpc - Desa Sekerat Nasional/ KP. 249/204 KP 421 Tahun 2006
•Kec. Bengalon Lokal Tgl 14 07 2004
B XXV.705PP.72
Tgl. 25.10 2004 Tgl. 26.122006 \ _
- Tt3< Koorrfinat Geograf:
00®45'I8,1845’ LU - 1 17®45‘0 ,40' BT
-Peta Nom or: 37

4 Pelabuhan Khusus Lubuk Tutung, Kutai Tm ur. Kabn Pertambangan Batu Bara 2004 Internasional/ Menteri Perhubungan DtJen HubLa Keputusan Menteri Perhubungan 100 Km
’ T Perkasa Inakakerta •Desa Sekerat Nasional/ KP. 282 Tahun 2007 BXXXfV.46aPU60 KP. 511 Tahun 2009 \ im age Lan iisal 4 ***' *
Kec. Bengalon Lokal Tgl. 28 06.2007 Tgl 04 09.2008 Tgl 02.122009
Tibk KoorrSnat Geograf:
00t45‘S5,87, L U -I I W 5 ,46,72'BT
d 2 0 14 AlfiGIS (Ply) U d
© 2 0 1 4 Google
NOAA, U S Navy. NGA, GEBCO
C.ooolc earth*
Peta Nom or: 37

5 Pelabuhan Khusus Bengalon, Kutai Tm ur, Kaltim Pertambangan Batu Bara 2009 Nasional/ Keputusan Menteri Perhubungan Dalam Proses Pengajuan 80 Km
Gambar 4.5. Peta Lokasi Pelsus/DUKS Di Wilayah Kerja Kantor Pelabuhan Sangatta
’T. Trans Kutai Bahan' Muara Bengalon Lokal KP. 407 Tahun 2009 diDJPL
Kec. Bengalon Tgl 1505 2009
T f t Koordinat Geograf:
00°34‘39.6‘ LU -1 1 7°41'41,3’ BT
Peta Nomor: 37 4 .7 . S P E S IF IK A S I K A PA L
6 ’elabuhan Khusus lengakm. Kutai Tm ur, Kabm Pertambangan Batu Bara 2011 Nasional / Keputusan Menteri Perhubungan DtJenHubLa Dalam Proses 4 Kemenhub 50 Km
PT. Oamanka Prima Muara Bengalon Lokal KP. 393 Tahun 2011 BX.517/PP.0O8 Berikut , spesifikasi dari jenis kapal terbesar yang direncanakan melakukan aktifitas bongkar
Kec. Bengalon Tgl. 0905 2011 Tgl 0509.2011
Titik Koordinat Geograf: muat di terminal-terminal pelabuhan Sangatta :
C0°35‘2,0' LU - 1 17°402,l’ BT
PetaNcmor:37 Bobot Dimensi
Pola
7 Pelabuhan Khusus 3enga!oo, Kutai Tm ur, Kaltm Pertambangan Batu Bara 2012 Jasionai/ Keputusan Menteri Perhubungan Keputusan D iJen HubLa 80 Km No Nama Kapal Type Deadweiht Loa Breadth Draught
Trip GT
at. Hamm Muara Bengalon okal KP. 997 Tahun 2012 NO.BX-9tPP.008 (ton) (m) (m) (m)
Kec. Bengalon Tgl 17.102012 Tgl. 26.02201
TfirKoordiiat Geograf: Dermaga Khusus
00°36-2.0* LU - 117°4r2,r BT
Peta Nom or: 37 1 Pertamina Oil Tanker Liner 2965 3675 90 15.2 5.3
2 Tambang/CPO Crude Oil Tanker Tremper 3570 4409 107.63 15.53 6
Dermaga Khusus
3 Pelayaran Nasional Penumpang Liner 6022 127,5 17,68 5,4
4 Pelayaran Nasional Barang Tremper 1000 67 10,9 3,9
Tremper 3000 94 14,6 5,6
5 Pelayaran Rakyat Barang Campuran Tremper 500 51 10,2 2,9
6 Pelayaran Perintis Penumpang/Barang Tremper 500 51 10,2 2,9

4 .8 . D A TA SB N P
Fungsi keselamatan dan keamanan pelayaran dilaksanakan oleh Syahbandar, dalam
melaksanakan fungsi keselamatan dan keamanan pelayaran meliputi pelaksanaan,
pengawasan dan penegakan hukum dibidang angkutan di perairan, kepelabuhanan dan
perlindungan lingkungan maritim di pelabuhan. Syahbandar juga turut membantu pelaksanaan
pencarian dan penyelamatan di pelabuhan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang -
undangan.
Persyaratan keselamatan dan keamanan pelayaran meliputi:
a. Alur pelayaran;
b. Akolam pelabuhan;
c. Rencana penempatan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran;
d. Rencana arus kunjungan kapal.

26
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Aspek keselamatan pelayaran sangat erat hubungannya dengan kenavigasian yaitu kegiatan 4.10. KEGIATAN PELABUHAN
yang meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan sarana bantu navigasi pelayaran,
telekomunikasi pelayaran, hidrografi, alur dan perlintasan, pemanduan, penanganan kerangka 4.10.1. Arus Kunjungan Kapal, Barang di Pelabuhan Sangatta
kapal, salvage dan pekerjaan bawah air untuk kepentingan keselamatan pelayaran.
Aspek keselamatan pelayaran dibidang kenavigasian terdiri dari: Seperti telah di uraikan di atas Pelabuhan Sangatta , masih dalam tahap pelaksanaan
1. Sarana bantu navigasi pelayaran meliputi muara suar, pelampung suar dan lampu kontruksi. Belum ada aktifitas di pelabuhan Sangatta saat ini.
pelabuhan. Berdasarkan hasil survey dan wawancara dilapangan, distribusi barang dan penumpang lebih
2. Telekomunikasi pelayaran meliputi stasion radio pantai yang memberikan bantuan dominan menggunakan moda transportasi darat. Layanan transportasi barang dan penumpang
telekomunikasi dari darat ke kapal dan kapal ke darat dan dari kapal ke kapal. dari daerah hinterland yang bersifat lokal (antar kecamatan) selainn menggunakan transportasi
darat, juga menggunakan transportasi sungai.
Sarana bantu navigasi pelayaran adalah sarana yang dibangun atau terbentuk secara alami untuk distribusi barang - barang kebutuhan, dikarenakan di wilayah Sangatta belum memiliki
yang berada di luar kapal yang berfungsi membantu navigator dalam menentukan posisi pelabuhan umum maka distribusi barang dilakukan melalui jalan darat dimana barang - barang
dan/atau haluan kapal serta memberitahukan bahaya dan/atau rintangan pelayaran untuk yang masuk ke wilayah Kabupaten Kutai Timur masuk melalui pelabuhan Balikpapan,
kepentingan keselamatan berlayar. Samarinda dan Bontang. Hal tersebut menjadi salah satu kendala dalam kegiatan distribusi
Telekomunikasi pelayaran adalah setiap pemancaran, pengiriman atau penerimaan tiap jenis barang dimana biaya operasional menjadi besar, sehingga berakibat harga - harga barang
tanda, gambar, suara dan informasi dalam bentuk apapun melalui sistem kawat, optik, radio menjadi lebih tinggi.
atau sistem elektromagnetik lainnya dalam dinas bergerak pelayaran yang merupakan bagian
dari keselamatan pelayaran. Dibawah ini kami sampai data bongkar muat yang terdapat di Pelabuhan Sangatta seluruhnya
bersumber dari tersus - tersus yang tersebar pada wilayah kerja KUPP Kelas II Sangatta yang
Selain kedua aspek di atas, alur pelayaran dan keadaan kapal juga merupakan bagian yang didominasi oleh CPO dan Batubara
penting untuk kepentingan keselamatan pelayaran.
Tabel 4.6. Rekapitulasi Data Kunjungan Kapal & Bongkar Muat Barang
Berdasarkan pertimbangan teknis kenavigasian, lokasi atau bangunan tertentu di darat maupun Di Pelabuhan Sangatta 2009-2013
diperairan dapat dibebaskan dan/atau dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan sarana
bantu navigasi pelayaran dan telekomunikasi pelayaran. Jumlah Kapal Jumlah Barang (Ton)
Nantinya untuk keselamatan pelayaran di pelabuhan Sangatta akan di bangun /ditempatkan No Tahun Pelra Pely Dalam Negeri Pely.Luar Negeri Pely Dalam Negeri Pely.Luar Negeri
Sarana bantu navigasi pelayaran Unit GRT Unit GRT Unit GRT Bongkar Muat Import Export
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2009 365 16,826 1,108 3,157,669 616 22,081,138 926,047 41.285.614
4.9. BATAS WILAYAH KERJA UPP SANGATTA KELAS II DALAM DLKP / DLKR 2 2010 214 10,358 920 3,228,100 594 23,056,721 968,481 42.592.658
3 2011 100 5,310 945 3,293,411 575 23,577,678 922,433 43.079.749
Berdasarkan Peta Laut No. 37 dan Peta Laut No. 67 dalam wilayah kerja Unit Pelaksana
4 2012 45 3,602 941 4,875,573 539 22,047,310 1,108,931 43.433.842
Pelabuhan kelas II Sangatta. 5 2013 35 1,086 875 4,728,175 598 27,992,771 247,335 62.205.168 812,237 46,705,163
Batas dari SELATAN ( Teluk Lombok ) ke UTARA ( Lubuk Tutung - Miang kecil) 759 37,182 4,759 19,282,934 2,922 118,755,618 4,173,227 232.597.031 812,237 46,705,163
Junlah Unit 138.084.198 236.770.258 47,517,400
1. Lokasi Tersus Pertamina EP Sangatta Teluk Lombok
G RT 138.084.198
00° 23' 06" LU - 117° 34' 04" BT
Sumber :KUPP Kelas II Sangatta
2. Lokasi Tersus PT. KPC Tanjungbara
00° 31' 45" LU - 117° 39' 40" BT 4.10.2. Layanan Kapal Penumpang Dan Barang Dari Dan Ke Pelabuhan Sangatta

3. Lokasi Tersus PT. Damanka Prima Ma. Sei. Bengalon Pada saat ini layanan kapal penumpang dan barang dari dan ke pelabuhan Sangatta Baik jalur
00° 35' 20" LU - 117° 40' 21" BT perintis pelayanan maupun PELNI Belum ada. Ada Jalur perintis dan PELNI yang sudah
melayani beberapa kota besar di sepanjang pantai Timur Kalimantan Seperti : Pelabuhan
4. Lokasi Tersus PT. Tambang Batubara Harum Ma. Sei Bengalon Balikpapan, Samarinda, Bontang, Nunukan , Tarakan, P. Sebatik dengan tujuan pulau Sulawesi
00° 35' 04,9" LU - 117° 40' 21,8" BT dan Pulau Jawa.
Dengan selesainya pembangunan Fasilitas Pelabuhan Sangatta, diharapkan Jalur Perintis
5. Lokasi Tersus PT. Trans Kutai Bahari Ma. Sei Bengalon maupun PELNI dapat singgah dan melayani Penumpang dan Barang dari dan Ke Pelabuhan
00° 34' 39,6" LU - 117° 41' 41,3" BT Sangatta.
6. Lokasi Tersus PT. KPC Lubuk Tutung Berikut Jalur Perintis dan PELNI yang beroperasi di sepanjang pantai timur Kalimantan :
00° 45’ 18.18" LU - 117° 45' 0.40" BT
A. Jalur PELNI
7. Lokasi Tersus PT. PIK Lubuk Tutung 1. KM. Dorolonda
00° 45' 55.87" LU - 117° 45' 46.72" BT (Route: Surabaya-Balikpapan-Pantoloan/Palu-Bitung/Manado-Ternate-Sorong-
Manokwari-Nabire-Serui-Jayapura.PP.)
Sumber :KUPP Kelas II Sangatta 2. KM. Dorolonda
(Route : Surabaya-Makassar-Pare-pare-Balikpapan-Pantoloan-Toli-toli-Tarakan-
Nunukan-Balikpapan-Pare-pare.PP)

27
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

3. KM. Bukit Siguntang B. Jalur Perintis (R-32)


(Route : Bau-bau-Makassar-Pare-pare-Balikpapan-Tarakan-Nunukan-Balikpapan-Pare-
pare-Makassar-Maumere-Lewoleba-Kupang.PP) Pangkalan Makassar (Provinsi Sulawesi Selatan)
Trayek R-32
Mamuju -64- P. Ambo -36- P. Poongpoongan -64- Mamuju -67- Palipi -48-
Biringkasi -120- Polewali -48- Palipi -67- Mamuju -125- Bontang -158- P.Maratua
-102- P.Nunukan -20- P.Sebatik -20- P.Nunukan -102- P.Maratua -158- Bontang
-125- Mamuju
Jarak 1.444 Mil
Lama Pelayaran 16 Hari
Frekuensi 23 Voyage
Ukuran Kapal 750 DWT

Gambar 4.6. Jaringan Trayek Nusantara PT. PELNI (Persero)

1 KM. Dorolonda Surabaya-Balikpapan- Kapasitas:


Pantoloan/Palu- 2130 Orang
Bitung/Manado-Ternate-
Sorong-Manokwari-Nabire-
Serui-Jayapura.PP.

M a m u ju -6 4 - P. A m b o - 3 6 - P. P o o n g p o o n g a n -6 4 - M a m u ju -6 7 - P a lip i
- 4 8 - B irin g k a s i - 1 2 0 - P o le w a li - 4 8 - PaHpi - 6 7 - M a m u ju - 1 2 5 - B o n ta n g
- 1 5 8 - P .M a ra tu a - 1 0 2 - P .N u n u k a n -2 0 - P .S e b a tik - 2 0 - P .N u n u k a n -
1 0 2 - P .M a ra tu a - 1 5 8 - B o n ta n g - 1 2 5 - M a m u ju

2 KM Baniya Surabaya-Makassar-Pare- Kapasitas:


pare-Balikpapan- 970 Orang Lam a P e la ya ra n

Pantoioan-Toli-toli-
U k u ra n K a p a l
Tarakan-Nunukan- P. POOf

Balikpapan-Pare-pare.PP.. K o n tra k to r

K o n tra k

N o tic e o f R cad ytioss !"■- .V'"'..v: -' ■


r.ii«a;waa«fif,ia.w»

Gambar 4.7. Peta Jalur Perintis R-32

4.10.3. Hasil Kuesioner dan Wawancara


Bau-bau-Makassar-Pare- Kapasitas:
pare-Balikpapan-Tarakan- 2003 Orang Didalam kegitan survey primer di lapangan, konsultan mencoba memberikan kuisioner dan
Nunukan-Balikpapan-Pare- wawancara langsung kepada responden guna memperoleh data dan informasi secara langsung
pare-Makassar-Maumere- yang berkaitan dengan lokasi kegiatan yaitu di Pelabuhan Sangatta.
Lewoleba-Kupang. PP. Konsultan mencoba membagi dua kriteria responden dengan format kuisioner yang berbeda.
Adapun kedua jenis responden tersebut yaitu :

1. Responden yang bekerja di instansi pemerintah baik mereka yang bekerja di instansi
Pemerintah Daerah Propinsi maupun Pemerintah Daerah kabupaten.
2. Responden yang bersentuhan langsung dengan kegiatan di Lokasi Pelabuhan Sangatta,
baik itu produsen barang, distributor, maupun para pekerja bongkar muat kapal.

28
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Kesimpulan yang diperoleh dari kuisioner tersebut diantaranya :


>. ANALISIS PERKEMBANGAN WILAYAH
A. Kebijakan Pemerintah
Dari hasil wawancara dan pengisian kuisioner yang dilakukan di beberapa instansi .1 METODE PROYEKSI
pemerintah, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pengembangan Kawasan Pelabuhan
Sangatta di Kenyamukan sebagai pelabuhan dengan Hirarki Pelabuhan Pengumpul Metode proyeksi yang digunakan adalah model pertumbuhan geometris, yang mengasumsikan
memang sangat diperlukan. Hal tersebut di ungkapkan dari hasil wawancara dengan laju pertumbuhan tiap tahun adalah sama. Besarnya laju pertumbuhan ditentukan dengan
beberapa aparat pemerintahan di Lingkup Kabupaten, bahwa pengembangan pelabuhan mempertimbangkan potensi wilayah dan kebijakan daerah. Model pertumbuhan geometris
Sangatta di Kenyamukan memang sangat diharapkan guna menunjang peningkatan dapat ditulis dalam bentuk matematis sebagai berikut:
perekonomian masyarakat di wilayah Kabupaten Kutai Timur. Selain meningkatkan
?t = ? o (lf r f
perekonomian, dengan adanya pembangunan pelabuhan tersebut diharapkan
mempermudah distribusi barang baik yang keluar maupun yang masuk ke Hinterland dari pt : jumlah populasi pada tahun ke-t
Pelabuhan Sangatta tersebut. Dukungan Pemerintah Daerah tersebut dapat terlihat jelas, PCl : jumlah populasi pada tahun dasar
dimana aksesibilitas menuju lokasi Pelabuhan Sangatta mulai di tingkatkan, baik dari kondisi
r : laju pertumbuhan terpilih
jalan maupun lebar jalan. t : tahun yang diprediksi, t= 1,2, 3, ... dihitung sejak tahun dasar
Dengan demikian dapat diperoleh kesimpulan bahwa pengembangan Pelabuhan Sangatta
di Kenyamukan tidak bertentangan dengan program pemerintah, baik Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten.

B. Tata Guna Lahan .2 PENDEKATAN DAERAH HINTERLAND


Tidak dapat dipungkiri bahwa pengembangan suatu kawasan pelabuhan membutuhkan
Dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Timur, Sangatta Utara
ketersediaan lahan, baik di sisi darat maupun sisi laut. Dari hasil penggalian informasi di
ditetapkan sebagai pusat kegiatan wilayah (PKW) Kabupaten Kutai Timur. Selain sebagai pusat
lapangan, diperoleh informasi bahwa untuk pengembangan Kawasan Pelabuhan Sangatta
pemerintahan, Sangatta juga menjadi pusat kegiatan perekonomian di Kutai Timur. Kota
di Kenyamukan dari aspek ketersediaan lahan tidak terdapat masalah yang mendasar,
Sangatta dapat ditempuh melalui jalur darat selama dua jam dari Bontang, empat jam dari
Pemda Kabupaten sudah menyiapkan lahan seluas + 4 Ha untuk pengembangan jangka
Samarinda, pusat pemerintahan Provinsi Kalimantan Timur, atau delapan jam dari Balikpapan
pendek , 25 Ha untuk jangka menengah dan 100 Ha untuk jangka panjang. Hanya yang
yang menjadi pusat kegiatan perekonomian di Kalimantan Timur. Apabila menggunakan
perlu diperhatikan agar tetap menjaga keserasian dengan Aspek Lingkungan Hidup untuk
transportasi udara, Kota Sangatta dapat dicapai dalam waktu tempuh satu jam dari Bandara
meminimalisir terhadap dampak - dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan
Sepinggan Balikpapan melalui pelabuhan udara milik PT Kaltim Prima Coal (KPC) di Tanjung
Pengembangan Kawasan Pelabuhan Sanagatta.
Bara. Transportasi laut di Sangatta, untuk sementara, digunakan untuk melayani pergerakan
komoditas tambang batu bara, crude palm oil(CPO), semen dan bahan bakar minyak (BBM).
C. Kegiatan Di Pelabuhan
Guna mendapat informasi secara langsung mengenai kegiatan di lokasi pelabuhan baik Peningkatan pergerakan barang dan manusia di Kabupaten Kutai Timur dengan menggunakan
kegiatan bongkar barang maupun kegiatan muat barang, konsultan melakukan wawancara transportasi laut dilakukan dengan ditetapkannya Pelabuhan Sangatta serta Pelabuhan
kuisioner dengan beberapa responden sesuai dengan jenis kegitan dari tiap - tiap Sangkulirang sebagai pelabuhan utama pengumpan di Kabupaten Kutai Timur, serta
responden. Kesimpulan yang diperoleh diantaranya adalah : Pelabuhan Maloy di Kecamatan Kaliurang Kabupaten Kutai Timur sebagai pelabuhan utama
1. Pelabuhan Sangatta di Kenyamukan masih dalam tahap konstruksi dan belum pengumpul dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Provinsi Kalimantan Timur 2011-
beroperasi. Dari pengamatan langsung di lokasi pelabuhan, tahap pembangunan masih 2031. Peningkatan jaringan transportasi darat di seluruh Kalimantan Timur mendukung
berlangsung, dimana pembangunan Dermaga dan Trestle sudah selesai dan pergerakan barang dan manusia di Kutai Timur melalui transportasi laut ini. Sehingga
pembangunan yang sedang berjalan adalah di bagian Cause Way. pemanfaatan pelabuhan laut tidak hanya terbatas pada pelabuhan laut yang berada di
2. Data bongkar muat yang terdapat di Pelabuhan Sangatta seluruhnya bersumber dari Kabupaten Kutai Timur tetapi juga pelabuhan-pelabuhan di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai
tersus - tersus yang tersebar pada wilayah kerja KUPP Kelas II Sangatta yang Kartanegara.
didominasi oleh CPO dan Batubara. Walaupun Sangatta merupakan pusat kegiatan perekonomian di Kutai Timur,daerah pemanfaat
3. Dari hasil wawancara di lapangan, untuk distribusi barang - barang kebutuhan, (,hinterland) Pelabuhan Sangatta bisa jadi tidak seluruh kecamatan yang berada di Kabupaten
dikarenakan di wilayah Sangatta belum memiliki pelabuhan umum maka distribusi Kutai Timur. Hal ini memperhatikan ketersediaan prasarana transportasi darat dan kesamaan
barang dilakukan melalui jalan darat dimana barang - barang yang masuk ke wilayah hirarki pelabuhan yang ada. Dalam kajian ini, diidentifikasi hinterland untuk Pelabuhan Sangatta
Kabupaten Kutai Timur masuk melalui pelabuhan Balikpapan, Samarinda dan Bontang. adalah Kecamatan Busang, Telen, Batu Ampar, Rantau Pulung, Sangatta Selatan, dan
Hal tersebut menjadi salah satu kendala dalam kegiatan distribusi barang dimana biaya Sangatta Utara. Dengan demikian, analisis wilayah yang diperlukan dalam kajian ini dibatasi
operasional menjadi besar, sehingga berakibat harga - harga barang menjadi lebih
pada enam kecamatan tersebut.
tinggi.

D. Tranportasi
Untuk menuju ke lokasi Pelabuhan belum ada akses jalan, pembangunan jalan masih
berlangsung dimana pemerintah daerah sedang melakukan pembetonan jalan menuju lokasi
Pelabuhan

29
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

5.3 ANALISIS SOSIAL EKONOMI

5.3.1. Kependudukan
Pertumbuhan dan konsentrasi penduduk merupakan faktor penting dalam memprediksi
pergerakan manusia maupun perkiraan kebutuhan konsumsi barang-barang strategis. Pada
tahun 2012, penduduk hinterland Pelabuhan Sangatta berjumlah 125.017 orang, terdiri dari
68.285 orang laki-laki dan 56.732 orang perempuan. Dari total penduduk tersebut, 64,51%
diantaranya tinggal di Kecamatan Sangatta Utara, sedangkan Kecamatan Batu Ampar memiliki
jumlah penduduk paling sedikit (3,76% dari total jumlah penduduk).

