My
2 Mx
2
My
1 Mx
1
1
f. Arah gempa pada struktur dapat miring (membentuk sudut tertentu terhadap sumbu-x
dan sumbu-y struktur). Untuk memperhitungkan pengaruh ini, pada analisis struktur
dilakukan simulasi dengan cara menjumlahkan gempa arah-x dan gempa arah-y dengan
kombinasi : 100% gempa arah-x + 30% gempa arah-y
30% gempa arah-x + 100% gempa arah-y
Bangunan gedung mempunyai konfigurasi seperti pada Gambar 2. Struktur bangunan terdiri
dari 5 lantai (4 tingkat) : Lantai Dasar (Ground Floor), Lantai 1, Lantai 2, Lantai 3, Lantai 4 (Atap).
2
Gambar 2. Konfigurasi Struktur Gedung
3
Gambar 3. Beban Mati Pada Lantai Gedung
qD = 50 kg/m2 (Biru) – qD = 75 kg/m2 (Ungu)
4
Gambar 5. Beban Mati (Dinding) Pada Balok Tepi : qD = 750 kg/m
5
Massa efektif seismik Lantai 2 dan Lantai 3 :
Berat balok arah sumbu X = (0,70x0,35) x (32 x 5) x 2400 = 94.080 kg
Berat balok arah sumbu Y = (0,50x0,25) x (24x 5) x 2400 =36.000 kg
Berat balok anak = (0,35x0,20) x (24x4) x 2400 = 16.128 kg
Berat dinding sekeliling = (24+32) x 2 x 750 = 84.000 kg
Berat Pelat = (24x32) x 0,14 x 2400 = 258.048 kg
Beban mati pada pelat = (24x32) x 75 = 57.600 kg
Beban hidup pada pelat = 0,25 x (24x32) x 250 = 48.000 kg
Berat Lantai 2 & Lantai 3 = 593.856 kg = 594 ton
Massa Lantai 2 & Lantai 3 = 594/9,8 ≃ 61 ton.dt2/m
6
Gambar 6. Massa Terpusat Diletakkan Pada Titik Berat Lantai Gedung
Lantai 1
Klik joint 70 (titik berat Lantai 1), pilih menu : Assign, Joint, Masses
Specify : As Mass
Coordinate System : Global
Mass : Global X Axis Direction = 63
: Global X Axis Direction = 63
Options : Replace Existing Masses
Units : Tonf,m,C
Gambar 7. Data Masukan Massa Pada Titik Berat Lantai 1 (Joint 70)
7
Lantai 2
Klik joint 71 (titik berat Lantai 2), pilih menu : Assign, Joint, Masses
Specify : As Mass
Coordinate System : Global
Mass : Global X Axis Direction = 61
: Global X Axis Direction = 61
Options : Replace Existing Masses
Units : Tonf,m,C
Gambar 8. Data Masukan Massa Pada Titik Berat Lantai 2 (Joint 71)
8
Lantai 3
Klik joint 40 (titik berat Lantai 3), pilih menu : Assign, Joint, Masses
Specify : As Mass
Coordinate System : Global
Mass : Global X Axis Direction = 61
: Global X Axis Direction = 61
Options : Replace Existing Masses
Units : Tonf,m,C
Gambar 9. Data Masukan Massa Pada Titik Berat Lantai 3 (Joint 40)
9
Atap (Lantai 4)
Klik joint 243 (titik berat Atap), pilih menu : Assign, Joint, Masses
Specify : As Mass
Coordinate System : Global
Mass : Global X Axis Direction = 45
: Global X Axis Direction = 45
Options : Replace Existing Masses
Units : Tonf,m,C
Gambar 10. Data Masukan Massa Pada Titik Berat Lantai 4/Atap (Joint 243)
10
Gambar 11. Massa efektif seismik (Joint Masses) Pada Titik Berat Lantai Gedung
4. Diaphragm Constraint
Pada saat terjadi gempa, beban-beban gempa akan bekerja pada pusat-pusat massa dari
setiap lantai bangunan. Karena lantai tingkat dari suatu bangunan pada umumnya sangat kaku
dengan adanya pelat, balok induk, dan balok anak (disebut sebagai Lantai Diafragma Kaku), maka
pada saat terjadi gempa, pelat lantai dan beban yang ada diatasnya akan bergerak bersama.
Akibat gempa, pada satu lantai gedung dapat terjadi 2 gerakan translasi kearah sumbu-x dan
sumbu-y, dan 1 gerakan rotasi dengan sumbu-z sebagai sumbu rotasinya. Jadi pada satu lantai
gedung, dapat terjadi 3 gerakan, atau disebut pada setiap lantai gedung mempunyai 3 DOF
(Degree OF Freedom/Derajat Kebebasan).
Agar suatu lantai gedung dapat bergerak bersama secara translasi dan rotasi, maka pada
model struktur gedung, perlu dilakukan Diaphragm Constraint pada setiap lantainya. Cara
memasukkan Diaphragm Constraint pada setiap lantai gedung sebagai berikut :
11
Constraint Lantai 1
Klik semua pelat, balok, dan balok anak pada Lantai 1, klik menu : Assign, Joint, Constraint.
Pada kotak Assign/Define Constraint, masukkan data :
Choose Constraint Type : Diaphragm, klik Add New Constraint
Pada kotak Diaphragm Constraint , ketik/masukkan data :
Constraint Name : DIAPRAGMA-1
Coordinate System : GLOBAL
Constraint Axis :Z
Klik OK
Klik Display
Klik Show Undeformed Shape
Constraint Lantai 2
Klik semua pelat, balok, dan balok anak pada Lantai 2, klik menu : Assign, Joint, Constraint.
Pada kotak Assign/Define Constraint, masukkan data :
Choose Constraint Type : Diaphragm, klik Add New Constraint
Pada kotak Diaphragm Constraint , ketik/masukkan data :
Constraint Name : DIAPRAGMA-2
Coordinate System : GLOBAL
Constraint Axis :Z
Klik OK
Klik Display
Klik Show Undeformed Shape
12
Gambar 13. Diaphragm Constraint Pada Lantai 2
Constraint Lantai 3
Klik semua pelat, balok, dan balok anak pada Lantai 3, klik menu : Assign, Joint, Constraint.
Pada kotak Assign/Define Constraint, masukkan data :
Choose Constraint Type : Diaphragm, klik Add New Constraint
Pada kotak Diaphragm Constraint , ketik/masukkan data :
Constraint Name : DIAPRAGMA-2
Coordinate System : GLOBAL
Constraint Axis :Z
Klik OK
Klik Display
Klik Show Undeformed Shape
13
Constraint Lantai 4
Klik semua pelat, balok, dan balok anak pada Lantai 4, klik menu : Assign, Joint, Constraint.
Pada kotak Assign/Define Constraint, masukkan data :
Choose Constraint Type : Diaphragm, klik Add New Constraint
Pada kotak Diaphragm Constraint , ketik/masukkan data :
Constraint Name : DIAPRAGMA-4
Coordinate System : GLOBAL
Constraint Axis :Z
Klik OK
Klik Display
Klik Show Undeformed Shape
14