Tabel 5.1 Jumlah Penduduk Hinterland Pelabuhan Sangatta Tahun 2012


Data Penduduk Laju
Pertumbuhan
Luas Daerah Penduduk
Kecamatan Kepadatan
(Km2) Laki-laki Perempuan Jumlah 2000-2010
Jiwa/Km2
_!%)____
Busang 3,721.61 2,583 2,252 4,835 1 0.52
Telen 3,129.61 3,532 2,913 6,445 2 3.23
Batu Ampar 204.50 2,470 2,226 4,696 23 -5.25
Sangatta Utara 1,262.59 44,374 36,279 80,653 64 10.75
Sangatta Selatan 1,660.85 10,959 9,378 20,337 12 4.26
Rantau Pulung 143.82 4,367 3,684 8,051 56 0.86
6.43
Jumlah 10,122.98 56,732 125,017 12
68,285
Sumber: Kutai Timur dalam Angka 2013

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, laju pertumbuhan penduduk (LPP) hinterland
Pelabuhan Sangatta selama tahun 2000-2010 sebesar 6,43%. Tingginya LPP tersebut
disumbangkan oleh LPP Sangatta Utara, sebesar 10,75%, yang menjadi pusat pemerintahan
dan kegiatan perekonomian di Kabupaten Kutai Timur. Dengan asumsi PT Kaltim Prima Coal
masih terus berkembang, laju pertumbuhan penduduk di Sangatta Utara tetap tinggi, sehingga
diproyeksikan bahwa pertumbuhan penduduk di hinterland Pelabuhan Sangatta berada dalam
kisaran 3% setiap tahunnya.
Tabel 5.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Hinterland Pelabuhan Sangatta
Tahun 2015-2035
Jumlah Jumlah
Tahun Penduduk Tahun Penduduk
(Jiwa) (Jiwa)
2015 140,855 2026 199,859
2016 145,408 2027 206,318
2017 150,107 2028 212,985
2018 154,958 2029 219,869
2019 159,966 2030 226,975
2020 165,136 2031 234,310
2021 170,473 2032 241,882
2022 175,982 2033 249,700
2023 181,669 2034 257,769
2024 187,541 2035 266,100
2025 193,602
Gambar 5.1 Peta Hinterland Pelabuhan Sangata
Sumber: Hasil olahan, 2014

30
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Tahun Lada Karet Kakao


300
2029 1,551.53 4,671.14 3,536.69
250 2030 1,903.00 5,562.91 3,683.68
200 2031 2,334.08 6,624.92 3,836.78
a 2032 2,862.83 7,889.67 3,996.25
v 150

{
2033 3,511.34 9,395.88 4,162.34
100
2034 4,306.77 11,189.64 4,335.34
50
2035 5,282.39 13,325.85 4,515.52
Sumber: Data Olahan, 2014

tahun

■ Jumlah Penduduk

Gambar 5.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Hinterland Pelabuhan Sangatta Tahun 2015-2035

5.3.2. Proyeksi Produksi Hasil Perkebunan


Komoditas unggulan Kabupaten Kutai Timur yang diperkirakan akan menjadi komoditas utama
dalam kegiatan muat barang di Pelabuhan Sangatta adalah lada, karet, dan kakao. Walaupun
Kutai Timur tidak menjadi produsen utama bagi Provinsi Kalimantan Timur, namun dalam kurun
waktu tahun 2008 - 2012, baik luas lahan maupun hasil produksi ketiga komoditas perkebunan
tersebut menunjukkan perkembangan yang signifikan. Dalam konteks Kabupaten Kutai Timur,
produksi ketiga komoditas tersebut, dari enam kecamatan yang menjadi hinterland Pelabuhan
Sangatta, memberikan kontribusi lebih dari 50% terhadap produksi Kabupaten Kutai Timur dan
diusahakan melalui perkebunan rakyat.
Usaha perkebunan komoditas lada, yang relatif masih baru dan memiliki masa panen yang
Gambar 5.3 Produksi Komoditas Perkebunan di Kabupaten Kutai Timur
cukup lama untuk pohon yang siap panen, diperkirakan akan menghasilkan hasil produksi
dengan pertumbuhan di atas 20% setiap tahunnya. Sementara produksi karet, melalui
.4 ANALISIS ARUS BARANG, PENUMPANG DAN KUNJUNGAN KAPAL
peningkatan kualitas pengelolaan lahan kebun karet, diperkirakan akan tumbuh sebesar 19%.
Adapun produksi kakao, dengan kendala mudahnya tanaman terserang hama, diproyeksikan Pelaksanaan konstruksi sisi darat Pelabuhan Sangatta diperkirakan selesai pada tahun 2017.
tumbuh sebesar 4% setiap tahunnya. Dengan demikian, Pelabuhan Sangatta diperkirakan akan mulai beroperasi pada tahun 2018.
Tabel 5.3 Produksi Komoditas Perkebunan di Kabupaten Kutai Timur (dalam ton) Sesuai dengan RTRW Provinsi Kalimantan Timur 2011 - 2031, Pelabuhan Sangatta terletak
pada alur pelayaran kapal barang :
Tahun Lada Karet Kakao
a. Sangatta - Barru dan Majene (Sulawesi Barat);
2012 48.22 239.60 1,769.90 b. Tanjung Redeb - Sangatta - Pare-Pare (Sulawesi Selatan); dan
2015 88.97 404.69 1,999.88 c. Balikpapan - Samarinda - Sangatta - Tanjung Redeb - Makassar (Sulawesi Selatan)
2016 109.13 481.95 2,083.00 Banyaknya terminal khusus untuk komoditas unggulan Kutai Timur seperti batubara dan CPO,
2017 133.85 573.96 2,169.58 sehingga dalam melakukan proyeksi arus barang di Pelabuhan Sangatta digunakan asumsi
2018 164.17 683.53 2,259.75 bahwa barang yang memanfaatkan Pelabuhan Sangatta adalah komoditas konsumsi barang
2019 201.36 814.02 2,353.67 strategis dan produk unggulan kecamatan-kecamatan hinterland secara terbatas. Barang yang
dibongkar di Pelabuhan Sangatta adalah komoditas konsumsi barang strategis yang
2020 246.98 969.43 2,451.49 diproyeksikan berdasarkan jumlah penduduk di hinterland Pelabuhan Sangatta, sementara
2021 302.92 1,154.50 2,553.38 barang yang dimuat diproyeksikan berdasarkan produksi hasil perkebunan dari hinterland
2022 371.54 1,374.91 2,659.50 Pelabuhan Sangatta.
2023 455.71 1,637.39 2,770.04 Potensi arus penumpang di Pelabuhan Sangatta diperkirakan berasal dari pekerja sektor
2024 558.94 1,949.98 2,885.17 pertambangan yang berasal dari luar Kabupaten Kutai Timur. Walaupun data menunjukkan
2025 685.56 2,322.25 3,005.08 pertumbuhan hasil tambang yang menurun, sektor pertambangan diperkirakan masih menjadi
kontributor terbesar untuk perekonomian Kabupaten Kutai Timur. Dengan demikian, pekerja
2026 840.86 2,765.59 3,129.98
sektor pertambangan diperkirakan akan tetap menjadi tujuan utama pencari pekerjaan dari luar
2027 1,031.34 3,293.56 3,260.07 Kabupaten Kutai Timur
2028 1,264.97 3,922.33 3,395.56

31
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

5.5 PROYEKSI ARUS BARANG Dermaga Pelra Dermaga Nusantara


Tahun
Jenis komoditas dalam arus barang di suatu pelabuhan pada umumnya dapat dikelompokkan Bongkar Muat Bongkar Muat
menjadi bahan pokok (seperti beras, gula pasir, terigu, dsb), bahan strategis (pupuk, semen, 2029 18,033 11,355 2,504 1,576
dan material lainnya), migas (dalam hal ini BBM), serta non migas (seperti produk pertanian). 2,415 1,665
2030 18,731 12,917
Setiap pelabuhan memiliki komoditas utama yang menunjukkan kebutuhan dan produk utama
hinterland pelabuhan. 2031 19,455 14,693 2,325 1,755
2032 20,208 16,713 2,233 1,847
Bongkar barang di Pelabuhan Sangatta diasumsikan meliputi bahan pokok, seperti: beras, gula
pasir dan terigu, serta bahan strategis utama, seperti semen dan pupuk. Permintaan terhadap 2033 20,990 19,011 2,141 1,939
bahan pokok diasumsikan sejalan dengan pertumbuhan penduduk Kabupaten Kutai Timur. 2034 21,803 21,625 2,048 2,032
Asumsi lain yang digunakan adalah konsumsi per kapita beras sebesar 120 kg /kapita/tahun, 2035 22,647 24,598 1,956 2,124
konsumsi terigu sebesar 18 kg/kapita/tahun, dan konsumsi gula pasir sebesar 12
kg/kapita/tahun. Adapun permintaan terhadap bahan strategis utama diproyesikan sejalan Sumber: Hasil Pengolahan, 2014
dengan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto sektor pertanian dan bangunan.-
Menggunakan asumsi-asumsi tersebut, diproyeksikan bongkar barang selama tahun 2018-2035 ftu ye ksi Arus Barang d Dermaga Pdra Pelabdian Sangatta 2018-2035 Prcyeksi Ams Barang d Dermaga Nusantara P d a h fa n Sangatta Tahui
2018-2035
akan tumbuh sebesar 2,76% setiap tahunnya.
3.500
Adapun asumsi yang digunakan dalam proyeksi muat barang di Pelabuhan Sangatta adalah
3.000
produksi hasil perkebunan dari hinterland Pelabuhan Sangatta dipasarkan keluar Kabupaten
2.500
Kutai Timur. Apabila sekitar 75% dari seluruh produksi hasil perkebunan tersebut diangkut
keluar melalui Pelabuhan Sangatta, maka kegiatan muat barang di Pelabuhan Sangatta to n 10,000 2.000
tin I i
to n
diperkirakan akan tumbuh sebesar 12,53% setiap tahunnya dalam periode tahun 2018-2035. 8,000 1.500
Tingginya proyeksi muat barang di Pelabuhan Sangatta seiring dengan tingginya produksi hasil
6,0 0 0
^ I 1,000 iiiiiiiiiii
perkebunan di Kabupaten Kutai Timur. | h 500
■ ■ ■ m 1 1 1 1 1 1
1

Selain itu, singgahnya kapal perintis dan kapal Pelni akan menambah jumlah arus barang,
i ii i i i i i i i
1
i i i i i i i i i 0 m i n 11111 11 i i 11
dengan jenis barang umum, di Pelabuhan Sangatta. Diasumsikan, pada tahun 2018, terdapat
dua kapal perintis berukuran 750 GT membawa arus muatan rata-rata sebanyak 30 ton/m3
setiap kunjungan dengan jumlah kunjungan sebanyak 22 kali selama satu tahun. Pada ■ Bongkar I Muat Bongkar B Muat
pengembangan jangka menengah, mulai tahun 2024, jumlah layanan kapal penumpang akan
bertambah, yaitu jalur perintis yang singgah di Pelabuhan Sangatta sebanyak 4 kapal, disertai
satu rute kapal Pelni yang memiliki jumlah kunjungan sebanyak 48 kali dalam setahun. Gambar 5.4 Proyeksi Arus Barang di Pelabuhan Sangatta Tahun 2018-2035
Pertumbuhan ekonomi di Kutai Timur diharapkan akan mendorong peningkatan jumlah muat
barang dari Kutai Timur untuk jenis barang umum dengan pertumbuhan sebesar 13,75% setiap
tahunnya, sementara bongkar barang diproyeksikan tumbuh sebesar 3,87% setiap tahunnya Dengan demikian, dalam kurun waktu tahun 2018-2035, arus total barang di Dermaga Pelra
dalam kurun waktu tahun 2018-2035.. Pelabuhan Sangatta diperkirakan akan tumbuh sebesar 5,71% setiap tahunnya, sementara total
barang di Dermaga Nusantara diproyeksikan tumbuh sebesar 6,86%.
Tabel 5.4 Tabel Proyeksi Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Sangatta
(dalam ton/m3) 5.6 PROYEKSI ARUS PENUMPANG
PT Kaltim Prima Coal (KPC) merupakan perusahaan pertambangan batubara terbesar di
Kabupaten Kutai Timur. Pada tahun 2013, jumlah pekerja pada perusahaan ini mencapai 5.000
Dermaga Pelra Dermaga vlusantara
Tahun orang karyawan tetap dan lebih dari 10.000 orang karyawan kontraktor. Sekitar 60% dari
Bongkar Muat Bongkar Muat pekerja tersebut berasal dari luar Kabupaten Kutai Timur. Selain KPC, terdapat empat
2018 11,876 2,753 1,072 248 perusahaan tambang lainnya yang memiliki komposisi pekerja yang hampir sama. Hal ini
2019 12,336 3,131 1,053 267 merupakan potensi arus penumpang transportasi laut di Pelabuhan Sangatta. Karena itu
proyeksi arus penumpang dalam kajian ini dilakukan berdasarkan perkembangan jumlah
2020 12,813 3,562 1,033 287
pekerja di sektor pertambangan Kabupaten Kutai Timur.
2021 13,309 4,051 1,012 308
Pada tahun 2012, jumlah pekerja sektor pertambangan di Kabupaten Kutai Timur mencapai
2022 13,824 4,608 990 330
jumlah 16.130 orang. Dalam kurun waktu tahun 2008 - 2012, jumlah pekerja tambang di
2023 14,359 5,242 967 353 Kabupaten Kutai Timur tumbuh sebesar 15,66% setiap tahunnya. Pertumbuhan tertinggi terjadi
2024 14,915 5,963 2,915 1,165 pada kurun waktu tahun 2009-2010 yang mencapai 67,92%.
2025 15,492 6,783 2,838 1,242
2026 16,091 7,715 2,758 1,322
2027 16,714 8,776 2,675 1,405
2028 17,361 9,983 2,590 1,490

32
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Tabel 5.5 Jumlah pekerja di Sektor Pertambangan Kabupaten Kutai Timur


.7 PROYEKSI KUNJUNGAN KAPAL
Laju
Jumlah Pekerja Proyeksi kunjungan dan ukuran kapal dilakukan berdasarkan jumlah maksimum kegiatan
Tahun Pertumbuhan
(orang) bongkar muat barang dan arus penumpang . Dengan menggunakan asumsi rata-rata ukuran
(%)
2008 9,013 kapal yang berkunjung di Dermaga Pelra sebesar 100 GT, diperkirakan kunjungan kapal pada
tahun pertama beroperasi sebanyak 119 unit dan tumbuh sebesar 2,77% setiap tahunnya.
2009 8,081 -10.34% Sementara itu, kunjungan kapal penumpang diproyeksikan menggunakan asumsi pada tahun
2010 13,570 67.92% 2018, terdapat dua kapal perintis berukuran 750 GT dan kapasitas penumpang 250 orang
2011 15,233 12.25% dengan jumlah kunjungan sebanyak setiap kapal sebanyak 22 kali dalam satu tahun. Pada
2012 16,130 5.89% pengembangan jangka menengah, mulai tahun 2024, jumlah layanan kapal penumpang akan
bertambah, yaitu jalur perintis yang singgah di Pelabuhan Sangatta sebanyak 4 kapal, disertai
Rata-rata pertumbuhan 15.66%
satu rute kapal Pelni yang memiliki jumlah kunjungan sebanyak 88kali dalam setahun. Dan pada
Sumber: Kutai Timur dalam Angka 2013 jangka menengah ditambah dengan kapalpenumpang 6022 GT dengan jumlah kunjungan 42
kali pertahun
Dengan menggunakan asumsi 50% pekerja yang berasal dari luar Kutai Timur dan keluarganya Tabel 5.7 Tabel Proyeksi Kunjungan Kapal di Pelabuhan Sangatta
melakukan perjalanan ke luar Kutai Timur menggunakan transportasi laut, diperkirakan jumlah Tahun 2018-2035
pengguna transportasi laut pada tahun 2018 sebanyak 17.235 orang. Apabila laju pertumbuhan
penumpang sebesar 5,89% (sesuai dengan laju pertumbuhan pekerja di sektor pertambangan Dermaga Pelra Dermaga Nusantara
pada tahun 2012), proyeksi jumlah penumpang di Pelabuhan Sangatta adalah sebagai berikut: Tahun Frekuensi Frekuensi Frekuensi
Kunjungan Kapal Kunjungan Kunjungan
Tabel 5.6 Proyeksi Jumlah Penumpang di Pelabuhan Sangatta 100 GT Kapal 750 GT Kapal 6022 GT
2018 119 88 -

Jumlah Jumlah 2019 123 88 -

Tahun Penumpang per Tahun Penumpang per 2020 128 88 -

Tahun (orang) Tahun (orang)


2021 133 88 -

2018 17,235 2027 28,845


2019 18,250 2028 30,543 2022 138 88 -

2020 19,325 2029 32,342 2023 144 88 -

2021 20,463 2030 34,246 2024 149 88 42


2022 21,668 2031 36,263 42
2025 155 88
2023 22,944 2032 38,398
2024 24,295 2033 40,659 2026 161 88 42
2025 25,726 2034 43,053 2027 167 88 42
2026 27,240 2035 45,589 2028 174 88 42
2027 28,845 2029 180 88 42
Sumber: Hasil Pengolahan, 2014 2030 187 88 42
2031 195 88 42
50.000
2032 202 88 42
45.000
40.000 2033 210 88 42
35.000 2034 218 88 42
30.000 2035 246 88 42
ra 25,000
° 20,000 Sumber: Hasil olahan, 2014
15.000
10.000
5,000

00 cn O rH fN ro ■'t 1/1 «3 00 cn o rH fN ro •ti­


rH r—1 (N (N (N (N fN (N fN (N fN fN ro ro ro ro ro
O O O O O O O O O o O o o o o O o
(N (N (N (N r-J fN (N fN fN fN fN (N (N fN fN fN (N

■ Jumlah Total Penumpang

Gambar 5.5 Proyeksi Jumlah Penumpang di Pelabuhan Sangatta

33
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

6. RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN


6.1 RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN SANGATTA
Periode perencanaan dalam dokumen rencana Induk mencakup tahapan rencana yang terbagi
menjadi:
a. Jangka pendek 5 (lima) Tahun : Tahun 2015 sampai tahun 2019
b. Jangka menengah 10 (sepuluh) : Tahun 2015 sampai tahun 2024
c. Jangka panjang 20 (dua puluh) : Tahun 2015 sampai tahun 2034
Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan, pelabuhan laut di Indonesia dapat dikelompokkan berdasarkan hierarki yang
terdiri atas:
a. Pelabuhan Utama (yang berfungsi sebagai Pelabuhan Internasional dan Pelabuhan Hub
Internasional);
b. Pelabuhan Pengumpul; dan
c. Pelabuhan Pengumpan, yang terdiri atas:
■ Pelabuhan Pengumpan Regional;
■ Pelabuhan Pengumpan Lokal.
Gambar 5.6 Proyeksi Kunjungan Kapal di Pelabuhan Sangatta Tahun 2018-2035
menurut Ukuran Kapal Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KP 432 Tahun 2017 Tentang
Rencana Induk Pelabuhan Nasional, status Pelabuhan Sangatta merupakan pelabuhan dengan
status Pelabuhan Pengumpul
PERSYARATAN KEBERLANGSUNGAN PELABUHAN SANGATTA Adapun Lokasi pelabuhan pengumpul berpedoman pada kriteria teknis sebagai berikut:
1. Berada dekat dengan jalur pelayaran nasional kurang dari 50 mil;
Hal hal yang harus segera dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dan pusat, sebagai syarat 2. Memiliki jarak dengan pelabuhan pengumpul lainnya minimal 50 mil;
keberlangsungan Operasional Pelabuhan Sangata adalah sebagai berikut: 3. Kedalaman kolam pelabuhan mulai -7 sampai dengan -9 mLWS;
4. Memiliki dermaga dengan kapasitas minimal 3.000 DWT;
1. Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur segera membangun jalan penghubung ± 100 m 5. Panjang dermaga 120 - 350 m’;
ke kawasan pelabuhan sangatta. 6. Luas lahan pelabuhan sesuai kebutuhan;
2. Mempersiapkan lahan daratan berupa reklamasi seluas ± 47.750 m2 7. Memiliki peralatan bongkar muat sesuai jenis angkutan barang.
3. Segera dibangun fasilitas pokok dan penunjang di peruntukan wilayah daratan.
4. Mengundang para pelaku bisnis maritim untuk melaksanakan kegiatan di pelabuhan
sanggatta termasuk pengusaha jasa pelayaran perintis dan PELNI.
5. Kemudahan akses menuju Pelabuhan Sangatta dari sentra-sentra produksi hasil 6.2 RENCANA INDUK PELABUHAN LAUT
perkebunan
6. Konsistensi kebijakan dalam bidang pertanian yang menjamin keberlangsungan produksi Rencana Induk Pelabuhan Laut meliputi rencana peruntukan wilayah daratan dan perairan.
hasil perkebunan. A. Rencana peruntukan wilayah daratan untuk Rencana Induk Pelabuhan laut disusun
berdasarkan kriteria kebutuhan::
1. fasilitas pokok; dan
2. fasilitas penunjang.
Fasilitas pokok rencana peruntukan wilayah daratan meliputi:
a. dermaga;
b. gudang lini 1;
c. lapangan penumpukan lini 1;
d. terminal penumpang;
e. terminal peti kemas;
f. terminal ro-ro;
g. fasilitas penampungan dan pengolahan limbah;
h. fasilitas bunker;
i. fasilitas pemadam kebakaran;
j. fasilitas gudang untuk Bahan/Barang Berbahaya danBeracun (B3);dan
k. fasilitas pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan
l. Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran (SBNP).

34
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Fasilitas penunjang rencana peruntukan wilayah daratan meliputi diketahui opininya mengenai fasilitas dan pelayanan terminal yang mereka terima selama
a. kawasan perkantoran; ini. Dari wawancara dengan sebagian penumpang kapal cepat milik swasta yang
b. fasilitas pos dan telekomunikasi; menyangkut opininya tentang fasilitas dan pelayanan terminal penumpang, terekam bahwa
c. fasilitas pariwisata dan perhotelan; sebagian besar penumpang berpendapat bahwa fasilitas dan pelayanan penumpang cukup
d. instalasi air bersih, listrik, dan telekomunikasi; baik. Namun banyak penumpang yang menilai bahwa terminal penumpang kurang memadai
e. jaringan jalan dan rel kereta api; dalam hal kebersihan, kenyamanan dan keamanan seperti fasilitas tempat duduk untuk
f. jaringan air limbah, drainase, dan sampah; calon penumpang belum disediakan. Upaya peningkatan pelayanan yang harus dilakukan
g. areal pengembangan pelabuhan; adalah meningkatkan fasilitas, pelayanan dan keamanan terminal. Terungkap pula bahwa
h. tempat tunggu kendaraan bermotor; yang perlu ditingkatkan dalam hal fasilitas terminal adalah mengenai kebersihan dan
i. kawasan perdagangan; kelengkapan ruang tunggu berikut fasilitas tempat duduk.
j. kawasan industri; dan Secara umum pola pelayanan di terminal penumpang akan tetap berlangsung seperti
k. fasilitas umum lainnya. sekarang, tetapi dengan penataan Operasional yang memisahkan pelayanan penumpang
dari kegiatan pelayanan barang dan meningkatkan kelengkapan gedung terminal, maka
B. Rencana peruntukan wilayah perairan untuk Rencana Induk Pelabuhan laut disusun kenyamanan, kelancaran dan ketertiban dalam pelayanan penumpang dapat ditingkatkan.
berdasarkan kriteria kebutuhan:
l. fasilitas pokok; dan 6.4 KUNJUNGAN KAPAL HARIAN
2. fasilitas penunjang.
Setelah diketahui total jumlah kunjungan kapal tahunan, tidak kalah penting perlu diketahui pula
Fasilitas pokok rencana peruntukan wilayah perairan meliputi: kemungkinan kunjungan kapal harian. Jumlah kunjungan kapal harian rata-rata harian dapat
a. alur-pelayaran; diperoleh dengan membagi total Ship Call dengan total hari kerja pelabuhan. Namun demikian
b. perairan tempat labuh; sub bab ini akan membahas tanpa nilai maksimal kunjungan kapal harian dan beberapa nilai
c. kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal; probability yang dimiliki. Angka ini perlu diketahui untuk menentukan beberapa areal perairan
d. perairan tempat alih muat kapal; yang diperlukan bagi areal labuh, sebagai antrian bagi kapal untuk masuk ke pelabuhan.
e. perairan untuk kapal yang mengangkut
f. Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun (B3); Untuk itu akan mempergunakan distribusi poisin untuk mengetahui nilai kemungkinan jumlah
g. perairan untuk kegiatan karantina; kapal yang datang bersamaan di dalam suatu hari. Parameter yang menjadi masukan adalah
h. perairan alur penghubung intrapelabuhan; total kunjungan kapal tahunan, hasil kerja dan waktu kerja efektif setiap hari.
i. perairan pandu; danperairan untuk kapal pemerintah. Berikut, spesifikasi dari jenis kapal terbesar yang direncanakan melakukan aktifitas bongkar
Fasilitaspenunjang rencana peruntukan wilayah petairan meliputi: muat di terminal-terminal pelabuhan Sangatta :
a. perairan untuk pengembangan pelabuhan jangka panjang;
b. perairan untuk fasilitas pembangunan dan Tabel 6.1. Spesifikasi kapal terbesar yang beroperasi d iPelabuhan Sangatta
c. pemeliharaan kapal; Bobot Dimensi
d. perairan tempat uji coba kapal (percobaan berlayar); Pola
No Nama Kapal Type Deadweight Loa Breadth Draught
Trip GT
e. perairan tempat kapal mati; (ton) (m) (m) (m)
f. perairan untuk keperluan darurat; dan Dermaga Khusus
g. perairan untuk kegiatan kepariwisataan dan 1 Pertamina Oil Tanker Liner 2965 3675 90 15.2 5.3
h. perhotelan 2 Tambang/CPO Crude Oil Tanker Tremper 3570 4409 107.63 15.53 6
Dermaga Nusantara dan Pelayaran Ra <yat
RENCANA POLA OPERASIONAL PELABUHAN 3 Nusantara Penumpang Liner 6022 127,5 17,68 5,4
4 Nusantara Barang Tremper 1000 67 10,9 3,9
Secara umum kegiatan operasional Pelabuhan Sangatta dapat dibagi berdasarkan orientasi Tremper 3000 94 14,6 5,6
kebutuhan pelanggannya, yaitu : Operasional Pelayanan Kapal, Operasional Pelayanan 5 Pelayaran Rakyat Barang Campuran Tremper 500 51 10,2 2,9
Barang, Operasional Pelayanan Penumpang, dan Operasional Pelayanan Lainnya. 6 Pelayaran Perintis Penumpang/Barang Tremper 500 51 10,2 2,9
■ Operasional Pelayanan Kapal
Sumber: KantorKesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sangatta, 2014, diolah
Operasional Pelayanan Kapal di pelabuhan diantaranya meliputi kegiatan penyediaan kolam
labuh, pemanduan, penundaan, penambatan, suplai air bersih, suplai BBM (bunker),
penyediaan telepon dan reception facilities. Dalam menganalisis rencana lalu lintas kapal yang akan dilayani di dermaga Nusantara dan
Dermaga Pelra, asumsi yang digunakan yaitu :
■ Operasional Pelayanan Barang
a. Kapal-kapal Besar 1000 GT sampai 3000 GT General Cargo , Kapal Perintis dan dan
Sedangkan Operasional Pelayanan Barang, adalah meliputi kegiatan penyediaan dermaga,
Kapal Penumpang Pelni dilayani di dermaga Nusantara
penyediaan gudang dan lapangan penumpukan serta layanan bongkar - muat termasuk
b. kapal kecil/sedang dilayani di dermaga Pelra
penyediaan peralatan bongkar - muat.
c. Sedangkan untuk oil tanker, Cruide oil tanker dan Batu Bara akan di layani oleh TUKS
■ Operasional Pelayanan Penumpang setempat,
Operasional Pelayanan Penumpang yang disiapkan oleh Pelabuhan Sangatta adalah
dengan penyediaan bangunan terminal yang telah dilengkapi dengan ruang tunggu. Dari
hasil pengamatan lapangan dan wawancara langsung kepada para penumpang dapat

35
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Berikut kami sampaikan rencana arus barang, penumpang dan kunjungan kapal yang
bersandar di dermaga Nusantara dan dermaga Pelra. Perhitungan Pelayanan Kapal Pelabuhan Sangatta berdasarkan tahun proyeksi
pengembangan adalah sebagai berikut:
Tabel 6.2. Rencana Arus Barang dan Kunjungan Kapal di Dermaga Peria
Tahun 2019 2024 2034 Tabel 6.4. P e r h i t u n g a n P e l a y a n a n K a p a l P e l a b u h a n S a n g a t t a T a m n 2019
Barang (ton) 15,467 20,877 43,428 DERMAGA
No URAIAN RUMUS SATUAN
Kunjungan (call) 123 149 218 Nusantara PELRA
Ship Call per tahun (tahun Rencana 2019) unit 88.0 118.0
1 A
Berdasarkan Proyeksi
Sumber: Hasil Analisis 2 Rata Rata Ship Call Perbulan B B=A/12 unit 7.3 9.8
3 Maksimum Ship Call Perbulan C C=Bx1.25 unit 9.2 12.3
4 MaKsimum Ship Call Perhari D D=C/30 unit 0.3 0.4
43,428 Jumlah minimal kapal labuh E unit 0.3 0.4
5
6 Rata Rata Ship Proyeksi GT Kapal per tahun F GT 33,000.0 12,335.6
7 Rata Rata Ship Proyeksi GT Kapal per hari G G=F/A GT 375.0 104.5
8 Rata-rata proyeksi DWT Kapal H See :Convert GRT to DWT DWT 202.9 56.6
20,877 9 Rata-rata proyeksi LOA Kapal I m 35.3 22.6
15,467 DRAFT=(0.526
10 Rata-rata Proyeksi Full Draft J m 2.6 1.8
DWT07)x DWT
Kedalaman Pelabuhan 9.0 4.0
123 mmm 149 218 11 Kedalaman K m
I Eksisting
12 Rata-rata Total Kargo per tahun L Ton/m3 1,320.0 15,466.6
2019 2024 2034 13 Rata-rata Total Kargo per hari M M=L/328,5 Ton/m3 4.0 47.1
14 Rata-rata Total Penumpang per tahun N Orang 18,250.0 -
e Barang (ton) ■ Kunjungan (call)
15 Rata-rata Total Penumpang per hari O ON/328,5 Orang 50.7 -
Catatan :
Gambar 6.1 Rencana Arus Barang dan Kunjungan Kapal di Dermaga Peria 1 Faktor 1,25 dalam perhitungan ship call per bulan (B) di lakukan untuk memperkirakan kondisi ekstrim
dari rata-rata kunjungan kapal per hari yang tiba tidak sesuai dengan jadwal akibat faktor cuaca maupun fator teknis
2 Hubungan antara DWT-LOA adalah ; LOA=(5.5 DWT0 65)xDWT
3 Hubungan antara DWT-DRAFT adalah ; DRAFT=(0.526 DWT07)xDWT
Tabel 6.3.
Rencana Arus Barang dan Kunjungan Kapal di Dermaga Nusantara
Tabel 6.5.
Tahun 2019 2024 2034 Perhitungan Pelayanan Kapal Pelabuhan Sangatta Tahun 2024
Penumpang (orang)* 18,250 24,295 43,053
DERMAGA
Barang (ton) 1,320 4,080 4,080 No URAIAN RUMUS SATUAN
Nusantara PELRA
Kunjungan (Call) 88 130 130
Ship Call per tahun (Tahun Rencana 2024) unit 130.00 149.15
Sumber: Hasil Analisis 1 A
Berdasarkan Proyeksi
2 Rata Rata Ship Call Perbulan B B=A/12 unit 10.83 12.43
3 Maksimum Ship Call Perbulan C C=Bx1.25 unit 13.54 15.54
4 MaKsimum Ship Call Perhari D D=C/30 unit 0.45 0.52
5 Jumlah minimal kapal labuh E unit 0.45 0.52
6 Rata Rata Ship Proyeksi GT Kapal per tahun F GT 278,216.40 14,914.57
43,053 GT 2,140.1 100.0
7 Rata Rata Ship Proyeksi GT Kapal per hari G G=F/A
8 Rata-rata proyeksi DWT Kapal H See :Convert GRT to DWT DWT 1,157.8 54.1
9 Rata-rata proyeksi LOA Kapal I m 65.0 22.2
DRAFT=(0.526 4.4 1.7
10 Rata-rata Proyeksi Full Draft J m
DWT07)x DWT
Kedalaman Pelabuhan 4.0
11 Kedalaman K m 9.0
Eksisting
12 Rata-rata Total Kargo per tahun L Ton/m3 4,080.0 17,633.7
13 Rata-rata Total Kargo per hari M M=L/328,5 Ton/m3 12.4 53.7
14 Rata-rata Total Penumpang per tahun N Orang 24,295.0 -
15 Rata-rata Total Penumpang per hari O 0=N/328,5 Orang 67.5 -
Catatan:
1 Faktor 1,25 dalam perhitungan ship call per bulan (B) di lakukan untuk memperkirakan kondisi ekstrim
dari rata-rata kunjungan kapal per hari yang tiba tidak sesuai dengan jadwal akibat faktor cuaca maupun fator teknis
2019 2024 2034
2 Hubungan antara DWT-LOA adalah ; LOA=(5.5 DWT065)xDWT
■ Barang (ton) ■ Penumpang (orang) Kunjungan (Call)
3 Hubungan antara DWT-DRAFT adalah ; DRAFT=(0.526 DWT°7)xDWT

Gambar 6.2 Trafic Rencana di Dermaga Nusantara


RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Tabel 6.6. Perhitungan Pelayanan Kapal Pelabuhan Sangatta Tahun 2034


RUMUS DERMAGA
No URAIAN SATUAN 4. Berth Time (BT)
RUMUS Nusantara PELRA
Berth Time (BT) merupakan jumlah waktu siap operasi tambatan untuk melayani kapal.
5. Receiving/Deliverypetikemas
Ship Call per tahun (Tahun Rencana 218.03 Receiving/Deliverypetikemas ;merupakan kecepatan pelayanan penyerahan/
1 A unit 130.00
2034) Berdasarkan Proyeksi
B B=A/12 unit 10.83 18.17 penerimaan di terminal petikemas yang dihitung sejak alat angkut masuk hingga keluar
2 Rata Rata Ship Call Perbulan
3 Maksimum Ship Call Perbulan C C=Bx1.25 unit 13.54 22.71 yang dicatat di pintu masuk/keluar.
4 MaKsimum Ship Call Perhari D D=C/30 unit 0.45 0.76 6. Tingkat Penggunaan Dermaga (Berth Occupancy Ratio/BOR)
5 Jumlah minimal kapal labuh E unit 0.45 0.76 Tingkat Penggunaan Dermaga (Berth Occupancy Ratio/BOR); merupakan perbandingan
Rata Rata Ship Proyeksi GT Kapal per 278,216.40 21,802.79
antara waktu penggunaan dermaga dengan waktu yang tersedia (dermagasiap operasi)
6 F GT
tahun dalam periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam persentase.
7 Rata Rata Ship Proyeksi GT Kapal per hari G G=F/A GT 2,140.13 100.00 7. Tingkat Penggunaan Gudang (Shed Occupancy Ratio/SOR)
See .Convert GRT to Tingkat Penggunaan Gudang (Shed Occupancy Ratio/SOR); merupakan perbandingan
8 Rata-rata proyeksi DWT Kapal H DWT 1,157.81 54.10
DWT
22.23
antara jumlah pengguna ruang penumpukan dengan ruang penumpukan yang tersedia
9 Rata-rata proyeksi LOA Kapal I m 64.96
DRAFT=(0.526 yang dihitung dalam satuan ton hari atau satuan M3 hari.
10 Rata-rata Proyeksi Full Draft J m 4.37 1.74 8. Tingkat Penggunaan Lapangan Penumpukan (Yard Occupancy Ratio/YOR)
DWT07)x DWT
Kedalaman Pelabuhan Tingkat Penggunaan Lapangan Penumpukan (Yard Occupancy Ratio/YOR); merupakan
11 Kedalaman K m 9.00 4.00
Eksisting perbandingan antara jumlah penggunaan ruang penumpukan denganruang
12 Rata-rata Total Kargo per tahun L Ton/m3 4,080.00 43,427.75 penumpukan yang tersedia (siap operasi) yang dihitung dalam
13 Rata-rata Total Kargo per hari M M=L/328,5 Ton/m3 12.42 132.20 satuan ton hari atau M3 hari.
14 Rata-rata Total Penumpang per tahun N Orang 43,053.30 - 9. Kesiapan Operasi Peralatan
15 Rata-rata Total Penumpang per hari O 0=N/328,5 Orang 119.59 -
Kesiapan Operasi Peralatan ; merupakan perbandingan antara jumlah peralatan yang
Catatan :
siap untuk dioperasikan dengan jumlah peralatan yang tersedia dalam periode waktu.
1 Faktor 1,25 dalam perhitungan ship call per bulan (B) di lakukan untuk memperkirakan kondisi ekstrim
dari rata-rata kunjungan kapal per hari yang tiba tidak sesuai dengan jadwal akibat faktor cuaca maupun fator teknis
Tabel 6.7. Analisis BOR Pelabuhan Sangatta Dermaga Pelra
2 Hubungan antara DWT-LOA adalah ; LOA=(5.5 DWT065)xDWT Penurunan Waktu Akibat Gelombang : 0 %
3 Hubungan antara DWT-DRAFT adalah ; DRAFT=(0.526 DWT07)xDWT Waktu Kerja Effektif : 90 %
Waktu Operasi Tahunan : 340 hari

6.5 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN


A. Indikator Kinerja Parameter Satuan Simbol 2019 2024 2034
Indikator kinerja pelayanan yang terkait dengan jasa pelabuhan terdiri d a ri:
Panjang Dermaga m L 124.00 124.00 124.00
1. Waktu Tunggu Kapal(Waiting Time/WT); Call /tahun 123 136 178
Kunjungan Kapal Tahunan
2. Waktu Pelayanan Pemanduan (Approach Time/AT); Kunjungan Kapal Perhari Call/hari 0.36 0.40 0.52
(A)
3. Waktu Efektif (Effektive Time dibanding Berth Time/ET:BT); Total Kargo Pertahun ton/tahun 15,467 20,877 43,428
4. Produktivitas kerja(T/G/J dan B/C/H); Rata-rata Panjang Kapal (LOA) m Loa 22.58 22.23 22.23
5. Receiving/Delivery petikemas; Jumlah Tambatan (S) tambatan S=N 5.49 5.58 5.58
6. Tingkat Penggunaan Dermaga (Berth Occupancy Ratio/BOR); S ervice Time
7. Tingkat Penggunaan Gudang (Shed Occupancy Ratio/SOR): Waiting Time (WT) jam/kapal 1.00 1.00 1.00
8. Tingkat Penggunaan Lapangan (Yard Occupancy Ratio/YOR): dan Berthing Time (BT) jam/kapal 29.00 29.00 29.00
9. kesiapan operasi peralatan. A. Bert Working Time (BWT)
-Idle Time (IT) jam/kapal 4.00 4.00 4.00
1. Waktu Tunggu Kapal(Waiting Time/WT) - Efective Time (ET) jam/kapal 15.00 15.00 15.00
Waktu Tunggu Kapal(Waiting Time/WT); merupakan jumlah waktu sejak pengajuan B. Non Operation Time jam/kapal 10.00 10.00 10.00
permohonan tambat setelah kapat tiba di lokasi labuh sampai kapal digerakkan menuju U tilization
tambatan Cam) Tingkat Pemakaian Dermaga % 42.84 41.64 41.64
B erth O ccupancy R atio (BOR)
2. Waktu Pelayanan Pemanduan (Approach Time/AT) Nilai Max. Yg Diijinkan % 70.00 70.00 70.00
Waktu Pelayanan Pemanduan (Approach Time/AT); merupakan jumlah waktu terpakai Daya Lalu Lintas Tambatan ton/tahun/m 469.11 463.19 463.19
(jam) untuk kapal bergerak dari lokasi labuh sampai ikat tali di tambatan atau sebaliknya B erth T hrought P u t (BTP)
Nilai Max. yang Diijinkan ton/tahun/m 300-600 300-600 300-600
3. Waktu Efektif (Effektive Time /ET)
Waktu Efektif (Effektive Time /ET); merupakan jumlah waktu Qam) bagi suatun kapal
yang benar-benar digunakan untuk bongkar muat selama kapal di tambatan

37
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Tabel 6.8. Analisis BOR Pelabuhan Sangatta Dermaga Nusantara Untuk mendukung perkembangan volume barang dan penumpang, fasilitas pelabuhan perlu
dikembangkan sesuai dengan jumlah atau volume aliran barang dan penumpang yang akan
Penurunan Waktu Akibat Gelombang 0 % melalui pelabuhan.
Waktu Kerja Effektif : 90 % Diharapkan daya muat, kualitas angkut, dan efisiensi penggunaan peralatan, baik di kapal
Waktu Operasi Tahunan : 340 hari maupun didarat dapat mencapai maksimal. Semakin besar kapal yang tiba akan semakin
dalam alur pelayaran, dan semakin panjang tambahan yang dibutuhkan, yang mengakibatkan
Parameter Satuan Simbol 2019 2024 2034
semakin cepat pula daya bongkar muat yang disediakan. Antara sarana dan prasarana
Panjang Dermaga m L 140.00 140.00 140.00 terdapat saling ketergantungan satu dengan yang lainnya, sehingga fasilitas pelabuhan harus
Kunjungan Kapal Tahunan Call /tahun 88 130 130 memadai disesuaikan dengan jumlah dan ukuran kapalnya.
Kunjungan Kapal Perhari (A) Call/hari (A) 0.26 0.38 0.38
Total Kargo Pertahun ton/tahun 1,320 4,080 4,080 Dari rencana fungsi kegiatan pelabuhan, dapat diturunkan zona - zona atau kawasan yang
Rata-rata Panjang Kapal (LOA) m Loa 35.31 64.96 64.96 merupakan satu kesatuan kegiatan. Struktur dan pola pemanfaatan ruang di Pelabuhan
Jumlah Tambatan (S) S=N 3.96 2.16 2.16 Sangatta dapat dibagi atas :
S ervice Time 1. Daratan Dermaga, lapangan penumpukan barang, lapangan penumpukan logistik
Waiting Time (WT) jam/kapal 1.50 1.50 1.50 sementara (terbuka), perkantoran, areal fasilitas penunjang (prasarana).
Berthing Time (BT) jam/kapal 7.00 7.00 7.00
A. Bert Working Time (BWT) 2. Perairan : Kolam pelabuhan, Area sandar kapal, kanal pelabuhan, akses masuk dan
-Idle Time (IT) jam/kapal 2.00 2.00 2.00 akses keluar kapal, turning basin, area lego jangkar dan area cadangan.
- Efective Time (ET) jam/kapal 3.00 3.00 3.00 Zonasi areal pelabuhan disesuaikan dengan fungsi-fungsi kegiatannya.
B. Non Operation Time jam/kapal 2.00 2.00 2.00
U tilizatio n Dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi eksisting, pengembangan pelabuhan
Tingkat Pemakaian Dermaga % 2.98 6.77 6.77 Sangatta dibagi menjadi beberapa zona meliputi:
Berth Occupancy Ratio (BOR)
Nilai Max. Yg Diijinkan % 55.00 55.00 55.00
ton/tahun/m 93.99 115.93 115.93 No. Zona Luas
Daya Lalu Lintas Tambatan
Berth Throught Put (BTP) 1 Zona Terminal Penumpang 7.787 m2
Nilai Max. yang Diijinkan ton/tahun/m 300-600 300-600 300-600
2 Zona Perrgudangan dan Bisnis Maritim 26.600 m2
6.6 RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS PELABUHAN
3 Zona Perkantoran 14.993 m2
Sesuai perkiraan volume muatan barang, penumpang dan arus kunjungan kapal untuk jangka
pendek (2015 - 2019), jangka menengah (2015 - 2024) dan jangka panjang (2015 - 2034) dapat
4 Ruang Terbuka Hijau 25.000 m2
dilihat dalam Tabel -tabel berikut:

Tabel 6.9. 5 Zona Pengembangan Pelabuhan 15.528 m2


Muatan Barang, Jumlah Penumpang dan Kunjungan Kapal
di Dermaga Pelra Pelabuhan Sangatta
Lokasi zona - zona diatas dapat dilihat pada gambar layout perairan dan layout daratan.
Tahapan Pengembangan
No Jenis data Satuan
2015-2019 2015-2024 2014-2034
1 Muatan Barang A ton/m3 15,467 20,877 43,428
2 Penumpang B orang
3 Kunjungan Kapal E call 123 149 218
Sumber: Data Olahan, 2014

Tabel 6.10.
Muatan Barang, Jumlah Penumpang dan Kunjungan Kapal
di Dermaga Nusantara Pelabuhan Sangatta
Tahapan Pengembangan
No Jenis data Satuan
2014-2019 2014-2024 2014-2034
1 Muatan Barang A ton/m3 18,250 24,295 43,053
2 Penumpang B orang 1,320 4,080 4,080
3 Kunjungan Kapal E call 88 130 130
Sumber: Data Olahan, 2014
6.7 ZONASI PEMANFAATAN RUANG PELABUHAN

38
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KETERANGAN

Z O N A TERM INAL PENUM PANG - 7 7 8 7 m*

Z O N A PEGUDANG AN ,
& BISNIS MARITIM ° 26600 m

ZO N A PERKANTORAN = 1 41 93 m ’

R UA N G TE R B U K A H U A U = 2 5 0 0 m ’

1 ZO N A PENGEM BANGAN = 1 5 5 2 8 m '


-l.a „01 .9£ cL l 1_________________________________

PEMBERI TUGAS

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

€ Jt. Medan Merdeka Barai No 8 Jakarta 10110


i a S 0 .9 i o i l I
1 8 „(X) .91' oL 11

Gambar 6.3 Peta Zonasi Pelabuhan Sangatta

39
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

6.7.1. Rencana Peruntukan Wilayah Daratan BS = broken stowage of cargo (volume ruang yang hilang diantara tumpukan
muatan dan ruangan yang diperlukan untuk lalu lintas alat pengangkut seperti
Pengembangan pelabuhan umum memiliki sifat yang spesifik tergantung pada komoditas
forklift atau perlatan lain untuk menyortir, menumpuk dan memindahkan, %,
yang akan dikapalkan. Besaran Fasilitas yang akan dibangun/ dikembangkan mengacu
diambil 30%
kepada data hasil prediksi muatan barang, jumlah penumpang dan kunjungan kapal di
Pelabuhan Sangatta.
Lapangan Penumpukan :
Tabel 6.12. dibawah ini menggambarkan data hasil prediksi muatan barang, jumlah
penumpang dan kunjungan kapal di Pelabuhan Sangatta berdasarkan Tahapan
A =T.TrT.Sf/365.Sth(1-BS)
Pengembangan yang direncanakan.
A. Fasilitas Pokok Dimana :
1. Dermaga A = Luas Langan penumpukan (m2)
2. Gudang T = Troughput per tahun (muatan yang lewat tiap tahun, ton)
3. Lapangan Penumpukan Trt = Transit time/dwelling time (waktu transit, hari), diambil 7 hari
4. Terminal Penumpang Sf = Stowage factor (rata-rata volume untuk setiap satuan berat komoditi, m3/ton)
5. Penampungan dan Pengolahan Limbah Sf=1,5 m3/ton
6. Fasilitas Bunker th = stacking height (tinggi muatan, m), dan tinggi penumpukan adalah 1,8 m
7. Fasilitas Keselamatan Pelayaran BS = broken stowage of cargo (volume ruang yang hilang diantara tumpukan
8. Fasilitas Pemadam Kebakaran muatan dan ruangan yang diperlukan untuk lalu lintas alat pengangkut seperti
1. Dermaga forklift atau perlatan lain untuk menyortir, menumpuk dan memindahkan, %,
Dermaga berfungsi sebagai tempat bongkar muat barang dan berlabuhnya kapal, diambil 30%
fungsi - fungsi dermaga ini dapat digabung atau terpisah sesuai menurut kebutuhan
dan tingkat efisiensi yang diinginkan. Dasar pertimbangan yang harus diperhatikan Tabel 6.11.
dalam perencanaan dermaga meliputi hal-hal sebagai berikut: Analisa Kebutuhan Lapangan Penumpukan Dermaga Pelra
■ Arah angin, arah arus, dan perilaku kestabilan pantai (coastal process) TAHUN
NO URAIAN SATUAN KET
■ Panjang dan lebar dermaga disesuaikan menurut jumlah dan kapasitas kapal 2019 2024 2034
berlabuh 1 Troughput per tahun T Ton/Thn 15,466.6 20,877.25 43,427.75
■ Letak dermaga dipilih sedemikian rupa sehingga paling menguntungkan terhadap Estimasi Prosentase Cargo melalui gudang % 40.00 40.00 40.00
fasilitas darat yang tersedia dengan mempertimbangkan kedalaman perairan. Jumlah cargo melalui Gudang Ton/Thn 6,186.64 8,350.90 17,371.10 Tx40%
Dermaga yang telah selesai dibangun sebesar 140 m x 12 m dengan panjang trestle 2 Transit Time TrT hari 7.00 7.00 7.00
810,6 m x 8 m. 3 Stowage Faktor Sf m3/tahun 1.00 1.00 1.00
4 Jumlah hari efektif pertahun hari 365.00 365.00 365.00
Untuk lebih mengoptimalkan pelayanan (jumlah dan kapasitas) kapal berlabuh 5 Stacking Heigh Sth m 1.50 1.50 1.50
dermaga dan dengan mempertimbangkan persayratan teknis maka di pelabuhan 6 Broken Stowage of cargo BS Ton/m2 30.00 30.00 30.00
Sanggata, untuk dermaga "T” memanfaatkan sisi dalam dermaga sebagai bidang 7 Luas Gudang A hari 282.50 381.32 793.20
pendaratan, dengan asumsi Sebagai Berikut : 124 m Pelebaran sisi dalam yang Luas Gudang yang direkomendasikan m2 290 390 800
dimanfaatkan sebagai tempat pendaratan kapal Sisi dalam dermaga akan Asumsi yang digunakan
dimodifikasi dengan menambah plang fender, fender dan mooring biit. Sehingga dapat Truck Lossing 20 %
berfungsi sebagai tempat pendaratan kapal-kapal pelayaran rakyat. Masuk Gudang 40 %
Masuk Lapangan Penumpukan 40 %
2. Gudang dan Lapangan Penumpukan
Dalam menghitung kebutuhan ruang, rumus yang digunakan adalah: Tabel 6.12.
Gudang ; Analisa Kebutuhan Lapangan Penumpukan Dermaga Nusantara
TAHUN KET
NO URAIAN SATUAN
A =T.TrT.Sf/365.Sth(1-BS) 2019 2024 2034
1 Troughput per tahun T Ton/Thn 18,250.41 24,295.02 43,053.30
Dimana : Estimasi Prosentase Cargo melalui gudang % 40.00 40.00 40.00
A = Luas Gudang (m2) Jumlah cargo melalui Gudang Ton/Thn 7,300.16 9,718.01 17,221.32 Tx40%
T = Troughput per tahun (muatan yang lewat tiap tahun, ton) 2 Transit Time TrT hari 7.00 7.00 7.00
Trt = Transit time/dwelling time (waktu transit, hari), diambil 7 hari 3 Stowage Faktor Sf m3/tahun 1.00 1.00 1.00
Sf = Stowage factor (rata-rata volume untuk setiap satuan berat komoditi, m3/ton) 4 Jumlah hari efektif pertahun hari 365.00 365.00 365.00
Sf=0,667 m3/ton 5 Stacking Heigh Sth m 1.50 1.50 1.50
th = stacking height (tinggi muatan, m), dan tinggi penumpukan adalah 3,0 m 6 Broken Stowage of cargo BS Ton/m2 30.00 30.00 30.00
7 Luas Gudang A hari 333.34 443.74 786.36
Luas Gudang yang direkomendasikan m2 340 450 790

40
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Berdasarkan perhitungan kebutuhan ruang maka luas lapangan penumpukan yang di 3. Terminal Penumpang
perlukan di pelabuhan sangatta adalah : Dari hasil prakiraan jumlah penumpang, ditentukan kebutuhan ruang tunggu
• Jangka Pendek = 290 m2 +340 m2 = 630 m2 penumpang dengan menggunakan standar sebagai acuan awal. Pada akhirnya
• Jangka Menengah = 390 m2 +450 m2 = 840 m2 luas ruang perlu dievaluasi lebih lanjut terutama dikaitkan dengan tingkat
• Jangka Panjang = 800 m2 +790 m2 = 1.590 m2 kenyamanan penumpang (faktor internal) dan ketersediaan lahan (faktor eksternal)
Dari lahan Lapangan Penumpukan (Gudang Terbuka) seluas 9.000 m2, area seluas 7.410 Tabel 6.15. Analisa Kebutuhan Terminal Penumpang di Dermaga
m2 merupakan area cadangan untuk pengembangan.
Terminal Penumpang
Tabel 6.13. TAHUN
Analisa Kebutuhan Gudang Dermaga Pelra URAIAN SAT KETERANGAN
2015 2024 2034
TAHUN Pg KEBUTUHAN RUANG PENUMPANG
NO URAIAN SATUAN KET
2019 2024 2034 A 18,250 24,295 43,053
Embarkasi
1 Troughput per tahun T Ton/Thn 14,368.17 17,633.66 32,690.49 Call Kapal Penumpang' B 88 130 130
Orang Per Call C 207 187 331 C=A/B
Estimasi Prosentase Cargo melalui
% 40.00 40.00 40.00
Kondisi Maks (2 Call) D 2 CALL 415 374 662 D=Cx2 Call
gudang
Jumlah cargo melalui Gudang Ton/Thn 5,747.27 7,053.46 13,076.20 Tx40% Kebutuhan Luas Per Orangt E 1.2 M2 498 449 795 E=Dx 1,2 m2
2 Transit Time TrT hari 7.00 7.00 7.00 SIRKULASI 10% F 1.1 1.1 1.1 1.1
3 Stowage Faktor Sf m3/tahun 0.67 0.67 0.67
LUAS KEBUTUHAN RUANG PENUMPANG 548 493 874
4 Jumlah hari efektif pertahun hari 365.00 365.00 365.00
5 Stacking Heigh Sth m 2.00 2.00 2.00
6 Broken Stowage of cargo BS Ton/m2 30.00 30.00 30.00 Pr KEBUTUHAN RUANG PENGANTAR
7 Luas Gudang A hari 131.28 161.12 298.69 100% Kebutuhan Penumpang G 0.5 104 93 166 G=0,5xC
Luas Gudang yang direkomendasikan m2 140 170 300 Kebutuhan Luas/orang H 0.6 62 56 99 H=0,6xG
Asumsi yang digunakan SIRKULASI 10% I 1.1 1.1 1.1 1.1
Truck Lossing 20 %
LUAS KEBUTUHAN RUANG PENGANTAR 68 62 109
Masuk Gudang 40 %
Pl KEBUTUHAN RUANG PENJEMPUT
Masuk Lapangan Penumpukan 40 %
100% Kebutuhan Penumpang J 0.5 104 93 166 J=0,5xC
Tabel 6.14. Analisa Kebutuhan Gudang Dermaga Nusantara Kebutuhan Luas/orang K 0.6 62 56 99 K=0,6xK
SIRKULASI 10% L 1.1 1.1 1.1 1.1
TAHUN
NO URAIAN SATUAN KET LUAS KEBUTUHAN RUANG PENJEMPUT 68 62 109
2019 2024 2034
TOTAL RUANG TUNGGU ( A 1 ) 684 617 1,093
1 Troughput per tahun T Ton/Thn 18,250.41 24,295.02 43,053.30
Estimasi Prosentase Cargo melalui TOTAL TERMINAL PENUMPANG ( A1*1.3 ) 890 802 1,421
% 40.00 40.00 40.00
gudang TOTAL TERMINAL MINIMUM 890 810 1,430
Jumlah cargo melalui Gudang Ton/Thn 7,300.16 9,718.01 17,221.32 Tx40%
2 Transit Time TrT hari 7.00 7.00 7.00 4. Dermaga Kapal Negara
3 Stowage Faktor Sf m3/tahun 0.67 0.67 0.67 Kapal negara adalah kapal milik negara digunakan oleh instansi Pemerintah
4 Jumlah hari efektif pertahun hari 365.00 365.00 365.00 tertentu yang diberi fungsi dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan
5 Stacking Heigh Sth m 2.00 2.00 2.00 perundang-undangan untuk menegakkan hukum serta tugas-tugas Pemerintah
6 Broken Stowage of cargo BS Ton/m2 30.00 30.00 30.00 lainnya.
7 Luas Gudang A hari 166.75 221.98 393.38
Sebagaimana yang diamanahkan UU Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008
Tentang Pelayaran, maka keberadaan Kapal Negara di Pelabuhan harus
Luas Gudang yang direkomendasikan m2 170 230 400
difasilitasi dengan penyediaan Dermaga.
Untuk itu di Pelabuhan Sangatta direncanakan kapal-kapal Negara berlabuh di
Berdasarkan perhitungan kebutuhan ruang maka luas Gudang yang di perlukan di dermaga sisi selatan dermaga Nusantara dengan luas dermaga 40 m x 8 m.
pelabuhan sangatta adalah :
• Jangka Pendek = 140 m2 + 170 m2 = 310 m2 5. Fasilitas Penyimpanan Bahan Bakar
• Jangka Menengah = 170 m2 + 230 m2 = 400 m2 Fasilitas Penyimpanan Bahan Bakar, di rencanakan dalam 2 bentuk alternatif.
• Jangka Panjang = 300 m2 + 400 m2 = 700 m2 Bisa beruapa tangki diatas permukanan tanah, maupun tangki di tanam (bungker
tanam). Sistim distribusinya bisa menggunakan mobil tangki maupun dengan drum
Dari lahan Gudang seluas 1.800 m2, area seluas 1.100 m2 merupakan area cadangan
untuk pengembangan.
yang diangkut truk. Fasilitas yang disedikan berupa SPBU dan Area tangki Timbun
Seluasa 630 m2.

41
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

6. Fasilitas Pemadam Kebakaran


Terdiri atas 2 bangunan utama yaitu bangunan garasi mobil pemadan kebakaran Untuk kebutuhan kontruksi biasa peralatan dalam satu proyek besar yang
dengan kapasitas 2 mobil, bangunan lainnya berupa kantor dan pos/mess petugas didatangkan adalah : Excavator 4-unit, Bulldozer 2-unit dan Vibration Roller 2
pemadam kebakaran yang harus bertuga 1 x 24 jam. unit. Dum Truck Alat Pancang. Estimasi berat payload untuk muatan alat berat
Bangunan berupa bangunan permanen dengan ukuran bangunan 270 m2 yaitu 162 ton.
dilengkapi dengan Garasi mobil pemadam kebakaran
7. Fasilitas Pengelolaan Limbah Untuk muatan barang Total muatan barang yang akan diangkut oleh kapal
dapat dihitung dengan menentukan besar supply dan demand terhadap
Jenis,ukuran serta sarana dan prasarana fasilitas pengelolaan limbah di
pelabuhan tersebut tergantung pada potensi, kapasitas, jenis serta karakteristik kebutuhan pokok di Kabupaten Kutai timur diluar pengiriman lewat darat.
Permintaan (demand) merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam
limbah dan bahan dari hasil kegiatan kapal.
Sesuai dengan ketentuan MARPOL 73/78 dan Surat Keputusan Direktorat menganalisis pergerakan barang yang terjadi. Dengan mengetahui jumlah
Jenderal Perhubungan Laut No.PK.101/1/4/DJPL-13 Tanggal 28 Maret 2013 permintaan yang ada di masing-masing kecamatan, maka dapat ditaksir
bahwa tiap pelabuhan harus memiliki dan mulai mempersiapkan fasilitas jumlah calon muatan yang akan diangkut. Estimasi muatan permintaan
penampungan limbah atau Reciption Facilities (RF). Disedikan area untuk barang didapatkan dari tingkat konsumsi bahan pokok yang ada di
Intstalasi Pengola Limbah 175 m2. Disamping itu untuk limbah padat non B-3 Kabupaten Kutai Timur. Hasil estimasi jumlah payload untuk muatan demand
adalah 112 ton. Sedangakan Supply Barang komoditi unggulan Kabupaten
dibangun TPS sementara seluas 175 m2.
Kutai Timur yaitu merupakan sektor pertanian, perkebunan. Estimasi muatan
8. Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) supply barang dilakukan dengan metode forecasting dengan menggunakan
Sarana bantu navigasi pelayaran adalah sarana yang dibangun atau terbentuk data sekunder jumlah truk dalam satu trip adalah 15 truk. Sehingga payload
secara alami yang berada di luar kapal yang berfungsi membantu navigator dalam untuk muatan barang (supply) dapat diestimasi yaitu sebesar 153 ton. Begitu
menentukan posisi dan/atau haluan kapal serta memberitahukan bahaya dan/atau pula dengan bahan kontruksi kurang lebih memiliki payload sama.
rintangan pelayaran untuk kepentingan keselamatan berlayar.
Pengadaan, pengoperasian dan pemeliharaan sarana bantu navigasi dapat Berat payload untuk multipurpose LCT diambil dari nilai yang terbesar dari
dilakukan oleh pengelola pelabuhan khusus dengan persyaratan yang ditetapkan. hasil analisa payload yaitu 162 ton. Rute pelayaran yang diambil yaitu rute
Sarana Bantu Navigasi - Pelayaran visual dapat ditempatkan di darat atau di yang tercepat yang ditempuh kapal adalah ke Balikpapan.
perairan berupa:
a. Menara suar;
b. Rambu suar;
c. Pelampung suar; dan
d. Tanda siang.

Berdasarkan kondisi lapangan dan perairan, kebutuhan sarana bantu navigasi


pelayaran (SBNP) Pelabuhan Sangatta adalah sebagai berikut : Menara Suar
(Tanda Pelabuhan) = 1 unit (Ramsu Galvanis di Darat 20 m Fi.W.3s)
9. Dermaga LCT
A. Analisa kebutuhan
Sebagai kabupaten yang tengah tumbuh dan berkembang dengan pesat,
dimana Kabupaten Kutai Timur memiliki potenti tambang, pertanian dan
perkebunan, saat ini sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan di
segala aspe. Termasuk diantaranya pembangunan infastruktur. Hal tersebut
sangat memerlukan material dan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan.
Tidak semua material konstruksi dapat dipenuhi dari bahan local, terutama
semen, baja atau material bangunan lainnya . Disamping itu alat kerja berupa B. Ukuran LCT
alat berat perlu di datangkan baik itu dari yang terdekat Balikpapan, atau dari Ukuran utama optimum yang memenuhi seluruh batasan (payload 162 ton )
Surabaya. Alat angkut yang paling efisien dana mam untuk mengankut dengan nilai fungsi objektif terminimum adalah sebagai berikut:
material atau alat berat adalah dengan mengungunaka LCT (Landing Craft • Lpp = 41.16 m
Tank). Landing Craft Tank adalah sebuah kapal pendarat serang untuk • B = 9 .8 0 m
mendaratkan tank di tepi pantai. Kapal ini mulai muncul pada saat Perang . H = 3 .0 5 m
Dunia II dan digunakan oleh Angkatan Laut Inggris dan Amerika Serikat. Kapal • T = 1 .7 2 m.
jenis Landing Craft memiliki dek yang luas dan rata sehingga cocok untuk
mengangkut kendaraan maupun bahan logistik ke daerah daerah C. Type Dermaga
pertambangan; terutama yang terletak di pulau atau daerah terpencil . Memperhatikan kondisi lapangan dallam hal ini kedalaman perairan, pasang
Penggunaan kapal LCT sangat cocok dengan keadaan wilayah di Kabupaten surut maka dermaga LCT ini akan ditempatkan di dermaga/trestele eksisting ,
Kutai Timur khususnya daerah sangatta sampai saat ini belum memilki jenis dermaga LCT yang digunakan adalah type Fixed Shore Ramp. Type ini
fasilitas pelabuhan yang memadai merupakan satu kesatuan dengan struktur dermaga/trestle dan elevasi ramp
tetap, tidak dapat dinaik turunkan.

42
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Fixed shore r»mp r »0 5 h *p r jm p


6. Kelompok Jabatan Fungsional =2 orang
7. Staf dan Karyawan Opersional = 17 orang

Vehicle det< o> vhip Tabel 6.16. Perhitungan Kebutuhan Ruang Kantor Pelabuhan Sangatta
Kebutuhan
Standar yang
y W ater level No Fasilitas Pokok Unit Dimensi
digunakan
___ (m3___
1 Lobby + Resepsiinis 0.8 m23/orang_
5
4 10 orang 8
2 R.Tamu 6 m2 6
3 R. Tata Usaha 2,4m2/orang 4 9.6
D. Ukuran Typikal Dermaga 4 R.Kepala KUPP 24m2/orang 1 24
Mengacu kepada ukuran LCT yang direncanakan, dan memperhatikan ukuran 3m2/orang 3
5 Sekrertaris 1
tipikal dermaga LCT/RoRo, maka lebar apron yang diambil adalah minimal 10,0 m
6 R. Rapat 40 m2/orang 40
Ke^a'aman kolam 7 R. Kasie/Petugas 10 m2/orang 3 30
DWT Panjang denrnaga Lebar apron
dermaga 8 R. Staff 2.2m2/orang 7 15.4
. . . M . (m) (m) (m) 9 R. Karyawan Operasiona 2.2m2/orang_ 7 15.4
1.000 90 4.0 10 10 R. Jabatan Funsional 2.2m2/orang 2 4.4
2.000 115 5.0 15 11 Toilet Wanita 2 m2 /25 orang 14 2
3.€X>D 135 6.0 15 12 Toilet Pria 2 m2/25 orang 20 2
5.000 100 7.5 20 13 Ruang Arsip 0.4 m2/orang 24 2
7.000 180 8.0 20 1.5 m2/orang 2 3
14 Pantry
10.000 205 9.5 20 4 3.6
15 Mushala 0.8 m2/orang
15.000 240 11.0 20
16 R.Server (telekomunikasi) 3 m2/ruang 3
20,000 265 12.0 20
30.000 305 14.0 20 17 Gudang 5% Luas kantor 171*5% 9
Jumlah m2 180
Perlu Kajian khusus dalam menentukan kebutuhan khusus dermaga LCT ini. Sirkulasi 20 - 30 % m2 54
Secara umum berdasarkan data prediksi, pelabuhan sangatta memerlukan Total m2 234
dermada LCT 1 buah dengan kedalaman perairan -4.0 m LWS dan lebar Apron Diambil m2 280
10.0 m Sumber: Hasil Analisis Dan Pedoman Rencana Fasilitas Darat Pada Pelabuhan
B. Fasilitas Fungsional 3. Jalan dan Drainase
1. Daratan Pelabuhan Jalan
Daratan pelabuhan diperlukan untuk menempatkan seluruh letak fasilitas pelabuhan. Jalan akses ke Pelabuhan akan mengacu kepada pola jaringan jalan dan pola
Untuk area yang berhadapan langsung dengan perairan terbuka elevasi harus dibuat sirkulasi kendaraan sesuai dengan yang direncanakan, dalam h a l:
sebagai berikut: - Arus lalu-lintas
Ketinggian level muka jalan
Eh = HWS + 0,5 m + Ru - Lebar jalan
Dimana: Perencanaan jalan ini memperhatikan :
HWS = Ketinggian pasang tinggi - Alignment sesuai pemakaian
Ru = Run off - Keamanan dan kelancaran
Elevasi daratan pelabuhan yang direncanakan adalah : + 2.556 + (0,5 m + Ru) = + - Beban kendaraan
2.556 + 1.50 m = + 4.056 m, dengan luas terbangun 72.198 m2 dan pengembangan - Awet dan mudah dalam pemeliharaan
15.29 m2 Dilengkapi dengan drainase yang baik.
Berdasarkan perencanaan geometrik jalan, jalan yang akan dan sudah dibangun pada
komplek kawasan pendaratan ikan diklasifikasikan sebagai jalan lingkungan industri
2. Kantor Pelabuhan dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut:
Berdasarkan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan , - Kemiringan melintang maksimum 2 %
Pelabuhan Sangatta termasuk KUPP Kelas II dengan Hirarki Pelabuhan - Kecepatan rencana kendaraan maksimum 40 km/jam
Pengumpul , dengan Personil yang yang ditugaskan di KUPP Kelas II adalah - Kelandaian vertikal maksimum 60 %
Sebagai Berikut :
Berdasarkan fungsinya jalan masuk dan didalam kawasan pelabuhan direncanakan
1. Kepala KUPP = 1 orang;
ada 3 type yaitu :
2. Petugas Tata Usaha = 1 orang;
- Type I : Jalan utama dengan lebar badan jalan 12. Jalan ini direncanakan dapat
3. Petugas Lalu Lintas dan Angkutan Laut dan Pelayanan Jasa = 1 orang
4. Petugas Fasilitas Pelabuhan dan Ketertiban = 1 orang dilewati kendaraan truk > T = 10 ton dua arah
5. Petugas Kesyahbandaran = 1 orang - Type II : Jalan utama dengan lebar badan jalan 8 meter. Jalan ini direncanakan
dapat dilewati kendaraan truk 5-10 T = 10 ton dua arah.

43
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

- Type III: Jalan pelayanan dengan lebar badan jalan 4 -6 m. Jalan ini Dermaga (service box)
direncanakan dapat dilewati kendaraan truk £ 10 ton satu arah. Kontrol pemakaian dengan menempatkan flow meter pada jaringan yang ke bangunan
dan yang ke dermaga untuk perhitungan pembayaran pemakaian.
Perkerasan yang direncanakan :
Pemasangan pipa ditanam di bawah tanah pada jalur ruang terbuka pada kedalaman
Type I : - Lapisan penutup = 0,30 m (untuk beton)
1 meter dengan perlindungan dari kemungkinan perusakan pembangunan di atasnya.
- Lapisan penutup = 0,70 m (untuk Hotmix)
- Base = 0,20 m Pada titik-titik tertentu (pencabangan, belokan, jarak 50 m) dipasang box kontrol untuk
- Sub Base = 0,25 m pengaturan dan pemeriksaan, titik ini juga berguna untuk menandai lintasan pipa.
Type I I : - Lapisan penutup = 0,03 m
- Base = 0,15 m 6. Jaringan Suplai dan Distribusi Tenaga Listrik
- Sub Base = 0,20 m Merupakan jaringan kabel pengalir tenaga listrik yang menghubungkan antara sumber
- Sub base (pondasi bawah), menggunakan sirtu suplai tenaga listrik (PLN, genset) dengan titik-titik box kontrol/panel pemakaian di
Base (pondasi atas) menggunakan batu pecah 5/7 yang diisi oleh koral campur fasilitas dalam site :
pasir, kemudian digiling matang (sistim macadam). Penerangan jalan dan dermaga
Penerangan bangunan
Lapisan penutup (lapisan aus) menggunakan menggunakan Plat beton dengan tebal
- Tenaga mesin penggerak (pompa)
minimum t= 30 cm, dan dihitung untuk pemakaian oleh truk besar pengangkut produk
maupun peralatan dengan beban 21 ton tekanan gandar. Luas jalan lingkungan yang Kontrol pemakaian melalui flow meter yang ditempatkan untuk kelompok (grouping)
dibangun seluas 12.059 m2 sesuai dengan :
- Pembiayaan oleh pihak pengelola pelabuhan
Drainase Pembiayaan oleh pihak pemakai, pengunjung
Komplek kawasan pelabuhan membutuhkan perencanaan drainase, sehingga seluruh Pemasangan jaringan kabel listrik di tanam dalam tanah di jalur ruang terbuka pada
air hujan dapat dialirkan keluar dari komplek dengan lancar dan cepat. Seluruh jalan kedalaman 1 meter dengan perlindungan dari perusakan dalam rangka pembangunan
dalam komplek akan dilengkapi dengan saluran di kedua sisinya untuk menampung di atasnya.
air hujan yang jatuh di jalan dan dari bangunan, juga ditambah dengan limpasan dari Pada titik-titik tertentu (pencabangan) ditempatkan box kontrol untuk memudahkan
bangunan. Perencanaan ini akan memperhitungkan curah hujan berdasarkan data pemeriksaan dan pengaturan. Titik ini juga berguna untuk menandai lintasan jalur
yang ada dan perkiraan volume limpasan dari bangunan-bangunan.
kabel.
Selain menampung air hujan drainase di kawasan pelabuhan ini harus Kriteria perencanaannya ialah :
memperhatikan kondisi pasang surut. - Arus dan voltage sesuai kebutuhan dan rencana pengembangan
- Aman dalam pemakaian dan perusakan
4. Lapangan Parkir - Mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaan
Lapangan parkir perlu disediakan sesuai kebutuhan supaya tidak mengganggu arus Untuk lampu suar menggunakan tenaga solar sehingga tidak memerlukan tenaga
lalu lintas lainnya karena banyaknya kendaraan yang parkir sembarangan.
listrik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kebutuhan lahan parkir adalah
sebagai berikut: 7. Penerangan Site
1. Jumlah total kendaraan yang parkir dalam satuan waktu tertentu, dimana Berfungsi untuk memberikan keamanan dalam pengelolaan kegiatan dan sebagai alat
akumulasi maksimum merupakan demand tertinggi. bantu visual pengenalan lingkungan site di waktu cuaca gelap.
2. Durasi / lamanya kendaraan parkir Jenis dan pola pemasangan penerangan ini mengacu kepada penerangan jalan
3. Tujuan akhir pergerakan, maksud pergerakan dan waktu berjalan kaki. umum. Lampu ditempatkan 9 meter di atas muka kaki tiang dan menjulur sejauh 2
Ukuran ruang parkir ditentukan oleh jenis kendaraan yang akan parkir, untuk mobil meter dari tiang ke area yang diterangi (jalan, taman, pelataran). Jarak antar tiang
penumpang.
lampu sejauh radius efektifitas kekuatan penerangan ± 14 m.
Kaki tiang perlu mendapatkan perlindungan dari kemungkinan perusakan oleh
Lapisan penutup (lapisan aus) menggunakan menggunakan Plat beton dengan tebal
kegiatan di sekitarnya dalam bentuk tambahan konstruksi pelindung atau
minimum t= 30 cm, dan dihitung untuk pemakaian oleh truk besar pengangkut produk
penempatannya di lokasi yang aman.
maupun peralatan dengan beban 21 ton tekanan gandar. Luas area parker yang
dibangun seluas 4.532 m25
8. Rumah Mekanikal dan Elektrikal
Berfungsi sebagai ruang pusat pengendali tenaga listrik bagi penerangan dan tenaga
5. Jaringan Suplai dan Distribusi Air Bersih
penggerak (mesin, pompa) yang ada dalam site. Dalam power house ini terletak main
Merupakan jaringan pipa air bersih yang menghubungkan antara sumber air dengan
panel dan genset yang mengatur suplai tenaga listrik dari PLN dan Genset.
titik-titik pemakaian di fasilitas dalam site.
Sumber air bersih dapat diperoleh dari Sumur Dalam.
9. Sumur Dalam dan Reservoir
Pembagian suplai perlu survey lapangan serta analisa di laboratorium mengenai mutu
Sumur-dalam merupakan sumber air bersih yang dapat diandalkan ketersediaan-nya
serta potensi dari sumber air tersebut diatas.
setiap waktu bagi kebutuhan pelabuhan. Untuk dapat mendapatkan sumber air dalam
Jaringan pipa suplai berawal dari box kontrol di menara air dan mendistribusikannya yang baik perlu dilakukan penyelidikan geolistrik terlebih dahulu di bagian area site
ke box kontrol d i: yang lokasinya menguntungkan (tinggi dan sentral).
Bangunan

44
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Air dari sumur-dalam di pompa naik mengunakan sumur dalam ke reservoir air bawah Tabel 6.17. Rencana Pengembangan Kebutuhan Prasarana dan Sarana di Darat
untuk kemudian melalui pompa di dorong naik ke tangki air di atas tower untuk Fasilitas Kedalamn
mencapai tekanan yang cukup sebelum di distribusi ke seluruh bangunan/fasilitas No Dimensi/Jumlah Kondisi Eksisting Rencana Pengembangan
pokok Perairan
dengan memanfaatkan gaya grasfitasi bumi, kecuali service box yang menggunakan DERM AGA
pompa untuk suplainya langsung dari resevoar bawah. Baik , kontruksi Atas :
Beton Tiang Pancang : ■ Dikembangkan sesuai dengan
( 140 m x 12 m ) 9,0 m LWS
Baja Kapasitas : 2,5 jangka waktu pengembangan
Bangunan ini merupakan elemen dari sistem utilitas air bersih yang dilengkapi dengan Ton/m2
utilitas : T R E S T LE
- Listrik dan penerangan 1 Dermaga ■ Sisi dalam dermaga akan
- Saluran pembuangan dimodifikasi dengan menambah
Baik , kontruksi Atas :
plang fender, fender dan
Beton, Tiang Pancang :
( 810,6 m x 8,0 m ) mooring biit. Sehingga dapat
Fasilitas Penunjang Lainnya Baja Kapasitas : 1,5
berfungsi sebagai tempat
Fasilitas penunjang lainnya yang dibangun untuk menunjang kegiatan plelabuhan adalah Ton/m2
pendaratan kapal-kapal
sebagai berikut: pelayaran rakyat

Tumpukan batu kosong


1. Area Bisnis Pergudangan = 528 m2 2 Causeway 510 m x 8 dengan perkuatan pada
2. Pos Penimbangan = 175 m2 sisi luar dengan beton.
3. Karntor Pengelola Pergudangan = 192 Fasilitas Kedalamn
4. Kantor/Pos Polisi = 467.18 m2 No Dimensi/Jumlah Kondisi Eksisting Rencana Pengembangan
Penunjang Perairan
5. Menara Air = 26.5 m2 Lahan Kurang baik dan belum di Akan dikembangkan menjadi
1 2.500 m2
6. Pos Keamanan Kawasan = 180 m2 Daratan perkuat revertment 72.198 m2 atau 7,2 ha.
7. Shelter Angkutan Darat = 310 m2
8. Kantor Bea Cukai = 116 m2 .7.2. Rencana Kebutuhan Ruang
9. Kantor Imigrasi = 148 m2
A. Kebutuhan Ruang di Darat
10. Kantor Kesehatan = 288 m2
Kebutuhan pengembangan prasarana di darat membutuhkan alokasi ruang yang harus
11. Rumah Dinas = 180 m2
dipersiapkan berdasarkan tahapan pengembangannya.
12. Mess Karyawan = 184 m2 Kebutuhan ruang didaratan yang dihitung berdasarkan kebutuhan sarana dan prasarana
13. Mushala = 169 m2
pelabuhan adalah sebagai berikut:
14. Kantor KPLP = 96 m2
15. Balai Karantina = 246 m2
16. Menara Mercusuar - 62.41 m2
17. Rumah Pompa = 40 m2
18. Rumah Genset = 100 m2

45
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Tabel 6.18. Pengembangan Fasilitas Darat Menurut Tahapan Jangka Waktu Pembangunan
Jangka Jangka
No Jangka Pendek Keterangan
No Fasilitas pokok Eksisting Satuan Menengah Panjang 2015-
Gbr 2015-2019
2015-2024 2034
I. Fasilitas Pokok
140x12 =
1 A Dermaga Nusantara 140x 12 = 1.680 m2 140x 12 = 1.680 140x 12 = 1.680 Tetap
1.680
2 B Trestle 810,6x8 m2 810,6x8 810,6x8 810,6x8 Tetap
3 C Causeway 510x12 m2 510x 12 510x 12 510x 12 Tetap
Tempat pendaratan kapal rakyat pada
Sisi dalam dermaga akan dimodifikasi dengan
4 B Dermaga Pelayaran Rakyat L = 124 (*) m2 L =124 L = 176 L = 236 menambah plang fender, fender dan mooring
biit. Sehingga dapat berfungsi sebagai tempat
pendaratan kapal-kapal pelayaran rakyat
5 1 Gudang Terbuka/Lapangan Penumpukan m2 1,590.00 7,410.00 Pembangunan Baru
6 2 Gudang Eksport - m2 600.00 Pembangunan dan perluasan
7 3 Gudang Import m2 - 600.00 Pembangunan Baru + Tetap
8 4 Gudang Mekanik m2 600.00 Pembangunan Baru + Tetap
9 5 Area Bisnis Pergudangan m2 - 528.00 Pembangunan Baru + Tetap
10 12 Kantor Pengelola Pergudangan m2 192.00 Pembangunan Baru + Tetap
11 11 Pos Penimbangan m2 175.00 Pembangunan Baru + Tetap
Terminal Pelabuhan (Terminal - 1,230.00 Pembangunan Baru + Tetap
12 6 m2
Penumpang)
13 7 Penampungan dan Pengolahan Limbah - unit 175.00 Pembangunan Baru + Tetap
14 10 TPS Sementara 175.00 Pembangunan Baru + Tetap
15 8 Fasilitas SPBU + Bunker BBM - m2 630.00 Pembangunan Baru + Tetap
16 9 Kantor Pemadam Kebakaran - m2 270.00 Pembangunan Baru + Tetap
17 27 Fasilitas Keselamatan Pelayaran - unit 1.00 Pembangunan Baru + Tetap
B Fasilitas Penunjang
18 Lahan Darat (Reklamasi) m2 56,669.00 56,669.00m2 72,198.00 Perluasan
19 14 Area Tanah (RTH) 2,500 m2 Tetap
20 Prasarana Jalan m2 12,059.00 Pembangunan Baru + Tetap
21 Langan Parkir m2 4,532.00 Pembangunan Baru + Tetap
22 15 Menara Air m2 26.50 Pembangunan Baru + Tetap
23 13 Kantor Polisi m2 460.00 Pembangunan Baru + Tetap
24 16 Kantor Syabandar (Kantor KUPP) m2 280.00 Pembangunan Baru + Tetap
25 17 Pos Keamanan Kawasan m2 180.00 Pembangunan Baru + Tetap
26 18 Shelter Angkutan Darat m2 310.00 Pembangunan Baru + Tetap
27 19 Kantor Bea Cukai 116.00 Pembancjunan Baru + Tetap
28 20 Kantor Imigrasi m2 148.00 Pembangunan Baru + Tetap
29 21 Kantor Kesehatan m2 288.00 Pembangunan Baru + Tetap
30 22 Rumah Dinas m2 180.00 Pembangunan Baru + Tetap
31 23 Mes Karyawan m2 180.00 Pembangunan Baru + Tetap
32 24 Mushola/Masjid m2 170.00 Pembangunan Baru + Tetap
33 25 Kantor KPLP / Airud m2 96.00 Pembangunan Baru + Tetap
34 26 Kantor Karantina m2 246.00 Pembangunan Baru + Tetap
35 28 Rumah Pompa m2 40.00 Pembangunan Baru + Tetap
36 29 Rumah Genset m2 100.00 Pembangunan Baru + Tetap

*) Yang di dituliskan adalah penambahan panjang sisi dalam yang dimanfaatkan sebagai tempat pendaratan kapal, dengan panjang L= 124

46
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KETERANGAN

_ "] BATAS OARAT » M400 m'

B A T A S DARAT PEN G EM BAN GA N


KA W A SA N PELABUH AN SA N G A TT A
______________( 1 1 .5 7 H a)______________
0 ° 2 8 '2 6 .4 3 " LU 0 ° 2 8 '2 0 .7 6 " LU
1 1 7 ° 3 6 '3 .8 2 " BT 1 1 7 ° 3 6 '4 6 .2 6 " BT
0 °2 8 '2 2 .5 5 '' LU n 0 ° 2 8 '2 1 .6 7 H LU
1 1 7 ° 3 6 '3 .8 2 " BT 1 1 7 ° 3 6 '2 0 .3 2 " BI
0 ° 2 8 '2 2 .0 0 " III 0 ° 2 8 ‘ 2 1 .6 1 " LU
1 1 7 ° 3 6 '2 0 .3 2 “ BT 1 1 7 ° 3 6 '2 0 .3 2 " BT
0 ° 2 8 '2 1 .9 3 " III . . . 0 ° 2 8 '2 2 . 16" LU
1 1 7 ° 3 6 '2 0 .3 2 " BT 1 1 7 03 6 '3 .8 2 ’ BI
0 ° 2 8 '2 1 .0 2 n LU , , 0 ° 2 8 , 1 8 .2 9 “ LU
1 1 7 ° 3 6 '4 6 .2 6 " BT 1 1 7 ° 3 6 '3 .8 2 ’ BI
0 ° 2 8 '2 1 .2 8 " LU . . . 0 ° 2 8 '1 4 .2 1 n LU
1 1 7 ° 3 6 '4 6 .5 2 " BT 1 1 7 ° 3 6 '3 .8 2 " BI
0 ° 2 8 '2 3 .1 7 ” IU 8 0 ° 2 8 '1 4 .2 1 " LU
1 1 7 ° 3 6 ,4 6 .5 9 ' BT * “ 1 1 7 ° 3 5 '5 7 .3 5 " BT
0 ° 2 8 '2 3 .1 7 " LU 0 ° 2 8 '1 8 .2 9 " UJ
8
1 1 7 ° 3 6 '4 6 .9 8 * BT BT
0 ° 2 8 ’ 1 8 .6 1 " LU 0 ° 2 8 '2 6 .4 3 " LU
1 1 7 ° 3 6 '4 6 .8 5 ’ BT 1 1 7 ° 3 5 '5 7 .3 5 " BT
0 ° 2 8 '1 8 .6 1 “ IU 0 ° 2 8 ’3 0 .5 0 " LU
1 1 7 ° 3 6 '4 6 .4 6 * BT ‘ 1 1 7 ° 3 5 ,5 7 .3 5 " BT
0 ° 2 8 '2 0 .5 0 " LU , , 0 ° 2 8 '3 0 .5 0 " LU
1 1 7 ° 3 6 '4 6 .5 2 ‘ BT ‘• ‘ 1 1 7 ° 3 6 ‘ 3 .8 2 ” BT
PEMBERI TUGAS

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN IA U T
Jl. M edan Merdeka Barai No 8 Jakarta 10110

N AM A PEKERJAAN

RENCANA INDUKU PELABUHAN SANGATA

LOKASI

PELABUHAN SANGATA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PETA INOEKS

KONSULTAN PERENCANA

PT. Marindo Utama Penata Kawasan

TANDA TANGAN

Diporiksa

Dirancana

Digambar
NAMA GAMBAR

BATAS DARAT
KAW ASAN PELABUHAN SANGATTA

Gambar 6.4 Batas Darat Pengembangan Pelabuhan Sangatta

47
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KETERANGAN

FASIUTAS PCK0K
z
NO KETERANGAN NOTASI JANGKA
9r '0 EKSISTING
X=568.300 PENDEK
A DERMAGA NUSANTARA 1680 m* 1680 m*
Bidang Pendaratan Kapal-kapal Pelayaran Nasional 1--------1
9 TRESTLE !| | 6480 m’ 6480 m’

9. ------- C CAUSEWAY j| | 6120 m’ 6120 m*


9.
0 DERMAGA PELAYARAN RAKYAT (ZZ3 124 m’ 124 m’
1 GUDANG TERBUKA j| ) 1590m’
X=568.200
2 GUDANG EKSP0RT | | 600m’
87 ®58. 4 GUDANG MEKANIK || | 600m’
Bidang Pendaratan P^ebaran Trestle
8 nr x 8 m = 64 ifl* 6 TERMINAL PELABUHAN | | 1237m’
K&jal-kapal Pelra
8, 'L=1241 7 TEMPAT PENGOLAHAN LIU8AH 1 1 175m’
8 POM PENGISIAN BBM 1 1 631 m’
B erupa fender di KANTOR PEMADAM KEBAKARAN
X =568.100 9 1 1 270m’
sisi d alam derm aga
8.

FASIUTAS PENUNJANG

KETERANGAN NOTASI JANGKA


N0 EKSISTING
PDIDEK
10 TPS SEMENTARA 1 1 175m*
X=568.000 11 POS PENIMBANGAN 1 1 175m’
12 KANTCfi PENGELOLA PERGUDANGAN 1 1 192m’ PEMBERI TUGAS
13 KANTOR P0US1 1 1 467.18m’
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
14 AREA TANAH / RTH | ] 2500m’ 2500m’ DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
J l MMan Merdeka Barai No 8 Jakarta 10110
5. 5. 15 MENARA AIR I | 26.5m’ W
16 KANTCfi SYAHBANDAR 1 1 280m’
X=567.900
17 POS KEAMANAN KAWASAN 1______ 1 180m’
18 SHELTER ANGKUTAN DARAT 1 1 310m’
19 KANTOR BEA CUKAI 1 1 116m’
20 KANTCfi IMIGRASI 1 1 148m’
21 KANTOR KESEHATAN 1 1 288m’
X=567.800 22 RUMAH DINAS 1 1 180m’
NAMA PEKERJAAN
3 23 MESS KARYAWAN 1 1 184m’
24 MUSHOLA / MASJID 1 1 169m’ RENCANA INDUKU PELABUHAN SANGATA
25 KANTCfi KPLP 1 1 96m’
26 BALAI KARANTINA j| | 246m’
27 MENARA MERCUSUAR | | 62.41m*
X =567.700 PELABUHAN SANGATA
28 RUMAH POMPA 1 | 40m’ PROVINSI KALIMANTAN TiMUR

29 RUMAH GENSET 1 1 97.2m’


30 LAHAN DARAT REKLAMASI 1 | 56669m!
llll.mlill.IM.M1M.
31 PRASARANA JALAN | | 12059m’
32 LAPANGAN PARKlR | | 4532m*
X =567.600

X -567.500

\ V S

X=567.400
3; ’»

NAMA GAMBAR

RENCANA PENGEMBANGAN
KAWASAN PELABUHAN SANGATTA
= 5 ^ .3 0 0 O o JANGKA PENDEK 2015 - 2019 (a)
S
§ 8 ?
CN CN CN
8 ir> s
u n 'f? II f?
> > > >• >

00= 28' 40" LU 00= 28' 35” LU 00= 28' 30" LU 0 0 ° 28' 25" LU 0 0 ° 28' 20" LU 00= 28' 15" LU 00° 28' 10" LU 00° 28' 05" LU 0 0 ° 28'00" LU

Gambar 6.5 Rencana Tata Ruang Daratan Pelabuhan Sangatta Jangka Pendek Tahun 2015-2019 (1)

48
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KETERANGAN

LUAS LAHAN TOTAL » 72198 m'

FASILITAS PCKOK
fasilitas penunjang AREA PENGEMBANGAN » 15529 m*
KETERANGAN NOTASI JANGKA
N0 EKSIST1NG PENDEK JANGKA
NO KETERANGAN NOTASI EKSISBNC
PENDEK LUAS AREA JALAR - 12059 m*
A DERMAGA NUSANTARA [ = □ 1680 m' 1680 m'
10 TPS SEMENTARA I-------- 1 175m*
B TRESTLE 1 1 6480 m' 6480 m' [r r m T ii LUAS AREA PARKIR = 4532 m'
11 POS PEMUBANGAN I I I75m'
C CAUSEWAY [ = □ 6120 m' 6120 m'
12 KANTOR PENGELOLA PERGUDANGAN I I 192m*
D DERMAGA PELAYARAN RAKYAT 1______ 1 124 m' 124 m'
13 KANTOR POUSI I I 467.18m'
1 GUDANG TERBUKA 1-------- 1 1590m*
14 AREA TANAH / RTH 1 1 2500m' 2500m'
2 GUDANG EKSPORT 1 1 600m'
15 MENARA AIR 1 1 26.5m'
4 GUDANG MEKANIK t 1 600m'
16 KANTCfl SYAHBANDAR 1 1 280m'
6 TERMINAL PELABUHAN 1 1 1237m’
17 POS KEAMANAN KAWASAN r— i I80m*
7 TEMPAT PENGOLAHAN UM8AH 1 1 175m'
18 SHELTER ANGKUTAN DARAT i i 310m'
8 POM PENGISIAN B8M 1______ | 631 m*
19 KANTOR BEA CUKAI i i 116m’
9 KANTOR PEMADAM KEBAKARAN 1 1 270m'
20 KANTCR IMIGRASI i i 148m*
21 KANTOR KESEHATAN i i 288m*
22 RUMAH DINAS i i I80m'
23 MESS KARYAWAN i i 184m*
24 MJSHOLA / MASJD i i 169m‘
25 KANTCR KPLP i i 96m'
26 BALAI KARANTINA i i 246m* PEMBERI TUGAS
X=566.900 27 MENARA MERCUSUAR 62.41 m’
i— i KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT .ENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
28 RUMAH POMPA i______ i 40m' J l Medan Merdeka Barel Na. 8 Jakarta 10110
29 RUMAH GENSET nm 97 2m'
30 LAHAN DARAT REKLAMASI i— i 56669m'

31 PRASARANA JALAN CZZD 12059m*


32 LAPANGAN PARKIR 1 1 4532m’

NAMA PEKERJAAN

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATA

X=566.800 226

PELABUHAN SANGATA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

X=566.700

X.
NAMA GAMBAR

RENCANA PENGEMBANGAN
KAWASAN PELABUHAN SANGATTA
8
CO 8 8 JANGKA PENDEK 2015 - 2019 (b)
r
t V
'f?
>• >-
0 0 ° 28’ 30" U I 00’ 28' 25" I.U 00° 28’ 2 0 'I.U 00° 28’ 20" U i

Gambar 6.6 Rencana Tata Ruang Daratan Pelabuhan Sangatta Jangka Pendek Tahun 2015-2019 (2)

49
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KETERANGAN

II 7° 36'50" BT
9# '0 .

KETERANGAN NOTASI JANGKA JANGKA


NO
X = 5 68.300 9 Bidang Pendaratan Kapal-kapal Pelayaran Nasional PENDEK MENENGAH
A DERMAGA NUSANTARA 1 1680 m' 1680 m’
9. B TRESTIE 1 6480 m’ 6480 m’
9.
C CAUSEWAY 1 6120 m' 6120 m’
0 DERMAGA PELAYARAN RAKYAT C=ZD 124 m' 176 m*

. 8f5.» H i 9S 1t % '
9* 1 GUDANG TERBUKA 1 1590m' 7410m’
X = 5 68.200
8
1 * 2 GUDANG EKSPORT 1 600m' 600m’
Bidang Pendaratan P^ebaran Trestle
117° 36'45" BT

K^)al-kapal Pelra 8 rn x 8 m = 64 m’ 3 GUDANG IMPORT 1 1 600m’

8, ’ L=124 m 4 GUDANG MEKANIK 1 1 600m' 600m’

Berupa fender di
5 AREA BISNIS PERGUDANGAN 1 1 528m’
sisi dalam derm aga 6 TERMINAL PELABUHAN 1 1 1237m’ 1237m'

X = 5 68.100 7 TEMPAT PENGOLAHAN UM8AH 1 1 175m’ 175m’


8 POM PENGISIAN BBM 1 1 631 m' 631 m*
9 KANTOR PEMADAM KEBAKARAN CZJ 270m' 270m*

FASIUTAS PENUNJANG
117° 36'40" BT

KETERANGAN NOTASI JANGKA JANGKA


X = 5 68.000 NO
PENDEK MENENGAH
PEMBERI TUGAS
10 TPS SEMENTARA 1 1 175m' 175m’
11 POS PENIM8ANGAN 1 1 175m' 175m’ KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
5, 12 KANTOR PENGELOLA PERGUOANGAN 1 1 192m' 192m* J l M odan MerdoKa Barai No. 8 Jakarta 10110

13 KANTOR POLISI 1 1 467.18m' 467.18m'


PETA LOKASI
X = 5 67.900 14 AREA TANAH / RTH 1 1 2500m' 2500m'
15 MENARA AIR 1 1 26.5m’ 26.5m’
117° 36'35" B T

16 KANTOR SYAHBANDAR 1 1 280m' 280m’


17 POS KEAMANAN KAWASAN 1 1 180m' 180m’
18 SHELTER ANGKUTAN DARAT 1 1 31 Om’ 310m’

X = 5 67.800
19 KANTOR BEA CUKAI 1 1 116m’ 116m'
20 KANTOR IMIGRASI 1 1 148m’ 148m'
117° 36’ 20" BT ________________ 117° 36'25" BT ________________ 117° 36' 30" BT _____________

N A M A PE KER JA AN

21 KANTOR KESEHATAN t 1 288m' 288m'

-r 22 RUMAH DINAS 1 1 180m' 180m'


RENCANA INDUKU PELABUHAN SANGATA

23 MESS KARYAWAN 1 1 184m' 184m'


24 MUSHOLA / MASJID 1 1 169m' 169m'
X = 5 67.700 PELABUHAN SANGATA
25 KANTOR KPLP 1 1 96m' 96m' PROVINSI KALIM ANTAN TIM UR
26 BALAI KARANTINA 1 1 246m’ 246m’
PETA INDEKS
27 MENARA MERCUSUAR 1 1 62.41m' 62.41m*
28 RUMAH POMPA 1 1 40m' 40m’
29 RUMAH GENSET 1 1 97.2m' 97.2m'
J; 30 LAHAN DARAT REKLAMASI HBR 56669m* 56659m'

31 PRASARANA JALAN 1 12059m’ 12059m’


32 LAPANGAN PARKIR 1 4532m' 4532m'

1. 'y

\ ’4 \

io:v ° o

NAMA GAMBAR

RENCANA PENGEMBANGAN
KAW ASAN PELABUHAN SANGATTA
X = 5 g7 .3 0 0 §\ JANGKA PANJANG 2015 - 2024 (a)

N o GAMBAR

0 0 ° 28' 4 0 " L U 0 0 ° 28' 3 5" LU 0 0 " 28' 30" LU 0 0 ° 28' 2 5" LU 0 0 ° 28' 20" LU 0 0 ° 28' 15" H ) 0 0 ° 28' 10" LU 0 0 ° 2 8 '0 5 " LU 0 0 ° 28’ 00" LU

Gambar 6.7 Rencana Tata Ruang Daratan Pelabuhan Sangatta Jangka Menengah Tahun 2015 - 2024 (1)

60
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

] LUAS LAHAN TOTAL - 72198 m'

FASHJTAS POKOK FAS1UTAS PENUNJANG


’1 AREA PENGEMBANGAN = 15529 m'
JANGKA JANGKA NOTASI JANGKA JANGKA
NO KETERANGAN NOTASI NO KETERANGAN
PENDEK MENENGAH PENDEK MENENGAH
J LUAS AREA JALAN = 12059 m'
A DERMAGA NUSANTARA 1680 m' 1680 m* 10 TPS SEMENTARA 175m* 175m*
1 1
B TRESTLE 6480 m' 6480 m’ 11 POS PENIMBANGAN 175m’ 175m* 1 LUAS AREA PARKIR = 4532 m’
1 1
C CAUSEWAY 6120 m’ 6120 m* 12 KANTOR PENGELOLA PERGUDANGAN 192m’ 192m*
1 1
D DERMAGA PELAYARAN RAKYAT 124 m' 176 m' 13 KANTOR P0US1 467.18m* 467.18m*
1 H
1 GUDANG TERBUKA l l 1590m1 7410m’ 14 AREA TANAH / RTH 2500m* 2500m’

2 GUDANG EKSPORT 600m* 600m' 15 MENARA AIR 26.5m* 26.5m*


1 1
3 GUDANG IMPORT 600m1 16 KANTOR SYAHBANDAR 280m‘ 280m*
1 1
4 GUDANG MEKANIK 600m' 600m' 17 POS KEAMANAN KAWASAN 180m’ 180m*
1 1
5 AREA BISNIS PERGUDANGAN 528m’ 18 SHELTER ANGKUTAN DARAT 310m* 310m’
1 1
6 TERMINAL PELABUHAN 1237m‘ 1237m* 19 KANTOR BEA CUKAI 116m* 116m’
1 1
7 TEMPAT PENGOLAHAN UMBAH 175m* 175m’ 20 KANTOR IMIGRASI 148m* 148m’
1 1
8 POM PENGISIAN BBM 631 m' 631 m' 21 KANTOR KESEHATAN 288m* 288m*
1 1
9 KANTOR PEMADAM KEBAKARAN 270m* 270m* 22 RUMAH DINAS 180m* 180m*
1 1
23 MESS KARYAWAN 184m’ 184m*
24 MUSHOLA / MASJD 1 169m* 169m*
25 KANTOR KPLP 96m* 96m*

26 BALAI KARANTINA 1 246m* 246m*


PEMBERI TUGAS
27 MENARA MERCUSUAR 1 1 6241 m* 62.41m*
X =566.900 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
28 RUMAH POMPA 1______ 1 40m’ 40m’
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
Jl Medan Merdeka Barat No. 8 Jakarta 10110
29 RUMAH GENSET C IZ ) 97.2m* 97.2m*
30 LAHAN DARAT REKLAMASI sm m 56669m’ 56669m*

31 PRASARANA JALAN □ 12059m* 12059m*


32 LAPANGAN PARKIR i— i 4532m* 4532m*

NAMA PEKERJAAN

RENCANA INDUKU PELABUHAN SANGATA

M*
i4i|l!liT!<i,il!.iii.i>iiM.!li,ij<!;i.!ir.i;r.i.
i iU JtJ ■'J ;i;.;iiit:;-.u:;iUiUsujiiiifcaa. PELABUHAN SANGATA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PETA INDEKS

m iH w u im 'U M im l

AREA PENGEMBANGAN

X =566.700

i' -- (S) 0

..................................................
NAMA GAMBAR

RENCANA PENGEMBANGAN
KAWASAN PELABUHAN SANGATTA
JANGKA PANJANG 2015 - 2024 (b)

0 0 ° 28' 30" LU 0 0 ° 28' 25" LU 0 0 ° 28' 20" LU 0 0 ° 28' 20" LU

Gambar 6.8 Rencana Tata Ruang Daratan Pelabuhan Sangatta Jangka Menengah Tahun 2015 - 2024 (2)

51
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KETERANGAN

FASILITAS POKOK

117 ° 36' 50" BT


9, \ 10

KETERANGAN NOTASI JANGKA JANGKA


NO MENENGAH PANJANG
X = 5 68.300 g Bidang Pendaratan Kapal-kapal Pelayaran Nasional
A DERMAGA NUSANTARA 1 1680 m' 1680 m'
B TRESTLE 1 6480 m* 6480 m'
C CAUSEWAY 1 6120 m' 6120 m'
D DERMAGA PELAYARAN RAKYAT [ = □ 176 m' 236 m'

87 8. 87 1 GUDANG TER8UKA 1 ! 741 Om' 7410m'

Bidang Pendaratan Pg)ebaran Trestle 2 GUDANG EKSPORT 1 1 600m' 600m'

1
117 ° 36'45“ B T

8 m x 8 m = 64 ra* 3 GUDANG IMPORT 1 600m’ 600m'


K^ial-kapal Pelra
°. 1L=124m 4 GUDANG MEKANIK 1 1 600m' 60Om'
Berupa fender di 5 AREA BISNIS PERGUDANGAN C Z 3 528m' 528m’
sisi dalam dermaga 6 TERMINAL PELABUHAN 1 1 1237m' 1237m'
7 TEMPAT PENGOLAHAN LIMBAH 1 1 175m' 175m'
8 PGM PENGISIAN B8M 1 1 631 m' 631 m'
9 KANTOR PEMADAM KEBAKARAN 1.......... 1 270m' 270m'

FASILITAS PENUNJANG
117° 36'40" B T

KETERANGAN NOTASI JANGKA JANGKA


NO MENENGAH PANJANG
X =568.000
10 TPS SEMENTARA 1 1 175m* PEMBERI TUGAS

11 POS PENIMBANGAN 1 1 175m' KEMENTERIAN PERHUBUNGAN


12 KANTOR PENGELOLA PERGUDANGAN 1 1 192m' fm g m DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
Jl. Modan Merdeka Barai N o 8 Jakarta 10110
13 KANTOR POUSI □ 467.18m'

X =567.900
14 AREA TANAH / RTH 1 1 2500m'
15 MENARA AIR 1 1 26.5m'
16 KANTOR SYAHBANDAR 1 280m*
117° 3 6 '3 5 " B T

1
17 POS KEAMANAN KAWASAN 1 1 180m’
18 SHELTER ANGKUTAN DARAT 1 1 310m'
19 KANTOR BEA CUKAI 1 1 116m*
20 KANTOR IMIGRASI 1 1 148m'
NAMA PEKERJAAN
21 KANTOR KESEHATAN 1 1 288m'
22 RUMAH DINAS 1 1 180m' RENCANA 1NOUKU PELABUHAN SANGATA
23 MESS KARYAWAN 1 1 184m'
24 MUSHOLA / MASJID 1---- 1 169m'
117° 36'2 0" BT __________________ 117° 36' 25" BT__________________117° 36' 30" B T

25 KANTOR KPLP 1 1 96m'


PELABUHAN SANGATA
26 BALAI KARANTINA 1 1 246m' PROVINSI KALIM ANTAN TIMUR

27 MENARA MERCUSUAR 1 1 62.41m*


PETA INDEKS
28 RUMAH POMPA I 1 40m'
29 RUMAH GENSET 1 97.2m’
30 LAHAN DARAT REKLAMASI [ = □ 15529m'
31 PRASARANA JALAN 1 12059m'
32 LAPANGAN PARKIR 1 4532m'

’a V

NAMA GAMBAR

RENCANA PENGEMBANGAN
KAWASAN PELABUHAN SANGATTA
JANGKA PANJANG 2015 - 2034 (a)

0 0 ° 28' 40" LU 0 0 ° 28' 35" LU 0 0 ° 28' 30" LU 0 0 ° 28' 25" LU 0 0 ° 28' 20" LU 00° 28' 15" LU 0 0 ° 28' 10" LU 00° 28' 05" LU 00" 28' 00" LU

Gambar 6.9 Rencana Tata Ruang Daratan Pelabuhan Sangatta Jangka Panjang Tahun 2015 - 2034 (1)

52
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KETERANGAN

LUAS LAHAN TOTAL - 72198 m'


FASHJTAS POKOK FASIUTAS PENUNJANG
AREA PENGEMBANGAN = 15529 m'
KETERANGAN NOTASI JANGKA JANGKA KETERANGAN NOTASI JANGKA JANGKA
NO NO
MENENGAH PANJANG MENENGAH PANJANG
LUAS AREA JALAN « 12059 m'
A DERMAGA NUSANTARA I______ I 1680 m' 1680 m’ 10 TPS SEMENTARA 1 1 175m*
B TRESTLE I I 6480 m’ 6480 m' 11 POS PENIMBANGAN 1 1 175m’ | | LUAS AREA PARKIR = 4532 m'
C CAUSEWAY I I 6120 m' 6120 m' 12 KANTOR PENGELOLA PERGUOANGAN 1 1 192m'
0 DERMAGA PELAYARAN RAKYAT I I 176 m' 236 m' 13 KANTOR POUSI 1-------- 1 467.18m'
1 GUDANG TERBUKA I I 7410m' 7410m' H AREA TANAH / RTH 1 1 2500m'
2 GUDANG EKSPORT I I 600m’ 600m' 15 MENARA AIR 1 1 26.5m’
3 GUDANG IMPORT I I 600m' 600m’ 16 KANTOR SYAHBANDAR 1 1 280m’
4 GUDANG MEKANIK I I 600m' 600m' 17 POS KEAMANAN KAWASAN 1 1 I80m'
5 AREA BISNIS PERGUDANGAN I I 528m* 528m* 18 SHaTER ANGKUTAN DARAT 1 1 310m'
6 TERMINAL PELABUHAN I I 1237m’ I237m' 19 KANTOR BEA CUKAI 1 1 1l6m*
7 TEMPAT PENGOLAHAN LIMBAH I I 175m’ 175m’ 20 KANTOR IMIGRASI 1 1 I48m'
8 POM PENGISIAN BBM r ~ n 631 m' 631 m’ 21 KANTOR KESEHATAN 1 1 268m’
9 KANTOR PEMADAM KEBAKARAN r i 270m' 270m' 22 RUMAH DINAS 1 1 180m'
23 MESS KARYAWAN 1 1 184m'
2* MUSHOLA / MASJID 1 1 169m'
25 KANTOR KPLP 1 1 96m'
26 BALAI KARANTINA 1 1 246m'
PEMBERI TUGAS
27 MENARA MERCUSUAR 1 1 62.41m'
X =566,900
28 RUMAH POMPA 40m' KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
-------- 1
DIREKTORAT JENOERAL PERHUBUNGAN LAUT
29 RUMAH GENSET 1 97.2m' Jl. Medan Merdeka Barat No. 6 Jakarta 10110

30 LAHAN DARAT REKLAMASI ■ 1 15529m'


31 PRASARANA JALAN 1 12059m’
32 LAPANGAN PARKIR 1 4532m’

NAMA PEKERJAAN

RENCANA INDUKU PELABUHAN SANGATA

PELABUHAN SANGATA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PETA INDEKS

NAMA GAMBAR

RENCANA PENGEMBANGAN
KAWASAN PELABUHAN SANGATTA
JANGKA PANJANG 2015 - 2034 (b)

0 0 ° 28' 3 0 " LU 0 0 ° 28' 25“ LU 0 0 ° 28' 2 0 ' LU 0 0 ° 28' 20" LU

Gambar 6.10 Rencana Tata Ruang Daratan Pelabuhan Sangatta Jangka Panjang Tahun 2015 - 2034 (2)

53
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

6.7.3. Kebutuhan Ruang di Perairan/Laut


Kebutuhan ruang perairan yang dihitung berdasarkan kebutuhan sarana dan prasarana
pelabuhan adalah sebagai berikut:
NO NAM A AREA/PERAIRAN PARAM ETER RUMUS PENDEKATAN KEBUTUHAN AREA
NO N A M A AREA/PERAIRAN PARAM ETER RUMUS PENDEKATAN KEBUTUHAN AREA
B. FASILITAS FUNGSIONAL
A. FASILITAS POKOK 1 Kapal dalam Perbaikan L = Panjang Kapal rata-rata(m) 53 R = diameter area labuh perkapal R = 107,00 m
D = Kedalaman laut rata-rata (m) 4,0 = L+6D+30 m (m) A netto = 3,60 Ha
1. Alur Pelayaran N = Jumlah kapal berlabuh (unit) 1 A netto = Luas Netto area berlabuh (Ha) A = 5,94 Ha
1.a Dermaga Nasional La = Panjang Alur (m) 1.000 A = Luas Perairan =La x Wa A = 13,44 Ha F1 = Faktor Aksesibilitas 1,1 = Nx t t x R2
(6002 GT)/4500 DWT Wa = Lebar Alur Wa = 7,6 B dimana B= 17,68 m F2 = Faktor Broken Spaces 1,5 A = Anetto x F1 x F2 (Ha)
= 134 m 2 Area Pemeliharaan Kapal L = Panjang Kapal rata-rata(m) 53 R = diameter area labuh perkapal R = 107,00 m
l.b Dermaga Pelra/ La = Panjang Alur (m) 2.000 A = Luas Perairan =La x Wa A = 18,24 Ha D = Kedalaman laut rata-rata (m) 4,0 = L+6D+30 m (m) A netto = 3,60 Ha
Penumpang Wa = Lebar Alur Wa = 7,6 B dimana B= 12 m N = Jumlah kapal berlabuh (unit) 1 A netto = Luas Netto area berlabuh (Ha) A = 5,94 Ha
General Cargo 450 GT = 91 m F1 = Faktor Aksesibilitas 1,1 = Nx TT X R2
1.0 Dermaga Pertamina La = Panjang Alur (m) 2.000 A = Luas Perairan =La x Wa A = 23,61 Ha F2 = Faktor Broken Spaces 1,5 A = Anetto x F1 x F2 (Ha)
Oil Tanker 4.409 LDWT Wa = Lebar Alur Wa = 7,6 B dimana B= 15,53 m 3 Area Percobaan Berlayar L = Panjang Kapal rata-rata(m) 87 R = diameter area labuh perkapal R = 147,00 m
= 118 m D = Kedalaman laut rata-rata (m) 5,0 = L+6D+30 m (m) A netto = 6,79 Ha
2 Perairan Tempat Labuh (K olam Labuh) N = Jumlah kapal berlabuh (unit) 1 A netto = Luas Netto area berlabuh (Ha) A = 11,21 Ha
2.a Dermaga Nasional L = Panjang Kapal rata-rata(m) 127,5 R = diameter area labuh perkapal R = 205,50 m F1 = Faktor Aksesibilitas 1,1 = Nx TTX R2
(6002 GT)/4500 DWT D = Kedalaman laut rata-rata (m) 8,0 = L+6D +30m (m ) A netto = 9,57 Ha F2 = Faktor Broken Spaces 1,5 A = Anetto x F1 x F2 (Ha)
(Tambatan bisa berputar 360°) A = 15,79 Ha 4 Keperluan Kapal Mati C = Panjang Kapal rata-rata(m) 57 R = diameter area labuh perkapal R = 147,00 m
N = Jumlah kapal berlabuh (unit) 2 A netto = Luas Netto area berlabuh (Ha) D = Kedalaman laut rata-rata (m) 5,0 = L+6D+30 m (m) A netto = 13,58 Ha
F1 = Faktor Aksesibilitas 1,1 = Nx rr x R* N = Jumlah kapal berlabuh (unit) 2 A netto = Luas Netto area berlabuh (Ha) A = 22,41 Ha
F2 = Faktor Broken Spaces 1,5 A = Anetto x F1 x F2 (Ha) F1 = Faktor Aksesibilitas 1,1 = Nx TT X R2
2.b Dermaga Pelra/ L = Panjang Kapal rata-rata(m) 53 R = diameter area labuh perkapal R = 101,60 m F2 = Faktor Broken Spaces 1,5 A = Anetto x F1 x F2 (Ha)
Penumpang D = Kedalaman laut rata-rata (m) 3,1 = L+ 6D+30 m (m) A netto = 12,98 Ha 5 Keperluan Darurat L = Panjang Kapal rata-rata(m) 87 R = diameter area labuh perkapal R = 147,00 m
General Cargo 450 GT (Tambatan bisa berputar 360°) A = 21,41 Ha D = Kedalaman laut rata-rata (m) 5,0 = L+6D+30 m (m) A netto = 13,58 Ha
N = Jumlah kapal berlabuh (unit) 4 A netto = Luas Netto area berlabuh (Ha) N = Jumlah kapal berlabuh (unit) 2 A netto = Luas Netto area berlabuh (Ha) A = 22,41 Ha
F1 = Faktor Aksesibilitas 1,1 = Nx TT X R2 F1 = Faktor Aksesibilitas 1,1 = NxirxR2
F2 = Faktor Broken Spaces 1,5 A = Anetto x F1 x F2 (Ha) F2 = Faktor Broken Spaces 1,5 A = Anetto x F1 x F2 (Ha)
2.c Dermaga Pertamina L = Panjang Kapal rata-rata(m) 107,63 R = diameter area labuh perkapal R = 173,63 m 6 Area Kapal Umum L = Panjang Kapal rata-rata(m) 87 R = diameter area labuh perkapal R = 147,00 m
Oil Tanker 4.409 LDWT D = Kedalaman laut rata-rata (m) 6 = L+6D +30m (m ) A netto = 9,47 Ha D = Kedalaman laut rata-rata (m) 5,0 = L+6D+30 m (m) A netto = 6,79 Ha
(Tambatan bisa berputar 360°) A = 15,63 Ha N = Jumlah kapal berlabuh (unit) 1 A netto = Luas Netto area berlabuh (Ha) A = 11,21 Ha
N = Jumlah kapal berlabuh (unit) 1 A netto = Luas Netto area berlabuh (Ha) F1 = Faktor Aksesibilitas 1,1 = Nx t t x R2
F1 = Faktor Aksesibilitas 1,1 = Nx tt x R2 F2 = Faktor Broken Spaces 1,5 A = Anetto x F1 x F2 (Ha)
F2 = Faktor Broken Spaces 1,5 A = Anetto x F1 x F2 (Ha)
3 Kolam Tambat
3.a Dermaga Nasional Lp = Panjang Kapal rata-rata(m) 127,5 Lp1 = 25m + L + 25 m 177,5 m A1 = 0,76 Ha
(6002 GT)/4500 DWT B = Lebar (m) 17,68 Lp2 = 25m + L + 15m + L + 25m 320 m
B1 = B + 25 m 42,68 m
B2 = B + 50 m 67,68 m
3.b Dermaga Pelra/ Lp = Panjang Kapal rata-rata(m) 53 Lp 1 = 25m + L + 25 m 103 m A1 = 0,38 Ha
Penumpang B = Lebar (m) 12 Lp2 = 25 m + L + 15 m + L + 25 m 171 m
General Cargo 450 GT B1 = B + 25 m 37 m
B2 = B + 50 m 62 m
3.c Dermaga Pertamina Lp = Panjang Kapal rata-rata(m) 107,63 Lp1 = 25m + L + 25m 157,63 m A1 = 0,64 Ha
Oil Tanker 4.409 LDWT B = Lebar (m) 15,53 Lp2 = 25m + L + 15m + L + 25m 280,26 m
B1 = B + 25 m 40,53 m
B2 = B + 50 m 65,53 m
4 Kolam Putar
4.a Dermaga Nasional L = Panjang Kapal Terbesar (m) 102,5 D = Diameter kolam putar D = 153,75 m
(6002 GT)/4500 DWT = 1,5 x L (m) 153,75 m
4.b Dermaga Pelra/ L = Panjang Kapal Terbesar (m) 53 D = Diameter kolam putar D = 79,50 m
Penumpang = 1,5 x L (m) 79,5 m
General Cargo 450 GT
4.0 Dermaga Pertamina L = Panjang Kapal Terbesar (m) 107,63 D = Diameter kolam putar D = 161,45 m
Oil Tanker 4.409 LDWT = 1,5 x L (m) 161,445 m
6. Alih Muat Kapal L = Panjang Kapal rata-rata(m) 127,5 R = diameter area labuh perkapal R = 205,50 m
D = Kedalaman laut rata-rata (m) 8,0 = L+6D+30 m (m) A netto = 26,54 Ha
N = Jumlah kapal berlabuh (unit) 2 A netto = Luas Netto area berlabuh (Ha) A = 43,80 Ha
F1 = Faktor Aksesibilitas 1,1 = Nx TT X R*
F2 = Faktor Broken Spaces 1,5 A = Anetto x F1 x F2 (Ha)
6 Area Barang Berbahaya L = Panjang Kapal rata-rata(m) 127,5 R = diameter area labuh perkapal R = 205,50 m
D = Kedalaman laut rata-rata (m) 8,0 = L+6D+30 m (m) A netto = 13,27 Ha
N = Jumlah kapal berlabuh (unit) 1 A netto = Luas Netto area berlabuh (Ha) A = 21,90 Ha
F1 = Faktor Aksesibilitas 1,1 = Nx t t x R2
F2 = Faktor Broken Spaces 1,5 A = Anetto x F1 x F2 (Ha)
7 Area Kapal Pemerintah L = Panjang Kapal rata-rata(m) 87 R = diameter area labuh perkapal R = 147,00 m
dan Lain-Lain D = Kedalaman laut rata-rata (m) 5,0 = L+6D+30 m (m) A netto = 6,79 Ha
N = Jumlah kapal berlabuh (unit) 1 A netto = Luas Netto area berlabuh (Ha) A = 11,21 Ha
F1 = Faktor Aksesibilitas 1,1 = Nx TT X R*
F2 = Faktor Broken Spaces 1,5 A = Anetto x F1 x F2 (Ha)

54
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

NAMA GAMBAR:

ZONASI PERAIRAN
POSISI KAWASAN PELABUHAN SANGATTA
NAMA AREA
(UT/LON)
(LAT/LON)
Y=53.200t- 0=28*21.17'’ LU LEGENDA:
117=37*45.44'*
117=37*45.44" BT 1117=36*56.78"
1 7 = 3656,78“ BT
AU!*
A U M PELAYARA
PELAYAR*

117=37*45.31" BT 117=36*56.94“ BT
0c 2 8 '1 7 h 4 "
0°28'17t,t4'' LU
117=37*29.91“ BT 117037'13.34'
117=37 13.34'
0=26*7.60''
0°2e'7.60~
AREA KAPAL 117=37*29.55"
117°37‘2 9 .5 5 “ BT 117=37 13.02"
117=37*13.02" BT

Y = 5 3.0 00 p DALAM IALAM « « jjJ J. m


1 lAbLH 117=371.
117*37*1. 1 1 7 = 3 6 * 5 66 .4
.4 55"'BT
BT
PERBAIKAN 0"2 8 '7 .6 0 '
117=36*56.78“
117=36'56.78“ BT 117=37 13.02“
13.02" BT
0=27'57.53"
0 °2 7 '5 7 .5 3 " LU
117=37'12.«6"
117»37'12.«6- BT
.: “ “ e u yu uu u ° u u u u L JU iU iJ'tjc AREA W A L U M y W

117=36*56.10"
117=36*56.10“ BT 117=37 13.02“ BT
_ J a a p p □ q° □C1□n qD p° f 9j -f-T
' i n n n 5i C] D Q Q D D D f
□ □ □ □ □ □ □ □ (-
jPa o onp-o up nuoo u a a n a o r KO-ABLABJH
117=36'! 117=36*:
117=36':
Y=52.800*
- j ° Jfcj u ° L' ° P a d □ □ d d OE3V.4GA PERLA
PERIA
117=36 56.10*
117*36*56.10*
: : S 2 6 9 ? P 9 a □ a a □ □ o 5□ □ n ac 0=28*32,35" LU
AREA KAPAL MA' 117=37*30.07" BT
117=37'30.07' 117=37'13.83‘
117=37*13.83*
+ 0 - 2 8 '2 2 ^ 5 "
0=28-22A,5." LU
j ° 2 D'i tn ° ° r* D° a an □ n-p n r x 1 17 = 3 7'13 50 “ RT
RT

J n d □ □ a □ □ □ n n □ a □ p n o.n □ n c 0=28*31.79" LU 0=28*42.44" LU


J a n □ □ q ci o □ n a a □ □ n q tfa □ □ c AREA KAPAL
117=37*30.39" BT 117=37*14.19" BT

Y=52.600t-
i n a a o i J D a a n a a o n n n fi r m ru r ” 0=28*41.86"
V 117=37*30.72"
LU ,
BT
0 = 2 8*3235"
117=37*13.83'*
LU
BT
‘ AREA ALIH MOATKAPA'l ' t .
JOOCOOCUUOCCOO 0=28*42.44* LU , 0=28'22.81"
! £ ^ S ^ D2 DonGOfJDOCJnaaocA 3qgooonocQoauu 4 117=37*14.19' BT " H 7 = 3 6 ’56.94“
LU
BT
oaoD un ooo Dna ao iijooo nn^ 0=28*43.00" LU 0=28*22.25“ LU
‘ 4 ' 117=36'5?-.62" BT 4 117=37'13.-»0" BT

, 9 9 22 ° ° P° a a o a o d a a o o a c «
3 u n ra o □ [ j o n ci a n ° □ o o D a a a c :■:>
KOLAM TAMBAT
Y=52.400e inP ODti l p o a o p c l
+ DERMAGAtKAPAL
PENUMPANG
® 9 P,Da a a a □ o □□ □ □ o a □t I
J□ n n □ n-a □ □ o a □ o n □ b rj □ o a g i
S£ 2 ^ v! ° ° 30001^00000 P
O U M PUTAR 0H31 3o p o □ o S p o o jb!
Lpg& aaaftnnnfi P O O a d n n n F I
RMAGA KAPAL
’ENUMPANG

K D U ^P U T A R
Y=52.200t + ALUR
DE <MAGA P E R U

ltt lu ( ix ririrr KEMENTERIAN PERHUBUNGAN


KOLAM TAMBAT PETA ORIENTASI:
DERMAGA P E R U
fo tF S p h tX N A M A AREA
POSI I

Y = 5 2.0 00 f +
+ (LAT/LC
V
•+ KOLAliUABUn H E a s y i c f t f f l r L L L L L I n 0=28*42.44“ LU 0 = 2 8 '4 9 .3 8 “ LU
AREA KEPERLUAN DARURAT " 1 1 7 = 3 7 1 4 .1 9 ' BT ' 1 1 7»36'51.70" BT
NAS,CMAL 8 ° 2 7 '2 6 .8 5 “ LU . 0 = 2 8 '4 3 .2 0 " LU

if& ttfth fc tfc fli :% s °o °o °o 2 S °s 1 1 7 = 2 2 1 4 .1 5 - BT 1 1 7 °3 6 '5 1 .4 7 " BT

|j *
' i i !"«—h , - L UL L l_ L t
LuL3L!^?fi-l-,LhLk
r fy y *r . f jjj f j r a y ,
AREA KAPAL tyLAM
0=28*43.20“
117= 3 6 '5 1 .4 7 "
LU
BT
0 = 2 8 '3 2 .9 0 “
117= 36'57.30“
LU
BT

U X hiifcl+K iW H PEMELIHARAAN 8= 2 7 '2 4 .9 6 "


1 1 7 °2 2 '3 6 .0 6 "
LU
BT
0 °2 8 '4 3 .0 0 "
117=36’ 57 .6 2 "
LU
BT

Y = 5 1.8 00 f
AREA KAPAL DALAM 1 117= 36'51.47“ 17 ' 1 1 7 °2 2 '1 9 .6 0 " BT
PERBAIKAN 8 = 2 7 '2 4 .9 6 " LU
117=36*45.33“ BT 117=22*36.06“ BT
0=28*25.74" LU . 0=28 17.34" LU
117=36*57.04" BT IJ 117=36'46.39“ BT
AREA KAPAL UMUM O =28'26.10" LU 0 = 2 8 '1 5 .3 2 " LU
117=36 4 7 .0 7 " BT 117= 36'56.66" BT

S i i g i i . 0 “ 2 8 '2 4 .4 4 “ LU . , 0=28 17.40" LU


117=36*46.65“ BT • f 117®36’4 5 ^ 0 '’ BT LOKASI:
Y = 5 1 .6 0 0 m m m w m
, 6 = 1 8 '9 .9 9 “ LU 0»28’ 17 .3 4 " LU
“ 158=38*13.16" BT 1 1 7= 36'46.3^“ BT
PELABUHAN SANGATTA
, 8=2 7 '2 8 .1 4 '' LU , 0 » 2 8 '2 1 .1 5 " LU
J 1 1 7 °2 2 '3 8 .6 8 " BT ' 1 1 7 = 3 6 4 2 .6 4 " BT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
. 0 = 2 8 '2 2 !8 7 " LU 0 » 2 8 '2 l W LU
117=36*42.71" §7 117“ 3 6 '4 5 .2 3 " BT
.'.'.V.V.V.-.V.V.V.V.'.V.V.'.V 0 = 2 8 '2 4 .4 4 “ LU 0= 23'17.40" LU
•X,XvX,X'X'XvX,X,X,X,Xy 117=36*46.65“ BT ' 1 1 7 °3 6 '4 5 .1 0 " BT SKAU:
Y -5 1.4 00 P . 6=16*9:69" LU .+ 0 = 2 8 '1 7 ^ 4 “ LU
“ 1 5 8 = 3 8 'li,1 6 “ BT 117=36*46.39" BT
NTS
< X 'X v X '® ^ x < X ':X 'X v 0=28' S - 10“ LU 8= 2 8 '0 .7 9 " LU
n l 117=36 4S 16 ' BT r 1 1 7 °2 3 '2 3 .7 8 " BT
0=28’ 2 0 .8 2 " LU , 8=27*53.28" LU
KODE SUMBER JUM UH LEMBAR
117=36 « 2 3 " BT 1 117=23*9.29" BT

117° 37’ 40” BT

Gambar 6.11 Rencana Tata Ruang Perairan Pelabuhan Sangatta

55
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

NAMA GAMBAR:
TERSUS PT.KPC BATAS DAERAH LINGKUNGAN KERJA
LUBUK TUTUNG PERAIRAN DAN KEPENTINGAN PERAIRAN
_________ PELABUHAN SANGATTA________
LEGENDA:

TERSUS PT.PIK
LUBUK TUTUNG LOKASI TERSUS:
PT.PERTAMINAN EP . 0* 2? 06.00' LU
SANGATTA TELUK LOMBOK 117° 45'46.72' BT
0° 31' 45' LU
PT.KPC TANJUNG BARA
117° 39140‘ BT
PT.KPC BATU BARA 0° 45'18.18’ LU
LUBUKTUTUNG 117° 3S' 40’ BT
0° 45' 55.87’ LU
PT.PIK LUBUK TUTUNG
117° 45'56.72’ BT
PT.TRANS KUTAI BAHARI 0° 34' 39.6* LU
MA. SEI BENGALON 117° 41'41.3’ BT
PT.DAMANKA PRIMA 0° 35' 2.0' LU
MA. SEI BENGALON 117° 40'2.1’ BT
PT.TAMBANG BATUBARA 0° 36 2.0’ LU
HARUM MA. SEI BENGALON 117° 41' 2.1' BT

LOKASI PELABUHAN SANGATTA:


TERSUS PT.DAMANKA PRIMA
MA.SEI BENGALON o -a-g a-O ' lu
PELABUHAN SANGATTA 117° 36' 44.6" BT
TERSUS PT.TAMBANG BATU BA BATAS DLKP DAN DLKr PERAIRAN
PELABUHAN SANGATTA
HARUM MA.SEI BENGALON
0°29'3.25" LU
TERSUS PT.TRANS KUTAI 117°38'3.04" BT
BAHARI MA.SEI BENGALOI 0°27'39.62" LU
B
117°38'0.22" BT
0°27'43.99" LU
117°35'51.10" BT
0"29 7.1U LU
D
TERSUS PT.KPC 117°36T 0.5 8" BT
TANJUNG BARAI

PELABUHAN SANGATTA

PELABUHAN SANO) PETA INDEKS:

TERSUS PERTAMINA
EP SANGATTA TELUK LOMBOK LOKASI:

PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

SKALA:

NTS

KODE SUMBER JUMLAH LEMBAR

Gambar 6.12 Batas DLKP dan DLKr Perairan Pelabuhan Sangatta

56
RENCANA INDUK PELABUHAN BADAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

7. ANALISA LINGKUNGAN Tabel 7.1. Komponen Lingkungan yang Diperkirakan Terkena Dampak
Secara umum Pengaruh lingkungan pelabuhan dapat ditinjau melalui dua cara yaitu :
a. Dampak lingkungan terhadap keberadaan pelabuhan Sumber Alam / komponen
No. Lingkungan yang
b. Dampak dari keberadaan pelabuhan terhadap lingkungan. Uraian Dampak
Diperikirakan terkena
Dampak potensial pengembangan pelabuhan terhadap lingkungan dapat berupa polusi dampak
terhadap air, polusi terhadap udara, polusi tampilan termasuk dampak pada sosial budaya, • Perubahan pola alur karena adanya dermaga
kebisingan, getaran, kontaminasi endapan dasar perairan, hilangnya habitat dasar perairan, • Perubahan pola alur karena adanya breakwater
kerusakan terhadap ekologi marine dan perikanan erosi pantai, perubahan pola arus, buangan • Perubahan pola arus dapat menyebabkan pengikisan
limbah, bocoran dan limpahan BBM serta emisi bahan berbahaya. tebing pantai (abrasi/erosi) dan meyebabkan sedimentasi
• Terkontaminasinya air laut oleh buangan ceceran minyak,
1 Laut
7.1. POTENSI GANGUAN LINGKUNGAN AKIBAT KEGIATAN PELABUHAN meningkatnya COD, Logam berat, Fe, Mn dan Pb di
perairan.
Pembangunan, pengoperasian pelabuhan secara langsung maupun tidak langsung dapat • Terkontaminasinya air laut oleh lumpur buangan saat
membawa dampak pada lingkungan sekitar. Kajian terhadap AMDAL untuk rencana pengerukan lumpur, pemasangan tiang pancang
pembangunan pelabuhan perlu dilakukan untuk mengetahui dampak besar dan penting dari dermaga, dsb.
suatu kegiatan pembangunan dan pengoperasian pelabuhan hasilnya nanti akan diperlukan • Gangguan debu dan kebisingan sesaat terhadap
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan kegiatan tersebut. 2 Udara masyarakat saat mobilisasi tenaga, alat, bahan serta saat
operasional pelabuhan
Yang dimaksud dampak besar dan penting selanjutnya disebut dampak penting adalah
• Pencernaan air tanah oleh limbah buangan minyak oli
perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh kegiatan dan limbah cair sisa penanganan ikan
operasional pelabuhan nantinya. 3 Air Tanah
• Terkontaminasinya air tanah oleh buangan kegiatan
Berdasarkan pendekatan prakiraan dampak negative yang ditimbulkan akibat kegiatan diatas pelabuhan darat
adalah sebagai berikut: • Kerusakan jalan umum saat mobilisasi tenaga, alat dan
bahan
1. Degradasi Lingkungan 4 Ruang, Lahan dan Tanah • Terjadinya pengikisan hutan mangrove saat penggalian
a. Penurunan kualitas air di perairan sekitar pelabuhan, yang disebabkan oleh berbagai dan pembuatan bangunan pelabuhan
hal seperti oleh buangan limbah, bocoran dan limpahan bahan bakar, pembersihan • Berdirinya bangunan liar saat pengoperasian pelabuhan
kapal. • Kecemburan sosial dengan adanya penggunaan tenaga
b. Penurunan populasi dan keanekaragaman biota, yang disebabkan antara lain oleh kerja dari luar
5 Sosial Ekonomi • Rasa khawatir akan hilangnya sebagian / seluruh tanah
tercemarnya perairan dan berkurangnya lahan akibat pembangunan fasilitas
milik akibat proyek pada kegiatan penentu lokasi, study
pelabuhan. dan desain
c. Penurunan kualitas udara, yang disebabkan aktivitas alat transportasi, baik kendaraan • Kecemburuan sosial dan interaksi sosial yang
berat, mobil, kapal maupun peralatan/mesin yang berada di kawasan pelabuhan. meresahkan masyarakat karena pengunaan tenaga kerja
d. Peningkatan kebisingan, yang disebabkan oleh aktivitas alat transportasi, baik dari luar saat mobilisasi tenaga, alat dan bahan.
kendaraan berat, mobil, kapal maupun peralatan/mesin yang berada dikawasan 6 Sosial Budaya
• Kecemburuan sosial pada bagian masyarakat yang tidak
pelabuhan. memperoleh kesempatan menggunakan fasilitas
e. Degradasi lahan seperti erosi/longsor, abrasi dan sedimentasi serta perubahan bentuk pelabuhan
lahan/fisiografi yang disebabkan pada saat pembangunan maupun operasional • Gangguan estetik oleh sisa galian saat pembersihan jalan
pelabuhan. Selain itu juga berkurangnya lahan untuk berbagai hewan maupun dan land clearing
tumbuhan. 7 Estetika • Gangguan terhadap kelancaran lalu lintas penduduk saat
f. Peningkatan kebutuhan air untuk memenuhi aktivitas pelabuhan. pembuatan bangunan utama pelabuhan dan bangunan
g. Berkurangnya lahan penangkapan ikan oleh nelayan sehingga dapat mengubah pelengkap
struktur mata pencaharian penduduk.
h. Kontaminasi dari Bahan Beracun dan Berbahaya yang ditumpuk di kawasan
pelabuhan.
2. Pelayaran 7.2. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI PELABUHAN
a. Peningkatan arus lalu lintas pelayaran/kapal.
b. Kemungkinan terjadinya kecelakaan tabrakan kapal. Secara umum pengelolaan lingkungan di Pelabuhan dilakukan secara berkala, sebaiknya
setiap 3 bulan sekali. Pemantauan pengelolaan lingkungan yang dilakukan antara lain:
Selain dampak negative, maka terdapat juga dampak positif, terutama di bidang ekonomi,
sosial dan tenaga kerja, dampak positif yang timbul dari kegiatan kepelabuhan in i:
a. Ketersediaan kesempatan kerja dan berusaha masyarakat sekitar.
b. Peningkatan pendapatan masyarakat dan daerah.

57
RENCANA INDUK PELABUHAN BADAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Tabel 7.2. Matrik Upaya Pegelolaan Lingkungan (UKL) Pelabuhan Sangatta

KOMPONEN LINGKUNGAN YANG INSTITUSI PENGELOLAAN LINGKUNGAN


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
TERKENA DAMPAK
NO. PARAMETER
KOMPONEN/ PENGELOLAAN RENCANA LOKASI PERIODE PELAKSANA INSTANSI INSTANSI
SUB KOMPONEN LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN TERKAIT PENGAWAS
LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN
A. Tahap Pra Konstruksi
B. Tahap Konstruksi
1. KUPP Sangatta
Kualitas air Memberikan pengarahan pada
1. Kekeruhan Mengurangi kekeruhan Sepanjang alur yang dikeruk Selama proyek berlangsung Kontraktor Proyek 2. Dishub Kutim BPLHD
sungai operator mesin keruk
3. BPLHD
Rusaknya biota Membuang hasil pengerukan ke 1. KUPP Sangatta
Mencegah rusaknya biota pantai
2. pantai dan biota Biota pantai perairan yang cukup dalam dan Wilayah Peraiaran Pelabuhan Sangatta Selama proyek berlangsung Kontraktor Proyek 2. Dishub Kutim BPLHD
dan perairan Pelabuhan Sangatta
perairan sungai cukup jauh dari pantai 3. BPLHD
Pelaksanaan kegiatan konstruksi Jalan dari dan ke quarry dan ke lokasi
yang memadai proyek
Kualitas udara, debu
Penyemprotan jalan angkut
CO, S02, hidro­ Lokasi quarry dan proyek
Mengurangi kadar debu di udara dengan air 1. KUPP Sangatta
karbon Nox dan 03
3. Kualitas Udara sesuai atau mendekati baku mutu Memberi penutup dengan Setiap tahapan konstruksi Kontraktor Proyek 2. Dishub Kutim 3. BPLHD
sesuai dengan
yang berlaku lembaran plastik pada tanah Lokasi proyek BPLHD
Keputusan 02/
terbuka dan pada truk angkut
MENKLH/1/1998
Membuat jalur hijau sepanjang
Lokasi proyek
jalan dan Lingkungan Pelabuhan
Mengurangi kebisingan udara Memberi pengarahan pada sopir Jalan dari dan ke quarry dan ke lokasi
sesuai tidak melebihi bakumutu kendaraan proyek proyek
yang telah ditentukan 1. KUPP Sangatta
4. Kebisingan Standar Baku mutu Mengatur waktu operasional Setiap tahapan konstruksi
Lokasi quarry dan proyek Kontraktor Proyek 2. Dishub Kutim 3. BPLHD
kendaraan proyek
BPLHD
Membuat jalur hijau sepanjang
Lokasi proyek
jalan dan Lingkungan Pelabuhan
Mengurangi kecepatan Lokasi sepanjang jalan yang dilalui oleh
1. KUPP Sangatta
Jalan masuk Rusak prasarana truk pengangkut material
5. Memperbaiki jalan yang dilalui Selama tahap konstruksi Kontraktor Proyek 2. Dishub Kutim 3. BPLHD
lokasi jalan Memperhatikan kapasitas muatan
Lokasi proyek BPLHD
dengan kondisi jalan

Mencegah terkontami-nasinya Memberi pengarahan 1. KUPP Sangatta 1. KUPP Sangatta


Limbah minyak Air Sungai, dan
6. badan air sungai/Perairan oleh Wilayah Peraiaran Pelabuhan Sangatta 3 bulan sekali 2. Pelindo III 2. Dishub Kutim 3. BPLHD
pelumas Perairan pelabuhan
minyak pelumas Mengumpulkan minyak pelumas Sangatta BPLHD
bekas
Sumberdaya Selama kegiatan konstruksi Kontraktor 1. KUPP Sangatta
Mengantisipasi terjadinya
7 manusia Keresahan Sosial Mempekerjakan penduduk lokal Wilayah Pelabuhan Sangatta ber-langsung Pelaksana 2. Dishub Kutim 3. BPLHD
kecemburuan sosial
BPLHD
C. Tahap Pasca Konstruksi
Bau, muncul vektor penyebar
Setiap adanya kegiatan
Padat penyakit Pengelolaan sampah Wilayah Pelabuhan Sangatta Aparat 1. KUPP Sangatta
Limbah industri di dalam Pelabuhan
1. Bakteri coli Pemerintahan 2. Dishub Kutim 3. BPLHD
domestik
Wilayah Pelabuhan Sangatta Setiap adanya kegiatan Setempat BPLHD
Cair Badan air sungai Tanki Septik
pembuangan limbah
Membuat sarana peng-olahan air 1. KUPP Sangatta 1. KUPP Sangatta
Kualitas air BOD/COD berdasar-kan Mengurangi pencemar-an wilayah
2. limbah sesuai dengan kapasitas Pada outlet saluran air limbah 1 x dalam 3 bin 2. Pelindo III 2. Dishub Kutim 3.
sungai baku mutu lingkungan perairan pelabuhan Sangatta
yang dibutuhkan Sangatta BPLHD BPLHD
Kualitas hygiene dan Pengawasan tempat Industri
sanitasi makanan dan Pengolahan
minuman (bebas mikro 1. KUPP Sangatta
1. KUPP Sangatta
Kesehatan Mencegah penularan penyakit 2. Pelindo III
3. organisme patogen) Wilayah Pelabuhan Sangatta 1 x dalam 3 bin 2. Dishub Kutim 3. BPLHD
Masyarakat Sangatta 3.
Ditemukannya vektor Pemeriksaan kesehatan penduduk BPLHD
Aparat Setempat
penyakit (insect dan secara berkala
rodent)
Mencegah terjadinya pembusukan Pengawasan tempat pengelolaan
sampah di permukiman penduduk sampah 1. KUPP Sangatta
Ditemukannya vektor 1. KUPP Sangatta
dan mencegah ber-sarangnya 2. Pelindo III
4. Persampahan penyakit (insect dan Wilayah Pelabuhan Sangatta 1 x dalam 3 bin 2. Dishub Kutim 3. BPLHD
insect dan rodent di tumpukan Sangatta 3.Dinas
rodent) BPLHD
sampah serta meng-antisipasi Kesehatan
membuang sampah sembarangan

58
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

7.3. ANALISA DATA KUALITAS AIR Jenis, ukuran serta sarana dan prasarana fasilitas pengelolaan limbah di pelabuhan
tersebut tergantung pada potensi, kapasitas, jenis serta karakteristik limbah dan bahan dari
Hasil Pengujian Laboratorium atas contoh air yang diambil dari lokasi perairan dan daratan hasil kegiatan kapal.
pelabuhan Badas adalah sebagai berikut: Dalam proses perizinannya, maka jenis-jenis limbah B3 yang diizinkan untuk disimpan dan
dikumpulkan di Reception Facilities (RF) dipelabuhan ini terbatas hanya untuk limbah-
1. Lokasi limbah B3 yang telah diketahui secara pasti dan dijamin ketersediaan fasilitas pengelolaan
Pengambilan sampel air laut dilakukan di lokasi sekitar dermaga Pelabuhan Sangatta, dapat lanjutannya. Izin yang perlu dimiliki oleh Reception Facilities (RF) limbah B3 dipelabuhan
dilihat pada Gambar 7.1 adalah:
1. Penyimpanan.
2. Pengumpulan.
3. Pengangkutan
Reception Facilities (RF) di pelabuhan, selain melakukan kegiatan pengumpulan dan
penyimpanan limbah B3, juga dapat memiliki fasilitas pengolahan (antara lain : oil
separator, waste water treatment plant / WWTP) dan landfill residu atau limbah B3 lainnya
(antara lain : incinerator) baik yang berlokasi dikawasan pelabuhan maupun diluar
kawasan pelabuhan. Hal ini disebut dengan Fasilitas Pengelolaan Limbah di Pelabuhan,
dan izin yang perlu dimiliki oleh fasilitas semacam ini adalah:
1. Pengoperasian alat pengolahan.
2. Penyimpanan.
3. Pengumpulan.
4. Pengangkutan.
5. Pengolahan.
6. Pemanfaatan.
7. Landfill.

F. Tipikal Fasilitas Pengelolaan Limbah Di Pelabuhan


Fasilitas pengelolaan limbah dipelabuhan terbagi atas 2 (dua) tipe, yaitu:
1. Tipe fasilitas pengelolaan limbah sejenis.
2. Tipe fasilitas pengelolaan limbah terpadu.
Tipe fasilitas pengelolaan limbah terpadu, fasilitas pendukungnya berlokasi didalam
kawasan pelabuhan dan pengusahaannya dapat dilakukan oleh pengelola fasilitas itu
sendiri atau dapat juga oleh pihak ketiga.
Adapun fasilitas pendukung tersebut antara lain:
- Separator.
Incinerator.
7.4. FASILITAS PENGELOLAAN LIMBAH - Waste Water Treatment Plant (WWTP).
Dan lainnya.
E. Umum
Sesuai dengan ketentuan MARPOL 73/78 dan Surat Keputusan Direktorat Jenderal
RF yang dipersiapkan di kawasan Pelabuhan Sangatta adalah RF terpadu
Perhubungan Laut No. PK.101/1/4/DJPL-13 Tanggal 28 Maret 2013 bahwa tiap pelabuhan
harus memiliki dan mulai mempersiapkan fasilitas penampungan limbah atau Reciption
Facilities (RF).
Reception Facilities (RF) di pelabuhan dapat menerima limbah dari hasil kegiatan kapal,
kendaraan pengumpul limbah di darat serta dari kendaraan pengumpul limbah dilaut.
Umumnya pada kapal-kapal, limbah-limbah tersebut terlebih dahulu sudah dilakukan
pemisahan menurut klasifikasinya sebelum diserahkan ke Reception Facilities (RF)
dipelabuhan. Sedangkan limbah yang berasal dari kendaraan pengumpul limbah di laut,
pemisahan limbah-limbah berdasarkan klasifikasinya dilakukan di kendaraan pengumpul
limbah di laut tersebut (onboard) setelah menerima limbah dari sumbernya. Limbah yang
berasal dari kendaraan pengumpul limbah didarat dapat langsung diserahkan ke Reception
Facilities (RF) dipelabuhan, karena kendaraan pengumpul limbah di darat hanya dapat
mengangkut limbah sesuai dengan izin yang dimilikinya.
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

f« lilit * t
f*en yirr p .'n
m b h ca'ir
j

te n p d t

II

Gambar 7.2. Diagram Alur proses di Fasilitas Pengolah Limbah Terpadu k t t c r .in q jii =pOt
Mi l l I p in t u < jw b s r» j - k m tO f fU l i > I\U 4 tl
•. i l i u m p«itib c^(tQ tY i = I ib o fA tO fV n
- b.tk. p p n irrp u iiQ
- Art K t .d i t l i » 0

Gambar 7.4. Tata Ruang Fasilitas Penyimpan dan Pengumpul

G. Pengawasan
Pengawasan secara menyeluruh terhadap pengoperasian fasilitas pengelolaan limbah B3
di pelabuhan dilakukan oleh para pihak terkait sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
masing-masing seperti yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
1. Mekanisme Pengawasan
Mekanisme pengawasan yang komprehensif perlu dilakukan pada aspek-aspek antara
lain:
a. Aspek teknis, dan
b. Aspek administrasi.
Jika terjadi kecelakaan, maka para pihak dapat memberikan respon yang cepat dalam
rangka mengurangi setiap bahaya yang timbul pada kesehatan manusia dan / atau
lingkungan.

Gambar 7.3. Type Fasilitas Pengolahan Limbah Terpadu di dalam


Kawasan Pelabuhan

60
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

8. ANALISA KELAYAKAN EKONOMI


8.1. ANALISIS FINANSIAL DAN EKONOMI
Pelabuhan suatu wilayah yang merupakan daerah terjadinya kontak antara dua bidang sirkulasi
transpor berbeda yaitu sirkulasi transpor darat dan sirkulasi transpor maritim dimana peranan
pelabuhan adalah untuk menjamin kelanjutan dari skema transpor yang berhubungan dengan
dua bidang tersebut. Keberhasilan dan pengembangan pelabuhan serta optimalisasi dalam
operasionalnya merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan dari pembangunan pelabuhan
tersebut. Sebagai salah satu dasar dalam penentuan tingkat kebutuhan pengadaan simpul
jaringan transportasi laut di wilayah studi, perlu diketahui besarnya kebutuhan
pergerakan/volume lalu lintasnya pada masa yang akan datang sampai dengan jangka waktu
tertentu. Besaran dan karakteristik lalu lintas transportasi laut tersebut dapat diprediksi dengan
melakukan analisis terhadap data eksisting pelabuhan serta kecenderungan pengembangan
wilayah dan pertumbuhan penduduk. Proses analisis dan prediksi ini umumnya dilakukan
Gambar 7.5. Diagram Pengawasan. dengan pendekatan pada hubungan antara volume lalu lintas laut dengan karakteristik wilayah
setempat.
2. Ruang Lingkup Pengawasan
Ruang lingkup pengawasan antara lain: Dalam investasi infrastruktur pembangunan pelabuhan terdapat 2 pendekatan yang dapat
a) Perizinan digunakan, yakni pendekatan finansial/keuangan (untuk investasi jika swasta dilibatkan ) dan
b) Pemantauan secara rutin pendekatan ekonomi (untuk investasi pemerintah, jika operasinal sepenuhnya dilakukan oleh
c) Pelaporan dalam bentuk neraca limbah B3 pemerintah). Kedua pendekatan kelayakan ini akan digunakan dalam studi karena akan
Neraca Limbah B3 adalah data kuantitas kegiatan yang menunjukkan kinerja ditelusuri seadainya adanya keterlibatan swasta dalam melakukan operasional dalam
pengelolaan limbah B3 yang dihasilkan dan yang dikelola pada satuan waktu melaksanakan kegiatan operasional pelabuhan nantinya.
penaatannya.
d) Kualitas media lingkungan hidup untuk parameter-parameter sesuai yang ditetapkan Tabel 8.1. Perbandingan Pendekatan Ekonomi dan Keuangan/Finansial
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku
No. Aspek Kajian Ekonomi Kajian Keuangan/Finansial
e) Penaatan kebijakan
a. Sudut Pandang Masyarakat luas Private atau lembaga tertentu
2. jian Laboratorium efisiensi modal yang sudah ditanam
b. Tujuan Efisiensi ekonomi
Hasil Pengujian Laboratorium atas contoh air yang diambil dari lokasi perairan dan daratan (investasi)
pelabuhan Sangatta adalah sebagai berikut: c. Kriteria NPV, BCR, EIRR NPV, FIRR, BEP
Baku Hasil Pengujian Proyek untuk masyarakat, Proyek swasta untuk kepentingan
No. Parameter Satuan d. Aplikasi
Mutu L -01 L - 02 L - 03 L - 04 L - 05 L - 06 L - 07 L- 08 dilakukan oleh Pemerintah swasta (profit oriented)
I FISIKA Komponen Biaya langsung dan tidak
1 Residu Tersuspensi mg/L 80 98,6 A 89,8 A 92,0 A 92,6 A 94,6 A 98,2 A 97,6 A 93,4 A e. langsung kepada proyek (re tu rn )
2 Kekeruhan NTU - 9,03 14 11 4 5 4 9,03 10,4
dan Manfaat langsung
3 Kecerahan M >3 0,60 A 0,70 A 0,60 A 0,70 A 0,65 A 0,55 A 0,70 A 0,90 A shadow prices, transfer
mekanisme pasar, pajak, subsidi
4 Suhu ’C Alami 24,1 24 24 24 24,1 24,1 24,1 24,1 f. Penetapan Harga prices
5 Salinitas 0 /0 0 Alami 25,2 24,7 20,5 23,7 15,2 25 25,2 25 tingkat bunga (dalam/luar negeri)
tingkat bunga
II KIMIA
1 Amonia (NH3-N) mg/L 0,3 0,12 0,08 0,09 0,1 0,7 A 0,12 0,12 0,11
2 Arsen (As)* mg/L <0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005
3 Deterjen (MBAS) mg/L 1 <0,01 0,17 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 Pada Tabel 8.1 diatas disampaikan perbedaan asumsi antara pendekatan ekonomi dan
4 Fenol mg/L 0,002 tt 0,005 A tt tt 0,006 tt tt tt fianansial/keuangan dalam analisis kelayakan suatu investasi. Pada dasarnya perbedaan
5 Kadmium (Cd)* mg/L 0,01 <0,003 0,005 0,003 0,004 <0,003 < 0,003 <0,003 < 0,003
Kromium Heksavalent (Cr terdapat pada sudut pandang, dimana dalam kajian ekonomi biaya dan manfaat dilihat dari
6 6>) mg/L <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 sudut pandang masyarakat/publik, sedangkan dari pendekatan analisis finansial/keuangan
7 Mercury (Hg)* mg/L 0,003 tt tt tt tt tt tt tt tt
8 Minyak/Lemak mg/L 5 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
sudat pandang lebih kearah pada kepentingan investor (sector).
9 Nitrat (NOj-N) mg/L - 0,2 0,19 0,2 0,22 0,21 0,2 0,2 0,2
10 Nikel (Ni)‘ mg/L . 0,007 < 0,007 0,007 < 0,007 < 0,007 < 0,007 0,007 < 0,007
11 Oksigen Terlarut mg/L . 3,2 2,1 3,0 3,0 3,2 3,2 3,2 3,2 8.2. MANFAAT PENGEMBANGAN PELABUHAN
12 PH mg/L 7 ,0 -8 ,5 7,69 7,78 7,95 7,79 9,58 7,72 7,69 8,11 .
13 Fosfat (P 0 4) mg/L . 0,03 0,14 <0,02 0,12 0,09 0,05 0,03 <0,02 Manfaat yang akan diperoleh para pihak yang terkait dengan adanya pengembangan
14 S e n g (Z n )* mg/L 0,1 0,01 <0,01 <0,01 <0,01 0,04 <0,01 0,01 <0,01
15 Sulfida (H?S) mg/L 0,03 < 0,005 < 0,005 0,037 A 0,09 A 0,018 < 0,005 < 0,005 < 0,005 Pelabuhan Sangatta ini berupa manfaat langsung, Manfaat tidak langsung, dan manfaat sosial.
16 Tembaga (Cu)* mg/L 0,05 0,48 A 0,2 A 0,54 A 0,41 A 0,43 A 0,86 A 0,48 A 0,57 A Pelabuhan ini sangatlah besar pengaruhnya terhadap pergerakan transportasi. Pihak-pihak
17 Timbal (Pb) * mg/L 0,05 0,02 0,03 <0,01 0,01 <0,01 0,03 0,02 <0,01
MIKROBIOLOGI
yang akan mendapatkan manfaat dengan pengembangan pelabuhan laut ini adalah:
III
1 Coliform Jml/100 ml 1,000 0 0 0 0 0 0 0 0

Keterangan:
* : Nilai hasil uji parameter tersebut merupakan nilai total kandungan tt : Tidak Terditeksi
** : Standard Methode, edisi ke 21 tahun 2005 A : Tidak memnuhi Baku Mutu yang dipersyaratkan

61
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

1. Produser, dalam hal ini adalah penduduk Kabupaten Kutai Timur yang menggunakan dijadikan acuan bagi rencana pembangunan dan pengembangan pelabuhan. Karakteristik dan sektor
pelabuhan sebagai bagian dari aktivitas kesehariannya, salah satunya adalah pengiriman unggulan hinterland pelabuhan yang berpotensi untuk pengembangan Pelabuhan Sangatta ditinjau dari
hasil komoditi unggulan; beberapa factor antara lain jumlah hasil bumi yang terdapat dikawasan Sangatta dan sekitarnya serta
jumlah potensi eksport/import yang akan memanfaatkan potensi Pelabuhan Sangatta.
2. Operator Transportasi, dalam hal ini adalah badan hukum atau perorangan yang
memberikan jasa pelayanan transportasi;
3. Pengguna, dalam hal ini adalah penduduk Kabupaten Kutai Timur dan atau para pendatang 8.3.2. Prakiraan Biaya Pengembangan
yang berkunjung ke kota ini; Pembangunan suatu pelabuhan tidak saja dilihat dari sisi laut, namun mencakup pembangunan
4. Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah Kabupaten Kutai Timur pada satu kawasan. Pelabuhan baik dari sisi laut maupun sisi darat. Termasuk dengan fasilitas-
khususnya fasilitas lainnya. Kebutuhan biaya dalam bahasan ini berpedoman kepada Peraturan Mennteri
Perhubungan Republik Indonesia Nom or: 75 Tahun 2013 Tentang Standar Biaya Tahun 2014
8.2.1. Manfaat Langsung di Lingkungan Kemenrerian Perhubungan. Dengan disesuaikan dengan kondisi lokasi dan
Manfaat langsung yang akan diperoleh dengan investasi pengembangan Pelabuhan Sangatta jangka waktu pelaksanaan konstruksi.
Rencana biaya investasi pengembangan Pelabuhan Sangatta dapat dilihat pada tabel berikut:
antara lain adalah:
1. Tersedianya prasarana dan sarana pelabuhan yang semula tidak ada;
2. Keamanan dan kenyamanan aktivitas pelabuhan akibat dari adanya fasilitas fungsional dan
penunjang;
3. Aktivitas para tenaga kerja pelabuhan yang dipastikan bertambah;
4. Bertambahnya lapangan pekerjaan bagi generasi muda untuk mengurusi aktivitas
pelabuhan laut karena adanya peningkatan aktivitas muatan baik orang maupun barang dan
meningkatkan perekonomian secara umum.

8.2.2. Manfaat Tidak Langsung


Manfaat tidak langsung dalam pembangunan Pelabuhan Sangtta merupakan efek multiplier
ekonomi akibat adanya investasi itu sendiri. Efek multiplier adalah dampak turunan akibat
peningkatan jumlah muatan dan pembangunan sarana dan prasarana pelabuhan, termasuk
didalam benefit tidak langsung adalah adanya aktivitas-aktivitas yang muncul dan atau
berkembang setelah adanya pembangunan pelabuhan laut, seperti pariwisata, perdagangan,
dan industri, khususnya industri perkebunan dan Pertambangan

8.2.3. Manfaat Sosial


Manfaat sosial akan dapat dirasakan berupa dampak sosial yang diakibatkan antara lain oleh:
1. Peningkatan kesejahteraan masyarakat karena adanya jaminan hidup dan pertambahan
lapangan pekerjaan;
2. Kemudahan dalam pergerakan transportasi untuk menjangkau Kabupaten Kutai Timur
dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok masyarakat termasuk kesehatan;
3. Peningkatan sumber daya manusia karena pendidikan bisa berjalan dengan lebih baik.
Manfaat total merupakan jumlah seluruh manfaat yang diterima oleh masyarakat dan wilayah
secara umum.

8.3. ANALISIS KEBUTUHAN BIAYA PENGEMBANGAN


8.3.1. Pembangunan Fasilitas Fisik Pelabuhan
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah biasanya diikuti oleh pertumbuhan perdagangan, dan juga
pertumbuhan arus perjalanan barang dan orang yang pada akhirnya membutuhkan pengembangan
fasilitas transportasi. Perencanaan pembangunan pelabuhan harus dilihat dari persoalan pelabuhan
secara menyeluruh dalam konteks sistem transportasi yang lebih luas, serta harus didasarkan pada
pertimbangan strategis, politik, ekonomi, sosial dan pengembangan wilayah serta hinterland pelabuhan
yang akan dibangun.
Rencana pembangunan dan atau pengembangan sebuah pelabuhan harus terlebih dahulu dilihat dari
permintaan transportasi (demand) dan potensi hinterland dari sebuah pelabuhan. Setiap potensi
hinterland dari sebuah pelabuhan mempunyai beberapa sector unggulan dan karakteristik yang akan

62
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Tabel 8.2. Rencana Anggaran Biaya Pengembangan Fasilitas Pelabuhan Sangatta


No Fasilitas pokok Harga Satuan (Rp.) Jangka Pendek 2015-2019 Jan gka Menengah 2015-2024 Jangka Panjan g 2015-2034
Volum Volum
1. Fasilitas Pokok Sat Jumlah (Rp.) Sat Jumlah (Rp.) Volume Sat Jumlah (Rp.)
e e
1 Dermaga Nusantara - m2 m2 m2
2 Trestle - m2 m2 m2
3 Causeway - m2 m2 m2
4 Dermaga Pelayaran Rakyat (modifikasi) 13,246,380 124 m2 1,642,551,120 m2 m2
5 Gudang Terbuka/Lapangan Penumpukan 2,002,465 1,590 m2 3,183,919,350 7,410 m2 14,838,265,650 m2
6 Gudang Eksport 3,150,000 600 m2 1,890,000,000 m2 m2
7 Gudang Import 3,150,000 - m2 - 600 m2 1,890,000,000 m2
8 Gudang Mekanik 3,150,000 600 m2 1,890,000,000 m2 m2
9 Area Bisnis Pergudangan 3,150,000 - m2 - 528 m2 1,663,200,000 m2
10 Kantor Pengelola Pergudangan 3,150,000 192 m2 604,800,000 m2 m2
11 Pos Penimbangan 3,150,000 175 m2 551,250,000 m2 m2
12 Terminal Pelabuhan (Terminal Penumpang) 3,150,000 1,230 m2 3,874,500,000 m2 m2
13 Penampungan dan Pengolahan Limbah 4,500,000 175 m2 787,500,000 unit unit
14 TPS Sementara 1,750,000 175 m2 306,250,000
15 Fasilitas SPBU + Bunker BBM 4,500,000 630 m2 2,835,000,000 m2 m2
16 Kantor Pemadam Kebakaran 3,150,000 270 m2 850,500,000 m2 m2
17 Fasilitas Keselamatan Pelayaran 4,000,000,000 1 unit 4,000,000,000 unit unit
B Fasilitas Penunjang -

18 Lahan Darat (Reklamasi) 675,000 72,198 m2 48,733,650,000 m2 15,529 m2 10,482,075,000


19 Area Tanah (RTH) 2,500 m2 - m2 m2
20 Prasarana Jalan 620,000 12,059 m2 7,476,580,000 m2 m2
21 Langan Parkir 465,000 4,532 m2 2,107,380,000 m2 m2
22 Menara Air 4,500,000 27 m2 119,250,000 m2 m2
23 Kantor Polisi 3,150,000 460 m2 1,449,000,000 m2 m2
24 Kantor Syabandar (Kantor KUPP) 3,150,000 280 m2 882,000,000 m2 m2
25 Pos Keamanan Kawasan 3,150,000 180 m2 567,000,000 m2 m2
26 Shelter Angkutan Darat 3,150,000 310 m2 976,500,000 m2 m2
27 Kantor Bea Cukai 3,150,000 116 365,400,000
28 Kantor Imigrasi 3,150,000 148 m2 466,200,000 m2 m2
29 Kantor Kesehatan 3,150,000 288 m2 907,200,000 m2 m2
30 Rumah Dinas 3,150,000 180 m2 567,000,000 m2 m2
31 Mes Karyawan 3,150,000 180 m2 567,000,000 m2 m2
32 Mushola/Masjid 3,150,000 170 m2 535,500,000 m2 m2
33 Kantor KPLP / Airud 3,150,000 96 m2 302,400,000 m2 m2
34 Kantor Karantina 3,150,000 246 m2 774,900,000 m2 m2
35 Rumah Pompa 3,150,000 40 m2 126,000,000 m2 m2
36 Rumah Genset 4,500,000 100 m2 450,000,000 m2 m2
37 Hydrant Dermaga 150,000,000 2 unit 300,000,000
38 Pagar Masif 1,750,000 825 m1 1,443,750,000
39 Pagar BRC 750,000 240 m1 180,000,000
40 Utilitas Site 2,000,000,000 1 Is 2,000,000,000 1 Is 2,000,000,000 1.00 Is 2,000,000,000
Pembelian Kendaraan dan Peralatan Pemadam
41 3,000,000,000 2 paket 6,000,000,000
Kebakaran
42 Pembelian Mesin dan Peralatan Pengolah limbah 2,000,000,000 1 paket 2,000,000,000
43 Pembelian Peralatan Bongkar Muat.
Forklift 5 ton 450,000,000 2 unit 900,000,000
Forklift 28 Ton 4,500,000,000 1 unit 4,500,000,000
Mobile Crane 50 ton 6,000,000,000 1 unit 6,000,000,000
JUMLAH 102,612,980,470 30,891,465,650 15,530 - 12,482,075,000

63
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

8‘4 ' A N A LIS IS KELAYAKAN EKONOMI Tabel 8.4. Analisis Kelayakan Ekonomi
8-4.1 Analisis Kelayakan Ekonomi Efek Efek pada
Asistensi Kebergunaa Struktur
Pemerintah n pada Lingkungan
Aktivitas perekonomian di Kabupaten Kutai Timur didominasi oleh sektor pertambangan, RT/RW (Eksternalitas) Ekonomi
khususnya batubara. Hal ini terlihat dari kontribusi batubara terhadap PDRB Kabupaten Kutai Deveploment Criteria
Timur yang mencapai lebih dari 80% serta laju pertumbuhan selama tahun 2010-2012 yang Fisibilitas konstruksi + + + + +
terus meningkat. Apabila kontribusi pertambangan batubara diabaikan, sektor pertanian dan Konsistensi zoninq + + + + +
perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi dalam kisaran 23% terhadap PDRB Pencegahan terhadap
penurunan tanah + + + + +
Kutai Timur. Sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan perkembangan yang
Mempertahankan kondisi
mengesankan pada tahun 2012 dengan laju pertumbuhan sebesar 27,34%. + + + +
kelautan danj^eri kanan +
Tabel 8.3. Kontribusi dan Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2010-2012 menurut Sektor Akseksibilitas publik terhadap
kondisi laut + + + +
Kontribusi (%) Laju Pertumbuhan (%)
Lapangan Usaha Keuntungan ekologi +
2010 2011 2012 2010 2011 2012 + + +
3.77 3.25 3.49 2.26 5.90 6.73 Destinasi Regional + + +
-=^nQnian______ _________ + +
- p e la m b a n g a n dan Penggalian 86.74 88.43 87.86 9.73 12.05 12.83 Market Criteria + + + +
JLlS justri Pengolahan 0.28 0.23 0.22 0.05 1.01 0.72 Perluasan pasar + + + + +
-k is triW Gas dan Air Bersih 0.09 0.08 0.08 4.71 5.02 4.51 keberlanjutan pembiayaan + + + + +
-Seegunan______ ___________ 2.14 1.75 1.73 7.54 6.03 0.73 pertumbuhan industry + + + + +
3.54 3.45 3.44 11.78 9.88 27.34 tenaga kerja + + +
P-e rdaaangan, Hotel dan Restoran + +
- e pgangkutan dan Komunikasi 1.75 1.42 1.69 6.93 5.80 4.69 ketersediaan input factor + + + +
Sumber penerimaan + + +
^ iL»angan, Persewaan dan Jasa 0.84 0.71 0.66 3.79 5.08 + +
2.92 Pendanaan Pemerintah + + +
-^£U sahaan_______________ + +
0.85 0.68 0.82 4.58 4.96 4.96 pendanaan swasta (investasi) + +
34,247.87 45,748.62 50,184.45 9.33 11.43 12.68 Keterangan : + = Berkolerasi Positif
Kutai Timur adhb (miliar rupiah)
S um b er: Kutai Timur dalam Angka 2013
Pada bagian ini tarif untuk kegiatan di Pelabuhan Sangatta akan dibedakan berdasarkan tarif
Kabupaten Kutai Timur merupakan penyumbang terbesar produksi komoditas kelapa sawit di
yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas
Kalimantan Timur. Pada tahun 2012, Kutai Timur memberikan kontribusi sebesar 47,86% dari
ems Penenmaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang Berlaku pada Departemen Perhubungan
total produksi kelapa sawit Kalimantan Timur. Berdasarkan kecamatan, produksi kelapa sawit serta tarif yang digunakan oleh operator Pelabuhan.
terbesar berasal dari Kecamatan Muara Wahau, sebesar 43,55% dari total produksi kelapa
sawit di Kutai Timur. Tarif yang berlaku untuk pendapatan PNBP di Pelabuhan Sangatta adalah sebagai berikut:
Pengembangan Pelabuhan Sangatta diharapkan akan meningkatkan kontribusi sub sektor Tabel 8.5. Tarif PNBP dan Proyeksi Volume Pelabuhan Sangatta menurut Jenis Jasa
angkutan laut terhadap PDRB dan pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi Tahun 2018-2034
Kabupaten Kutai Timur
No
Secara ringkas manfaat ekonomi yang diperoleh akibat dari pengembangan pelabuhan Jenis Jasa Satuan T a rif
V o lu m e
2018 2024
Sangatta dapat dilihat pada tabel berikut: 1 Jasa Labuh Kapal Pelra per GT
2029 20T4
20 00 11,518 13,588 15,571 17,817
2 Jasa Tambat Kapal Pelra per GT 15.00 11,518 13,588 15,571 17,817
3 Jasa Labuh Kapal Penumpang per GT 10.00 33,000 387,173 387,173 387,173
4 Jasa Tambat Kapal Penumpang per GT 15.00 33,000 387,173 387,173 387,173
5 Jasa Pandu Kapal Penumpang Kel I kapal 33,000.00 88 136 136 136
6 Jasa Dermaga (bongkar/muat barang konsumsi) per ton/m3 175 00 11,518 13,588 15,571 17,817
7 Jasa Dermaga (bongkar/muat barang lainnya) per ton/m3 350.00 4,073 10,043 15,435 25,705
8 Jasa Penumpukan Lapangan per ton/m 3 60.00 15,591 23,631 31,006 43,522
9 Pelayanan Keberangkatan Penumpanq Kelas B per orang 1,000.00 17,235 24,295 32,342 43,053
10 Pelayanan Pengantar Penumpang Kelas B per orang 500.00 51,706 72,885 97,025 129,160
11 Sewa /Retribusi Tanah/Kios m2 500.00 5,875 5,875 5,875 5,875
12 Perdapatan Lain Dari Pelayan Utilitas
5% d ari se lu ru h p e n e rim aan

o n -io o n o / ___u I. A . '__ ./ ° ................. " ' '■'•«‘- ' « " a " oanyaua a c ic Jllld I c tll U M
2018-2034 adalah sebesar Rp 1,820 miliar dengan laju pertumbuhan pendapatan sebesar 6,14
persen setiap tahunnya. Rincian pendapatansetiap tahunnya adalah sebagai berikut:

64
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Tabel 8.6. Proyeksi Pendapatan PNBP Pelabuhan Sangatta Tahun 2018 - 2034
FCF, FCF9 FCF™
Estimasi Pendapatan NetPV = ----------- i— i------------ ~— i. j --------------- - Initial Investment
Tahun /, \l n v2 „ ,30
(RP) (l + r ) (1 + r) (1 + r)
2018 57,261,616
Dimana:
2019 60,180,335
■ Net Present Value adalah selisih antara akumulasi nilai sekarang dari Free Cash Flow
2020 63,280,734 selama 30 tahun ke depan dengan nilai total investasi sekarang
2021 66,575,185 ■ Free Cash Flow adalah jumlah arus kas per tahun yang merupakan hasil penjumlahan laba
2022 70,077,030 bersih dan biaya depresiasi
2023 73,800,669 ■ radalah tingkat pendiskonto yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari nilai dana
2024 89,910,090 masa depan. Angka ini juga merupakan refleksi tingkat premium risiko yang hendak
2025 94,125,262 ditanggung oleh investor
2026 98,612,837 ■ Initial investment adalah total dana yang diinvestasikan berdasarkan nilai sekarang.
2027 103,392,571
Suatu anggaran barang modal dinyatakan layak secara finansial jika NPV pada akhir usia
2028 108,485,901
ekonomis adalah positif.
2029 113,916,123
2030 119,708,580 Dengan mengasumsikan biaya operasional pelabuhan sebesar Rp 1.330.183,- per hari, hari
2031 125,890,877 operasi dalam setahun sebanyak 360 hari, tingkat inflasi sebesar 10%, dan tingkat bunga
pengembalian (internal rate return, IRR) sebesar 10%, serta adanya biaya untuk idle capacity
2032 132,493,120
untuk konstruksi laut yang belum dapat digunakan sebesar 25% dari proyeksi pendapatan tahun
2033 139,548,181 2015-2017, NPV pengembangan Pelabuhan Sangatta pada akhir tahun ke-30 sebesar - Rp
2034 147,092,004 91.976.721. miliar, atau lebih kecil dari biaya investasi yang ditanamkan. Dengan demikian,
dapat disimpulkan pengembangan Pelabuhan Sangatta belum dapat dinyatakan layak secara
Sumber: Hasil pengolahan, 2014
finansial.

Adapun tarif yang digunakan oleh perusahaan operator pelabuhan adalah sebagai berikut :

Tabel 8.7. Tarif dan Proyeksi Volume Pelabuhan Sangatta menurut Jenis Jasa
Tahun 2018-2034
V olum e
No Jenis Jasa Satuan T arif
2018 2024 2029 2034
1 Bongkar Muat ton/m3 10,250.00 15,949 24,957 33,468 47,508
2 Jasa Labuh Kapal per GT 146.00 44,876 402,088 405,206 408,976
3 Jasa Tambat Kapal per GT 130.00 44,876 402,088 405,206 408,976
4 Jasa Dermaga ton/m3 350.00 44,876 402,088 405,206 408,976
5 Jasa Penumpukan ton/m3 3,600.00 2.00 111,640 174,701 234,276 332,554
6 Pelayanan Keberangkatan Penumpang per orang 5,000.00 17,235 24,295 32,342 43,053

7 Pelayanan Pengantar Penumpang per orang 100.00 51,706 72,885 97,025 129,160

8 Sewa /Retribusi Tanah/Kios m2 85,000.00 5,875 5,875 5,875 5,875

9 Sewa Gudang ton/m3 4,750.00 5.00 33,492 52,410 70,283 99,766

Dengan dasar tersebut, diperkirakan total pendapatan mencapai Rp 175,451,572,456 selama


tahun 2018-2034, atau tumbuh sebesar 4,70 persen setiap tahunnya. Rincian pendapatan
Pelabuhan setiap tahunnya adalah sebagai berikut:

65
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Tabel 8.8. Perhitungan NPV selama 30 Tahun

Pengeluaran Laba
Tahun Pendapatan Biaya Capacity Cashflow Present Value
Biaya Depresiasi Idle Sebelum Pajak Setelah Pajak
1 - - 3,078,389,414.10 523,325,640.63 (3,601,715,054.73) - (523,325,640.63) (475,750,582.39)
2 - - 3,078,389,414.10 530,391,989.38 (3,608,781,403.48) - (530,391,989.38) (438,340,487.09)
3 - - 3,078,389,414.10 537,853,961.05 (3,616,243,375.15) - (537,853,961.05) (404,097,641.66)
4 5,439,142,902.49 478,865,884.93 3,078,389,414.10 - 1,881,887,603.46 1,599,604,462.94 4,677,993,877.04 3,195,132,762.13
5 5,693,949,692.56 526,752,473.42 3,078,389,414.10 - 2,088,807,805.03 1,775,486,634.28 4,853,876,048.38 3,013,875,137.92
6 5,969,819,844.95 579,427,720.77 3,078,389,414.10 - 2,312,002,710.08 1,965,202,303.57 5,043,591,717.67 2,846,976,038.46
7 6,269,098,974.59 637,370,492.84 3,078,389,414.10 - 2,553,339,067.65 2,170,338,207.50 5,248,727,621.60 2,693,427,189.41
8 6,594,433,329.80 701,107,542.13 3,078,389,414.10 - 2,814,936,373.58 2,392,695,917.54 5,471,085,331.64 2,552,301,684.97
9 6,948,810,248.11 771,218,296.34 3,078,389,414.10 - 3,099,202,537.67 2,634,322,157.02 5,712,711,571.12 2,422,747,371.76
10 8,409,273,088.81 848,340,125.98 3,078,389,414.10 - 4,482,543,548.73 3,810,162,016.42 6,888,551,430.52 2,655,834,777.93
11 8,832,297,699.47 933,174,138.57 3,078,389,414.10 - 4,820,734,146.80 4,097,624,024.78 7,176,013,438.88 2,515,148,932.92
12 9,295,865,532.03 1,026,491,552.43 3,078,389,414.10 - 5,190,984,565.50 4,412,336,880.67 7,490,726,294.77 2,386,776,244.55
13 9,804,855,385.46 1,129,140,707.67 3,078,389,414.10 - 5,597,325,263.68 4,757,726,474.13 7,836,115,888.23 2,269,843,648.31
14 10,364,789,144.17 1,242,054,778.44 3,078,389,414.10 - 6,044,344,951.63 5,137,693,208.88 8,216,082,622.98 2,163,551,342.59
15 10,981,919,080.17 1,366,260,256.28 3,078,389,414.10 - 6,537,269,409.78 5,556,678,998.31 8,635,068,412.41 2,067,166,723.69
16 11,663,327,112.97 1,502,886,281.91 3,078,389,414.10 - 7,082,051,416.96 6,019,743,704.42 9,098,133,118.52 1,980,018,847.89
17 12,417,037,669.61 1,653,174,910.10 3,078,389,414.10 - 7,685,473,345.41 6,532,652,343.60 9,611,041,757.70 1,901,493,374.34
18 13,252,146,012.54 1,818,492,401.11 3,078,389,414.10 - 8,355,264,197.32 7,101,974,567.72 10,180,363,981.82 1,831,027,946.61
19 14,178,964,160.27 2,000,341,641.23 3,078,389,414.10 - 9,100,233,104.94 7,735,198,139.20 10,813,587,553.30 1,768,107,974.47
20 15,209,186,817.53 2,200,375,805.35 3,078,389,414.10 - 9,930,421,598.08 8,440,858,358.37 11,519,247,772.47 1,712,262,781.01
21 16,357,491,296.62 2,420,413,385.88 3,078,389,414.10 - 10,858,688,496.64 9,229,885,222.14 12,308,274,636.24 1,663,224,178.77
22 17,637,918,969.63 2,662,454,724.47 3,078,389,414.10 - 11,897,074,831.06 10,112,513,606.40 13,190,903,020.50 1,620,449,323.87
23 19,067,462,983.49 2,928,700,196.92 3,078,389,414.10 - 13,060,373,372.47 11,101,317,366.60 14,179,706,780.70 1,583,563,531.33
24 20,665,558,084.60 3,221,570,216.61 3,078,389,414.10 - 14,365,598,453.89 12,210,758,685.81 15,289,148,099.91 1,552,239,903.67
25 22,454,268,400.79 3,543,727,238.27 3,078,389,414.10 - 15,832,151,748.41 13,457,328,986.15 16,535,718,400.25 1,526,180,635.33
26 24,458,647,230.73 3,898,099,962.10 3,078,389,414.10 - 17,482,157,854.53 14,859,834,176.35 17,938,223,590.45 1,505,114,774.37
27 26,707,146,231.42 4,287,909,958.31 3,078,389,414.10 - 19,340,846,859.01 16,439,719,830.16 19,518,109,244.26 1,488,796,177.87
28 29,232,080,792.59 4,716,700,954.14 3,078,389,414.10 - 21,436,990,424.35 18,221,441,860.70 21,299,831,274.80 1,477,001,644.26
29 32,070,159,320.75 5,188,371,049.55 3,078,389,414.10 - 23,803,398,857.10 20,232,889,028.53 23,311,278,442.63 1,469,529,207.46
30 35,263,085,216.75 5,707,208,154.51 3,078,389,414.10 - 26,477,487,648.15 22,505,864,500.92 25,584,253,915.02 1,466,196,579.16
Total Present Value 54,009,800,023.90
Investasi Awal 145,986,521,120.00
Net Present Value (91,976,721,096.10)

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA

ttd.
dengan aslinya
HUKUM

BUDI KARYA SUMADI

ADJI HERPRIARSONO

66

Anda mungkin juga menyukai